PENDAHULUAN
pendidikan formal peran guru dan peserta didik tidak lepas dari pembelajaran
mengakplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
belajar adalah berbuat yang artinya berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak
ada belajar jika tidak ada aktivitas. Dengan adanya aktivitas pembelajaran akan
dengan baik yaitu diperlukan adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa
sehingga semua informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik
oleh siswa. Salah satu manfaat aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
yang didapat dari pengalaman akan lebih lama dalam memori siswa.
melihat persiapan siswa untuk menerima materi pelajaran kurang. (1) Siswa
kurang mempersiapkan diri untuk belajar yaitu Beberapa siswa tidak menyiapkan
Adapun siswa membawa buku catatan dan buku latihan yang tidak lengkap. (2)
ketika guru menjelaskan materi ada beberapa siswa mengantuk. (3) Kurangnya
perhatian dalam proses belajar dimana siswa melakukan kegiatan yang tidak ada
menjadi ribut, mengganggu teman da nada juga siswa keseringan minta izin pergi
ke kamar mandi. (4) Kurangnya media pembelajaran yang digunakan guru saat
pelajaran.
kegiatan belajar mengajar dan setiap siswa hanya mendengar dan mencatat apa
yang disampaikan oleh guru sehingga membuat siswa kurang terlibat dalam
latihan yang dikerjakan secara individu. Calon peneliti melihat guru hanya diri di
depan saja saat menjelaskan dan tidak memperhatikan siswa yang dibelakang.
Metode ini lebih terlihat keaktifan guru dari pada siswa. Dengan menerapakan
metode ceramah disaat kegiatan proses pembelajaran sebagian besar siswa akan
buku tulis , bahkan masih banyak siswa yang ngobrol dengan teman sebangkunya.
jalan ke depan, bolak balik permisi ke kamar mandi dan ada pula siswa bernyayi
untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak banyak siswa yang ingin (antusias)
untuk menjawab, sebagian siswa hanya menuggu teman yang lain untuk
menjawab dan hanya siswa aktif saja yang mau menjawab pertanyaan guru.
Sebaliknya ketika siswa diminta untuk bertanya tentang materi pelajaran yang
sudah dijelaskan hanya siswa yang aktif mengikuti pembelajaran mau bertanya.
Jika diberi latihan hanya beberapa siswa yang mengerjakan dengan serius
Ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis, hanya siswa yang
wawancara kepada guru pengampuh mata pelajaran matematika yaitu Ibu Nova
Marbun, S.Pd. Dari hasil wawancara tersebut, guru mengatakan di kelas VIII
perhatian dan motivasi untuk belajar yaitu memberikan nilai tambahan dan pujian-
pujian contohnya kamu cantik, ganteng, manis, pintar dan baik. Itulah yang
Pada saat siswa diberi latihan, guru mengatakan (1) kebanyakan siswa
hanya menyalin pekerjaan temannnya yang lebih pintar dan tidak berusaha
mencari jawaban. Ada juga siswa yang berusaha tetapi masih banyak kesalahan.
(2) sebagian siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal matematika yang berbeda
menghafal rumus dan siswa kurang mengerti apa yang diketahui dan apa yang
ditanya dari soal. (3) Ketika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang baru
siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang sedikit berbeda
dengan contoh soal. Keadaan ini terjadi disebabkan karena siswa hanya menghafal
untuk mengerjakan soal tersebut. Siswa kelas VIII kurang memahami konsep
matematika, terbukti dari nilai ulangan harian pada materi lingkaran. Guru
mengatakan persentase siswa tuntas belajar yang mampu mencapai nilai rata-rata
dan diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 adalah 21 siswa atau sekitar
40,38 % dari 52 siswa. Selain observasi di kelas dan wawancara kepada guru
kelas VIII SMP ADVENT 2 MEDAN. Tujuan memberikan minites tersebut yaitu
untuk mengukur sejauh mana kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
semester dua kelas VIII yang sudah dipelajari sebelumnya. Minites yang
diberikan terdiri dari tiga buah soal dan masing-masing soal termasuk salah satu
yaitu siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan skor nilai 25. (2)
atau algoritma dalam pemecahan masalah dengan skor nilai 35. (3) Menentukan
keliling lingkaran yang sudah diketahui luas lingkaran merupakan indikator dari
Gambar 1.
nilai dibawah KKM 70 yaitu 37 orang siswa atau sekitar 71,15 % dari 52 siswa.
Ada juga 15 siswa atau 28,84 % dari 52 siswa yang tidak menjawab sama sekali.
Berdasarkan dari gambar tersebut hasil tes pemahaman kosep matematika untuk
siswa jawab. Adapun siswa menjawabnya dapat menyatakan ulang konsep tetapi
masih banyak kesalahan. Dari data yang diperoleh, presentase siswa yang mampu
Gambar 1.2
matematika siswa. Hasil dari Gambar 1.2 siswa tidak dapat mengaplikasikan
siswa dapat mengerjakan proses penyelesaian dengan benar dan sempurna. Dari
data yang diperoleh, presentasi siswa yang mampu menjawab dengan sempurna
matematika siswa. Hasil dari Gambar 1.3 siswa tidak dapat mengaplikasikan
pemecahan masalah tetapi masih banyak kesalahan, akan tetapi hanya saja hasil
penghitungan yang tidak benar, untuk cara proses penyelesaian soal tersebut
sudah benar. Dari data yang diperoleh, presentasi ya hanya 19,23% atau 10 siswa
dari 52 siswa. Dari data yang diperoleh, presentasi siswa yang mengerjakan soal
seperti Gambar 1.3 hanya 13,46% atau 7 siswa dari 52 siswa. Adapun siswa tidak
menjawab sama sekali untuk soal Gambar 1.3 hanya 21,15% atau 11 siswa dari
52 siswa.
belajar matematika pada dasarnya merupakan belajar konsep. Oleh karena itu,
kemampuan dan kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting dalam
tentang suatu konsep dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Di
dalam kelas guru hanya terpaku pada metode ceramah dengan menuliskan
definisi, rumus, memberikan contoh soal, dan memberikan tugas atau latihan.
dan cepat pudar karena pengetahuan tersebut tidak dibangun sendiri oleh siswa.
Masih tergantung pada guru dan tidak berusaha mencari bahan ajar yang lain.
Calon peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa yang tidak bisa sama
sekali menjawab mini tes tersebut. Siswa mengatakan yaitu: Soalnya berbeda
dengan soal yang diberikan kepada guru matematika yang mengajar dikelas VIII
dan soal miss berikan sulit dipahami, siswa belum paham sekali tentang unsur-
siswa belum paham sekali untuk mencari luas lingkaran dan mencari keliling
lingkaran.
tampak aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep matematika siswa masih
rendah pada saat proses belajar berlangsung di kelas VIII SMP ADVENT 2
MEDAN. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan aktivitas
dan pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan
yang dapat membuat siswa lebih aktif dengan menerapkan model pembelajaran di
dalam kelas.
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa yang rendah akan
berdampak pada keamampuan pemahaman konsep matematika siswa. Dengan
pembelajaran siswa yang kurang beraktivitas dan kurang jelas dalam memahami
pembelajaran secara garis besar siswa yang berperan aktif dan tidak lagi pasif.
pembelajaran antara guru dan siswa. Siswa yang aktif dalam belajar akan
diperlukan adanya pembelajaran yang aktif dan kreatif yang dilaksanakan dalam
model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih
yang dimiliki siswa. Salah satu yang dapat dilakukan oleh guru dalam
(AIR).
aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika siswa. Alasan yang kuat
tersebut ialah pada sebelumnya sudah ada penelitian relevan yang berhasil
menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR)
berdasarkan isi dari latar belakang masalah tersebut. Beberapa penelitian yang
Penelitian yang dilaksanakan oleh Tania Mengasari Dkk pada tahun 2011
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII A SMPN 18
pertemuan dari siklus I,II dan III berturut-turut yaitu 3,5; 6,2; 9,9; 8,0; 11,4; 12,6;
dan pada siklus III aktivitas siswa dikategori sangat tinggi. Nilai rata-rata siswa
pada siklus I,II, dan III berturut-turut yaitu 41,10; 54,42; 58,42. Dari hasil yang
materi pokok Fungsi dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas
pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran AIR pada
learning in α = 0.05.
optimal terjadi pada siklus III dengan rata – rata skor mencapai 80,10, daya serap
80,10% dan ketuntasan belajar 77,41%. Pelaksanaan yang optimal terjadi pada
siswa oleh guru terkait apersepsi, selama proses pembelajaran guru berusaha
konsep dengan bahasa sendiri dan memberikan contoh atau bukan contoh supaya
penghargaan yang lebih kepada kelompok siswa yang unggul diakhir pelajaran.
intellectually repetition ditinjau dari rata – rata skor tanggapan siswa sebesar
65,06 berada dalam kategori sangat positif karena siswa tertarik dengan adanya
B. Identifikasi Masalah
berlangsung di kelas.
5. Jika guru bertanya siswa tidak merespon dikarenakan siswa tidak mengerti
6. Ketika guru memberikan tugas atau latihan, siswa mengerjakan tugas mata
C. Batasan Masalah
maka diperlukan batasan masalah agar pembahasan lebih terpokus dan terarah.
Dalam hal ini masalah yang dibahas adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
matematika.
2. Bagi siswa
matematika.
matematika
3. Bagi peneliti