Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2614-0357

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Think Pair Share (TPS) pada Pokok Bahasan Bangun Ruang
Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
dan Minat Belajar Siswa
(Penelitian Dilakukan di Kelas VIII F SMP Negeri 14 Surakarta)
Nindita Martatiana 1), Ira Kurniawati 2), Getut Pramesti3)
1)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS
2),3)
Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Alamat Korespondensi:
1)
085728668949, dytamarta@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
dan minat belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran
matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data
dari pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan teknik triangulasi.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan bangun ruang dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika dan minat belajar. Berdasarkan hasil tes siklus II, jika
dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa
persentase siswa yang telah mendapatkan skor 2 pada indikator menyatakan ulang
sebuah konsep meningkat sebesar 62,5% menjadi 100%. Untuk indikator
mengklasifikasikan obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
meningkat 5,515% menjadi 61,765%. Untuk indikator memberi contoh dan bukan contoh
dari sebuah konsep meningkat 44,419% menjadi 85,294%. Untuk indikator menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis meningkat 51,103% menjadi
82,353%. Untuk indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep
meningkat 30,515% menjadi 61,765%. Dan pada indikator mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah meningkat 26,287% menjadi 79,412% siswa. Sedangkan
hasil observasi diperoleh bahwa sebelum dilakukan tindakan persentase siswa dengan
minat belajar pada kategori tinggi yaitu sebesar 48,88%. Pada siklus I meningkat sebesar
7% menjadi 55,88%. Pada siklus II meningkat sebesar 5,88% menjadi 61,76%.

Kata Kunci: minat belajar, pemahaman konsep matematika, TPS.


DOI : 10.20961/jpmm solusi.v%vi%i.38735

PENDAHULUAN harus semakin pesat guna


Pendidikan adalah wahana menyesuaikan dengan perkembangan
dalam mengembangkan kualitas ilmu pengetahuan. Menurut Emil
Sumber Daya Manusia (SDM). Salim (dalam Umar Tirtarahardja,
Sejalan dengan kemajuan jaman, 2005: 133) menyatakan bahwa
perkembangan dunia pendidikan terdapat empat bidang kekuatan

651| Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi


ISSN 2614-0357

gelombang globalisasi yang paling Salah satu contoh bahwa


kuat dan menonjol daya dobraknya pemahaman konsep matematika
yakni bidang-bidang iptek, ekonomi, siswa rendah yaitu pada penggunaan
lingkungan hidup, dan teorema Phytagoras pada materi luas
pendidikan[1]. permukaan kubus maupun balok.
Matematika adalah salah Siswa mudah menyebutkan rumus
satu cabang ilmu pengetahuan yang Phytagoras yaitu c2 = a2 + b2, namun
universal karena dalam proses pada saat mengaplikasikan teorema
pendidikan ilmu matematika menjadi tersebut ke soal siswa ragu mana a,
dasar untuk mempelajari cabang b, dan c.
ilmu lain. Matematika dipelajari di Pada Standar Isi (SI)
setiap jenjang pendidikan mulai dari Kurikulum Tingkat Satuan
TK, SD, SMP, SMA, bahkan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran
perguruan tinggi, sehingga matematika untuk semua jenjang
penguasaan siswa terhadap pendidikan dasar dan menengah
matematika sangat diperlukan dan dinyatakan bahwa tujuan pertama
konsep-konsep matematika harus mata pelajaran matematika di
dipahami dengan benar sejak dini. sekolah adalah agar siswa mampu
Jika siswa telah memahami konsep- memahami konsep matematika.
konsep matematika yang telah Menurut peraturan Dirjen
dipelajari sejak dini, maka akan Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/
memudahkan siswa dalam C/ Kep/ PP/ 2004 tanggal 10
memahami konsep-konsep November 2004 tentang rapor
matematika yang akan dipelajari diuraikan bahwa indikator siswa
selanjutnya, karena mata pelajaran dalam memahami konsep
matematika saling matematika yaitu mampu :
berkesinambungan dari jenjang yang 1. Menyatakan ulang sebuah
lebih rendah ke jenjang yang lebih konsep
tinggi. 2. Mengklasifikasi objek menurut
Fakta yang terjadi di sifat-sifat tertentu sesuai dengan
sebagian besar sekolah dalam proses konsepnya
pembelajaran matematika di sekolah 3. Memberi contoh dan bukan
masih banyak siswa yang kurang contoh dari sebuah konsep
memahami dalam menerapkan 4. Menyajikan konsep dalam
konsep-konsep matematika. berbagai bentuk representasi
Sebagian besar siswa sudah matematis
beranggapan bahwa matematika 5. Mengembangkan syarat perlu
merupakan mata pelajaran yang sulit atau syarat cukup dari suatu
dan membosankan, sehingga mereka konsep
kurang berminat dalam mengikuti 6. Menggunakan dan
mata pelajaran matematika. Sikap memanfaatkan serta memilih
siswa tersebut disebabkan persepsi prosedur atau operasi tertentu
negatif terhadap mata pelajaran 7. Mengaplikasikan konsep atau
matematika. Mereka beranggapan algoritma dalam pemecahan
bahwa matematika adalah momok masalah [2]
yang menakutkan.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi |652


ISSN 2614-0357

Berdasarkan hasil penelitian menghafalkan sifat-sifatnya, terlebih


Hidayatul Hikmah, Mujiyem Sapti, untuk mencari volume maupun luas,
dan Prasetiyo Budi Darmono serta masih banyak siswa hanya
penelitian Lailatul Hidayah (2014), menggunakan rumus hafalan dalam
pemahaman konsep matematika mengerjakan soal-soal latihan,
siswa dipengaruhi oleh minat belajar sehingga siswa tidak memahami
siswa. Minat belajar yang rendah konsep matematika tersebut dengan
akan menyebabkan pemahaman baik. Hal ini mengakibatkan
konsep matematika yang rendah, pemahaman konsep matematika
sedangkan minat belajar yang tinggi geometri siswa rendah. Dari data
menyebabkan pemahaman konsep nilai ulangan harian matematika,
matematika yang tinggi[3]. yaitu pada pokok bahasan persamaan
Saat observasi awal di SMP garis singgung persekutuan
Negeri 14 Surakarta pada hari Kamis lingkaran, menunjukkan bahwa
tanggal 19 Maret 2015 berupa hanya 29,41 % siswa kelas VIII F
pengamatan di kelas VIII F, yang dapat mencapai KKM.
menunjukkan bahwa sebagian besar Kemungkinan hal ini disebabkan
siswa mempunyai minat yang rendah rendahnya perhatian siswa saat guru
terhadap mata pelajaran matematika. menjelaskan di depan kelas,
Hal ini dapat dilihat ketika guru ketidaksukaan terhadap matematika
menyampaikan materi pelajaran, karena persepsi negatif yang dimiliki
masih banyak siswa yang tidak siswa, dan siswa tidak mempunyai
memperhatikan, siswa yang niat dalam belajar matematika.
memperhatikan hanya sekitar 44,12 Setelah berdiskusi dengan guru,
%. Ada siswa yang bicara dengan untuk memperbaiki keadaan tersebut
temannya yaitu sekitar 32,35 %, peneliti menyimpulkan bahwa perlu
sehingga mereka tidak dapat diterapkan proses pembelajaran yang
menjawab pertanyaan guru terkait dapat meningkatkan pemahaman
materi yang disampaikan dan konsep matematika dan minat belajar
kesulitan mengerjakan soal-soal matematika siswa.
latihan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pembahasan
Selain itu ada juga siswa yang tidak mengenai penyebab rendahnya
bertanggung jawab dalam pemahaman konsep matematika dan
mengerjakan PR yaitu 8 dari 34 minat belajar matematika siswa
siswa atau sekitar 23,53 %. Sehingga seperti yang telah diuraikan, maka
mereka harus mengerjakan PR di salah satu alternatif dalam mencari
luar kelas sebagai hukuman saat solusi yaitu memilih strategi
proses pembelajaran berlangsung. pembelajaran yang tepat sesuai
Bangun ruang adalah salah dengan tujuan pembelajaran yang
satu materi yang diajarkan di kelas akan dicapai. Setelah melakukan
VIII Sekolah Menengah Pertama. diskusi dengan guru pengampu mata
Dari hasil wawancara dengan guru pelajaran matematika kelas VIII F,
matematika pengampu kelas VIII F, maka peneliti dan guru melihat
yaitu Ibu Yahya Irine, S.Pd, bangun kemungkinan untuk menggunakan
ruang merupakan bidang geometri model pembelajaran kooperatif tipe
yang mayoritas siswa hanya Think Pair Share (TPS). Model TPS

653| Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi


ISSN 2614-0357

adalah salah satu model temannya untuk mendapatkan


pembelajaran kooperatif yang mudah kesepakatan dalam memecahkan
dilaksanakan bagi siswa SMP, masalah matematika.
karena cukup sederhana dan hanya Tidak hanya itu, model
terdiri dari dua siswa untuk setiap pembelajaran tipe TPS mengurangi
kelompok, sehingga diharapkan sikap apatis siswa. Sebelum
suasana kelas dapat kondusif. Model pembelajaran dimulai, siswa
pembelajaran kooperatif memberikan cenderung kurang berminat karena
kesempatan pada siswa untuk proses belajar di kelas hanya
berkomunikasi dan berinteraksi mendengarkan apa yang disampaikan
sosial dengan temannya untuk oleh guru dan menjawab semua yang
mencapai tujuan pembelajaran, ditanyakan guru. Dengan melibatkan
sementara guru bertindak sebagai siswa secara aktif dalam proses
fasilitator dan motivator aktivitas pembelajaran matematika, model
siswa. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS
pembelajaran kooperatif, akan lebih menarik dan tidak
pengetahuan dibangun sendiri oleh monoton. Siswa yang dapat
siswa dan mereka bertanggung jawab memecahkan masalah matematika
atas hasil pembelajarannya. Model dari guru bersama kelompoknya
pembelajaran TPS dipilih karena akan termotivasi untuk mengikuti
memiliki beberapa keunggulan yang pembelajaran secara utuh.
dianggap sesuai dengan Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang dihadapi oleh tersebut, selanjutnya dirumuskan
siswa SMP Negeri 14 Surakarta. masalah sebagai berikut. 1)
Keunggulan model Bagaimana proses pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Think dengan model pembelajaran
Pair Share (TPS) yaitu membuat kooperatif tipe Think Pair Share
variasi suasana pola diskusi kelas (TPS) yang dapat meningkatkan
yaitu diskusi kelompok dan diskusi pemahaman konsep matematika dan
kelas yang dirancang untuk minat belajar matematika siswa kelas
mengajarkan atau mengecek VIII F SMP Negeri 14 Surakarta? 2)
pemahaman siswa terhadap materi Apakah penerapan model
tertentu. Dengan bimbingan guru, pembelajaran kooperatif tipe Think
siswa dituntun untuk mengerti Pair Share (TPS) pada pokok
konsep matematika secara benar bahasan bangun ruang dapat
melalui diskusi. Guru menciptakan meningkatkan pemahaman konsep
interaksi yang dapat mendorong rasa matematika dan minat belajar siswa
ingin tahu, ingin mencoba, bersikap kelas VIII F SMP Negeri 14
mandiri, dan ingin maju. Guru Surakarta tahun pelajaran 2014/
memberikan informasi dasar saja, 2015?
sebagai dasar pijakan untuk siswa Berdasarkan perumusan
dalam mencari dan menemukan masalah tersebut, tujuan penelitian
konsep matematika yang hendak ini adalah : 1) Mengetahui
ditemukan. Sehingga siswa terlatih bagaimana proses pembelajaran
menerapkan konsep karena bertukar kooperatif tipe Think Pair Share
pendapat dan pemikiran dengan dalam meningkatkan pemahaman

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi |654


ISSN 2614-0357

konsep matematika pada bangun konsep matematika dan minat belajar


ruang 2) Mengetahui apakah matematika siswa kelas VIII F SMP
penerapan model pembelajaran Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share 2014/ 2015.
pada pokok bahasan bangun ruang
dapat meningkatkan pemahaman

METODOLOGI PENELITIAN diketahui sedini mungkin sehingga


Penelitian tindakan kelas ini dapat dilakukan modifikasi rencana
dilaksanakan di SMP Negeri 14 tindakan sebelum berjalan lebih
Surakarta tahun ajaran 2014/2015 lanjut. Data yang dikumpulkan
semester genap. Penelitian ini melalui teknik observasi ini
menggunakan obyek kajian yaitu berdasarkan pada lembar observasi
peningkatan pemahaman konsep yang telah disusun.
matematika dan minat belajar siswa Dalam penelitian ini, metode tes
selama proses pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan
matematika dengan subyek data pemahaman konsep matematika
penelitiannya yaitu peneliti sebagai siswa. Pada penelitian ini akan
guru mata pelajaran matematika dan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes
siswa kelas VIII F SMP Negeri 14 awal diselenggarakan sebelum
Surakarta, dengan 34 siswa. pelaksanaan penelitian untuk
Penelitian ini dimulai dari bulan mengetahui tingkat pemahaman
Maret sampai dengan Mei 2015. konsep matematika siswa sebelum
Pelaksanaan penelitian ini dibagi penerapan fase pembelajaran
dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap kooperatif tipe TPS. Butir–butir soal
pertama yaitu persiapan penelitian diuji terlebih dahulu validitasnya
yang berlangsung pada bulan Maret sebelum digunakan untuk penelitian.
hingga April 2015. Tahap kedua Budiyono (2003) menyatakan bahwa
yaitu pelaksanaan tindakan yang suatu instrumen disebut valid jika
berlangsung pada bulan Mei 2015. mengukur apa yang seharusnya
Tahap ketiga yaitu analisis data dan diukur[4].
pelaporan yang dilaksanakan pada Dokumentasi digunakan untuk
bulan Juni sampai Juli 2015. memperkuat data yang diperoleh
Data yang dikumpulkan dalam dalam observasi. Dokumentasi
penelitian ini diperoleh dari hasil tes berupa dokumen lembar kerja siswa,
akhir siklus siswa, hasil observasi daftar nilai siswa, dan dokumentasi
dan dokumen. Observasi yang berupa foto-foto pelaksanaan
dilaksanakan untuk mengetahui pembelajaran maupun aktivitas siswa
minat belajar siswa dan pelaksanaan saat proses pembelajaran.
tindakan apakah sesuai dengan Untuk menguji validitas data
rencana yang telah disusun, seberapa dari hasil minat belajar siswa
proses yang terjadi dapat diharapkan digunakan triangulasi penyidik, yaitu
menuju sasaran yang diharapkan. membandingkan dan mengecek balik
Dengan observasi, diharapkan gejala derajat kepercayaan suatu informasi
ketidakberhasilan atau kekeliruan yang diperoleh dengan jalan
dalam rencana tindakan dapat

655| Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi


ISSN 2614-0357

memanfaatkan peneliti atau Jawaban yang dikemukakan lengkap


pengamat lainnya[5]. dan benar b) Jika respon dinyatakan
Pada penelitian ini akan terbuka, semua jawaban benar c)
dilaksanakan beberapa kali tes. Tes Kesalahan kecil, misalnya
awal diselenggarakan sebelum pembulatan mungkin ada. 2) Skor 1
pelaksanaan tindakan untuk jika siswa paham konsep matematika
mengetahui tingkat pemahaman sebagian, yaitu jawaban siswa
konsep matematika. Tes juga kurang lengkap. a) Beberapa
diselenggarakan setiap akhir siklus perhitungan dinyatakan salah b)
yang dilaksanakan pada akhir Siswa sudah berupaya menjawab
pertemuan untuk mengetahui tingkat soal c) Beberapa jawaban sudah
pemahaman konsep matematika dihilangkan. 3) Skor 0 jika siswa
siswa terhadap pokok bahasan tidak paham konsep matematika,
bangun ruang setelah pelaksanaan yaitu jawaban siswa tidak lengkap. a)
pembelajaran dengan penerapan fase Jawaban tidak tepat b) Tidak
pembelajaran kooperatif tipe TPS. menyatakan pemahaman konsep
Analisis hasil tes pemahaman konsep sama sekali c) Tidak mengemukakan
matematika siswa berdasarkan pendapat.
Peraturan Dirjen Dikdasmen Sedangkan analisis minat belajar
Depdiknas Nomor 506/ C/ Kep/ PP/ siswa dapat sebagai berikut.
2004. Indikator pemahaman konsep Pi1
Pn = x 100%
matematika siswa menurut Peraturan Pi2
Dirjen Dikdasmen Depdiknas terdiri Keterangan :
dari tujuh indikator, namun pada Pn : persentase minat belajar siswa
penelitian ini hanya digunakan enam pada aspek ke-i
indikator, yaitu : 1) Menyatakan Pi1 : jumlah skor yang dicapai pada
ulang sebuah konsep 2) aspek ke-i
Mengklasifikasi objek menurut sifat- Pi2 : jumlah skor maksimal pada
sifat tertentu sesuai dengan aspek ke-i
jumlah persentase dari seluruh indikator
konsepnya 3) Memberi contoh dan P=
banyaknya indikator
bukan contoh dari sebuah konsep 4)
Dari analisis hasil observasi,
Menyajikan konsep dalam berbagai
dapat diketahui tentang pelaksanaan
bentuk representasi matematis 5)
tindakan yang meliputi kesesuaian
Mengembangkan syarat perlu atau
pelaksanaan tindakan dengan
syarat cukup dari suatu konsep 6)
rancangan yang telah dibuat dan
Mengaplikasikan konsep atau
kendala yang dihadapi dalam
algoritma dalam pemecahan
pelaksanaan tindakan. Analisis
masalah.
tindakan terhadap tes siklus dan hasil
Rubrik penilaian untuk
observasi digunakan pada tahap
pemahaman konsep matematika
refleksi, sebagai dasar perencanaan
dalam penelitian ini yaitu seperti
tindakan pada siklus berikutnya.
berikut.
Dari hasil diskusi dengan
1) Skor 2 jika siswa paham konsep
kolabolator yang merupakan guru
matematika seluruhnya, yaitu
matematika pada kelas penelitian,
jawaban siswa sudah lengkap. Ciri-
tindakan yang diberikan dalam
ciri jawaban siswa ini adalah: a)
penelitian ini dikatakan berhasil

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi |656


ISSN 2614-0357

apabila telah memenuhi indikator 2. Berdasarkan hasil observasi


keberhasilan, yaitu : minat belajar siswa, setidaknya
1. Berdasarkan hasil tes 60% siswa mempunyai minat
pemahaman konsep matematika belajar yang tinggi
siswa, setidaknya 60% siswa
mendapatkan skor 2 pada setiap
indikator pemahaman konsep
matematika
HASIL PENELITIAN DAN konsep dalam berbagai bentuk
PEMBAHASAN representasi matematis yang telah
Pada kegiatan pra siklus, mendapatkan skor 2 sebanyak
didapatkan pemahaman siswa pada 45,455%, saat mengembangkan
indikator menyatakan ulang sebuah syarat perlu dan syarat cukup suatu
konsep yang telah mendapatkan skor konsep yang tekah mendapatkan skor
2 sebanyak 37,5%, untuk 2 sebanyak 54,545%, sedangkan
mengklasifikasikan obyek menurut pada indikator mengaplikasikan
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep atau algoritma pemecahan
konsepnya yang telah mendapatkan masalah yang telah mendapatkan
skor 2 sebanyak 56,25%, saat skor 2 sebanyak 54,545%. Akan
memberi contoh dan bukan contoh tetapi rata-rata persentase
dari sebuah konsep yang telah pemahaman konsep matematika
mendapatkan skor 2 sebanyak siswa dalam setiap kegiatan belum
40,875%, pada menyajikan konsep menunjukkan rata-rata persentase
dalam berbagai bentuk representasi keberhasilan dari setiap kegiatan
matematis sebanyak 37,5%, pada siswa yakni setidaknya 60% siswa
mengembangkan syarat perlu atau mendapat skor 2 pada setiap
syarat cukup suatu dari konsep siswa indikator pemahaman konsep
yang telah mendapatkan skor 2 matematika. Sehingga perlu
sebanyak 31,25%, dan pada dilakukan tindakan lanjutan yakni
mengaplikasikan konsep atau siklus II dengan melihat refleksi dari
algoritma dalam pemecahan masalah beberapa hambatan dari siklus I dan
siswa yang telah mendapatkan skor 2 menindaklanjuti hasil refleksi dengan
adalah 53,125%. Sedangkan pada perbaikan dari tindakan siklus II.
siklus I, pemahaman konsep Setelah adanya tindakan siklus II
matematika pada indikator dengan model pembelajaran
menyatakan ulang sebuah konsep kooperatif tipe TPS dan refleksi
yang telah mendapatkan skor 2 siklus 1, didapatkan hasil siklus II,
sebanyak 96,970%, untuk indikator yaitu pada indikator menyatakan
mengklasifikasikan obyek menurut ulang sebuah konsep yang telah
sifat-sifat tertentu sesuai dengan mendapatkan skor 2 sebanyak 100%,
konsepnya yang telah mendapatkan untuk indikator mengklasifikasikan
skor 2 sebanyak 57,576%, untuk obyek menurut sifat-sifat tertentu
indikator memberi contoh dan bukan sesuai dengan konsepnya yang telah
contoh dari sebuah konsep yang telah mendapatkan skor 2 sebanyak
mendapatkan skor 2 sebanyak 61,765%, untuk indikator memberi
75,758%, pada indikator menyajikan contoh dan bukan contoh dari sebuah

657| Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi


ISSN 2614-0357

konsep yang telah mendapatkan skor 55,88% siswa memiliki minat belajar
2 sebanyak 85,294%, pada indikator yang tinggi, sedangkan 35,29%
menyajikan konsep dalam berbagai siswa memiliki minat belajar yang
bentuk representasi matematis yang sedang, dan masih ada 8,82% siswa
telah mendapatkan skor 2 sebanyak yang memiliki minat belajar yang
82,353%, saat mengembangkan rendah terhadap mata pelajaran
syarat perlu dan syarat cukup suatu matematika. Akan tetapi peningkatan
konsep yang tekah mendapatkan skor nilai siswa belum menunjukkan
2 sebanyak 61,765%, sedangkan persentase keberhasilan yakni
pada indikator mengaplikasikan setidaknya 60% siswa mempunyai
konsep atau algoritma pemecahan minat belajar tinggi. Sehingga perlu
masalah yang telah mendapatkan dilakukan tindakan lanjutan yakni
skor 2 sebanyak 79,412% siswa. siklus II dengan melihat refleksi dari
Dengan demikian, lebih dari 605 beberapa hambatan dari siklus I dan
siswa mendapat skor 2 pada setiap menindaklanjuti hasil refleksi dengan
indikator pemahaman konsep perbaikan dari tindakan siklus I.
matematika sehingga tidak dilakukan Setelah adanya tindakan siklus II
tindakan lanjutan. dengan model pembelajaran
Melihat dari hasil perubahan kooperatif tipe TPS dan refleksi
pemahaman konsep matematika siklus I, didapatkan hasil siklus II
belajar siswa dari setiap tindakan yakni siswa dengan minat belajar
dapat disimpulkan bahwa penerapan tinggi yaitu sebesar 61,76%, siswa
model pembelajaran tipe TPS (Think dengan minat belajar sedang yaitu
Pair Share) dapat meningkatkan sebesar 35,29%, dan siswa dengan
pemahaman konsep matematika minat belajar rendah yaitu sebesar
siswa. 2,94%. Dilihat dari persentase siswa
Pada kegiatan pra siklus, dengan minat belajar tinggi diatas
diperoleh bahwa 48,88% siswa 60% sehingga tidak dilakukan
memiliki minat belajar yang tinggi, tindakan lanjutan.
37,50% siswa memiliki minat belajar Melihat dari hasil perubahan
yang sedang, dan 15,63% siswa minat siswa dari setiap tindakan
memiliki minat belajar yang rendah. dapat disimpulkan bahwa penerapan
Dari hasil observasi kegiatan pra model pembelajaran tipe TPS (Think
siklus, maka dilaksanakan tindakan I Pair Share) dapat meningkatkan
dengan penerapan model minat belajar siswa.
pembelajaran kooperatif tipe TPS
didapatkan hasil siklus I yakni

meningkatkan minat belajar


matematika siswa setelah adanya
SIMPULAN DAN SARAN refleksi adalah sebagai berikut : a)
Berdasarkan hasil penelitian ini Guru mempersiapkan siswa secara
dapat disimpulkan sebagai berikut. fisik dan psikis untuk mengikuti
1) Proses pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran. b) Guru
menggunakan model pembelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran
kooperatif tipe TPS yang dapat yang diharapkan akan dicapai oleh

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi |658


ISSN 2614-0357

setiap siswa. c) Guru memberi diskusi. n) Guru bersama-sama


apersepsi yaitu mengecek dengan siswa membuat simpulan
pemahaman siswa pada materi mengenai materi yang telah
prasyarat dengan tanya jawab. d) dipelajari. o) Guru memberikan
Guru menginformasikan dan penghargaan kepada kelompok/
menjelaskan manfaat pentingnya pasangan terbaik berdasarkan
mempelajari materi pelajaran yang kegiatan diskusi dan hasil presentasi.
akan disampaikan oleh guru. p) Guru memberikan PR kepada
Thinking : e) Guru menyampaikan siswa. q) Guru menginformasikan
materi pelajaran secara umum. f) kegiatan pada pertemuan berikutnya
Guru memberikan suatu 2) Penerapan model
permasalahan mengenai materi yang pembelajaran kooperatif tipe Think
terkait. g) Masing-masing siswa Pair Share (TPS) pada pokok
diminta untuk berpikir untuk mencari bahasan bangun ruang dapat
solusi secara individu beberapa meningkatkan pemahaman konsep
menit terkait permasalahan yang matematika dan minat belajar siswa
disampaikan. Pairing: h) Setelah kelas VIII F SMP Negeri 14
waktu untuk berpikir selesai, guru Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.
meminta siswa untuk berpasangan Saran terhadap penelitian ini
dengan teman sebangkunya dan bagi siswa adalah 1) Siswa
mendiskusikan solusi apa yang telah hendaknya terlibat aktif dalam proses
mereka peroleh saat berpikir. i) pembelajaran seperti
Setiap pasangan atau kelompok mengungkapkan ide dan gagasan. 2)
dibagikan LKS oleh guru untuk Siwa hendaknya mempunyai
mendiskusikan dan mencari solusi kepercayaan diri maju ke depan kelas
masalah tersebut. Saat siswa sedang untuk mengerjakan soal latihan
berdiskusi, guru berperan sebagai maupun mempresentasikan hasil
fasilitator. j) Guru mempersilahkan diskusi. 3) Seharusnya siswa
kepada setiap pasangan untuk membiasakan diri untuk berlatih
berbagi hasil diskusi mereka di menemukan sendiri konsep yang
depan kelas. Sedangkan guru akan dipelajari sehingga siswa
berkeliling kelas untuk melihat hasil mudah dalam mengerjakan soal
diskusi masing-masing pasangan. karena sudah mengetahui konsepnya
Bila tidak ada pasangan yang terutama saat mengembangkan syarat
berkemauan untuk berbagi, maka perlu atau syarat cukup dari suatu
guru menunjuk beberapa pasangan konsep. 4)Siswa hendaknya teliti
secara acak. Sharing: k) Siswa dalam mengerjakan soala
mempresentasikan hasil diskusi pemahaman konsep matematika
kelompoknya di depan kelas. l) Saat mereka.
terdapat pasangan yang Bagi guru adalah 1) Guru
menyampaikan hasil diskusi di depan hendaknya dapat memancing siswa
kelas, pasangan-pasangan lain agar siswa aktif dalam menjawab
diminta menanggapi hasil presentasi pertanyaan maupun mengungkapkan
dan bertanya apabila ada yang belum ide dan gagasannya 2) Guru
paham. m) Guru memberikan umpan hendaknya dapat mengkondisikan
balik atau konfirmasi mengenai hasil agar semua siswa pernah maju ke

659| Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi


ISSN 2614-0357

depan kelas untuk mengerjakan soal [5] Lexy J. Maleong. 1999.


latihan maupun mempresentasikan Metodologi Penelitian
hasil diskusi, sehingga bukan siswa Kualitatif. Bandung : PT Remaja
yang itu-itu saja 3) Guru hendaknya Rosda Karya.
memastikan bahwa seluruh siswa
telah memahami konsep mengenai
materi yang sedang diajarkan,
terutama saat siswa dihadapkan
dengan soal terkait mengembangkan
syarat perlu atau syarat cukup dari
suatu konsep 4) Guru diharapkan
banyak memberi latihan soal kepada
siswa agar siswa terbiasa
mengerjakan soal dengan teliti.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Umar Tirtarahardja. 2005.
Pengantar Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
[2] Sri Wardhani. 2008. Analisis SI
dan SKL Mata Pelajaran
Matematika SMP/ MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata
Pelajaran Matematika.
Yogyakarta : Pusat
Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Matematika.
[3] Hidayatul Hikmah, Mujiyem
Sapti, dan Prasetiyo Budi
Darmono. Peningkatan Minat
dan Pemahaman Konsep
Matematika Melalui
Pembelajaran Tipe CORE pada
Siswa Kelas VII. Purworejo :
Universitas Muhammadiyah
Purworejo
[4] Budiyono. 2003. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Surakarta
: Universitas Sebelas Maret

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi |660

Anda mungkin juga menyukai