Anda di halaman 1dari 10

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMK

Nama Mahasiswa : HILMIAH HIDAYANA


Alas Sekolah : SMKN 35 JAKARTA

Masalah pembelajaran adalah: Kesenjangan antara tujuan yang direncanakan dengan realisasi pencapaian oleh
siswa. Tujuan pembelajaran terbagi pada dua hal yaitu capaian kompetensi (KD/TP) dan proses pencapaian
kompetensi (proses belajar). Pada terminologi ABCD (Audience, Behavoir, Condition and Degree), maka B dan D
merupakan representasi capaian kompetensi, sedangkan C adalah proses pencapaiannya.

Identifikasi masalah adalah: proses menemukan kesenjangan yang terjadi pada siswa sebagaiaman definisi maslah
pembelajaran.

Eksplorasi penyebab masalah adalah: Mengidentifikasi semua kemungkinan penyebab terjadinya kesenjangan
pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Penyebab tersebut dapat bersumber dari metode yang diterapkan oleg
guru, sarana prasarana pembelajaran, lingkungan belajar, sikap dan perilaku guru, lingkungan sosial dan keluarga,
dan diri siswa yang bersangkutan.

Penentuan penyebab masalah adalah: proses memilah dan menentukan penyebab yang paling dominan atas
timbulnya kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Jika penyebab ini diatasi, maka harapannya
penyebab lain yang tereksplorasi akan selesai dengan sendirinya.

Masalah yang telah


diidentifikasi (di salin Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
dari masalah yang penyebab masalah
berada di LK1.1)

1 Daya serap dan Hasil Kajian Literatur: Hasil kajian literatur,


pemahaman  Haryani Elisa dkk, Analisis Faktor-faktor hasil wawancara dan
peserta didik Penyebab Rendahnya Daya Serap Siswa Pada pengamatan/observasi
masih rendah,
Pelajaran Akuntasi, Journal of Education secara langsung
sehingga
berdampak Research Vol 2 No 2 Tahun 2021, hlm. 83 disekolah dapat
pada Kegiatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa diketahui bahwa
diskusi daya serap siswa dipengaruhi oleh faktor sekolah penyebab masalah
kelompok yang dengan jumlah 8 pernyataan yaitu kemampuan Setelah dilakukan analisis
tidak maksimal guru dalam menguasai materi, kemampuan guru diperoleh;
dan nilai
di dalam pengelolaan kelas, metode mengajar 1. Kemampuan guru
assesmen yang
tidak mencapai guru yang disenangi siswa, kondisi gedung dalam menguasi
nilai sekolah dan ruang kelas, relasi siswa, guru yang materi yang akan
kompetensi bersahabat, alat belajar dan pembelajaran. disajikan belum
yang https://jer.or.id/index.php/jer/article/download/ maksimal.
diharapkan. 51/49/104 2. Metode dan model
pembelajaran yang
 Zaiful Moh Rasyid, dkk. Prestasi Belajar, belum bervariasi.
Malang: Literasi Nusantara, 2019, hlm. 10 3. Bahan dan alat
Alat evaluasi dalam pengukuran prestasi evaluasi serta
belajar berupa tes yang telah disusun dengan baik assemen yang
sesuai dengan ketentuan standar yang digunakan oleh guru
dikehendaki, sehingga dapat menggambarkan belum memenuhi
pencapaian siswa dengan melihat kemampuannya. standar penilaian
https://pdfs.semanticscholar.org/92ac/f752fb0e3eb 4. Teknik pembagian
f085cd3fd114b26352d64996d.pdf anggota kelompok
untuk diskusi yang
 Yuni Purnomo Lestari, SMKN 3 Metro (2021), dilakukan guru tidak
JURNAL GURU INDONESIA Volume 1, No. 3, merata, sehingga
2021ISSN 2775-684X (Print) || ISSN 2775-8656 kinerja kelompok
(Online) dalam diskusi tidak
Perubahan terjadi, siswa menunjukkan optimal, karena ada
kemampuan diskusi dalam kelompok dengan baik. siswa yang aktif dan
Proses tukar argumen, pengelolaan suasana, dan pasif, bahkan
capaian pemahaman materi menunjukkan peran cenderung
siswa selama diskusi tercapai secara optimal. mendominasi.
https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/jgi
Hasil Wawancara dengan ;
1. Sopandi (Kepala Sekolah)
Gaya belajar siswa yang beragam dan berbeda,
sehingga guru Belum maksimal, serta Perlu
diketahui Siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda, sehingga guru minimal harus mencari
terlebih dahulu sebelum menerapakn model &
metode pembelajaran didalam kelas.

2. Firdaus, S.Pd (Wakakur)


Guru belum maksimal dalam menyiapkan dan
meyajikan bahan atau metode assesmen, baik
diawal dan diakahir pembalajaran, sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan, Sehingga hasil
assesmen yang dilakasankan belum mencapai
kompetensi yang diharapkan oleh guru sesuai
KKM.

2  Peserta didik masih Hasil Kajian Litelatur: Hasil kajian literatur,


rendah Dalam
Kemampuan  Shofia Hattarina (2014) , Penerapan Metode hasil wawancara dan
menyimak Dan Sq3r Untuk Meningkatkan Kemampuan pengamatan/observasi
menyimpulkan isi Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas X-Ak-I secara langsung
buku bacaan materi
yang diajarkan oleh Smk Negeri 1 Kotaanyar Probolinggo, disekolah dapat
guru. Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, diketahui bahwa
Recite dan review) Untuk Meningkatkan penyebab masalah
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Setelah dilakukan analisis
siswa. Kemampuan membaca pemahaman siswa diperoleh;
kelas X-AK-I SMKN I Kota anyar mengalami 1. Aktivitas membaca /
peningkatan Pada siklus I Kategori identifikasi literasi secara Bersama
sumber informasi total skor akumulatifnya 70 pada dilingkungan sekola
siklus II meningkat menjadi 95peningkatannya belum terlaksana
sebesar 25 point. secara
https://ejournal.upm.ac.id/index.php/ berkesinambungan.
pedagogy/article/download/73/71/ 2. Kurangnya dorongan
serta stimulus yg
 Arum Pritasiwi & Erny Roesminingsih (2021), diberikan dari guru
Implementasi Program Literasi Untuk dalam hal literasi
Meningkatkan Prestasi Siswa Di Smk ketika pelaksanaan
Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lieterasi dalam kelas
Kegiatan program literasi ini dapat 3. waktu yang digunakan
menumbuhkan minat dan semangat siswa SMK dalam kegiatan literasi
dalam ngembangkan budaya literasi secara sangat terbatas dan
pribadi. Tidak hanya siswa namun seluruh warga pendek sehingga tidak
sekolah yang terlibat dalam program literasi ikut optimal.
berdampak dan berperan penting dalam
penumbuhan budaya literasi sekolah.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-
manajemen-pendidikan/article/download/
42140/36281

 Silvia Sandi Wisuda Lubis , Membangun Budaya


Literasi Membaca Dengan Pemanfaatan media
Jurnal Baca Harian, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-raniry Banda Aceh (2020).
Kegiatan literasi memang merujuk pada
kemampuan dasar seseorang dalam membaca dan
menulis. Strategi membaca dengan media jurnal
baca harian merupakan langkah awal untuk
membiasakan gemar membaca. Jurnal baca harian
memiliki manfaat yang besar bagi pengembangan
literasi membaca.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Pionir/
article/download/7167/4160

Hasil Wawancara dengan ;


1. Nauas Simanjuntak, S.Pd (Guru Produktif)
Kurangnya agenda kegiatan literasi peserta didik
yang mampu memicu serta menumbuhkan budaya
membaca secara mandiri tanpa diperintah oleh
guru.
2. Firdaus, S.Pd (Wakakur)
faktor utama yang membuat siswa lemah dalam
menyimpulkan , serta memahami bacaan yaitu
peserta didik kurang menyediakan waktu untuk
diri mereka mengenal secara keseluruhan naskah
bacaan.

3  Peserta didik Hasil Kajian Literatur ; Hasil kajian literatur,


belum Oktavia Sulistina, 2014. hal. 36-46) dengan hasil wawancara dan
memahami
dengan Baik judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri pengamatan/observasi
materi dan soal Terbimbing (Guided Inquiry) untuk secara langsung
berbasis HOTS.
Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan disekolah dapat
Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order diketahui bahwa
Thinking Skills) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 penyebab masalah
Malang pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”. Setelah dilakukan analisis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat diperoleh;
pebedaan hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1. Peserta didik belum
1 Malang dimana hasil belajar siswa yang mampu memecahkan
dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran soal berbasis HOTS,
inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan karena aktivitas
dengan siswa yang dibelajarkan dengan mengerjakan soal
menggunakan metode konvernsional pada pokok HOTS yang jarang
bahasan hidrokarbon. dilakukan.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of- 2. Kurangnya
chemical-education/article/download/ perencanaan dan
37477/33226 konsep dalam
menyajikan soal-soal
 Joskar Simbolon,Hamidah berbasis HOTS yang
Nasution,Mangaratua Simanjorang (2022), dilakukan oleh guru.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran 3. Kesulitan siswa dalam
Berbasis HOTS Menggunakan Model memahami dan
Pembelajaran Contextual Teaching Learning mengidentifikasi soal
untuk Meningkatkan Kemampuan Critical HOTS karena model
Thinking dan Self-Confidence. pembelajaran yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat digunakan oleh guru
pembelajaran berdasarkan pembelajaran berbasis dianggap kurang
HOTS dengan model pembelajaran CTL untuk menarik oleh siswa.
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan self - confidence siswa yang dikembangkan
sudah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif,
selain itu peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa menggunakan perangkat pembelajaran
berbasis HOTS yang telah dikembangkan dilihat
dari nilai N- Gain pada uji coba I sebesar sebesar
0,35 % meningkat pada uji coba II menjadi 0,47%
dan peningkatan kemampuan self-
confidence siswa menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis HOTS pada materi jarak
dalam dimensi tiga dengan rata- rata self-
confidence siswa pada uji coba I sebesar 79,89
meningkat menjadi 85,35 pada uji coba II.
https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/
article/view/1486/718
 karakteristik soal HOTS (Widana, 2017) ;
a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
b. Berbasis permasalahan konteks-tual.
c. Bentuk soal beragam (dalam hal ini soal yang
dikembangkan adalah soal uraian).
https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php
/JPM/article/download/2854/1457

Hasil Wawancara dengan ;


1. Dedy Supriyatna, S.Pd (Guru Produktif)
Guru dalam memberikan soal berbasis HOTS
kepada peserta didik belum maksimal dilakukan
secara berkelanjutan, karena belum memahami
seluruhnya mengenai HOTS.

4.  Peserta didik tidak Hasil Kajian literatur ; Hasil kajian literatur,


terlau terbuka dengan 1. Hasbiyallah (2012), Mutu Pendidikan : hasil wawancara dan
guru dan orang Kerjasama Guru dan Orang Tua. pengamatan/observasi
tuanya, ketika terjadi Keterpaduan antara pendidik di sekolah, rumah secara langsung di
sebuah kendala dalam
dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan sekolah dapat diketahui
proses pembelajaran.
mutu pendidikan yang menurut Hasbiyallah bahwa penyebab
“lulusannya mampu hidup mandiri, produktif, dan masalah :
kreatif. 1. Guru belum maksimal
dalam komunikasi
2. Carol Mutch and Sandra Collins artners in dengan orangtua.
2. Pendidikan orangtua
Learning: Schools’ Engagement With Parents,
siswa yang rendah
Families, and Communities in New Zealand 3. Ketidak pahaman
(2012) orang tua akan proses
Mutu pendidikan di sekolah, semakin baik pembelajaran
keterlibatan antara orang tua, keluarga, dan disekolah.
sekolah, semakin besar dampak positifnya pada 4. Siswa kadang
pembelajaran siswa. memiliki hubangan
yang tidak harmonis
3. Brannon, D. (2008), Character education: it is a dengan orangtua.
joint responsibility.
Manfaat dari dukungan orang tua yang tinggi di
sekolah serta perlunya implementasi yang tepat
dari partisipasi orang tua dan program efektivitas
disemua tingkat system Pendidikan.

4. Isa Yaguda Kotirde. (2014), Journal Parent


participation and school child education quality
in secondary school In Nigeria
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua
mendukung proses pembelajaran siswa dan guru,
mendapatkan manfaat yang besar dalam
meningkatnya keterlibatan orang tua.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/
mudarrisuna/article/download/3315/3038

Hasil Wawancara dengan teman sejawat ;


1. Ida Farida, S.Pd (Waka Kesiswaan)
a. Informasi yang disampaikan melalui peserta
didik kadang tidak tersampaikan
b. terbatasnya pemahaan guru akan pentingnya
kerjsama dengan orangtua.

5.  Perangkat dan aplikasi Hasil Kajian Literatur: Hasil kajian literatur,


yang digunakan oleh 1. Effendi dan Wahidy (2019), dengan judul hasil wawancara dan
guru hanya satu
jenis /macam saja, dan pemanfaatan teknologi dalam proses pengamatan/observasi
Pemahaman guru pembelajaran menuju pembelajaran abad 21 secara langsung di
dalam pengoprasian Penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran sekolah dapat diketahui
aplikasi pembelejaran
masih terbatas. ini jelas akan membuat proses belajar mengajar bahwa penyebab
menjadi efektif dan efisien karena dapat masalah :
mempermudah seorang guru dalam mendapatkan 1. Kurangnya
atau menyampaikan informasi (pesan atau isi, wawasan guru
materi) pelajaran, dapat membantu peningkatan dalam pemanfaatan
pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih teknologi dalam
menarik atau terpercaya,memudahkan penafsiran pembelajaran
data, dan mendapatkan informasi. 2. Keengganan guru
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/ untuk berinovasi
index.php/Prosidingpps/article/view/2977 dengan
penggunaan
2. Made Wena (2016), Dengan Judul teknologi teknologi dalam
dengan proses pembelajaran, pembelajaran
keuntungan pemanfaatan teknologi dalam 3. Kurangnya waktu
pembelajaran antara lain: untuk menyiapkan
a. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban proses
karena dapat menciptakan iklim belajar yang pembelajaran
efektif dengan cara yang lebih individual. dengannnpengimpl
b. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan entasian teknologi
latihan karena tersedianya animasi grafis, warna di dalamnya.
dan musik.
c. Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan
belajar dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan.
https://www.kompasiana.com/ehajulaeha/
5bce01b8c112fe210e3813e6/hubungan-
teknologi-dengan-proses-pembelajaran

3. Sutrisno (2012), dikutip dari artikel ilmiah,


Amalia Styaningrum Dengan Judul analisis
hambatan guru dalam pengintegrasian
teknologi di smpn 1 grabag
Faktor pendukung yang harus dipenuhi dalam
pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran:
a. infrastruktur yang memungkinkan akses
informasi dimanapun dengan kecepatan yang
mencukupi
b. Sumber Daya Manusia (SDM) menuntut
ketersediaan human brain yang menguasai
teknologi tinggi
c. Faktor kebijakan pihak sekolah
d. Faktor finansial pihak sekolah
e. Faktor konten pembelajaran
https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/10781/2/T1_702011130_Full
%20text.pdf

Hasil Wawancara dengan teman sejawat ;

1. M. Iqbal Firza, S.Pd (Guru TIK/SIMDIG)


1. Keterbatasan perangkat yang mengaharuskan
guru untuk lebih kreatif lagi dalam memilih
aplikasi atau perangkat ajar yang mendukung.
2. Siswa cenderung aktif apabila praktik
menggunakan smartphone, namun ketika terjadi
lemahnya pengawasan akan berdampak
langsung terhadap proses pembelajaran yang
tidak akan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai