Anda di halaman 1dari 10

PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PENILAIAN PADA PROSES

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI TINGKAT SD/MI

Fitri Khoiroh Sayidah Harahap¹ , Nurul Handini² ,Siti Fadilla³ ,Annisa Ramadhani4

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Email : fitrikhoiroh09@gmail.com 1 , handininurul9@gmail.com2 , sitifadilla825@gmail.com3


, ar9118771@gmail.com4

Abstrak

Pendidikan Kewarganegaraan ialah mata pelajaran yang wajib ada di seluruh tingkatan
Pendidikan baik SD/MI, SMP, SMA, maupun tingkat perguruan tinggi. Pendidikan
Kewarganegaraan sangat besar pengaruhnya dalam penumbuhan sikap dan rasa cinta terhadap
tanah air sebagai bentuk rasa nasionalisme, oleh karena itu Pendidikan kewarganegaraan ini
sudah ditanamkan mulai dari pendidikan dasar. Penelitian ini bertujuan untuk dapat
mengetahui informasi penilaian pada mata pelajaran kewarganegaraan di SD/MI. Penelitian
yang digunakan ialah dengan metode penelitian kualitatif dengan studi pustaka. Studi pustaka
adalah kegitan dengan metode pengumpulan data dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal
ataupun artikel yang sesuai dengan pokok pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penilaian Kewarganegaraan SD/MI adalah suatu kegiatan pengumpulan laporan serta
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewarganegaraan dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat
dan konsisten. Penilain atau disebut assessment adalah suatu proses pengumpulan informasi
untuk mengukur hasil pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa dengan menggunakan
prinsip penilaian.
Kata Kunci : Penilaian, Pendidikan Kewarganegaraan

Abstract

Citizenship Education is a compulsory subject at all levels of education, both SD/MI, SMP, SMA,
and tertiary institutions. Citizenship Education has a very big influence in growing attitudes and feelings
of love for the homeland as a form of nationalism, therefore civic education has been instilled starting from
the basic education level. The purpose of this study is to find out information on assessment of citizenship
subjects in SD/MI. The research used is a qualitative research method with literature study. The results
show that the SD/MI Citizenship.
Assessment is an activity of collecting reports and using information about student learning
outcomes in citizenship subjects by applying the principles of assessment, continuous implementation,
authentic, accurate, and consistent evidence. Assessment or so-called assessment is a process of
gathering information to measure the results of the knowledge, attitudes, and skills of students by using
the principle of assessment.

Keywords: Assessment, Citizenship Education

PENDAHULUAN

Penilaian itu mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar:
Penilaian adalah suatu proses yang bisa dilakukan dengan perencanaan, alat penilaian,
pengumpulan informasi dengan bukti yang melihatkan perolehan hasil belajar siswa.
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti: penilaian kerja, penilaian tertulis,
penilaian sikap, dan penilaian hasil karya siswa.1 Proses penilaian adalah faktor krusial pada
kegiatan pembelajaran disamping faktor-faktor yang lain. Penilaian bertujuan menghitung dan
mengukur taraf pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian bisa dipakai untuk melihat kelebihan
juga kekurangan pada kegiatan pembelajaran serta juga sebagai koreksi pada kegiatan
pembelajaran yang sudah pernah dikerjakan. Tujuan lain penilaian bagi guru yaitu sebagai
bentuk informasi kepada orang tua siswa pada semester akhir dan ditulis dalam bentuk
raport. Adapun tujuan penilaian untuk siswa yaitu mengetahui seberapa baik siswa dapat
memahami suatu materi. Penilaian harus dilakukan dengan sistematis, konsisten dan
terprogram dalam bentuk lisan maupun tulisan, sikap, sopan santun, akhlak, maupun tugas
yang telah diberikan oleh guru.

Penilaian salah satu bentuk keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya
pada pembelajaran pendidikan kewarganegaran. Penilaian pada pembelajaran pendidikan
kewarganegararan sama seperti mata pelajaran lainnya. Namun, Penilaian dalam pendidikan
kewarganegaraan ini lebih menuju pada sikap dan perilaku. Hasil penilaian mata pelajaran ini
dapat dilakukan oleh beberapa cara, seperti penilaian portofolio. Penilaian portofolio
merupakan suatu kegitan menilai suatu karya siswa baik dengan individu maupun secara
kelompok. Penilainan portofolio ini bukan hanya sebagai informasi hasil kerja siswa. Namun
tujuan lain portofolio ini adalah sebagai bukti bahwa siswa tersebut memahami mata pelajaran
yang sudah dijelaskan oleh guru. Contoh penilaian portofolio dalam pelajaran pendidikan
kewarganegraan yaitu seperti menyusun suatu laporan kegiatan luar sekolah, kegiatan ini

1 Abdul Qodir,(2017), Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, Yogyakarta: K-Media, hal.5


akan menambah wawasan, menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Dengan adanya penilaian ini bertujuan agar mendorong siswa untuk berubah menjadi
lebih baik. Penilaian juga mampu mendorong siswa untuk berlomba-lomba dalam mendalami
pembelajaran baik di kelas dan di luar kelas. Semua mata harus bisa memberikan penilaian baik
berupa penilaian pengetahuan (kognitif), penilaian sikap (afektif), maupun penilaian
keterampilan (psikomotor). Jika dihubungkan dengan tujuan maupun fungsi mata pelajaran
kewarganegaraan adalah menjadikan siswa mempunyai rasa cinta terhadap tanah air,
menjadikanwarga negara yang baik dan cerdas, Memiliki perilaku yang baik, pengetahuan yang
luas serta keterampilan yang baik. Maka dari itu penilaian pada mata pelajaran
kewarganegaraan ini harus melibatkan Penilaian kewarganegaraan dibagi menadi tiga jenis
penilaian antara lain penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut peraturan Menteri
Pedidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 mengenai standar penilaian hasil belajar siswa pada
jenjang sekolah dasar berdasarkan pada prinsip-prinsip yaitu sahih, objektif, adil, terbuka,
terpadu, menyeluruh yang berkesinambungan, sistematis, serta akuntabel.2

METODE

Penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel, menggunakan metode kualitatif dengan
studi pustaka. Studi pustaka, merupakan suatu metode yang dilakukan dengan pengumpulan
data dari berbagai sumber tertulis baik dalam jurnal, buku, ataupun artikel baik dalam bentuk
online ataupun tidak, yang dianggap relevan dan sesuai dengan pokok pembahasan yang
dituangkan penulis. Penelitian dengan kepustakaan atau studi pustaka adalah teknik
pengumpulan data dengan melakukan telaah terhadap buku, literature, catatan serta berbagai
laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir,1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan sebuah proses yang bukan hanya sebatas memberi ujian atau
penentukan grade. Melainkan suatu tindakan yang dilakukan guru untuk memastikan peserta
didik sudah belajar dengan baik atau belum. Bentuk penilaian bisa seperti memberi
pertanyaan kepada siswa, mengobservasi siswa, dan memperhatikan wajah siswa yang
kebingungan atau senyum murid yang memahami pelajaran. Jika tidak melakukan penilaian,
tentunya guru sebagai pendidik tidak akan mengetahui apakah cara mengajar yang diterapkan
selama ini terhadap peserta didik itu sudah efektif atau hanya membuat peserta didik lebih
susah mengikuti metode pembelajaran yang diberikan.

Penilaian hasil belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan seorang guru
dengan pemberian keputusan mengenai pencapaian hasil belajar yang diikuti oleh siswa. Data
yg diperoleh selama aktivitas pembelajaran kemudian dikumpulkan melalui mekanisme dan

2Fandi Setiawan. Kemampuan Guru Menilai Pembelajaran Melalui Internalisasi Nilai Kejujuran Dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Jurnal Pendidikan IPS. Jil. 5 No. 2 (2013). Hal.75
evaluasi yg sinkron dengan menggunakan kompetensi atau indikator yang akan dinilai.

Dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah cara yang dilakukan secara terus-menerus
untuk mengukur pemahaman para siswa terhadap pembelajaran yang sudah diberikan oleh
pendidik. Penilaian yang dapat memperoleh perubahan dan peningkatan serta evaluasi yang
akan dilaksanakan untuk menjadi yang lebih baik. Dan juga untuk memperoleh penilaian yang
objektif dan relevan. Penilaian yang dilakukan untuk mengomunikasikan fakta yang berarti
tentang pembelajaran ataupun prestasi peserta didik.

Penilaian juga bukan hanya sekedar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta
didik saja,melainkan penilaian dapat meningkatkan kemampuan dalam proses belajar perserta
didik tersebut. Sering sekali penilaian itu dianggap sebagai pengukur hasil belajar peserta didik.
Sehingga, penilaian ini diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses
pembelajaran .

Penilaian dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian yang dilakukan secara menyeluruh yang
dimana nantinya para peserta didik diminta untuk menunjukan keterampilan dan pengetahuan
yang didapat selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

Adapun alasan para pendidik menggunakan penilaian autentik yakni :

A. Melalui penilaian autentik para pendidik dapat menilai tindakan para peserta didik secara
langsung dan para pendidik juga berharap agar nantinya para peserta didik dapat
menerapkan disiplin ilmu yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
B. Penilaian autentik mewajibkan peserta didik untuk tidak hanya menjadi konsumen
pengetahuan melainkan juga mengharuskan para peserta didik untuk mengelolah hasil
pengetahuan yang diberikan oleh pendidik.
C. Penilaian autentik memadukan gaya mengajar, belajar, dan penilaian secara bersamaan.
Disini penilaian autentik memiliki tugas untuk mengukur keterampilan atau kemampuan
para peserta didik yang nantinya digunakan sebagai sarana pembelajaran. Hasilnya, para
peserta didik dapat memecahkan suatu permasalahan serta mendapat bahan penilaian dan
bisa melaksanakan kegiatan yang bermakna.

2. Penilaian alternatif

Penilaian alternatif sendiri dapat didefinisikan sebagai penilaian terhadap suatu kinerja
atau hasil belajar seorang peserta didik. Penalaran alternatif ini juga mewajibkan para peserta
didik untuk memperlihatkan suatu pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki dan juga
mengharuskan peserta didik untuk bisa berfikir kritis dalam memecahkan suatu permasalahan
baru.3

3
Mahdiansyah, M. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Sistem Penilaian Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus di Enam Kota).
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan,11(2), 48-63
Beberapa manfaat yang diperoleh apabila para pendidik menerapkan sistem penilaian
alternatif dalam kegiatan pembelajaran yakni :

A. Dengan model penilaian seperti ini tentunya dapat dapat mendorong semangat para peserta
didik untuk lebih giat bekerja sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

B. Penilaian ini juga dapat menghapus jarak hubungan yang berbeda serta menciptakan
suatuhubungan yang lebih dekat antara pendidik dan peserta didik

C. Melalui metode penilaian seperti ini pendidik akan lebih mudah untuk mengukur kualitas
dankeahlian para peserta didik

Tujuan Penilaian

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang memiliki tujuan. Penilaian dengan sadar
dilakukan oleh guru yakni bertujuan mencapai keberhasilan siswa dalam belajar juga
memberikan masukan terhadap guru. Tujuan penilaian guru adalah untuk mengetahui apakah
siswa telah menguasai pelajaran yang diajarkan oleh guru. Selanjutnya apakah kegiatan
pembelajaran sudah sesuai yang diharapkan apa belum. Tujuan lain dari penilaian yaitu untuk
mendalami pelajaran dan untuk memberitahu kepada orang tua ataupun wali siswa pada
kenaikan kelas atau kelususan. Di dalam kegiatan pembelajaran penilaian bertujuan:4

1. Membuat keputusan tentang hasil belajar peserta didik.

2. Memahami peserta didik.

3. Memperbaiki program pembelaaran yang kurang sesuai.

Menurut Chittenden (1994) tujuan penilaian dibagi menjadi empat antara lain keeping track,
Checking-up, Finding-out, dan Summing-up. 5Tujuan tersebut dielaskan Arifin (2013:15) ini berikut:

A. Keeping track, adalah mengetahui dan menelusuri kegiatan proses belajar yang telah
ditentukan. Maka dari itu guru harus mengumpulkan informasi terkait gambaran tentang hasil
pencapaian dan kemajuan siswa.

B. Checking-up, adalah mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dan
kekurangan siswa selama kegiatan tersebut dilaksanakan. Guru harus melakukan penilaian
untuk menemukan materi yang sudah dipahami siswa maupun yang belum dipahami.

C. Finding-out, adalah mencari kekurangan dan kelemahan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran, agar guru dapat dengan cepat mencari solusinya.

D. Summing-up, adalah menyimpulkan hasil pemahaman siswa dan digunakan oleh guru
sebagai bentuk informasi kemajuan belajar ke pihak yang berkepentingan.

Teknik dan Bentuk Penilaian

Teknik dan bentuk penilaian dapat dikelompokkan dengan dua bentuk yaitu bentuk

4 Mahirah B. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa). Jurnal idarah. Vol. 1 No. 2(2017). Hal. 261
5 Asrul, dkk. Evaluasi Pembelajaran. Hal. 12
penilaian tes dan bentuk penilaian non tes.

A. Bentuk Penilaian Tes

Secara umum bentuk penilaian tes terbagi dua, pertama penilaian dalam bentuk tes
subektif dan penilaian dalam bentuk tes objektif.

1. Tes subjektif, merupakan bentuk tes tertulis atau biasa disebut dengan tes esai dan deskripsi.
Tes esai ini merupakan bentuk penilaian yang banyak digunakan oleh guru. Tes deskriptif atau
esai ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: a) Tes deskripsi dalam bentuk bebas atau
terbuka, b) Tes deskripsi dalam bentuk terbatas.6

2. Tes objektif, merupakan suatu bentuk tes yang soal-soalnya berbentuk benar salah,
menjodohkan, pilihan ganda, dan melengkapi jawaban.

B. Bentuk Penilaian Non Tes

Bentuk penilaian non tes meliputi penilaian sikap, pertanyaan langsung, penilaian
keterampilan, dan penilaian portofolio.

1. Penilaian sikap

Sikap merupakan ekspresi nilai-nilai dan padangan hidup yang dialami. Dari Sikap akan
menghasilkan Tindakan maupun perilaku yang sesuai dengan keinginan. Sikap terbagi menjadi
beberapa komponen yaitu komponen afektif atau perasaan, komponen kognitif atau
kepercayaan dan komponen konatif atau kecenderungan untuk berperilaku dan berbuat dengan
cara tertentu.7

Dalam kegiatan pembelajaran, hal-hal yang harus dinilai melalui pembelajaran objek sikap
diantaranya :

a. Sikap terhadap materi pembelajaran. Siswa harus mempunyai anggapan positif terhadap
apa yang akan dipelajari. Dalam sikap positif yang ada pada siswa mampu menumbuhkan
semangat, dan akan memahami materi yang diajarkan.

b. Sikap terhadap guru

c. sikap terhadap proses pembelajaran

Dalam hal ini penilaian sikap bisa melalui tiga cara, diantaranya observasi perilaku, pertanyaan
langsung, dan laporan pribadi.

2. Penilaian Portofolio

Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah penilaian yang didasarkan pada siswa
sebagai hasil dari mengikuti proses pembelajaran. Penilaian portofolio yang digunakan dengan

6 Ibid hal.45
7 Ahmad, S. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Hal.79
teknik berupa pengumpulan sebagian hasil pekerjaan atau hasil belajar siswa dalam hal apapun
untuk memperoleh informasi tentang minat dan bakat siswa. Portofolio dapat menjadi acuan
pengembangan prestasi dan kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan karya yang
dihasilkannya.

3. Penilaian produk

Penilaian produk merupakan penilaian terhadap kemampuan untuk menghasilkan suatu


barang atau produk. Penilaian ini tidak dilihat dari hasil produk yang telah dibuat, tetapi juga
dari bagaimana produk tersebut dibuat. Penilaian produk ini berupa penilaian terhadap
kemampuan siswa dalam menghasilkan suatu produk seperti: makanan, lukisan, gambar dan
karya senilainnya.

4. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan salah satu bentuk penilaian, dalam penilaian ini siswa
diharapkan mampu menjadi individu yang mandiri, salah satu implementasinya adalah dengan
memberikan penilaian sendiri terhadap proses dan prestasi yang telah dicapai dalam
pembelajaran tertentu.8

Penggunaan teknik ini mampu memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan
kepribadian siswa, pengaruh tersebut bisa berupa :

a. Siswa akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi atas dirinya, dikarenakan telah mampu
memberi penilaian pada diri sendiri.

b. Siswa akan mengetahui kelebihan serta kelemahan yang dimiki, hal ini dapat diketahui dari
proses penilain yang telah dilakukan pada diri sendiri.
c. Siswa akan dilatih untuk memiliki kejujuran yang tinggi, bisa dilihat dari sikap
objektifnyapada saat melakukan penilaian.

C. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian


Hasil penilaian ini dapat digunakan untuk mengetahui bagimana kemampuan dan
perkembangan peserta didik. Disamping itu hasil penilaian juga dapat memberi gambaran tingkat
keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian,kita dapat
menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar oleh pendidik,satuan pendidikan,orang tua, peserta didik, maupun pemerintah.

Penilaian yang dilakukan pendidik dengan tujuan untuk memperoleh nilai guna pengisian
rapor, maka penilaian ini merupakan hasil analisis penilaian pengetahuan berupa informasi
tentang peserta didik yang telah mencapai KKM dan juga peserta didik yang belum mencapai
KKM. Peserta disik yang sudah mencapai KKM itu akan diberikan pengayaan sedangkan peserta
didik yang belum mencapai KKM itu perlu di tindaklanjuti dengan remedial
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian pembelajaran ulang tetapi dengan media dan metode yang berbeda.
2. Pemberian bimbingan secara perorangan kepada peserta didik yang harus remedial
3. Pemberian latihan secara khusus, dimulai dengan latihan yang sesuai dengan
kemampuannya.

KESIMPULAN

Penilaian merupakan proses yang dilakukan oleh guru kepada siswa terus menerus dan
berkelanjutan. Penilaian juga meerupakan tindak lanjut dari suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas maupun di luar kelas. Penilaian bertujuan sebagai tolak ukur pemahaman
pada siswa dan juga untuk membedakan siswa yang memahami dan tidak memahami
pembelajaran serta sebagai motivasi bagi siswa untuk menjadi lebih baik lagi. Pada kurikulum
2013 penilaian memuat 3 aspek yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga
aspek tersebut harus ada dalam proses penilaian. Disamping itu penilaian harus menghasilkan
sikap yang baik, mendukung keterampilan yang melekat pada diri siswa sehingga mampu
menjadikan peserta didik lebih bermutu dan berkualitas.penilaian harus dilakukan secara
objektif, tidak membeda- bedakan antar siswa misalkan siswa yang kaya, miskin, pintar, cerdas,
dan sebagainya. Jika terjadi penilaian yang sama maka aka nada siswa yang merasa tidak adil
sehingga menimbulkan efek malas pada siswa dalam belajar serta mereka akan beranggapan
bahwa belajar adalah hal yang membosankan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media
Group Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran(Vol. 8). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Asrul, R. A. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka


Media. B, M. (2017). Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa).
Jurnal Idarah, 261.

Magdalena, I. (2020). Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial, 91.

Mahdiansyah, M. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Sistem Penilaian Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus
di Enam Kota). Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, 11(2), 48–63.

Nurmalisa, Y., Mentari, A., & Rohman, R. (2020). Peran Pembelajaran PKn dalam Membangun
Nurani Kewarganegaraan. 7(1), 34–45

Qodir, A. (2017). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: K-Media.

Setiawan, F. (2013). Kemampuan Guru Melakukan Penilaian Dalam Pembelajaran Melalui


Internalisasi Nilai Kejuuran Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial, Vol 5, 75.

Tirtaharja, Nur. 2001. Kebangkitan Nasionlisme Indonesia. Jakarta: Arya Ajisaka

Muhammad, Ali. 2011. Pahlawan Nasional. Jogjakarta: Buku Biru

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:Paradigma

Anda mungkin juga menyukai