Anda di halaman 1dari 6

Inovasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Sri Wuryastuti

Abstrak
Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan salah satu sektor Program Pembangunan Nasional, oleh
karena itu pembangunan pendidikan dengan segala perluasan lahannya harus mendapat prioritas yang utama demi
meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri serta meminimalkan permasalahan-permasalahan didalamnya.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut tercemin antara lain dari hasil studi
kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh organisasi International Educational
Achievement (IEA) yang menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada diurutan ke 38 dari 39 negara peserta studi.
Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi untuk kemampuan siswa matematika untuk
siswa SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke 39 dari 42 negara dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) hanya berada pada urutan ke 40 dari 42 negara peserta. (www.diknas.net).

Kata Kunci: pembelajaran IPA, kualitas pembelajaran, teori belajar konstruktivisme

PENDAHULUAN 3. Keterampilan proses belum nampak dalam

S
udah lama orang menyadari dan pembelajaran di sekolah dengan alasan untuk
mempertimbangkan tentang rendahnya mengejar target kurikulum.
mutu pendidikan IPA. Diantara indikator
yang digunakan untuk menunjukkan rendahnya mutu 4. Pelajaran IPA yang konvensional hanya menyiapkan
pendidikan IPA adalah laporan United Nation Development peserta didik untuk melanjutkan studi yang lebih
Project (UNDP) yang menunjukkan bahwa dalam Human tinggi, bukan menyiapkan SDM yang kritis, peka
Development Index (HDI), Indonesia menduduki peringkat terhadap lingkungan, kreatif, dan memahami teknologi
ke 110 diantara berbagai negara di dunia. (Hinduan, 2005 sederhana yang hadir di tengah-tengah masyarakat.
: 1).
Dengan melihat masalah pembelajaran IPA di
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lapangan, maka siswa tidak terbiasa menggunakan daya
pendidikaan IPA adalah melalui proses pembelajaran nalarnya, tetapi justru terbiasa dengan cara menghafal,
di kelas, baik pada jenjang Pendidikan Dasar dan hanya terpaku pada buku sumber serta terasa ada jurang
Menengah. Sebelum membahas tentang bagaimana pemisah antara pembelajaran di kelas dengan lingkungan
seharusnya proses pembelajaran IPA dilaksanakan kehidupan sehari-hari siswa. Untuk itu perlu diupayakan
khususnya di Sekolah Dasar, kita perlu mengkaji beberapa pembelajaran IPA yang menekankan budaya berpikir
permasalahan pembelajaran IPA yang terjadi di lapangan kritis yang memberi nuansa teknologi, lingkungan dan
saat ini, antara lain: masyarakat serta pembelajaran IPA yang mengacu pada
1. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini masa depan, sehingga di hasilkan peserta didik kompeten.
tidak atau belum memberi kesempatan maksimal Pembelajaran IPA yang demikian sudah memenuhi
kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. harapan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Hal ini disebabkan gaya belajar guru yang selalu yaitu pembelajaran di Sekolah Dasar hendaknya bersifat
mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas
mendrill siswa untuk menghafal berbagai konsep dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang,
tanpa disertai pemahaman terhadap konsep tersebut. menyenangkan, dan mengasyikkan.
2. Bahan ajar yang diberikan disekolah masih terasa
lepas dengan permasalahan pokok yang timbul Hakekat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar
di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan Konstruktivisme
perkembangan teknologi dan kehadiran produk- Salah satu teori atau pandangan yang sangat
produk teknologi di tengah-tengah masyarakat, terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme
serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa
Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk juga di sebut teori perkembangan intelektual atau teori
mengembangkan dan menyelaraskan bahan ajar perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan
dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam
sains dengan perkembangan teknologi setempat dan tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.
permasalahnnya yang berkaitan dengan bahan kajian Setiap tahap perkembangan intelektual yang di maksud
yang tercantum dalam kurikulum. dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi

“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008


ilmu pengetahuan. Misalnya pada tahap sensor motor siswa Sekolah Dasar. Pembelajaran yang dimaksud diatas
anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi adalah pembelajaran yang mengutamakan keaktifan
dalam Hamzah, 2004). siswa, menekankan pada kemampuan minds-on dan
Selanjutnya menurut pandangan konstruktivisme, hands-on serta terjadi interaksi dan mengakui adanya
belajar khususnya dalam pemahaman pengetahuan konsepsi awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman
merupakan suatu proses yang aktif serta melalui sebelumnya.
pengalaman. Pandangan ini dikembangkan dari teori Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar
Piaget tentang perkembangan kognitif, biasa dikenal konstruktivisme, Tytler (1996: 20) mengajukan beberapa
dengan Intelektual Development. Jadi belajar menurut saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran
pandangan konstuktivisme didefinisikan sebagai belajar sebagai berikut :
yang menunjuk pada pandangan yang menyatakan 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bahwa pengetahuan itu dibangun di dalam pikiran siswa.
mengemukakan pendapatnya dengan bahas sendiri.
Pengkonstruksian pengetahuan menurut Piaget
melalui dua proses persepsi yaitu asimilasi dan 2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir
akomodasi. Asimilasi adalah perpaduan data baru dengan tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
struktur kognitif yang sudah ada. Asimilasi terjadi bila ada kreatif dan imajinatif.
kesesuaian antara informasi baru dengan struktur kognitif
yang sudah ada sehingga terjadi equilibrasi. Akomodasi 3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi gagasan baru.
baru. Jadi equilibrasi adalah penyesuaian kembali yang 4. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan
terus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Tomo,
1995: 19). Apabila dengan asimilasi seseorang tidak dapat gagasan yang telah dimiliki siswa.
mengadakan adaptasi dengan lingkungannya, terjadilah 5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
ketidakseimbangan (diliquibrasi).seseorang tidak dapat gagasan mereka.
mengadakan adaptasi dengan lingkungannya, terjadilah
ketidakseimbangan (diliquibrasi). Perkembangan 6. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
intelektual pada dasarnya merupakan proses Dari beberapa pandangan diatas dapat disimpulkan
keseimbangan – ketidakseimbangan. Jadi seseorang bahwa pembelajaran yang mengacu pada pandangan
dengan mengalami equilibrasi, maka ia mengalami konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan
perubahan intelektual yang lebih tinggi. Demikianlah siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka,
proses perolehan pengetahuan menurut Piaget (Dakar, dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk
1996 : 25). mengkonstruksikan sendiri pengetahuan mereka melalui
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa belajar asimilasi dan akomodasi.
adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif Secara umum pembelajaran berdasarkan teori
antara faktor intern pada diri pembelajar dengan faktor belajar konstruktivisme meliputi 4 tahap :
ekstern atau lingkungan sehingga melahirkan perubahan
tingkah laku. 1. Tahap Persepsi, Mengungkapkan konsepsi awal dan
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Proses perolehan pengetahuan tersebut akan terjadi
apabila kita dapat menciptakan kondisi pembelajaran 2. Tahap Eksplorasi.
yang ideal. Kondisi pembelajar yang ideal yang dimaksud 3. Tahap Diskusi dan penjelasan konsep.
disini adalah suatu proses belajar mengajar yang sesuai
dengan karakteristik IPA dan memperhatikan perspektif 4. Tahap Pengembangan dan aplikasi konsep.
(Horsley dalam Hamzah, 2004)
Sejalan dengan perkembangan di atas, Tobin dan

“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008


“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008
Timon (Dalam Hamzah, 2004) mengatakan bahwa memudahkan kita untuk memproduksi berbagai barang
pembelajaran dengan teori belajar kontuktivisme meliputi kebutuhan sehari-hari dalam waktu yang relatif cepat bila
4 kegiatan, antara lain : dengan menggunakan tenaga manusia.
1. Berkaitan dengan prior knowledge siswa Namun, kemajuan teknologi tidak selamanya
menguntungkan dan selalu berdampak positif bagi
2. Mengandung kegiatan pengalaman nyata kehidupan manusia. Perkembangan teknologi ternyata
(experience) juga bisa berdampak negatif bagi kehidupan manusia.
3. Terjadi interaksi sosial (social interaction) Alat-alat transportasi seperti mobil, pesawat terbang dan
kereta api mengakibatkan pencemaran udara dikota-kota
4. Terbentuknya kepekaan (sense making) besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan
Contoh dari pembelajaran sains di SD dengan pendekatan Balikpapan. Kemajuan teknologi juga dapat berdampak
konstruktivisme adalah sebagai berikut : negatif jika digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak baik
seperti penggunaan senjata biologi, penyalahgunaan
Menumbuhkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa SD internet, dsb.
Melalui Pendekatan STS (Science Technology Society) Untuk mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi
Pada Mata Pelajaran IPA serta dampaknya, negara-negara berkembang telah
Era globalisasi dan informasi dewasa ini ditandai melaksanakan upaya-upaya peningkatan kualitas sumber
oleh adanya ketergantungan antar bangsa. Kemajuan daya manusianya antara lain melalui kualitas pendidikan
di bidang teknologi tinggi (Hi Tech) yakni teknologi yang terutama pendidikan sains. Sehingga diharapkan
didukung oleh produk-produk sains yang mutakhir yang pengetahuan umum masyarakat Indonesia dapat
makin melanda pasar dunia. Produk-produk teknologi ditingkatkan sehingga mampu secara kritis menyikapi
tersebut antara lain adalah komputer dengan generasi produk-produk teknologi yang kian pesat.
mutakhir, internet, alat-alat transportasi, mesin-mesin
industri, serta produk-produk canggih lainnya.
Kaitan antara sains, teknologi dan masyarakat
Produk-produk teknologi tersebut memberi
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan Mengapa pendidikan sains dapat digunakan untuk
manusia. Sebagai contoh, sekarang orang tidak perlu mengantisipasi kemajuan teknologi dan dampaknya?
menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk pergi dari Jawabannya adalah karena sains, teknologi, dan
satu negara ke negara lain dibelahan bumi ini. Dengan masyarakat saling berkaitan. Perkembangan sains
pesawat terbang hal itu akan menjadi kenyataan. Orang mengakibatkan perkembangan teknologi. Penemuan
yang berada pada jarak yang sangat berjauhan dapat tentang struktur atom dan elektron digunakan digunakan
berkomunikasi dengan mudah dengan adanya pesawat oleh orang untuk memperbaiki suatu alat produk teknologi
telepon dan internet. Perkembangan mesin-mesin industri yaitu mikroskop. Mikroskop elektron yang merupakan

“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008


hasil perkembangan teknologi ini berperan penting dalam STS dimunculkan isu atau masalah lebih dahulu yang
perkembangan berbagai cabang ilmu pengetahuan digali dari pendekatan peserta didik. Terlatih dalam
misalnya anatomi, biologi, geologi, metalurgi, patologi, melakukan kegiatan ini menyebabkan peserta didik lebih
dll. Jadi perkembangan sains menunjang perkembangan peduli terhadap lingkungan, sadar terhadap dampak
teknologi sebaliknya perkembangan teknologi juga positif dan negatif suatu teknologi, menyadari adanya nilai
menunjang perkembangan sains. yang dianut dalam masyarakat, kreatif dalam mencari
Kaitan antara teknologi dan masyarakat sudah masalah dan penyelesaian masalah. Kemampuan ini
terlihat jelas, karena teknologi lahir oleh adanya kebutuhan sering dikatakan merupakan efek iringan dalam belajar
masyarakat. Tidak dapat kita bayangkan andaikata pada sains.
waktu ini orang tidak dioperbolehkan menggunakan Segi positif dari pendekatan STS ini dapat digunakan
produk teknologi seperti listrik, telepon, radio dan televisi, untuk mengantisipasi hasil pendidikan IPA disekolah dari
mobil atau sepeda motor. Penggunaan produk teknologi berbagai kejadian atau gejala dalam kehidupa masyarakat
memerlukan kesiapan mayarakat pengguna produk kita sehari-hari seperti yang diungkapkan oleh Hinduan
tersebut. Apabila masyarakat pengguna kurang siap (2005 : 1) yaitu “Banyak tingkah laku anggota masyarakat
maka kegunaan atau manfaat suatu produk teknologi kita yang menunjukkan seakan-akan mereka belum
akan kurang optimal. Hal ini berarti tujuan diciptakannya menerima pendidikan IPA, atau pendidikan IPA disekolah-
produk teknologi tersebut tidak tercapai. sekolah di Indonesia seakan-akan tidak ada dampaknya
Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengguna produk dalam cara hidup dan cara berpikir sebagian besar
teknologi ialah pengetahuan tentang produk tersebut masyarakat Indonesia”.
dan kesiapan mental untuk tidak menggunakan produk
teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan orang
lain atau masyarakat. Penyalahgunaan suatu produk Literasi Sains dan Teknologi
teknologi dapat menimbulkan dampak negatif. Dengan Secara harfiah dikatakan bahwa seseorang yang
demikian bermanfaat atau tidaknya penggunaan suatu memiliki literasi (literat) dalam sains dan teknologi adalah
produk teknologi tergantung pada moral orang yang orang yang tahu dan sadar sains jadi tidak sekedar
menggunakannya. Sebagai ilustrasi pesawat terbang “melek” saja. Untuk Indonesia pengertian literasi sains
adalah produk teknologi yang canggi yang amat berguna dan teknologi adalah kemampuan menyelesaikan
dalam bidang transportasi. Namun demikian pesawat masalah menggunakan konsep-konsep yang salah
terbang dapat pula digunakan untuk menghancurkan mengenal teknologi beserta dampaknya yang ada
gedung World Trade Centre di kota New York. Oleh karena disekitar kita mampu menggunakan produk teknologi
itu, dampak positif atau negatif kemajuan teknologi dan memeliharanya. Kreatif membuat hasil teknologi
perlu diantisipasi oleh masyarakat yang menggunakan yang disederhanakan dan mampu mengambil keputusan
produknya. berdasarkan nilai (Poedjiadi, 2005 : 3).
Bagaimana kaitan antara sains dengan masyarakat? Menumbuhkan dan mengembangkan literasi sains
Tidak seperti teknologi, sains kurang dipahami atau dapat dilakukan sejak dini ketika peserta didik masih
dihayati secara langsung oleh masyarakat. Apakah sains di Sekolah Dasar melalui pendidikan sains atau lebih
itu juga ada gunanya bagi produk teknologi, apakah sains tepatnya yaitu pendidikan sains dengan pendekatan
itu juga ada gunanya bagi masyarakat? Bila dikaitkan STS supaya merupakan kebiasaan untuk cepat tanggap
dengan kesiapan masyarakat pengguna produk teknologi, terhadap situasi lingkungan dan terampil menyelesaikan
maka sains merupakan komponen yang dapat membantu masalah menggunakan pengetahuan dan konsep-konsep
meningkatkan kesiapan pengetahuan masyarakat tentang yang telah dipelajarinya melalui pendidikan.
produk teknologi. Disamping itu sains juga dapat berperan Pendekatan STS memiliki karakteristik sebagai
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang berikut: identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam
penggunaan sumber daya alam atau meningkatkan masyarakat yang mempunyai dampak negatif;
pemahaman masyarakat tentang gejala alam dalam mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat
kehidupan sehari-hari mereka. (Poedjiadi, 2005: 64). yang di temukan siswa yang ada hubungannya dengan
Untuk menyesuaikan antara sains, teknologi ilmu pengetahuan alam sebagai wahana; menggunakan
serta hubungannya ditengah-tengah masyarakat maka sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik
sebaiknya para guru, khususnya guru mata pelajaran IPA materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk
sebaiknya menerapkan pembelajaran yang dinamakan informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang
Contectstual Teaching and Learning (CTL) atau dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata
pembelajaran dan pengajaran konstektual. dari kehidupan sehari-hari; meningkatkan pelajaran
Pendekatan CTL adalah suatu pendekatan IPA melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas
pembelajaran dan pengajaran yang mengaitkan antara dan gedung sekolah; meningkatkan kesadaran siswa
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi;
dan mendorong siswa membuat hubungan antara memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan
pengetahuan yang dimilikinya dengan perumpamaannya alam lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus
dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota ujian (tes mata); mengikutsertakan siswa untuk mencari
keluarga, masyarakat dan bangsa (Poedjiadi, 2005 : 98). informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang
melaksanakan pembelajaran dalam konteks masyarakat diangkat dalam kehidupan sehari-hari; meningkatkan
adalah pendekatan sains teknologi masyarakat atau kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai
Sciene Technology Society. Pembelajaran sains warga negara dalam menyelesaikan masalah yang timbul
dengan pendekatan Science Technology Society berarti di dalm masyarakat terutama masalah-masalah yang
menggunakan teknologi sebagai penghubung antara erat hubungannya dengan iptek; ilmu pengetahuan alam
sains dan masyarakat. merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa;
ilmu pengetahuan alam yang mengacu masa depan
Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan (Iskandar, 1994).
Tiga landasan penting dari pendekatan STS yaitu

“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008


adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi Tahap Eksplorasi, siswa diberi kesempatan
dan masyarakat; proses belajar menganut pandangan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui
konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian
bahwa siswa membentuk atau membangun data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru.
pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan Secar berkelompok atau individu siswa melakukan
dan dalam pengajarannya terkandung lima ranah yang kegiatan. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi
terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses rasa keingintahuan siswa tentang fenomena alam
sains, ranah kreatifitas, ranah hubungan dan aplikasi. sekelilingnya.
Implementasi pendekatan STS dalam pembelajaran Tahap Penjelasan dan Solusi, Siswa melakukan
meliputi 4 tahapan yaitu : diskusi bersama-sama guru yang di dasarkan pada hasil
1. Invitasi observasinya di tambah dengan penguatan guru, maka
siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model,
2. Eksplorasi membuat rangkuman dan kesimpulan.
3. Penjelasan dan Solusi Tahap Pengambilan Tindakan, Siswa dapat membuat
4. Pengambilan tindakan keputusan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
Tahap Invitasi, siswa didorong agar mengemukakan berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan
pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun
Bila perlu guru memancing dengan memberikan masyarakat yang berhubungan dengan pemecahan
pertanyaan yang problematik tentang fenomena alam masalah (Margaretha, 2004 : 32)
yangditemui sehari-hari dengan mengaitkan konsep- Sebagai contoh pendekatan STS dalam
konsep yang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahaman
tentang konsep tersebut.

pembelajaran sains di SD adalah sebagai berikut:


Hamzah 2004. Pembelajaran Matematika dengan
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Konstrukturisme, www.google.co.id,
diakses tgl 9 Agustus 2007
Iskandar 2004. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan
Dahar, 1986. Teori-teori Belajar, Bandung : Tiga Serangkai STM di Kotamadya Banjarmasin, www. www.google.
Depdiknas 2004. Pendidikan Dasar dan Permasalahannya, co.id, diakses tgl 9 Agustus 2007
www.google.co.id, diakses tgl 9 Agustus 2007 Poedjiadi, Ana. 2004 Sains Teknologi Masyarakat,
Bandung, Bina Aksara

“JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008

Anda mungkin juga menyukai