Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Gerakan Literasi

Sekolah pada Mata Pelajaran


IPS di SMP Negeri 2
Pematangsiantar
Febri Triandari Hogan
3183131040
Abstrak
Febri Triandari Hogan, NIM 3183131040, Penerapan Gerakan Literasi Sekolah pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2
Pematangsiantar. Jurusan Pendidikan Geografi FIS Universitas Negeri Medan. 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan penerapan gerakan literasi sekolah pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2
Pematangsiantar; 2) mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat penerapan gerakan literasi sekolah pada mata pelajaran IPS
di SMP Negeri 2 Pematangsiantar serta; 3) upaya yang dilakukan guru dalam menumbuhkan budaya literasi siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pematangsiantar pada bulan Juli sampai dengan September 2022. Populasi pada
penelitian ini adalah warga sekolah (guru dan siswa) dengan random sampling siswa yang berjumlah 33 responden dan guru 3
responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data metode deskriptif kualitatif.
Hasil peneitian menunjukkan bahwa 1) tahap pembiasaan Gerakan Literasi Sekolah 2,72 (68,1%) kategori kurang baik. Tahap
pengembangan Gerakan Literasi Sekolah 2,7 (69,4%) kategori kurang baik. Tahap pembelajaran Gerakan Literasi Sekolah 1,6 (40%)
kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan penerapan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Pematangsiantar sebesar 63%
dengan kategori kurang baik walaupun program Gerakan Literasi Sekolah sudah sampai tahap pembelajaran. 2) Faktor pendukung
literasi yaitu adanya waktu khusus yang disediakan sekolah dan adanya pojok baca kelas. Sedangkan faktor penghambat penerapan
literasi yaitu penyediaan buku nonpelajaran yang masih sedikit, tidak jarang dapat mengurangi jam pelajaran pertama dan biasanya
ada saja siswa yang malas membaca dengan alasan-alasan tertentu. 3) Upaya menumbuhkan budaya literasi siswa kelas VIII
pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pematangsiantar adalah sekolah membuat jadwal kunjungan sekali seminggu ke perpustakaan
untuk masing-masing kelas, dan mengadakan perlombaan yang berkaitan dengan kegiatan membaca siswa seperti: lomba cerdas
cermat, membaca puisi, menulis cerpen, membaca dongeng dan sebagainya.
BAB
IV
DESKRIPSI WILAYAH
A. Keadaan Fisik
Wilayah Penelitian
SMP Negeri 2 Pematangsiantar secara
astronomis terletak pada koordinat 2°57’27”
LU dan 99°03’03” BT. Sekolah ini terletak di
Jl. Rajamin Purba no. 96, Bukit Sofa, Siantar
Sitalasari, Kota Pematang Siantar, Sumatera
Utara 21111. Secara geografis batas wilayah
SMP Negeri 2 Pematangsiantar adalah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara: berbatasan dengan
perumahan penduduk
2. Sebelah Selatan: Jl. KH Ahmad Dahlan
3. Sebelah Barat: berbatasan dengan
perumahan penduduk
4. Sebelah Timur: SMK Kartini YPI Al-
Madjid Pematangsiantar
B. Keadaan Nonfisik Wilayah Penelitian

Visi dan Misi SMP


Sumber Daya
01 Negeri 2 02
Manusia di Sekolah
Pematangsiantar

Sarana dan Prestasi Sekolah dan


03 04 Kegiatan Pendukung
Prasarana
BAB V
HASIL PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Penerapan Gerakan Literasi Sekolah pada Mata
Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pematangsiantar
a. Tahap Pembiasaan b. Tahap Pengembangan

Tahap pembiasaan Gerakan Literasi Sekolah memiliki skor 30


sedangkan skor maksimum adalah 44. Rata-rata akhir perolehan
Skor yang diperoleh pada tahap pengembangan Gerakan Literasi
sebesar 2,72 dengan persentase 68,1% yang artinya skor nilai
Sekolah ini memiliki skor 25 sedangkan skor maksimum adalah 36.
akhir tersebut termasuk dalam kategori kurang baik
Rata-rata akhir perolehan sebesar 2,7 dengan persentase 69,4% yang
termasuk dalam kategori kurang baik
c. Tahap Pembelajaran

Penerapan Gerakan Literasi Sekolah di


SMP Negeri 2 Pematangsiantar sebesar
2,52 (63%) dengan kategori kurang baik
Tahap pembelajaran Gerakan Literasi Sekolah berkriteria kurang
walaupun pada tahap pengembangan
baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada tahap cukup tinggi dari dua tahapan yang lainnya
pembelajaran ini memiliki skor 8 sedangkan skor maksimum
adalah 20. Rata-rata akhir perolehan sebesar 1,6 dengan persentase yaitu dengan skor 69,4%.
40% yang artinya termasuk dalam kriteria kurang baik
Faktor yang Mendukung dan Menghambat
Penerapan Gerakan Literasi Sekolah pada Mata
Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pematangsiantar

Faktor pendukung yang diberikan oleh pihak sekolah adalah dengan adanya pojok baca
yang dapat diakses dengan mudah dan perpustakaan yang memuat berbagai jenis buku bacaan,
dan pengawasan dan persiapan guru, adanya persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum
kegiatan literasi berlangsung yaitu dengan mempersiapkan minat membaca siswa dan buku
bacaan yang menarik.
Faktor penghambat GLS adalah buku yang tersedia di perpustakaan merupakan buku lama
dan didominasi oleh buku pelajaran, tidak jarang dapat mengurangi jam pelajaran pertama dan
biasanya ada saja siswa yang malas membaca dengan alasan-alasan tertentu.
Upaya yang Dilakukan Guru
dalam Menumbuhkan Budaya
Literasi Siswa
Selain pengadaan fasilitas, guru juga mengadakan lomba cerdas
cermat, membaca puisi, menulis cerpen, membaca dongeng atau
lomba lainnya agar memicu semangat siswa dalam belajar dan guru
mengadakan lomba menulis dan bercerita. Dengan pelaksanaan
lomba tersebut siswa lebih terlihat semangat dan berminat dalam
pembelajaran IPS.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2
Pematangsiantar termasuk kategori kurang baik dengan persentase 63%, walaupun sudah berjalan sejak 2018 dan
sudah melakukan ketiga tahapan GLS. Pada tahap pembiasaan ditemukan ketidak konsistenan pembiasaan
membaca oleh seluruh warga sekolah. Pada tahap pengembangan kurangnya tindak lanjut bentuk tanggapan lisan
dan tulisan yang dilakukan oleh sekolah kepada siswa. Pada tahapan pembelajaran tidak adanya tagihan
akademik dan nonakademik yang dilakukan serta kurangnya pemahaman guru IPS mengenai pembelajaran
literasi di kelas pada tahap pembelajaran.
Pada Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Pematangsiantar terdapat faktor pendukung dan
penghambat. Faktor pendukung literasi yaitu adanya waktu khusus yang disediakan sekolah dan adanya pojok
baca kelas. Sedangkan faktor penghambat penerapan literasi yaitu penyediaan buku nonpelajaran yang masih
sedikit, tidak jarang dapat mengurangi jam pelajaran pertama karena waktu kegiatan membaca 15 menit melebihi
waktu yang sudah ditentukan dan biasanya ada saja siswa yang malas membaca dengan alasan-alasan tertentu.
Upaya menumbuhkan budaya literasi siswa kelas VIII pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Pematangsiantar
adalah sekolah membuat jadwal kunjungan sekali seminggu ke perpustakaan untuk masing-masing kelas, dan
mengadakan perlombaan yang berkaitan dengan kegiatan membaca siswa seperti: lomba cerdas cermat, membaca
puisi, menulis cerpen, membaca dongeng dan sebagainya.
Terima Kasih
Febri Triandari Hogan

Anda mungkin juga menyukai