—————————— ——————————
30
Asri Dwi Kusumawati, Analisis Kesulitan Belajar... 31
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru beberapa konsep dan prinsip dimana sebuah konsep
matematika di SMP Negeri 3 Salatiga, guru menyatakan aljabar diperlukan sebagai dasar untuk konsep
bahwa siswa kelas VII masih sering melakukan kesalahan pembelajaran aljabar berikutnya dan penggunaan prinsip
saat mengerjakan persoalan yang terkait dengan aljabar. yang saling berkaitan akan menjadi modal bagi para
Sesuai dengan pernyataan Soedjadi (1996: 27) yang siswa untuk dapat menyelesaikan persoalan aljabar
mengatakan bahwa kesulitan yang dialami siswa akan dengan baik dan benar.
memungkinkan terjadi kesalahan sewaktu menjawab soal Pentingnya pemahaman konsep aljabar bagi siswa
tes. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Soedjadi, dan masih banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh para
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab siswa maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu analisis
persoalan aljabar merupakan bukti adanya kesulitan yang tentang kesulitan belajar siswa dalam mempelajari
dialami oleh siswa pada materi tersebut. Hubungan aljabar. Hal itu perlu dilakukan agar guru dapat
antara kesalahan dan kesulitan dapat diperhatikan pada mengetahui letak kesulitan siswa dalam penguasaan
kalimat “jika seorang siswa mengalami kesulitan maka ia konsep dan prinsip dalam aljabar sehingga guru dapat
akan membuat kesalahan” (Depdikbud: 1982). Hal meminimalisir kesalahan–kesalahan siswa dalam
tersebut menegaskan bahwa kesulitan merupakan mengerjakan persoalan aljabar. Selain itu guru juga dapat
penyebab terjadinya kesalahan. Dengan demikian mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa
pernyataan guru matematika SMP Negeri 3 Salatiga yang mengalami kesulitan dalam mempelajari aljabar.
menyatakan bahwa siswa-siswanya masih banyak Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan kesalahan ketika mengerjakan persoalan menganalisis kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri
aljabar, maka dapat dikatakan bahwa siswa-siswa 3 Salatiga dalam mempelajari aljabar.
tersebut mengalami kesulitan dalam mempelajari aljabar.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan B. METODE PENELITIAN
Fajar Hidayati (2010) yang menghasilkan (1) kesulitan– Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
kesulitan yang dialami siswa kelas VII dalam adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan dilakukan di SMP Negeri 3 Salatiga dengan pengambilan
konsep dan prinsip adalah (a) di dalam penguasaan subjek berdasarkan purposive sampling sebanyak 5 siswa
konsep, dimana kesulitan tersebut berada dikategori dari kelas VII A. Pengambilan data dilakukan pada bulan
tinggi yaitu 72% ; (b) kesalahan yang paling banyak Oktober-November. Metode pengumpulan data dalam
dilakukan siswa dalam penguasaan konsep adalah ketika penelitian ini dengan menggunakan tes tertulis,
siswa harus menyajikan himpunan dengan diagram Venn; wawancara dan angket. Instrumen yang digunakan dalam
(c) di dalam penguasaan prinsip, siswa masih mengalami penelitian ini berupa tes uraian yang berisi tentang soal-
kesulitan dalam mengapreasiasikan peran prinsip– soal yang berkaitan dengan materi aljabar. Tes yang
prinsip dalam matematika, yang berada pada kategori dilakukan dengan 1x pertemuan (2 jam pelajaran) pada
tinggi yaitu 74%; (2) faktor–faktor yang menyebabkan tanggal 21 November 2017. Instrumen wawancara dalam
kesulitan belajar siswa SMP dalam mempelajari aljabar penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semi
berasal dari faktor ekstern, yaitu penggunaan alat peraga terstruktur.
oleh guru dengan kategori cukup yaitu (49 %).
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk C. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi munculnya kesulitan tersebut, beberapa usaha Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan
telah dilakukan oleh guru kelas VII pada saat analisis hasil pekerjaan siswa sebagai berikut:
pembelajaran aljabar. Guru memberikan penjelasan
kembali kepada siswa tersebut hingga mereka 1. Analisis Data Hasil Pekerjaan Siswa
menyatakan bahwa dirinya telah mengerti. Guru juga TABEL 1
menanamkan pemahaman konsep melalui model RANGKUMAN HASIL PEKERJAAN SISWA DALAM
pembelajaran yang digunakan. Dari berbagai usaha yang PENGUASAAN KONSEP DAN PRINSIP
telah dilakukan oleh guru, ternyata masih terjadi Indikator Soal/
Pengua-
Indikator Pengalaman ∑X ∑√
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Saan
Belajar
Cooney,at all (1975: 204) menyatakan bahwa 1. Menandai, Siswa dapat
kesulitan siswa–siswa dalam belajar matematika agar mengungkap menentukan
difokuskan pada dua jenis pengetahuan matematika yang kan dengan variabel dari 0 30
kata-kata dan suatu bentuk
penting yaitu pengetahuan konsep–konsep dan mengidentifikasi aljabar
pengetahuan prinsip-prinsip. Dengan demikian untuk Konsep
kan konsep Siswa dapat
mengetahui kesulitan belajar siswa dalam mempelajari menentukan
aljabar dapat ditinjau dari pengetahuan siswa tentang koefisien dari 21 9
suatu bentuk
konsep–konsep dan prinsip–prinsip dalam aljabar. aljabar
Seperti bidang matematika lainnya, aljabar terdiri dari
32 | Paedagoria, Vol. 9, No. 1, April 2018, hal. 30-36
Jawaban siswa G Jawaban yang di siswa belum dapat menentukan contoh dan bukan
harapkan contoh dari konsep suku-suku yang sejenis.
1b. Koefisien dari b. Siswa tidak dapat menentukan suku-suku yang tak
variabel x adalah -4 sejenis dari suatu bentuk aljabar.
dan 6 Pada soal nomor 1d siswa diminta untuk
menentukan suku yang tak sejenis dari bentuk
b. Siswa tidak dapat menentukan konstanta dari aljabar 10𝑦 − 4𝑥 + 4𝑦 + 6𝑥
suatu bentuk aljabar Jawaban siswa A Jawaban yang
Pada soal nomor 1c siswa diminta untuk diharapkan
menentukan konstanta dari bentuk aljabar 10𝑦 − 1e. Suku yang tak
4𝑥 + 4𝑦 + 6𝑥 sejenis adalah
Jawaban siswa R Jawaban yang di 10𝑦 dan −
harapkan 4𝑥, dan 4𝑦 dan 6𝑥
1c. Konstanta dari Dari wawancara di atas terlihat bahwa siswa
bentuk aljabar 10𝑦 − belum dapat menuliskan suku-suku yang tak
4𝑥 + 4𝑦 + 6𝑥 adalah 0 sejenis secara benar dan tepat. Sehingga dapat
atau tidak ada. dikatakan siswa belum dapat menentukan contoh
Berdasarkan hasil wawancara oleh kedua siswa G dan bukan contoh dari konsep suku-suku yang tak
dan R, dapat disimpulkan bahwa siswa G tidak sejenis.
mengetahui definisi dari koefisien atau dapat
dikatakan siswa tidak dapat mengungkapkan 3. Kesalahan siswa dalam mengenali kapan suatu
dengan kata-kata definisi dari koefisien. Serta prinsip diperlukan.
siswa R sebenarnya mengetahui definisi dari Kesalahan dalam indikator penguasaan prinsip di
konstanta namun tidak dapat mengungkapkan atas terjadi jika siswa tidak dapat menyederhanakan
dengan kata-kata definisi dari suatu konstanta bentuk aljabar dengan mengelompokkan suku-suku
sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tidak dapat yang sejenis, dan siswa tidak dapat menggunakan
mengungkapkan dengan kata-kata definisi dari operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
konstanta. Oleh karena itu, dapat disimpulkan Berikut contoh hasil pekerjaan siswa yang disertai
bahwa kedua siswa tersebut tidak dapat dengan hasil wawancara siswa yang melakukan
mengungkapkan definisi dengan kata-kata. kesalahan:
a. Siswa tidak dapat menyederhanakan bentuk
2. Kesalahan siswa dalam mengidentifikasi contoh dan aljabar dengan mengelompokkan suku-suku yang
bukan contoh dari konsep. sejenis.
Kesalahan dalam indikator penguasaan konsep di Pada soal nomor 2a siswa diminta untuk
atas terjadi jika siswa tidak dapat menentukan suku- mengubah bentuk aljabar 2𝑎 + 3𝑏 − 𝑎 + 5𝑏 ke
suku yang sejenis dan tak sejenis dari suatu bentuk dalam bentuk aljabar yang paling sederhana,
aljabar. dengan mnyertakan langkah-langkah
Berikut contoh hasil pekerjaan siswa yang disertai pengerjaannya.
dengan hasil wawancara siswa yang melakukan Jawaban siswa R Jawaban yang
kesalahan: diharapkan
a. Siswa tidak dapat menentukan suku-suku yang 2a. 2𝑎 + 3𝑏 − 𝑎 + 5𝑏
sejenis dari suatu bentuk aljabar. = 2𝑎 − 𝑎 + 3𝑏
Pada soal nomor 1d siswa diminta untuk + 5𝑏
menentukan suku yang sejenis dari bentuk aljabar = 𝑎 + 8𝑏
10𝑦 − 4𝑥 + 4𝑦 + 6𝑥
Jawaban siswa J Jawaban yang
diharapkan Jawaban siswa M Jawaban yang
1d. Suku yang diharapkan
sejenis adalah 2a. 2𝑎 + 3𝑏 − 𝑎 + 5𝑏
10𝑦 dan 4𝑦, dan − = 2𝑎 − 𝑎 + 3𝑏
4𝑥 dan 6𝑥 + 5𝑏
Dari wawancara di atas terlihat bahwa siswa = 𝑎 + 8𝑏
belum dapat menuliskan suku-suku yang sejenis
secara benar dan tepat. Sehingga dapat dikatakan Berdasarkan hasil pekerjaan siswa yang kemudian
dilakukan wawancara, diperoleh informasi bahwa
34 | Paedagoria, Vol. 9, No. 1, April 2018, hal. 30-36
siswa R tidak dapat menyelesaikan ke dalam bentuk aljabatr yang paling sederhana,
penyederhanaan bentuk aljabar tersebut dengan dengan menyertakan langkah-langkahnya. Dalam
benar, siswa salah dalam operasi pengurangan langkah-langkah tersebut siswa akan
bentuk aljabar dan siswa M tidak dapat menggunakan operasi hitung bentuk perkalian
menyelesaikan penyederhanaan bentuk aljabar dengan sifat distibutif perkalian, penjumlahan dan
tersebut dengan benar, siswa salah dalam konsep pengurangan.
pengurangan bentuk aljabar. Oleh karena itu, Jawaban siswa A Jawaban yang
dapat dikatakan bahwa kedua siswa tersebut diharapkan
masih mengalami kesulitan dalam 2c. 3(2𝑝 + 3𝑞) +
menyederhanakan bentuk aljabar dengan 2(𝑝 − 2𝑞)
mengelompokkan suku-suku yang sejenis. = 6𝑝 + 9𝑞
Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua siswa + 2𝑝 − 4𝑞
tersebut mengalami kesulitan dalam hal = 6𝑝 + 2𝑝
mengenali kapan suatu prinsip diperlukan. + 9𝑞 − 4𝑞
b. Siswa tidak dapat menyelesaikan operasi hitung = 2𝑝 + 5𝑞
penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
Pada soal nomor 2b siswa diminta untuk Dari jawaban dan hasil wawancara dengan siswa
menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan A, maka dapat dikatakan bahwa siswa A masih
pengurangan bentuk aljabar (12𝑥 + 5𝑦) − mengalami kesulitan dalam menggunakan sifat
(−2𝑥 − 3𝑦) ke dalam bentuk aljabar yang paling distributif perkalian. Sehingga dapat dikatakan
sederhana, dengan menyertakan langkah-langkah bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
pengerjaannya. menggunakan prinsip secara benar.
Jawaban siswa J Jawaban yang b. Siswa tidak dapat menyederhanakan hasil operasi
diharapkan pecahan aljabar.
2b.(12𝑥 + 5𝑦) − Pada soal nomor 2d siswa diminta untuk
(−2𝑥 − 3𝑦) 2𝑘 1+3𝑘
mengubah bentuk aljabar + ke dalam
3 2
= 12𝑥 + 5𝑦
bentuk aljabar yang paling sederhana, dengan
+ 2𝑥 + 3𝑦
menyertakan langkah-langkahnya.
= 12𝑥 + 2𝑥
Jawaban siswa A Jawaban yang
+ 5𝑦 + 3𝑦
diharapkan
= 14𝑥 + 8𝑦 2𝑘 1+3𝑘
Dari jawaban dan hasil wawancara dengan siswa J, 2d. +
3 2
maka dapat dikatakan bahwa siswa J masih 2(2𝑘) + 3(1 + 3𝑘)
=
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan 6
4𝑘 + 3 + 9𝑘
operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk =
aljabar. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa 6
11𝑘 + 3
mengalami kesulitan dalam hal mengenali kapan =
6
suatu prinsip diperlukan.
Dari jawaban dan hasil wawancara dengan siswa
A, terlihat bahwa siswa A mengalami kesulitan
4. Kesalahan siswa dalam menggunakan prinsip secara
dalam melakukan operasi penjumlahan pecahan
benar.
pada bentuk aljabar. Sehingga dapat dikatakan
Kesalahan dalam indikator penguasaan prinsip di
bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam
atas terjadi jika siswa tidak dapat menyelesaikan
menggunakan prinsip operasi hitung secara benar.
perkalian dengan menggunakan sifat distributif, serta
c. Siswa tidak dapat membagi suatu pecahan dengan
siswa tidak dapat menyederhanakan hasil operasi
cara mengalikan tehadap kebalikan pecahan
dan membagi suatu pecahan.
tersebut.
Berikut contoh hasil pekerjaan siswa yang disertai
Pada soal nomor 2e, siswa diminta untuk
dengan hasil wawancara siswa yang melakukan 2𝑝 𝑝𝑞
mengubah bentuk aljabar ÷ ke dalam bentuk
kesalahan: 6 12
a. Siswa tidak dapat menyelesaikan perkalian bentuk aljabar yang paling sederhana, dengan
aljabar dengan sifat distributif perkalian terhadap menyertakan langkah-langkahnya. Karena soal
penjumlahan dan sifat distributif perkalian tersebut merupakan pembagian pecahan dengan
terhadap pengurangan. pecahan, maka langkah awal untuk mengerjakan
Pada soal nomor 2c siswa diminta untuk soal tersebut adalah mengalikan dengan kebalikan
mengubah bentuk aljabar 3(2𝑝 + 3𝑞) + 2(𝑝 − 2𝑞) pecahan tersebut.
Asri Dwi Kusumawati, Analisis Kesulitan Belajar... 35
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr.
Sutriyono, M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan
baik. Serta penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
kedua orang tua yang senantiasa memberikan nasehat dan
motivasi kepada penulis.
DAFTAR RUJUKAN
Cooney,T.J.,Davis,E.V.&,Henderson,K.B. (1975). Dinamics of
Teaching Secondary School Mathematics. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Depdikbud. (1982). Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan. Jakarta : Pusat dan Pengembangan
Bahasa – Depdikbud.
Depdiknas. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan danModel Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran SMP/MTs. Jakarta :BP Cipta Jaya.
Erman Suherman,dkk. (2001). Strategi Belajar
Mengajar Kontemporer. Bandung : Depdikbud.
Fajar Hediyati. (2010).”Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas
VII SMP Negeri 16 Yogyakrta dalam mempelajari
Aljabar”. Yogyakarta : FMIPA, UNY
Herman Hudojo. (2005). Pengembangan Kurikulum dan
PembelajaranMatematika. Malang : UM Pres.
R.Soedjadi. (1996) . Diagnosis Kesulitan Siswa Sekolah
Dasar dalamBelajar Matematika. Jurnal Jurusan
Matematika FPMIPA IKIPSurabaya. Hlm : 25-33.
Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-variabel
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (1998) . Prosedur Penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta.