Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2614-0357

Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika


Siswa pada Materi Himpunan Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(Penelitian dilakukan di Kelas VII F SMP Negeri 13
Surakarta
Tahun Pelajaran 2017/2018)

Nisa Napiah 1), Ira Kurniawati 2), Laila Fitriana 3)


1)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, nisa.napiah@student.uns.ac.id
2)
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, irakur_uns@yahoo.com
3)
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, lailafitriana_fkip@staff.uns.ac.id

Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan kelas
VII F SMP Negeri 13 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Selain itu, untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa pada materi Himpunan kelas VII F SMP
Negeri 13 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam
2 siklus. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes. Indikator kinerja
penelitian ini adalah setidaknya 60% siswa mendapatkan skor 2 pada setiap
indikator pemahaman konsep matematika. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi
Himpunan kelas VII F SMP Negeri 13 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), pemahaman konsep matematika
siswa
konsep-konsep matematika harus
PENDAHULUAN dipahami dengan benar sejak dini.
Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran pokok di
sekolah yang diajarkan pada setiap Jika siswa telah memahami konsep-
jenjang pendidikan mulai dari konsep matematika yang telah
sekolah dasar, menengah hingga dipelajari sejak dini, maka akan
perguruan tinggi, sehingga memudahkan siswa dalam
penguasaan siswa terhadap memahami konsep-konsep
matematika sangat diperlukan dan matematika yang akan dipelajari

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 535
ISSN 2614-0357

selanjutnya, karena pelajaran Juli 2017 terhadap proses


matematika saling pembelajaran matematika pada
berkesinambungan dari jenjang yang materi bilangan yaitu sub materi
rendah ke jenjang yang lebih tinggi. pecahan yang berlangsung di kelas
Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 48) VII F SMP Negeri 13 Surakarta,
menyatakan bahwa matematika diperoleh gambaran salah satu
adalah ilmu tentang logika mengenai contoh kurangnya pemahaman
bentuk, susunan besaran, dan konsep matematika siswa adalah
konsep-konsep hubungan lainnya siswa dalam pengerjaan soal masih
yang jumlahnya banyak dan terbagi mengalami kesulitan dalam
ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, menghitung perkalian bilangan
analisis dan geometri [4]. bulat, mengubah pecahan biasa
Dari hasil wawancara yang menjadi pecahan campuran dan
dilaksanakan pada tanggal 28 Juli mengubah pecahan campuran
2017 dengan Dra. Sriyati, M.Pd menjadi pecahan biasa. Misalnya,
guru mata pelajaran matematika ketika siswa dihadapkan pada jenis
kelas VII F SMP Negeri 13 soal operasi pecahan campuran
Surakarta, peneliti memperoleh 2 1 3 2
berikut: 1 :2 − × 1 dalam
3 2 5 7
informasi bahwa siswa-siswa di
pengerjaan operasi pembagian,
kelas VII F memiliki hasil belajar
siswa dapat mengubah operasi
matematika yang rendah. Hal ini
pembagian tersebut menjadi
sesuai dengan hasil nilai ulangan
perkalian namun siswa tidak dapat
harian pada materi Bilangan bahwa
mengubah pecahan campuran
tidak ada satupun siswa kelas VII F
tersebut menjadi pecahan biasa
yang dapat mencapai nilai Kriteria
sehingga siswa mengalami kesulitan
Ketuntasan Minimal (KKM) mata
saat melakukan perhitungannya.
pelajaran matematika yaitu 75. Nilai
Dari deskripsi tersebut menunjukkan
tertinggi yang dapat diperoleh siswa
bahwa terdapat permasalahan yaitu
adalah nilai 70.
pemahaman konsep matematika
Berdasarkan observasi awal
siswa yang salah terkait materi
yang dilaksanakan pada tanggal 26
operasi bilangan pecahan. Selain itu,

536 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

banyak siswa yang menjawab salah tidak memahami konsep bilangan


ketika diberi pertanyaan oleh guru berpangkat bulat positif.
mengenai materi bilangan Berdasarkan deskripsi pada
berpangkat bulat positif. Misalnya observasi awal telah ditunjukkan
ketika guru memberikan pertanyaan bahwa terdapat permasalahan yang
terkait hasil dari bilangan −24 dan berkaitan dengan pemahaman
(−2)4 , jawaban siswa kebanyakan konsep matematika siswa yang salah
salah. Hal ini ditunjukkan terkait materi bilangan.
berdasarkan banyaknya siswa yang Selain itu, pada saat observasi
dapat menjawab benar dari hasil awal peneliti juga memperoleh
kedua bilangan berpangkat tersebut. gambaran guru dalam melaksanakan
Hanya ada 3 siswa dari 32 siswa proses pembelajaran matematika.
kelas VII F SMP Negeri 13 Pada saat guru menyampaikan materi
Surakarta yang menjawab benar dengan cara guru menuliskan materi
hasil dari bilangan berpangkat −24 di papan tulis, lalu guru menjelaskan
adalah −16. Sedangkan sebagian dan siswa menyalin tulisan yang ada
besar lainnya menjawab hasil dari di papan tulis ke buku catatan
−24 adalah 16 dan sisanya tidak mereka masing-masing. Sebelum
menjawab. Untuk hasil dari bilangan masuk ke materi baru, siswa diberi
berpangkat (−2)4 , siswa sebagian waktu untuk membaca materi yang
besar sudah menjawab benar. Hal ini akan dipelajari terlebih dahulu.
disebabkan, karena sebagian besar Selanjutnya, guru menunjuk siswa
siswa dalam menghitung hasil dari untuk menyimpulkan materi apa
kedua bilangan berpangkat tersebut yang telah mereka baca dan pahami
mengabaikan tanda kurung, di depan kelas. Adapun dalam proses
sehingga siswa beranggapan jika pembelajaran siswa masih kurang
hasil dari kedua bilangan berpangkat diberi kesempatan untuk
tersebut adalah sama. Hal ini berarti mengerjakan soal di depan kelas.
siswa tidak dapat membedakan hasil Dalam proses pembelajaran yang
dari kedua bilangan berpangkat dilakukan oleh guru tersebut belum
tersebut. Dengan kata lain, siswa banyak melibatkan aktivitas siswa

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 537
ISSN 2614-0357

sehingga pembelajaran di kelas Model pembelajaran


masih didominasi oleh guru. Problem Based Learning (PBL)
Himpunan adalah salah satu merupakan alternatif model
materi yang diajarkan di kelas VII pembelajaran yang dapat
Sekolah Menengah Pertama (SMP). meningkatkan pemahaman konsep
Dari hasil wawancara dengan guru matematika siswa karena
pengampu matematika kelas VII F sintaks/langkah-langkah
yaitu Dra. Sriyati, M.Pd, himpunan pembelajarannya menitikberatkan
merupakan materi aljabar yang pada proses pemahaman konsep
sebagian besar siswa mengalami matematika. Arends (2008: 57)
kesulitan dalam menggambar mengemukakan ada lima langkah
diagram venn, selain itu banyak dalam pembelajaran Problem Based
siswa yang kesulitan dalam Learning (PBL) yaitu : (1)
memahami kalimat matematika atau memberikan orientasi tentang
soal cerita yang disajikan pada permasalahannya kepada siswa, (2)
materi himpunan sehingga mengorganisasikan siswa untuk
mengakibatkan pemahaman konsep meneliti, (3) membantu investigasi
matematika aljabar terutama pada mandiri dan berkelompok, (4)
materi himpunan belum optimal. mengembangkan dan
Berdasarkan hasil wawancara mempresentasikan artefak dan
dan observasi awal tersebut exhibit, serta (5) menganalisis dan
menunjukkan bahwa pemahaman mengevaluasi proses mengatasi
konsep matematika siswa kelas VII F masalah [1].
SMP Negeri 13 Surakarta masih Duch (dalam Shoimin,
rendah. 2014: 130) menjelaskan bahwa
Salah satu alternatif model model pembelajaran PBL yaitu
pembelajaran yang dapat diterapkan “Problem Based Learning (PBL)
untuk meminimalisasi masalah atau Pembelajaran Berbasis Masalah
pemahaman konsep matematika adalah model pembelajaran yang
siswa adalah model pembelajaran bercirikan adanya permasalahan
Problem Based Learning (PBL). nyata sebagai konteks untuk para

538 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

peserta didik belajar berpikir kritis matematika siswa pada materi


dan keterampilan memecahkan Himpunan kelas VII F SMP Negeri
masalah serta memperoleh 13 Surakarta tahun pelajaran
pengetahuan” [6]. Pada penerapan 2017/2018, (2) untuk mengetahui
model pembelajaran Problem Based apakah penerapan model
Learning (PBL), guru berperan pembelajaran Problem Based
dalam memfasilitasi dan mengontrol Learning (PBL) dapat meningkatan
kegiatan pembelajaran. Sedangkan pemahaman konsep matematika
pada saat kegiatan pembelajaran siswa pada materi Himpunan kelas
siswa dituntut untuk berperan aktif VII F SMP Negeri 13 Surakarta
dalam mempelajari materi maupun tahun pelajaran 2017/2018.
diskusi kelompok untuk
mengerjakan Lembar Kerja Siswa METODE PENELITIAN
(LKS) yang berisi masalah. Dengan Jenis penelitian ini adalah
adanya diskusi kelompok siswa penelitian tindakan kelas (PTK).
dapat menemukan dan membangun Daryanto (2011: 21) menyatakan
sendiri konsep materi yang bahwa PTK dilaksanakan melalui 4
dipelajarinya. Sehingga diharapkan tahapan PTK yaitu perencanaan,
melalui model pembelajaran PBL pelaksanaan, pengamatan dan
ini, siswa lebih mudah untuk refleksi. [3]
memahami konsep matematika Penelitian tindakan kelas ini
sehingga dapat meningkatkan dilakukan di SMP Negeri 13
pemahaman konsep matematika Surakarta. Subjek dalam penelitian
siswa. ini adalah siswa kelas VII F SMP
Tujuan penelitian ini adalah: Negeri 13 Surakarta tahun pelajaran
(1) untuk mengetahui bagaimana 2017/2018 yang terdiri dari 32 siswa
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu 12 siswa perempuan dan 20
dengan penerapan model siswa laki-laki.
pembelajaran Problem Based Data dan sumber data yang
Learning (PBL) yang dapat digunakan dalam penelitian ini
meningkatkan pemahaman konsep adalah data deskriptif mengenai

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 539
ISSN 2614-0357

pelaksanaan proses pembelajaran Sedangkan untuk menguji


menggunakan model pembelajaran validitas data terhadap instrumen tes
Problem Based Learning (PBL) pemahaman konsep matematika
dengan sumber data berdasarkan siswa menggunakan uji validitas isi
hasil observasi, catatan lapangan sebelum dilaksanakannya tes.
dan dokumen. Selain itu juga Validiasi isi ini dilakukan dengan
digunakan data berupa skor tingkat cara meminta bantuan validator
pemahaman konsep matematika untuk memvalidasi soal tes terkait
yang telah dicapai siswa yang kesesuaian soal dengan indikator,
diperoleh dari hasil tes akhir siklus. kisi-kisi, dan penulisan soal. Setelah
Kemudian dihitung presentase instrumen dikatakan valid, baru tes
ketercapaian siswa pada masing- diujikan kepada siswa.
masing indikator. Sumber data Analisis hasil pengamatan
diperoleh dari siswa kelas VII F dimulai dengan menelaah lembar
SMP Negeri 13 Surakarta tahun observasi, selain itu peneliti
pelajaran 2017/2018 saat membuat catatan lapangan yang
mengerjakan tes akhir siklus. berisi tentang proses pembelajaran
Untuk menguji validitas yang dilakukan dan reaksi siswa
data pengamatan kegiatan guru dan selama proses pembelajaran.
siswa selama pelaksanaan Analisis terhadap hasil observasi
pembelajaran dengan menggunakan digunakan pada tahap refleksi
model pembelajaran Problem Based sebagai dasar perencanaan dan
Learning (PBL) digunakan teknik tindakan pada siklus berikutnya.
triangulasi penyidik. Triangulasi Indikator pemahaman
penyidik yaitu dengan cara konsep matematika yang digunakan
membandingkan dan mengecek dalam penelitian ini adalah mengacu
balik derajat kepercayaan suatu pada indikator pemahaman konsep
informasi yang diperoleh dengan matematika berdasarkan kurikulum
jalan memanfaatkan peneliti atau 2013 ( As’ari, 2016: 15) terdiri dari
pengamat lainnya (Meleong, 2007: delapan indikator, namun pada
331) [5]. penelitian ini hanya digunakan enam

540 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

indikator, yaitu sebagai berikut: (1) sekali, b) jawaban yang


Menyatakan ulang konsep yang dikemukakan salah. 2) Skor 1, jika
telah dipelajari, (2) siswa paham konsep matematika
Mengklasifikasikan objek-objek sebagian, yaitu jawaban siswa benar
berdasarkan dipenuhi tidaknya namun kurang lengkap. Ciri-ciri
persyaratan yang membentuk jawaban siswa tersebut adalah: a)
konsep tersebut, (3) Menerapkan jawaban yang dikemukakan benar,
konsep secara logis, (4) namun kurang lengkap. b)
Memberikan contoh atau bukan Algoritma benar namun kurang
contoh dari konsep yang dipelajari, lengkap. 3) Skor 2, jika siswa
(5) Menyajikan konsep dalam paham konsep matematika
berbagai macam bentuk representasi seluruhnya, yaitu jawaban siswa
matematis (dalam tabel, grafik, benar dan lengkap. Ciri-ciri jawaban
diagram, gambar, sketsa, model siswa tersebut adalah: a) Jawaban
matematika, atau cara lainnya), dan yang dikemukakan benar dan
(6) Menerapkan syarat perlu dan lengkap b) algoritma benar dan
atau syarat cukup suatu konsep. lengkap.
Analisis hasl tes dimulai Indikator kinerja pada
dengan mengoreksi pekerjaan penelitian ini adalah hasil tes
masing-masing siswa dengan pemahaman konsep matematika
memperhatikan pedoman penskoran siswa, ditentukan ketercapaian
terkait dengan pemahaman konsep penelitian setidaknya 60% siswa
yang digunakan peneliti. Rubrik mendapatkan skor 2 pada setiap
penilaian pemahaman konsep indikator pemahaman konsep
matematika siswa yang digunakan matematika.
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1) Skor 0, jika siswa tidak HASIL PENELITIAN DAN
paham konsep matematika. Ciri-ciri PEMBAHASAN
jawaban siswa tersebut adalah: a) Data Pratindakan
siswa tidak menjawab dan tidak Sebelum melakukan
mengemukakan pendapat sama tindakan, peneliti melakukan dua kali

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 541
ISSN 2614-0357

kegiatan observasi yaitu observasi Setelah melaksanakan


awal pada materi Bilangan dan observasi awal dan observasi
observasi lanjutan (prasiklus) pada lanjutan (prasiklus), peneliti
materi Himpunan serta wawancara melakukan tes awal (tes prasiklus)
dengan guru terlebih dahulu. pada materi Himpunan untuk
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
mengetahui permasalahan yang konsep matematika siswa sebelum
terjadi didalam kelas. Dari kedua penerapan model pembelajaran
kegiatan observasi tersebut dapat Problem Based Learning (PBL) pada
diketahui bahwa kondisi awal kelas materi Himpunan. Adapun tingkat
sebelum dilakukan tindakan adalah pemahaman konsep matematika
guru masih mendominasi proses siswa yang mendapatkan skor 2 kelas
pembelajaran di kelas. Hal ini berarti VII F SMP Negeri 13 Surakarta
bahwa pembelajaran masih berpusat berdasarkan tes prasiklus dapat
pada guru, dengan metode ceramah dilihat pada Tabel 1 berikut:
yang lebih mendominasi dalam
proses pembelajaran di kelas.

Tabel 1. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang Mendapatkan Skor


2 Kelas VII F SMP Negeri 13 Surakarta Berdasarkan Tes Prasiklus
Indikator Persentase
1. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari 23,33%
2. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau 20,00%
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut
3. Menerapkan konsep secara logis 6,67%
4. Memberikan contoh atau bukan contoh dari konsep yang 40,00%
dipelajari
5. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk 6,67%
representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar,
sketsa, model matematika, atau cara lainnya)
6. Menerapkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep 10,00%

Hasil Tindakan Siklus I Siklus I dilakukan dalam


tiga kali pertemuan yang terdiri dari

542 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

dua pertemuan untuk proses dalam persentase tingkat pemahaman


pembelajaran dan satu pertemuan konsep matematika siswa yang
untuk tes akhir siklus I. Pada mendapatkan skor 2 setelah
pelaksanaan tindakan siklus I, penerapan model pembelajaran
peneliti berperan sebagai guru Problem Based Learning (PBL) pada
matematika kelas VII F SMP Negeri materi Sifat-Sifat Himpunan seperti
13 Surakarta. Hasil tes akhir siklus I pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2.Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang Mendapatkan Skor


2 Kelas VII F SMP Negeri 13 Surakarta Berdasarkan Tes Siklus I
Indikator Persentase
1. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari 79,31%
2. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau 51,72%
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut
3. Menerapkan konsep secara logis 44,83%
4. Memberikan contoh atau bukan contoh dari konsep yang 51,72%
dipelajari
5. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk 37,93%
representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar,
sketsa, model matematika, atau cara lainnya)
6. Menerapkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep 34,48%

Hal ini menunjukkan bahwa yang telah ditetapkan peneliti yaitu


penerapan model pembelajaran setidaknya 60% siswa telah
Problem Based Learning (PBL) mendapatkan skor 2 untuk setiap
dapat meningkatkan pemahaman indikator pemahaman konsep
konsep matematika siswa. Meskipun matematika. Oleh karena itu, peneliti
terjadi peningkatan pemahaman masih perlu melakukan perbaikan
konsep matematika siswa, namun dalam proses pembelajaran pada
terdapat persentase dari beberapa siklus II, yaitu dengan penerapan
indikator yang mendapatkan skor 2 model pembelajaran Problem Based
masih kurang dari 60% dari seluruh Learning (PBL) untuk bisa mencapai
siswa. Dengan demikian, hasil yang indikator kinerja penelitian yang
diperoleh belum sesuai dengan telah ditetapkan oleh peneliti.
indikator kinerja kinerja penelitian Dilaksanakan siklus II dengan tujuan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 543
ISSN 2614-0357

untuk memperbaiki kekurangan dan Berdasarkan hasil refleksi


kendala yang terjadi pada tindakan dari tindakan siklus I, maka
siklus I sehingga bisa mencapai perencanaan tindakan untuk siklus II
target yang telah ditentukan. dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Hasil Tindakan Siklus II

Tabel 3. Hasil Refleksi Siklus I untuk Perbaikan Siklus II

No Refleksi Siklus I Tindakan Siklus II


1 Guru tidak memberikan motivasi Guru memberikan motivasi pada siswa
pada siswa tentang pentingnya tentang pentingnya mempelajari materi
mempelajari materi yang akan yang akan disampaikan
disampaikan
2 Pada saat pembagian Lembar Guru memberikan LKS kepada masing-
Kerja Siswa (LKS), banyaknya masing siswa sehingga setiap siswa dapat
LKS yang diberikan oleh guru berpikir dan membaca LKS dengan
kepada setiap kelompok adalah 1 leluasa tanpa harus bergantian dengan
LKS, sehingga masih banyak anggota lain pada kelompoknya,
siswa yang tidak mau untuk ikut akibatnya diskusi dalam kelompok
berdiskusi dan berpikir dengan berjalan lancar
alasan untuk membaca LKS harus
bergantian dengan anggota
kelompoknya.
3 Siswa merasa kebingungan dalam Guru memberikan arahan terlebih dahulu
mengerjakan LKS dikarenakan tentang petunjuk pengerjaan LKS yang
guru tidak menjelaskan petunjuk diberikan dan meminta siswa untuk
pengerjaan yang ada di LKS dan membaca dan memahami petunjuk
siswa juga cenderung malas dengan seksama.
membacanya.
4 Guru kurang memperhatikan Guru harus lebih memperhatikan alokasi
alokasi waktu dengan baik waktu di setiap langkah pembelajaran
sehingga kegiatan pada RPP tidak sehingga kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana dengan optimal. berjalan sesuai dengan RPP. Hal ini
Misalnya pada saat kegiatan kuis dilakukan dengan cara memberi tahu
1 dan kuis 2 yang seharusnya siswa untuk sebelum dimulainya
dapat dikerjakan didalam kelas pembelajaran matematika siswa sudah
menjadi tugas rumah untuk siswa harus duduk bersama kelompok masing-
dan baru dibahas kembali pada masing, sehingga tidak membutuhkan
pertemuan selanjutnya. waktu lama untuk menunggu siswa
berkelompok. Selain itu, ketika diskusi
kelompok berlangsung guru
memperhatikan waktu diskusi agar sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.

544 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

5 Pada kegiatan penutup, guru tidak Pada kegiatan penutup, guru hendaknya
menginformasikan kepada siswa menginformasikan kepada siswa
mengenai materi yang akan mengenai materi yang akan dipelajari
dipelajari pada pertemuan pada pertemuan berikutnya. Sehingga
berikutnya. Sehingga siswa tidak siswa dapat mempersiapkan diri untuk
mempersiapkan diri untuk mempelajari materi terlebih dahulu
mempelajari materi terlebih sebelum dipelajari di kelas.
dahulu sebelum dipelajari dikelas.

Adapun hasil tes akhir siklus setelah penggunaan model


II dalam persentase tingkat pembelajaran Problem Based
pemahaman konsep matematika Learning (PBL) pada materi Operasi
siswa yang mendapatkan skor 2 Himpunan seperti pada Tabel 4
berikut:

Tabel 4. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang Mendapatkan Skor


2 Kelas VII F SMP Negeri 13 Surakarta Berdasarkan Tes Siklus II
Indikator Persentase
1. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari 90,32%
2. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau 74,19%
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut
3. Menerapkan konsep secara logis 77,42%
4. Memberikan contoh atau bukan contoh dari konsep yang 67,74%
dipelajari
5. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi 70,97%
matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model
matematika, atau cara lainnya)
6. Menerapkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep 74,19%

Hasil tingkat pemahaman tidak perlu dilakukan tindakan


konsep matematika siswa pada sikus selanjutnya.
II telah mencapai indikator yang Perbandingan Hasil Tindakan
telah ditetapkan oleh peneliti yaitu Berikut adalah grafik yang
setidaknya 60% siswa mendapatkan menunjukkan perkembangan
skor 2 untuk setiap indikator keberhasilan tindakan dilihat dari
pemahaman konsep matematika ketercapaian siswa dalam
siswa. Oleh karena itu tindakan memperoleh skor 2 pada setiap
dihentikan pada siklus II. Sehingga

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 545
ISSN 2614-0357

indikator pemahaman konsep matematika.


100,00% 90,32%
Persentase Pemahaman

90,00% 79,31%
Konsep Matematika
80,00% 74,19% 77,42% 74,19%
67,74% 70,97%
70,00%
60,00% 51,72% 51,72%
50,00% 44,83% Prasiklus
40,00% 37,93%
40,00% 34,48%
Siklus I
30,00% 23,33% 20,00%
20,00% Siklus II
6,67% 6,67% 10,00%
10,00%
0,00%
1 2 3 4 5 6
Indikator Pemahaman Konsep Matematika

Gambar 1. Perbandingan Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas


VII F SMP Negeri 13 Surakarta yang Mendapatkan Skor 2 pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tingkat model pembelajaran Problem Based


pemahaman konsep matematika Learning (PBL) dapat meningkatan
siswa yang mendapatkan skor 2 pada pemahaman konsep matematika
siklus II tersebut, dapat disimpulkan siswa pada masing-masing indikator
bahwa indikator kinerja penelitian pemahaman konsep matematika. 2)
sudah tercapai. Dari dua siklus yang Pelaksanaan pembelajaran dengan
dilakukan oleh peneliti diperoleh model pembelajaran Problem Based
penerapan model pembelajaran Learning (PBL) yang dapat
Problem Based Learning (PBL) pada meningkatkan pemahaman konsep
materi Himpunan di kelas VII F SMP matematika siswa pada materi
Negeri 13 Surakarta dapat Himpunan kelas VII F SMP Negeri
meningkatkan pemahaman konsep 13 Surakarta tahun pelajaran
matematika siswa. 2017/2018 adalah dengan tahapan
atau langkah-langkah dari model
SIMPULAN DAN SARAN PBL sebagai berikut: a) Memberikan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat orientasi tentang permasalahannya
disimpulkan bahwa: 1) Penerapan kepada siswa b) Mengorganisasikan

546 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019
ISSN 2614-0357

siswa untuk meneliti c) Membatu [2] As’ari, A.R., Muhammad, T.,


imvestigasi mandiri dan kelompok d) Erik, V., Zainul, I., & Ibnu, T.
Mengembangkan dan (2016). Matematika: buku guru/
mempresentasikan artefak dan Kementerian Pendidikan dan
exhibit e) Menganalisis dan Kebudayaan. Jakarta :
mengevaluasi proses mengatasi Kementerian Pendidikan dan
masalah. Kebudayaan.
Berdasarkan hasil penelitian, [3] Daryanto. (2011). Penelitian
maka disarankan: 1) Guru dapat Tindakan Kelas dan Penelitian
menerapkan model pembelajaran Tindakan Sekolah. Yogyakarta:
Problem Based Learning (PBL) Gava Media.
dalam proses pembelajaran sebagai [4] Hamzah, A., & Muhlisraini.
salah satu alternatif untuk (2014). Perencanaan dan
meningkatkan pemahaman konsep Strategi Pembelajaran
matematika siswa. 2) Penelitian ini Matematika. Jakarta : PT Raja
masih terbatas pada kemampuan Grafindo Persada.
pemahaman konsep matematika [5] Moleong, L.J. (2007). Metodologi
siswa. Oleh karena itu diharapkan Penelitian Kualitatif Edisi
kepada rekan peneliti selanjutnya Revisi. Bandung : PT Remaja
untuk dapat menggunakan model Rosdakarya.
pembelajaran Problem Based [6] Shoimin, A. (2014). 68 Model
Learning (PBL) pada tingkat dan Pembelajaran Inovatif dalam
materi yang berbeda dengan sudut Kurikulum 2013. Yogyakarta :
pandang peninjauan yang sama atau Ar-ruz Media.
sudut pandang peninjauan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arends, R.I. (2008). Learning To
Teach Belajar untuk Mengajar.
Terj. Helly Prajitno S dkk. New
York : McGraw Hill Companies.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.III No.5 September 2019 | 547

Anda mungkin juga menyukai