Anda di halaman 1dari 9

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jpms
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 107-115

Analisis Kemampuan Pemahaman Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita


Materi Bangun Ruang
Allifia Nur Chasanah1,*, Abdur Rahman As’ari2, I Made Sulandra3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No. 5, Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145,
Indonesia
*Korespondensi Penulis. E-mail: lifia.achanur@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal
cerita pada materi bangun ruang. Penelitian kualitatif ini dilakukan menggunakan metode deskriptif.
Partisipan yaitu siswa kelas VIII di salah satu MTsN di Ponorogo yang dipilih melalui pertimbangan
hasil tes dan tanggapan guru. Instrumen terdiri dari soal pemecahan masalah, pedoman wawancara,
dan angket yang di validasi. Tes yang dikerjakan siswa diberi skor dan dilakukan analisis terhadap
kesalahan jawaban. Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa masih kesulitan
mengerjakan soal cerita bangun ruang. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dapat
mengerjakan soal dengan benar. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi juga dapat
menjelaskan pemahamannya terkait soal dengan baik. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah
sedang mampu mengerjakan soal tes baik, namun dalam pengerjaannya mengalami kesalahan dalam
menafsirkan informasi sehingga menyebabkan kesalahan pada penyelesaiannya. Siswa dengan
kemampuan pemecahan masalah rendah cukup mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tes
yang diberikan.
Kata Kunci: pemahaman, pemecahan masalah, soal cerita, bangun ruang

Analysis of Mathematical Understanding Ability in Solving Story Problems in


Shape and Space
Abstract
This study aims to describe students' understanding of solving story problems in building
materials. This qualitative research was conducted using a descriptive method. The participants are
class VIII students in one of the MTsN in Ponorogo who were selected through consideration of test
results and teacher responses. The instrument consists of problem-solving questions, interview
guidelines, and validated questionnaires. The tests carried out by students were given a score and an
analysis of the error answers was carried out. Questionnaires are used to obtain information about
student responses in solving problems. The results showed that most of the students still had difficulty
working on the story about building spaces. Students with high problem-solving abilities can work on
the questions correctly. Students with high problem-solving skills can also explain their understanding
of the problem well. Students with moderate problem-solving abilities can work on test questions well,
but in the process, they experience errors in interpreting information, causing errors in solving them.
Students with low problem-solving skills have quite a bit of difficulty in solving the test questions
given.
Keywords: understanding, problem solving, story problems, shape and space

How to Cite: Chasanah, A. N., As’ari, A. R., & Sulandra, I. M. (2021). Analisis kemampuan pemahaman
matematika dalam menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains,
9(2), 107-115. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v9i1.31642

Permalink/DOI: DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v9i1.31642

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 108
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

PENDAHULUAN pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan


dengan pemahaman yang matang, maka siswa
Matematika dapat digunakan sebagai alat
dapat memecahkan masalah dan mampu
untuk membuat pekerjaan menjadi lebih
mengaplikasikan pembelajaran pada dunia
mudah, efektif, dan efisien. Hal ini sejalan
nyata. Sedangkan pemecahan masalah menjadi
dengan pernyataan Cockcroft (1982) bahwa
penting dalam tujuan pendidikan matematika
matematika harus diajarkan karena penting dan
(Anwar et al., 2016). Hal ini disebabkan dalam
berguna dalam berbagai bidang, sebagai media
kehidupan sehari-hari manusia memang tidak
komunikasi, dapat menyajikan informasi dalam
lepas dari yang namanya masalah.
berbagai cara, dan memberikan kepuasan
Kemampuan pemecahan masalah penting
dalam memecahkan masalah. Matematika baik
dalam matematika, bukan saja bagi mereka
secara teknis maupun konten dapat membantu
yang akan untuk mendalami matematika, tetapi
siswa menangani masalah yang kompleks di era
juga bagi mereka yang akan menerapkannya
digital seperti sekarang ini (Gravemaijer et al.,
dalam bidang studi lain (Sumartini, 2016).
2017). Lebih lanjut, matematika adalah cabang
Kelemahan dalam memecahkan masalah adalah
ilmu yang mencangkup lima tahapan yaitu
siswa lemah dalam menganalisis soal,
bermain bebas, generalisasi, respresentasi,
memonitor proses penyelesaian, dan
simbolisasi, dan formalisasi (Depdiknas, 2006).
mengevaluasi hasilnya (Prasetyani et al., 2016).
Pembelajaran matematika pada pendidikan
Lebih lanjut, Marlina (2013) menyatakan
menengah bertujuan supaya siswa memiliki
bahwa melalui soal cerita, siswa dituntut untuk
kemampuan memahami konsep matematika,
memecahkan masalah melalui kemampuannya
menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
dalam memahami, merancang, dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan
menyelesaikan soal cerita. Akan tetapi,
masalah (Mawaddah & Maryanti, 2016).
kenyataan menunjukkan salah satu kesulitan
Terdapat kategorisasi pemahaman ke
yang dialami siswa dalam pembelajaran
dalam tiga jenis, yaitu pemahaman
matematika adalah menyelesaikan soal cerita
instrumental, relasional, dan formal (Bahar et
(Nurhayati, 2013). Soal cerita merupakan
al., 2012). Pemahaman instrumental adalah
bentuk soal yang menyajikan permasalahan
kemampuan untuk menerapkan prosedur dalam
yang terkait kehidupan sehari-hari dalam
menyelesaikan masalah tanpa mengetahui
bentuk cerita (Jumiati & Zanthy, 2020).
alasan mengapa prosedur tersebut dapat
Soal cerita merupakan pokok bahasan
bekerja. Pemahaman relasional adalah
yang sulit dikuasai siswa di Indonesia dan di
kemampuan menurunkan prosedur khusus dari
negara-negara lain (Hidayati, 2019). Hal ini
hubungan matematika yang lebih umum
dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan
(Widyasari, 2018). Siswa dengan pemahaman
siswa saat menyelesaikan soal cerita yang
relasional memiliki pemahaman konsep yang
diberikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi
lebih kokoh daripada siswa dengan pemahaman
khusus dalam memecahkan masalah
instrumental. Siswa yang memiliki pemahaman
matematika khususnya mengenai soal cerita.
relasional tidak bergantung pada rumus-rumus
Siswa dalam membaca soal cerita memerlukan
matematika dalam memecahkan masalah
ketelitian dalam memahami bacaan soal untuk
(Atmaja, 2021). Sementara itu, pemahaman
memastikan bahwa mereka mengerti yang
formal adalah kemampuan menghubungkan
dibaca (Lutvaidah & Hidayat, 2019). Siswa
simbol dan notasi matematika dengan ide-ide
juga memerlukan waktu lebih lama dalam
matematika dan menggabungkannya ke dalam
memahami teks soal yang sulit, karena siswa
rangkaian penalaran yang logis sesuai dengan
harus memperhatikan, memvisualisasikan
kemampuan siswa.
informasi untuk membantu mengingat, dan
Siswa yang memiliki pemahaman formal
mengerti dengan yang dibaca (Yuwono et al.,
dapat menghubungkan konsep yang satu
2018). Hal ini sesuai dengan pendapat Harvey
dengan yang lain untuk memecahkan masalah
dan Goudvis (2007) bahwa kesadaran
dan menggunakan penalaran logis untuk
memahami bacaan merupakan proses yang
mendukung argumennya dalam memecahkan
berkelanjutan dan terus berkembang sesuai
masalah (Fauziah et al., 2016). Pemahaman
dengan yang dipikirkan pembaca.
berperan penting dalam memecahkan masalah.
Pemecahan masalah membutuhkan
Hal ini sesuai pendapat Komariyah et al. (2018)
proses memahami bacaan dan menggunakan
bahwa pemahaman materi penting dalam
pengetahuan matematika, serta penggunaan

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 109
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

operasi matematika (Özsoy et al., 2015). tahapan selanjutnya yaitu melakukan reduksi
Kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal hasil wawancara. Setelah itu, menganalisis hasil
cerita dapat dilatih. Salah satu kerangka yang tes tulis dan transkrip wawancara siswa dalam
dapat digunakan dalam menyelesaikan soal menyelesaikan masalah soal cerita pada materi
ceria adalah kerangka yang dikembangkan oleh bangun ruang.
PISA atau yang lebih dikenal PISA problem Pemahaman siswa dalam menyelesaikan
solving famework (Hamidy & Jailani, 2019). masalah pada PISA merupakan kemampuan
Pemecahan masalah menurut PISA 2012 yaitu siswa menggunakan suatu situasi, fakta,
exploring and understanding yang terkait konsep, prinsip, menghubungkan informasi
dengan semua informasi dalam permasalahan. baru dengan pengetahuan sebelumnya, serta
Representing and formulating yang terkait dapat menarik kesimpulan dari tabel, data, dan
dengan mengkonstruksi grafik, simbol, atau grafik untuk memeroleh jawaban dari soal yang
visual representasi dari masalah termasuk berhubungan dengan simbol, variabel, dan
hipotesis tentang faktor dan hubungan. persamaan dengan menggunakan konsep,
Planning and executing yang menentukan pengatahuan, rumus, dan perhitungan (Umam,
tujuan dan rencana dalam menyelesaikan 2015). Indikator yang digunakan dalam
masalah dan mengeksekusinya. Monitoring and penelitian ini meliputi reasoning and argument,
reflecting yang melakukan pemantauan dan devising strategies for solving problems, using
memeriksa kembali informasi atau strategi yang symbolic and operation, mathematising, dan
digunakan dalam menyelesaikan masalah. communication. Sementara itu, adapun rincian
Berdasarkan hasil penelitian yang indikator pemahaman siswa dalam
dilakukan Putra et al. (2018) menunjukkan menyelesaikan masalah pada PISA dapat
tingkat pemecahan masalah siswa dalam disajikan pada Tabel 1.
menyelesaikan bangun ruang masih rendah.
Sebagian besar siswa tidak memahami masalah Tabel 1. Indikator pemahaman matematis
pada soal yang diberikan dan tidak memiliki No. Kemampuan Indikator
ketwrampilan proses dalam menyelesaikannya. 1. Reasoning and Siswa menalar dan
Hal ini disebabkan masih banyak siswa yang Argument memberi alasan,
menghafalkan rumus volume dan luas menganalisis
informasi,
permukaan bangun ruang, tetapi mereka masih
menyimpulkan
sulit dalam mengaplikasikannya dalam soal informasi
(Sari et al., 2014). Oleh karena itu, berdasarkan 2. Devising Siswa merencanakan
uraian latar belakang masalah tersebut, maka Strategies for strategi penyelesaian
penelitian ini mengkaji mengkaji analisis Solving Problem masalah
kemampuan pemahaman matematika dalam
menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang. 3. Using Symbolic Siswa menggunakan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan and Operation simbol dan melakukan
kemampuan pemahaman matematis siswa operasi hitung untuk
dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang. menyelesaikan masalah
4. Mathematizing Siswa mengubah
permasalahan dari
METODE
dunia nyata ke bentuk
Penelitian deskriptif kualitatif ini matematika atau
dilakukan terhadap tiga orang siswa MTs sebaliknya dengan
Pulosari kelas VIII. Adapun rinciannya yaitu menafsirkan model
satu siswa dengan kemampuan penyelesaian matematika ke dalam
dunia nyata dan
masalah tinggi, satu siswa dengan kemampuan
permasalahan aslinya
penyelesaian masalah sedang, dan satu siswa
dengan kemampuan penyelesaian masalah 5. Communication Siswa
mengkomunikasikan
rendah. Instrumen yang digunakan pada
penalaran, alasan,
penelitian ini adalah lembar soal tes informasi, langkah, dan
kemampuan penyelesaian masalah soal cerita hasil dari penyelesaian
yang berisi dua butir soal dan pedoman masalah.
wawancara untuk memperkuat data tulis
jawaban siswa. Setelah semua data terkumpul,

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 110
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Gambar 2 dapat dijabarkan


Siswa dengan kemampuan penyelesaian setiap indikator pemahaman siswa dalam
masalah tinggi (ST1) dapat menjawab butir soal menyelesaikan masalah pada PISA. Pada
1 dan 2 secara benar. Adapun jawaban siswa indikator reasoning and argument
dengan kemampuan penyelesaian masalah menunjukkan siswa melakukan penalaran dan
tinggi (ST1) pada butir soal nomor 1 dan 2 memberi alasan pada pertanyaan 1 untuk
dapat ditunjukkan pada Gambar 1. menentukan banyaknya sisi kubus yang terkena
cat hanya pada satu sisinya. Pada pertanyaan 2
untuk mencari jumlah maksimum buku yang
dapat dimasukkan ke dalam kotak. Pada
indikator devising startegi for soling problem
menunjukkan siswa tidak merencanakan
strategi, namun langsung melakukan
perhitungan pada pertanyaan 1 dengan mencari
jumlah keseluruhan kubus, serta langsung
mencari volume dari kotak dan buku pada
pertanyaan 2. Pada indikator using symbolic
and operation menunjukkan siswa
menggunakan operasi penjumlahan dan
perkalian pada pertanyaan 1.
Siswa juga menggunakan simbol dan
operasi perkalian untuk mencari rumus volume
pada pertanyaan 2. Pada indikator
mathematizing menujukkan siswa melakukan
mathematizing dengan mencari luas permukaan
Gambar 1. Jawaban siswa ST1 pada (a) soal
dalam menentukan banyak kubus kecil yang
nomor 1 dan (b) nomor 2
terkena cat hanya pada satu sisinya pada
pertanyaan 1. Siswa juga mencari volume kotak
Setelah siswa ST1 mampu menjawab
dan volume buku untuk menentukan jumlah
butir soal pada instrumen soal cerita, meraka
buku yang dpaat dimasukkan ke dalam kotak
kemudian diwawancarai untuk mengetahui
pada pertanyaan 2. Sementara itu, pada
tanggapan mengenai soal cerita bangun ruang.
indikator communication menujukkan siswa
Adapun hasil dokumentasi script wawancara
dapat mengikonikasiakan informasi yang
dengan siswa ST1 mengenai soal cerita nomor
dipahami dalam masalah, menjelaskan setiap
1 dapat ditunjukkan pada Gambar 2.
langkah pengerjaan, serta menarik kesimpulan
pada setiap pertanyaan. Dalam sesi wawancara,
siswa mampu menjelaskan yang mereka
pahami dari soal serta informasi yang mereka
dapat dari soal, walaupun penjelasannya ada
beberapa kesalahan. Berdasarkan wawancara,
siswa mampu menjelaskan setiap langkah yang
dilakukannya dalam memperoleh hasil
penyelesaian dari soal yang dikerjakannya.
Siswa dengan kemampuan penyelesaian
masalah sedang (SS2) mampu menyelesaikan
pengerjaan soal cerita nomor 1 dan 2. Adapun
jawaban siswa dengan kemampuan
penyelesaian masalah sedang (SS2) pada butir
soal nomor 1 dan 2 dapat ditunjukkan pada
Gambar 3.

Gambar 2. Script wawancara ST1 pada soal


nomor 1

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 111
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

pertanyaan 2. Pada indikator using symbolic


and operation menunjukkan siswa
menggunakan operasi penjumlahan dan
perkalian pada pertanyaan 1. Siswa juga
menggunaka simbol dan operasi perkalian
untuk mencari rumus volume pada pertanyaan
2. Pada indikator mathematizing, siswa
melakukan mathematizing dengan mencari
setiap sisi dari balok yang terkena cat hanya
pada satu sisinya di kubus kecil pada
pertanyaan 1. Siswa juga mencari volume kotak
dan volume buku untuk menentukan jumlah
buku yang dimasukkan ke dalam kotak pada
pertanyaan 2.
Pada indikator communication
menujukkan siswa mampu mengkomunikasikan
Gambar 3. Jawaban siswa SS2 pada (a) soal informasi, masalah, langkah-langkah, serta
nomor 1 dan (b) nomor 2 menarik kesimpulan dari penyelesaian masalah
yang dilakukan pada setiap pertanyaan. Akan
Setelah siswa SS2 mampu menjawab tetapi, terjadi kesalahan ketika menerima
butir soal pada instrumen soal cerita, meraka informasi pada pertanyaan 1, sehingga terjadi
kemudian diwawancarai untuk mengetahui kesalahan saat penyelesaian masalah.
tanggapan mengenai soal cerita bangun ruang. Sementara itu, siswa dengan kemampuan
Adapun hasil dokumentasi script wawancara penyelesaian masalah rendah (SR3) hanya
dengan siswa SS2 mengenai soal cerita nomor mampu menyelesaikan soal cerita mengenai
1 dapat ditunjukkan pada Gambar 4. bangun ruang pada soal nomor 2 saja. Adapun
jawaban siswa dengan kemampuan
penyelesaian masalah rendah (SR3) pada butir
soal nomor 1 dan 2 dapat ditunjukkan pada
Gambar 5.

Gambar 4. Script wawancara SS2 pada soal


nomor 1 Gambar 5. Jawaban siswa SR3 pada soal
nomor 2
Berdasarkan Gambar 3 dapat dijabarkan
setiap indikator pemahaman siswa dalam Berdasarkan Gambar 5 dapat dijabarkan
menyelesaikan masalah pada PISA. Pada setiap indikator pemahaman siswa dalam
indikator reasoning and argument menyelesaikan masalah pada PISA. Pada
menunjukkan bahwa siswa tidak dapat indikator reasoning and argument
melakukan penalaran serta masih bingung menunjukkan siswa melakukan penalaran
dalam memberikan alasan terkait pertanyaan terkait pertanyaan kedua, namun siswa
pertama. Pada indikator devising strategies and melakukan kesalahan dalam menerima
operation menujukkan siswa tidak informasi pada soal. Hal ini menyebabkan
merencanakan strategi, namun langsung siswa kesulitan dalam mnejelaskan maksud dari
melakukan perhitungan pada pertanyaan 1 dan soal nomor 1. Pada indikator devising strategies

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 112
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

and operation menunjukkan siswa tidak menafsirkan masalah ke dalam model


merencanakan strategi, namun langsung matematika. Pada pertanyaan pertama, siswa
melakukan perhitungan dalam mencari jumlah menggunakan rumus luas permukaan dalam
buku yang dapat dimasukkan dalam kotak pada menyelesaiakan maslah, serta menggunakan
pertanyaan 2, serta sama sekali tidak volume balok dalam menentukan jumlah buku
mengerjakan pertanyaan 1. Pada indikator yang dapat dimasukkan dalam kotak. Pada
using symbolic and operation menujukkan indikator communication menunjukkan siswa
siswa menggunakan symbol, operasi perkalian, mampu mengkomunikasikan informasi yang
dan pembagian untuk mencari rumus volume terdapat pada soal, masalah yang ditanyakan
dan jumlah buku pada pertanyaan 2. dari soal, serat mampu menjelaskan langkah
Pada indikator mathematizing dalam menyelesaikan soal. Akan tetapi, dalam
menujukkan siswa hanya melakukan pengerjaanya siswa tidak melakukan penarikan
mathematizing pada pertanyaan 2 dan tidak kesimpulan dalam menyelesaikan masalah.
mengerjakan pertanyaan 1. Sementara itu, pada Siswa dengn kemampuan penyelesaian
indikator communication menujukkan siswa masalah sedang (SS2) menunjukkan temuanya
mampu mengkomunikasikan informasi serta pada indikator reasoning and argument bahwa
menjelaskan tahapan pengerjaan pada siswa mampu melakukan penalaran dan
pertanyaan 2. Akibatnya siswa mengalami memberikan argumen terkait pengerjaan pada
kesalahan dalam menerima serta pertanyaan 2. Siswa mengalami kesulitan
menyampaikan infmasi pada pertanyaan 1, dalam memahami pertanyaan pertama,
sehingga siwa tidak mampu mengerjakan sehingga terdapat kesalahan dalam
pertanyaan 1. Lebih lanjut, berdasarkan temuan penyelesaiaannya. Hal ini disebakan siswa
penelitain tersebut, maka siswa dengan kurang cermat dalam membaca soal tes. Hal ini
kemampuan penyelesaian masalah tinggi (T) sesuai dengan pernyataan Agnesti dan Amelia
dalam menyelesaikan masalah sesuai indikator (2020) bahwa siswa dalam membaca soal cerita
reasoning and argument menunjukkan siswa memerlukan ketelitian dalam memahami
mampu melakukan penalaran serta memberikan bacaan soal untuk memastikan bahwa mereka
argumen terakit langkah dan informasi yang mengerti yang dibaca. Siswa juga memerlukan
mereka peroleh dari soal. waktu lebih lama dalam memahami teks soal
Berdasarkan kategori pemahaman ini, yang sulit, karena siswa harus memperhatikan
siswa telah berada pada tahap pemahaman dan memvisualisasikan informasi.
formal dimana siswa mampu menghubungkan Pada indikator devising strategies and
simbol dan notasi matematika dengan ide operation menunjukkan siswa tidak
matematika dan menggabungkannya ke dalam merencakan strategi pemecahan masalah serta
rangkaian penalaran yang logis sesuai dengan langsung melakukan perhitungan terhadap soal.
kemampuan siswa tersebut (Ruswana, 2019). Pada indikator using symbolic and operation
Pada indikator devising strategies and menunjukkan siswa menggunakan simbol dan
operation menunjukkan siswa tidak operasi dalam menyelesaikan pertanyaan
merencanakan strategi yang akan digunakan nomor 2. Akan tetapi, siswa mengalami
dalam menyelesaiakan soal cerita, sehingga kesalahan dalam melakukan operasi pada soal
siswa langsung mengerjakan soal yang nomor 1. Hal ini disebabkan kesalahan siswa
diberikan. Pada indikator using symbolic and dalam menganalsis soal. Hal tersebut sejalan
operation menunjukkan siswa mampu dengan penyataan Anggraini dan Hendroanto
menggunakan operasi dan simbol dalam (2021) bahwa kelemahan dalam memecahkan
menyelesaikan masalah yang diberikan. Pada masalah adalah lemahnya siswa dalam
pertanyaan pertama dan kedua, siswa menganalisis soal, memonitor proses
menggunakan simbol yang menyatakan penyelesaian, dan mengevaluasi hasilnya.
panjang, lebar, dan tinggi bangun ruang. Dalam hasil wawancara, siswa tidak melakukan
Sesuai dengan pernyataan Laily (2014) evaluasi terhadap pengerjaannya. Pada
bahwa pemecahan masalah membutuhkan indikator mathematizing menunjukkan siswa
proses memahami bacaan dan menggunakan mampu menafsirkan masalah ke dalam model
pengetahuan matematika, serta penggunaan matematika unuk pertanyaan nomor 2.
operasi matematika. Dalam kasus ini, siswa Siswa mengalami kesulitan dalam
telah melakukan ketiganya. Pada indikator mengerjakan soal pertama. Hal ini disebabkan
mathematising menunjukkan siswa mampu kurangnya keterampilan dalam memanipulasi

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 113
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

rumus. Hal ini sesuai pernyataan Rianti (2018) masalah yang tidak didefiniskan terlebih
bahwa tingkat pemecahan masalah siswa dalam dahulu. Pada pertanyaan nomor 1, siswa tidak
menyelesaikan bangun ruang masih rendah. menafsirkan permasalahan ke dalam soal,
Sebagian besar siswa tidak memahami masalah sehingga siswa tidak menjawab nomor 1.
pada soal serta tidak memiliki keterampilan Sesuai dengan pernyataan Yuwono et al.
dalam menyelesaikannya. Sementara itu, pada (2018) bahwa tingkat pemecahan masalah
indikator communication menunjukkan siswa siswa dalam menyelesaikan bangun ruang
dapat mengkomunikasikan informasi yang masih rendah. Sebagian besar siswa tidak
diperoleh dari soal pada pertanyaan 2. Siswa memahami masalah pada soal yang diberikan
mengalami kesulitan dalam menjelaskan soal serta tidak memiliki ketrampilan dalam
nomor 1. Siswa dengan kemampuan sedang menyelesaikannya. Hal ini disebabkan banyak
mampu menjelaskan langkah pemecahan siswa yang menghafalkan rumus volume dan
masalah yang dilakukannya pada pertannyaan luas permuakaan bangun ruang, tetapi mereka
2, namun mengalami kesalahan langkah pada masih sulit dalam mengaplikansikannya dalam
soal nomor 1. Hal ini disebabkan karena soal. Pada indikator communication
kurangnya ketelitian siswa dalam membaca menunjukkan siswa mampu mengomunikasikan
soal serta kurangnya pemahaman terkait yang informasi yang dipahaminya dari soal pada
ditanyakan pada soal. pertanyaan 2. Akan tetapi, siswa mengalami
Siswa dengan kemampuan penyelesaian kesulitan meyampaikan informasi terkait
masalah rendah (SR3) menunjukkan temuanya pertanyaan nomor 1 yang disebabkan siswa
pada indikator reasoning and argument bahwa tidak memahami yang ditanyakan dari soal
siswa mampu mengerjakan soal nomor 2 yang. Hal ini disebabkan kurangnya siswa
dengan benar. Siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi bangun ruang.
memberikan alasannya menggunakan rumus. Temuan tersebut sesuai dengan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Qomariah pernyataan Sukaesih et al. (2020) bahwa
(2016) bahwa siswa mempunyai pemahaman pemahaman materi penting dalam pembelajaran
instrumental. Pemahaman instrumental matematika, karena dengan pemahaman yang
merupakan kemampuan menerapkan prosedur matang maka siswa dapat memecahkan
dalam menyelesaikan masalah tanpa masalah dan mampu mengaplikasikan
mengetahui alasan mengapa prosedur dapat pembelajaran pada dunia nyata. Pada
bekerja. Sedangkan untuk soal nomor 1 tidak pertanyaan 2, sisws mampu menjelaskan
mencapai tahap penalaran, sehingga langkah penyelesaian masalah. Melalui proses
menyebabkan siswa tidak dapat mengerjakan wawancara, siswa mengatakan bahwa mereka
soal nomor 1. Pada indikator devising strategies memahami pengerjaan soal karena terdapat
and operation menunjukkan siswa tidak gambar soal, sehingga siswa langsung
merencanakan stratgei pemecahan masalah. terkoneksi dengan volume balok setelah
sehingga siswa langsung melakukan melihat gambar yang terdapat pada soal.
perhitungan terhadap soal nomor 2. Namun hal ini tidak berlaku pada pertanyaan
Pada indikator using symbolic and nomor 1. Siswa tidak dapat mengkoneksikan
operation menunjukkan siswa mampu gambar dengan pertanyaan dalam soal,
menggunakan simbol dan operasi dalam sehingga menyebabkan siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah terutama pada soal mengerjakan pertanyaan nomor 1.
nomor 2. Akan tetapi, siswa tidak mampu me-
ngerjakan soal nomor 1. Sejalan dengan temuan SIMPULAN
tersebut, Fatimah (2012) mengemukakan
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka
bahwa pemecahan masalah membutuhkan
dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman
proses memahami bacaan dan menggunakan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi
pengetahuan matematika, serta penggunaan
bangun ruang untuk siswa berkemampuan
operasi matematika. Dalam hal ini, siswa tidak
tinggi adalah siswa mampu melakukan
memahami soal dan siswa tidak melakukan
penalaran terhadap soal yang diberikan serta
ketiganya. Pada indikator mathematizing
mampu memberikan argumen terkait informasi
menunjukkan siswa mampu menafsirkan
yang dipahaminya. Siswa tidak melakukan
masalah ke dalam model matematika untuk
perencanaan strategi penyelesaian masalah,
pertanyaan nomor 2, walaupun pada
sehingga langsung melakukan perhitungan.
pengerjaannya ada beberapa penyelesaian

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 114
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

Pemahaman siswa dalam menyelesaikan Depdiknas. (2006). Standar isi untuk satuan
masalah pada siswa berkemampuan sedang pendidikan dasar dan menengah:
adalah siswa mampu melakukan penalaran serta standar kompetensi dan kompetensi
mampu menjelaskan yang mereka pahami dari dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.
soal nomor 2. Siswa tidak melakukan penalaran
Fatimah, F. (2012). Kemampuan komunikasi
pada soal nomor 1, sehingga pada
matematis dan pemecahan masalah
pengerjaannya hanya mencari jumlah
melalui problem based-learning. Jurnal
keseluruhan kubus kecil. Pemahaman siswa
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,
dalam menyelesaikan masalah soal cerita pada
16(1), 249-259.
siswa berkemampuan rendah adalah siswa
mampu melakukan penalaran pada soal nomor Fauziah, L. U., Hobri, H., & Oktavianingtyas,
2 serta dapat mengerjakan soal nomor 2 dengan E. (2016). Penalaran logis dalam
benar. Siswa tidak mendefinisikan terlebih memecahkan masalah matematika pokok
dahulu variabel dari penyelesaian soalnya. bahasan aritmatika sosial pada siswa
Sedangkan untuk soal nomor 1, siswa tidak kelas VII SMP Negeri 4 Jember. Jurnal
mampu melakukan penalaran terhadap soal. Edukasi, 3(1), 15-17.
Gravemeijer, K., Stephan, M., Julie, C., Lin, F.
DAFTAR PUSTAKA L., & Ohtani, M. (2017). What
Agnesti, Y., & Amelia, R. (2020). Analisis mathematics education may prepare
kesalahan siswa kesalahan VIII SMP di students for the society of the future?.
Kabupaten Bandung Barat dalam International Journal of Science and
menyelesaikan soal cerita pada materi Mathematics Education, 15(1), 105-123.
perbandingan ditinjau dari gender. Jurnal Hamidy, A., & Jailani, J. (2019). Kemampuan
Cendekia: Jurnal Pendidikan proses matematis siswa Kalimantan
Matematika, 4(1), 151-162. Timur dalam menyelesaikan soal
Anggraini, R. R. D., & Hendroanto, A. (2021). matematika model PISA. Jurnal Riset
Analisis kemampuan pemecahan Pendidikan Matematika, 6(2), 133-149.
masalah matematika siswa kelas VIII Harvey, S., & Goudvis, A. (2007). Strategies
ditinjau dari gaya belajar. Aksioma: that work: Teaching comprehension for
Jurnal Matematika dan Pendidikan understanding and engagement.
Matematika, 12(1), 31-41. Stenhouse Publishers.
Anwar, R. B., Yuwono, I., As’ari, A. R., & Hidayati, R. (2019). Analisis kesalahan dalam
Rahmawati, D. (2016). Mathematical menyelesaikan soal persamaan kuadrat
representation by students in building siswa SMK Kesehatan. Math Didactic:
relational understanding on concepts of Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 93-
area and perimeter of rectangle. 100.
Educational Research and Reviews,
11(21), 2002-2008. Jumiati, Y., & Zanthy, L. S. (2020). Analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan
Atmaja, I. M. D. (2021). Koneksi indikator soal cerita persamaan dan
pemahaman konsep matematika dan pertidaksamaan linear satu variabel.
keterampilan metakognisi. Nusantara: Jurnal Pembelajaran Matematika
Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(7), Inovatif, 3(1), 11-18.
2048-2056.
Komariyah, S., Afifah, D. S. N., &
Bahar, E. E., Rahman, A., & Minggi, I. (2012). Resbiantoro, G. (2018). Analisis
Analisis pemahaman mahasiswa pemahaman konsep dalam memecahkan
terhadap konsep limit fungsi di satu titik masalah matematika ditinjau dari minat
(Studi kasus pada mahasiswa Jurusan belajar siswa. Sosiohumaniora: Jurnal
Matematika FMIPA UNM). Sainsmat: Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(1),
Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 12-22.
1(2), 181-190.
Laily, I. F. (2014). Hubungan kemampuan
Cockcroft, W. H. (1982). Mathematics counts. membaca pemahaman dengan
London: HM Stationery Office. kemampuan memahami soal cerita

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458


Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 9 (2), 2021, 115
Allifia Nur Chasanah, Abdur Rahman As’ari, I Made Sulandra

matematika sekolah dasar. Eduma: introvert. Apotema: Jurnal Program


Mathematics Education Learning and Studi Pendidikan Matematika, 2(1), 87-
Teaching, 3(1), 92-102. 85.
Lutvaidah, U., & Hidayat, R. (2019). Pengaruh Rianti, R. (2018). Profil kemampuan
Ketelitian membaca soal cerita terhadap pemecahan masalah matematis siswa
kemampuan pemecahan masalah SMP pada materi bangun ruang sisi
matematika. Jurnal Kajian Pendidikan datar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(2),
Matematika, 4(2), 179-188. 802-812.
Marlina, L. (2013). Penerapanlangkah Polya Ruswana, A. M. (2019). Meningkatkan
dalam menyelesaikan soal cerita keliling kemampuan pemahaman matematis
dan luas persegi panjang. Jurnal mahasiswa melalui pembelajaran
Elektronik Pendidikan Matematika kooperatif tipe formulate-share-listen-
Tadulako, 1(1), 45-54. create (FSLC). Prisma Sains: Jurnal
Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran
Mawaddah, S., & Maryanti, R. (2016).
Matematika dan IPA IKIP Mataram,
Kemampuan pemahaman konsep
7(1), 91-99.
matematis siswa SMP dalam
pembelajaran menggunakan model Sari, P., Bennu, S., & Mallo, B. (2014).
penemuan terbimbing (discovery Penerapan metode penemuan terbimbing
learning). Edu-Mat: Jurnal Pendidikan berbantuan alat peraga untuk
Matematika, 4(1), 18-23. meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII pada materi luas permukaan dan
Nurhayati, N. (2013). Penerapan langkah-
volume limas di SMP Negeri 19 Palu.
langkah Polya untuk meningkatkan hasil
Aksioma, 3(2), 156-169.
belajar siswa dalam menyelesaikan soal
cerita himpunan di kelas VII SMP Sukaesih, E. S., Indiati, I., & Purwosetiyono, F.
Nasional Wani. Jurnal Elektronik D. (2020). Kemampuan pemahaman
Pendidikan Matematika Tadulako, 1(1), konsep matematis siswa dalam
9-16. memecahkan masalah kontekstual
ditinjau dari komunikasi matematis
Özsoy, G., Kuruyer, H. G., & Çakıroğlu, A.
siswa. Imajiner: Jurnal Matematika dan
(2015). Evaluation of students’
Pendidikan Matematika, 2(4), 310-320.
mathematical problem solving skills in
relation to their reading levels. Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan
International Electronic Journal of kemampuan pemecahan masalah
Elementary Education, 8(1), 113-132. matematis siswa melalui pembelajaran
berbasis masalah. Mosharafa: Jurnal
Prasetyani, E., Hartono, Y., & Susanti, E.
Pendidikan Matematika, 5(2), 148-158.
(2016). Kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa kelas XI dalam Umam, K. (2015). Pemahaman siswa dalam
pembelajaran trigonometri berbasis pemechan masalah matematika
masalah di SMA Negeri 18 Palembang. berdasarkan gaya belajar divergen.
Jurnal Gantang, 1(1), 34-44. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(1)
2477-3581
Putra, H. D., Thahiram, N. F., Ganiati, M., &
Nuryana, D. (2018). Kemampuan Widyasari, T. (2018). Pemahaman siswa dalam
pemecahan masalah matematis siswa pemecahan masalah matematika.
SMP pada materi bangun ruang. Jurnal Cendikia, 2(1), 77-91.
Ilmiah Pendidikan Matematika, 6(2), 82-
Yuwono, T., Supanggih, M., & Ferdiani, R. D.
90.
(2018). Analisis kemampuan pemecahan
Qomariah, N. (2016). Profil pemahaman siswa masalah matematika dalam
SMA dalam memecahkan masalah menyelesaikan soal cerita berdasarkan
persamaan kuadrat ditinjau dari prosedur Polya. Jurnal Tadris
perbedaan kepribadian extrovert dan Matematika, 1(2), 137-144.

Copyright © 2021, JPMS, p-ISSN: 1410-1866, e-ISSN: 2549-1458

Anda mungkin juga menyukai