Anda di halaman 1dari 4

Gangguan perkembangan pada motorik disebut Gangguan persepsi adalah ketidak mampuan

dispraksia. Jadi, anak-anak yang mengalami manusia dalam membedakan rangsangan timbul Strateri Pengembangan Persepsi
keterlambatan dalam perkembangan motorik akan dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan
mengahaadapi kesulitan dalam belajar. Sebab stimulus eksternal (Dermawan dan Rudi, 1. Strategi Pengembangan Persepsi Visual,
dispraksia terbagi menjadi empat jenis, yaitu: 2013). seperti : papan pasak, papan bentuk, menemukan
gambar, puzzle, klasifikasi benda, permainan
1. Dispraksia ideomotoris Gangguan persepsi mencakup persepsi
kartu, dll.
2. Dispraksia ideosiona penglihatan atau persepsi visual,persepsi
3. Dispraksia konstruksiona pendengaran atau aoditoris, persepsi heptik 2. Strategi Pengebangan Persepsi Auditoris,
4. Dispraksia oral (raba dan gerak atau tatkil dan kinestik), dan seperti : Sensitivitas auditoris terhadap bunyi,
Gangguan Perkembangan inteligensi sistem persepsual.
Mengikuti pola bunyi, Diskriminasi bunyi,
Motorik Kesadaran fonem atau bunyi huruf, Sensitivitas
Gangguan Perkembangan
auditoris terhadap bunyi.
Persepsi
3. Strategi Pemngembangan Persepsi Heptik
(Taktil dan Kinestetik), seperti : Merasakan
bermacam-macam tekstur, meraba kayu licin,
metal, ampelas, buku, dan karet busa.
Strateri Pengembangan Motorik
4. Strategi untuk mengembangkan Integrasi
1. Strategi pengembangan motoric
Gangguan Perkembangan Motorik Sistem Perseptual, seperti : Visual ke Auditoris,
kasar dan Perseptual Auditoris ke Visual, Auditois ke Motorvisual,
2. Strategi Pengembangan penghayatan Auditoris – verbal ke motor, Taktil –Visualmotor,
dan kesadaran tubuh Auditoris ke Visual
3. Strategi motoric halus
Suasana Belajar
Individualis
Teknik modifikasi perilaku (behavior modification)
digunakan dalam pembelajaran individualis, yang
Suasana Belajar Kooperatif menerapakan prinsip-prinsip Operant Conditioning.
Suasana Belajar Kompetitif Ada enam prinsip operant conditioning  yang mendasari
Suasana belajar kooperatif adalah kegiatan strategi modifikasi perilaku, yaitu
belajar mengajar yang berpusat pada siswa 1. memberikan ulangan penguatan (reinforcement)
dengan cara siswa belajar dan bekerja secara Suasana belajar kompetitif umumnya adalah untuk 2. memberikan hukuman (punishment)
kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif membangkitkan motivasi belajar. Pembelajaran 3. Penghapus (extinction)
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam kompetitif ada ketika seorang siswa telah berhasil 4. membentuk dan merangkaikan (shaping and
orang dengan struktur kelompok yang bersifat mencapai tujuan akhirnya sedangkan semua siswa yang chaining)
heterogen. Tujuannya adalah untuk mengatasi lain gagal untuk mencapai tujuan tersebut. Suasana 5. menganjurkan dan memudarkan (prompting and
permasalahan yang ditemukan guru dalam kompetisi mampu membangun percaya diri dan harga diri fading)
siswa. Kompetisi membangun karakter dan memperkuat 6. diskrimunasi dan mengontrol
mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
para siswa untuk hidup dalam dunia nyata. rangsangan (discrimination and stimulus
bekerjasama dengan orang lain, siswa yang
control), dan
agresif dan tidak peduli pada yang lain.
7. generalisasi (generalization).
Pertanyaan dan Jawaban :

1. Terdapat berbagai cara atau metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah teknik pembelajaran kooperatif. Bagaimanakah cara
menempatkan anak untuk belajar kooperatif atau kelompok ?
Jawaban :
Bagi anak-anak yang baru mengenal belajar kooperatif sebaiknya dimulai dengan menempatkan mereka kedalam kelompok belajar
kooperatif yang berorientasi pada buka tugas (nontask-oriented). Bagi anak-anak yang telah berpengalaman dalam belajar kooperatif,
mereka dapat ditempatkan dalam kelompok belajar kooperatif yang berorientasi pada tugas (task-oriented).
1. Anak-anak bebas memilih teman atau ditentukan oleh guru.
2. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan
3. Menentukan peranan anak untuk menunjang saling ketergantungan
4. Menjelaskan tuga akademik
5. Mengomunikasikan kepada anak tentang tujuan dan keharusan bekerja sama
6. Menyusun akuntabilitas individual
7. Menyusun kerja sama antarkelompok
8. Menjelaskan kriteria keberhasilan
9.  Mendifinisikan perilaku yang diharapkan
10. Memantau Perilaku Anak
11. Memberi Bantuan Kepada Anak dalam Menyelesaikan Tugas
12. Intervensi untuk Mengajarkan Keterampilan Bekerja Sama
13.  Menutup Pelajaran
14. Mengevaluasi Kualitas dan Kuantitas Belajar Anak
15. Mengevaluasi Kebagusan Berfungsinya Kelompok Belajar
2. Jelaskan macam-macam perkembangan motorik !
Jawaban :
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal
cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
- Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua: (1) Keterampilan atau gerakan kasar
seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga. (2) Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock,
1957 dalam Yusuf 2002). Motorik kasar anak usia dini. Keterampilan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang
mencakup keterampilan otot-otot besar. Gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, seperti merangkak, berjalan,
berlari, melompat atau berenang.
- Motorik halus adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh yang melibatkan saraf, tulang, dan otot, untuk melakukan
aktivitas tertentu. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan secara rutin, seperti
bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya dan sebagainya. Kemampuan motorik halus
setiap anak berbeda-beda, baik dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pembawaan anak dan
stimulai yang didapatnya. Setiap anak bisa mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi
tepat. Anak justru bisa menjadi bosan dan malas mengembangkan kemampuan motorik halusnya jika ia kurang mendapatkan
rangsangan.

3. Jelaskan macam-macam dispraksian!


Jawabn :
A. Dispraksia ideomotoris; ditandai kurangnya kemampuan dalam melakukan gerakan praktis sederhana, seperti menggunting,
menggosok gigi, atau menggunakan sendok makan. Gerakan terkesan canggung dan kurang luwes. Dispraksia ini sering merupakan
kendala bagi perkembangan bicara.
B. Dispraksia ideosional; anak dapat melakukan gerakan kompleks tetapi tidak mampu menyelesaikan secara keseluruhan terutama
dalam kondisi lingkungan yang tidak tenang. Kesulitannya terletak pada urutan gerakan, anak sering bingung mengawali suatu aktivitas,
misalnyamengikuti irama musiki.
C. Dispraksia konstruksional: anak mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan-gerakan kompleks yang berkaitan dengan bentuk,
seperti menyusun balok dan menggambar. Kondisi ini dapat mempengaruhi gangguan menulis (disgrafia).
D. Dispraksia oral: sering ditemukan pada anak yang mengalami disfasia perkembangan (gangguan perkembangan bahasa). Anak
mempunyai gangguan dalam berbicara karena adanya gangguan dalam konsep gerakan motorik di dalam mulut. Berbicara dipandang
sebagai bentuk gerakan halus dan terampiul dalam rongga mulut sehingga akan kurang mampu kalau diminta menirukan gerakan,
misalnya menjulurkan atau menggerakkan lidah, menggembungkan pipi, mencucurkan bibir, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai