Anda di halaman 1dari 8

UJME()(201)

Unnes Journal ofMathematics Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MURDER BERPENDEKATAN PMRI


DENGAN ASESMEN KINERJA PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN LITERASI
MATEMATIKA SISWA SMP SERUPA PISA

U. Hasanah , Wardono, Kartono

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
SejarahArtikel:
MURDERberpendekatan PMRI dengan asesman kinerja terhadap kemampuan
DiterimaSeptember2015
literasi matematika. Metode penelitian ini adalah metode kombinasi
Disetujui1RYHPEHU2015
concurrent embedded. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas
Dipublikasikan$JXVWXV
VIII SMP Negeri 20 Semarang. Sampel dipilih dengan teknik cluster random
201
sampling. Kelompok sampel diberi pretes dan postes dengan instrumen yang
sama. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji proporsi,
Katakunci: ANAVA, uji LSD, dan uji Gain ternormalisasi. Hasil dari penelitian
PembelajaranMURDER menunjukkan bahwa (1) pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
PMRI dengan asesmen kinerja efektif pada pencapaian kemampuan literasi
AsesmenKinerja matematika siswa, (2) kualitas pembelajaran melalui pembelajaran
KemampuanLiterasi MURDER berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja mencapai kategori
Matematika baik, dan (3) kemampuan literasi matematika subjek pada kelompok atas dapat
KualitasPembelajaran. memenuhi enam aspek pada literasi matematika, subjek pada kelompok
menengah dapat memenuhi lima aspek pada literasi matematika, dan subjek
pada kelompok bawah dapat memenuhitigaaspekpadaliterasimatematika.

Abstract
Thepurposeof thisresearchwastodeterminetheeffectivenessof theMURDERlearning
model with PMRI approach and performance assessment of the ability of mathematical
literacy. Research done by mix method of concurrent embedded. The population used in
this research are students in 8th grade inSMP Negeri 20 Semarang. The sample was
selected by cluster random sampling technique. Thesample group was given pretest and
posttest with the same instrument. Data were analyzed using the proportion test,
ANOVA,LSDtest,andGainnormalizedtest.Resultsfromthestudyshowedthat(1)the
MURDERlearningmodelwithPMRIapproachandperformanceassessmentimprovethe
literacy skills of mathematics students, (2) the quality of learning through learning
MURDER with PMRI approach and the performance assessment achieve in good
category, and (3) the literacy skills of mathematics subjects of high group reach six
aspects of mathematical literacy, the subject of themediumgroupreachfiveaspects,and
thesubjectof thelowgroupreachthreeaspects.

 Alamat korespondensi: ©201UniversitasNegeriSemarang


E-mail: uswatunhasanah2393@gmail.com p-ISSN2252-6927
e-ISSN2460-5840
U.Hasanahetal/UNNESJournalof MathematicsEducation()(201)

PENDAHULUAN 2012, Indonesia berada diurutan ke-64 dari 65


Matematika memiliki peran yang negara peserta. Fokus penilaian PISA adalah
penting dalam menjadikan peserta didik untuk mengetahui literasi siswa pada usia 15
memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, tahun dalam matematika, sain, dan membaca
sistematis, kritis, dan kreatif. Dalam yang menekan pada ketrampilan dan
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang kompetensi siswa yang diperoleh dari sekolah
standar kompetensi untuk SMP/MTS, dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
tujuannya yang ingin dicapai melalui hari diberbagai konteks. Dalam hal matematika
pembelajaran matematika adalah sebagai PISA membatasi pada 4 over-arching ideas yang
berikut: (a) memahami konsep matematika, utama yaitu perubahan dan hubungan (change
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan and relationship), ruang dan bentuk (space and
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara shape), kuantitas (quantity), dan ketidakpastian
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam dan data (uncertainty and data) dan keempat
pemecahan masalah, (b) menggunakan konten tersebut berkaitan dengan fenomena
penalaran pada pola dan sifat, melakukan sehari-hari (Johar, 2012). Berdasarkan hasil
menipulasi matematika dalam membuat yang diperoleh siswa Indonesia pada PISA 2012
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan didapat bahwa untuk soal dibawah level 2
gagasan dan pernyataan matematika, (c) persentasi siswa yang memberikan jawaban
memecahkan masalah yang meliputi benar lebih tinggi dari rata-rata persentasi siswa
kemampuan memahami masalah, merancang dari negara-negara peserta PISA. Sedangkan
model matematika, menyelesaikan model dan pada soal level 5 dan 6 persentasi siswa
menafsirkan solusi yang diperoleh, (d) memberikan jawaban benar mendekati nol, jauh
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, dari rata-rata siswa dari negara-negara peserta.
tabel, diagram, atau media lain untuk Stacey (2011) menyatakan bahwa a high
memperjelas keadaan atau masalah, dan (e) proportion of Indonesian students are still below level
memiliki sikap menghargai kegunaan 2 at age 15. Berdasarkan hal tersebut terlihat
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki bahwa rendahnya literasi matematika siswa
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam terlatak pada lemahnya kemampuan menjawab
mempelajari matematika serta sikap ulet dan persoalan pada level 3 hingga level 6. Artinya,
percaya diri dalam pemecahan masalah. siswa masih belum mampu merumuskan,
Berdasarkan tujuan tersebut, menggunakan, dan menafsirkan matematika
kemampuan literasi matematika merupakan dalam berbagai konteks.
salah satu kemampuan yang harus dimiliki Pada konten space and shape (ruang dan
siswa dalam proses pembelajaran matematika. bentuk) mencakup materi pada geometri
Definisi literasi matematika menurut draft termasuk di dalamnya materi bangun ruang sisi
assessment framework Programme for International datar. Materi bangun ruang sisi datar
Student Assessment (PISA) tahun 2012 adalah merupakan salah satu materi pokok pelajaran
sebagai berikut “mathematical literacy is an matematika kelas VIII pada semester genap.
individual’s capacity to formulate, employ, and Dari data yang didapat dari data penguasaan
interpret mathematics in a variety of contexts” materi soal matematika ujian nasional SMP N
(OECD, 2010). Literasi matematika merupakan 20 Semarang tahun pelajaran 2012/2013
kemampuan seorang individu merumuskan, menurut Balitbang Kemendiknas diperoleh
menggunakan, dan menafsirkan matematika bahwa kemampuan literasi matematika siswa
dalam berbagai konteks. Dari definisi tersebut dan penguasaan materi bangun ruang sisi datar
terlihat bahwa kemampuan literasi matematika masih rendah. Pembelajaran yang cenderung
memiliki peran penting dalam membantu siswa diterapkan guru kelas VIII SMP N 20 Semarang
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan adalah pembelajaran ekspositori yang dilakukan
dengan penerapan matematika dalam dengan cara guru menyampaikan pelajaran
kehidupan sehari-hari. kepada siswa didalam kelas, menerangkan
Pentingnya literasi matematika tidak materi, memberikan contoh soal, dan disertai
sejalan dengan prestasi yang didapatkan siswa tanya jawab. Kemudian siswa dibantu guru
Indonesia dalam tingkat Internasional. menyelesaikan soal latihan dan siswa dapat
Berdasarkan hasil dari Programme for bertanya bila belum mengerti. Guru dapat
International Student Assessment (PISA) tahun memeriksa pekerjaan siswa secara individual,


8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ   

menjelaskan lagi kepada siswa secara individual penilaian dilakukan selama proses pembelajaran
atau klasikal. Menurut Suherman et al. (2003) berlangsung. Sehingga dalam pembelajaran
dalam pembelajaran ekspositori kegiatan siswa tidak hanya menghapal rumus dan hanya
pembelajaran lebih terpusat pada guru, berusaha untuk menemukan jawaban akhir dari
sementara siswa hanya menjadi pendengar. Hal sebuah soal, tetapi siswa akan lebih aktif untuk
ini mengakibatkan siswa kurang memahami memahami dan terlatih untuk menyelesaikan
materi dan cenderung meniru langkah guru persoalan pada situasi baru pada berbagai
dalam menyelesaikan soal, sehingga apabila konteks sehingga akan meningkatkan
siswa dihadapkan pada permasalahan yang kemampuan literasi matematika siswa. Salah
berbeda dalam konteks yang sama siswa akan satu alternatif pembelajaran yang dapat
menemui kesulitan untuk menyelesaikannya. digunakan adalah pembelajaran MURDER
Dalam pembelajaran ekspositori siswa tidak (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate,
mendapat kesempatan untuk mengembangkan Review) berpendekatan PMRI (Pendidikan
ide-ide kreatif untuk menemukan berbagai Matematika Realistik Indonesia) dengan
alternatif penyelesaian masalah, tetapi siswa asesmenkinerja.
akan menjadi tergantung pada guru dan tidak Pembelajaran MURDER (Mood,
terlatih untuk mencari penyelesaian dalam Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review)
bentuk lain sehingga kempuan litersi merupakansalahsatumodelpembelajaranyang
matematika siswa kurang berkembang. dapat membangun motivasi siswa dan
Dalam proses pembelajaran tidak akan memberikan kesempatan siswa secara optimal
terlepas dari kegiatan penilaian. Penilaian yang untuk belajar secara mandiri, memaknai
dilakukan oleh guru di SMP N 20 Semarang materi, dan memahaminya secara mendalam
masih berupa tes tertulis saja. Menurut dalam kegiatan diskusi. Menurut Jacob
Garfield, sebagaimana dikutip oleh Sadijah et al.,sebagaimana dikutip dalam Santyasa
(2009) menyatakan penilaian digunakan sebagai (2006) yang menyatakan bahwa
cara yang digunakan para siswa tentang pembelajaran MURDER memiliki prespektif
bagaimana yang mereka kerjakan atau yang dominan dalam pendidikan masa kini yang
sebaiknya mereka lakukan dalam pembelajaran. terfokus pada cara siswa memperoleh,
Seringkali ditemukan bahwa siswa belajar menyimpan, dan memproses apa yang
matematika hanya agar dapat menjawab dipelajarinya, serta bagaimana proses
pertanyaan dalam ulangan tanpa memahami berpikir itu terjadi. Dalamupaya peningkatan
bagaimana langkah-langkah yang dilakukan. literasi matematika siswa pada konten
Sehingga tidak heran ada siswa yang menjawab space and shape adalah menggunakan
benar tetapi mereka tidak tahu alasan mengapa Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
mereka dapat menjawab demikian. Kurikulum (PMRI). PMRI merupakanpembelajaran
yang beraku saat ini menuntut pembelajaran matematika di sekolah yang bertitik tolak
yang berpusat pada siswa dan lebih dari hal-hal real bagi kehidupan peserta didik
menekankan pada proses sehingga diperlukan dan memberi kesempatan kepadapeserta didik
penilaian alternatif yang tidak hanya berupa tes untuk belajar melakukan aktivitas pada
tertulis (paper and pencil test). pelajaran matematika (Pratidina et al.,2012).
Salah satu upaya untuk mengarahkan PMRI menekankan pada ketrampilan process of
siswa memiliki keleluasaan untuk doing mathematics, berdiskusi, berkolaborasi,
menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga berargumentasi, dan mencari simpulan dengan
mampu membangun pengetahuan dan teman sekelas. PMRImemudahkan siswa
menerapkan pemahamannya secara mendalam dalam menyelesaikan masalah karena
disertai dengan penguasaan teknis operasi berkaitan dengan kehidupansehari-hari.
matematika, mengembangkan strategi dan Melalui PMRI siswa akan lebih mudah
pendekatanbaruuntukmenghadapisituasibaru memahami materi bangun ruang sisidatar.
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Selain itu dengan adanya asesemen kinerja
sehingga dapat meningkatkan kemampuan akan memotivasi siswa untuk semakin aktif
literasi matematika adalah melalui suatu dalam pembelajaran karena dalam asesmen
pembelajaran dan asesmen, yang mana kinerja penilaian akan dilakukan terhadap
mengarahkan siswa untuk mengembangkan aktivitas siswa sebagaiman yang terjadi.
strategi dan pengetahuan serta guru tidak hanya Melalui asesmen kinerja dapat membantu
PHODNXNDQSHQLODLDQGLDNKLUVDMDQDPXQ siswa dalam membiasakan diri


8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ   

menunjukkan kinerjanya selama proses design.


pembelajaran dalam memahami dan Penelitian eksperimen ini dilakukan
menyelesaikan permasalahan. selama tiga kali pertemuan pembelajaran, satu
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti pertemuan untuk pretes, dan satu pertemuan
memutuskan untuk melakukan penelitian untuk postes. Populasi dalam penelitian ini
berjudul Keefektifan Pembelajaran MURDER adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 20
Berpendekatan PMRI dengan Asesmen Kinerja Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
pada Pencapaian Kemampuan Literasi Pengambilan sampel pada penelitian ini
Matematika Siswa SMP Serupa PISA. ditentukan dengan teknik cluster random
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam sampling, hal ini dilakukan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) apakah pertimbangan bahwa kedudukan kelas dalam
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI sekolah adalah sama, tidak ada tingkatan kelas
dengan asesmen kinerja efektif terhadap unggulan.
pencapaian kemampuan literasi matematika?; Data awal diperoleh dari nilai Ulangan
(2) bagaimana kualitas pembelajaran MURDER Tengah Semester genap, yang selanjutnya
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja? digunakan untuk menentukan bahwa sampel
dan; (3) bagaimana kemampuan literasi penelitian berasal dari kondisi populasi yang
matematika siswa pada pembelajaran berdistribusi normal dan homogen. Diperoleh
MURDER berpendekatan PMRI dengan tiga kelas sampel dan satu kelas uji coba
asesmen kinerja?. instrumen yakni kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen 1, kelas VIII B sebagai kelas
eksperimen 2, kelas VIII E sebagai kelas
METODE
kontrol, dan kelas VIII H sebagai kelas uji
Jenis Penelitian ini adalah penelitian
instrumen. Kelas eksperimen 1 akan diajar
eksperimen. Pada penelitian ini menggunakan
menggunakan pembelajaran MURDER
metode penelitian gabungan (mixed method)
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja,
antara metode penelitian kuantitatif dan
kelas eksperimen 2 dengan MURDER
kualitatif yakni metode penelitian kuantitatif
berpendekatan PMRI dan kelas kontrol dengan
dan metode kualitatif dengan model penelitian
pembelajaran Ekspositori.
concurrent embedded. Dalam penelitian ini model
penelitian yang digunakan adalah model Analisis data yang dilakukan meliputi
concurrent embedded (metode campuran analisis data awal berupa nilai Ulangan
kuantitatif dan kualitatif penguatan/metode Tengah semester genap tahun pelajaran
kedua memperkuat metode pertama). Metode 2014/2015, analisis instrumen penelitian
tersebut digunakan secara bersama-sama, dalam berupa soal uji coba tes kemampuan literasi
waktu sama, tetapi independen untuk menjawab matematika, dan analisis data akhir berupa nilai
rumusan masalah yang sejenis (Sugiyono, peserta didik pada postes dan pretes
2013). Pada metode kuantitatifnya, kemampuan literasi matematika. Pada analisis
pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan yang pertama yaitu analisis data awal dilakukan
instrumen yang berkaitan dengan penerapan tes uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan
pembelajaran, peningkatan kemampuan literasi rata-rata. Sedangkan analisis selanjutnya yaitu
matematika pada pembelajaran MURDER analisis soal uji coba dilakukan uji validitas,
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja. reliabilitas, daya kesukaran, dan daya beda.
Bersamaan dengan itu penelitian dilengkapi Analisis yang terakhir yaitu analisis nilai tes
dengan metode kualitatif yang pengumpulan kemampuan literasi matematika. Hasil tes
datanya diperoleh dengan wawancara terhadap kemampuan literasi matematika pada kelas
6 siswa yang mewakili 2 siswa dari kelompok eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kontrol
bawah, 2 siswa dari dari kelompok menengah, dianalisis dengan uji normalitas, uji
dan 2 siswa dari kelompok atas, untuk homogenitas, uji proporsi, uji perbedaan rata-
mengetahui kesulitan siswa dalam rata, uji lanjut ANAVA, dan uji gain
menyelesaikan soal literasi matematika serupa ternormalisasi.
PISA. Penelitian ini menggunakan satu kelas
kontrol dan dua kelas eksperimen. Dalam
penelitian digunakan pretest-posttest control group


8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ   

HASIL DAN PEMBAHASAN Pendahuluan meliputi persiapan kondisi fisik


Berdasarkan hasil analisis data awal siswa, memberikan motivasi pada siswa,
diperoleh data yang menunjukkan bahwa menyampaikan materi yang akan dipelajari,
sampel penelitian berasal dari populasi yang menjelaskan tujuan pembelajaran, serta
berdistribusi normal, mempunyai varians yang menggali pengetahuan prasyarat siswa.
homogen, dan mempunyai kesamaan rata-rata. Kegiatan inti meliputi penyajian masalah
Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen kontekstual, pemberian soal literasi matematika
1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol berasal dalam LKS, diskusi kelompok dengan
dari kondisi yang sama, sehingga dapat dilakukan asesmen kinerja, sedangkan penutup
dilakukan penelitian. Pada kelas eksperimen 1 meliputi penarikan kesimpulan siswa yang
diberi perlakuan dengan menggunakan dibimbing guru, refleksi mengenai kegiatan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI pembelajaran yang telah dilaksanakan, memberi
dengan asesmen kinerja, kelas eksperimen 2 motivasi siswa untuk mempelajari kembali
dengan pembelajaran MURDER berpendekatan pokok bahasan yang telah diberikan, serta
PMRI, sedangkan kelas kontrol dengan memberi informasi pokok bahasan yang akan
menggunakan pembelajaran Ekspositori. dibahas dipertemuan berikutnya.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan terlebih Pada kelas kontrol diterapkan
dahulu siswa pada kelas eksperimen 1, kelas pembelajaran yang sesuai dengan apa yang
eksperimen 2, dan kelas kontrol diberi pretes biasa diterapkan oleh guru di kelas, yaitu
kemampuan literasi serupa PISA. Pada kelas pembelajaran ekspositori. Pelaksanaan
eksperimen 1 diterapkan pembelajaran pembelajaran untuk kelas kontrol terdiri dari
MURDER berpendekatan PMRI dengan tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti,
asesmen kinerja. Pelaksanaan pembelajaran dan penutup. Pendahuluan meliputi persiapan
untuk kelas eksperimen 1 terdiri dari tiga kondisi fisik siswa, menyampaikan materi yang
kegiatan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan akan dipelajari, menjelaskan tujuan
penutup. Pendahuluan meliputi persiapan pembelajaran. Kegiatan inti meliputi kegiatan
kondisi fisik siswa, memberikan motivasi pada klasikal yaitu guru memberikan pokok bahasan
siswa, menyampaikan materi yang akan dan contoh soal dengan metode ceramah. Siswa
dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran, mendengar dan membuat catatan. Guru
serta menggali pengetahuan prasyarat siswa bersama siswa berlatih menyelesaikan soal
dengan serangkaian pertanyaan sebagai latihan dan siswa dapat bertanya apabila belum
asesmen kinerja awal. Kegiatan inti meliputi mengerti, sedangkan penutup meliputi
penyajian masalah kontekstual, pemberian soal penarikan kesimpulan siswa yang dibimbing
literasi matematika dalam LKS, diskusi guru, pemberian motivasi siswa.
kelompok dengan dilakukan asesmen kinerja,
Setelah pembelajaran selesai dilakukan
dan kegiatan individu yaitu latihan soal mandiri
postes terhadap kelas eksperimen 1, kelas
(kuis) untuk memantapkan pokok bahasan yang
eksperimen 2, dan kelas kontrol dan wawancara
telah diberikan guru, sedangkan penutup
untuk mengetahui kesulitan siswa dalam
meliputi penarikan kesimpulan siswa yang
menyelesaiakan soal literasi matematika serupa
dibimbing guru, refleksi mengenai kegiatan
PISA. Berdasarkan uji hipotesis 1, diperoleh
pembelajaran yang telah dilaksanakan, memberi
zhitung=1,68 dan harga z tabel =1,64. Karena
motivasi siswa untuk mempelajari kembali
zhitung > z tabel maka hal ini menunjukkan bahwa
pokok bahasan yang telah diberikan, serta
kemampuan literasi matematika siswa dengan
memberi informasi pokok bahasan yang akan
menggunakan pembalajaran MURDER
dibahas dipertemuan berikutnya. Selama
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
kegiatan pembelajaran guru melakukan
dapat mencapai ketuntasan klasikal yakni
asesmen kinerja meliputi asesmen kinerja awal,
sebesar lain 87,5 %. Uji hipotesis 2, dilakukan
asesmen kinerja proses, dan asesmen kinerja
untuk mengetahui apakah kemampuan literasi
akhir.
matematika siswa melalui pembelajaran
Pada kelas eksperimen 2 diterapkan MURDER berpendekatan PMRI dengan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI. asesmen kinerja lebih baik dari pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran untuk kelas MURDER berpendekatan PMRI, lebih baik
eksperimen 2 terdiri dari tiga kegiatan, yaitu dari pembelajaran ekspositori. Langkah
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.


U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)

pertama yakni dilakukan uji perbedaan rata-rata pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
dengan menggunakan ANAVA satu arah, dengan asesmen kinerja dan pembelajaran
didapat hasil bahwa terdapat berbeda dari MURDER berpendekatan PMRI karena siswa
ketiga sampel, selanjutnya dilakukan digunakan diberi kesempatan untuk secara optimal belajar
uji lanjut LSD untuk mengetahui kelas dengan secara mandiri, memaknai materi yang
pembelajaran mana yang lebih baik. Dari hasil kontekstual, dan memahaminya secara
uji lanjut LSD bahwa kemampuan literasi mendalam. Adanya dukungan asesmen kinerja
matematika siswa yang diajarkan menggunakan dalam pembelajaran akan memotivasi siswa
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI untuk menunjukkan kinerja mereka karena
dengan asesmen kinerja lebih baik dari setiap kinerja yang dilakukan akan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI, mendapatkan penilaian, sesuai dengan hukum
lebih baik dari pembelajaran ekspositori. pengaruh (law of effect) yang dikemukakan
Uji hipotesis 3 untuk mengetahui Thorndike sebagaiman dikutip dalam
peningkatan kemampuan literasi matematika Suherman et al. (2003) bahwa adanya ganjaran
pada kelas dengan menggunakan pembelajaran dari guru akan membuat anak cenderung
MURDER berpendekatan PMRI dengan berusaha atau meningkatkan apa yang telah
asesmen kinerja. Untuk mengukur besarnya dicapainya itu. Sedangkan dalam pembelajaran
peningkatan digunakan gain ternormalisasi, ekspositori siswa hanya dapat menjadi
pada perhitungan peningkatan secara klasikal pendengar sementara guru lebih dominan
didapat nilai gain ternormalisasi sebesar 0,64, dalam menjelaskan materi (Agbulu & Idu,
hal ini menunjukan peningkatan kemampuan 2008). Berdasarkan hasil dari hipotesis 1,
literasi matematika pada pembelajaran hipotesis 2, dan hipotesis 3 disimpulkan bahwa
MURDER berpendekatan PMRI dengan pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
asesmen kinerja meningkat dalam kategori dengan asesmen kinerja efektif pada
sedang. Untuk peningkatan secara individu pencapaian kemampuan literasi matematika
diperoleh bahwa 78,13% siswa kelas eksperimen siswa.
1 mengalami peningkatan kemampuan literasi Selain dilakukan penilaian terhadap
matematika dalam kategori sedang dan kemampuan literasi matematika juga dilakukan
sebanyak 21,88% siswa dalam kategori tinggi. pengamatan kualitas pembelajaran oleh guru
Selanjutnya untuk mengetahui apakah mata pelajaran matematika SMP N 20
peningkatan kemampuan literasi matematika Semarang dan dilakukan wawancara untuk
melalui pembelajaran MURDER mengetahui kemampuan siswa dalam
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja menyelesaiakan soal literasi matematika serupa
lebih baik dari peningkatan kemampuan literasi PISA. Berdasarkan hasil analisis lembar
matematika melalui pembelajaran MURDER observasi kualitas pembelajaran pada kelas
berpendekatan PMRI, lebih baik dari dengan menggunakan pembelajaran MURDER
peningkatan kemampuan literasi matematika berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
melalui pembelajaran ekspositori digunakan uji diperoleh bahwa kualitas pembelajaran
ANAVA satu arah dan uji lanjut LSD. Langkah meningkat dari pertemuan pertama hingga
pertama yakni dilakukan uji perbedaan rata-rata ketiga yang disajikan pada Tabel 1.
dengan menggunakan ANAVA satu arah,
Tabel 1 Hasil Pengamatan Kualitas
didapat hasil bahwa terdapat berbeda dari
ketiga sampel, selanjutnya dilakukan digunakan Pembelajaran
uji lanjut LSD untuk mengetahui kelas dengan
pembelajaran mana yang mengalami
peningkatan kemampuan literasi matematika
lebih baik. Dari hasil uji lanjut LSD diperoleh
Wawancara untuk mengetahui
bahwa peningkatan kemampuan literasi
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi siswa
matematika siswa yang diajarkan menggunakan
dalam menyelesaikan soal literasi matematika
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
serupa PISA dilakukan terhadap masing-masing
dengan asesmen kinerja lebih baik dari
enam siswa dari kelas dengan menggunakan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI,
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
lebih baik dari pembelajaran ekspositori.
dengan asesmen kinerja yang diantaranya dua
Peningkatan yang lebih baik pada siswa dari kelompok atas, dua siswa dari


U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)

kelompok menengah, dan dua siswa dari yang efektif dalam meningkatakan kemampuan
kelompok bawah dan kelas dengan literasi matematika. Asesmen kinerja juga
menggunakan pembelajaran MURDER berperan dalam meningkatkan kemampuan
berpendekatan PMRI yang diantaranya dua literasi matematika siswa, menurut Ott
siswa dari kelompok atas, dua siswa dari sebagaimana dikutip oleh Masrukan (2014)
kelompok menengah, dan dua siswa dari asesmen kinerja dapat menambah pemahaman
kelompok bawah. Berdasarkan hasil wawancara siswa tentang apa yang diketahui dan dilakukan
diperoleh bahwa siswa belum pernah serta dapat menuntun pembalajaran
mendapatkan informasi mengenai PISA karena matematika. Dengan adanya asesmen kinerja
dalam pembelajaran siswa tidak mendapatkan siswa akan menjadi lebih memahami materi
persoalan yang berorientasi pada PISA dan yang diajarkan dan akan terlatih dalam
siswa kurang mendapatkan persoalan yang menyelesaiakan soal-soal literasi matematika
dikaitkan dengan kehidupan yang dihadapi serupa PISA. Berdasarkan uraian diatas, dapat
siswa. Sehingga ketika siswa dihadapkan pada dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
persoalan PISA, siswa mengalami kesulitan MURDER berpendekatan PMRI dengan
dalam menyelesaikannya. Selain itu asesmen kinerja lebih efektif dalam
penggunaaan model pembelajaran yang tidak meningkatkan kemampuan literasi matematika
tepat kurang dapat meningkatan kemampuan siswa.
literasi matematika siswa.
Melalui pembelajaran MURDER
SIMPULAN
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
Berdasarkan hasil penelitian keefektifan
dapat membantu siswa dalam memenuhi aspek-
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
aspek dalam komponen proses. Pembelajaran
dengan asesmen kinerja pada pencapaian
MURDER terdiri dari bebrapa tahap
kemampuan literasi matematika siswa SMP
diantaranya mood, understand, recall, detect,
serupa PISA, diperoleh simpulan sebagai
elaborate, dan review. Pada tahap detect siswa
berikut: (1) pembelajaran MURDER
akan mencermati serta menganalisis
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
penyampaian materi dan hasil penyelesaian dari
efektif pada pencapaian kemampuan literasi
setiap masalah yang disajikan untuk
matematika siswa, dengan dasar sebagai
mendapatkan kesimpulan akhir. Hal ini sesuai
berikut: (a) kemampuan literasi matematika
dengan pernyataan Wildani (2011) bahwa
siswa yang mendapat pembelajaran MURDER
penalaran matematis siswa dengan
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
pembelajaran MURDER lebih baik dari
pada materi bangun ruang sisi datar dapat
pembelajaran secara konvensional. Sehingga
mencapai ketuntasan belajar kalsikal dengan
pembelajaran MURDER dapat meningkatkan
jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari
penalaran dan argumentasi (reasoning and
sama dengan 73 sebanyak lebih dari 75% dari
argument) pada komonen proses. Menurut
jumlah siswa pada kelas tersebut, (b)
Wardhani (2011) dalam pembelajaran guru
kemampuan literasi matematika siswa yang
perlu memberikan latihan untuk siswa dalam
mendapat pembelajaran MURDER
melakukan penalaran dan pemecahan masalah
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
sehingga kemampuan literasi dapat meningkat.
lebih baik daripada kemampuan literasi
Pembelajaran MURDER melatih kemampuan
matematika siswa yang mendapat pembelajaran
pemecahan masalah matematis siswa menjadi
MURDER berpendekatan PMRI, lebih baik
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
daripada kemampuan literasi matematika siswa
biasa (Saija, 2010). Melalui pendekatan PMRI,
yang mendapat pembelajaran ekspositori, (c)
dalam proses pembelajaran siswa akan
penerapan pembelajaran MURDER
dihadapkan dengan hal-hal rill yang berkaitan
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
dengan kehidupan sehari-hari dan menjadikan
mengalami peningkatan antara sebelum dan
belajar lebih bermakna sesuai dengan teori
sesudah pembelajaran; (2) kualitas
belajar Ausubel. Adanya contoh yang sering
pembelajararan melalui pembelajaran
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa
MURDER berpendekatan PMRI dengan
akan menjadi lebih menghayati (Suherman,
asesmen kinerja mncapai kategori baik; (3)
2003). Menurut Wijaya sebagaimana dikutip
kemampuan literasi matematika siswa pada
oleh Wardono (2015) yang menyatakan bahwa
kelompok atas dapat memenuhi 6 aspek pada
pembelajaran PMRI merupakan pembelajaran
komponen literasi matematika, siswa pada

7
U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)

kelompok menengah dapat memenuhi rata-rata GDQ 3HPHFDKDQ 0DVDODK 0DWHPDWLND


5 aspek pada komponen literasi matematika, Siswa MA di Kabupaten Kampar. Skripsi.
siswapadakelompokbawahdapatmemenuhi3 Jurusan Matematika FMIPA. Bandung:
UPI.
aspekpadakomponenliterasimatematika.

DAFTAR PUSTAKA
Agbulu, O.N. & E.E. Idu. 2008. The Impact Of
Participatory And Expository
Approaches On Learning Of
Agricultural Science In Senior
SecondarySchools In Benue State.
Journal of Social Science, 16(3): 245 - 249.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar SMP/MTs.
Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan. Johar, Rahmah. 2012.
Domain Soal PISA untuk Literasi
Matematika. Jurnal Peluang 1(1):30-41.
Masrukan. 2014. Asesmen Otentik Pembelajaran
Matematika. Semarang: CV Swadaya
Manunggal.
OECD. 2010. PISA 2012 Mathematics Framework.
Paris: OECD Publications.
3UDWLGLQD , Supriyono  +HQGLNDZDWL 3
 .HHIHNWLIDQ 0RGHO
Pembelajaran Mind Mapping dengan
Pendekatan PMRI terhadap Hasil
Belajar. Unnes Journal of Mathematics
Education1(1):41.
Sadijah, C. 2009. Asesmen Kinerja dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Inovatif 4(2): 92-95.
Saija, Louise M. 2010. Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan Model Kooperatif
MURDER untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMA. Tesis. Jurusan
Matematika FMIPA. Bandung: UPI.
Stacey, K. 2011. The PISA View of
Mathehatical Literacy in Indonesia.
IndoMS. J.M.E 2(2):95-126.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung:
FMIPA UPI.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta.
Wardhani, Sri., & Rumiati. 2011. Instrumen
Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS.
Yogyakarta:PPPPTK Matematika.
Wardono, et al. 2015. The Realistic Scientific
Humanist Learning With Character
Education To Improve Mathematics
Literacy Based On PISA. International
Journal of Education and Research Vol. 3
No. 1 January 2015.
Wildani, et al.. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran MURDER untuk
Mengingkatkan Kemampuan Penalaran

8

Anda mungkin juga menyukai