PENDAHULUAN
Hasil dan aktivitas belajar matematika pada peserta didik kelas III rendah.
Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa anak kelas III SDN 2 Lengkukai hanya 7
dari 11 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (60 %), sedangkan sisanya sejumlah 4
siswa rata-rata tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 65
(40 %). Dalam aktivitas belajar siswa di kelas juga kurang begitu memuaskan,
diberitahukan oleh guru sebelumnya bahwa siswa belum aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Para siswa masih senang bermain sendiri atau dengan temannya
daripada memperhatikan pelajaran. Kondisi seperti ini tentunya cukup
memprihatinkan sehingga perlu segera dicari solusinya agar hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.
Rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika pada materi pecahan
sederhana pada peserta didik kelas III disebabkan oleh dominasi guru masih
tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu kurang
berperan sebagai fasilitator, guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih
dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru masih melaksanakan proses
pembelajaransecara konvensional sehingga peserta didik cenderung pasif dan
kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sangat mungkin
disebabkan karena guru kurang variatif dalam penggunaan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran matematika materi
pecahan sederhana.
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu adanya suatu
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pembelajaran
1
bermakna yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan
siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga akan menarik
minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika yang pada akhirnya
akan meningkatkan prestasi belajarnya. Harapan yang dituju adalah meningkatnya
hasil belajar dan aktivitas pembelajaran matematika materi pecahan sederhana
bagi peserta didik. Target yang harus dicapai peserta didik kelas III dalam mata
pelajaran Matematika, sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SBKM) yang telah ditetapkan adalah perolehan nilai ≥ 65. Target tersebut belum
tercapai sebab dari 11 peserta didik, 4 anak belum memenuhi nilai yang
ditetapkan sebagai indikator keberhasilannya, sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Kurang berhasilnya pembelajaran matematika materi pecahan pada siswa
kelas III dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang belum
mengikutsertakan siswa aktif dalam pembelajaran tersebut. Kondisi tersebut harus
segera diperbaiki untuk memperbaiki hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menggunakan metode
demonstrasi. Pada kenyataannya peserta didik masih menganggap pelajaran
matematika sebagai pelajaran yang ditakuti sebagian banyak siswa.
Pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk
dipahami, sehingga penguasaan materi pembelajaran kurang maksimal yang
berakibat hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika rendah. Oleh karena
itu guru harus memprioritaskan membuat pembelajaran matematika yang
menyenangkan serta melibatkan peran aktif siswa.
Penulis mencoba melakukan perbaikan pada pembelajaran matematika
materi pecahan sederhana agar lebih menarik dan dapat mengikutsertakan siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi pecahan sederhana.
Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 siklus, siklus 1 dilakukan secara klasikal
sedangkan siklus 2 pembelajaran dilakukan secara kelompok. Tujuan pelaksanaan
tindakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diajukan rumusan masalah sebagai
berikut : ”
Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa kelas III (Tiga) SD Negeri 2
Lengkukai Kecamatan Kelumbayan Barat Kabupaten Tanggamus pada semester
genap tahun pelajaran 2016/2017 dalam bidang studi matematika dengan metode
demonstrasi?”
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
ukuran, dan terpenting adalah melihat manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang
sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi
pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas,
sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
a. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari kata “ hasil “ dan “ belajar“. Hasil berarti hasil yang
telah dicapai Depdikbud (1995:787). Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepamdaian atau ilmu Depdikbud(1995:12). Jadi hasil belajar adalah
5
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru
Wijaya Kusuma (2009: 153).
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor yang
mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat.
Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu
adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal.
Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya
intelegensi, factor minat dan factor keadaan fisik dan psikis siswa.
2. Faktor Eksternal
6
Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi
hasil Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri siswa yang mempengaruhi hasil,
misalnya, faktor guru, faktor lingkungan keluarga, dan faktor sumber belajar
7
metode ini sebaiknya dilakukan pada tempat dan situasi yang sesungguhnya, serta
disertai dengan keberanian siswa untuk mencoba.
Metode demonstrasi merupakan metode yang cocok untuk di gunakan
untuk memgembangkan siswa dalam memperagakan materi yang berkenaan
dengan teori yang di aplikasikan dengan praktikum, misalnya pada mata
pelajaran matematika pada pecahan sederhana.
b. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2002:102) mengatakan bahwa Metode demonstrasi
adalah cara menyajikan bahan pelajran dengan meragakan atau mempertunjukan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau orang lain bahkan murid
sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau
jalannya suatu proses perbuatan tertentu.
c. Metode Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau
cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari
yang sekadar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik,
sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.
Dengan metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai meteri ajar, cara
pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas (Saiful Syagala,2005:61).
8
Tujuan dan kegunaan metode demonstrasi, antara lain :
1. Untuk memudahkan penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas.
9
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-baan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
1. Tahap Persiapan
a) Langkah Pembukaan
10
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
11
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
berlangsung secara efektif, menurut Mulyasa (2008):108) langkah-langkah yang
dianjurkan adalah sebagai berikut: (a) Lakukan perencanaan yang matang
sebelum pembelajaran mulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama
fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi. (b) rumuskan
pembelajaran dengan metode demonstrasi. (c) buatlah garis besar langkah-
langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh
peserta didik maupun oleh guru. (d) tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan
dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti oleh
peserta didik. (e) mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluru peserta
didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenagkan agar semua peserta
didik terlibatsecara aktif dalam kegiatan pembelajaran. (f) upayakanlah agar
semua peserta didk terlibatsecara aktif dalam kegiatan pembelajaran. (g) lakukan
evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas
metode demonstrasi maupuan terhadap hasil belajar peserta didik.
Selain itu, kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran menurut Djamarah (2005:19) mengemukakan bahwa: Langkah-
langkah metode demonstrasi meliputi (a) mengemukakan materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari yang akan didemonstrasikan, (b) memperkenalkan alat dan
bahan yang akan didemonstrasikan (c) Pembagian kelompok siswa secara
heterogen, (d) sebelum siswa melakukan kegiatan demonstrasi baik secara
kelompok, maka terlebih dahulu guru memberikan arahan atau bimbingan dalam
kegiatan demonstrasi, atau sebaiknya gurulah yang melakukan demonstrasi,
terlebih dahulu, (e) Setiap kelompok siswa melaporkan hasil kegiatan
demosntrasi, kemudian ditanggapi oleh kelompok lain dan (f) memberikan
evaluasi (tes formatif) kepada siswa.
Pada matematika Sekolah Dasar sudah disepakati arti kata pecahan yaitu bilangan
(bilangan rasional), bukan bilangan bulat. Pecahan sederhana merupakan pecahan yang
pembilangnya tidak dapat disederhanakan lagi. Pada materi pecahan sederhana kelas III SD
diberikan pengenalan pecahan sederhana dan membaca, membilang, serta menulis lambang
pecahan
12
Contoh 1 :
Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian
dari 2. Oleh karena itu, daerah tersebut
menunjukkan
13
1
pecahan
2
Daerah yang
diberi warna di
samping
menunjukkan
1
pecahan
6
Contoh 2:
1
Pecahan dibaca satu pertiga atau
3
1 = disebut pembilang
3 = disebut penyebut
14
2.4 Kerangka Berpikir
Hasil belajar matematika kelas III SDN 2 Lengkukai tergolong rendah.
Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan guru matematika dan skor
ketuntasan siswa pada ujian semester I. Pada skor ketuntasan siswa, menunjukkan
jumlah siswa yang tuntas sesuai KKM hanya 60% dari jumlah seluruh siswa. Hal
tersebut masih harus diupayakan agar hasil dan aktivitas belajar matematika dapat
meningkat.
Siswa kelas kelas III SDN 2 Lengkukai masih banyak yang menganggap
matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Metode
ceramah yang selalu diterapkan guru dalam pembelajaran, kurang menarik bagi
siswa dalam belajar. Siswa belajar secara individu sehingga tidak adanya kerja
sama dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Dalam pembelajaran, tidak
ada kesempatan siswa yang berkemampuan lebih membantu belajar siswa lain.
Jika terdapat siswa yang tidak menguasai materi dan malu bertanya kepada guru
maka ia akan tertinggal dari teman lainnya.
15
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran diharapkan, siswa
dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana proses, bahan apa
saja yang diperlukan, serta bagaimana hasilnya. Namun metode ini menjadi
kurang bermakna apabila sesuatu yang didemonstrasikan terlalu kecil sehingga
susah untuk diamati. Apalagi jika penjelasan yang diberikan kurang lengkap dan
tidak jelas. Dalam menggunakan metode ini sebaiknya dilakukan pada tempat dan
situasi yang sesungguhnya, serta disertai dengan keberanian siswa untuk
mencoba.
Tindakan
SIKLUS II
menggunakan
Diduga melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil danmetode demonstrasi
aktivitasbelajar yang diperagakan
matematika materi siswa secara
pecahan kelomp
sederhan
Kondisi
Akhir
16
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
tindakan yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikt :
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Perencanaan ( planning )
Sebelum melakukan tindakan perbaikan, terlebih dahulu membuat
perencanaan yang meliputi:
18
Pelaksanakan tindakan pembelajaran menurut skenario yang telah disiapkan
sebelumnya, yaitu tindakan dalam oleh perencanaan yang telah disusun secara
rasional. Sehingga sifat skenario tindakan adalah fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, tindakan bersifat tidak tetap
dan dinamis, serta memerlukan keputusan cepat terhadap sesuatu yang perlu
dilakukan.
3. Observasi ( Observing )
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan
tindakan. Obeservasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan
datang, dalam hal ini adalah kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar
untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis.
4. Refleksi ( Reflecting )
Kegiatan refleksi meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus
menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya. dalam upaya memperbaiki
tidakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan pemriksaan terhadap catatan-
cataran hasil observasi, baik proses ataupun hasil. Secara terinci prosedur
penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut:
19
Siklus I
Siklus I dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
3.2.1 Tahap Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Mendiskusikan penggunaan media dalam pembelajaran
4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan, yaitu materi pelajaran Matematika dengan
metode pembelajaran demonstrasi. RPP ini berguna sebagai
pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
5. Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan, pedoman diskusi, tes
akhir)
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan aplikasi dari perencanaan tindakan di
atas. Walaupun sudah terencana, namun pelaksanaan tindakan pembelajaran
tersebut bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi, yang akan menjadi refleksi di akhir siklus I. Guru mengajar
berdasarkan RPP, sedangkan peneliti melakukan pengamatan partisipasi siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung terutama pada metode demonstrasi.
Kegiatan dalam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi:
1.Kegiatan Pendahuluan
Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung, peneliti mengecek kelengkapan
alat peraga yang akan digunakan untuk membantu proses kegiatan belajar
mengajar. Setelah semua siap guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru melanjutkan dengan memberikan
motivasi berupa cerita yang berhubungan dengan pecahan yaitu :”Ibu mempunyai 1
buah semangka, kemudian dibelah menjadi 2 sama besar. Tiap belahan semangka
tersebut merupakan setengah dari seluruh buah semangka”. Dilanjutkan dengan
menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
20
2 Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memperlihatkan contoh beberapa benda-benda
yang bisa dipotong-potong yang ada di sekitar siswa, siswa diminta menyebutkan
lebih banyak contoh benda-benda yang bisa dipotong-potong yang ada di sekitar
siswa. Kemudian guru memberikan peragaan (demonstrasi) tentang pecahan di
depan kelas menggunakan roti atau buah, siswa diarahkan untuk menyebutkan
nilai pecahan dari peragaan yang dilakukan guru. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang pecahan yang guru peragakan, yaitu: Anak - anak berapa
nilai pecahan yang bapak peragakan tadi? Beberapa siswa kemudian diminta maju
ke depan kelas untuk menuliskan hasil pecahan dari peragaan yang guru
tunjukkan di depan kelas.
3 Kegiatan Akhir
Siswa dengan dibantu guru menyimpulkan pembelajaran tentang pecahan
yang telah mereka pelajari. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
pemahaman siswa mengenai pembelajaran hari ini.
3.2.3 Tahap Mengamati (Observasi)
1. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media dalam
pembelajaran
2. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
3.2.4 Tahap refleksi (Reflection)
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan
observasi
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menggunakan
metode demonstrasi sebagai penunjang hasil siswa.
3. Melakukan refleksi terhadap penggunaan penggunaan metode
demonstrasi dalam peningkatan hasil belajar.
4. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa
21
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan
refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kelas yang
bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang
telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan
yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang
mungkin timbul untuk membuat rencana perbaikan pada siklus.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda
dengan perencanaan yang dilakukan pada siklus I. Perencanaan yang disusun pada
siklus II ini berdasarkan pada releksi yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Tindakan yang akan dilaksanakan diantaranya adalah:
22
kelompok. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II dijabarkan sebagi
berikut:
1. Kegiatan Awal
Sama seperti dengan kegiatan sebelumnya, setelah berdoa bersama guru
menyampaikan skenario pembelajaran yang akan dilewati bersama. Beberapa
siswa ada yang terlihat bosan dengan pembelajaran ini. Maka guru segera
memberikan motivasi dengan mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini kita
akan belajar di luar kelas, siswa merespon dengan positif. Guru lalu menanyakan
materi sebelumnya, beberapa siswa mengangkat tangan dan menjawab pertnyaan
guru. Terdapat beberapa siswa yang tidak mau menjelaskan, tetapi kemudian guru
menyakannya. Kemudian guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran. Setelah itu guru mengecek kesiapan siswa sebelum memulai
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan mengajak siswa bernyanyi sambil senam
otak dengan gerakan tangan ke kanan dan kiri, tujuannya agar siswa bisa
termotivasi untuk belajar dan bisa tercipta iklim pembelajaran yang
menyenangkan. Dengan dipandu guru, siswa membuat kelompok yang tiap
kelompok berjumlah 3-4 anak. Kemudian guru memberikan tugas kepada masing-
masing kelompok untuk melakukan peragaan perbandingan pecahan dengan
menggunakan potongan kertas/gambar dengan melihat luas sesuai dengan LKS
masing-masing kelompok.
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas masing-
masing kelompok. Setelah selesai melakukan tugas kelompok, dengan dipandu
guru kelompok bergantian mendemonstrasikan hasil diskusi materi pecahan di
depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik. Guru bersama
siswa menyimpulkan pembelajaran dengan melakukan tanya jawab
terlebih dahulu sebelumnya. Guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa
23
c. Tahap Mengamati (Observasi)
Kegiatan observasi dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Pihak yang melakukan observasi adalah peneliti yang
bersangkutan. Hasil observasi dilihat bahwa siswa sudah berpatisipasi aktif dalam
pembelajaran melalui demonstrasi dalam kelompok, siswa secara keseluruhan
juga sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Satori Djam’an, dkk.(2008). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas
Terbuka
25