Anda di halaman 1dari 8

JUPENDAS, Vol. 1, No.

2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKTIF MAHASISWA PGSD DENGAN


MENGGUNAKAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
DALAM PEMBELAJARAN IPA DI UNIVERSITAS ALMUSLIM

Sarah Fazilla
Dosen FKIP Prodi PGSD, Universitas Almuslim
email: sarah.fazlia@gmail.com

Abstrak
Konsep pendidikan yang ideal diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik dengan baik, untuk mencapai kualitas yang dinginkan perlu adanya berbagai
inovasi dalam proses pembelajaran, tentunya hasil belajar menjadi acuan uatama dalam
proses pembelajaran. Sistem penilaian yang baik tidak hanya melibatkan satu aspek
penilaian saja, namun harus seimbang antara kemampuan intelektual dan sosial emosional
anak. Tujuan pembelajaran yang utama untuk melihat perkembangan anak baik secara
kognitif, afektif dan psikomotor. Namun, realitanya dalam proses pembelajaran saat ini
ranah kognitif masih menjadi komponen utama dalam penilaian, sehingga perlu
dikembangkan penilaian yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dari ranah
afektif. Untuk meningkatkan kemampuan afektif peserta didik dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan ajar yang tepat dalam proses pembelajaran, salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan adalah lembar kerja mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Prodi
PGSD Universitas Almuslim pada mahasiswa semester II. Dari hasil analisis data yang
didapatkan dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi pada mahasiswa PGSD
semester II didapatkan bahwa penggunaan lembar kerja dalam pembelajaran memudahkan
mahasiswa memahami materi dan juga mampu menghubungkan materi IPA dengan
kehidupan nyata, hasil observasi juga memperlihatkan minat siswa sangat baik terhadap
materi yang diberikan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar berupa lembar
kerja mampu menggembangkan kemampuan afektif mahasiswa dalam proses pembelajaran
baik ketika menyelesaikan masalah yang diberikan dan juga adanya minat mahasiswa dalam
mempelajari materi dan mengaplikasikannnya dalam kehidupan sehari ± hari.

Kata Kunci: Kemampuan Afektif, Bahan ajar, Pembelajaran IPA

I. PENDAHULUAN Indonesia, oleh karena itu pemerintah terus


Latar Belakang Permasalahan mengembangkan berbagai program yang lebih
Pendidikan merupakan hal yang sangat baik agar nantinya kualitas pendidik dapat
penting bagi kemajuan suatu bangsa, dengan menjadi lebih baik. Untuk meningkatkan
adanya pendidikan dapat mengubah kehidupan kualitas pendidik yang baik tentunya dapat
masyarakat menjadi lebih baik. Seiring dimulai dengan menghasilkan lulusan calon
berkembangnya waktu, maka semakin banyak pendidik yang kompeten dan berkualitas di
terlihat terobosan-terobosan yang dapat jenjang universitas, hal ini dapat dilakukan
dirancang oleh manusia khususnya dalam dengan terus mengembangkan berbagai proses
bidang teknologi. Oleh karena itu dengan pembelajaran dan sistem penilain yang tepat.
semakin berkembangnya zaman, maka dunia Kualitas lulusan sangat ditentukan oleh
pendidikan pun harus mampu menciptakan bagaimana mereka dapat menguasai dan
inovasi-inovasi dalam proses pembelajarannya, menerapkan ilmu yang telah di dapatkan dari
sehingga diharapkan dapat menghasilkan proses pembelajaran yang telah di tempuh.
lulusan yang dapat bersaing di era globalisasi. Proses pembelajaran di sekolah dasar menuntut
Pendidikan dasar merupakan jenjang keterlibatan peserta didik secara aktif dan
paling dasar dalam pendidikan formal di bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif,

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 27


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

serta psikomotor terbentuk pada diri siswa, afektif yang dapat dikembangkan pada peserta
maka alat ukur hasil belajarnya tidak cukup jika didik terkait dengan prilaku peserta didik yang
hanya dengan tes obyektif atau subyektif saja. meliputi penerimaan, respon, penghargaan,
Dengan cara penilaian tersebut keterampilan pengorganisasian dan karakteristik nilai.
siswa dalam melakukan aktivitas, baik saat Berdasarkan permasalahan yang telah
melakukan percobaan maupun menciptakan dikemukakan maka perlu dilakuakn penelitian
hasil karya belum dapat diungkap. Demikian untuk melihat pengembangan kemampuan
juga tentang aktivitas siswa selama afektif mahasiswa dengan menggunakan bahan
mengerjakan tugas dari guru, baik berupa tugas ajar lembar kerja pada mata kuliah IPA.
untuk melakukan percobaan, peragaan maupun
pengamatan. Rumusan Masalah
Dengan berbagai permasalahan yang ada Berdasarkan masalah yang ada, maka
di tingkat pendidikan dasar maka diperlukan dapat dirumuskan:
alternatif media dan bahan ajar agar proses Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahan
pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan ajar lembar kerja mahasiswa terhadap
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan pengembangan kemampuan afektif mahasiswa
penggunaan media dan bahan ajar yang sesuai dalam pembelajaran IPA?
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
anak didik. penggunaan bahan ajar dalam Tujuan
pembelajaran diharapkan dapat membantu Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk
siswa untuk meningkatkan hasil belajar serta melihat pengaruh penggunaan bahan ajar
memicu siswa untuk dapat memecahkan lembar kerja mahasiswa terhadap
permasalahan yang ada di lingkungan pengembangan kemampuan afektif dalam
sekitar.Lembar kerja siswa (LKS) merupakan pembelajaran IPA.
salah satu bahan ajar yang umum digunakan
oleh pendidik dalam proses pembelajaran. 2. KAJIAN LITERATUR
Ahmadi dan Amri (dalam Hidayati, 2011) Konsep Afektif
menyatakan bahwa LKS merupakan salah satu Penilaian merupakan hal yang paling
media pembelajaran yang memuat kegiatan penting dalam proses pembelajaran, dengan
yang akan dilaksanakan oleh siswa dalam adanya proses penilaian pendidik dapat
proses pembelajaran. mengevaluasi kemampuan peserta didik selama
Lebih lanjut Arikunto (2010) proses pembelajaran berlangsung, tentunya
mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai tujuan akhir penilaian yaitu mampu
perubahan tingkah laku siswa baik kognitif, mengembangkan kemampuan peserta didik baik
afektif, maupun psikomotor setelah melakukan secara kognitif, afektif dan psikomotor. Realita
proses belajar-mengajar. Aspek afektif ynag terlihat dalam pendidikan saat ini, ranah
merupakan kemampuan seseorang dalam kognitif masih menjadi acuan utama dalam
memberikan reaksi positif atau negatif pada mengevaluasi hasil belajar anak. Padahal
situasi yang dihadapinya (Rofiq, 2009).Salah penilaian afektif dan psikomotor juga memiliki
satu bagian dari aspek psikomotor adalah aspek peran penting dalam penilaian, menurut Pophan
kinerja yang dapat dilihat dari aktivitas siswa (dalam Haryati, 2008) mengemukakan bahwa
selama melakukan percobaan. Jadi diharapkan ranah afektif ini mennetukan keberhasilan
dengan penggunaan bahan ajar yang tepat dapat belajar seseorang, orang yang tidak memiliki
mengembangkan kemampuan afektif peserta minat pada pelajaran tertentu sulit untuk
didik. hal ini sejalan dengan pendapat yang di mendapat keberhasilan belajar secara optimal.
kemukakan oleh Sudjana (2009) bahwa analisis Dalam proses pembelajaran IPA ranah
kompetensi afektif ini penting dalam proses afektif sangat penting karena proses
pembelajaran terutama dalam mengubah perkembangan ketrampilan sains anak akan
tingkah laku para siswa ke arah tujuan lebih mudah terlihat oleh pendidik melalui
pendidikan yang diharapkan. Adapun ranah ranah ini. Dengan ranah afektif ciri ± ciri hasil

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 28


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

belajar akan lebih mudah terlihat seperti diri dengan asumsi bahwa karakteristik afektif
perhatian terhadap materi, kedisiplinannya dapat dilihat dari prilaku yang ditampilkan atau
dalam pembelajaran dan juga motivasi serta reaksi psikologi. Jadi proses penilaian ranah
minat dalam proses pembelajaran, tentunya hal afektif menggunakan instrumen dalam bentuk
ini sulit terlihat jika pendidik hanya menilai skala dan memiliki kategori yang diberi nilai
peserta didik dari ranah kognitif saja. Menurut rentang, selain itu juga dapat digunakan melalui
Andersen (dalam Haryati, 2008) ada 2 prilaku observasi, angket dan wawancara.
atau kriteria yang diklasifikasikan dalam ranah
afektif yaitu, prilaku melibatkan perasaan dan Bahan Ajar
emosi seseorang, serta prialku harus tipikal Perkembangan ilmu pengetahuan dan
prilaku seseorang. teknologi semakin mendorong upaya-upaya
Untuk mengembangkan kompetensi pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
ranah afektif calon guru sekolah dasar teknologi dalam proses belajar mengajar. Para
khususnya dalam proses pembelajaran IPA, guru dituntut agar mampu menggunakan alat-
pendidik harus memahami aspek apa saja yang alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan
dapat dinilai dalam ranah afektif. Menurut tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
Karthwohl, Bloom dan Masia (dalam Nasution, tersebut sesuai dengan perkembangan dan
2006) membagi ranah afektif dalam 5 kriteria, tuntutan zaman. Selain mampu menggunakan
yaitu: alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
1. Penerimaan, yaitu kepekaan seseorang dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia,
dalam menerima rangsangan dari luar yang dan juga dapat mengembangkan keterampilan
datang kepada dirinya dalam bentuk membuat bahan ajar dan media pengajaran yang
masalah, situasi dan gejala lainnya. nantinya dapat digunakan untuk mencapai
2. Respon, yaitu adanya kemampuan tujuanpembelajaran.
menanggapi secara terbuka terhadap suatu Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
gejala. yang digunakan untuk membantu guru atau
3. Menilai, yaitu memberi penilaian atau instruktur dalam melaksanakan proses
kepercayaan kepada suatu gejala secara pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat
konsisten. berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
4. Organisasi, yaitu mempertemukan Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai bahan ajar adalah seperangkat materi yang
baru yang universal. disusun secara sistematis, baik tertulis maupun
5. Karakteristik, yaitu mengadakan sintesis tidak tertulis, sehingga tercipta suatu
dan internalisasi sistem nilai ± nilai dengan lingkungan atau suasana yang memungkinkan
cara yang cukup selaras dan konsisten. siswa belajar. Menurut Panen (2001)
mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan
Tujuan utama mengembangkan ranah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
afektif dalam proses pembelajaran pada calon secara sistematis, yang digunakan guru dan
guru sekolah dasar khususnya dalam peserta didik dalam proses pembelajaran (Andi,
pembalajaran IPA tentunya diharapkan dapat 2011:16).
meningkatkan minat dan motivasi belajar, serta Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
dapat memudahkan pendidik dalam memilih Menengah Atas (2008:6), pengertian bahan ajar
strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan adalah segala bentuk bahan yang digunakan
evaluasi yang dilakukan dalam penilaian ranah untuk membantu guru dalam melaksanakan
afektif. Untuk mendapatkan hasil yang kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
maksimal dalam meningkatkan kompetensi dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
ranah afektif, pendidik harus mempersiapkan bahan tidak tertulis. Berdasarkan definisi-
instrumen penilaian dengan menggunakan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode yang tepat. Menurut Andersen (dalam bahan ajar merupakan komponen pembelajaran
Chotimah, 2010) untuk mengukur ranah afektif yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar
menggunakan metode observasi dan laporan bagi siswa dan membantu guru dalam

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 29


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di membangkitkan minat siswa terhadap alam


kelas. sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan
Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa guru untuk melihat keberhasilan siswa dalam
kriteria pengelompokan. Menurut Koesnandar
mencapai sasaran belajar.
(2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya
terdiri dari dua jenis antara lain: (a) bahan ajar Dalam penerapannya LKS dapat
yang sengaja dirancang untuk belajar, seperti dibedakan menjadi beberapa kategori, menurut
buku, handouts, LKS dan modul; (b) bahan ajar Sadiq dalam (Widiyanto, 2008:14) LKS dapat
yang tidak dirancang namun dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping, a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur, yaitu
koran, film, iklan atau berita. Koesnandar juga lembaran yang berisi sarana untuk materi
menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya,
pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta
maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas tiga
kelompok yaitu bahan presentasi, bahan didik yang dipakai untuk menyampaikan
referensi, dan bahan belajar mandiri. pelajaran. b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur
memuat informasi, contoh dan tugas-tugas,
Lembar Kerja Siswa LKS ini dirancang untuk membimbing peserta
Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar didik dalam satu program kerja atau mata
Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa
sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran
diharapkan dapat materi ajar tersebut secara pembelajaran.
mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat
Analisis Konsep Dasar IPA
materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan
Konsep Dasar IPA memberikan
dengan materi. Selain itu siswa juga dapat pemahaman terkait konsep-konsep dan teori
menemukan arahan yang terstruktur untuk dasar IPA untuk mengenal alam beserta isinya,
memahami materi yang diberikan dan pada saat fenomena alam dan gejala-gejala alam. Widodo
yang bersamaan siswa diberikan materi serta (2007) menjelaskan dalam pembelajaran IPA
tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. terdiri dari 5 dimensi Pemahaman Konsep dan
penerapannya mencakup:
Jadi, lembar kerja siswa (LKS)
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
merupakan rupakan suatu bahan ajar cetak manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya dengan lingkungan, serta kesehatan;
berisi petunjuk, langkah-langkah untuk b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya
menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa meliputi: cair, padat dan gas
panduan untuk latihan pengembangan aspek c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya,
kognitif maupun panduan untuk pengembangan bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana;
semua aspek pembelajaran dalam bentuk
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,
panduan eksperimen dan demonstrasi (Trianto, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
2007:73). lainnya.
Manfaat LKS Lembar kegiatan siswa e. Sains, Lingkungan, Teknologi, dan
lainnya adalah dapat membantu guru dalam Masyarakat (salingtemas) merupakan
mengarahkan siswanya untuk dapat penerapan konsep IPA dan saling
menemukan konsep-konsep melalui keterkaitannya dengan lingkungan,
teknologi dan masyarakat melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja.
pembuatan suatu karya teknologi sederhana
Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk termasuk merancang dan menghasilkan
mengembangkan ketrampilan proses, karya.
mengembangkan sikap ilmiah serta

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 30


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

Pembelajaran IPA pada jenjang teori yang terkait dengan penggunaan bahan
pendidikan dan dengan menggunakan ajar tersebut kemudian mulai membuat
pendekatan serta model apa pun harus benar- perencanaan yaitu dengan memilih materi yang
benar efektif. Dalam buku Kegiatan Belajar nantinya akan dikembangkan menjadi bahan
Mengajar yang Efektif (Depdiknas, 2003) ajar yaitu lembar kerja mahasiswa.
pembelajaran yang efektif secara umum Untuk mengungkap kemampuan afektif
diartikan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar mahasiswa terkait penggunan bahan ajar lembar
yang memberdayakan potensi siswa (peserta kerja dalam dalam pembelajaran IPA maka
didik) serta mengacu pada pencapaian penelitian ini akan dilaksanakan pada
kompetensi individ-ual masing-masing peserta mahasiswa semester II Prodi PGSD, dimana
didik. Ada baiknya jika guru yang akan mahasiswa semester II memiliki 3 kelas yang
merancang pembelajaran IPA di SD nantinya akan diamati. Proses awal penelitian
memperhatikan enam ciri utama pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi yang
efektif yang memberdayakan potensi siswa terkait dengan pembelajaran IPA, lalu
mahasiswa diberikan lembar kerja untuk
3. METODE PENELITIAN mengetahui kemampuan afektif mahasiswa
Metode dalam menggunakan lembar kerja maka
Pendekatan yang digunakan dalam digunakan pedoman observasi, pedoman
penelitian ini adalah kualitatif dengan desain wawancara dan telaah dokumentasi untuk
metode deskriptif. Menurut Sukmadinata pengumpulan data.
(2009:94) penelitian kualitatif merupakan Data yang didapatkan dari pembelajaran
penelitian yang ditujukan untuk memahami di prodi PGSD khususnya Mahasiswa semester
fenomena-fenomena secara alamiah, terbuka, 2 akan dinalisa secara kualitatif. Jadi data yang
tanpa ada rekayasa pengontrolan variabel, yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan
didapatkan dari persfektif partisipan dengan telaah dokumentasi akan dilakukan triangulasi
strategi yang bersifat interaktif seperti observasi yaitu mengecek kebenaran data dari sumber
langsung, wawancara mendalam, dokumen dan data dengan sumber data yang lain agar data
teknik pelengkap seperti foto, video dan yang disajikan dalam laporan penelitian ini
lainnya. dapat teruji tingkat keabsahannya, sebelum data
tersebut dianalisis secara kualitatif. Hasil
Subjek analisis data yang didapat dari hasil observasi,
Adapun yang menjadi subjek penelitian wawancara dan telaah dokumentasi akan
ini adalah penerapan model pembelajaran dijadikan sebagai bahan analisis empirik untuk
inquiry terhadap kemampuan berpikir kritis dan membahas data hasil penelitian, dimana pada
hasil belajar mahasiswa semester II Universitas akhirnya dapat digunakan untuk merumuskan
Almuslim, Kabupaten Bireuen. kesimpulan penelitian.

Lokasi Pengumpulan Data


Lokasi yang dijadikan sebagai sasaran Metode pengumpulan data dilakukan dengan
penelitian ini adalah Universitas Almuslim, beberapa tahap yaitu Observasi, wawancara dan
Prodi PGSD di Kecamatan Peusangan, dokumentasi
Kabupaten Bireuen.
Analisis data
Tahap Pelaksanaan Semua data yang telah diperoleh dalam
Penelitian ini berawal dari kerangka penelitian ini berupa data dari hasil observasi,
teoritis yang mengkaji tentang teori wawancara dan telaah dokumentasi dinalisis
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara kualitatif. Data yang didapat merupakan
yaitu tentang penggunaan bahan ajar dalam deskripsi tentang pendapat, pengetahuan,
pembelajaran IPA yaitu menggunakan lembar pengalaman, dan aspek lainnya untuk dianalisis
kerja mahasiswa. Dari analisis tentang teori- dan disajikan sehingga memiliki makna.

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 31


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

Dimana analisis data bersifat induktif, dimana Selain kegiatan observasi, peneliti juga
menurut Sukmadinata (2009:312) analisis melakukan wawancara terkait pendapat siswa
induktif merupakan analisis yang dilakukan terhadap penggunaan lembar kerja dalam
bersamaan dengan proses pengumpulan data kegiatan pembelajaran, dan juga studi
yaitu dengan menghimpun dan memadukan dokumentasi dengan melihat hasil kerja
data-data khusus menjadi kesatuan-kesatuan mahasiswa dari lembar kerja yang telah di isi
informasi. dan sap yang telah disiapkan oleh dosen. Hasil
Proses pengolahan data dilakukan pada wawancara yang dilakukan setelah kegiatan
saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pembelajaran pada 18 mahasiswa yang diambil
selesai pengumpulan data dalam periode dari kelas berbeda dapat disimpulkan bahwa
tertentu. salah satu cara yang dianjurkan adalah mayoritas mahasiswa mengemukakan dengan
sebagai berikut; (1) Reduksi Data, (2) Display adanya lembar kerja dalam pembelajaran IPA
Data (Penyajian Data) dan (3) Mengambil memudahkan mahasiswa memahami materi dan
Kesimpulan dan Verifikasi dapat langsung mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari ± hari, mereka juga
4. HASIL DAN PEMBAHASAN berpendapat bahwa tanpa mereka sadari selama
Penelitian ini dilakukan di prodi PGSD ini banyak kegiatan yang dilakukan dalam
pada Mahasiswa semester II, fokus penelitian kehidupan sehari ± hari berhubungan dengan
ini adalah untuk melihat kemampuan afektif materi IPA yang mereka pelajari. Dari hasil
mahasiswa dalam memahami materi pada mata wawancara terlihat bahwa respon mahasiswa
kuliah IPA yaitu Konsep dasar Sains lanjutan. sangat baik terhadap penggunaan LKS selain
Kegiatan awal penelitian ini dilakukan dengan kognitif mereka berkembang dengan baik, hal
mewawancara beberapa mahasiswa terkait ini terlihat dari hasil belajar, namun
materi yang akan dia ajarka. Hasil wawancara kemampuan afektif mereka juga lebih baik
menunjukkan bahwa mahasiswa masih terlihat saat mereka berinteraksi dalam
kesulitan memahami beberapa materi yaitu kelompok ketika menjawab lembar kerja dan
materi mekanika, cahaya, pesawat sederhana juga saat kegiatan diskusi berlangsung, hal ini
dan listrik. Berdasarkan hasil wawancara sesuai seperti yang dikemukakan oleh Faoziah
pendidik menyiapkan bahan ajar berupa lembar (2012: 87) menyatakan respon siswa terhadap
kerja mahasiswa terkait materi pada mata kuliah lembar kerja siswa pada saat praktikum
tersebut. tergolong baik, demikian pula menurut Maryati
Proses penelitian ini dilaksanakan selama (2012: 90) menyatakan bahwa dari hasil uji
1 semester pembelajaran. Proses penilaian yang pengembangan lembar kerja siswa
dilakukan baik secara kognitif, afektif dan keterlaksanaan praktikum tergolong sangat baik
psikomotor dilaksanakan setelah pertemuan dan saat melakukan praktikum siswa sangat
beberapa materi. Penggunaan lembar kerja antusias. Dengan hasil yang dicapai tentunya
mahasiswa dimulai pada materi mekanika yaitu pada akhirnya dapat tercapai tujuan
materi yang membahas tentang gerak dan gaya. pembelajaran dengan baik, hal ini sesuai
Setelah dosen menyampaikan materi, dengan yang dikemukakan oleh Uno (2008)
mahasiswa diminta untuk mengerjakan lembar bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku
kerja secara berkelompok. Dari hasil observasi yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
terlihat bahwa dengan mengerjakan lembar oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
kerja mahasiswa mampu beradaptasi dengan tertentu. Lebih lanjut Hamalik (2005) juga
anggota kelompok yang dibagi secara acak, menyatakan tujuan pembelajaran adalah suatu
respon yang diberikan juga terlihat lebih baik deskripsi mengenai tingkah laku yang
dimana mahasiswa mampu mengemukakan diharapkan tercapai oleh siswa setelah
pendapatnya dan mampu menerima perbedaan berlangsung pembelajaran. Dengan demikian
pendapat dalam kelompoknya terkait dalam adanya tujuan pembelajaran dapat memudahkan
menyelesaikan masalah yang ada dalam lembar guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
kerja.

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 32


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

bermanfaat untuk meningkatkan kualitas Chotimah, Umi. (2010). Pengembangan


pembelajaran menjadi lebih baik ke depannya. Instrumen Penilaian Domain Afektif
pada Mata Pelajaran PkN di Sekolah
5. PENUTUP Menengah Pertama. [Online]. Tersedia:
Kesimpulan http://eprints.unsri.ac.id/1076/1/4._Lapor
Proses pembelajaran saat ini masih an_Penelitian_(Pengembangan_instrume
berorientasi pada ranah kognitif saja, n_dst)_UC.pdf [diakses 27 Oktober
berdasarkan hasil penilaian mahasiswa calon 2015]
guru sekolah dasar terlihat bahwa ranah afektif Haryati, M. (2008). Model dan Teknik
dan psikomotor belum dikembangkan dengan Penilaian Pada Tingkat Satuan
baik. Kemampuan afektif sangat diperlukan Pendidikan Dasar dan Menengah.
agar nantinya dapat menghasilkan lulusan yang Jakarta: Depdiknas.
berkualitas, dengan mengembangkan Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar
kemampuan afektif menjadikan pendidik dapat Berbasis Kompetensi. Padang:Akademia
mengetahui minat, sikap, konsep diri dan Permata. Imas Kurniasih dan Berlin Sari.
motivasi mahasiswa terhadap proses 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar
pembelajaran. Penggunaan baha ajar yang tepat Buku Teks Pelajaran Sesuai Dengan
tentunya dapat mengembangkan kemampuan Kurikulum 2013. Surabaya:Kata Pena.
afektif mahasiswa dalam pembejaran. Salah Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif
satu bahan ajar yang telah digunakan yaitu Membuat Bahan Ajar Inovatif.
lembar kerja, dari hasi wawancara dan Yogyakarta:Diva Press.
observasi terlihat bahwa dengan menggunakan Sudjana.(2005). Metoda Statistika.Bandung:
lembar kerja dalam pembelajaran IPA dapat Tarsito.
mengembangkan afektif mahasiswa, hal ini Sari, Nurty Govita. (2012). Aspek Afektif
terlihat dari adanya minat mahasiswa dalam Taksonomi Bloom Pada Pembelajaran
mempelajari materi dan mengaplikasikannnya Matematika Siswa Kelas VI Sekolah
dalam kehidupan sehari ± hari. dasar Se Kecamatan Alian. Jurnal
[online].
Saran Tersedia:(http://download.portalgaruda.o
Berdasarkan hasil penelitian peneliti rg/article.php?article=9332&val=612.
menyarankan perlu dilakukan pengembangan [diakses 26 Oktober 2015]
lembar kerja yang berkarakter sehingga dapat Sukanti. (2011). Penilaian Afektif Dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif Pembelajaran Akutansi. Jurnal
dan psikomotor mahasiswa dengan baik. Pendidikan Akutansi Vol.IX No.1 Tahun
2011. [Online] Tersedia:
6. REFERENSI http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/
article/viewFile/960/770 [diakses 27
Ardhiantari, Winny, dkk. 2014. Pengembangan Oktober 2015]
LKS Berbasis Ketrampilan Proses Sains Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses
PADA MATERI HUKUM-HUKUM Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
DASAR KIMIA. Rosdakarya.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JP Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan
K/article/viewFile/9063/5718 Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Sukmadinata. 2011. Metodologi Penelitian
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Pendidikan. Bandung: Remaja
Cipta. Rosdakarya.
BSNP, (2006).Panduan Penyusunan Kurikulum Trianto, (2009). Mendesain Model
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta :
Badan Standar Nasional Pendidikan. Penerbit Kencana.

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 33


JUPENDAS, Vol. 1, No. 2, September 2014 | ISSN: 2355-3650

Sarah Fazilla |Pengembangan Kemampuan Afektif Mahasiswa PGSD 34

Anda mungkin juga menyukai