Dosen Pengampu:
Offering C8-PGSD
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hubungan TPACK dan HOTS dengan Muatan Nilai, Norma, Moral dalam
Kurikulum PKn yang berlaku di SD” sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
PKn Kelas Tinggi. Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menunjang
proses belajar dan menambah wawasan pengetahuan bagi Penulis dan Pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2.1 Hubungan TPACK dengan Muatan Nilai, Norma dan Moral .................. 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
baru dengan menggabungkan tiga aspek utama yaitu teknologi, pedagogi dan
konten/materi pengetahuan (ontologis). Kemajuan teknologi informasi yang
sedemikian pesatnya, adalah sebuah keniscayaan bahwa guru harus
menguasai teknologi untuk kemudian digunakan sebagai media pendukung
dalam kegiatan pembelajaran. TPACK merupakan upaya untuk mengemas
dan mengembangkan model pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran
melalui proses yang lebih baik. Pengetahuan teknologi, pedagogi, dan
konten/materi pengetahuan, seyogianya terkumpul dalam diri seorang guru.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut Ibrahim merupakan
suatu konsep reformasi pendidikan berbasis taksonomi hasil belajar
(Taksonomi Bloom) (Ahmadi, Nilashi, & Ibrahim, 2015). Ide ini menyatakan
bahwa beberapa tipe belajar memerlukan lebih banyak proses kognitif dari
pada yang lainnya. Taksonomi Bloom yaitu pada awal perkembangannya
memiliki enam level tingkat berpikir menggunakan kata benda yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1.3 Tujuan
Dari pembahasan makalah ini, Tim Penulis bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui hubungan TPACK dengan muatan nilai, norma, dan
moral.
2. Untuk mengetahui hubungan HOTS dengan muatan nilai.
3. Untuk mengetahui hubungan HOTS dengan muatan norma.
4. Untuk mengetahui hubungan HOTS dengan muatan moral.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab II ini akan membahas tentang hubungan TPACK dan HOTS
dengan nilai, norma dan moral pada muatan PKn SD. Hal-hal yang akan dibahas
antara lain, adalah:
2.1 Hubungan TPACK dengan Muatan Nilai, Norma dan Moral
2.2 Hubungan HOTS dengan Muatan Nilai
2.3 Hubungan HOTS dengan Muatan Norma
2.4 Hubungan HOTS dengan Muatan Moral
3
4
menerangkan. Sementara untuk materi perihal “isi” Pancasila, guru PKn lebih
banyak menggunakan pembelajaran aktif siswa. Materi Pancasila meskipun
bersifat unvoidable indoctrination dan sebagai konten yang bersifat formal
structure tetap dapat diorganisasikan agar memenuhi materi yang bersifat the
responses of pupils atau bisa memenuhi kebutuhan dan minat siswa. Materi
pendidikan yang bisa memenuhi kebutuhan dan minat siswa merupakan salah
satu dari kreteria materi yang baik. Peluang tersebut terutama terhadap materi
“isi” Pancasila. Membelajarkan materi “isi” Pancasila lebih banyak meminta
siswa untuk secara leluasa mengembangkan pikiran-pikirannya dalam
memberi komentar, memberi contoh sikap dan perilaku baik yang sesuai
maupun yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Contoh-contoh yang
diberikan pada umumnya adalah contoh-contoh kecil dan riil yang dihadapi
oleh siswa itu sendiri sesuai dengan perkembangannya. Kegiatan
pembelajaranpun tidak hanya berpusat pada guru tetapi mampu menciptakan
pembelajaran siswa aktif. Berdasarkan hal tersebut, materi Pancasila
meskipun mengandung filsafat pendidikan perenialisme, akan tetapi dalam
pembelajaran di kelas dapat mengadopsi filsafat pendidikan progressivisme
yakni dalam hal perluasan contoh dan ilustrasi yang diberikan disesuaikan
dengan minat dan kebutuhan siswa serta pengembangan strategi pembelajaran
yang berpijak pada siswa. Dalam konteks isi pembelajaran, pendidikan nilai-
moral Pancasila mengacu pada nilai-nilai luhur bangsa (perenialisme), namun
dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dikembangkan dengan
memperhatikan minat siswa dan pembelajaran siswa aktif (progressivisme).
Dengan cara ini maka dapat dihindari kecenderungan terjadinya indoktrinasi
dalam hal metode pembelajaran meskipun dari sisi isinya bersifat
unavoidable indoctrination. Terhadap materi Pancasila siswa tetap diberikan
kesempatan memberi respon dan berfikir kritis terhadap nilai-nilai tersebut
sampai pada akhirnya dipahami dan diterimanya sebagai nilai kebajikan.
Telah kita ketahui bersama bahwa muatan nilai, norma, dan moral
dalam PKn pada kurikulum yang berlaku di SD telah menyatu dalam kegiatan
pembelajaran PKn. Setiap materi pembelajaran PKn dalam penyampaian
materinya selalu memuat nilai, norma, dan moral. Dalam hubungannya
7
dan menganalisis video yang berkaitan dengan materi yang ditayangkan guru
pada saat pembelajaran berlangsung. Terkadang, guru juga meminta peserta
didik untuk mengamati kejadian sehari-hari yang ada di lingkungan
sekitarnya dan menganalisisnya sesuai nilai-nilai norma yang berlaku di
masyarakat. Model pembelajaran studi kasus digunakan guru untuk melatih
peserta didik berpikir tingkat tinggi dalam penyeselesaiannya. HOTS disini
bertujuan untuk menekankan kepada peserta didik untuk bisa berfikir kreatif
dan kritis.
Dalam metode pembelajaran studi kasus ini tentunya dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan muatan norma yang berlaku. Misalnya,
di dalam implementasi metode studi kasus, dalam mencari dan menemukan
tentang suatu permasalahan pastinya harus memperhatikan norma-norma
yang berlaku. Misalnya nanti terdapat tahap kegiatan wawancara, maka pada
saat melakukan wawancara harus sopan, baik perkataan maupun perilakunya.
Selain itu, juga meminta izin terlebih dahulu kepada pihak terkait apabila
ingin mendokumentasikan atau mengamati sesuatu. Hal ini berarti telah
memperhatikan norma kesopanan yang berlaku. Contoh lain, pada
implementasi model pembelajaran Problem Base Learning (PBL). Ketika
menyampaikan pendapat tentang solusi dari permasalahan yang dibahas.
Dalam menyampaikan pendapat, siswa harus menghargai pendapat orang
lain, tidak boleh menyela ketika ada teman lain yang sedang berbicara atau
menyampaikan pendapat, dan tidak boleh merendahkan pendapat orang lain.
Hal ini sesuai dengan norma kesopanan yang berlaku.
3.1 Simpulan
Muatan nilai, norma, dan moral dalam PKn pada kurikulum yang
berlaku di SD telah menyatu dalam kegiatan pembelajaran PKn. Artinya
sudah termuat di dalam proses pembelajaran materi-materi PKn. Dalam
hubungannya dengan TPACK dapat dilihat dari proses pembelajarannya, guru
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan, proses,
dan evaluasi pembelajaran serta menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik, tingkat pemahaman dan kemungkinan kesalahpahaman atau
misconception pada siswa (pedagogical knowledge); guru mematangkan
pengetahuan konten/materi pembelajaran (content knowledge) serta;
mengintegrasikan dan menggunakan teknologi (technological knowledge)
dalam pembelajaran PKn yang memuat nilai, norma, dan moral. HOTS
identik diimplementasikan dalam bentuk soal-soal yang memuat nilai, norma,
dan moral yang dapat membuat siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Akan tetapi, HOTS juga dapat diimplementasikan melalui penggunaan
model dan metode pembelajaran. Dengan penerapan HOTS dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hal positif dalam pembentukan karakter
siswa yang sesuai dengan nilai, norma, dan moral dalam PKn.
3.2 Saran
Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Subadar. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Higher Order Thinking
Skills (HOTS). Jurnal Pedagogik, Vol. 04 No. 01. Januari-Juni 2017.
Wahono, Margi. 2019. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ppkn di Sekolah
Menengah Pertama di Kota Semarang melalui Penerapan Penguatan
Pendidikan Karakter dan HOTS. UCEJ, Vol. 4 No. 1, April 2019, Hal 16-
28 (Online) diakses pada 02 Desember 2020.
Winarno. Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia. FKIP:Universitas Sebelas Maret. (Online)
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/9738/mod_resource/conte
nt/1/Contoh%20Artikel%20Penelitian.pdf diakses pada tanggal 2
Desember 2020.
19