Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

MATA KULIAH
PAUD 4203\ EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK TK

AFNI ARZA
856256829

TUTOR :
SITI ARIFAH, M.Psi

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Perbedaan bentuk evaluasi berdasarkan prosedur yang digunakan yaitu :
Mengevaluasi pendidikan anak berarti ingin mengetahui seberapa besar kesenjangan antara
materi yang telah diberikan dengan tujuan yang telah diberikan sebelumnya, sesuai dengan pola
perkembangan anak pada usia tertentu. Untuk mendapatkan informasi sebagai barang bukti
tentang kemajuan perkembangan dan belajar anak, dapat digunakan prosedur :
a. Prosedur formatif dan sumatif.
Prosedur formatif adalah suatu cara mengases perkembangan anak yang menitik beratkan pada
proses. Cara ini sangat cocok digunakan dalam asesmen untuk anak usia dini, karena anak akan
menampilkan diri secara optimal dalam konteks yang informal, alami, otentik, santai namun
bermakna. Pengamatan dengan cek lis, pedoman observasi atau catatan anekdot adalah
instrumen yang bisa digunakan.
Sedangkan produser sumatif adalah suatu cara mengases perkembangan dan belajar anak yang
lebih menitik beratkan pada hasil. Penilaian sumatif menggunakan patokan atau acuan tertentu,
seperti Penilaian Acuan Individual (PAI). Tes adalah instrumen yang biasa digunakan dalam
penilaian sumatif. Contoh penilaian sumatif, misalnya taraf kemampuan anak dalam membaca.
b. Prosedur formatif dan sumatif sebagai kesatuan.
Untuk menilai kemajuan perkembangan anak akan lebih baik jika prosedur formatif (penilaian
proses) dan prosedur sumatif (penilaian hasil) digunakan secara terpadu dalam kegiatan asesmen
di TK. Dikatakan dalam modul bahwa keterpaduan ini akan menonjolkan interaksi antara guru
dan anak, Namun tidak mengesampingkan hasil belajar. Misalnya pada perkembangan motorik
halus. Secara formatif guru dapat mengamati bagaimana proses seorang anak pada saat
menggambar. Cara memegang pensil, cara menggoreskan pensil/ krayon pada kertas, semua
akan teramati oleh guru. Jika ditemukan cara yang salah, guru segera dapat membimbing anak
tersebut, sehingga terjadi interaksi yang baik antara anak dan guru. Setelah selesai menggambar
guru harus menilai hasil karya anak dalam menggambar. Hasil karya anak yang dinilai dapat
meningkatkan motivasi anak dalam menggambar.
c. Arti prosedur formatif dan sumatif bagi orang tua.
Jika lembaga pendidikan TK melakukan asesmen secara terpadu, maka orang tua dapat
menerima laporan tentang perkembangan anak baik dalam proses maupun hasil sekaligus. Orang
tua tidak saja dapat melihat hasil belajar anaknya dibandingkan anak lain, tapi juga dapat melihat
perkembangan anak dari waktu ke waktu. Jika orang tua merasa tidak puas terhadap hasil belajar
anak, ia dapat menanyakan prosesnya, yang dapat memberikan keterangan tentang kemungkinan
penyebab rendahnya kemajuan perkembangan dan hasil belajar anak, guru dapat menjelaskan.
Dengan penjelasan guru, orang tua dapat ikut membantu/ membimbing anak di rumah dalam
belajar.
2. Guru atau Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses evaluasi kegiatan
pembelajaran. Guru juga harus dapat menerima proses evaluasi sebagai suatu cara yang positif
dalam bekerja bersama anak. Alasannya :
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu
sistem pembelajaran yang diterapkan oleh guru atau pendidik. Karena bila seorang pendidik
tidak melakukan proses evaluasi sama saja tenaga pendidik tersebut tidak ada perkembangan
dalam merancang sistem pembelajaran. Pendidik harus menciptakan inovasi baru untuk
memperbaharui sistem pembelajaran yang akan guru terapkan di dalam kelas, mulai dari materi,
metode, media, sumber belajar, lingkungan dan sistem penilaian. Dalam merancang evaluasi
pembelajaran guru harus memperhatikan prinsip dasar evaluasi dan syarat-syaratnya, yaitu
evaluasi harus benar-benar menggunakan alat ukur yang tepat sesuai dengan tujuannya, apakah
mau mengukur atau hanya menilai. Lalu syarat yang lainnya yaitu alat tes harus terpercaya atau
menghasilkan hasil yang sama, dan syarat evaluasi yang terakhir yaitu evaluasi harus bersifat
praktis dan mudah digunakan tidak menyulitkan pendidik atau peserta didik.
Guru yang baik adalah mampu melaksanakan evaluasi berdasarkan materi yang diberikan kepada
peserta didik sehingga dalam sistem evaluasi memudahkan guru, guru akan lebih mudah
mengetahui peserta didik yang belum memahami pembelajaran yang di sampaikan sesuai dengan
sistem evaluasi yang dilakukannya.
Dalam menyampaikan materi guru tidak hanya mengevaluasi peserta didik dalam tingkah
lakunya saja melainkan mengevaluasi peserta didik dalam segi apakah peserta didik itu sudah
mampu untuk menguasai materi yang telah di sampaikan oleh gurunya.
Sebaliknya evaluasi juga dilakukan kepada seorang guru untuk melihat apakah guru tersebut
sudah maksimal atau sebaliknya dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta
didik.
Adapun disini fungsi dari evaluasi itu sendiri yaitu :
• Sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik
• Sebagai suatu sistem untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam belajar
• Dengan evaluasi guru juga lebih memotivasi belajar peserta didik dan
• Sebagai bukti pada orang tua atau wali murid agar mengetahui tingkat kemampuan dari
anaknya juga lebih memotivasi anaknya agar lebih giat belajar.
Oleh karena itu evaluasi sanggatlah penting dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui
tingkat kemampuan peserta didiknya, sehingga bisa mengetahui tingkat pengetahuan peserta
didik apakah sudah maksimal atau sebaliknya.
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah terjadi
perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih baik.
Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya. Oleh sebab
itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan car yang baik dan objektif.
Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya,
untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan selain itu guru harus dapat mengoreksi
apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan.
Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk:

 Menggambarkan kemampuan belajar siswa


 Mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
 Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan)
 Memberikan pertanggungjawaban

Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru berperan sebagai Evaluator yang berfungsi untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya seorang guru dalam proses pembelajaran, atau evaluasi juga
dapat dikatakan sebagai penentu untuk mengetahui apakah proses/cara belajar mengajar itu
harus dipertahankan atau diperbaiki lagi. Oleh sebab itu, peran guru disini sangat menentukan.
Dalam peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang standar proses dinyatakan bahwa
evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

- Membandingkan proses pembelajaran guru dengan standar proses

- Mengidentifikasi kinerja guru sesuai dengan kompetensi guru.


3. 4 prinsip evaluasi di dalam pembelajaran PAUD
Berdasarkan beberapa kondisi yang melatarbelakangi prinsip-prinsip evaluasi tersebut maka
1. Komprehensif
Evaluasi hendaknya mencakup keseluruhan aspek yang akan dinilai,baik untuk bidang
pengembangan kemampuan dasar dan bidang pengembangan perilaku. Prinsip ini akan
membawa konsekuensi pada instrumen evaluasi serta laporan profil perkembangan yang akan
disusun. Instrumen hendaknya disusun atas dasar kisi-kisi instrumen yang menggambarkan
secara sistematis dan logis keseluruhan aspek bidang pengembangan.
2. Keterandalan atau Reliabilitas
Evaluasi yang baik seharusnya memiliki kepercayaan yang tinggi (reliabilitas) dari hasil yang
telah dicapainya tanpa banyak dipengaruhi unsur waktu dan orang yang melakukannya.HIasil
evaluasi harus memiliki konsistensi atau keajekan, artinya kapan pun dinilai hasil yang
dihasilkan tidak akan jauh berbeda.
3. Obyektif
Obyektif artinya bahwa penafsiran terhadap suatu informasi dalam evaluasi harus apa
adanya,sesuai kenyataan, menghindarkan diri dari subjektivitas sehingga akan menghasilkan
nilai yang relatif sama meskipun penilainya berbeda.
4. Kontinu atau Berkesinambungan
Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup, bukan hasil
pengamatan sesaat sehingga memungkinkan para guru memperoleh kesimpulan akhir yang
akurat dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
4. Fokus evaluasi di Taman Kanak-Kanak :
Evaluasi kegiatan di Taman Kanak-kanak, dapat meliputi semua aspek, antara lain:
a. Anak didik, guru, staf lainya, orang-orang dewasa disekitarnya yang terlibat dan juga keluarga
anak didik.
b. Sumber-sumber belajarnya, lingkungannya, atau bahkan program kegiatannya secara
keseluruhannya.
Namun demikian, fokus kusus dari evaluasi yang tentunya berbeda-beda ruang lingkupnya,
seperti:
a. Pada semua anak.
b. Pada desain program dan pelaksanaannya
c. Pada gurunya sebagai tenaga pendidik.

Dalam keseharian guru bekerja bersama anak. Selain guru memfasilitasi anak, guru juga
melakukan pengamatan. Guru mengamati hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak
bisa, dan apa saja yang menjadi kebiasaan anak. Harapannya, bahwa setelah guru mengetahui
tiga hal tersebut, guru dapat merancang program pengembangan pembelajaran sesuai dengan
minat, ke kuatan, dan kebutuhan anak. Program pengembangan pembelajaran yang disusun dan
direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak akan menstimulasi potensi anak
menjadi anak yang kompeten. Anak akan menjadi semakin tahu, semakin bisa, dan semakin
memiliki kebiasaan yang baik.
Berbagai informasi tentang kemajuan anak ini merupakan hasil belajar yang perlu disampaikan
pada orang tua. Dengan diperolehnya berbagai informasi tentang anak, orang tua dan guru
memperoleh gambaran capaian hasil belajar anak. Capaian ini diukur berdasarkan standar PAUD
yang telah ditetapkan secara nasional, yang tertulis di dalam Permendikbud No. 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional PAUD dan 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD . Oleh
karena itu, guru dan orang tua harus bekerja sama dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan
yang belum dicapai anak sehingga tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal.
Lingkup evaluasi mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. Melakukan kegiatan evaluasi
dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris, mengikuti proses
belajar, mencuci tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian itu
dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama
proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut.
Evaluasi dilakukan oleh guru karena guru memiliki fungsi sebagai penilai (assessor) selain juga
berfungsi sebagai fasilitator dan fungsi-fungsi lainnya. Guru di sini bukan hanya satu guru, tetapi
dapat melibatkan guru lain yang biasa bersama anak dalam keseharian anak belajar. Guru juga
dapat menggali informasi ke pada orang tua agar dapat mengenali perilaku anak selama berada di
rumah. Informasi ini penting dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak itu, dan
dapat memberikan informasi yang berharga dalam memaknai perkembangan dan belajar anak.
Tidak kalah pentingnya guru melibatkan anak dalam menilai dirinya sendiri. Percakapan guru
dengan anak dapat menggali tentang pemahaman anak terhadap dirinya sendiri.
5. Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar
observasi, catatan menyeluruh, jurnal dan rubrik. Untuk memudahkan guru dalam melakukan
pencatatan evaluasi maka dipilihlah tiga teknik yang paling memungkinkan dilakukan guru yaitu
ceklis, catatan anekdot dan penilaian hasil karya.

Fokus Indikator Sub Indikator Penilaian


1 2 3
Melakukan berbagai Meniru  Meniru gerakkan guru
gerakan terkoordinasi pelaksanaan  Melakukan gerakkan senam sesuai
secara terkontrol, senam dengan contoh yang telah diperlihatkan
seimbang dan lincah secara  Melakukan gerakkan sendiri
sederhana

Saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati segala hal yang dilakukan anak
ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak. Pada proses
pengamatan, guru juga melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala
hal yang diamatinya. Teknik yang digunakan dalam melakukan pencatatan, berupa
Ceklis
Ceklis adalah cara menandai ketercapaian indikator tertentu dengan tanda-tanda khusus. Tanda-
tanda khusus dapat berupa tanda centang, huruf, simbol tertentu, dll. Tetapi dalam implementasi
penilaian, tanda ceklis menggunakan huruf seperti tertuang berikut ini:
Ada empat skala, yaitu :
BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau
dicontohkan oleh guru.
MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu
oleh guru.
BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri
dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
BSB artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan
sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator
yang diharapkan.

Ceklis tersebut memuat indikator pencapaian perkembangan yang cara penulisannya dapat
diperuntukkan per anak dalam satu periode tertentu, atau dapat pula dibuat semua anak dalam
satu periode.

Untuk memudahkan guru mencatat capaian perkembangan anak, maka ceklis dapat
dikembangkan sesuai kesepakatan antar guru di lembaga dengan mempertimbangkan kebutuhan,
kesiapan, dan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai