Anda di halaman 1dari 19

BIOGEOGRAFI

OBJEK, PRINSIP, DAN KONSEP SERTA


RUANG LINGKUP BIOGEOGRAFI

Disusun Oleh
Kelas D Reguler 2016
Kelompok 1
1. Mohini
2. Nurliana
3. Julya Christy Ginting
4. Supandi Situmorang

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah kelompok mata kuliah
Biogeografi yang berjudul “Objek, Prinsip dan Konsep serta Ruang Lingkup
Biogeografi” ini dapat berjalan lancar dari awal sampai selesai.
Penulisan makalah kelompok ini disusun berdasarkan berbagai sumber
bacaan. Saya menyadari akan kemampuan yang sangat terbatas, sehingga dalam
penyusunan makalah kelompok ini banyak kekurangannya. Namun, makalah
kelompok ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi kalangan
mahasiswa dan umum.
Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta
saran dari berbagai pihak.

Medan, 02 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................1
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN TEORI
A. Defenisi Biogeografi .................................................................................3
B. Objek Biogeografi .................................................................................... 5
C. Prinsip Biogeografi ...................................................................................9
D. Konsep Biogeorafi .................................................................................... 9
E. Ruang Lingkup Biogeografi .................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................15
DAFTARPUSTAKA ..........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di
muka bumi. Biogeografi terbagi atas : Zoografi (Biogeografi Hewan) dan
Fitografi (Biogeografi Tumbuhan). Studi tentang penyebaran spesies
menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi
selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan
tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu
tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia
menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup
di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-
masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana defenisi biogeografi?
2. Bagaimana objek biogeografi?
3. Bagaimana prinsip biogeografi?
4. Bagaimana konsep biogeografi?
5. Bagaimana ruang lingkup biogeografi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui defenisi biogeografi.

1
2. Untuk mengetahui objek biogeografi.
3. Untuk mengetahui prinsip biogeografi.
4. Untuk mengetahui konsep biogeografi.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup biogeografi.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari laporan ini adalah :
1. Sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah Biogeografi.
2. Sebagai sumber bahan bacaan.
3. Sebagai bahan pembelakalan dalam memahami materi.
4. Sebagai bahan kajian dalam memperoleh berbagai informasi.
5. Sebagai acuan relevan dalam kajian bacaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

A. Defenisi Biogeografi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan mahluk hidup.
Sedangkan geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam
konteks keruangan. Biologi yang di kaitkan dengan geografi memunculkan
biogeografi yang merupakan ilmu yang mempelajari penyebaran mahluk hidup di
atas permukaan bumi serta hubungan-hubungaya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi antropologi
(antropogeography), geografi hewan (zoogeografi), dan geografi hewan (plant
geography/phytogeography).

Beberapa pengertian biogeografi menurut para ahli antara lain:


a. Menurut Darlington (1966:22-23)
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang sebagian besar berhubungan
dengan hewan-hewan dan tumbuhan atau bagian khusus (terpenting) dari dunia
hewan dan tumbuhan dengan kondisi dan keadaannya yang ada di permukaan
bumi beserta penyebarannnya dan aspek-aspek yang mempengaruhi penyebaran
tersebut misalnya keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan, keadaan geologisnya, dll.

3
b. Menurut Brown, James H., and Mark V. Lomolino
“Biogeography is the study of why animal species (and also plants) live in
different regions on Earth” atau dapat diartikan sebagai berikut “Biogeografi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana hewan dan (juga)
tumbuhan hidup di berbagai tempat yang berbeda di bumi”.

c. Menurut Michael Ritter


“Biogeography is the study of the geographical patterns of plant and animal
species to understand the distribution of plant and animal species on Earth, a
fundamental knowledge of ecology and ecosystem dynamics is required” atau
dapat diartikan sebagai berikut “Biografi adalah ilmu yang mempelajari pola
(secara) geografi tentang tumbuhan dan hewan agar dapat diketahui persebaran
hewan dan tumbuhan tersebut di permukaan bumi berdasarkan ilmu ekologi dan
ekosistem”.

d. Menurut Alfred Russel Wallace:


Ilmu Biogeografi adalah ilmu tentang bagaimana penyebaran spesies-spesies
(hewan dan tumbuhan) di permukaan Bumi dan bagaimana penyebaran itu terjadi.

Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup


dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi
termasuk asal dan cara penyebarannya. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk
mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang
mempengaruhinya. Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan
melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan,
continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan
laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber
daya alam.

4
B. Objek Biogeografi
Biogeografi merupakan kaitan antra biologi dengan geografi atau gambaran
kehidupan dipermukaan bumi atau yaitu Ilmu yang mempelajaran penyebaran
makhluk hidup dipermukaan bumi serta hubungan – hubungannya dengan ruang
dan waktu.
Ruang merupakan tempat yang dibentuk oleh faktor alam atau faktor
manusia untuk tumbuh dan berkembangnya mahluk hidup. Obyek ini merupakan
cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu gejala permukaan bumi, baik yang
sifatnya fisik maupun social budaya yaitu sudut pandang dari organisasi
keruangan “Spatial setting”. Secara sederhana dapat diungkapkan bahwa dalam
geografi selalu ditanyakan mengenai nama gejala itu terjadi, mengapa gejala itu
terjadi, di tempat atau lokasi tersebut. Contoh daerah yang kekurangan air; dalam
hal ini yang dipelajari bukansaja jumlah air, volume air, tetapi mengapa itu terjadi,
dilihat dari segi lokasi, dari segi fisiografi, dan kalitannya dengan lingkungan
yang lebih luas. Mengenai obyek formal menurut Heslinga dalam bukunya
“Opvatengen van Geografi“ dalam Bintarto, dijelaskan bahwa ada tiga hal pokok
yang dipelajari dari obyek formal untuk sudut keruangan yaitu :
1. pola dari sebaran gejala tertentu di muka bumi ( spatial patterns).
2. Keterkaitan atau hubungan sesame antar gejala tersebut ( (spatial system).
Perkembangan atau perubahan yang terdiri pada gejala tersebut (spatial
proseses); jadi secara konkrit dapat ditegaskan bahwa: a) obyek material geografi
dapat mengenai permukiman, desa kota, pariwisata, daerah aliran sungai,
bentuklahan, bentang darat, sumberdaya, industri, kependudukan, wilayah atau
region, iklim, tanah, air dan masih banyak lagi. Secara ringkas obyek material
geografi meliputi gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi ini, dan b) obyek
formal geografi adalah cara pandang dan cara berfikir terhadap obyek material
dari segi geografi yaitu dari segi keruangan yaitu meliputi pola atau pattern dan
system proses.
Adapun objek dari biogeografi adalah geografi manusia, hewan dan tumbuhan
seperti pada gambar berikut ini yang menjabarkan keterkaitan objek makhluk
hidup dengan proses penyebaran dan hubungannya pada keruangan.

5
6
7
8
C. Prinsip Biogeografi
1. Cara Pandang Kelingkungan , yaitu memandang atas dasar hubungan,
saling hubungan dan saling ketergantungan antar obyek material geografi
(atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, biorfer dan antroposfer dalam
satuan ruang).
2. Cara Pandang Kewilayahan Dari cara pandang berdasarkan keruangan
yang dipandang dari dua atau lebih penyusun keruangan maka obyek
formal dapat dikembangkan menjadi cara pandang kelingkungan dan
komplek wilayah atau regional komplek.
3. Daya Dukung Pertumbugan dan Perkembangan Tumbuhan yaitu
komponen abiotik yang terdiri unsur hara tanaman yang diperlukan untuk
tumbuh dan berkembangnya suatu jenis tumbuhan untuk menghasilkan
calon individu baru.

D. Konsep Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu sintetis, terkait dengan geografi , biologi , ilmu tanah,
geologi , klimatologi , ekologi dan evolusi . Beberapa konsep dasar dalam
biogeografi meliputi :
1. Spesiasi alopatrik - pemisahan spesies oleh evolusi populasi yang
terisolasi secara geografis,
2. Evolusi - perubahan komposisi genetik suatu populasi,
3. Kepunahan - menghilangnya suatu spesies,
4. Penyebaran - perpindahan populasi dari titik asal, terkait dengan migrasi,
daerah endemik,
5. Geodispersal - erosi hambatan terhadap dispersi biotik dan aliran gen,
yang memungkinkan perluasan jangkauan dan penggabungan biota yang
sebelumnya terisolasi,
6. Jangkauan dan distribusi,
7. Vicariance - pembentukan hambatan untuk penyebaran biotik dan aliran
gen, yang cenderung membagi spesies dan biota, yang mengarah ke

9
spesiasi dan kepunahan; biogeografi vicariance adalah bidang yang
mempelajari pola-pola ini.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal
dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme
tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies
yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari
biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami
evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis
disebut pusat asal usul.
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk
hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel
Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya
pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6
wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan
hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan
berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada
masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan
tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya.
Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang
terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada
penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia
menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a
separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a
former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The
World of Life” (Chapman and Hall, London), Wallace menggeser garisnya di
sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan
ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang
dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak
pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi

10
jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus
perbatasan zone-zone biogeografi.
Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab
penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat
mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang
berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur ternyata mirip
flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli flora
terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora
pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal (autokton) dan
flora asal luar (alokton).
Edwards (1964) berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi
pengetahuan tentang proses-proses pedogenik (tanah-tanih), jenis-jenis tanih dan
keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan daripada
tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia yang merubah
tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam biogeografi, kajian
tanah juga boleh dilakukan seperti kajian mengenai bentuk guna tanah
(landforms). Di samping itu, kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan
bahan-bahan organik di dalam formasi tanah.
Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan
sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara
misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1996 telah
mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The Bioregional
Association of North Americas (BANA). Definisi bioregion ini mencakup : (a)
penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal; (b)
pembangunan dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia; (c) mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan
situasi hakikat fenomena suatu daerah (biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang
menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-
faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang

11
mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda
tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan
mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda,
misalnya  :
1. Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika.
2. Unta yang terdapat di  Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan,
diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
3. Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-
Afrika, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika

E. Ruang Lingkup Biogeografi


Biogeografi merupakan cabang ilmu geografi maka cara pandang ke
ilmuannya mendasarkan cara pandang kerungan , kelingkungan atau kewilayahan.
Persebaran spesies berdasarkan pada tempat beradaptasinya dengan
lingkungannya. Mengenai masalah keanekaragaman jumlah spesies telah
diketahui bahwa kebanyakan daerah iklim sedang terdapat sekitar 50 spesies
pohon dan semak per hektar lahan hutan. Bahkan di Amerika Utara bagian timur
yang sering mempunyai spesies yang nisbi lebih banyak, ditemukan sekitar 100
atau 150 spesies per hektar. Di hutan tak Ranggas di baruh tropika dapat
ditemukan 750 spesies atau lebih dalam tiap hektarnya. Dalam jumlah terbanyak
di hutan Asia tropika. Didaerah yang keranekaragaman spesies tumbuhannya
besar, disitu sering terdapat jumlah spesies hewan yang besar pula. Hal ini
disebabkan karena dengan cara yang bagaimana pun, setiap spesies hewan
mungkin tergantung pada sekelompok spesies tumbuhan tertentuuntuk makanan
dan kebutuhan lainnya. Untuk spesies serangga yang hidup daripohon, dapat
dilihat bahwa jumlah spesies serangga dalam komunitasnya lebih erat hubungan
dengan banyaknya genus (marga) tumbuhan yang ada (walaupun tidak dengan
jumlah spesies tumbuhan).
Para pakar biogeografi ekologi dan sejarah mempelajari distribusi organism
masa silam dan masa sekaran untuk menentukan mengapa spesies terdapat

12
didaerah-daerah tertentu. Distribusi organisme telah dipengaruhi secara kuat oleh
posisi benua-benua terdahulu dan juga oleh sawar (rintangan) masa sekarang
sampai kepenyebarannya. Sejumlah spesies dalam suatu daerah merupakan hasil
dari keseimbangan antara imigrasi spesies baru dan kepunahan speisies yang telah
ada.Daerah tropik mengandung lebih banyak spesies taksonomi (sistem
klasifikasikhusus dalam dunia tumbuhan dan hewan) dari pada didaerah iklim
sedang atau daerah-daerah artik demikian pula pulau-pulau mengandung jauh
lebih sedikit spesiesdibandingkan dengan benua-benua. Sebagian besar bioma
bumi berasal dari bentuk-bentuk iklim tertentu yang mempengaruhi produktivitas
ekologi, bentuk-bentukkehidupan tumbuhan dan interaksi antar spesies.
Ruangan di permukaan bumi atau wilayah sebagai fenomena permukaan bumi
dapat terbentuk mulai dari sederhana sampai yang komplek (Suharsono, dkk.,
2006) :
1. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk oleh dua unsure geosfer yaitu
litosfer dan atmosfer. Contoh adalah padang pasir. Karena tidak hadirnya
hidrosfir di kawasan ini maka unsure pedosfer, biosfer dan antroposfer
tidak atau belum terbentuk.Sebagai contoh fenomena permukaan bumi
yang terbentuk oleh unsur litosfer dan atmosfer, maka padang pasir ini
harus secara hati hati dibedakan dengan fenomena lain yang terkait padang
pasir, seperti perkemahan kafilah di padang pasir apa lagi kota padang
pasir. Kota padang pasir misalnya, maka dalam konteks ini kota padang
pasir harus berbeda dengan padang pasir karena telah mencakup unsur
geosfer dalam pembentukannya, dimana hidrosfer, pedosfer, biosfer dan
antroposfer telah melengkapi keberadaan litosfer dan atmorfer.
2. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 3 (tiga) unsur
geosfer, yaitu litosfer, atmorfer dan hidrosfer. Contoh padang es/salju
karena atmosfer disini tidak mumungkinkan untuk memberi kelangsungan
hidup bagi makhluk hidup, maka pedosfer, biosfer dan antroposfer tidak
dapat terwujud. Unsur biosfer seperti manusia bukanlah komponen utama
pembentuk padang es/salju, karena keberadaanya hanya sementara di
wilayah padang salju.

13
3. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 5 (lima) unsur
geosfer yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer, pedosfer dan biosfer. Contoh
padang rumput, hutan, lautan,
4. Ruangan permukaan bumi yang terbentuk oleh enam unsure geosfer yaitu:
litosfer, atmorfer, hidrosfer, pedosfer, biosfer dan antroposfer. Contoh
perdesaan, perkotaan, tempat atau kawasan untuk kegiatan rutin manusia
bermasyarakat (missal, lahan pertanian, perkebunan dan kegiatan non
pertanian).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang
menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-
faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan
dasar untuk memahami terjadinya species baru.
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penyebaran/agihan
makhluk-makhluk hidup di seluruh permukaan bumi. Penyebaran makhluk hidup
di permukaan bumi harus bergantung pada beberapa faktor separuh Geologi,
Iklim, Topografi/Morfologi, Kesuburan tanah, Keadaan air, dan Manusia.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan pada materi kajian yang dibahas mengenai
pada makalah yang kami susun ini maka disarankan agar lebih memahami
mengenai system penggalan / tarikh.Informasi mengenai system penanggalan
akan mempermudah kita untuk mempelajari pembagian waktu, pembagian hari,
pembagian bulan serta tahun yang disusun berdasarkan kajian materi.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://fajarichwannoor.wordpress.com/biogeografi-dan-persebaran-hewan-di-
muka-bumi
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/
0030%20Bio%201-7a.htm
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3. Jakarta : CV. HK Mj. Solo.
Tim Kreatif. 2010. Geografi SMA kelas XI. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Yulir Yulmadia. 2005. Geografi kelas 2 SMA . Jakarta : Bumi Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai