Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DI SD NEGERI 019 PANDAU JAYA
KECAMATAN SIAK HULU

Suryani
suryani_pandaujaya@gmail.com
SD Negeri 019 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu

ABSTRACT
This research is based on the low learning result of mathematics. This study aims to improve student learning
outcomes class I.A SD Negeri 019 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu.. This research uses classroom action
research (PTK) with two cycles by using demontration method. Based on the result of the research, the students'
absorption in Mathematics lessen significantly: Pratindakan replication is 62,00 (enough); in cycle I is 67,40
(enough); and the result of cycle II is 72.20 (enough). The mastery of individual and classical learning increases;
initial data 13 students 52.00% (unfinished); in cycle I is 20 students and 80.00% (unfinished); and in cycle II is 24
students and 96.00% (complete). Thus it can be concluded that, the implementation of demonstration methods
managed to improve learning outcomes Mathematics class I.A SD Negeri 019 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu.

Keywords: demonstration method, mathematics learning outcomes

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar matematika yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I.A SD Negeri 019 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus dengan menggunakan metode demontrasi.
Berdasarkan hasil penelitian daya serap siswa pada pelajaran Matematika meningkat secara signifikan: hasil ulangan
Pratindakan adalah 62,00 (cukup); pada siklus I adalah 67,40 (cukup); dan hasil siklus II adalah 72,20 (cukup).
Ketuntasan belajar secara individual dan klasikal meningkat; data awal 13 siswa 52.00% (belum tuntas); pada siklus
I adalah 20 siswa dan 80.00% (belum tuntas); dan pada siklus II adalah 24 siswa dan 96.00 % (tuntas). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode demonstrasi berhasil meningkatkan hasil belajar Matematika
kelas I.A SD Negeri 019 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu.

Kata Kunci : metode demontrasi, hasil belajar matematika

PENDAHULUAN aktif dan menarik sangat berpengaruh pada


Banyak faktor yang diperlukan dalam belajar siswa. Sebaliknya, pembelajaran yang
upaya menunjang prestasi belajar, sesuai monoton dengan ceramah saja, akan
potensi dan bakat yang dimilikinya. Faktor- mengakibatkan siswa bosan, jenuh, dan tidak
faktor yang dimaksud antara lain, faktor tertarik untuk belajar. Akibatnya mutu
orang tua, karena orang tualah tempat siswa pembelajaran rendah, dan hasil belajar juga
untuk berkomunikasi dan mengatakan segala akan rendah.
persoalannya, termasuk dalam belajar, faktor Pedoman kurikulum satuan tingkat
guru, karena gurulah sebagai orang tua siswa, pendidikan (KTSP) tahun 2006 menjelaskan,
dan faktor sarana dan prasarana pendidikan; bahwa guru harus menetapkan target yang
dan faktor kemampuan guru dalam akan dicapai dalam pembelajaran atau
mengelola pembelajaran di kelas, terlebih disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM).
siswa di kelas rendah. Jika siswa dapat mencapai KKM maka siswa
Strategi pembelajaran di kelas rendah tersebut berhasil dalam pembelajaran,
sangat berpengaruh pada kualitas dan hasil sebaliknya jika siswa belum mencapai target
belajar siswa. Pelajaran yang efektif, efisien,

Suryani | Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Matematika


Halaman | 558
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

maka siswa harus dilakukan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi
remedial. meningkat.
Pada pembelajaran matematika untuk Pada penelitian tindakan kelas ini
memahami dan menguasai tematik 3, materi penulis mengambil solusi dengan
satuan pengukuran bidang studi Matematika, menerapkan metode demonstrasi. Cara ini,
semester genap tahun pelajaran 2015/2016, diharapkan siswa tertarik dalam mengikuti
di kelas Ia SD Negeri 019 Pandau Jaya belajar mengajar. Kita mengetahui bahwa
Kecamatan Siak Hulu, siswa kurang dunia anak-anak di kelas rendah adalah
berminat dalam belajar. Hasil ulangan harian bermain. Oleh karena itu, prinsip belajar
belum memuaskan. hanya 13 siswa atau 52% pada kelas rendah adalah belajar sambil
yang mampu mencapai KKM yang bermain dan bermain sambil belajar.
ditetapkan pada angka 65. Sisanya, 12 siswa
atau 48% masih di bawah KKM.
Berdasarkan refleksi dan identifikasi KAJIAN TEORETIS
yang dilakukan penulis rendahnya hasil Metode mengajar adalah cara yang
belajar matematika siswa disebabkan hal dipergunakan guru dalam mengadakan
berikut: 1) kurangnya motifasi siswa belajar hubungan dengan siswa pada saat
di kelas; 2) kurangnya siswa mengulang- berlangsungnya pengajaran. Karena itu,
ulang pelajaran dirumah; 3) materi metode memegang peranan penting sebagai
pembelajaran yang bersifat abstrak; 4) materi alat untuk menciptakan proses belajar
pembelajaran yang tidak kontekstual; 5) mengajar yang efektif. Dengan menggunakan
penggunaan metode ceramah dan tanya saja metode yang relevan diharapkan timbul
dalam pembelajaran, dan 6) kurangnya kreativitas mengajar siswa sehubungan
aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata
Melalui refleksi diri dan analisa serta lain, akan terciptalah interaksi edukatif.
diskusi bersama teman, penyebab Demontrasi dalam hubungannya
permasalahan dalam pembelajaran dengan penyajian informasi dapat diartikan
Matematika tersebut adalah penggunaan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan
metode ceramah dan tanya saja dalam tentang cara melakukan atau mengerjkan
pembelajaran, dan kurangnya aktifitas siswa sesuatu. Menurut Syah ³0HWRGH
dalam pembelajaran. Djamarah (2002) demontrasi adalah metode mengajar dengn
mengatakan bahwa metode ceramah saja cara memperagakan barang, kejadian atau
membuat siswa menjadi pasif, selalu berada aturan dan urutan melakukan sesuatu
pada posisi menerima, tidak ada saling kegiatan baik secara langsung maupun
memberi dan saling menerima di kalangan penggunaan media pembelajaran yang
siswa. Dengan metode ceramah jalan relevan dengan pokok bahasan yang sedang
pembelajaran cenderung membosankan disajikan.
siswa, sehingga informasi yang disampaikan Di lain pihak, Zuhairini, H dkk
tak dapat diserap oleh siswa dengan baik. dalama Djamrah (2002) mengatakan
Untuk mengatasi masalah belajar ini ³0HWRGH GHPRQWUDVL DGDODK PHWRGH PHQJDMDU
penulis melakukan PTK, karena cara dimana seorang guru atau orang lain yang
inilahyang paling mudah dan murah sengaja diminta atau murid sendiri
melakukan perbaikan pembelajaran atau memperlihatkan pada seluruh kelas tentang
penelitian tindakan kelas. Wardani, dkk VXDWX SURVHV´
³3HQHOLWLDQ WLQGakan kelas adalah Berdasarkan pendapat para ahli di
penelitian yang dilakukan oleh guru di atas penulis menyimpulkan metode
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan demontrasi adalah metode mengajar dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya cara memperlihatkan dan memperagakan

Suryani | Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Matematika


Halaman | 559
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

media atau sumber belajar sesuai dengan 4. Membentu siswa dalam mengerjakan
urutan proses belajar dalam suatu kegiatan. ketinggalan pengasahan atas materi
Banyak keuntungan psikologis pelajaran khususnya yang
pedagogis yang dapat diraih dengan didemontrasikan itu;
menggunakan metode demontrasi. Derajat 5. Membangkitkan minat dan aktivitas
(1984) mengatakan keuntungan metode belajar siswa; dan
demonstrasi adalah: 6. Memberikan pemahaman yang lebih tepat
1. Perhatian siswa dapat lebih terpusat; dan jelas
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada Penerapan metode demontrasi
meteri yang sedang dipelajari; esensinya adalah guru menyajikan bahan
3. Pengalaman dan pesan sebagai hasil pelajaran secara langsung pada objeknya atau
pembelajaran lebih melekat pada diri caranya melakukan sesuatu untuk
siswa. mempertunjukan suatu proses. Pengalaman
Di sisi lain, Nasution, S (1984) secara belajar yang diperole melalui metode ini
khusus menyoroti metode demontrasi yang meliputi kemampuan bekerja dan berpikir
menggunakan alat peraga dapat: secara sistematis dan mengamati objek yang
1. Menambah aktivitas belajar siswa kerena sebenarnya.
ia turut kegiatan peragaan; Ada beberapa keunggulan dan
2. Menghemat waktu belajar dikelas / kelemahan metode demontrasi dalam
sekolah; mengajar. Menurut Ruhimat, dkk dalam
3. Menjadikan hasil belajar lebih mantap dan Nasution (1984), keunggulan dan kelemahan
permanen; metode demontrasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi


Keunggulan Kelemahan
1. Siswa dapat memahami sesuai 1. Dapat menimbulkan berpikir konkrit saja
objek sebenarnya
2. Dapat mengembangkan rasa ingin 2. Bila jumlah siswa bayak efektifitas
tahu siswa demontrasi sulit tercapai
3. Siswa dapat dibiasakan bekerja 3. Bergantung pada alat bantu
secara sistematis
4. Siswa dapat mengamati sesuatu secara 4. Bila demontrasi guru tidak sistematis,
proses demontrasi tidak berhasil
5. Siswa dapat mengetahui hubungan 5. Banyak siswa yang kurang berani
struktur atau urutan objek
6. Siswa dapat membandingkan pada
beberapa objek

Untuk mengatasi kelemahan metode 3. Diusahankan agar semua siswa dapat


demontrasi yang perlu diperhatikan mengikuti demontrasi dengan jelas
pelaksanaanya adalah sebagai berikut : (pengaturan ruang waktu dan tempat
1. Metode demontrasi hendaknya dilakukan duduk)
dalam hal-hal yang bersifat praktis dan 4. Sebagai contoh, berilah pengertian yang
urgen dalam masyarakat sejelas-jelasnya alasan teori dari apa yang
2. Hendaknya pendemontrasian diarahkan didemintrasikan.
agar siswa dapat memperoleh pengertian Metode demontrasi yang dimaksud
yang lebih jelas, pembentukan sikap serta di sini adalah guru diminta untuk
kecakapan praktis memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu

Suryani | Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Matematika


Halaman | 560
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

proses atau cara membuat sesuatu. Dalam yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13
metode ini guru mengusahakan agar siswa perempuan.
sebanyak mungkin terlibat aktif dalam Untuk mengetahui hasil pelaksanaan
mengajar. tindakan I dan II, penulis melaksanakn
Adapun proses pembelajaran evaluasi. Evaluasi belajar dilaksanakan pada
penerapan Metode demontrasi meliputi : akhir pertemuan. Tujuan evaluasi adalah
1. Persiapan, jenis kegiatan: untuk melihat hasil dari tindakan. Bentuk
a. Menyediakan peralatan yang evaluasi adalah tes tetulis yaitu esai tes. Hasil
diperlukan akhir hasil belajar setiap siswa diberi nilai
b. Menciptakan kondisi siswa untuk sesuai dengan teknik analisis data yang
aktif dan belajar disusun oleh penulis. Analisis data yang
2. Pelaksanaan, jenis kegiatan: dimaksud adalah.
a. Memberikan pengertian atau F
penjelasan sebelum demontrasi X x 100
N
dimulai Keterangan:
b. Mendemontrasikan proses atau X = nilai
prosedur tersebut oleh guru dan siswa F = skor benar
mengamatinya N = jumlah skor
3. Evaluasi atau tindak lanjut Skor perolehan data tersebut
a. Siswa diberikan kesempatan dikategorikan sesuai dengan pedoman
mengerjakan latihan penilaian yang dikemukakan di dalam buku
b. Siswa membuat kesimpulan dari Pedoman Penilaian dalam Pengajaran, yakni:
latihan yang dilakukan 1. 85 ± 100 = baik sekali;
c. Guru bertanya kepada siswa 2. 75 ± 84 = baik;
3. 60 ± 74 = cukup;
4. 40 ± 59 = kurang; dan
METODE PENELITIAN 5. 0 ± 39 = gagal
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Nurgiantoro (1995)
Sekolah Dasar Negeri 019 Pandau Jaya
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHAAN
siswa kelas Ia SD tersebut. Siswa tersebut Berdaasarkan data hasil belajar pada
berjumlah 25 orang yang terdiri dari 12 laki- skor dasar, UAS 1, dan UAS 2, terjadi
laki dan 13 perempuan. Yang menjadi subjek peningkatan hasil belajar matematika siswa
penelitian ini adalah siswa kelas IA SD kelas I.A SD Negeri 019 Pandau Jaya, hal ini
tersebut. Siswa tersebut berjumlah 25 orang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Hasil Belajar Matematika pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II
Jumlah Nilai Ketuntasan
No Tahapan
Siswa Terendah Tertinggi Rerata Individu
1 Skor Dasar 25 50 75 62 13
2 Siklus I 25 55 75 67.4 20
3 Siklus II 25 60 80 72.2 24

Pada tabel di atas terdapat siklus 1 dan siklus I lebih rendah dibanding
peningkatan hasil belajar siswa setelah siklus II. Dilihat dari data awal hasil rata-rata
Penerapan metode demonstrasi. Hasil belajar belajar secara klasikal adalah 62. siswa yang
siswa pada skor dasar lebih rendah dibanding telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

Suryani | Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Matematika


Halaman | 561
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

pada angka 65 adalah 13 siswa atau 52,00%. pelajaran Matematika meningkat secara
Sedangkan 12 siswa atau 48,00% masih signifikan: hasil ulangan Pratindakan adalah
gagal dalam belajar. 62,00 (cukup); pada siklus I adalah 67,40
Berdasarkan rekapitulasi siklus I (cukup); dan hasil siklus II adalah 72,20
dilihat bahwa 20 siswa atau 80% telah (cukup). 2) Ketuntasan belajar secara
berhasil dalam belajar. Sedangkan 5 siswa individual dan klasikal meningkat; data awal
atau 20% belum mencapai KKM yang 13 siswa 52.00% (belum tuntas); pada siklus
ditetapkan. Nilai rata-rata kelas adalah 67,40 I adalah 20 siswa dan 80.00% (belum tuntas);
atau kriteria cukup. Nilai tertinggi diperoleh dan pada siklus II adalah 24 siswa dan 96.00
75 atau Baik. Artinya, pembelajaran belum % (tuntas) dengan demikian dapat
berhasil. disimpulkan bahwa, penerapan metode
Hal ini terjadi karena guru belum demonstrasi berhasil meningkatkan hasil
melaksanakan penerapan metode demonstrasi belajar Matematika kelas Ia SD Negeri 019
dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, Pandau Jaya.
penulis berupaya mempekecil kekurangan Berdasarkan kesimpulan di atas,
metode demonstrasi yang telah diterapkan penulis memberikan saran kepada guru
yaitu: dilakukan dalam hal-hal yang bersifat Sekolah Dasar khususnya yang mengajar di
praktis dan urgen; pendemontrasian kelas I untuk dapat menerapkan Metode
diarahkan agar siswa dapat memperoleh Demonstrasi pada pembelajaran
pengertian yang lebih jelas, pembentukan Matematika, khususnya pada Penjumlahan
sikap serta kecakapan. praktis: diusahankan agar siswa tertari, aktif, dan kreatif.
agar semua siswa dapat mengikuti
demontrasi dengan jelas: dan pengaturan
ruang waktu dan tempat duduk. DAFTAR PUSTAKA
pada siklus II, terlihat bahwa hasil Depdiknas, Pusat Kurikulum. Balitbang.
belajar siklus II telah berhasil. 24 siswa atau Kurikulum 2006 Standar Kompetensi
96,00% telah berhasil mencapai KKM yang Mata Pelajaran Matematika. Jakarta.
ditetapkan. Nilai rata-rata kelas mencapai Depdiknas. 2006. Kurikulum Kompetensi dan
70,80 atau kategori cukup. Hal ini Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
disebabkan karena pemebelajaran dengan Sekolah Dasar dan Madrasah
demonstarsi telah berhasil dengan baik. Ini Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
dapat dilihat dari hasil pengamatan dan hasil Derajat. 1984. Keterampilan Mengajar.
perbaikan yang menujukkan telah terjadi Jakarta.
ketuntasan aktifitas dan hasil belajar. Nilai Djamarah. 2002. Rahasia Sukses Belajar.
rata-rata telah memadai dan ketuntasan siswa Jakarta: Rineka Cipta.
telah dicapai lebih dari 85% dari jumlah I.G.A.K Wardani, dkk. 2004. Pemantapan
siswa. Oleh karena itu, Dengan metode ini, Kemampuan Profesional. Jakarta:
siswa terlihat lebih mudah memahami materi Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
pelajaran, lebih aktif dalam belajar, lebih Syah, Muhibbin. 1996. Strategi Mengajar.
realistis dengan bahan yang diajarkan, dan Jakarta
lebih tinggi nilai hasil yang diperoleh. Nasution, S. 1984. Metode-Metode
Pengajaran. Jakarta.
Nurgiantoro.1995. Pedoman Penilaian
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Berdasarkan hasil perbaikan SIC
pembelajaran Matematika dengan
menerapkan metode demonstrasi di Kelas IA
SD Negeri 019 Pandau Jaya disimpulkan
sebagai berikut. 1) Daya serap siswa pada

Suryani | Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Matematika


Halaman | 562

Anda mungkin juga menyukai