Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SD Negeri 2 Lengkukai terletak di pekon lengkukai kecamatan
Kelumbayan Barat Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Sekolah ini
memiliki 6 Ruang Belajar Kelas (RKB), 1 ruang kantor (majelis guru dan kepala
sekolah). Jumlah seluruh siswanya adalah 88 orang yang terbagi menjadi 6 (enam)
rombongan belajar. Sedangkan personil sekolah berjumlah 12 orang yang terdiri
atas 9 orang guru PNS, 2 orang guru honor dan 1 penjaga sekolah honor.

Hasil dan aktivitas belajar matematika pada peserta didik kelas III rendah.
Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa anak kelas III SDN 2 Lengkukai hanya 7
dari 11 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (60 %), sedangkan sisanya sejumlah 4
siswa rata-rata tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 65
(40 %). Dalam aktivitas belajar siswa di kelas juga kurang begitu memuaskan,
diberitahukan oleh guru sebelumnya bahwa siswa belum aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Para siswa masih senang bermain sendiri atau dengan temannya
daripada memperhatikan pelajaran. Kondisi seperti ini tentunya cukup
memprihatinkan sehingga perlu segera dicari solusinya agar hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.
Rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika pada materi pecahan
sederhana pada peserta didik kelas III disebabkan oleh dominasi guru masih
tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu kurang
berperan sebagai fasilitator, guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih
dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru masih melaksanakan proses
pembelajaransecara konvensional sehingga peserta didik cenderung pasif dan
kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sangat mungkin
disebabkan karena guru kurang variatif dalam penggunaan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran matematika materi
pecahan sederhana.
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu adanya suatu
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pembelajaran

1
bermakna yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan
siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga akan menarik
minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika yang pada akhirnya
akan meningkatkan prestasi belajarnya. Harapan yang dituju adalah meningkatnya
hasil belajar dan aktivitas pembelajaran matematika materi pecahan sederhana
bagi peserta didik. Target yang harus dicapai peserta didik kelas III dalam mata
pelajaran Matematika, sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SBKM) yang telah ditetapkan adalah perolehan nilai ≥ 65. Target tersebut belum
tercapai sebab dari 11 peserta didik, 4 anak belum memenuhi nilai yang
ditetapkan sebagai indikator keberhasilannya, sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Kurang berhasilnya pembelajaran matematika materi pecahan pada siswa
kelas III dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang belum
mengikutsertakan siswa aktif dalam pembelajaran tersebut. Kondisi tersebut harus
segera diperbaiki untuk memperbaiki hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menggunakan metode
demonstrasi. Pada kenyataannya peserta didik masih menganggap pelajaran
matematika sebagai pelajaran yang ditakuti sebagian banyak siswa.
Pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk
dipahami, sehingga penguasaan materi pembelajaran kurang maksimal yang
berakibat hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika rendah. Oleh karena
itu guru harus memprioritaskan membuat pembelajaran matematika yang
menyenangkan serta melibatkan peran aktif siswa.
Penulis mencoba melakukan perbaikan pada pembelajaran matematika
materi pecahan sederhana agar lebih menarik dan dapat mengikutsertakan siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi pecahan sederhana.
Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 siklus, siklus 1 dilakukan secara klasikal
sedangkan siklus 2 pembelajaran dilakukan secara kelompok. Tujuan pelaksanaan
tindakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diajukan rumusan masalah sebagai
berikut : ”
Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa kelas III (Tiga) SD Negeri 2
Lengkukai Kecamatan Kelumbayan Barat Kabupaten Tanggamus pada semester
genap tahun pelajaran 2016/2017 dalam bidang studi matematika dengan metode
demonstrasi?”

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk meningkatkan aktivitas siswa terutama dalam pembelajaran


matematika.
b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui
penggunaan metode demonstrasi.
c. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran mamatematika
d. Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia guru dan siswa SDN 2
Lengkukai

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian ini adalah :


a. Meningkatnya aktivitas sisiwa dalam pembelajaran matematika
materi pecahan sederhana melalui penggunaan metode demonstrasi
bagi peserta didik kelas III SDN 2 Lengkukai.
b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan
metode demonstrasi.
c. Sebagai bahan masukan untuk guru untuk dipertimbangkan dalam
pemilihan metode dalam proses belajar mengajar.

d. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia guru dan siswa SDN 2


Lengkukai

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Kata matematika berasal dari perkataan latin matematika yang mulanya
diambil dari perkataan yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal kata dari mathema yang berarti pengetahuan dan ilmu atau
knowledge, science. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar atau bepikir.
Banyak orang menganggap matematika sebagai aritmatika atau berhitung,
padahal antara keduanya terdapat perbedaan yang signifikan. Menurut Jhonson
dan Myklebust seperti yang dikutip Abdurrahman, Matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan
berpikir.
2.2 TEORI PEMBELAJRAN MATEMATIKA
Menurut pengertian ini matematika terdiri dari bahasa-bahasa simbolis
yang penggunaannya didasarkan pada kesepakatan orang-orang matematika. Bisa
jadi simbol dalam matematika mempunyai makna yang berbeda dalam cabang
ilmu lain. Seperti ( . )/dot, dalam matematika merupakan simbol perkalian
sedangkan dalam fisika merupakan arah medan magnet dan dalam bahasa
Indonesia merupakan berakhinya kalimat. Fungsi adanya bahasa simbolik
matematika telah banyak digunakan dalam tekhnologi modern seperti pada bidang
telekomunikasi dan komputer.
Menurut Paing (dalam Gunawan:2007) ide manusia tentang matematika
berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada
yang mengatakan matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang,
kali dan bagi. Tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar,
geometri, dan trigonometri

Selanjutnya Paing mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara


untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia yang
meliputi cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan bentuk dan

4
ukuran, dan terpenting adalah melihat manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan menunjukkan bahwa secara


kontemporer pandangan tentang hakekat matematika lebih ditekankan pada
metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri. Jadi matematika
adalah pemikiran deduktif yang sesuai dengan pola pikir manusia (sistematis dan
rasional) dengan tujuan mempermudah kehidupan manusia.

2.2AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam


interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang
berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama
dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi
oleh guru sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh
siswa.

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang
sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi
pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas,
sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah


keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar
guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat
dari kegiatan tersebut.

a. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari kata “ hasil “ dan “ belajar“. Hasil berarti hasil yang
telah dicapai Depdikbud (1995:787). Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepamdaian atau ilmu Depdikbud(1995:12). Jadi hasil belajar adalah

5
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru
Wijaya Kusuma (2009: 153).

Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian hasil belajar yaitu “hasil yang


dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam
rapor.”

Menurut Nasution (1996:17) hasil belajar adalah: “Kesempurnaan yang


dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan hasil kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Hasil belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap


peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes
atau instrumen yang relevan. Jadi hasil belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Hasil belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor yang
mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat.
Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu
adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal.
Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya
intelegensi, factor minat dan factor keadaan fisik dan psikis siswa.

2. Faktor Eksternal

6
Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi
hasil Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi hasil,
misalnya, faktor guru, faktor lingkungan keluarga, dan faktor sumber belajar

b. Hasil Belajar Matematika Pecahan Sederhana


Hasil belajar matematika pecahan sederhana dalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam
pembelajaran matematika pecahan sederhana. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, danpsikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian
yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif matematika materi pecahan sederhana.
1. Penerapan Metode Demonstrasi
a. Hakekat Metode Demonstrasi
Secara bahasa demonstrasi adalah mempertontonkan, memperagakan, dan
mempertunjukkan. Sedangkan menurut istilah metode demonstrasi adalah cara
pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu
di hadapan murid di kelas atau di luar kelas. Demonstrasi mempertunjukkan
sesuatu proses peragaan yang dilakukan di depan kelas.
Metode demonstrasi/peragaan sebagai metode mengajar merupakan cara
mengajar yang mana guru atau ahli memperlihatkan kepada seluruh siswa suatu
benda asli, benda tiruan, atau suatu proses. Ini juga berarti bahwa metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang harus
didemonstrasikan.
Dengan metode demonstrasi, siswa dapat mengamati dengan seksama apa
yang terjadi, bagaimana proses, bahan apa saja yang diperlukan, serta bagaimana
hasilnya. Namun metode ini menjadi kurang bermakna apabila sesuatu yang
didemonstrasikan terlalu kecil sehingga susah untuk diamati. Apalagi jika
penjelasan yang diberikan kurang lengkap dan tidak jelas. Dalam menggunakan

7
metode ini sebaiknya dilakukan pada tempat dan situasi yang sesungguhnya, serta
disertai dengan keberanian siswa untuk mencoba.
Metode demonstrasi merupakan metode yang cocok untuk di gunakan
untuk memgembangkan siswa dalam memperagakan materi yang berkenaan
dengan teori yang di aplikasikan dengan praktikum, misalnya pada mata
pelajaran matematika pada pecahan sederhana.
b. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2002:102) mengatakan bahwa Metode demonstrasi
adalah cara menyajikan bahan pelajran dengan meragakan atau mempertunjukan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid
sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau
jalannya suatu proses perbuatan tertentu.
c. Metode Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau
cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari
yang sekadar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik,
sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.
Dengan metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai meteri ajar, cara
pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas (Saiful Syagala,2005:61).

8
Tujuan dan kegunaan metode demonstrasi, antara lain :
1. Untuk memudahkan penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas.

2. Untuk membantu siswa dalam memahami dengan jelas jalannya suatu


proses dengan penuh perhatian.

3. Untuk menghindari verbalisme.

4. Cocok digunakan apabila akan memberikan keterampilan tertentu.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa


kelebihan, di antaranya:

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,


sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya


mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan


untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki


beberapa kelemahan, di antaranya:

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab


tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat
menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa
kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang
banyak.

9
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-baan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang


khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa

e. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses


demonstrasi berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
b. persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan

a) Langkah Pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,


di antaranya:

1) Aturlah temat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan


dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.

10
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa


untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan
demonstrasi.
2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan Yakinkan ahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari peruses demonstrasi itu.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk
meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

f. Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Matematika


Pecahan Sederhana
Pengunaan metode yang tepat akan turut menentukan aktivitas dan
efisiensi pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dipilah oleh guru adalah
metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ada dua macam: (1)
demonstrasi oleh guru. Dimana guru memberikan pertunjukan contoh kepada
siswa dalam mendemonstrasikan suatu masalah yang sesuai dengan materi
pelajaran, (2) demonstrasi oleh siswa, siswa mendemonstrasikan kembali sesuai
dengan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru.
Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan
itu berhasil, bila perlu demonstrasi bisa diulang. Metode demonstrasi biasanya
berkenaan dengan tindakan-tindakan atau proses yang harus dilakukan, misalnya
proses mengatur sesuatu, proses mengerjakan dan menggunakannya, komponen-
komponen yang membentuk sesuatu membendingkan suatu cara dengan cara lain
dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Adapun tujuan

11
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
berlangsung secara efektif, menurut Mulyasa (2008):108) langkah-langkah yang
dianjurkan adalah sebagai berikut: (a) Lakukan perencanaan yang matang
sebelum pembelajaran mulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama
fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi. (b) rumuskan
pembelajaran dengan metode demonstrasi. (c) buatlah garis besar langkah-
langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh
peserta didik maupun oleh guru. (d) tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan
dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti oleh
peserta didik. (e) mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluru peserta
didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenagkan agar semua peserta
didik terlibatsecara aktif dalam kegiatan pembelajaran. (f) upayakanlah agar
semua peserta didk terlibatsecara aktif dalam kegiatan pembelajaran. (g) lakukan
evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas
metode demonstrasi maupuan terhadap hasil belajar peserta didik.
Selain itu, kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran menurut Djamarah (2005:19) mengemukakan bahwa: Langkah-
langkah metode demonstrasi meliputi (a) mengemukakan materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari yang akan didemonstrasikan, (b) memperkenalkan alat dan
bahan yang akan didemonstrasikan (c) Pembagian kelompok siswa secara
heterogen, (d) sebelum siswa melakukan kegiatan demonstrasi baik secara
kelompok, maka terlebih dahulu guru memberikan arahan atau bimbingan dalam
kegiatan demonstrasi, atau sebaiknya gurulah yang melakukan demonstrasi,
terlebih dahulu, (e) Setiap kelompok siswa melaporkan hasil kegiatan
demosntrasi, kemudian ditanggapi oleh kelompok lain dan (f) memberikan
evaluasi (tes formatif) kepada siswa.
Pada matematika Sekolah Dasar sudah disepakati arti kata pecahan yaitu bilangan
(bilangan rasional), bukan bilangan bulat. Pecahan sederhana merupakan pecahan yang
pembilangnya tidak dapat disederhanakan lagi. Pada materi pecahan sederhana kelas III SD
diberikan pengenalan pecahan sederhana dan membaca, membilang, serta menulis lambang
pecahan

12
Contoh 1 :
Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian
dari 2. Oleh karena itu, daerah tersebut
menunjukkan

13
1
pecahan
2

Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 4.


1
Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan pecahan
4

Daerah yang diberi warna di samping


1
menunjukkan pecahan
8

Daerah yang
diberi warna di
samping
menunjukkan
1
pecahan
6

Contoh 2:

Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 3.


Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan
1
Pecahan
3

1
Pecahan dibaca satu pertiga atau
3

1 = disebut pembilang

3 = disebut penyebut

14
2.4 Kerangka Berpikir
Hasil belajar matematika kelas III SDN 2 Lengkukai tergolong rendah.
Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan guru matematika dan skor
ketuntasan siswa pada ujian semester I. Pada skor ketuntasan siswa, menunjukkan
jumlah siswa yang tuntas sesuai KKM hanya 60% dari jumlah seluruh siswa. Hal
tersebut masih harus diupayakan agar hasil dan aktivitas belajar matematika dapat
meningkat.

Siswa kelas kelas III SDN 2 Lengkukai masih banyak yang menganggap
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Metode
ceramah yang selalu diterapkan guru dalam pembelajaran, kurang menarik bagi
siswa dalam belajar. Siswa belajar secara individu sehingga tidak adanya kerja
sama dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Dalam pembelajaran, tidak
ada kesempatan siswa yang berkemampuan lebih membantu belajar siswa lain.
Jika terdapat siswa yang tidak menguasai materi dan malu bertanya kepada guru
maka ia akan tertinggal dari teman lainnya.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika kurang. Hal-hal tersebut


yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika kelas III SDN 2
Lengkukai. Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, hasil belajar
matematika dapat ditingkatkan dengan metode pembelajaran demonstrasi.
Penguasaan materi mata pelajaran matematika dapat diukur dengan membentuk
siswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Latihan yang dilakukan dengan kerja
sama kelompok dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam
menghitung, sehingga peran anggota kelompok juga besar dalam meningkatkan
hasil belajar anggota yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas diasumsikan bahwa penggunaan metode


demonstrasi merupakan metode yang cocok untuk di gunakan untuk
memgembangkan siswa dalam memperagakan materi yang berkenaan dengan
teori yang di aplikasikan dengan praktikum, misalnya pada mata pelajaran
matematika pada pecahan sederhana.

15
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran diharapkan, siswa
dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana proses, bahan apa
saja yang diperlukan, serta bagaimana hasilnya. Namun metode ini menjadi
kurang bermakna apabila sesuatu yang didemonstrasikan terlalu kecil sehingga
susah untuk diamati. Apalagi jika penjelasan yang diberikan kurang lengkap dan
tidak jelas. Dalam menggunakan metode ini sebaiknya dilakukan pada tempat dan
situasi yang sesungguhnya, serta disertai dengan keberanian siswa untuk
mencoba.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di


atas diduga bahwa melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi pecahan sederhana kelas III
SDN 2 Lengkukai semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Secara skematis,
kerangka berpikir dalam penelitian ini akan digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi AwalGuru/peneliti Siswa/yang diteliti


Guru belum menggunakan metode
Hasil dan
demonstrasi
aktivitas belajar matematika pada materi pecahan rendah

Guru sudah menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran pecahan


SIKLUS
sederhana
I
Menggunakan Metode Demonstrasi Yang Diperagakan Guru, Siswa Melihat

Tindakan

SIKLUS II
menggunakan
Diduga melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil danmetode demonstrasi
aktivitasbelajar yang diperagakan
matematika materi siswa secara
pecahan kelomp
sederhan
Kondisi
Akhir

16
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
tindakan yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikt :

“aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada


peserta didik kelas III SDN 2 Lengkukai akan meningkat dengan apabila guru
mengunakan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajran matematika.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Lengkukai Kecamatan Kelumbayan
Barat, Kabupaten Tanggamus, subjek penelitian adalah kelas III. Kelas ini
sejumlah 12 peserta didik dengan jumlah peserta didik laki-laki 5 anak, dan
peserta didik perempuan 7 anak. peserta didik kelas III berasal dari keluarga pra
sejatera dengan pekerjaan orang tua mereka rata-rata petani.

3.2 Prosedur Penelitian


Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan
alasan keterbatasan waktu dan kompetensi dasar yang diajarkan dalam penelitian.
Penelitian ini diawali kegiatan observasi sebagai penjajakan untuk memperoleh
informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan
tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan dilanjutkan dengan membahas hasil
observasi serta merencanakan dan menetapkan tindakan.

Penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari


proses penelitian siklus ke-1, ditindaklanjuti proses penelitian siklus ke-2.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi kegiatan:

1. Perencanaan ( planning )
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, terlebih dahulu membuat
perencanaan yang meliputi:

a. Penyiapan langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstrasi


mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Namun perencanaan yang
disusun bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam
pelaksanaanya.
b. Menyusun pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan metode demonstrasi.
c. Menyusun perangkat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan ( acting )

18
Pelaksanakan tindakan pembelajaran menurut skenario yang telah disiapkan
sebelumnya, yaitu tindakan dalam oleh perencanaan yang telah disusun secara
rasional. Sehingga sifat skenario tindakan adalah fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, tindakan bersifat tidak tetap
dan dinamis, serta memerlukan keputusan cepat terhadap sesuatu yang perlu
dilakukan.

3. Observasi ( Observing )
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan
tindakan. Obeservasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan
datang, dalam hal ini adalah kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar
untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis.

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Hal


yang dicatat dalam kegiatan observasi ini antara lain proses tindakan, pengaruh
tindakan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, situasi tempat dan tidakan,
dan kendala tindakan. Hal tersebut, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang
terencana secara fleksibel dan terbuka.

Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan


skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan evaluasi. Selain itu juga
bertujan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang
diharapkan.

4. Refleksi ( Reflecting )
Kegiatan refleksi meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus
menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya. dalam upaya memperbaiki
tidakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan pemriksaan terhadap catatan-
cataran hasil observasi, baik proses ataupun hasil. Secara terinci prosedur
penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut:

19
Siklus I
Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
3.2.1 Tahap Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Mendiskusikan penggunaan media dalam pembelajaran
4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan, yaitu materi pelajaran Matematika dengan
metode pembelajaran demonstrasi. RPP ini berguna sebagai
pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
5. Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan, pedoman diskusi, tes
akhir)
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan aplikasi dari perencanaan tindakan di
atas. Walaupun sudah terencana, namun pelaksanaan tindakan pembelajaran
tersebut bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi, yang akan menjadi refleksi di akhir siklus I. Guru mengajar
berdasarkan RPP, sedangkan peneliti melakukan pengamatan partisipasi siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung terutama pada metode demonstrasi.
Kegiatan dalam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi:
1.Kegiatan Pendahuluan
Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung, peneliti mengecek kelengkapan
alat peraga yang akan digunakan untuk membantu proses kegiatan belajar
mengajar. Setelah semua siap guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru melanjutkan dengan memberikan
motivasi berupa cerita yang berhubungan dengan pecahan yaitu :”Ibu mempunyai 1
buah semangka, kemudian dibelah menjadi 2 sama besar. Tiap belahan semangka
tersebut merupakan setengah dari seluruh buah semangka”. Dilanjutkan dengan
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam
pembelajaran.

20
2 Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memperlihatkan contoh beberapa benda-benda
yang bisa dipotong-potong yang ada di sekitar siswa, siswa diminta menyebutkan
lebih banyak contoh benda-benda yang bisa dipotong-potong yang ada di sekitar
siswa. Kemudian guru memberikan peragaan (demonstrasi) tentang pecahan di
depan kelas menggunakan roti atau buah, siswa diarahkan untuk menyebutkan
nilai pecahan dari peragaan yang dilakukan guru. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang pecahan yang guru peragakan, yaitu: Anak - anak berapa
nilai pecahan yang bapak peragakan tadi? Beberapa siswa kemudian diminta maju
ke depan kelas untuk menuliskan hasil pecahan dari peragaan yang guru
tunjukkan di depan kelas.
3 Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibantu guru menyimpulkan pembelajaran tentang pecahan
yang telah mereka pelajari. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini.
3.2.3 Tahap Mengamati (Observasi)
1. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media dalam
pembelajaran
2. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
3.2.4 Tahap refleksi (Reflection)
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan
observasi
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menggunakan
metode demonstrasi sebagai penunjang hasil siswa.
3. Melakukan refleksi terhadap penggunaan penggunaan metode
demonstrasi dalam peningkatan hasil belajar.
4. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa

21
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan
refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kelas yang
bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang
telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan
yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang
mungkin timbul untuk membuat rencana perbaikan pada siklus.

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui pembelajaran Matematika untuk


sub konsep “pecahan sederhana” belum berhasil. Hal ini mungkin disebabkan
pengetahuan awal siswa tentang keterampilan proses Matematika dan materi ajar
masih rendah. Setelah peneliti melakukan diskusi dengan observer dengan
mensikapi hasil observasi dan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu
ditanggulangi dengan melibatkan siswa secara langsung siswa.

2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda
dengan perencanaan yang dilakukan pada siklus I. Perencanaan yang disusun pada
siklus II ini berdasarkan pada releksi yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Tindakan yang akan dilaksanakan diantaranya adalah:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi


yang akan diajarkan, yaitu materi pecahan dan urutannya dengan
metode pembelajaran demonstrasi yang disesuaikan dengan hasil
evaluasi siklus I. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas.
2. Menyiapkan lembar kerja siswa siklus II
3. Menyiapkan soal evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi hasil
belajar siswa siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru memperbaiki pembelajaran
dengan lebih menekankan pada partisipasi siswa dalam kerja

22
kelompok. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II dijabarkan sebagi
berikut:
1. Kegiatan Awal
Sama seperti dengan kegiatan sebelumnya, setelah berdoa bersama guru
menyampaikan skenario pembelajaran yang akan dilewati bersama. Beberapa
siswa ada yang terlihat bosan dengan pembelajaran ini. Maka guru segera
memberikan motivasi dengan mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini kita
akan belajar di luar kelas, siswa merespon dengan positif. Guru lalu menanyakan
materi sebelumnya, beberapa siswa mengangkat tangan dan menjawab pertnyaan
guru. Terdapat beberapa siswa yang tidak mau menjelaskan, tetapi kemudian guru
menyakannya. Kemudian guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran. Setelah itu guru mengecek kesiapan siswa sebelum memulai
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan mengajak siswa bernyanyi sambil senam
otak dengan gerakan tangan ke kanan dan kiri, tujuannya agar siswa bisa
termotivasi untuk belajar dan bisa tercipta iklim pembelajaran yang
menyenangkan. Dengan dipandu guru, siswa membuat kelompok yang tiap
kelompok berjumlah 3-4 anak. Kemudian guru memberikan tugas kepada masing-
masing kelompok untuk melakukan peragaan perbandingan pecahan dengan
menggunakan potongan kertas/gambar dengan melihat luas sesuai dengan LKS
masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas masing-
masing kelompok. Setelah selesai melakukan tugas kelompok, dengan dipandu
guru kelompok bergantian mendemonstrasikan hasil diskusi materi pecahan di
depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik. Guru bersama
siswa menyimpulkan pembelajaran dengan melakukan tanya jawab
terlebih dahulu sebelumnya. Guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa

23
c. Tahap Mengamati (Observasi)
Kegiatan observasi dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Pihak yang melakukan observasi adalah peneliti yang
bersangkutan. Hasil observasi dilihat bahwa siswa sudah berpatisipasi aktif dalam
pembelajaran melalui demonstrasi dalam kelompok, siswa secara keseluruhan
juga sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Tahap refleksi (Reflection)

Berdasarkan hasil analisis data siklus II, diketahui pembelajaran


Matematika untuk sub konsep “pecahan sederhana” sudah berhasil. Setelah
peneliti melakukan diskusi dengan observer dengan mensikapi hasil observasi dan
hasil tes formatif, maka penelitian dikatakan berhasil.

2.3.5 Matrik Metodologi Penelitian


Matrik Metodologi Penelitian
Judul : Meningkatkan aktivitas siswa kelas III (Tiga) SDN 2 Lengkukai
dalam bidang studi Matematika
Nama peneliti : Wahyudin
no Rumusan Variabel Defenisi Instrument Sumber Cara Analisis
masalah yang operasion data pengamb
ilan data
diamati al variabel

3.2.6 Jadwal Penelitian


Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 lengkukai selama 3 bulan, dimulai bulan
Pebruari 2017.

24
DAFTAR PUSTAKA
Satori Djam’an, dkk.(2008). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas
Terbuka

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Hernawan A.H. dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka

Santoso Fuji, dkk.(2008). Materi dan Pembelajaran Matematika SD

Jakarta: Universitas Terbuka

Agus (2010). Ragam Metode Pembelajaran Interaktif


http://agus.blogchandra.com/ragam-metode-pembelajaran-
interaktif/ [ 3 Maret 2011 ]

Winataputra Udin S,dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta


Universitas Terbuka

25

Anda mungkin juga menyukai