Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN: 2086-4280

Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada


Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Casmi F. Yani1*, Maimunah2, Yenita Roza3, Atma Murni4, dan Zuhri Daim5

1*,2,3,4,5
Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Riau Jalan
Kampus Bina Widya KM 12.5, Pekanbaru, Riau, Indonesia
1*
casmi.fitri6523@grad.unri.ac.id, 2maimunah@lecturer.unri.ac.id,
3
yenitaroza@lecturer.unri.ac.id, 4murni_atma@yahoo.co.id, 5zuhri.daim@yahoo.com

Artikel diterima: 01-04-2019, direvisi: 26-05-2019, diterbitkan: 31-05-2019

Abstrak
Sebagian besar guru tidak memperhatikan kemampuan pemahaman matematis tetapi hanya
terfokus pada hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
kemampuan pemahaman matematis siswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
penelitian adalah 25 siswa kelas IX 2 SMP Negeri 1 Kampar Timur. Teknik pengumpulan data
yaitu tes dan wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman
matematis siswa berkemampuan sedang dan rendah masih kurang, sedangkan siswa
berkemampuan tinggi sudah cukup baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep serta kesulitan
dalam mengaitkan berbagai konsep karena tidak memahami konsep dan hanya menghapal
rumusnya. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa berkemampuan
sedang dan rendah, dalam menyampaikan konsep guru sebaiknya menyertakan contoh dan
bukan contoh dari konsep serta memberikan latihan soal-soal tentang mengaitkan berbagai
konsep.
Kata Kunci: Analisis, Kemampuan Pemahaman Matematis, Bangun Ruang Sisi Lengkung.

Analysis of Students’ Ability Mathematical Understanding on the Topic of


Curved Side Space Abstract
Most teachers do not pay attention to the ability of mathematical understanding but only focus
on student learning outcomes. This study aims to determine and analyze students' mathematical
understanding abilities. This research is qualitative research. The research subjects were 25 IX2
students from East Kampar 1 Middle School. Data collection techniques are tests and interviews.
The results of the analysis show that the ability of mathematical understanding of students with
moderate and low abilities is still lacking, while high-ability students are good enough. The
results of the interview indicate that students have difficulty in giving examples and not examples
of concepts and difficulties in relating various concepts because they do not understand the
concept and only memorize the formula. To improve the ability of mathematical understanding of
students with moderate and low ability, in conveying the concept the teacher should include
examples and not examples of concepts and provide training questions about linking various
concepts.
Keywords: Analysis, Mathematical Understanding Ability, Build Curved Side Space.
I. PENDAHULUAN bukan contoh dari konsep yang telah
Pemahaman tentang suatu konsep dipelajari; (5) siswa mampu menyajikan
matematika sangat penting untuk dimiliki konsep dalam berbagai macam bentuk
siswa agar dapat menggunakan konsep representasi matematika; (6) siswa mampu
yang telah dipahaminya dalam mengaitkan berbagai konsep
menyelesaikan permasalahan matematika. (internal dan eksternal matematika); dan
Pemahaman adalah suatu tingkat (7) siswa mampu membangun syarat perlu
kemampuan dimana siswa diharapkan dan atau syarat cukup suatu konsep.
mampu untuk memahami arti atau konsep, Rendahnya kemampuan pemahaman
situasi serta fakta yang diketahuinya matematis siswa SMP dapat dilihat dari
(Purwanto, 1994; Al-Siyam, hasil Ujian Nasional pada mata pelajaran
2014). Pemahaman merupakan penyerapan matematika yang selalu mengalami
mendalam terhadap suatu objek dalam penurunan setiap tahunnya. Berdasarkan
matematika (Muna & data (Kemdikbud, 2018), pada tahun 2016,
Afriansyah, 2016; Sumarmo, Hendriana, nilai rata-rata Ujian Nasional matematika
& Eti, 2017). Pemahaman siswa secara adalah 61,33, dan mengalami penurunan
mendalam terhadap suatu objek pada tahun 2017 menjadi 52,69, kemudian
matematika adalah apabila siswa mengalami penurunan lagi pada tahun
mengetahui objek itu sendiri dan relasi 2018 dengan nilai rata-rata 31,38.
objek tersebut dengan teori lain. Rasional pentingnya kemampuan
Kemampuan pemahaman matematis pemahaman matematis tercantum dalam
merupakan kemampuan yang perlu tujuan pembelajaran matematika
dimiliki siswa karena dengan membangun Kurikulum Matematika Sekolah
pemahaman pada pembelajaran Menengah (Sumarmo, Hendriana, & Eti,
matematika dapat mengembangkan 2017) yang menyatakan bahwa tujuan
pengetahuan matematika yang dimiliki dalam mengajar matematika adalah agar
siswa (Rahmawati, 2014). Dahlan (2011) pengetahuan matematika yang
mengatakan bahwa sebagian besar pada disampaikan dapat dipahami oleh siswa.
ahli mengukur kemampuan pemahaman
Dalam penelitiannya, (Meli &
matematis melalui indikator kemampuan:
Halimatusadiah, 2017) menyatakan bahwa
(1) siswa mampu menyatakan ulang
siswa yang tidak memiliki kemampuan
konsep yang telah dipelajari; (2) siswa
untuk memahami suatu konsep
mampu mengklasifikasi objek-objek
matematika, maka kegunaan ide-ide,
berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
pengetahuan, dan keterampilan matematis
persyaratan yang membentuk suatu konsep
lainnya akan sangat terbatas, bahkan dapat
tersebut; (3) siswa mampu menerapkan
dikatakan tidak akan berguna sama sekali.
konsep secara algoritma; (4) siswa mampu
Kemampuan pemahaman matematis siswa
memberikan contoh dan
harus
p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

Volume 8, Nomor 2, Mei 2019 Copyright © 2019 Mosharafa:


Jurnal Pendidikan Matematika

menjadi prioritas, karena pada tiap-tiap topik daripada jumlah siswa yang mencapai KKM.
dalam matematika akan dipahami dengan Dari 25 orang siswa, hanya 5 atau 20% siswa
baik apabila siswa memiliki kemampuan yang mencapai KKM dan 20 atau 80% siswa
pemahaman matematis yang baik (Agustin, yang belum mencapai KKM. Rendahnya
2017). hasil belajar siswa disebabkan oleh
Rendahnya kemampuan pemahaman kurangnya pemahaman matematis siswa
matematis menyebabkan siswa mengalami pada materi bangun ruang sisi lengkung yang
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal menyebabkan siswa mengalami kesulitan
matematika (Pamungkas & Afriansyah, dalam menyelesaikan soal.
2017). Siswa SMP belum bisa Hasil penelitian terdahulu oleh (Wahyuni
menyelesaikan soal-soal yang tidak biasa & Karimah, 2017) menunjukkan bahwa
atau non rutin yang merupakan karakter dari siswa tidak memahami konsep dan membuat
soal pemahaman matematis kesalahan dalam menerapkan konsep serta
(Priyambodo, 2016). Dalam penelitiannya, kurang teliti dalam pengoperasian bentuk
(Mulyani, 2018) mengatakan bahwa siswa aljabar. Siswa mengalami kesulitan dalam
tidak bisa mengaitkan satu konsep dengan menyelesaikan soal karena tidak mampu
konsep lainnya dan tidak mampu menerapkan konsep yang tepat dan tidak
menerapkan konsep yang telah dipelajari mampu mengaitkan konsep yang telah
sebelumnya, sehingga siswa kesulitan dalam dipelajari (Mulyani, 2018). Suatu konsep
menyelesaikan soal. Salah satu hal yang akan mudah dipahami oleh siswa jika siswa
menyebabkan siswa selalu gagal dalam diberi kesempatan untuk dapat memperoleh
menguasai konsep-konsep matematika contoh-contoh konkret yang telah dikenal
dengan baik dan benar adalah karena siswa siswa dan ketika siswa telah memiliki
kurang memahami konsep matematika kemampuan pemahaman konsep dan prinsip,
dalam menyelesaikan soalsoal yang maka ia mampu menggunakannya untuk
diberikan (Farnika, Ikhsan, & Sofyan, 2018) menyelesaikan masalah (Kesumawati, 2010).
Berdasarkan wawancara yang peneliti Pentingnya kemampuan pemahaman
lakukan dengan guru matematika di SMP matematis membuat peneliti ingin
Negeri 1 Kampar Timur diperoleh fakta melakukan penelitian yang bertujuan untuk:
bahwa hasil belajar matematika siswa pada (1) menganalisis kemampuan pemahaman
materi bangun ruang sisi lengkung masih matematis siswa berkemampuan tinggi,
tergolong rendah. Hal ini didukung oleh data sedang, dan rendah dalam menyelesaikan
nilai ulangan harian siswa pada materi soal-soal bangun ruang sisi lengkung; dan
bangun ruang sisi lengkung. Jumlah siswa (2) mengetahui penyebab kesalahan siswa
yang belum mencapai KKM lebih banyak dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang
sisi lengkung.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 205


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

II. METODE kemampuan pemahaman matematis siswa


Jenis penelitian ini adalah penelitian pada materi bangun ruang sisi lengkung.
kualitatif. Pada penelitian ini Wawancara dilakukan untuk mengetahui
dideskripsikan informasi yang terkumpul penyebab kesalahan siswa dalam
mengenai kemampuan pemahaman menyelesaikan soal. Tes dibuat dalam
matematis siswa dalam menyelesaikan bentuk soal uraian dan terdiri dari 4 soal
soal-soal pada materi bangun ruang sisi yang sebelum digunakan telah divalidasi
lengkung. Indikator kemampuan terlebih dahulu oleh pakar di bidang
pemahaman matematis yang digunakan matematika terkait redaksi bahasa dan
adalah: (1) kemampuan menyatakan ulang kesesuaian materi dengan indikator. Soal
konsep yang telah dipelajari (siswa mampu sudah pernah diujikan pada suatu
menyatakan ulang konsep tabung, kerucut, kelompok dan telah teruji validitas, daya
dan bola); (2) kemampuan memberikan pembeda, dan indeks kesukarannya.
contoh dan bukan contoh dari konsep yang Kriteria penilaian untuk setiap butir soal
telah dipelajari (siswa mampu memberikan tes mengacu pada indikator dengan
contoh dan bukan contoh dari tabung, rentang 0 – 4. Data hasil tes diolah dan
kerucut, dan bola); dan (3) kemampuan dianalisis berdasarkan rubrik pedoman
mengaitkan berbagai konsep (siswa penskoran. Berikut adalah soal tes
mampu mengaitkan berbagai konsep kemampuan pemahaman matematis yang
bangun ruang sisi lengkung). digunakan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Soal nomor 1 memuat tiga indikator
Kampar Timur pada semester genap kemampuan pemahaman matematis (lihat
gambar 1).
Pada bagian 1
(a) siswa
diminta untuk
menyatakan
ulang konsep
tabung dan
kerucut,
Gambar 1. Soal Nomor 1.
bagian 1 (b)
siswa diminta
2018/2019. Subjek pada penelitian ini
untuk memberikan contoh dan bukan
adalah siswa kelas IX2 SMP Negeri 1
contoh dari tabung dan kerucut, dan
Kampar Timur yang berjumlah 25 orang
bagian 1 (c) sisiwa diminta untuk
yang terdiri dari 6 siswa berkemampuan
mengaitkan konsep tabung dan kerucut.
tinggi, 13 siswa berkemampuan sedang,
Soal nomor 2 memuat dua indikator
dan 6 siswa berkemampuan rendah.
kemampuan pemahaman matematis (lihat
Teknik pengumpulan data yang
gambar 2). Pada bagian 1 (a) siswa
digunakan adalah tes dan wawancara. Tes
diminta untuk menyatakan ulang konsep
digunakan untuk menggambarkan
tabung dan kerucut, dan bagian 1 (b)
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 207
Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

sisiwa diminta untuk mengaitkan konsep


tabung dan kerucut.
Gambar 3 merupakan soal tes nomor 3
yang memuat 3 indikator kemampuan
pemahaman matematis. Pada bagian 1 (a)
siswa diminta untuk menyatakan ulang
konsep tabung, kerucut, dan bola. Bagian
1 (b) siswa diminta untuk memberikan
contoh dan bukan contoh bola, dan bagian
1 (c) siswa diminta untuk mengaitkan
konsep tabung, kerucut, dan bola.

Gambar 2. Soal Nomor 2.

Gambar 3. Soal Nomor 3.

208 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019 Copyright © 2019 Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika

Gambar 4. Soal Nomor 4


p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

Gambar 4 merupakan soal tes nomor 4 Pada soal nomor 3, kemampuan siswa
yang memuat 2 indikator kemampuan berkemampuan tinggi dan sedang dalam
pemahaman matematis. Pada bagian 1 (a) menyatakan ulang konsep sudah baik
siswa diminta untuk menyatakan ulang tetapi siswa berkemampuan rendah masih
konsep tabung, kerucut, dan bola. Bagian kurang. Kemampuan siswa berkemampuan
1 (b) siswa diminta untuk mengaitkan tinggi dalam memberikan contoh dan
konsep tabung, kerucut, dan bola. bukan contoh sudah cukup baik tetapi
Berdasarkan hasil tes, subjek dipilih siswa berkemampuan sedang dan rendah
untuk diwawancara. Subjek yang masih kurang. Kemampuan siswa
diwawancara adalah siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
melakukan kesalahan dalam menjawab tes. dalam mengaitkan konsep masih kurang.
Hasil wawancara digunakan sebagai Pada soal nomor 4, kemampuan siswa
pedoman bagi peneliti untuk mengetahui berkemampuan tinggi dan sedang dalam
penyebab terjadinya kesalahan. menyatakan ulang konsep sudah baik
Tabel 1.
Persentase Siswa yang Menjawab Benar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Soal Indikator
Hasil analisis dari jawaban siswa pada 4 Persentase
siswa menjawab
soal uraian yang memuat indikator
benar
kemampuan pemahaman matematis dapat T S R
dilihat pada tabel berikut. 1 Menyatakan 66% 61% 33%
Pada soal nomor 1 (lihat tabel 1), ulang konsep
kemampuan siswa berkemampuan tinggi Memberikan 16% 0% 0%
dan sedang dalam menyatakan ulang contoh dan bukan
konsep sudah cukup baik karena jumlah contoh
siswa yang menjawab benar > 60% tetapi Mengaitkan 50% 46% 50%
konsep
siswa berkemampuan rendah masih kurang
2 Menyatakan 100% 100% 83%
karena jumlah yang menjawab benar
ulang konsep
hanya 33%. Kemampuan siswa
Mengaitkan 50% 38% 0%
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah konsep
dalam memberikan contoh dan bukan 3 Menyatakan 100% 76% 50%
contoh serta mengaitkan konsep masih ulang konsep
kurang karena jumlah siswa yang Memberikan 66% 46% 33%
menjawab benar ≤ 50%. contoh dan bukan
contoh
Pada soal nomor 2, kemampuan siswa
Mengaitkan 50% 38% 0%
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
konsep
dalam menyatakan ulang konsep sudah
4 Menyatakan 100% 76% 50%
baik. Kemampuan siswa berkemampuan ulang konsep
tinggi, sedang, dan rendah dalam Mengaitkan 33% 46% 0%
mengaitkan konsep masih rendah. konsep

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 209


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

tetapi siswa berkemampuan rendah masih melakukan pemeriksaan kembali terhadap


kurang. Kemampuan siswa berkemampuan apa yang ditulisnya.
tinggi, sedang, dan rendah dalam Berikut adalah salah satu contoh
mengaitkan konsep masih kurang. kesalahan siswa berkemampuan sedang
Berikut adalah salah satu contoh dalam menyelesaikan soal nomor 2 (lihat
kesalahan siswa berkemampuan rendah gambar 6). Berdasarkan hasil pekerjaan
dalam menyelesaikan soal nomor 1 (lihat siswa-2 pada bagian a, siswa mampu
gambar 5). Berdasarkan hasil pekerjaan menyatakan ulang konsep dengan benar.
siswa-1 pada bagian a, siswa belum Pada bagian b siswa diminta untuk
mampu menyatakan ulang konsep dengan menentukan volume tabung tanpa ada
benar. Siswa menganggap gambar yang kerucut di dalamnya, siswa menyatakan
diberikan adalah gabungan dari bangun solusinya dengan menjumlahkan volume
ruang sisi lengkung tetapi tidak tabung dan luas lingkaran, padahal solusi
menyebutkan bangun apa saja yang yang benar adalah volume tabung dikurang
digabungkan. dengan volume kerucut. Oleh karena itu,
Pada bagian b, siswa diminta untuk siswa belum mampu mengaitkan konsep
menyebutkan unsur-unsur dari bangun tabung dan kerucut dengan benar. Setelah
ruang yang diberikan. Siswa melakukan dilakukan wawancara terhadap siswa yang
kesalahan dalam menyatakan ulang konsep mengalami kesalahan, siswa menyatakan
pada bagian a, akibatnya siswa belum bahwa ia tidak paham dengan maksud soal
mampu menyebutkan unsur-unsur tabung dan menjawab berdasarkan rumus yang
dan kerucut dengan benar. dihapal saja.
Pada bagian c, siswa telah mampu Berikut adalah salah satu contoh
mengaitkan konsep, tetapi mengalami kesalahan siswa berkemampuan rendah
kesalahan pada tanda positif dan negatif. dalam menyelesaikan soal nomor 3 (lihat
Setelah dilakukan wawancara terhadap gambar 7). Berdasarkan hasil pekerjaan

Gambar 5. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa-1. Gambar 6. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa-2.
siswa yang mengalami kesalahan, siswa siswa-3 pada bagian a, siswa mampu
menyatakan bahwa siswa lupa dengan menyatakan ulang konsep dengan benar.
konsep tabung dan kerucut dan terpaku Pada bagian b siswa mampu memberikan
pada penghapalan rumus saja serta tidak contoh dari suatu konsep dengan benar.
Pada bagian c siswa diminta untuk

210 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019 Copyright © 2019 Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

menentukan luas permukaan suatu mainan langsung menanyakan penyebab kesalahan


yang terbentuk dari gabungan kerucut kemudian siswa menjelaskan bahwa
tanpa alas, tabung tanpa alas, dan setengah maksud tulisannya adalah bola, bukan
bola. Siswa belum mampu menyatakan lingkaran. Pada bagian b siswa diminta
solusi yang benar yaitu menjumlahkan untuk menentukan volume bandul yang
luas permukaan kerucut tanpa alas, tabung terbentuk dari gabungan kerucut, tabung,
tanpa alas, dan setengah bola. Oleh karena dan setengah bola. Siswa mengalami
itu, siswa belum mampu mengaitkan kesalahan dalam menggunakan rumus
konsep kerucut, tabung dan setengah bola volume bola utuh dalam penyelesaian
dengan benar. masalah. Oleh karena itu, siswa belum
Setelah dilakukan wawancara terhadap mampu mengaitkan konsep dengan benar.
siswa yang mengalami kesalahan, siswa Setelah dilakukan wawancara terhadap
menyatakan bahwa ia tidak paham dengan siswa yang mengalami kesalahan, siswa
konsep luas permukaan tabung tanpa alas, menyatakan bahwa ia menganggap volume
luas permukaan kerucut tanpa alas, dan setengah bola dan volume bola utuh adalah
luas permukaan setengah bola. Siswa sama. Siswa mengatakan belum pernah
mengatakan hanya menghapal rumus menyelesaikan masalah seperti soal yang
untuk luas permukaan tabung, kerucut, dan peneliti berikan.
bola yang utuh dan belum pernah
diajarkan tentang luas permukaan seperti
soal yang peneliti berikan.
Berikut adalah salah satu contoh

kesalahan siswa berkemampuan tinggi


pada soal nomor 4 (lihat gambar 8).
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa-4 pada
bagian a, siswa belum mampu menyatakan
ulang konsep dengan benar dan peneliti

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 211


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Untuk meningkatkan kemampuan


pemahaman matematis siswa, dalam
menyampaikan konsep sebaiknya guru
menyertakan contoh dan bukan contoh
dari konsep (Firdaus & Afriansyah, 2016),
memberikan latihan soal-soal tentang
mengaitkan berbagai konsep, serta dengan
menerapkan model pembelajaran yang
dapat mengasah kemampuan pemahaman
matematis siswa. Dalam penelitiannya,
(Mawaddah & Maryanti, 2016)
mengatakan bahwa dengan menerapkan
model penemuan, siswa diarahkan untuk
menemukan konsep dengan kemampuan
berpikirnya sendiri yang dapat menambah

Gambar 7. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa-3. Gambar 8. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa-4.
kemampuan pemahaman matematisnya.
Sejalan dengan itu, (Aripin, 2015)
mengatakan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah
siswa dituntut untuk menyelesaikan
masalah menggunakan konsep yang
relevan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis siswa.
Berdasarkan hasil analisis tes
kemampuan pemahaman matematis, dapat
disimpulkan pada indikator menyatakan
ulang konsep, siswa berkemampuan tinggi

212 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019 Copyright © 2019 Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

dan sedang telah mampu menyatakannya memberikan banyak masukan dan


dengan baik, sedangkan siswa berkempuan kontribusi terhadap penulisan artikel ini.
rendah masih kurang. Pada indikator
memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep, siswa berkemampuan tinggi DAFTAR PUSTAKA
telah mampu melakukannya dengan baik, Agustin, P. R. (2017). Penerapan Model
sedangkan siswa berkemampuan sedang Pembelajaran Pencapaian Konsep
dan rendah masih kurang. Pada indikator dengan Pendekatan Kontekstual
mengaitkan konsep, siswa berkemampuan untuk Meningkatkan Pemahaman
tinggi, sedang, dan rendah masih kurang Konsep Matematika Siswa.
mampu dalam mengaitkannya. Silogisme, 2(2), 74–83.
Berdasarkan hasil wawancara, hal-hal Aripin, U. (2015). Meningkatkan
yang menyebabkan siswa mengalami Kemampuan Pemahaman Matematik
kesalahan sejalan dengan penelitian Siswa Smp Melalui Pendekatan
Nuraeni dan Afriansyah (2016) adalah Pembelajaran Berbasis Masalah. P2M
siswa tidak memahami konsep dengan STKIP Siliwangi, 2(1), 120.
baik, keterbaruannya hanya siswa https://doi.org/10.22460/p2m.v2i1p1
menghapal rumusnya saja dan siswa belum 20-127.171
pernah mendapatkan contohcontoh soal Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum
non rutin tentang gabungan bangun ruang Matematika. Universitas Terbuka.
sisi lengkung. Jakarta.
Egi Al-Siyam, R. S. (2014). Perbandingan
Kemampuan Pemahaman
IV. PENUTUP Matematika antara Siswa yang
Untuk mengatasi rendahnya Mendapatkan Pembelajaran
kemampuan pemahaman matematis siswa, Contextual Teaching and Learning
dalam menyampaikan konsep sebaiknya dan Metakognitif. Mosharafa: Jurnal
guru menyertakan contoh dan bukan Pendidikan Matematika, 3(3), 143–
contoh dari konsep, memberikan latihan 150.
soal-soal tentang mengaitkan berbagai Farnika, N., Ikhsan, M., & Sofyan, H.
konsep, serta dengan menerapkan model (2018). Peningkatan Kemampuan
pembelajaran yang dapat mengasah Pemahaman dan Pemecahan
kemampuan pemahaman matematis siswa. Masalah Matematis Siswa Sekolah
Menengah Atas dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
UCAPAN TERIMA KASIH
Assisted Individualization. Jurnal
Terima kasih peneliti ucapkan kepada
Elemen, 1(2), 144.
dosen pengampu mata kuliah publikasi
https://doi.org/10.29408/jel.v1i2.146
ilmiah (Ibu Dra. Yenita Roza, Ph.D. dan
Firdaus, D. A., & Afriansyah, E. A.
Ibu Dr. Maimunah, M.Si.) dan dosen
(2016). Pembelajaran Kooperatif Tipe
validator (Bapak Dr. Zuhri D, M.Pd. dan
Team Assisted Individually untuk
Ibu Dr. Atma Murni, M.Pd.) yang telah
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 213
Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Meningkatkan Kemampuan Pendidikan Matematika, 5(2), 169–


Pemahaman Matematis Siswa 176. Retrieved from
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal http://emosharafa.org/index.php/mos
Pendidikan Matematika RAFA, 2(1), harafa/ article/view/mv5n2_14/181
104-122. Nuraeni, Y., & Afriansyah, E. A. (2016).
Kemdikbud. (2018). Hasil Ujian Nasional Peningkatan Kemampuan
SMP. Jakarta. Pemahaman Matematis Siswa
Kesumawati, N. (2010). Meningkatkan Melalui Pembelajaran Kooperatif
Kemampuan Pemahaman Matematis Tipe Rotating Trio Exchange. Jurnal
Siswa SMP Melalui Pendekatan Inovasi Pendidikan Dasar, 1(2), 85–
Pendidikan Matematika Realistik 94.
Indonesia (PMRI). Sriwijaya, 9(1), Retrieved from
76– 99. http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/ji
Mawaddah, S., & Maryanti, R. (2016). pd/article/view/24/12
Kemampuan Pemahaman Konsep Pamungkas, Y., & Afriansyah, E. A.
Matematis Siswa SMP dalam (2017). Aptitude Treatment
Pembelajaran Menggunakan Model Interaction terhadap Kemampuan
Penemuan Terbimbing (Discovery Pemahaman Matematis Siswa. Jurnal
Learning). Jurnal Pendidikan Pendidikan Matematika RAFA, 3(1),
Matematika, 4(April), 76–85. 122–130.
https://doi.org/10.1109/IPEMC.2006. Retrieved from
4778028 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.p
Meli, A., & Halimatusadiah, A. (2017). hp/jpmrafa/article/view/1445/1156
Pengaruh Pendekatan Kontekstual Priyambodo, S. (2016). Peningkatan
Berstrategi REACT terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Kemampuan Pemahaman Matematis Matematis Siswa dengan Metode
dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Pembelajaran Personalized System of
Dasar, 4(3), 203–217. Instruction. Mosharafa: Jurnal
https://doi.org/10.17509/ Pendidikan Matematika, 5(1), 10–17.
mimbarsd.v4i3.7766 Retrieved from http://e-
Mulyani, A. (2018). Analisis Kemampuan mosharafa.org/index.php/mosharafa/
Pemahaman Matematis Siswa SMP article/view/mv5n1_2/184
pada Materi Bentuk Aljabar. Purwanto, M. N. (1994). Prinsip-prinsip
Mosharafa: Jurnal Pendidikan dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Matematika, 7, 251–262. Pendidikan. Bandung: Remaja
Muna, D. N., & Afriansyah, E. A. (2016). Rosdakarya.
Peningkatan Kemampuan Sumarmo, U., Hendriana, H., & Eti, E.
Pemahaman Matematis Siswa melalui (2017). Hard Skills dan Soft Skills
Pembelajaran Kooperatif Teknik Matematik Siswa. Bandung: Penerbit
Kancing Gemerencing dan Number Refika Aditama.
Head Together. Mosharafa: Jurnal

214 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019 Copyright © 2019 Mosharafa:
Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Yani, C. F., Maimunah., Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. e-ISSN: 2527-8827

Wahyuni, I., & Karimah, N. I. (2017). Pendidikan Matematika, 1(2), 228–


Analisis kemampuan pemahaman dan 240.
penalaran matematis mahasiswa
tingkat iv materi sistem bilangan
kompleks pada mata kuliah analisis
kompleks. Jurnal Nasional

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 215


Volume 8, Nomor 2, Mei 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai