ABSTRAK
Abstact. All activity are conducted in the learning should be evaluated to correct
instrument. Based on survey in the field, there is phenomenon of smart childs that not
concern with theirs surroundings. Now, there is child which dared to do anything for
getting the best value become trend at school. These problems related about behavioral
that become part of the affective domain. So, we need a non-test instrument to help
teacher in considering and deciding on the assessment domain. Target of this comunity
service that train and important understanding of non-test instrument to elementary
school Prawit I No.69, so that, teachers can use the instrument as an evaluation at affective
potensi peserta didik agar menjadi tersebut dapat terjawab dengan kegiatan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi yang penting dalam proses belajar
berbuat, dan perilaku atau perbuatan. cenderung dapat muncul dari sering
dilakukan evaluasi. Hal ini perlu dengan siswa. Hal ini dapat membantu
terhadap hasil yang telah dicapai, baik hasil belajar yang telah dicapai oleh
Demikian pula dalam sekali proses tersebut, dijadikan sebagai umpan balik
Sehingga, akan didapatkan hasil yang memiliki minat pada pelajaran tertentu
optimal. Jadi, tujuan pendidikan saat ini sulit untuk mencapai keberhasilan studi
tidaklah hanya sekedar mengevaluasi secara optimal. Oleh karena itu, semua
terhadap apa yang mereka tangkap atau proses bersekolah dalam pandangan
dapatkan baik bersifat positif maupun siswa sendiri. Kedua, perasaan siswa
Hal ini menjadi tantangan bagi guru pencapaian akademik, dan oleh karena
pada proses belajar mengajar untuk itulah memberikan pengaruh yang hebat
sikap atau perbuatan dari siswa dapat sikap sama pentingnya dengan
minat, sikap, emosi, dan nilai menjadi hasil yang dicapai, bukan hanya karena
bagian dari ranah afektif. Popham (1995) ingin mendapatkan nilai tinggi saja.
meraih nilai tertinggi tentunya dengan teknik evaluasi non tes biasa digunakan
belajar yang tekun. Jadi bisa dikatakan untuk mengukur soft skill meliputi sikap,
bahwa sikap menjadi bagian terpenting tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-
yang tak dapat dipisahkan untuk lain (apa yang dibuat atau dikerjakan)
koran. Terdapat fenomena anak pintar kelompok. Instrumen yang akan dibuat
dengan karakter yang tidak peduli oleh para peserta pelatihan nantinya
dengan sekitarnya, kemudian ada anak dikhususkan pada ranah afektif saja.
yang berani berbuat apa saja demi Agar kajian lebih mendalam dan dapat
parahnya jika mereka terus-menerus Salah satu sekolah dasar yang ada
dibiarkan dan menjadi dewasa tanpa tidak jauh dari Universitas Slamet Riyadi
sikap tegas dari guru. Mereka bisa dan kampus program studi PGSD, yaitu
ini tidak dapat dipungkiri karena, ranah observasi dan wawancara dengan salah
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk afektif siswa, ada guru yang bingung
selalu melalukan evaluasi berkala pada ketika ditanya dengan pernah tidak nya
yang digunakan untuk menilai ranah secara global atau bersifat subjektif.
afektif adalah dengan instrumen non tes. Memperhatikan kondisi sekolah yang
guru dalam penilaian di ranah afektif non tes diharapkan dapat membuka
siswa maka Kepala Sekolah dan tim wawasan guru tentang evaluasi belajar
pelaksana memandang perlu untuk khususnya aspek afektif bagi siswa yang
yang ada di sekolah tersebut. Pemilihan belajar siswa. Siswa pun akan merasa
kebutuhan sekolah yang akan menjadi Sekolah Dasar terhadap penilaian pada
Penjelasan di atas didukung oleh pemberian soal pre test dan post test, b)
tentang perumusan penilaian pada ranah yaitu berupa instrumen non tes di
demonstrasi dari instrumen non tes yang tatap muka dan diberikan penugasan
melibatkan tim pelaksana (dosen dan menjaga kualitas hasil pelatihan dan
2. Pendekatan penyadaran
- Penyajian materi
- Tanya jawab interaktif
Tahap Pelaksanaan - Penugasan (praktek)
- Evaluasi
- Refleksi
Pendampingan Tim
terdiri dari persiapan, pelaksanaan instrumen non tes ini terdiri dari
b. Evaluasi Kegiatan
hasil dilihat dari hasil tugas praktik kepada masyarakat diisi dengan
hasil diskusi dan dievaluasi non tes menurut panduan Dirjen Dikdas
mengerjakan soal post test untuk penilaian diri, dan penilaian antar teman.
dalam menilai ranah afektif. Hal ini sikap spritual dan sosial.
perlu diperhatikan dan oleh guru Sikap spiritual adalah sikap yang
sebagian besar sebagai wali kelas dan penelitian Gusviani (2016) ditemukan
Dibuktikan dengan kedatangan peserta dan KTSP sebesar 0,55%. Hal ini
penyusunan instrumen non tes yang baik positif atau negatif. Sikap sosial
dari diri siswa itu sendiri. Sikap yang menyusun ranah afektif, yaitu (1)
didapatkan nilai terendah pada sikap spritual dan sosial bagi siswa SD.
masih berkata kasar, dan 10% siswa penilaian yang dapat dilaksanakan di
belajar siswa pada saat pembelajaran. 62,2. Jadi, terjadi peningkatan sebesar 6,7
menjawab dari dilema para guru untuk (4) mengenal latar belakang kegiatan
membuat instrumen evaluasi guna belajar dan kelainan tingkah laku siswa.
terhadap hasil belajar siswanya. Hal ini tentang sepuluh langkah yang diikuti
pengukuran, dan 10) menafsir hasil Dilaksanakan selama dua hari dengan
memotivasi. Hal ini bertujuan untuk sikap spritual dan sosial di kelas.
12
Ucapan terima kasih kepada pihak SD Negeri Prawit I No. 69 yang berkenan
Universitas Slamet Riyadi yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk
Daftar Pustaka
Andersen. 1981. Assesing Affective Characteristic in the Schools. Boston: Allyn and Bacon
Dirjen Dikdas. 2016. Panduan Penilaian Untuk SD. Kemendikbud: Dirjend Dikdas
Gusviani, Evi. 2016. Analisis Kemunculan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dalam
Kegiatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD yang Menggunakan KTSP dan
Kurikulum 2013. EduHumaniora:Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.8 No.1, Januari.
Hal. 96-100. P-ISSN 2085-1243
Hartono, Jamilah, dan Fitriawan. 2017. Pengembangan Instrumen Non Tes Untuk
Mengukur Kemampuan Afektif Mahasiswa dalam Kurikulum KKNI. Jurnal
Buana Matematika. Vol.7 No.1
Ida Ayu, Nanci Riastini, dan Suarjana. 2016. Deskripsi Sikap Soisla Pada Siswa Kelas IV
SD Negeri 4 Penarukan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. e-journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.4 No.1
Popham, James. W. 1995. Classroom assessment: What teachers need to know. Nedham Hights,
Mass. 02194: Allyn and Bacon.
13
Widiyoko,S. Eko Putra. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar
14