Anda di halaman 1dari 11

THE IMPLEMENTATION OF MIND MAPPING LEARNING MODEL

TOWARDS STUDENT’S CONCEPS UNDERSTANDING ABILITY ON


IPS CLASS III IN ELEMENTARY SCHOOL

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep peserta didik
dalam mata pelajaran IPS yang menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Jenis penelitian
yang digunakan digunakan adalah kuasi eksperimen yang berbentuk non equivalent control group
design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purpose sampling. Sample
yang terpilih adalah kelas III A sebagai kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan dan III B
sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan. Berdasarkan pengelolaan data pretest
didapat nilai rata-rata peserta didik kelas ekspeimen sebesar 35,04 sedangkan kelas kontrol sebesar
31,36. Setelah pembelajara, kedua kelas diberikan posttest. Berdasarkan pengelolaan data posttest.
Diperoleh rata-rata hasil kemampuan pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPS
peserta didik kelas eksperimen sebesar 87,31 sedangkan kelas kontrol 82,09 dari hasl uji beda rata-
rata. Untuk meguji hipotesis digunakan uji inferensial. Berdasarkan uji pihak kanan diperoleh t-
hitung = 2,09 dan t-tabel = 1,68. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep peserta didik pada mata pelajaran IPS peserta didik yang menggunakan model pembelajaran
Mind mapping lebih baik daripada peserta didik yang menggunkan model pembelajaran
konvensional.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Mind Mapping, Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik,
dan Mata Pelajaran IPS.

Abstract. This research aims to know the capability of understanding the concept of students in
social science subjects to apply mind mapping learning model. The type research used is quasi
experimental in the form of non equivalent control group design. Sampling was done using
purposive sampling technique. The selected sample is class III A as control class which not get
treatment and class III B as experimental class which get treatment. Based on pretest data processing
obtained by average value of student of experiment class equal to 35,04 while control class equal to
31,36. After the lesson, both classes are given posttest. Based, on the data processing and posttest
obtained the average ability of students’s concept understanding on the subjects of IPS students
experimental class of 87,31 while the control class of 82,09 from the result of the difference tet
average. To test the hypothesis used test inferensial. The result of the right obtained t-value 2,09 and
t-tabel 1,68. Based on the result of this research can be concluded that the ability to understand
student’s concepts on the subjects of IPS students using the Mind Mapping Learning Model there is
better that the students who use Conventional Study Learning Model.

Keywords : Mind Mapping Learning Model, Student’s Concept Understanding Ability, IPS
Subjects.

A. Pendahuluan sistem pendidikan hingga


Pendidikan yang berproses di perkembangan kualitas dari pendidik
Indonesia memiliki perkembangan itu sendiri. Pada dasarnya pendidikan
setiap tahunnya, dari perkembangan di Indonesia adalah sarana
pembentukan sebuah karakter untuk pengetahuan sosial yang didapatnya.
bangsa itu sendiri yang diharapkan Ini menyebabkan peserta didik tidak
dapat bersaing dan dapat paham dengan konsep pembelajaran
mengharumkan bangsa di kanca yang sedang berlangsung serta
global, maka dari itu tantangan dunia peserta didik tidak mampu untuk
pendidikan pun menjadi semakin meluaskan materi pembelajaran
besar, hal ini yang mendorong para dengan praktik dikehidupan sosial
siswa perlu mendapat prestasi yang yang nyata pada dasarnya mata
terbaik. Namun, dunia pendidikan di pelajaran IPS memiliki permasalahan
Indonesia masih memiliki beberapa terhadap kemampuan pemahaman
kendala yang berkaitan pada mutu konsep yang berpengaruh terhadap
pendidikan. penerimaan materi kepada peserta
didik. Hal ini terjadi karena
Berdasarkan hasil observasi yang
pembelajaran yang berlangsung di
peneliti lakukan di SDN 03 CIRUAS
dalam kelas cenderung berpusat pada
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang
kegiatan pendidik atau teacher
Provinsi Banten Hari Senin tanggal
centered. Hal ini mengakibatkan
29 Januari 2018 ditemukan beberapa
ketidak aktifan para peserta didik
masalah didalam proses pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran. Selain
seperti, kurang efektifnya penyajian
itu, penyampaian materi dengan
materi pembelajaran IPS oleh guru
model pembelajaran konvensional
dan penyampaian yang menjenuhkan
membuat kurangnya interaksi peserta
membuat pemahan pembelajaran
didik dengan pendidik dan peserta
peserta didik tersebut menurun,
didik dengan peserta didik lainnya
peserta didik hanya belajar dan
yang menjadi salah satu penyebab
menerima materi ajar dari satu arah
tidak tercapainya suatu tujuan
yaitu penyampaian materi dengan
pembelajaran yang berpengaruh pada
sistem ceramah oleh guru dengan
hasil belajar peserta didik dimana
materi yang begitu banyak, maka dari
hasil untuk tes formatif siswa hanya
model tersebut peserta didik tidak
memiliki nilai rata-rata IPS 7,6 dari
dapat mengembangkan materi ilmu
KKM yang ditetapkan 7,5 selisih
KKM dengan rata-rata nilai siswa mengorganisasikan ide-ide yang
hanya 0,1 dari 25 siswa. Oleh karena muncul dalam pemikiran, proses
itu dibutuhkan suatu metode menggambar diagram bisa
pembelajaran seperti model memunculkan ide-ide yang lain dan
pembelajaran Mind Mapping, yang diagram yang sudah terbentuk bisa
dimana menurut Silberman dalam menjadi panduan untuk menulis.
(Shoimin. 2014:105). Mind mapping
Berdasarkan pemaparan diatas,
adalah sebuah cara kreatif bagi tiap
peneliti tertarik untuk melaksanakan
pembelajaran untuk menghasilkan
penelitian di SDN 3 Ciruas dengan
gagasan, mencatat apa yang
judul, “Penerapan Model
dipelajari, atau merencaakan tugas
Pembelajaran Mind Mapping
baru dengan cara pemetaan pikiran
Terhadap Kemampuan Pemahaman
(mind mapping).
Konsep Peserta Didik Pada Mata
Model pembelajaran ini dipilih Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar”.
karena melalui model mind mapping
Identifikasi Masalah
peserta didik dapat mengatasi
kesulitan belajar, mengetahui apa Berdasarkan latar belakang yang
yang hendak ditulis, serta bagaimana diuraikan diatas, dapat diidentifikasi
mengorganisasikan penerimaan berbagai permaasalahan yang terjadi
materi yang disampaikan dalam sebagai berikut :
bentuk tulisan, sebab model ini 1. Pembelajaran lebih banyak
mampu membantu pembelajaran didominasi oleh guru
menemukan gagasan dan membantu (Teacher Centered)
peserta didik dapat fokus dalam 2. Kegiatan pembelajaran IPS
peneriaan materi. Serta model yang berjalan kurang efektif.
pembelajaran Mind Mapping ini 3. Model yang digunakan dalam
memiliki kelebihan menurut (Aris pembelajaran IPS cenderung
Shoimin. 2014:107) kelebihan dari membuat siswa jenuh
model Mind Mapping ialah : Cara ini sehingga siswa melakukan
cepat, teknik dapat digunakan untuk
kegiatan diluar kegiatan eksperimen. Desain penelitian yang
pembelajaran. digunakan berbentuk Nonequivalent
4. Masih rendahnya pemahaman Control Group Design, melibatkan
peserta didik terhadap materi dua kelompok; kelas eksperimen dan
pembelajaran IPS. kelas kontrol. Pada desain ini
kelompok eksperimen maupun
Tujuan Penelitian
kelompok control tidak dipilih secara
Berdasarkan rumusan random. Pada pelaksanaannya kelas
masalah yang telah diuraikan di atas, eksperimen dalam kegiatan
maka tujuan penelitian ini adalah pembelajaran akan menerapkan
sebagai berikut: “Untuk mengetahui model pembelajaran Mind Mapping,
apakah kemampuan pemahan konsep sedangkan kelas kontrol dalam
IPS peserta didik yang menerapkan kegiatan pembelajaran menerapkan
model pembelajaran Mind Mapping model pembelajan konvensional.
lebih baik dari pada model Adapun desain penelitian kuasi
pembelajaran konvensional pada eksperimen Nonequivalent Control
mata pelajaran IPS di kelas III SDN 3 Group Design dalam penelitian
Ciruas”. menurut Sugiyono (2015:116)
sebagai berikut:
O1 X O2
---------------------------------
O3 - O4

B. Metode Penelitian Gambar 1


Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan
O1 dan O3 = pre test
digunakan dalam penelitian ini adalah
X = Perlakuan (treatment)
metode kuasi eksperimen (Quasi
O2 dan O4 = post test
Experimental Design). Desain ini
Populasi dan Sampel
mempunyai kelompok control, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya Populasi
untuk mengontrol variabel-variabel
Populasi adalah keseluruhan
luar yang mempengaruhi pelaksanaan
subjek penelitian (Arikunto,
2010:130). Populasi dalam penelitian sebagai berikut, jumlah siswa
ini adalah seluruh peserta didik kelas keseluruhan 25, keterangam, siswa
5 SDN 3 Ciruas. Alamat Kp/Desa laki-laki sejumlah 15 siswa, dan siswa
Pelawad / Jalan Raya Serang – Jakarta perempuan berjumlah 10 siswa.
km 09 Kecamatan Ciruas Kabupaten
Serang. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif,


Sample
analisis data merupakan kegiatan
Sampel menurut Riduwan
setelah data dari seluruh responden
(2013:56) yaitu bagian dari populasi
atau sumber data lain
yang mempunyai ciri-ciri atau
terkumpul.Teknik analisis data dalam
keadaan tertentu yang akan diteliti.
penelitian kuantitatif menggunakan
Sampel dalam penelitian hendaknya
statistik. Terdapat dua macam
representatif atau dapat mewakili
statistik yang digunakan untuk
seluruh bagian dari populasi, dengan
analisis data dalam penelitian, yaitu
demikian ciri-ciri serta karakteristik
statistik deskriptif, dan statistik
yang terdapat dalam populasi harus
inferensial (Sugiyono,2015:207).
ada dalam sampel penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian Statistika deskriptif adalah
ini adalah Nonprobability Sampling. statistik yang berfungsi untuk
Nonprobability Sampling adalah mendeskripsikan atau memberi
teknik pengambilan sampel yang gambaran terhadap objek yang diteliti
tidak memberi peluang/ kesempatan melalui data sampel atau populasi
sama bagi setiap unsur atau anggota sebagaimana adanya tanpa
populasi untuk dipilih menjadi melakukan analisis dan membuat
sampel (Sugiyono, 2015:218). kesimpulan yang berlaku untuk
Sampel yang di teliti di SDN umum (Sugiyono, 2015:208).
Ciruas 3 ialah siswa kelas III A
Statistik inferensial adalah
sebagai kelas kontrol serta kelas III B
statistik yang digunakan untuk
sebagai kelas eksperimen dimana
menganalisis data sampel, dan
jumlah siswa dikelas eksperimen
hasilnya diberlakukan untuk populasi Penelitian ini dilaksanakan di
dimana sampel diambil (Sugiyono, SDN 3 Ciruas Kelas III Semester
2015:209). Statistik inferensial dibagi genap pada tahun ajaran 2017/2018.
menjadi dua, yaitu statistik Kelas III B sebagai Kelas Eksperimen
parametris dan nonparametris. Untuk berjumlah 25 siswa, sedangkan kelas
bisa menentukan statistik mana yang III A sebagai kelas control yang
akan digunakan dalam pengolahan berjumlah 25 siswa. Penelitian ini
data, maka dilakukan uji prasyarat, dilaksanakan sebanyak 4 kali
dimana uji prasyarat yang dilakukan pertemuan, 2 kali pertemuan untuk uji
ada dua pengujian yaitu uji normalitas instrument pretest dan posttest, dan 2
yang berfungsi untuk mengetahui kali petemuan dikelas Eksperimen.
kenormalan data penelitian, dan uji Hasil belajar yang di teliti yaitu pada
homogenitas bertujuan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
mengkaji apakah sebaran data berasal Sosial (IPS) dengan materi kegiatan
dari populasi yang homogen atau jual beli disekolah dan di rumah.
tidak.Uji homogentitas yang Pada kelas eksperimen
digunakan dalam penelitian ini pembelajaran dilaksanakan oleh
menggunakan uji varians. peneliti dengan menggunakan model
pembelajaran mind mapping
Apabila data sampel telah
sedangkan untuk kelas kontrol
diberikan perlakuan yang berbeda dan
telah diuji prasyarat menghasilkan kegiatan pembelajaran
data yang berdistribusi normal dan dilaksanakan oleh guru kelas dengan
homogen sama, maka dilakukan uji model pembelajaran konvensional.
parametris untuk menguji parameter Instrumen Penelitian berupa soal
sampel menggunaka uji-t data normal pretest – posttest yang diberikan
dan homogen. sama, baik pada kelas Eksperimen
maupun kelas kontrol.
C. Hasil Penelitian dan
Pembahasan

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil belajar sebagai berikut:


Tabel 1
Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Postest Kemampuan Pemahaman
Konsep
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest Pretest Postest
Banyak Siswa (N) 22 22 22 22
Nilai Terendah 21 71 18 71
Nilai Tertinggi 50 100 46 100
Rata- Rata (X) 35,04 87,31 31,36 82,09
Simpangan Baku (S) 8,11 9,03 9,02 7,50
Varians(S2) 65,85 81,65 81,38 56,27

Dari tabel di atas dapat dilihat Untuk posttest pada kelas


bahwa pretest pada kelas eksperimen eksperimen memperoleh nilai rata-
memperoleh nilai rata-rata sebesar rata sebesar 87,31 dengan jumlah
35,04 dengan jumlah siswa sebanyak siswa 22, nilai terendah 71 dan
22, nilai terendah 21 dan tertinggi 50. tertinggi 100. Sedangkan pada kelas
Sedangkan nilai rata-rata pretest pada kontrol rata-rata sebesar 82,09
kelas kontrol memperoleh nilai rata- dengan jumlah siswa 22, nilai
rata sebesar 31,36 dengan jumlah terendah 71 dan tertinggi 100.
siswa sebanyak 22, nilai terendah 18
Selanjutnya menghitung uji-t
dan tertinggi 46. Untuk lebih jelasnya
satu pihak (kanan) dengan α = 0,05.
data tes kemampuan pemahaman
Setelah dilakukan uji-t pihak kanan
konsep siswa baik pretest maupun
pada posttest, didapat bahwa:
posttest.

Tabel 2
Hasil Uji Dua Rata - Rata Perbedaan Dengan Uji-t Satu Pihak (Kanan)
Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep
Jenis Uji Statistik Kesimpulan
Uji-t thitung = 2,09 Lebih Tinggi
ttabel = 1,68

Setelah melakukan pretest tulisan yang memberikan kesempatan


dan menerapkan Model Pembelajaran lebih untuk siswa memahami materi
Mind Mapping pada kelas eksperimen pembelajaran. Adanya perbedaan
selama dua kali pertemuan, maka kemampuan pemahaman konsep
untuk mengetahui sejauh mana siswa antara kelas eksperimen dan
keberhasilan metode tersebut peneliti kelas kontrol, tentunya di dukung
mengambil hasil data hasil posttest. dengan proses pembelajaran yang
Posttest ini diuji dengan satu berlangsung dengan baik. Adapun
penarikan hipotesis yaitu dengan langkah penerapan model
penarikan hipotesis (Uji pihak kanan) pembelajaran Mind Mapping dalam
di peroleh 2,09 > 1,68 yaitu thitung penelitian ini, tahap-tahap
lebih besar dari t tabel. Sehingga pembelajaran model pembelajaran
kesimpulan berdasarkan perhitungan Mind Mapping diantaranya: 1)
tersebut adalah kemampuan Mulailah dari bagian tengah kertas
pemahaman konsep siswa yang kosong yang sisi panjangnya
menggunakan model pembelajaran diletakan mendatar. 2) Gunakan
Mind Mapping lebih baik daripada gambar atau foto untuk ide sentral. 3)
kemampuan pemahaman konsep Gunakan warna. 4) Hubungkan
siswa yang menggunakan model cabang-cabang utama ke gamabr
pembelajaran konvensional. pusat dan hubungkan cabang-cabang
tingkat dua dan tiga ketingkat satu
Pengujian hipotesis
dan dua, dan seterusnya. 5) Buatlah
menunjukan keberhasilan penerapan
garis hubung yang melengkung,
Model Pembelajaran Mind Mapping
bukan garis lurus. 6) Gunakan satu
yang di terapkan pada kelas
kata kunci untuk setiap garis. 7)
eksperimen. Proses pembelajaran
Gunakan gambar. 7 langkah ini
model pembelajaran mind mapping
adalah aktivitas yang dilakukan
ini melatih dan menumbuhkan ide,
berkelompok oleh peserta didik yang
gagasan dan kreatifitas dalam bentuk
dapat menuangkan ide, gagasan dan (Interpreting) = Mensyaratkan kita
kreatifitas secara bersamaan. untuk memusatkan perhatian pada
pokok bahasan yang membantu
Indikator serta syntax dari model
mengalihkan informasi tentangnya
pembelajaran Mind Mapping
dari ingatan jangka pendek ke ingatan
terhadap kemampuan konsep sebagai
jangka panjang dimana peserta didik
berikut a) Menyimpulkan
mengulas materi dengan adanya
(Summarizing) = Memungkinkan kita
apersepsi dan evaluasi dalam kegiatan
berfokus pada pokok bahasan dimana
pembelajaran.
peserta didik dapat menyimpulkan
Dari pemaparan diatas dapat
hasil dari pembelajaran yang
diselaraskan dengan pendapat dari
berlangsung, b) Mengklasifikasikan
Suharsimi (2010:118) bahwa
(Classifying) = Membantu
pemahaman dari sebuah konsep
menunjukan hubungan antara bagian-
pembelajaran ialah bagaimana
bagian informasi yang saling terpisah
seseorang mempertahankan,
dimana peserta didik dapat
membedakan, menduga,
mengklasifikasikan pembelajaran
menerangkan, memperluas,
dengan kemampuan pemahaman
menyimpulkan, memberikan contoh,
konsep, c) Memberikan Contoh
menuliskan kembali, dan
(Examplifying) = Memberi gambaran
memperkirakan. Dengan
yang jelas pada keseluruhan dan
pemahaman, peserta didik diminta
perincian dimana peserta didik dapat
untuk membuktikan bahwa ia
menuangkan dan memberikan contoh
memahami hubungan yang sederhana
kenyataan tentang materi yang
diantara fakta-fakta atau konsep.
diajarkan, d) Membandingkan
Pembelajaran yang dilaksanakan
(Comparing) = Memungkinkan kita
lebih mengaktifkan peserta didik
mengelompokan konsep, membantu
untuk terlibat selama proses
kita membandingkannya dimana
pembelajaran berlangsung. Interaksi
peserta didik mengembangkan
antara pendidik dengan peserta didik
pemahaman materi dari yang sudah
lebih akrab sehingga pendidik lebih
disampaikan e) Interprestasi
mengenal anak didiknya dengan baik.
Dengan mengunakan model Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran mind mapping. pembahasan di SD Negeri 3 Ciruas
Menurut (Buzan. 2009:103) ialah pada bab sebelumnya di peroleh
dimana Mind Map dapat dikatakan kesimpulan bahwa kemampuan
sebagai alat berpikir yang pemahaman konsep antara peserta
mencerminkan cara kerja alami otak. didik yang menggunakan model
Mind Map memungkinkan otak pembelajaran Mind Mapping lebih
menggunakan semua gambar dan baik daripada peserta didik yang
asosiasinya dalam pola radial dan menggunakan model pembelajaran
jaringan sebagaimana otak dirancang, konvensional. Hal ini dibuktikan dari
seperti yang secara internal selalu hasil perhitungan dengan
digunakan otak, dan terhadap mana menggunakan uji-t data normal dan
yang anda perlu membiasakan diri homogen, yaitu thitung = 2,09 dengan
kembali. Singkronisasi dari model dk = n-1 atau dk= 22-1 =21, α = 0,05
pembelajaran dengan kemampuan didapatkan nilai ttabel = 1,68. Sehingga
pemahaman konsep maka hasil untuk uji satu pihak – ttabel ≤ thitung ≥
pembelajaran dapat dilihat lebih baik ttabel atau 2,09 > 1,68, maka H0 ditolak
dibandingkan model pembelajaran dan Ha diterima.
konvensional.
Dari hasil penelitian dan
Daftar Pustaka
pembahasan yang diperoleh dalam
Anggreni, dkk. (2017). Pengaruh
penelitian ini, maka model Model Pembelajaran Mind
pembelajaran mind mapping dapat Mapping Berbasis Karakter
Terhadap Hasil Belajar Ips
dikatakan salah satu metode Siswa Kelas IV. Journal PGSD
pembelajaran yang terbukti tepat Universitas Pendidikan
Ganesha, 5: 2-9.
untuk diterapkan dalam pembelajaran
IPS. Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
D. Simpulan
Buzan, T. (2006). Buku Pintar Mind
Mapping. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Darusman, R. (2014). Penerapan
Metode Mind Mapping (Peta
Pikiran) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik Siswa Smp, Jurnal
Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi
Bandung, 3:164-173.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar
Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rina, dkk. (2016). Penerapan Model


Pembelajaran Mind Mapping
Dengan Gambar Seri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Ips Pada Siswa Kelas V Sd
Negeri 5 Kebumen, Kalam
Cendekia, Volume 4, Nomor
2.1, 198 – 205.

Shoimin, A. (2013).Model
Pembelajaran Inovasi Dalam
Kurikulum. Yogjakarta: Ar-
ruzz Media.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai