Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN METODE SNOWBALL THROWING

DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


BANGUN RUANG KELAS VI
SDIT AL-FATH JALEN

Naily Mahfuzhoh 1), Susilawati Harahap2)


1)
Mahasiswi Program Study PGSD FKIP Universitas Terbuka,
2)
Dosen Program Study PGSD FKIP Universitas Terbuka
mahfuzhohnaily@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar matematika materi
bangun ruang menggunakan metode Snowball Throwing pada siswa kelas VI B SDIT Al-Fath
Jalen Kecamatan Tambun Utara mengalami peningkatan. Kegiatan ini berupa Penilitian
Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi kegiatan pra-siklus, siklus I serta siklus II diterapkan
pada siswa kelas VI B sejumlah 25 siswa. Dalam pengumpulan data, Instrumen yang digunakan
meliputi test tertulis yang digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar matematika setelah
siswa mendapatkan pengajaran siklus I dan siklus II. Hasil penelitian pada siklus 1, pencapaian
rata-rata prestasi belajar Matematika siswa kelas VI sebesar 73,5%, sehingga perlu perbaikan
dan tindak lanjut pada siklus berikutnya. Pada siklus II, diterapkan metode SnowBall Throwing
dengan melakukan beberapa perbaikan serta evaluasi sebagi bentuk refleksi siklus I. Hasilnya
siswa lebih aktif dan nilai pembelajaran siswa meningkat dengan prosestase ketuntasan menjadi
90,4%. Dari data tersebut nampak adanya peningkatan pemahaman dan pencapaian belajar
peserta didik dari siklus 1 ke siklus II sebesar 16,9%. Maka dapat disimpulkan bahwa melalui
metode SnawBall Throwing, pencapaian kemampuan dan pemahaman belajar siswa kelas VI
B SDIT Al-Fath Jalen tahun pelajaran 2022/2023 Matematika materi bangun ruang mengalami
peningkatan.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Bangun Ruang, metode SnowBall Throwing

ABSTRACT

The study was conducted to determine the extent to which mathematics learning achievement in
geometrical material using the Snowball Throwing method in class VI B students at SDIT Al-
Fath Jalen, Tambun Utara District, had increased. This activity is in the form of Classroom
Action Research (PTK) which includes pre-cycle activities, cycle I and cycle II applied to class
VI B students of 25 students. In data collection, the instruments used included written tests used
to obtain mathematics learning achievement after students received teaching cycle 1 and cycle
1I. The results of the study in cycle I, the average achievement of students in class VI Mathematics
was 73.5%, so it needs improvement and follow-up in the next cycle. In Pađā cycle II, the
SnowBall Throwing method was applied by making several improvements and evaluations as a
form of reflection in cycle I. The result was that students were more active and student learning
scores increased with the mastery process being 90.4%. From these data it appears that thereis
an increase in understanding and achievement of student learning from cycle 1 to cycle I1 of
16.9%. So it can be concluded that through the SnowBall Throwing method, achievement the
learning abilities and understanding of class VI B students at SDIT Al-Fath Jalen for the
academic year 2022/2023 Mathematics regarding geometric shapes has increased.

Keywords: Learning Outcomes, Build Space, SnowBall Throwing method

1
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan pondasi atau pilar utama dalam sebuah negara. Bangsa
yang terdidik akan menjadikan negara tersebut berdiri kokoh, mandiri serta berdaulat.
Keberhasilan pendidikan, selain didasari dengan kesungguhan peserta didik, kualitas
tenaga pendidik dan muatan kurikulum sangat berpengaruh. Guru atau tenaga pendidik,
merupakan ruh dalam sebuah proses Pendidikan, karena manakala dalam proses
pembelajaran tidak ada guru, maka peserta didik akan belajar tanpa kontrol, tanpa arah
dan tidak ada bimbingan.
Pada dasarnya pembelajaran Matematika tidak hanya tentang proses mengenal
dan terampil melakukan operasi bilangan, tetapi juga mampu memanfaatkan
pengetahuan tentang bilangan untuk berbagai bidang lain tanpa melakukan operasi
hitung (Euis Istianah, 2013; Fatimah, 2020). Matematika merupakan pelajaran yang
membutuhkan keterampilan tinggi dan melibatkan pemikiran kritis, logis, dan sistematis.
Guru sebagai tenaga pengajar, pendidik, dan pelatih dalam mata pelajaran (Fatmala &
Pujilestari, 2019).
Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan prestasi yang sangat dicita-citakan.
Setiap sekolah terus berupaya meningkatkan kualitas kurikulum serta system
pembelajaran, dengan terus melakukan refleksi, analisa serta evaluasi. Tidak hanya itu,
kulitas guru baik secara penguasaan materi maupun metode dalam melaksanakan
pembelajaran pun ditela’ah, karena tidak semua yang telah direncanakan bisa terealisasi
dengan baik.
Matematika, salah satu cabang keilmuan penting yang perlu mendapat perhatian
khusus. Matematika termasuk bagian dari ilmu aplikatif karena mengajarkan tentang
konsep dan cara berhitung yang tentu saja sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari di semua aspek/lini kehidupan. Namun pada kenyataannya, Matematika bukanlah
cabang keilmuan yang digemari, justru menjadi materi pembelajaran yang dianggaap
menakutkan. Terbukti, masih rendahnya hasil belajar serta pemahaman siswa. Karena
matematika bagian dari ilmu pasti, kecenderungan pembelajaran yang terjadi bersifat
konseptual, sehingga guru yang aktif menyampaikan dan siswa pasif. Hal inilah yang
mendorong peneliti untuk mengurai dan merubah mindset tentang matematika, dari hal
yang menyeramkan, melelahkan, membosankan menjadi hal yang menyenangkan.
Tentunya dibutuhkan varian metode serta teknik dalam pengajaran.

2
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VI B dalam pelajaran Matematika bangun
ruang di SDIT Al-Fath Jalen?”. Berdasarkan hasil tes akhir pra siklus saat pembelajaran
materi bangun ruang kelas VI B SDIT Al-Fath Jalen pada Rabu tanggal 24 Mei 2023
terdapat 16% (4 anak) siswa yang masih belum mencapai target ketuntasan dan nilai 84%
diatas KKM (sejumlah 21 anak).
Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan supervisor tentang proses
pembelajaran yang berlangsung, didapati bahwa penjelasan guru relatif terlalu teoritis,
lebih banyak menggunakan metode ceramah, terpusat dan monoton, mereka lebih
memilih untuk menunggu penjelasan dari guru dan siswa hanya mencatat informasi yang
disampaikan sehingga lebih bersifat verbalistik, hanya berdasarkan buku pegangan yang
ada, tidak mengembangkan cara pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa
dan lingkungan sekolah, tanpa media pembelajaran atau menggunakan media namun
tidak sesuai. Pada akhirnya dalam pembelajaran siswa cenderung pasif, tidak
memperhatikan, lebih banyak mengobrol atau bercanda, pada akhirnya siswa tidak
menangkap tentang materi yang disampaikan dan mengalami kesulitan siswa saat
penguasaan materi bangun ruang dalam pelajaran matematika, sehingga berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa kelas VI. Jika dibiarkan terus menerus, dapat dipastikan
hasil belajar mata pelajaran Matematika tidak akan tercapai sesuai Kriteria Ketuntasan
Maksimal (KKM).
Solusi yang dihadirkan sebagai langkah alternatif penyelesaian yang hendak
dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengupayakan
adanya perbaikan dengan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered), berharap siswa lebih semangat dan tumbuh rasa minat dengan
menerapkan metode Snowball Throwing. Snowball Throwing adalah paradigma
pembelajaran efektif yang direkomendasikan oleh UNESCO, yakni belajar mengetahui
(learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to
live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5).
Dalam penerapannya guru berusaha memberikan kesempatan siswa untuk belajar
menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka dapat dalam konteks nyata dan
situasi yang kompleks, juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui
pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi
dan konteks komunikasi alamiah, baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan.
Dengan dibentuk kelompok yang diawali ketua kelompok untuk mendapat tugas dari

3
guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Menurut Miftahul Huda (2013, hlm.226) metode snowball throwing bisa
melatih murid agar lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan
kembali kepada anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif yang melibatkan
siswa secara aktif diupayakan sebagai cara untuk mengatasi masalah yang timbul
akibat dominasi guru atau pembelajaran yang monoton, kurang kreatif atau terbatasnya
media pempelajaran yang turut menjadi penyebab belum tercapainya target hasil
belajar peserta didik. Snowball Throwing termasuk pembelajaran yang mengajak
siswa aktif (activelearning) dimana dalam prakteknya banyak melibatkan siswa. Guru
hanya memberikan arahan tentang topik pembelajaran dan menertibkan jalannya
pembelajaran (Bayor;2010)
Disamping itu, Snowball Throwing menjadi salah satu metode dalam model
pembelajaran kooperatif. Karena mampu menggali potensi kepemimpinan murid
dalam kelompok serta keterampilan membuat dan menjawab pertanyaan yang
dikonsep melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju
(Komalasari:2014, hlm.31). Guru membagi tugas secara berkelompok sebagai salah
satu cara terwujud pemahaman materi secara merata dengan melibatkan keikutsertaan
siswa, membangun kerjasama team dan berdiskusi, kemudian menyampaikan
pendapat.
Penerapan Snowball Throwing dalam pembelajaran memiliki beberapa
manfaat yaitu: (a) Mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa, (b) Merangsang
perkembangkan kemampuan intelektual, sosial dan emosional, (c) Melatih untuk
menyampaikan pendapat dan perasaan dengan kreatif dan cerdas (Asrori:2010:3).
Selain itu dalam metode snowball throwing, belajar dengan bermain menjadikan
suasana kelas lebih menyenangkan, muncul kesempatan untuk mengasah kemampuan
berpikir dengan menyusun pertanyaan untuk diberikan pada temannya, siswa lebih
siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ditemui, media tidak diperlukan, karena
siswa langsung praktik dan siswa bisa secara aktif terlibat dalam pembelajaran
sehingga menjadi efektif, pada akhirnya aspek kognitif, afektif dan psikomotor bisa
terlampaui (Aris Shoimin :2014, hlm.176).

4
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
capaian belajar peserta didik kelas VI B dalam pelajaran Matematika bangun ruang di
SDIT Al-Fath Jalen melalaui penerapan metode Snowball Throwing.

METODE PENELITIAN
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan prosedur
penelitian Kemmis dan MC Taggart, yang terdiri dari pra-siklus, siklus I dan siklus II.
Dilaksanakan pada bulan April 2023 di SDIT Al-Fath Jalen yang diterapkan pada siswa
kelas VI B SDIT Al-Fath Jalen tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah 25 siswa.

Penelitianqini merupakanqpenelitian tindakanqkelas (PTK) yangqbertujuan agar


dapatqmeningkatkan hasilqbelajar siswa. Yang menjadi objek penelitian
adalahqpeningkatan hasilqbelajar peserta didikqkelas VIqSDIT Al-Fath
JalenqKecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi setelahqditerapkan
metodeqSnowball Throwingqdalam pembelajaran Matematika. Pengumpulan
dataqdilakukan melaluiqmetode tes yangqdiberikan setiapqakhir siklus. Nantinya,
hasil belajarqMatematika siswaqpada akhirqsiklus I dibandingkanqdengan
hasilqbelajar siswaqpada prasiklus (hasil ulanganqFormatif padaqsemester I),
hasilqbelajar siswaqpada akhirqsiklus Iqdibandingkan denganqhasil belajarqsiswa
akhirqsiklus IIquntuk mengetahuiqpeningkatan hasilqbelajar siswa. Analisisqdata
menggunakan teknik analisisqkualitatif danqkuantitatif. Kriteriaqkeberhasilan

5
penelitianitindakan kelasqadalah apabila pencapaian hasil belajar seluruh
siswaqsesuai denganqkreteria ketuntasanqminimal (KKM) qyang berlakuqdi SDIT
Al-Fath Jalen Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasiqpada mata
pelajaranqMatematika yaituq70 danqmencapai rata-rataqhasil belajar 70
denganqmencapai ketuntasanqbelajar secaraqklasikal yaituq75%.

HASILqDANqPEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diawali dengan observasi keadaan dan situasi
sekolah, kondisi kelas serta para pendidik yang ada di lingkungan SDIT Al-Fath Jalen
yang beralamat di Ds Jejalen Jaya Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi.
Berpijak pada hasil pengamatan, peneliti menemukan bahwa pembelajaran
matematika yang terlaksana di SDIT Al-Fath Jalen belum memberikan hasil yang merata
dan berjalan dengan optimal. Karenanya peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) denganqsubjek penelitianqadalah 25 murid kelas VI B SDIT Al-Fath Jalen
Kecamatan Tambun Utara kabupaten Bekasi meliputi tahapan Pra-Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 1I.
Yang dilakukan pada tahap pra siklus pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2023 adalah
mengumpulkan data ketuntasan pembelajaran matematika materi bangun ruang. Darix25
siswa, terdapat 5 anak atau 20% dari siswa belum memahami konsep dan sifat bangun
ruang sehingga hasil nilainya di bawah KKM. 5 siswa tersebut belum mampu
membedakan atau mengidentifikasi serta mengklasifikasi bangun ruang berdasarkan ciri
atau sifat yang dimiliki, juga masih kesulitan memberikan contoh dengan benda sekitar.
Sedangkan yang memperoleh nilai cukup tetapi belum tuntas sebanyak 5 orang. mereka
sudah mampu mengenali ciri dan sifat bangun ruang, tetapi masih sering tertukar atau
kurang teliti saat mendefinisikan atau memberikan contoh. Adapun sisanya (15 siswa
atau 60 %) sudah mampu mengikuti materi dan memahami dengan baik dan benar,
sehingga pembelajaran mereka mencapai nilai ketuntasan.
Ketidaktuntasan tersebut karena beberapa faktor, antara lain: (a) Metode
pembelajaran masih konservatif, monoton dan terpusat pada guru sehingga siswa
menjadi bosan danqkurang antusias, (b) pembelajaran tidak bersifat interaktif /
melibatkan siswa, (c) Kurangnya media pembelajaran. Oleh karena itu, qpeneliti
bermaksudqmelaksanakan tindak lanjut pembelajaran setelah melakukan perbaikan,
evaluasi serta refleksi sebagai alternatif penyelesaian untukqmengatasi penyebab
ketidaktuntasan yang terjadi pada kegiatan Pra-siklus untuk diterapkan pada siklus I,
antara lain (a) memperbaharui metode pembelajaran dengan model Snowball Throwing
6
(b) Mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa, bisa dengan melalui kegiatan tanya
jawab, pengamatan bersama, atau tukar pendapat, (c) Menggunakan media pembelajaran
agar motivasi, minat serta daya serap siswa lebih tinggi.
Adapun tindakan dalam siklus 1 meliputi: (a) Perencanaan, peneliti menyusun
rencana pembelajaran, (b) Kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pembelajaran
dengan menerapkan metode snowball Throwing, diawali kegiatan pembuka, inti dan
diakhiri dengan penutup, (c) Observasi, dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung,
dilakukan oleh teman sejawat yang sekaligus menjadi observer, dan (d) Refleksi, disini
peneliti membandingkan hasil ketuntasan pada kegiatan pra siklus dan siklus 1.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus-1 yang dilaksanakan pada Rabu tanggal 31 Mei
2023, 8% (2 anak) siswa yang masih belum mencapai target ketuntasan dan nilai 92%
diatas KKM (sejumlah 23 anak). Hal tersebut disebabkan karena (a) siswaqbelum
terbiasaqbekerja kelompok, sehinggaqsiswa belum bisa menghidupkanqdiskusiqbersama
anggotaqkelompoknya masing-masing, (b) Siswa belum terbiasa mengungkapkan
pendapat dan permasalahannya di kelas, sehingga membutuhkan waktu lama untuk
mengkomunikasikan, (Metode ini masih menjadi hal baru, sehingga siswa belum
terbiasa), (c) Anggota kelompok masih besar, sehingga kesempatan untuk berpendapat
tidak terlalu banyak karena terbatasnya waktu.
Dari sini terlihat, dengan metode Snowball Throwing, hasil pembelajaran
matematika bangun ruang mengalami peningkatan meskipun belum sesuai target
penelitian, sehingga peneliti akan melakukan pembelajaran matematika kembali dengan
metode Snowball Throwing pada siklus berikutnya dengan mebentuk anggota kelompok
yang lebih kecil.
Siklus IIqmerupakan perbaikanqdari refleksiqsiklus I, sebagaiqupaya
memperbaiki pembelajaranqsehingga dilakukan penyempurnaanqterhadap
tindakanqyang telah dilaksanakanqpada siklus I. q Tindakan dalam siklus II meliputi: (a)
Perencanaan, pelaksanaan tindakanqhampir samaqdengan siklus I. tentunya setelah
melakukan beberapa evaluasi serta berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. (b) Kegiatan
pembelajaran, peneliti kembali melakukan pembelajaran dengan menerapkan metode
snowball Throwing, diawali kegiatan pembuka, inti dan diakhiri dengan penutup, namun
dengan membentuk kelompok yang lebih kecil (c) Observasi, dilaksanakan saat
pembelajaran berlangsung, dilakukan oleh teman sejawat yang sekaligus menjadi
observer, dan (d) Refleksi, disini peneliti mengevaluasi hasil ketuntasan pada kegiatan
siklus I dan siklus II.

7
Hasilnya alhmadulillah siswa lebih aktif dan hasil pembelajaran siswa meningkat
dengan prosestase ketuntasan menjadi 90,4%. Bisa disimpulkan terdapat peningkatan
pencapaian hasil belajar dari siklus 1 ke siklus I1 sebesar 16,9%. Data tersebut
menunjukkan bahwaqsiswa yangqmengalami ketuntasan belajarqsebanyak 25qorang
atau 100%. artinyaqnilai dariqseluruh siswaqsudah melebihi kriteriaqyang ditentukan.
Sehingga pemberianqtindakan akanqdihentikan sampaiqsiklus II.
Dengan penerapan metode Snowball Throwing, membuka peluang untuk saling
tukar pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang
mungkin muncul sehingga diskusi bisa berlangsung lebih hidup dan menyenangkan. Hal
yang sering terjadi adalah muncul rasa ragu/takut siswa untuk mengemukakan pendapat
atau kendala dalam menguasai pelajaran. Namun, dengan metode pembelajaran
Snowball Throwing ini, anak dapat menyampaikannya melalui tulisan yang nanti akan
dimusyawarahkan bersama. Diharapkan siswa bisa mengungkapkan kesulitan-kesulitan
yang dialaminya selama pembelajaran.
Dalam metode Snowball Throwing, guru memberi peluang siswa untuk mampu
menyimpulkan informasi yang didapat secara riil dan kompleks, juga terbentuk
pengalaman melakukan pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang
alamiah baik sosial, sains, maupun lingkungan. Penerapan metode ini bisa berlaku untuk
siswa baik secara perorangan maupun team. Adapun peneliti melakukan penelitian secara
team dengan pertimbangan waktu. Proses kegiatannya adalah diawali dengan (a)
pembentukan kelompok, (b) menunjuk satu orang di tiap-tiap kelompok untuk menjadi
ketua, (c) Tiap-tiap kelompok bermusyawarah untuk membuat soal/permasalahan yang
akan diajukan untuk team lain (d) Soal ditulis di selembar kertas kemudian diremas
menyerupai bola, (e) Bola pertanyaan tersebut dilemparkan ke kelompok lain untuk
kemudian masing-masing kelompok menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Dapat ditarik benang merah berdasarkan hasil pengamatan kegiatan Pra - siklus,
siklus-1 dan siklus-II bahwa pembelajaran matematika materi bangun ruang mengalami
peningkatan hasil belajar serta mencapai ketuntasan setelah diterapkan pembelajaran
dengan metode Snowball Throwing, karena anak menjadi aktif, turut berperan dalam
pembelajaran serta turun langsung dalm proses penyelesaian masalah. Namun demikian,
dalam penerapannya, metodeqini memerlukanqwaktu yang lama, kurang efektifqpada
kelompokqbesar, informasiqyang didapatqsiswa terbatas, qKadang diskusiidikuasai
olehisiswa yang sukaqberbicara atauqingin menonjolkanqdiri. Implikasiqpenelitian

8
iniqdiharapkan dapatqmeningkatkan hasil belajarqsiswa dalamqmengikuti
prosesqpembelajaran.

KESIMPULANq
Berpijak pada uraian penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Snowball Throwing mampu menumbuhkan keaktifan, minat serta pencapaian
hasil belajar peserta didik kelas VI B pada pelajaran Matematika materi bangun ruang di
SDIT Al-Fath Jalen. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian prestasi dan keberhasilan
pembelajaran secara klasikal pada tiap siklus semakin baik, serta minat dan keaktifan
siswa semakin meningkat dari siklus I ke siklus berikutnya.

SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode dalam sebuah pembelajaran
memiliki urgensi yang cukup besar serta memiliki andil dalam mencapai ketuntasan
pembelajaran. Disamping itu, kinerja dan kualitas pendidik pun tidak kalah penting
sebagai penggerak dinamika pembelajaran yang mendorong keaktifan serta minat peserta
didik. Metode Snowball Throwing bisa menjadi alternatif pilihan dari sekian metode
yang dapat disajikan dalam pembelajaran. Selain mampu menjadikan pembelajaran
menyenangkan dengan konsep permainan, juga menjadikan minat dan antusiasme siswa
meningkat karena turut berperan dalam proses pembelajaran.

9
qDAFTAR PUSTAKAq

Made Pani Novianti (2023) Pengaruh model Snowball Throwing berbantuan Gending
Rare terhadap minat belajar Matematika. Indonesia Journal of Learning
Education and Counseling Vol.5. No.2.

Uzlifanil Hasanah (2023) Rekayasa Didaktis untuk mengembangkan Flip book Bangun
Ruang dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.1.

Wardani (2022) Pemantapan Kemampuan Profesional Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka Jakarta.

Murwani Dewi Wijayanti (2007) Matematika kelas VI Remaja Rosdakarya PT Bumi


Aksara Jakarta No.113220.

Adzra Yumna Luthfiyah (2023) Peningkatan hasil belajar Matematika dengan


menggunakan Cooperative learning type Snowball Throwing pada siswa SD.
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 8. No.1.

Gatot Muhsetyo (2022) Pembelajaran Matematika di SD. Universitas Terbuka Jakarta.


No: 372.7.

Melilla Eviana (2023) Penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan


pemahaman konsep luas permukaan Bangun Ruang dan mengatasi kejenuhan.
Jurnal Lazuardi. vol.6 No.1.

Asep Herry Hernawan (2016) Pembelajaran Terpadu Di SD Penerbitan Universitas


Terbuka Jakarta No. 372.011.

I.G.A.K.Wardani, Kuswaya Wihardit ( 2021) Penelitian Tindakan Kelas. Universitas


Terbuka Tangerang Selatan No: 370.7.

Doni Priyanto (2021). Teams Games Tournaments: Sebuah Upaya Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika. Penerbit NEM.

Dwi Agustin Irmawati (2020). Media Pembelajaran Matematika: Cara Gembira


Belajar Matematika. Pemeral edukreatif.

Endang Toha Rusefendi. (2006). Pengajaran Matematika. Tarsito.

H. M. Ali Hamzah, M (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.


PT. Raja Grafindo Persada.

10
Arif, Syaiful. (2017). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
terhadap Hasil Belajar dan Minat Peserta Didik. (Meta-analisis Data). Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro. Vol: 6. No 03. 13 Januari 2022.

Arikunto, Suharsini (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Heruman. (2010). Model Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

11

Anda mungkin juga menyukai