Anda di halaman 1dari 10

1.

Kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu kemampuan


penting yang harus dimiliki siswa karena dalam kehidupan
sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai
masalah yang harus diselesaikan dan menuntut kreativitas agar
mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya
(Permatasari, 2014).
Permatasari, Yuli. 2014. Persepsi Mahasiswa Terhadap Praktik
Manajemen Laba.

Skripsi. Makassar: FE Universitas Hasanuddin.


2. Selain itu salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
pencapaian pemecahan masalah IPA pada siswa juga berasal dari
dalam diri siswa sendiri, yang merasa sukar mencerna pelajaran
IPA karena materinya dianggap sulit dan harus banyak menghafal
(Rahayu et al 2021).
Rahayu, A. H., Sopandi, W., Anggaeni, P., Tursinawati, &
Septinaningrum. (2021). Keterampilan Berpikir

Kritis Mahasiswa PGSD Melalui Pembelajaran Read-Answer-


Discuss-Explain-And Create (RADEC)

Yang Berorientasi Masalah. Jurnal Educatio, 7(3), 680–686.

Https://Doi.Org/10.31949/Educatio.V7i3.1113
3. jika menemukan masalah dalam kehidupannya yang berkaitan
dengan konsep yang dimiliki, bahkan siswa kurang mampu
menentukan masalah dan merumuskannya (Trianto, 2009).

Triantono.(2007). Model-model Pembelajarn


Inovatif.Jakarta.Prestasi Pustaka.
4. Selain itu, rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa juga
dibuktikan dari rendahnya skor yang diperoleh siswa Indonesia
dalam mengikuti tes TIMSS (Trends International Mathematics
and Science). Berdasarkan hasil penelitian TIMSS yang mengukur
tingkat pengetahuan siswa dari sekedar mengetahui fakta,
konsep dan menggunakannya untuk memecahkan masalah yang
sederhana hingga masalah yang memerlukan penalaran tinggi.
Hasil dari penelitian TIMSS pada tahun 2011, skor yang
diperoleh Indonesia adalah 406 yang merupakan skor terkecil
nomor lima, sedangkan pada tahun 2015 Indonesia memperoleh
skor 397 yang merupakan terkecil nomor empat dari 64 negara.
Skor yang diperoleh menempatkan Indonesia pada predikat Low
Science Benchmark (Martin., et al, 2015).
Martin. 2015. “Working Capital Management: Everything You
Need to Know.” Cleverism. June 17.
https://www.cleverism.com/working-capital-
management-everything-need-know/.

5. Model pembelajaran RADEC adalah Model pembelajaran RADEC


merupakan model pembelajaran yang dirancang dari inquiry
learning lalu dimodifikasi sedemikian rupa sama dengan kondisi
siswa di Indonesia. Model pembelajaran RADEC adalah alternatif
pilihan model pembelajaran yang menjadi solusi atas
problematika pendidikan di Indonesia (Sopandi, 2017).
Sopandi, W., Pratama, Y., & Handayani, H. (2018). Profil
Perubahan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Dasar Dan
Menengah Melalui Sosialisasi Dan Workshop Read-Answer-
Discuss-Explain-And Create (RADEC). Premiere Educandum:
Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(1).

6. Model ini diperkenalkan Sopandi pada tahun 2017 dalam kegiatan


seminar Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Pembentukan
nama model ini disesuaikan dengan rangkaian kegiatan
pembelajarannya antara lain Read, Answer, Discussion, Explain,
dan Create (RADEC). Sintaks model RADEC mudah untuk diingat
guru di jenjang pendidikan dasar dan menengah (Sopandi, dkk.
2018).
Sopandi, W. (2017). The Quality Improvement of Learning
Processes and Achievements Through the Read-Answer-Discuss-
Explain-and. In M. Keong, L. Hong, & R. Rao (Eds.),
Proceeding 8th Pedagogy International Seminar 2017 (pp.
132–139). Kuala Lumpur: Institut Pendidikan Guru Kampus
Ilmu Khas.
7. Model pembelajaran RADEC dapat digunakan untuk meningkatkan
pemecahan berpikir kritis Hal ini ditunjukan dengan salah satu
penelitian yang dilaksanakan oleh Indi Fauziani yang mana
dengan pembelajaran model RADEC dapat meningkatkan pola
berpikir kritis siswa (Indi Fauziani, 2021).
Nina Pratiwi Susanti, 2019

PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA


MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN READ-ANSWER-DISCUSS-EXPLAIN-AND-CREATE (RADEC)


PADA MATERI
PEMANASAN GLOBAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
8. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran RADEC
melalui sintak-sintaknya sesuai dengan teori konstruktivime
Vigotsky dimana kemampuan aktual siswa terlihat ketika
menyelesaikan tugas tanpa bantuan oarang lain dan kemampuan
potensial siswa terlihat ketika menyelesaikan tugas dengan
bantuan oarang lain (Aditya Rini kusumaningpuri, 2021).
Kusumaningpuri, Aditya Fauziati, Endang
2021/07/17
SP - 103
EP - 111
T1 - Model Pembelajaran RADEC dalam Perspektif Filsafat
Konstruktivisme Vygotsky
VL - 3
DO - 10.36232/jurnalpendidikandasar.v3i2.1169
JO - Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar

9. Posamentier dan Krulik (dalam Pitasari, 2014) mengemukakan


pendapatnya mengenai masalah ‘a problem is a situation that
confronts the earner, that requires resolution, and for which
the path to the answer is not immediately known'. Berdasarkan
pengertian yang dipaparkan oleh Posamentier dan Krulik, bahwa
masalah merupakan suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang
yang memerlukan suatu pemecahan, serta di dalam menjawab
permasalahan tersebut tidak dapat langsung ditemukan
jawabannya.
Pitasari,R.G. (2014). Perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa antara

pembelajaran kontekstual rangka

bermodifikasi dengan pembelajaran

konvensional. (Skripsi). Sekolah

Sarjana,Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung


10. Selain itu Bell (dalam Sahyudin, 2014) menyatakan bahwa
‘suatu situasi merupakan suatu masalah bagi seseorang jika ia
menyadari keberadaannya, mengakui bahwa situasi tersebut
memerlukan tindakan, ingin atau perlu untuk bertindak dan
mengerjakannya, tetapi tidak dengan segera dapat menemukan
pemecahannya’.
Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning

Mathematics: In Secondary Schools.

Second Printing. Dubuque, Lowa:

Wm. Brown Company.


11. Kemampuan pemecahan masalah banyak dijelaskan sebagai sebuah
proses kompleks yang membutuhkan banyak kemampuan untuk
digunakan sekaligus. Siswa merasa bahwaa ktifitas memecahkan
masalah merupakan aktifitas yang menyenangkan jika dapat
diselesaikan (Oztuk & Guven, 2015).
Ozturk, Tugba & Guven, Bulent. (2016). Evaluating Students'
Beliefs in Problem Solving Process: A Case Study. EURASIA
Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 12.
411-429. 10.12973/eurasia.2016.1208a.

12. Kemampuan pemecahan masalah bagi siswa dapat menjadi motivasi


secara emosional dan juga sebagai wujud pemikiran siswa dalam
menghadapi sebuah masalah (Leader & Middleton, 2004).Leader,
L.F. dan Middleton, J.A. (2004). Promoting Critical Thinking
Dispositions by Using Problem Solving in Middle School
Mathematics. RMLE Online (Research in Middle Level Education—
Online). Volume 28, No. 1, Year 2004, pp. 1 – 13. Tersedia:
http://www.nmsa.org/portals/0/pdf
/publications/RMLE/rmle_vol28_no1_article3.pdf. [10 November
2010].

13. Kemampuan pemecahan masalah sangat berguna bagi siswa karena


lewat serangkaian langkah-langkah dapat membantu siswa
memecahkan masalah tertentu. Kemampuan pemecahan masalah bagi
siswa secara positif meningkatkan pencapaian, kemampuan lain
dan juga kepercayaan diri siswa (Nasriah, 2017).Nasiroh,
Latiffatun (2017) Penggunaan model pembelajaran take letter
and match untuk meningkatkan keaktifan belajar sejarah siswa
kelas IPS B/15 SMAN 01 Singosari / Latiffatun Nasiroh. Diploma
thesis, Universitas Negeri Malang.

14. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah untuk meningkatkan


kemampuan pemecahan masalah dan juga meningkatkan keberhasilan
siswa dalam pelajaran IPA (Saygili, 2017). Saygılı, S. (2017).
Examining The ProblemSolving Skills and The Strategies Used by
High School Students in Solving Non-routine Problems. E-
International Journal of Educational Research, 8(2), 91-114.

15. Siswa yang tidak memiliki pengalaman dalam memecahan masalah


tidak produktif dalam mengerjakan sesuatu (Rohmah & Sutiaro,
2017). Selain itu, kemampuan pemecahan masalah sangatlah
penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
(Utami, 2017). Prabawa, E. A., & Zaenuri, Z. (2017). Analisis
Kemampuan Pemecahan

Masalah Ditinjau dari Gaya Kognitif

Siswa Pada Model Project Based


Learning Bernuansa Etnomatematika.

Unnes Journal of Mathematics

Education Research, 6(1), 120-129.

16. Usman (2010) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan


salahsatu kompetensi yang menjadi fokus dalam pemebelajaran
matematika.
Rahmat Fitra, dkk,”Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa SMK melalui

Model Problem-Based Instruction (PBI)”, Jurnal didaktik


Matematika, Program Studi Magister

Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,


Vol.3, No,September 2016, hlm.

17. Menurut Polya (Wardhani, 2010) strategi dalam pemecahan


masalah terdiri atas empat langkah, yaitu memahami masalah,
membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana
pemecahan masalah, danmembuat review atas pelaksanaan rencana
pemecahan masalah.

Wardhani. 2010. Pembelajaran Kemampuan Masalah Matematika di


SMP. Yogyakarta:

PPPPTK Matematika.
18. Ajie,N. dan Maulana (2009,hlm.7) berpendapat bahwa
"permasalahan yang kita hadapi dapat dibedakan menjadi masalah
yang berhubungan dengan masalah translasi, masalah aplikasi,
masalah proses, dan masalah teka-teki". Penjabaran jenis-jenis
masalah, antara lain:
Adjie, N. dan Maulana. 2009. Pemecahan Masalah Matematika.
Bandung: UPI

Press.

19. Kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diukur melalui


beberapa aspek. Secara lengkap indikator pemecahan masalah IPA
disajikan pada Tabel berikut (Nirmalitasari, 2009).
Nirmalitasari, O. S. (2009). Profil Kemampuan Siswa dalam
Memecahkan Masalah Matematika Berbentuk Open-Start Pada
Materi Bangun. Jurnal MathEdunesa, 1(1), 1–8.
20. Menurut Polya (dalam Susanto,2012) ‘ada empat tahap dalam
pembelajaran pemecahan masalah, antara lain : a) memahami
masalah, b) menyusun rencana pemecahan masalah, c)
melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan d) memeriksa
kembali proses dan hasil’.
Ahmad, Susanto.2012. Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta:Kencana
Model pembelajaran Read, Answer, Discuss, Explain, adn Create
(RADEC) merupakan salah satu model yang dikembangkan sesuai
dengan karakter bangsa Indonesia (Pratama, Sopandi, and
Hidayah). Model pembelajaran RADEC juga merupakan salah sau
alternatif model pembelajaran inovatif yang didasarkan pada
sistem pendidikan Indonesia dimana siswa ituntut untuk
memahami berbagai konsep ilmu pengetahuan dalam waktu yang
terbatas (Pratama, Sopandi, Hidayah, et al, 2020).
Pratama, L. D., & Lestari, W. (2020). Pengaruh

Pelatihan Terhadap Kompetensi

Pedagogik Guru Matematika. Jurnal

Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika,

4(1), 278–285.

https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i1.

207

21. Kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu kemampuan


penting yang harus dimiliki siswa karena dalam kehidupan
sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai
masalah yang harus diselesaikan dan menuntut kreativitas agar
mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya
(Permatasari, 2014).

22. Jenis penelitian yang digunakan berupa mixed methods research design. Jenis
penelitian ini adalah jenis penelitian kombinasi. Dijelaskan oleh Gay bahwa
penelitian kombinasi merupakan sesuatu proses sistematis dalam
mengumpulkan, analisis, serta menggabungkan kedua cara penelitian
kuantitatif serta kualitatif dalam penelitian tunggal untuk menguasai
permasalahan penelitian (Wibawa, 2016: 5. 3).
Creswell, J.W. (2009). Research design. Qualitative,
quantitative, and mixed

methods approaches (3rd ed.). Los Angeles: Sage.


23. Sampel adalah sebagian dari suatu populasi berdasarkan jumlah dan
karakteristik sampel tersebut (Sugiyono 2013:118). Menurut Arikunto (2010:
174), sampel adalah bagian dari populasi penelitian. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi menurut jumlah dan
karakteristiknya (Sugiyono 2013:118).

24. Bagi Arikunto (2010:174) ilustrasi merupakan bagian dari populasi yang
diteliti. Sampel dari penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif.

25. Metode purposive sampling ialah tata cara penetapan subjek penelitian
dengan memakai pertimbangan individu sesuai data penelitian, bersumber
pada kebutuhan, serta menyangka kalau subjek yang sudah diresmikan
representatif (Satori serta Komariah 2014: 47-8).

26. Sugiyono (2010: 23) data kualitatif merupakan data berupa kata, kalimat,
ataupun foto.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV.
27. Dalam kasus Arifin (2009), tes merupakan metode melakukan kegiatan
pengukuran yang mencakup berbagai pertanyaan, pernyataan, atau
serangkaian tugas yang dilakukan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur
aspek perilaku siswa.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung
28. Arikunto (1995) dari Riduwan (2013:97) menyebutkan bahwa validitas
merupakan parameter yang mencerminkan validitas atau tingkat validitas
suatu alat ukur. Ada dua jenis validitas alat penelitian yaitu validitas logis dan
validitas empiris.
Prosedur penelitian: suatu pendekatan penelitian*
S Arikunto - Jakarta: Rineka Cipta, 2006
29. Validitas logis suatu alat evaluasi dapat menunjukkan keadaan alat yang
berdasarkan penalarannya memenuhi suatu penegasan yang valid (Arikunto
2015: 80).
Prosedur Penelitian (cetakan ke 15). jakarta: Rineka Cipta*
S Arikunto - 2013
30. Karena uji reliabilitas merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, maka alat ukur tersebut dapat diandalkan
dan konsisten dengan pengukuran berulang (Priyatno, 2010: 97).
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan
Multivariate dengan SPSS.

Yogyakarta : Gava Media.


31. Arifin (2012: 147), menghitung tingkatan kesukaran soal wujud penjelasan
bisa dicoba dengan langkah-langkah selaku berikut.
Arifin, Zainal. 2012. Penenlitian Pendidikan Metode dan Paradigma
Baru.

Bandung: Remaja Rosda Karya.


32. Arifin (2012: 145), dapat dicoba langkah-langkah berikut untuk menghitung
energi diskriminan penjelas.

33. (Situmorang, 2015). Tipe uji t yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan Paired sample t Test
Daniel Roy Situmorang, NIM 708114089, Pengaruh Model
Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Hasil


Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Korespondensi Di SMK 2 Yapim Medan T.P


2014/2015. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Ekonomi Program Studi Pendidikan


Administrasi

Perkantoran, Fakultas Ekonomi universitas Negeri Medan 2015.


34. Paired Sampling Test merupakan salah satu prosedur pengujian yang
digunakan untuk menilai efektifitas suatu perlakuan yang membandingkan
rerata sebelum dan sesudah perlakuan (Ferdiansyah, 2016).
Endang Mulyatiningsih. (2013). Metode

Penelitian Terapan Bidang

Pendidikan. Bandung. Alfabeta.


35. Bogdan juga Biklen (1982) dari Moleong (2015: 248), analisis data
memungkinkan peneliti untuk memperoleh data, mengatur data,
mengklasifikasikan data ke dalam unit-unit yang dapat dikelola,
mensintesisnya, dan menemukan pola. Menciptakan, menciptakan sesuatu
yang bermakna, mempelajari apa yang masuk akal, dan putuskan apa yang
ingin Anda bagikan dengan orang lain.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.
36. Sedangkan Sugishirono (2014:334) melaporkan bahwa kegiatan analisis data
merupakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Sugihartono. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press; 2007.

Rahayu et al. 2021. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah EduBiologia Volume 1


Number 1 Januari 2021Pencemaran Lingkungan Studi Deskriptif pada Siswa
Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Bandar Lampung. Skripsi
(UNILA).
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.

Martin, M, O., Ina V.S Mullis., Pierre, F., & Martin, H. 2015. TIMSS 2015 International
Results in Science. Tersedia pada http : //timssandpirls . bc . edu / timss2015 /
international – results / wp –content / uploads / filebase / full%20pdfs / T15 –
International – Results – in – Science – Grade – 8 .

(pdf (diakses pada tanggal 1 Juli 2018)

Sopandi, W. 2017. The Quality Improvement of Learning Processes and Achievements


Through the Read-Answer-Discuss-Explain-and. Dalam C. M. Keong, L.L. Hong,
& R Rao (Penyunting), Proceeding 8th Pedagogy International Seminar 2017, 8,
132–139. Kuala Lumpur: Institut Pendidikan Guru Kampus Ilmu Khas.
Sopandi, W. & Handayani, H. 2019. The Impact Of Workshop On Implementation Of
(RADEC) Learning Model On Pedagogic Competency Of Elementary School
Teachers, 178(Icoie 2018), hlm 7-11.
Pitasari,R.G. (2014). Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
antara pembelajaran kontekstual rangka bermodifikasi dengan pembelajaran
konvensional. (Skripsi). Sekolah Sarjana,Universitas Pendidikan
Indonesia.Bandung.

Anda mungkin juga menyukai