php/jpms
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 107-115
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal
cerita pada materi bangun ruang. Penelitian kualitatif ini dilakukan menggunakan metode deskriptif.
Partisipan yaitu siswa kelas VIII di salah satu MTsN di Ponorogo yang dipilih melalui pertimbangan
hasil tes dan tanggapan guru. Instrumen terdiri dari soal pemecahan masalah, pedoman wawancara,
dan angket yang di validasi. Tes yang dikerjakan siswa diberi skor dan dilakukan analisis terhadap
kesalahan jawaban. Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa masih kesulitan
mengerjakan soal cerita bangun ruang. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dapat
mengerjakan soal dengan benar. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi juga dapat
menjelaskan pemahamannya terkait soal dengan baik. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah
sedang mampu mengerjakan soal tes baik, namun dalam pengerjaannya mengalami kesalahan dalam
menafsirkan informasi sehingga menyebabkan kesalahan pada penyelesaiannya. Siswa dengan
kemampuan pemecahan masalah rendah cukup mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tes
yang diberikan.
Kata Kunci: pemahaman, pemecahan masalah, soal cerita, bangun ruang
How to Cite: Chasanah, A. N., As’ari, A. R., & Sulandra, I. M. (2021). Analisis kemampuan pemahaman
matematika dalam menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,
9(2), 107-115. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v9i1.31642
operasi matematika (Özsoy et al., 2015). tahapan selanjutnya yaitu melakukan reduksi
Kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal hasil wawancara. Setelah itu, menganalisis hasil
cerita dapat dilatih. Salah satu kerangka yang tes tulis dan transkrip wawancara siswa dalam
dapat digunakan dalam menyelesaikan soal menyelesaikan masalah soal cerita pada materi
ceria adalah kerangka yang dikembangkan oleh bangun ruang.
PISA atau yang lebih dikenal PISA problem Pemahaman siswa dalam menyelesaikan
solving famework (Hamidy & Jailani, 2019). masalah pada PISA merupakan kemampuan
Pemecahan masalah menurut PISA 2012 yaitu siswa menggunakan suatu situasi, fakta,
exploring and understanding yang terkait konsep, prinsip, menghubungkan informasi
dengan semua informasi dalam permasalahan. baru dengan pengetahuan sebelumnya, serta
Representing and formulating yang terkait dapat menarik kesimpulan dari tabel, data, dan
dengan mengkonstruksi grafik, simbol, atau grafik untuk memeroleh jawaban dari soal yang
visual representasi dari masalah termasuk berhubungan dengan simbol, variabel, dan
hipotesis tentang faktor dan hubungan. persamaan dengan menggunakan konsep,
Planning and executing yang menentukan pengatahuan, rumus, dan perhitungan (Umam,
tujuan dan rencana dalam menyelesaikan 2015). Indikator yang digunakan dalam
masalah dan mengeksekusinya. Monitoring and penelitian ini meliputi reasoning and argument,
reflecting yang melakukan pemantauan dan devising strategies for solving problems, using
memeriksa kembali informasi atau strategi yang symbolic and operation, mathematising, dan
digunakan dalam menyelesaikan masalah. communication. Sementara itu, adapun rincian
Berdasarkan hasil penelitian yang indikator pemahaman siswa dalam
dilakukan Putra et al. (2018) menunjukkan menyelesaikan masalah pada PISA dapat
tingkat pemecahan masalah siswa dalam disajikan pada Tabel 1.
menyelesaikan bangun ruang masih rendah.
Sebagian besar siswa tidak memahami masalah Tabel 1. Indikator pemahaman matematis
pada soal yang diberikan dan tidak memiliki No. Kemampuan Indikator
ketwrampilan proses dalam menyelesaikannya. 1. Reasoning and Siswa menalar dan
Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang Argument memberi alasan,
menghafalkan rumus volume dan luas menganalisis
informasi,
permukaan bangun ruang, tetapi mereka masih
menyimpulkan
sulit dalam mengaplikasikannya dalam soal informasi
(Sari et al., 2014). Oleh karena itu, berdasarkan 2. Devising Siswa merencanakan
uraian latar belakang masalah tersebut, maka Strategies for strategi penyelesaian
penelitian ini mengkaji mengkaji analisis Solving Problem masalah
kemampuan pemahaman matematika dalam
menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang. 3. Using Symbolic Siswa menggunakan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan and Operation simbol dan melakukan
kemampuan pemahaman matematis siswa operasi hitung untuk
dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang. menyelesaikan masalah
4. Mathematizing Siswa mengubah
permasalahan dari
METODE
dunia nyata ke bentuk
Penelitian deskriptif kualitatif ini matematika atau
dilakukan terhadap tiga orang siswa MTs sebaliknya dengan
Pulosari kelas VIII. Adapun rinciannya yaitu menafsirkan model
satu siswa dengan kemampuan penyelesaian matematika ke dalam
dunia nyata dan
masalah tinggi, satu siswa dengan kemampuan
permasalahan aslinya
penyelesaian masalah sedang, dan satu siswa
dengan kemampuan penyelesaian masalah 5. Communication Siswa
mengkomunikasikan
rendah. Instrumen yang digunakan pada
penalaran, alasan,
penelitian ini adalah lembar soal tes informasi, langkah, dan
kemampuan penyelesaian masalah soal cerita hasil dari penyelesaian
yang berisi dua butir soal dan pedoman masalah.
wawancara untuk memperkuat data tulis
jawaban siswa. Setelah semua data terkumpul,
rumus. Hal ini sesuai pernyataan Rianti (2018) masalah yang tidak didefiniskan terlebih
bahwa tingkat pemecahan masalah siswa dalam dahulu. Pada pertanyaan nomor 1, siswa tidak
menyelesaikan bangun ruang masih rendah. menafsirkan permasalahan ke dalam soal,
Sebagian besar siswa tidak memahami masalah sehingga siswa tidak menjawab nomor 1.
pada soal serta tidak memiliki keterampilan Sesuai dengan pernyataan Yuwono et al.
dalam menyelesaikannya. Sementara itu, pada (2018) bahwa tingkat pemecahan masalah
indikator communication menunjukkan siswa siswa dalam menyelesaikan bangun ruang
dapat mengkomunikasikan informasi yang masih rendah. Sebagian besar siswa tidak
diperoleh dari soal pada pertanyaan 2. Siswa memahami masalah pada soal yang diberikan
mengalami kesulitan dalam menjelaskan soal serta tidak memiliki ketrampilan dalam
nomor 1. Siswa dengan kemampuan sedang menyelesaikannya. Hal ini disebabkan banyak
mampu menjelaskan langkah pemecahan siswa yang menghafalkan rumus volume dan
masalah yang dilakukannya pada pertannyaan luas permuakaan bangun ruang, tetapi mereka
2, namun mengalami kesalahan langkah pada masih sulit dalam mengaplikansikannya dalam
soal nomor 1. Hal ini disebabkan karena soal. Pada indikator communication
kurangnya ketelitian siswa dalam membaca menunjukkan siswa mampu mengomunikasikan
soal serta kurangnya pemahaman terkait yang informasi yang dipahaminya dari soal pada
ditanyakan pada soal. pertanyaan 2. Akan tetapi, siswa mengalami
Siswa dengan kemampuan penyelesaian kesulitan meyampaikan informasi terkait
masalah rendah (SR3) menunjukkan temuanya pertanyaan nomor 1 yang disebabkan siswa
pada indikator reasoning and argument bahwa tidak memahami yang ditanyakan dari soal
siswa mampu mengerjakan soal nomor 2 yang. Hal ini disebabkan kurangnya siswa
dengan benar. Siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi bangun ruang.
memberikan alasannya menggunakan rumus. Temuan tersebut sesuai dengan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Qomariah pernyataan Sukaesih et al. (2020) bahwa
(2016) bahwa siswa mempunyai pemahaman pemahaman materi penting dalam pembelajaran
instrumental. Pemahaman instrumental matematika, karena dengan pemahaman yang
merupakan kemampuan menerapkan prosedur matang maka siswa dapat memecahkan
dalam menyelesaikan masalah tanpa masalah dan mampu mengaplikasikan
mengetahui alasan mengapa prosedur dapat pembelajaran pada dunia nyata. Pada
bekerja. Sedangkan untuk soal nomor 1 tidak pertanyaan 2, sisws mampu menjelaskan
mencapai tahap penalaran, sehingga langkah penyelesaian masalah. Melalui proses
menyebabkan siswa tidak dapat mengerjakan wawancara, siswa mengatakan bahwa mereka
soal nomor 1. Pada indikator devising strategies memahami pengerjaan soal karena terdapat
and operation menunjukkan siswa tidak gambar soal, sehingga siswa langsung
merencanakan stratgei pemecahan masalah. terkoneksi dengan volume balok setelah
sehingga siswa langsung melakukan melihat gambar yang terdapat pada soal.
perhitungan terhadap soal nomor 2. Namun hal ini tidak berlaku pada pertanyaan
Pada indikator using symbolic and nomor 1. Siswa tidak dapat mengkoneksikan
operation menunjukkan siswa mampu gambar dengan pertanyaan dalam soal,
menggunakan simbol dan operasi dalam sehingga menyebabkan siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah terutama pada soal mengerjakan pertanyaan nomor 1.
nomor 2. Akan tetapi, siswa tidak mampu me-
ngerjakan soal nomor 1. Sejalan dengan temuan SIMPULAN
tersebut, Fatimah (2012) mengemukakan
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka
bahwa pemecahan masalah membutuhkan
dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman
proses memahami bacaan dan menggunakan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi
pengetahuan matematika, serta penggunaan
bangun ruang untuk siswa berkemampuan
operasi matematika. Dalam hal ini, siswa tidak
tinggi adalah siswa mampu melakukan
memahami soal dan siswa tidak melakukan
penalaran terhadap soal yang diberikan serta
ketiganya. Pada indikator mathematizing
mampu memberikan argumen terkait informasi
menunjukkan siswa mampu menafsirkan
yang dipahaminya. Siswa tidak melakukan
masalah ke dalam model matematika untuk
perencanaan strategi penyelesaian masalah,
pertanyaan nomor 2, walaupun pada
sehingga langsung melakukan perhitungan.
pengerjaannya ada beberapa penyelesaian
Pemahaman siswa dalam menyelesaikan Depdiknas. (2006). Standar isi untuk satuan
masalah pada siswa berkemampuan sedang pendidikan dasar dan menengah:
adalah siswa mampu melakukan penalaran serta standar kompetensi dan kompetensi
mampu menjelaskan yang mereka pahami dari dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.
soal nomor 2. Siswa tidak melakukan penalaran
Fatimah, F. (2012). Kemampuan komunikasi
pada soal nomor 1, sehingga pada
matematis dan pemecahan masalah
pengerjaannya hanya mencari jumlah
melalui problem based-learning. Jurnal
keseluruhan kubus kecil. Pemahaman siswa
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,
dalam menyelesaikan masalah soal cerita pada
16(1), 249-259.
siswa berkemampuan rendah adalah siswa
mampu melakukan penalaran pada soal nomor Fauziah, L. U., Hobri, H., & Oktavianingtyas,
2 serta dapat mengerjakan soal nomor 2 dengan E. (2016). Penalaran logis dalam
benar. Siswa tidak mendefinisikan terlebih memecahkan masalah matematika pokok
dahulu variabel dari penyelesaian soalnya. bahasan aritmatika sosial pada siswa
Sedangkan untuk soal nomor 1, siswa tidak kelas VII SMP Negeri 4 Jember. Jurnal
mampu melakukan penalaran terhadap soal. Edukasi, 3(1), 15-17.
Gravemeijer, K., Stephan, M., Julie, C., Lin, F.
DAFTAR PUSTAKA L., & Ohtani, M. (2017). What
Agnesti, Y., & Amelia, R. (2020). Analisis mathematics education may prepare
kesalahan siswa kesalahan VIII SMP di students for the society of the future?.
Kabupaten Bandung Barat dalam International Journal of Science and
menyelesaikan soal cerita pada materi Mathematics Education, 15(1), 105-123.
perbandingan ditinjau dari gender. Jurnal Hamidy, A., & Jailani, J. (2019). Kemampuan
Cendekia: Jurnal Pendidikan proses matematis siswa Kalimantan
Matematika, 4(1), 151-162. Timur dalam menyelesaikan soal
Anggraini, R. R. D., & Hendroanto, A. (2021). matematika model PISA. Jurnal Riset
Analisis kemampuan pemecahan Pendidikan Matematika, 6(2), 133-149.
masalah matematika siswa kelas VIII Harvey, S., & Goudvis, A. (2007). Strategies
ditinjau dari gaya belajar. Aksioma: that work: Teaching comprehension for
Jurnal Matematika dan Pendidikan understanding and engagement.
Matematika, 12(1), 31-41. Stenhouse Publishers.
Anwar, R. B., Yuwono, I., As’ari, A. R., & Hidayati, R. (2019). Analisis kesalahan dalam
Rahmawati, D. (2016). Mathematical menyelesaikan soal persamaan kuadrat
representation by students in building siswa SMK Kesehatan. Math Didactic:
relational understanding on concepts of Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 93-
area and perimeter of rectangle. 100.
Educational Research and Reviews,
11(21), 2002-2008. Jumiati, Y., & Zanthy, L. S. (2020). Analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan
Atmaja, I. M. D. (2021). Koneksi indikator soal cerita persamaan dan
pemahaman konsep matematika dan pertidaksamaan linear satu variabel.
keterampilan metakognisi. Nusantara: Jurnal Pembelajaran Matematika
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(7), Inovatif, 3(1), 11-18.
2048-2056.
Komariyah, S., Afifah, D. S. N., &
Bahar, E. E., Rahman, A., & Minggi, I. (2012). Resbiantoro, G. (2018). Analisis
Analisis pemahaman mahasiswa pemahaman konsep dalam memecahkan
terhadap konsep limit fungsi di satu titik masalah matematika ditinjau dari minat
(Studi kasus pada mahasiswa Jurusan belajar siswa. Sosiohumaniora: Jurnal
Matematika FMIPA UNM). Sainsmat: Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(1),
Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 12-22.
1(2), 181-190.
Laily, I. F. (2014). Hubungan kemampuan
Cockcroft, W. H. (1982). Mathematics counts. membaca pemahaman dengan
London: HM Stationery Office. kemampuan memahami soal cerita