Anda di halaman 1dari 12

PENINGGATAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN


INKUIRI DI KELAS V MADRASYAH IBTIDAYAH SWASTA RAWANG
TUNGGUL HITAM
HESTY MANDA SARI

Sarihesty35@gmail.com

ABSTRAK

Yang terdapat di dalam penelitian pada latar belakang ini adalah dilatar belakangi oleh sangat rendah
sekali hasil yang dicapai pada pembelajaran IPA di kelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti
Rawang Tunggul Hitam. Hal ini disebabkan bahwa guru belum menggunakan pendekatan Inkuiri,
pembelajaran masih berpusat dari guru. pada penelitian ini bertujuan supaya bisa mendeskripsikan
hasil peningkata belajar pada peserta didik dengan menggunakan pendekatan Inkuiri di kelas V
Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam Padang. Hasil penelitian menunjukan
bahwa proses dapat menggunakan model pendekatan Inkuiri bisa meningkatkan semangat belajar
peserta didik dengan pembelajaran IPA khususnya pada tema perubahan sifat-sifat benda siswa kelas
V Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti. Pada hasil belajar siswa dapat meningkatan hasil belajar siswa
dilihat (1) hasil pada pengamatan Rancangan pembelajaran pada siklus 1 dengan persentase 75%
dengan kriteria baik (B), dan siklus II dengan presentase 92%,dengan kriteria sangat baik (SB). (2)
pelaksanaan aktifitas guru pada siklis I 73%, dengan kriteria baik (B),dan siklus II 92% dengan
kriteria sangat baik (SB),pelaksanaan aktifitas siswa pada siklus I 70,3% dengan kriteria baik (B), (3)
hasil belajar siswa pada siklus I 73.5% dari 29 siswa hanya 14 siswa yang mencapai nilai tuntas
dengan presentase 48,3% dengan krikteria kurang (K) dan terjadi peningkatan pada siklus II menjadi
84, dan 26 siswa yang telah mencapai nilai tuntas, dengan presentase 89,28% dengan kriteria sangat
baik(SB), dimana meningkat 41,4%. Dengan demikian terbukti bahwa pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajan IPA di kelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta
Bakti Rawang Panjang Tunggul Hitam.

Kata kunci ; Metode Pembelajan, Metode Inkuiri, Berfikir Kritis.

PENDAHULUAN

Pada hasil peningkatan pendidikan yang berkualitas, sangat di perlukan beberapa


pengembangan model atau metode pembelajaran yang sangat tepat dalam pembelajaran di dunia
pedidikan pada era saat ini. Seorang tetaga pendidik di lingkungan suatu wilayah bisa di harapkan
mampu merubah cara berfikir dalam sistim pendidikan yang telah terlaksana pada saat ini.
Keberhasilan yang dicapai oleh seorang pendidik bisa menyampaikan hasil yang dicapai dalam
pembelajaran kepada peserta didikdengan hasil yang maksimal.tapi pada masa pendidikan saat ini
sangat jarang sekali di dalam sebuah kelompok kelas mendapatkan hasil belajar yang semaksimal
mungkin. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa seorang tenaga pendidik atau guru harus
mencari sebuah motode atau model yang bisa meningkatkan minat belajar anak supaya bisa
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

Menurut pujiastutik(2019) menyatakan bahwa media pembelajarab yang dapat dikatakan


efektif jika media tersebut memenuhi keteria yang mampu memberikan pengaruh, perubahan serta
dapat membawa hasil. Ilmu Pengetahuan Ilmu (IPA) dalam istilah latin pembelajara dengan sains,
adalah mata pelajaran wajib yang harus dipelajari kepada peserta didik tingkat (MI) sampai perserta
didik tersebut mengayom pendidikan yang lebih tinggi.

Selain itu menurut sanjaya(2013) mengemukakan bahwa terdapat prinsip pemilihan atau
penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
Berdasarkan penyataan tersebut, dapat diartikan pada hakikatnya apabila siswa belajar IPA, tentu
tidak cukup sekedar mengigat dan memahami konsep, akan tetapi terlibat langsung dalam
pembelajaran sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa, olek karena itu proses pembelajara
IPA di Madrasayah Ibtidayah Swasra (MIS) sorang guru di tuntut supaya dapat mampu menggolah
pembelajaran IPA supaya seorang peserta didik mampu menguasai isi pembelajaran dan konseo-
konsep pada mata pelajaran IPA tersebut serta keterampilan lainnya pada IPA itu sendiri.

Berbeda dengan hal diatas, fakta dilapangan menunjukan bahwa proses IPA masih belum
efektif. Hal ini karena pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru hanya fokus pada sikap siswa
yang hanya mampu untuk menghafal teori-teori tampa mengembangkan kemampuan peserta didik
dapat mengambil suatu tindakan dalam memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran IPA.
Guru cendrung menempatkan peserta didik sebagai objek dalam pembelajaran tersebut sehingga
menyebabkab peserta didik tersebut bisa mengembangakan kemampuan yang ada pada diri peserta
didik tersebut dan bisa mengeluakan imajinasi yang ada pada peserta didik tersebut

Pada pengalaman selama saya mengajar di Madsyah Ibtidayah Swasta Bakti, sering kal
iterjadi kegagalan terhadap peserta didik dalam menghadapi pelajaran sehingga mendapatkan nilai
dibawah kkm, ini terjadi karena kurang keseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran karena
faktor dari lingkungan yang kurang bagus.sewaktu guru menerangkan pembelajaran di depan kelas
guru hanya mengunakan motode ceramah sehingga siswa hanya mendengarkan tampa terlibat
langsung dalam kegiatan pembelajaran yang mereka dapat.oleh karena itu hasil yang mereka dapat
kurang memuaskan dan di bawah KKM.

Guru akan dipelajari tampa memotifasi siswa untuk mencari tahu tentang apa tujuan
pembelajaran. Pembalajaran IPA yang diberikan guru banyak berupa teori namun penanaman
konsepnya masih kurang dari yang diharapkan. Proses pembelajaran seperti ini berdampat terhadap
hasil belajar siswa yang tidak memuaskan. Hal ini terlihat pada nilai tengah smester yang diperoleh
siswa di madrasyah Ibtidayah Swasta (MIS) Bakti Rawang Panjang Tunggul Hitam.

Tabel 1. Nilai Tengan Smester Siswa Kelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta (MIS)Rawang
Tunggul Hitam Tahun Ajaran 2023/2024
no Nilai frekuensi Jumlah nilai keterangan

1 2 3 4 5

1 85 1 85 YA

2 82 1 82 IE

3 80 2 160 H,PE

4 78 2 156 YW,FF

5 75 6 450 NF,SR,AF,FR,MK,SW

6 73 5 363 AD,M,M,A,FF

7 71 1 71 FA

8 70 3 210 HN,N,NS

9 68 3 204 T,RA,R

10 67 3 201 SJ,B,HA

11 65 1 65 S

JUMLAH ∑f=29 2113

Rata-rata :2113/29=72,86

Sumber; Guru kelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti

Data diatas menunjukan bahwa hasil belajar siswa Madrasyah Ibtidayah Swasta (MI) Rawang
Tunggul Hitam Rawang Tunggul Hitam, belum maksimal karena belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu 75. Fenomela tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan proses
pembelajaran mengenai IPA di (MI) lebih di tingkatkan sehingga dapat membentuk siswa berpikir
kritis, kreatif dan inovatif yang akan berujung dengan hasil belajar yang memuaskan. Guru dan siswa
diharapkan memiliki profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap agar proses
dapat berlangsung secara efektif. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai pengetahuan seperti metode
mengajar dan pengelolaan pengajaran yang menunjang proses pembelajaran sehinggadapat
mempengaruhi hasil belajar siswa, karena keberhasilan belajar merupakan muara dari seluruh aktifitas
yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

Pembelajaran dengan Inkuiri ( penemuan) dapat mendorong siswa untuk belajar sebagai besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk diri
mereka sendiri. Pendekatan inkuiri dalam pelaksanaanya menekankan kepada aktifitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan Inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran. Menurut Bruce ( dalam Sanjaya, 2008;205) “ Inkuiri merupakan pendekatan
pembelajaran dari kelompok sosial (social family) ke sub kelompok konsep masyarakat ( concepf of
society) .sub kelompok ini di dasarkan pada asumsi bahwa kepada setiap siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang suatu masalah yang terjadi materi dalam pembelajaran.Bedasarkan uraian diatas,
maka penulis tertarik untuk memberikan solusi agar pembelajaran IPA khususnya pada pembelajaran
perubahan sifat-sifat benda di Madrasyah Ibtidayah Swasta (MI) Rawang Tunggul Hitam lebih
ditingkatkan sehingga dapat membentuk siswa yang dapat berfikir kritis, kreati,dan inovatif. Untuk itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGUNAKAN


PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS V MADRASYAH IBTIDAYAH SWASTA RAWANG
TUNGGUL HITAM

METODE

Pada penelitian ini penulis menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
mengunakan motode Inkuiri untuk meningatkan cara minat belajar peserta didik dalam pembelajaran
IPA pada Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam Padang.desain pada penelitian
ini berupa alur penelitian metode yang dikemukakan oleh Kemmis dan Tanggart pada hakikatnya
berupa perangkat-perangkat .Pada penelitian di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru
kepada peseta didik adalah mengamati suatu objek tertentu dengan mengunakan beberapa metode
aturan tertentu supaya mendapatkan data atau informasi yang sangat penting serta sangat bermanfaat
kepada peserta didik tersebut sehingga mendapatkan mutu yang lebih bagus, sehingga peserta didik
bisa besemangat dan menarik minat peserta didik tersebut.

Sebelum guru melakukan kegiatan,hendaknya di lakukan tahapan sebagai berikut; Seorang guru
hendaklah melakukan sebuah analis terhadap beberapa kurikulum supaya bisa mengetahui apa saja
standar-standa kompetensi dasar pada menentukan sebuah materi yang akan di ajarkan kepada peserta
didik dengan mengunakan metode atau model Inkuri. Peneliti sudah melakukan kerja sama dengan
guru yang menjadi observer dalam membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan peneliti
sudah membuat beberapa media yang akan ditampilkan didepan kelas dan penulis juga sudah
membuat lembar observasi kinerja guru (IPKG 1 dan IPKG II ) ,dan juga sudah membuat beberapa
lembar belajar siswa serta tahap pelaksanaan dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan, dengan
penerapan beberapa pendekatan kostektual adalah:

Seorang guru hendaknya melakukan pendahuluan dengan memberikan salam kepada peseta didik
dengan mengucapkan salam dan guru tersebut meminta seorang siswa y untuk menyiapkan teman-
teman y berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.setelah itu guru melihat kelas dengan
mencek apakah keadaan kelas sudah bersih dan rapi. Setelah itu seorang guru mangampil absen
kepada murid dengan menyebutkan nama satu-satu dan menanyakan kepada siswa siapa saja murid
yang tidak hadir. Setelah itu guru memberikan informasi tentang pelajaran apa yang akan dipelajari
pada waktu itu.tetapi sebelum melakukan pembelajaran guru melakukan Apersepsi atau bernyanyi
bersama-sama di depan kelas dengan lagu yang disukai murid yang berhubungan dengan materi
pelajaran, setelah itu barulah guru melakukan dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

setelah guru menyampaikan pembelajaran dan seluruh peserta didik mengerti tentang apa yang
diterangkan guru didepan kelas, barulah guru membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang siswa dimana siswa tersebut bisa menyebutkan sifat-sifat perubahan sifat benda bersama teman
sekelompoknya masing-masing. Dari hasil pengamatan,setiap kelompok mengisi lembar soal yang
dibagikan oleh guru pada setiap kelompok,setelah selesai tgas kelompok barulah diutus kedepan kelas
untuk membacakan hasil dari pengamatan. Setelah selesai baru lah peserta didik mengerjakan tugas
selanjutnya yaitu evaluasi secara individu.

Penelitian pendekatan pembelajaran diferensiasi untuk meningkatkan kemampuan Sainst


dilakukan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) .Menurut (Arikunto d,2016)
penelitian tindakan kelas (PTK Guru) adalah kajian tentang kegiatan pembelajaran berupa tindakan-
tindakan yang secara sadar di timbulkan dan dilakukan secara kolektif di dalam kelas (Arikunto S,
2018)

Pada penelitian PTK ini seorang guru melakukan penelitian di dalam kelas yang bertujuan untuk
kualitas mengajar peserta didik dalam proses mengajar supaya dapat mencapai hasil yang lebih baik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, Bogdan,menerangkan bahwa


penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang perilaku yang tepat diamati. Menurut Arikunto menjelaskan ” pendekatan
kualitatif digunakan karena pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamah, apa adanya dalam situasi
normal dan tidak dimanupulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami dan
menuntut keterlibatan penelitian secara langsung di lapangan’

Pendekatan kualitatif menurut Margono adalah ”suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa anggka sebagai alat menemukan keterangan apa yang ingin kita
ketahui.”bahwa proses penelitian merupakan proses daur ulang /siklus yang sesuai dari aspek
mengembangakan perencananaan,melakukan tindakan sesuai rencana,melakukan observasiterhadap
tindakan dan melakukan sesuai rencana,melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan
refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan,kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang
diperoleh.sesuai dengan prinsip umum penelitian, maka setiap partisipasi merupakan kolaboratif
antara praktisi dan guru serta kepala sekolah.

Penelitian ini diawali dengan adanya observasi awal/studi pendahuluan terhadap proses
pembelajaran di Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa yang berkaitan dengan
proses pembelajaran IPA di kelas V Madrasyah Ibtidayah Bakti Rawang Tunggul Hitam.

Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas, diskusi dengan
guru dan siswa tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini.kemudian peneliti dan guru
merumuskan permasalahan yang akan di angkat sebagai permasalahan peneliti yakni peningkatan
hasil belajara siswa dalam pembelajaran IPA dengan mengunakan pendekatan Inkuiri di Kelas V
Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti.

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran perubahan sifat-sifat benda dengan
menggunakan pendekatan inkuiri sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai guru (praktisi) dan guru kelas tersebut sebagai
observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas merupakan kegiatan interaksi antara
guru dan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan berikut.
Peneliti sebagai guru praktisi melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
Inkuiri sesuai rancangan pembelajaran yang telah dibuat.
Guru sebagai observer melakukan pengamatan dengan mengunakan pencatatan lapangan, rambu-
rambu keberhasilan mengajar guru, serta rambu-rambu analisis karakteristik penerapan pendekatan
inkuiri dari aspek guru dan aspek siswa.Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang
dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau
penyempurnaan pada siklus selanjutnya.Penelitian ini dilakukan pada semester 1 pada akhir ajaran
2023/2024 di Madrasyah Ibtidayah Swasta (MI).waktu yang dibutuh kan waktu penelitian 2
bulan.terhidung waktu perencanaan sampai penulisan. laporan hasil penelitian terdiri dari dua siklus,
yaitu siklus I dan siklua II.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, Bogdan (dalam Morgono
2005;36) menerangkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang tepat diamati.
Menurut Arikunto (2002;11) menjelaskan” pendekatan kualitatif digunakan karena pelaksanaan
penelitian ini terjadi secara alamah, apa adanya dalam situasi normal dan tidak dimanupulasi keadaan
dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami dan menuntut keterlibatan penelitian secara
langsung di lapangan’

Pendekatan kualitatif menurut Margono (2005;105) adalah”suatu proses menemukan


pengetahuan yang menggunakan data berupa anggka sebagai alat menemukan keterangan apa yang
ingin kita ketahui.”

Jenis penelitan yang penulis gunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) classroom action
research.) PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang,melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara kolaborasi dan partisipasif dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil pembelajaran siswa lebih meningkat.

Menurut kurt lewin (dalam buku Dr.Rudi Ritonga,2021) membahas penelitian tindakan kelas
sebagai bentuk penyelidikan eksperimental berdasarkan pada studi kelompok yang mengalami
masalah.Menurut Kunandar ( 2010;130) Penelitian Tindakan Kelas adalaah suatu bentuk penelitian
reflektif dan koletif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
praktik sosial mereka (dalam buku Anda Juanda).

Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang siklus. daur ulang dalam penelitian
tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (action), mengobservasi dan mengevakuasi proses dan
hasil tindakan (observation dan evalution),dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

proses penelitian merupakan proses daur ulang /siklus yang sesuai dari aspek
mengembangakan perencananaan,melakukan tindakan sesuai rencana,melakukan observasiterhadap
tindakan dan melakukan sesuai rencana,melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan
refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan,kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang
diperoleh.sesuai dengan prinsip umum penelitian, maka setiap partisipasi merupakan kolaboratif
antara praktisi dan guru serta kepala sekolah.

Penelitian ini diawali dengan adanya observasi awal/studi pendahuluan terhadap proses
pembelajaran di Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa yang berkaitan dengan
proses pembelajaran IPA di kelas V Madrasyah Ibtidayah Bakti Rawang Tunggul Hitam.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas, diskusi dengan
guru dan siswa tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini.kemudian peneliti dan guru
merumuskan permasalahan yang akan di angkat sebagai permasalahan peneliti yakni peningkatan
hasil belajara siswa dalam pembelajaran IPA dengan mengunakan pendekatan Inkuiri di Kelas V
Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti.

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran perubahan sifat-sifat benda dengan
menggunakan pendekatan inkuiri sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai guru (praktisi) dan guru kelas tersebut sebagai
observer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dikelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul
Hitam. Pada bab ini dikemukakakn temuan hasil penelitian peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Inkuiri pada semester 1 2023/2024. dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran,peneliti bertindak sebagai guru praktisi dan guru kelas V sebagai
pengamat atau observer

Pelaksanaan tindakan dibagi atas dua siklus, data sikap siklus di paparkan terpisah dari siklus
yang lainnya agar terlihat persamaan, perbedaan, perubahan atau perubahan alur siklus tersebut.
Tahap observasi dilakukan oleh kolaborator terhadap peneliti pada saat pembelajaran sedang
berlangsung.Pada bagian ini dipaparkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
inkuiri pada mata pembelajaran IPA mengenai perencanaan tindakan, pelaksanaan dan pengamatan,
dan refleksi hasi tindakan Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran perubahan sifat benda di susun
dan diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana ini di susun secara
kolaboratif antara peneliti dengan observer karena pengamatan dilakukan observer yaitu guru kelas V
Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam. Rancanagan ini disusun berdasarkan
progam semester 1 sesuai dengan peneliti berlangsung. Perencanaan ini disusun untuk dua kali
pertemuan atau 5x35 menit, dimana siklus 1 petemuan 1dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi
pelajaran diambil berdasarka kurikulum 13 mata pelajaran IPA kelas V, dengan Standar Kompetensi
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunanya dan perubahan sifat benda sebagai
suatu proses dan Kompetensi Dasar 4.2 menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat
benda, baik sementara maupun tetap.

Guru dan peneliti penerapan indikator yang ingin dicapai sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi
perubahan sifat benda melalui faktor pemanasan, (2) mengidentifikasi perubahan sifat benda melalui
faktor pembakaran. Untuk mencapai indikator tersebut, rencana pembelajaran dibagi menjadi tiga
tahap yaitu: (1) kegiatan awal.(2) kegiatan inti, (3) kegiatan penutup. Ketika tahap ini tidak bisa
berdiri sendiri melainkan saling terkait.

Siklus 1 pertemuan 1
Sesuai dengan perencanaan siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah
pendekatan Inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis,
merumuskan kesimpulan. Membahas mengenai perubahan sifat benda melalui faktor pemanasan dan
pembakaran.

Siklus 1 pertemuan 11

Pada siklus 1 pertemua 11 dilaksanakan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Materi pembelajaran
diambil berdasarkan kurikulum k13 mata pelajaran IPA kelas V, dengan standar kompetensi4.
memahami hubungan antara sifat dan bahan dengan penyusunanya dan perubahan sifat benda sebagai
suatu proses dan kompetensi dasar 4.2 menyimpulakan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat
benda, baik sementara maupun tetap.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 pertemuan II, maka persentase perolehan ini untuk
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan Inkuiri adalah 75% dengan kriteria baik
(B).

Hasil belajar Siklus 1 Pertemuan II

A) Aspek Kognitif

Untuk menilai keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri
diadakan tes/latihan yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil tes ini dimasukan ke dalam
penilaian kognitif

Tabel 2: hasil tes siklus 1 pertemuan II

Banyak siswa Hasil Nilai Nilai %


terendah tertinggi rata-rata ketuntasan
siswa

29 50 90 75,51 58,62%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran nilai siswa dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 50
dengan rata-rata nilai hasil belajar kognitif siklus I pertemuan II adalah 75,51.

A. Aspek afektif

Keberhasilan siswa pada aspek afektif dilihat selama proses pembelajaran berlangsung selama
siklus 1 Pertemuan II. Nilai diperoleh siswa dalam aspek afektif yaitu dalam keaktifan saat bekerja
dengan jumlah nilai 93 rata-rata 3,20 dengan kriteria baik (B), partisipasi dalam kerja kelompok
dengan jumlah nilai 83 rata-rata 2,86 dengan kriteria baik (B) keseriusan dalam bekerja dengan
jumlah nilai 80 rata-rata 2,75 dengan kriteria baik (B)Berdasarkan paparan data tersebu,dapat
diperoleh bahwa hasil penilaian afektif siswa pada siklus 1 pertemuan II adalah 73,56 dengan kriteria
baik (B)
B. Aspek prisikomotor

Keberhasilan siswa pada aspek prisikomotor dilihat selama proses pembelajaran berlangsung
selama siklus 1 pertemuan II. Nilai yang diperoleh siswa dalam aspek prisikomotor yaitu ketepatan
langkah kerja dengan jumlah nilai 94 dengan rata-rata 3,24 dengan kriteria baik (B),keterampilan
mengunakan alat dengan jumlah nilai 83 dengan rata-rata 2,86 dengan kriteria baik (B), keseriusan
dalam bekerja dengan jumlah nilai 79 dengan rata-rata 2,72 dengan kriteria baik (B).Berdasarkan
paparan dengan data tersebut, dapat diperoleh bahwa hasil penilaian psikomotor siswa pada siklus 1
petemuan II adalah 73,85 dengan kriteria baik (B)

C. Refleksi tindakan siklus 1 pertemuan 1 dan II

1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(a) Pertemuan I

Refleksi terhadap perencanaan dapat dilihat dari paparan nilai observasi RPP siklus I pertrmuan
II. Dari formad penilaian yang sudah terlihat bahwa rencana pembelajran belum terlaksana dengan
baik, hal ini terlihat dari;Kejelasan rumusan tujuan pembelajran, terlihat bahwa rumusan tujuan
pelajaran belum berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar,dengan begitu tidak terlaksana
satu deskriptor dan mendapat kriteria baik (B).Pemilihan materi ajar, terlihat bahwa cakupan materi
kurang luas dan belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah di tentukan, dengan begitu tidak
terlaksana dua deskriptor dengan kriteria cukup (C).Menyusun langkah-langkah pembelajaran,terlihat
bahwa belum sesuai dengan karakteristik dan lingkungan siswa, dengan begitu tidak terlaksana dua
deskriptor dengan kriteria cukup (C). Menyusun langkah-langkah pembelajaran, sudah sesuai dengan
yang diharapkan karena keempat deskriptor terlaksana, dengan kriteria sangan baik (SB)Teknik
pembelajaran, terlihat bahwa belum sesuai dengan karakteristik siswa, dengan begitu tidak terlaksana
satu deskriptor dengan kriteria baik (B)

Kelengkapan instrumen penilaian, terlihat bahwa soal belum disertai dengan penskoran yang
lengkap, dengan begitu tidak terlaksana satu deskriptor dengan kriteria baik (B). untuk memperbaiki
kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telahdicapai pada siklus I pertemuan II maka pada
pelaksanaan berikutnya dapat di buat pelaksanaan.

Rumusan materi ajar harus sesuai dengan karakteristik peserta didik, dengan begitu terlaksana
semua deskriptor dengan kriteria sangat baik (SB). pengorganisasian materi ajar,harus mempunyai
cakupan materi yang luas, dan sesuai dengan alokasi waktu, dengan begitu terlaksana semua
deskriptor dengan kriteria sangat baik (SB).pemilihan sumber/media pembelajaran, harus sesuai
dengan karakteristik dan lingkungan siswa, dengan begitu terlaksana semua deskriptor dengan kriteria
sangat baik (SB)Kelengkapan intrumen penilaian, soal harus disertai pedoman penskoran yang
lengkap, dengan begitu terlaksana semua deskriptor dengna kriteria sangat baik(SB).

B. Pertemuan II

Refleksi terhadap perencanaan terhadap dilihat dari paparan nilai observasi RPP siklus I
Pertemuan II. Dari format penilaian yang sudah ada terlihat bahwa rencana pembelajaran belum
terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari;Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, terlihat bahwa
rumusan tujuan pembelajaran belum berurutan secara logis dari yang mudah ke sukur, dengan begitu
tidak terlaksana satu deskriptor dan mendapat kriteria baik (B).

Pada pemilihan sumber/media pembelajaran, terlihat bahwa yang diharapkan karena keempat
deskriptor terlaksanaan, dengan kriteria sangat baik (SB).dengan begitu tidak terlaksana satu
deskriptor dengan kriteria baik (B)Tahapan perumusan masalah, untuk karakteristik satu terlihat
bahwa percobaan yang dilakukan mudah dipahami oleh siswa, denganbegitu tidak terlaksana satu
deskriptor dengan kriteria baik (B). untuk karakteristik dua terlihat rumusan masalah yang dapat di
pahami oleh siswa, dengan begitu tidak terlaksana satu deskriptor dengan kriteria baik (B).Tahap
orientasi,terlihat siswa belum menanyakan hal yang belum di mengerti berkaitan dengan langkah-
langkah pembelajaran. Siswa belum menunjukan sikap termotifasi untuk belajar, dengan dua
deskriptor yang terlaksaa dengan kriteria cukup (C). tahap perumusan masalah, karakteristik satu
terlihat siswa belum berani mengemukakakan pendapat tentang percobaa yang dilihatnya, siswa
belum menunjukan sikap termotivasi untuk belajar, dengan dua deskriptor yang terlaksanaan dengan
kriteria cukup (C)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian entang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan Inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Madrasayah
Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam.dari paparan data dan hasil penelitian serta
pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut;Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan inkuiri tidak jauh berbeda dengan RPP yang
ditetapkan oleh kerikulun dan sekolah. Karakteristik yang diamati dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pengorganisasian
materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, teknik
pembelajaran dan kelengkapan intrumen penilaian. Pada siklus 1 pembelajaran, dan kelengkapan
instrumen penilaian. Pada siklus 1 memperoleh persentase 75% dengan kriteria baik (B), meningkat
pada siklus ke II menjadi 91,28% dengan kriteria sangat baik (SB)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri pada pembelajaran perubahan


sifat-sifat benda di kelas V Madrasyah Ibtidayah Swasta Bakti Rawang Tunggul Hitam sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah penerapan Inkuiri yaitu; orientasi,
merumusakan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hiptesis, dan
merumuskan kesimpulan. Pelaksanaan dilaksanakan dengan dua siklus, dimana pelaksanaan 72,4%
dengan kriteria baik (B), Pada aktifitas siswa 70,3% dengan kriteria baik (B). meningkat pada siklus
II pada aktivitas guru memperleh presentase 92,2% dengan kriteria sangat baik (SB) pada aktivitas
siswa memperleh persentase 89,1% dengan kriteria sangat baik (SB) Hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada siklus I memperoleh nilai 73,5% dengan kriteria baik (B) dengan persentase
ketuntasan cukup dengan kriteria (C) dimana dari 29 siswa hanya 14 siswa yang mendapatkan nilai
tuntas dengan persentase 48,3% dengan kriteria kurang (K) meningkat pada siklus II menjadi 84
dengan kriteria sangat baik (SB), dimana dari 29 siswa.26 siswa mendapat nilai tuntas dengan
persentase ketuntasan 89,7 % dengan kriteria sangat baik (SB)

SARAN
penulis mengemukakan beberapa saran yang ditunjukan kepada kepala sekolah,guru kelas, praktisi,
dan pembaca.saran tersebut diuraikan sebagai berikut;Di harapkan kepala sekolah untuk dapat
memotivasi guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Selain itu, kepala sekolah hendaklah memberikan motivasi agar guru bisa menyelenggarakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri dalam melaksanakan pembelajaran,khususnya
mata pelajaran IPA.: Guru hendaknya mampu menggunakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
dan dapat menerapkan pendekatan Inkuiri dan menyiapakan materi secara matang sehingga peserta
didik bersemangat dalam pembelajaran IPA dan suasana kelas tidak membosankan dengan
mengunakana model dan metode bervariasi sesuai dengan materi yang diajarakan kepada peserta
didik

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah,Sani Ridwan,dkk, 2017, Penelitian Tindakan Kelas.Tangerang.Tsmart

Dr, Rudi Ritonga,M,M,M.Pd,dkk.2021. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Bumi Aksara

Dr.Rusydi Ananta,M.pd,dkk.2023.Evaluasi Pembelajaran.Medan.Cv.Pusdikra Mitra Jaya

Dr. Anda Juanda,M.pd.2016.Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta.Deepublish

Dr. Mualimin,M.Pd.i dkk.2014.Peneliti Tindakan kelas Teori Dan Praktek.Pasuruan.

Wahyudi dkk. 2018. Inquiry Creative Process.lombok.Duta Pustaka Ilmu

S.Rositawati dkk 2008.Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta. Pusat perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai