Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN BANDUNG

Oleh:
Muni Anisa
(Guru Madrasah Aliyah Cipari)

Eka Yulianti
(Guru SMA Laboratorium Percontohan)

penetitian ini diawati dai fenomena rendahnya ,ri'r;:::ingah semester di SMA Laboratoium Percontohan.
Dai data yang diperoleh dai guru akuntansi maka peneliti melakukan kolaborasi untuk mencan so/usi afas
permasalahan tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah ada petbedaan hasil belajar siswa
kelas ekspeimen setelah diberikan treatmen model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan kelas
kontrol yang tidak dibeikan treatmen model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian Quasi Expeimental
yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group design. Desain ini sama dengan prcfesf - posffesf control
group design, hanya pada desain ini kelompok ekspeimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Adapun hasil penelitian. antara kelas ekspeimen dengan kelas kontrol membuktikan adanya pehedaan
peningkatan hasil belajar dikelas ekspeimen hasil belajar meningkat sebesar 46.7 sedangkan dikeals kontrol
sebesar 25,9. Jelas tetihat adanya perbedaan hasil belajar yang besar sebesar 20,8.

Kata kunci: Model pembelajaran, kooperaif tipe think pair share, hasil belajar.

Pendahuluan Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat


Saat ini pendidikan menjadi hal utama untuk tidak ada satu orang siswa pun yang mencapai
dilakukan karena dalam pendidikan itu sendiri Kriteria Ketuntasan Minlmal (KKM). KKM yang
terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan indah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Oleh karena itu,
untuk dikembangkan dalam semua aspek kehidupan dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada
dan pendidikan merupakan usaha sadar untuk mata pelajaran Akuntansi masih rendah.
menumbuhkembangkan potensi sumber daya Berdasarkan wawancara yang telah
manusia. dilakukan pada siswa SMA Laboratorium
Tujuan pendidikan Nasional pada dasarnya Percontohan UPI Bandung salah satu penyebab
merupakan arti pendidikan yang berlangsung rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi yang
sebagai pendidikan formal, proses pembelajaran dicapai siswa adalah penyampaian materi atau
berlangsung di sekolah yang menargetkan ukuran metode belajar yang selama ini berlangsung kurang
keberhasilan untuk setiap jenis pelaksanaan menarik. Siswa terlihat kurang antusias, daya
pembelajarannya. D! sekolah menengah tingkat atas kreativitasnya rendah, dan bersikap acuh tak acuh.
atau SMA/MA, pembelajaran tercakup dalam setiap Penyebabnya mungkin guru kurang menguasai
mata pelajaran yang diajarkan, salah satu strategi pembelajaran.
diantaranya adalah mata pelajaran akuntansi. Pelajaran akuntansi menurut siswa
Keberhasialan proses pembelajaran merupakan pelajaran yang cukup menyibukkan atau
dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai dan menguras pikiran. Pembelajarannya memerlukan
diketahui melalui serangkaian tes formatif dan ketelitian dan ketekunan cenderung membuat siswa
sumatif yang dilakukan oleh siswa. Untuk proses jenuh atau merasa tak memiliki waktu luang untuk
pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan, hasil sekedar diam. Hal ini tidak terlepas dari metode
belajar adalah salah satu ukuran untuk menunjukkan pembelajarannya yang cenderung serius dan
keberhasilan. menyita perhatian siswa. Salah satu model
Melihat bahwa hasil belajar diukur dari pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru
tinggi rendahnya nilai ujian siswa, berikut tabel yang dalam kelas adalah pembelajaran konvensional,
menunjukan nilai UAS yang dilakukan di SMA yang bila tidak dikemas dengan baik tidak akan
Laboratorium Percontohan UPI Bandung: menarik perhatian siswa, karena cenderung
Tabel 1 menghafalkan (Darmawan,2002).
Nilai tes Akuntansi Kelas Xl Kebiasaan bersikap pasif dalam proses
pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar
siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai
Kelas Eksperimen 37 0 materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di
Kelas Kontrol 38 0 kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik.
(sumber: Nilai UAS Semesfer 1 Akuntansi kelas Xl IPS Sesuai dengan tuntutan kebutuhan
Laboratori u m Pe rcontoh an U Pl ) masyarakat dan perkembangan zaman, ilmu

18
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, Tipe ini terdiri dari tiga tahapan, yailu think (berpikir
disinilah tugas guru akuntansi untuk senantiasa secara individu), parr (berpasangan dengan teman
meningkatkan keterampilan dan kualitas intelektual sebangku) berkaitan dengan proses pengecekan
di dalam kegiatan pembelajaran. Guru akuntansi kebenaran proses akuntansi yang terjadi, dan share
perlu tampil disetiap kesempatan baik sebagai (berbagi jawaban dengan pasangan lain/ seluruh
pendidik, pengajar, pelatih, inovator, fasilisator kelas).
maupun sebagai dinamisator dengan cara Berdasarkan penomena dan teori-teori di
menerapkan model pembelajaran supaya tercipta atas, peneliti ingin mengetahui sejauh mana model
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapal
efektif, dan menyenangkan. meningkatkanhasil belajar siswa pada mata
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pelajaran akuntansi di SMA Laboratorium
terhadap hasil belajar siswa di sekolah, baik faktor Percontohan UPI Bandung.
yang ada dalam diri siswa yang meliputi motivasi, Berdasarkan latar belakang masalah yang
minat, persepsi siswa terhadap guru, kepuasan telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah
siswa dalam proses belajar mengajar, sikap maupun dalam penelitian ini bagaimana perbedaan hasil
kondisi fisik dan psikis siswa. Selain itu terdapat pula belajar siswa kelas experimen yang menggunakan
faktor eksternal yang ada di luar diri siswa yang model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
meliputi kompetensi guru, strategi mengajar guru, Share dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang
kurikulum, keluarga, lingkungan dan fasilitas belajar. tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif
Slameto mengungkapkan (2003:180) ada tipe Think Pair Share.
beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi
hasil belajal diantaranya: Landasan Teori
a. Kurangnya motivasi belajar siswa Dalam keseluruhan proses pengajaran di
b. Tidak adanya minat dan bakat sekolah, proses belajar mengajar merupakan
c. Model atau metode belajar kurang baik dan kegiatan yang paling pokok karena disanalah
efektif terdapat interaksi yang dilaksanakan antara siswa
d. Media yang digunakan masih kurang baik sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses
Dalam proses pembelajaran di sekolah, belajar mengajar yang telah dilaksanakan tersebut
permasalahan yang dihadapi antara lain: akan menghasilkan prestasi belajar yang dicapai
penggunaan metode mengajar yang kurang tepat oleh siswa. Berbicara tentang prestasi belajar tidak
akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi terlepas dari pengertian belajar. Berbagai pendapat
proses belajar mengajar. Dengan penggunaan dari para ahli tentang definisi belajar banyak
metode belajar yang tepat, guru diharapkan mampu dikemukakan, sehingga dapat diartikan belajar
memotivasi siswa agar lebih semangat dalam adalah usaha yang dilakukan siswa untuk
belajar dan membimbing mereka berpikir kritis. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
Pemilihan model dan metode pembelajaran baru, secara sengaja, disadari dan
yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi berkesinambungan. Keberhasilan belajar siswa
siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dalam proses belajar mengajar dapat diukur dari
dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh
Ketepatan guru dalam memilih model dan metode siswa itu sendiri.
pembelajaran akan berpengaruh terhadap Pada dasarnya prestasi belajar merupakan
keberhasilan siswa. perubahan perilaku yang mencakup aspek kognitif,
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari proses
dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan dapat
yang lebih efektif, salah satunya adalah model diukur berdasarkan kriteria dan standar yang telah
pembelajaran kooperatif. Menurut Anita Lie, ada ditetapkan. Prestasi belajar tidak terlepas dari faktor
berbagai teknik yang bisa dilakukan guru dalam yang mempengaruhinya baik faktor internal (faktor
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif (2005: yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri)
55-73) seperti: Think Pair Share, Numbered Heads 'maupun faktor eksternal (faktor yang berasal dari
Together (NHD, Jigsaw, Two Stay Two Stray, luar individu).
Berkirim Salam dan Soal, /nslde Outside Circle, Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi
Kancing Gemerincing, Berpikir-Berpasangan- secara langsung maupun tidak langsung dan
Berempat dan lain-lain. mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam
Dalam penelitian ini, dipilih model pembelajaran Taksonomi Bloom yang diutarakan dua faktor utama
Think-Pair-Share karena model pembelajaran ini yang dominan terhadap hasil belajar yaitu pertama
memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, adalah karakteristik siswa (kemampuan, minat, hasil
menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan belajar sebelumnya, motivasi) dan yang kedua
akan menambah variasi model pembelajaran yang adalah karakteristik pengajaran (guru, metode
lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan pengajaran, fasilitas belajar).
aktivitas dan kerja sama siswa. Pembelajaran Salah satu faktor yang mempengaruhi
kooperatif dengan model Think-Pair-Share ini prestasi belajar adalah pendekatan belajar yang
mudah diterapkan pada semua mata pelajaran meliputi strategi dan metode pembelajaran
termasuk Akuntansi (Anita Lie, 200:48). yang dirangkum dalam model pembelajaran

19
Model pembelajaran merupakan suatu set prosedur
dan materi yang memiliki fungsi sebagai kerangka
01xo2
dan arah bagi guru dalam melakukan proses 03 04
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru ( Sugiyono 2008 : 79 )
diharuskan dapat memahami tentang model
pembelajaran efektif yang dapat membantu siswa Dalam penelitin ini terdapat kelompok
agar dapat belajar secara optimal dan mampu eksperimen dan kelompok kontrol yang keduanya
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses diberikan tes ( 07 dan 03 ) untuk mengetahui
pembelajaran. keadaan awal adakah perbedaan antara keduanya.
Model Pembelajaran Think Pair Share sangat Selanjutnya kelompok eksperimen diberi perlakuan
cocok diterapkan dalam mata pelajaran akuntansi pembelajaran Cooperative Leaming tipe Think Pair
karena akuntansi merupakan mata pelajaran yang Share ( 02 ) sementara kelompok kontrol tidak
menekankan pada pemahaman konsep dan diberi perlakuan, yaitu pembelajaran tidak diberikan
keterampilan vokasional, sedangkan Think Pair perlakuan dengan penggunaaan model
Share sendii mengarahkan siswa untuk memiliki pembelajaran ( 04 ).
Kemudian kelompok
pemahaman konsep dan keterampilan . eksperimen dan kelompok kontrol diberi pos{est
Dalam proses pembelajaran, model untuk melihat perbedaannya apakah ada
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tidak peningkatan hasil belajar setelah diberikan
sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada treatment.
unsur-unsur dasar dalam model pembelajaran
kooperatif yang membedakannya dengan Penelitian ini merupakan penelitian yang
pembagian kelompok yang dilakukan seperti ingin melihat pengaruh dari suatu treatment. Suatu
biasanya. Hal ini nantinya, akan berpengaruh
objek penelitian diberi perlakuan (treatmen|
kemudian diperbandingkan dampaknya antara siswa
terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan yang diberi treatment dengan yang tidak diberi
oleh guru, salah satunya adalah pencapaian treatmen. Berikut operasionalisasi variabel
prestasi belajar siswa yang optimal. penelitian:
Berdasarkan penjelasan di atas, hasil belajar Tabel 2
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
penggunaan model pembelajaran. Salah satu tipe
dari pembelajaran yang dianggap efektif oleh penulis
dalam pembelajaran akuntansi adalah pembelajaran Hasil Belajar Siswa Nilai rata- lnterval
kooperatif tipe Think Pair sharc. dengan menggunakan rata les
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran, maka model pembelajaran formatif
penulis berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair setelah
kooperatif lipe Think Pair Share dapat meningkatkan Share treatmen
hasil belajar siswa. Dengan demikian, hipotesis
dalam penelitian ini adalah: "Ada perbedaan hasil Hasil belajar siswa yang Nilai rata- lnterval
belajar siswa kelas experimen yang menggunakan tidak menggunakan model rata tes
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pembelajaran cooperatif formatif
dengan hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak tife Think Pair Share.
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share".
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Metode Penelitian Laboratorium Percontohan UPI Bandung, maka
Metode penelitian yang digunakan dalam yang menjadi populasi penelitian ini adalah kelas Xl
penelitian ini adalah metode eksperimen." Penelitian IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung .
eksperimen diartikan sebagai metode penelitian Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan teknik penentuan sampel bila semua anggota
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam
terkendalikan". ( Sugiyono 2008 : 72 ). Alasan penelitian ini adalah kelas Xl IPS B sebanyak 37
peneliti memilih metode ini adalah karena peneliti orang sebagai kelompok eksperimen dan kelas Xl
ingin mengetahui bagaimana pengaruh model IPS A sebanyak 38 orang sebagai kelompok kontrol.
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Data penelitian dikumpulkan melalui teknik
terhadap hasil belajar siswa. tes tertulis yang dilakukan untuk mengungkapakan
Sedangkan desain penelitian yang digunakan hasil belajar siswa. Tes dilakukan dua kali yaitu
adalah Quasi Expeimental Design. Desain ini sebelun @re-test) dan sesudah (posf-fesf)
merupakan pengembangan dari True Expeimental penerapan treatment.
Design. Quasi Experimental design digunakan Penelitian ini dilaksanakan dalam empat
karena pada kenyataannya sulit mendapatkan tahap; yaitu tahap persiapan, tahap penerapan,
kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. tahap analisis data dan tahap penarikan kesimpulan.
Adapun bentuk desain Quasi Expeimental yang Untuk lebih jelasnya setiap tahap akan dijelaskan
digunakan adalah Nonequivalent Control Group sebagai berikut:
design. Desain ini sama dengan pretest - posffesf
control group design.

20
Tahap persiapan a. Menentukan formulasi hipotesis
Dalam tahap ini peneliti melakukan studi b. Menentukan taraf nyata o dan t tabel
pustaka, studi kurikulum, dan menentukan c. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan
sampel penelitian. Setelah sampel penelitian mencari t hitung
ditentukan, kemudian peneliti menentukan
kelas kontrol dan kelas eksperimen lalu Perumusan hipotesis statistiknya adalah:
membuat kelengkapan instrument penelitian Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil
seperti; tes, rencana pelaksanaan antara siswa yang
pembelajaran, format observasi siswa dan menggunakan model
guru. Sebelum tes di ujikan, terlebih dahulu di pembelajaran kooperatif tipe
lakukan uji validitas, reliabilitas, taraf Think Pair Share dengan siswa
kesukaran dan daya pembeda soal. yang tidak menggunakan model
Tahap Penerapan pembelajaran kooperatif tiPe
penerapaan model pembelajaran kooperatif Think P air Share
lipe Think Pair Share dilaksanakan selama 3 Hr : Terdapat perbedaan hasil
bulan. Dari tangaal 10 januari- 8 April 201'1. belajar antara siswa yang
Setelah model pembelajaran kooperatif tipe menggunakan model
Think Pair Share diterapkan, selanjutnya di pembelajaran kooperatif tipe
adakan tes dengan tujuan untuk melihat Think Pair Share dengan siswa
tingkat pemahaman siswa akan materi yang tidak menggunakan model
pelajaran yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe
mengunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share
lipe Think Pair Share. Ho = thitrng (tt"o"t
c. Tahap Analisis Data Hr = thitung) tt"u"t
Dalam penelitian ini, data yang di analisis ( Suharsimi Arikunto 2006 : 312)
adalah data tes setelah treatment
dilaksanakan. Soal yang digunakan dalam Hasil Penelitian dan Pembahasan
test berjumlah 16 soal yang terdiri dari materi a. Data Hasil Post-Tes Pada Kelas Kontrol
jurnal penyesuaian, kertas kerja, dan laporan Setelah pembelajaran dengan tidak
keungan. Sebelum soal diujikan, terlebih menerapkan model pembelajaran maka diadakan
dahulu dilakukan pengujian kelayakan post-test dengan tujuan untuk melihat hasil belajar
instrument penelitian. siswa. Dari penelitian yang telah dilakukan maka
Tahap Pengambilan Kesimpulan didapatkan hasil tes sebagai berikut:
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan Tabel 3
adalah membuat kesimpulan yang Rata-rata Hasil Post-Tes Siswa
berdasarkan atas hasil analisis data yang
telah didapatkan

Data penelitian dikumpulkan melalui teknik


tes tertulis yang dilakukan untuk mengungkapakan
hasil belajar siswa. Tes dilakukan dua kali yaitu
sebelun (pre{est) dan sesudah (post-test)
penerapan treatment.Untuk mengetahui apakah tes (sumber: data diolah)
tertulis yang digunakan sebagai instrument dalam
penelitian ini mampu menberikan data yang valid Dari tabel 3 dijelaskan tiga orang siswa
(7,9%) memiliki nilai yang berada pada rentang 47-
dan reliabel, maka dilakukan serangkaian uji
instrument, uji validitas soal dan uji reliabilitas soal. 56, sembilan orang siswa (23,9%) memiliki nilai
yang berada pada rentang 57-66, 12 orang siswa
Sebelum menguji hipotesis diterima atau
tidak, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, hal ini (31,5%) memiliki nilai pada rentang 67-76, pada
dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh rentang 77-86 sebanyak 10 orang siswa (26,3%)
dari skor tes, baik kelompok kontrol maupun
yang memperolehnya, kemudian pada rentang 87-
kelompok eksperimen berdistribusi normal atau 96 sebanyak tiga orang siswa (7,9%) , dan terakhir
tidak. Untuk menguji normalitas tes tersebut pada rentang 97-100 sebanyak satu orang siswa
(2,6Vo).
digunakan uji chi kuadrat (f).
Bila data berdistribusi normal, maka langkah Melihat hasil fes pada kelas kontrol, maka
selanjutnya adalah melihat perbedaan nilai kemampuan siswa dapat dibagi kedalam tiga
akuntansi antara siswa yang menggunakan model kategori, yaitu:
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share Tabet 4
dengan nilai siswa yang tidak menggunakan model Tingkat Kemampuan Siswa
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
inggi 4
melalui uji{, langkah-langkahnya adalah sebagai Sedang 22
berikut: Rendah 12
(Sumber: data diolah)

21
b. Gambaran Penerapan Model Tabel 5
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Rata-rata Hasil Post-Tes Siswa
Share
Dalam penelitian ini yang menjadi treatment
adalah model pembelajaran kooperatif lipe Think
Pair Share, adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada saat penelitian adalah seagai
berikut:
1) Pada hari pertama, peneliti melihat kondisi
(sumber: data diolah)
awal siswa sebelum pembelajaran dimulai
kemudian peneliti juga menyampaikan sedikit
gambaran kepada siswa mengenai materi Dari tabel 5 dapat dilihat nilai hasil tes siswa
akuntansi jurnal penyesuaian.
di atas, dapat dijelaskan tiga orang siswa (8,1o/o\
memiliki nilai yang berada pada rentang 47-55,liga
2) Pada pertemuan selanjutnya, peneliti
orang siswa (8,1o/o) memiliki nilai yang berada pada
membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
rentang 56-64, lima orang siswa (5,4%) memiliki nilai
Dari pembagian kelompok didapatkan
pada rentang 65-73, pada rentang 74-82 merupakan
delapan kelompok dengan masing-masing
jumlah terbanyak yaitu lTorang (13,5o/o), kemudian
kelompok memiliki empat anggota dengan
pada rentang 83-91 dengan jumlah tujuh orang
tingkat kemampuan siswa yang hetorogen
Kemudian guru menyajikan permasalahan siswa (43,2%) yang memperolehnya, dan terakhir
yang berkaitan dengan materi yang pada rentang 92-100 sebanyak satu orang siswa
(21,6ok)
disampaikan dalam bentuk soal tertulis dan
membagikannya pada masing-masing Hasil di atas menjelaskan, adanya rata-rata
kelompok. Dari soal yang telah diberikan,
peningkatan hasil belajar siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
siswa disuruh memikirkan dahulu Think Pair Share. Dari 37 orang siswa yang
jawabannya (Think) setelah itu selanjutnya
mengikuti pos-test, sebanyak 31 orang siswa (84%)
siswa mengerjakan dan menuliskan jawaban
pada lembar jawaban sendiri tanpa bertanya memperoleh rata-rata nilai di atas KKM yang telah
pada teman satu kelompok. Setelah selesai ditetapkan.
Melihat hasil fes dari kelas eksperimen di
mengerjakan baru siswa dianjurkan untuk
atas, kemampuan siswa dapat dibagi ke dalam tiga
berpasangan dengan teman satu kelompok
kategori yaitu:
untuk bertukar pendapat guna mengambil
kesimpulan sementara (Pair). Setelah di
Tabel 6
dapat kesimpulan sementara dari setiap
Tingkat Kemampuan Siswa
kelompok diminta untuk presentasi di depan
kelas(Share). Tinggi 8
3) Pengidentifikasian secara berkelompok Sedang 23
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Rendah 6
siswa atas setiap soal yang telah diberikan, (Sumber: data diolah)
sehingga setiap siswa mampu
mempresentasikan hasil diskusi c. Perbandingan Hasil Belajar Kelas
kelompoknya di depan kelas. Eksperimen dengan Kelas Kontrol
4) Setelah siswa selesai melakukan identifikasi, Perbandingan yang dimaksud disini adalah
kemudian setiap kelompok menuliskan perbandingan rata-rata (mean) antara kelas
jawaban kelompok dalam lembar jawaban eksperimen dengan kelas kontrol. Telah disebutkan
yang berbeda. Pada tahap selanjutnya, pada bagian sebelumnya bahwa rata-rata Post-fesf
beberapa perwakilan kelompok kelas eksperimen adalah 76,2 sedangkan kelas
mempersentasikan hasil diskusinya di depan kontrol memiliki nilai rata-rata fes sebesar 72,2.
kelas untuk di diskusikan kembali oleh Perbedaan yang terjadi diwujudkan dalam bentuk
seluruh kelompok dalam kelas sampai gambar berikut ini:
menemukan jawaban bersama hasil
pemikiran bersama. Grafik 1
5) Setelah model pembelajaran kooperatif Perbandingan Hasil Belajar
learning di terapkan, untuk melihat Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
perubahan nilai hasil belajar siswa. maka
peniliti melakukan fes. Rata-rats Hadl Fort-Tes

b. Data Hasil Post-Tes Pada Kelas 16


Eksperimen
Data untuk kelas eksperimen diperoleh dari
hasil tes setelah diadakannya pembelajaran dengan
*:I--*7
il70 {*-**^.^l
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kelas Eksperirnen kelmKnnkul
Think Pair Share. Hasil fes siswa pada kelas
eksperimen dijabarkan dalam tabel 5 berikut ini:

22
Sebelum memulai menganalisis data
Kelas eksperimen memiliki /2 ntunn
penelitian, ada satu pekerjaan penting yang tidak
boleh diabaikan yang menjadi prasyarat yang harus sebesar 10,6 apabila dibandingkan dengan f,2 ,.o",,
dipenuhi sebelum pelaksanaan analisis data.
Pekerjaan yang dimaksud adalah pengujian maka diketahuiX2 hituns < /z rur.,, yang berarti
penyebaran data, apakah data tersebut tersebar bahwa data dinyatakan berdistribusi normal. Untuk
antara nilai paling tinggi dengan nilai paling rendah,
kelas kontrol, memiliki ffz nruns sebesar 4,223
serta variabilitas di dalamnya.
Pengujian normalitas data fes kelas apabila dibandingkan dengan /2 ,ua"t, maka
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji chi
diketahui )(z nrung . 72 ,uo"t, maka data fes
kuadrat ( 12 ). Pengujian di kedua kelas ini
dinyatakan berdistribusi normal. Penghitungan
dilakukan pada o = 0,05 dengan derajat kebebasan
normalitas fes kedua kelas ini dapat dilihat dalam
dk = k-1 = 6-1 = 5. Dengan demikian, X2 x,a"t unluk lampiran. Tabel berikut ini merupakan hasil uji
fes kedua kelas adalah 11,O70. normalitas kedua kelas;

Tabel 7
Uji Normalitas les Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

10,6 ,070
11 Berdistribusi Normal
9,77 11,070 Berdistribusi Normal
(Sumber: data diolah, 2011)

Setelah semua data penelitian berdistribusi normal, Berdasarkan data penelitian yang ada,
maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis. kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
Langkah-langkah untuk melakukan pengujian rata-rata hasil Pree-Test yang berbeda. Rata-rata
hipotesis dijabarkan sebagai berikut: nilai Pree-Test kelas eksperimen adalah 29,5
. Menentukan taraf kepercayaan dan t tabel sedangkan rata-rata Pree-Test kelas kontrol adalah
Taraf kepercayaan dalam penelitian ini 46,3. jika dibandingkan dari hasil rata-rata ini, maka
ditetapkan sebesar 95%, atau o = 0,05 kelas kontrol memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi
sedangkan nilai dk untuk penelitian ini adalah daripada kelas eksperimen. Berikut tabel yang
37+38-2 =73 maka nilai t t"u"r untuk dk 73, menunjukan rata-rata fesf kelas eksperimen dan
dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 1,9930 kelas kontrol:
. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan
mencari t hitung Tabel 8
Setelah dilakukan perhitungan melalui Perbandingan Perubahan Hasil Belajar Kelas
tabulasi ( perhitungan lengkap pada lampiran Eksperimen dan Kelas Kontrol
) maka diperoleh data sebagai berikut : Eksperimen 76,2
(a) Untuk kelas eksperimen, rata-rata fes Kontrol 46,3 72,2
adalah sebagai berikut :
M* = 7 '423,57
(b) Untuk kelas kontrol, rata-rata fes adalah Dalam proses pembelajaran, kelas
sebagai berikut :
ekperimen memperoleh treatment berupa
Mv = 9'544 pembelajaran kooperatif lipe Think Pair Share dan
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai t kelas kontrol belajar seperti biasa dan selanjutnya
rrituns s€b€s?r 6,3817 sedangkan t rauer s€beSar pelaksanaan post-fes. Berdasarkan data hasil
1,9930 maka berlaku ketentuan bila t nit,ns lebih penelitian, kelas eksperimen diperoleh data skor
besar daripada t tarcr, maka Ho ditolak dan Hr rata-rata post-test sebesar 76,2 dari rata-rata hasil-
diterima. Kesimpulannya adalah terdapat pefuedaan pre-test 29,5 sementara untuk kelas kontrol rata-
presfasl belajar antara siswa kelas Xl IPS yang
rata post-test 72,2 dari rata-rata nilai pre-test 46,3.
belajar menggunakan model pembelajaran Artinya kelas eksperimen memperoleh peningkatan
kooperatif tipe Think Pair Share dengan siswa X/ hasil belajar jauh lebih tinggi dari kelas kontrol.Kelas
IPS yang belajar menggunakan model pembelaiaran
eksperimen meningkat sebesar 46,7 sementara
Konvensional. Artinya hasil belajar siswa yang kelaas kontrol hanya meningkat sebesar 25,9.
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dilihat dari rata-rata post-fes pada kedua
hink Pair Share berbeda dengan hasil belajar siswa kelas, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
yang tidak menggunakan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
kooperatif tipe thik pair Share. Dengan demikian, Think-Pair-Share lebih baik dibandingkan dengan
maka model pembelajaran kooperatif lipe Think Pair siswa yang tidak menggunakan model
Share baik digunakan dalam pembelajaran
pembelajaran.
akuntansi.

23
Hasil ini menunjukkan bahwa model kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar
pembelajaran kooperatif tipe Think-Parr-Share dapat kelas Xl IPS A sebagai kelas kontrol dalam
dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran penelitian ini.
akuntansi karena dapat meningkatkan hasil belajar Diterimanya hipotesis menunjukkan bahwa
siswa terhadap mata pelajaran akuntansi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think
materi jurnal penyesuaian dan laporan keuangan. Pair Share berpengaruh dalam upaya peningkatan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe hasil belajar siswa, karena bila dilihat dari
Think-Pair-Share ternyata menghasilkan hasil perbandingan hasil fes antara kelas eksperimen
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas dengan kelas kontrol menunjukkan nilai rata-rata
yang tidak menggunakan model pembelajaran. Hal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
ini dikarenakan model pembelajaran koopertif tipe kelas kontrol.
Think-Pair-Share menerapkan struktur kelompok Karena terdapat perbedaan hasil belajar
kecil (berpasangan) yang memiliki tiga tahapan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka
pembelajaran utama, yaitu: think (berpikir), par peneliti mencoba menganalisis latar belakang
(berpasangan), dan share (berbagi). timbulnya kondisi ini. Proses ini diawali mencoba
Tahapan pertama yaitu think (berpikir) mencari tahu kondisi akademik siswa. Kondisi
dimana guru mengajukan permasalahan atau akademik ini berkaitan dengan kondisi kognitif
pertanyaan kepada siswa kemudian meminta siswa siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh
untuk memikirkan jawaban (penyelesaian) dari Muhibbin Syah (2005:106) bahwa proses
permasalahan tersebut. Kegiatan selanjutnya yaitu pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal siswa
pair (berpasangan) artinya siswa diminta seperti jasmaniah, psikologis (kognitif dan afektif).
berpasangan untuk mendiskusikan jawaban yang Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
paling tepat dari permasalahan yang telah model pembelajaran kooperatif lipe Think Pair Share
disampaikan guru ataupun pengembangan dari mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
permasalahan pertama. Kegiatan yang ketiga yaitu mata pelajaran akuntansi pada materi jurnal
share dimana siswa berbagi jawaban kelompoknya penyesuaian dan laporan keuangan. Oleh karena
dengan seluruh kelas. Oleh karena itulah itu, model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
pembelajaran dengan model Think-Pair-Share Share baik digunakan pada materi jurnal
unggul dalam hasil belajar berupa aspek kognitif, penyesuaian dan laporan keuangan dalam pelajaran
afektif, dan psikomotorik, akan tetapi hasil belajar akuntansi.
yang diteliti dalam penelitian ini hanyalah hasil
belajar kognitif. Simpulan dan Saran
Penelitian mengenai penggunaan model Berdasarkan hasil penelitian pada
pembelajaran kooperatif lipe Think Pair Share pada pembahasan sebelumnya, ditarik kesimpulan
mata pelajaran akuntansi bukan merupakan hal baru Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
dalam lingkungan program studi pendidikan belajar menggunakan model pembelajaran
akuntansi UPl. Penelitian tentang model kooperatif lipe Think Pair Share (kelas eksperimen)
pembelajaran kooperatif yang ada sebelumnya, dengan siswa yang tidak menggunakan model
sepe(i: penelitian "Pengaruh Penggunaan Model pembelajaran Kooperatif tope Think Pair Share
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (kelas kontrol). Berdasarkan kesimpulan tersebut,
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran penulis menyarankan bahwa Model Pembelajaran
akuntansi" oleh Nunur Nurlaela dan "Pengaruh Kooperatif lipe Think Pair Share dalam proses
Penggunaan Metode Cooperative Learning pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran siswa, dan sebaiknya dijadikan sebagai salah satu
Akuntansi" oleh Ganda Setiawan. Keduanya alternatif dalam kegiatan pembelajaran akuntansi
menyimpulkan bahwa pembelajarn kooperatif dapat khususnya materi jurnal penyesuaian dan laporan
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai keuangan. Selanjutnya disarankan kepada para
dengan yang dikemukakan oleh Thompson (dalam guru untuk meneliti Model Pembelajaran Kooperatif
Eti Sumartini, 2007:74) bahwa 'pembelajaran lipe Think Pair Share pada materi Akuntansi lainnya
kooperatif mempunyai manfaat untuk meningkatkan atau menggunakan tipe lain dengan model
hasil belajar, meningkatkan motivasi dan pembelajaran kooperatif.
memperdalam pemahaman' dan ini sesuai dengan
karakteristik pelajaran akuntansi. DAFTAR PUSTAKA
Hasil pengujian pendistribusian data skor fes
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan.
normal, sehingga dapat disimpulkan data penelitian Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
yang diperoleh dalam penelitian ini sudah layak Amin Suyitno. 2003. Dasar-Dasar Proses
untuk dianalisis karena telah sesuai dengan aturan Pembelajaran Matematika 2. Semarang :

yang berlaku dalam penelitian. Jurusan Matematika FMIPA UNNES.


Dari pengujian hipotesis, menghasilkan pernyataan Anita Lie. (2005). Cooperative Leaming,
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti atau Mempraktikan Cooperative Learning di
hipotesis alternatif (Hr) dinyatakan diterima dan Ho Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
ditolak. Oleh karena itu, peneliti memiliki pendapat Djamarah, SB. dan Zain, S. (2002). Strategi Belajar
bahwa hasil belajar siswa Xl IPS B yang menjadi Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

24
Etin Solihatin, dkk. 2007. Cooperative Leaming Slavin, Robeft.E. (2009). COOPERATIVE
:
Analisis Model Pembelajaran /PS. Jakarta LEARNING Teoi, Riset dan Praktik.
Aksara.
Bumi Bandung : Nusa Media
lsjoni. (2007). Cooperative leaming. Solihatin dan Raharyo. (2008). Cooperative
Bandung:Alfabeta Leaming, Analisis Model Pembelajaran
Kardiman, dkk. (2009). Pindsip-Prinsip Akuntansi 2 lPS. Jakarta: BumiAksara
SMAkelasXll.Jakarla:Yudhistira. Sudjana. (2OO4). STATISTIKA untuk Ekonomi dan
M. D. Dahlan. (1997). Faktor-faktor yang Niaga ll, Bandung: PT Tarsito.
Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta : Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
Rajawali Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta
Bandung: Grafindo Persada. _(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
(2007). Psikologi Pendidikan dengan (Edisi Revisi). Jakarta: BumiAksara
Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Sugiyono. (2006). Metode Penenlitian Ersnls.
Karya. Bandung: Alfabeta
Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan Anak _(2007). Statistika untuk Penelitian.
bagi Anaka Betuesulitan Belajar. Jakarta: Bandung:Alfabeta
Rineka Cipta. Tim Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan (2009). Pedoman Operasional Penulisan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Sknpsl. Bandung: Program studi
Rosda Karya. Pendidikan Akuntansi.
Rahmat Moeslihat. (2005). Akuntansi untuk SMA Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran lnovatif
Kelas Xl. Bogor : CV. Regina. Beroientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Riduwan. (2005). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Prestasi Pustaka Publisher
Alfabeta. Uzer Usman. (2009). Menjadi Guru Profesional.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mempengaruhinya. Jakarta: PT" Rineka Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
Cipta 20 tahun 2003
http://And reasvikl u nd.Word Press.com

25

Anda mungkin juga menyukai