Abstract
Thepurposeof thisresearchwastodeterminetheeffectivenessof theMURDERlearning
model with PMRI approach and performance assessment of the ability of mathematical
literacy. Research done by mix method of concurrent embedded. The population used in
this research are students in 8th grade inSMP Negeri 20 Semarang. The sample was
selected by cluster random sampling technique. Thesample group was given pretest and
posttest with the same instrument. Data were analyzed using the proportion test,
ANOVA,LSDtest,andGainnormalizedtest.Resultsfromthestudyshowedthat(1)the
MURDERlearningmodelwithPMRIapproachandperformanceassessmentimprovethe
literacy skills of mathematics students, (2) the quality of learning through learning
MURDER with PMRI approach and the performance assessment achieve in good
category, and (3) the literacy skills of mathematics subjects of high group reach six
aspects of mathematical literacy, the subject of themediumgroupreachfiveaspects,and
thesubjectof thelowgroupreachthreeaspects.
8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ
menjelaskan lagi kepada siswa secara individual penilaian dilakukan selama proses pembelajaran
atau klasikal. Menurut Suherman et al. (2003) berlangsung. Sehingga dalam pembelajaran
dalam pembelajaran ekspositori kegiatan siswa tidak hanya menghapal rumus dan hanya
pembelajaran lebih terpusat pada guru, berusaha untuk menemukan jawaban akhir dari
sementara siswa hanya menjadi pendengar. Hal sebuah soal, tetapi siswa akan lebih aktif untuk
ini mengakibatkan siswa kurang memahami memahami dan terlatih untuk menyelesaikan
materi dan cenderung meniru langkah guru persoalan pada situasi baru pada berbagai
dalam menyelesaikan soal, sehingga apabila konteks sehingga akan meningkatkan
siswa dihadapkan pada permasalahan yang kemampuan literasi matematika siswa. Salah
berbeda dalam konteks yang sama siswa akan satu alternatif pembelajaran yang dapat
menemui kesulitan untuk menyelesaikannya. digunakan adalah pembelajaran MURDER
Dalam pembelajaran ekspositori siswa tidak (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate,
mendapat kesempatan untuk mengembangkan Review) berpendekatan PMRI (Pendidikan
ide-ide kreatif untuk menemukan berbagai Matematika Realistik Indonesia) dengan
alternatif penyelesaian masalah, tetapi siswa asesmenkinerja.
akan menjadi tergantung pada guru dan tidak Pembelajaran MURDER (Mood,
terlatih untuk mencari penyelesaian dalam Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review)
bentuk lain sehingga kempuan litersi merupakansalahsatumodelpembelajaranyang
matematika siswa kurang berkembang. dapat membangun motivasi siswa dan
Dalam proses pembelajaran tidak akan memberikan kesempatan siswa secara optimal
terlepas dari kegiatan penilaian. Penilaian yang untuk belajar secara mandiri, memaknai
dilakukan oleh guru di SMP N 20 Semarang materi, dan memahaminya secara mendalam
masih berupa tes tertulis saja. Menurut dalam kegiatan diskusi. Menurut Jacob
Garfield, sebagaimana dikutip oleh Sadijah et al.,sebagaimana dikutip dalam Santyasa
(2009) menyatakan penilaian digunakan sebagai (2006) yang menyatakan bahwa
cara yang digunakan para siswa tentang pembelajaran MURDER memiliki prespektif
bagaimana yang mereka kerjakan atau yang dominan dalam pendidikan masa kini yang
sebaiknya mereka lakukan dalam pembelajaran. terfokus pada cara siswa memperoleh,
Seringkali ditemukan bahwa siswa belajar menyimpan, dan memproses apa yang
matematika hanya agar dapat menjawab dipelajarinya, serta bagaimana proses
pertanyaan dalam ulangan tanpa memahami berpikir itu terjadi. Dalamupaya peningkatan
bagaimana langkah-langkah yang dilakukan. literasi matematika siswa pada konten
Sehingga tidak heran ada siswa yang menjawab space and shape adalah menggunakan
benar tetapi mereka tidak tahu alasan mengapa Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
mereka dapat menjawab demikian. Kurikulum (PMRI). PMRI merupakanpembelajaran
yang beraku saat ini menuntut pembelajaran matematika di sekolah yang bertitik tolak
yang berpusat pada siswa dan lebih dari hal-hal real bagi kehidupan peserta didik
menekankan pada proses sehingga diperlukan dan memberi kesempatan kepadapeserta didik
penilaian alternatif yang tidak hanya berupa tes untuk belajar melakukan aktivitas pada
tertulis (paper and pencil test). pelajaran matematika (Pratidina et al.,2012).
Salah satu upaya untuk mengarahkan PMRI menekankan pada ketrampilan process of
siswa memiliki keleluasaan untuk doing mathematics, berdiskusi, berkolaborasi,
menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga berargumentasi, dan mencari simpulan dengan
mampu membangun pengetahuan dan teman sekelas. PMRImemudahkan siswa
menerapkan pemahamannya secara mendalam dalam menyelesaikan masalah karena
disertai dengan penguasaan teknis operasi berkaitan dengan kehidupansehari-hari.
matematika, mengembangkan strategi dan Melalui PMRI siswa akan lebih mudah
pendekatanbaruuntukmenghadapisituasibaru memahami materi bangun ruang sisidatar.
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Selain itu dengan adanya asesemen kinerja
sehingga dapat meningkatkan kemampuan akan memotivasi siswa untuk semakin aktif
literasi matematika adalah melalui suatu dalam pembelajaran karena dalam asesmen
pembelajaran dan asesmen, yang mana kinerja penilaian akan dilakukan terhadap
mengarahkan siswa untuk mengembangkan aktivitas siswa sebagaiman yang terjadi.
strategi dan pengetahuan serta guru tidak hanya Melalui asesmen kinerja dapat membantu
PHODNXNDQSHQLODLDQGLDNKLUVDMDQDPXQ siswa dalam membiasakan diri
8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ
8+DVDQDKHWDO811(6-RXUQDORI0DWKHPDWLFV(GXFDWLRQ
U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)
pertama yakni dilakukan uji perbedaan rata-rata pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
dengan menggunakan ANAVA satu arah, dengan asesmen kinerja dan pembelajaran
didapat hasil bahwa terdapat berbeda dari MURDER berpendekatan PMRI karena siswa
ketiga sampel, selanjutnya dilakukan digunakan diberi kesempatan untuk secara optimal belajar
uji lanjut LSD untuk mengetahui kelas dengan secara mandiri, memaknai materi yang
pembelajaran mana yang lebih baik. Dari hasil kontekstual, dan memahaminya secara
uji lanjut LSD bahwa kemampuan literasi mendalam. Adanya dukungan asesmen kinerja
matematika siswa yang diajarkan menggunakan dalam pembelajaran akan memotivasi siswa
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI untuk menunjukkan kinerja mereka karena
dengan asesmen kinerja lebih baik dari setiap kinerja yang dilakukan akan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI, mendapatkan penilaian, sesuai dengan hukum
lebih baik dari pembelajaran ekspositori. pengaruh (law of effect) yang dikemukakan
Uji hipotesis 3 untuk mengetahui Thorndike sebagaiman dikutip dalam
peningkatan kemampuan literasi matematika Suherman et al. (2003) bahwa adanya ganjaran
pada kelas dengan menggunakan pembelajaran dari guru akan membuat anak cenderung
MURDER berpendekatan PMRI dengan berusaha atau meningkatkan apa yang telah
asesmen kinerja. Untuk mengukur besarnya dicapainya itu. Sedangkan dalam pembelajaran
peningkatan digunakan gain ternormalisasi, ekspositori siswa hanya dapat menjadi
pada perhitungan peningkatan secara klasikal pendengar sementara guru lebih dominan
didapat nilai gain ternormalisasi sebesar 0,64, dalam menjelaskan materi (Agbulu & Idu,
hal ini menunjukan peningkatan kemampuan 2008). Berdasarkan hasil dari hipotesis 1,
literasi matematika pada pembelajaran hipotesis 2, dan hipotesis 3 disimpulkan bahwa
MURDER berpendekatan PMRI dengan pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
asesmen kinerja meningkat dalam kategori dengan asesmen kinerja efektif pada
sedang. Untuk peningkatan secara individu pencapaian kemampuan literasi matematika
diperoleh bahwa 78,13% siswa kelas eksperimen siswa.
1 mengalami peningkatan kemampuan literasi Selain dilakukan penilaian terhadap
matematika dalam kategori sedang dan kemampuan literasi matematika juga dilakukan
sebanyak 21,88% siswa dalam kategori tinggi. pengamatan kualitas pembelajaran oleh guru
Selanjutnya untuk mengetahui apakah mata pelajaran matematika SMP N 20
peningkatan kemampuan literasi matematika Semarang dan dilakukan wawancara untuk
melalui pembelajaran MURDER mengetahui kemampuan siswa dalam
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja menyelesaiakan soal literasi matematika serupa
lebih baik dari peningkatan kemampuan literasi PISA. Berdasarkan hasil analisis lembar
matematika melalui pembelajaran MURDER observasi kualitas pembelajaran pada kelas
berpendekatan PMRI, lebih baik dari dengan menggunakan pembelajaran MURDER
peningkatan kemampuan literasi matematika berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
melalui pembelajaran ekspositori digunakan uji diperoleh bahwa kualitas pembelajaran
ANAVA satu arah dan uji lanjut LSD. Langkah meningkat dari pertemuan pertama hingga
pertama yakni dilakukan uji perbedaan rata-rata ketiga yang disajikan pada Tabel 1.
dengan menggunakan ANAVA satu arah,
Tabel 1 Hasil Pengamatan Kualitas
didapat hasil bahwa terdapat berbeda dari
ketiga sampel, selanjutnya dilakukan digunakan Pembelajaran
uji lanjut LSD untuk mengetahui kelas dengan
pembelajaran mana yang mengalami
peningkatan kemampuan literasi matematika
lebih baik. Dari hasil uji lanjut LSD diperoleh
Wawancara untuk mengetahui
bahwa peningkatan kemampuan literasi
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi siswa
matematika siswa yang diajarkan menggunakan
dalam menyelesaikan soal literasi matematika
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
serupa PISA dilakukan terhadap masing-masing
dengan asesmen kinerja lebih baik dari
enam siswa dari kelas dengan menggunakan
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI,
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
lebih baik dari pembelajaran ekspositori.
dengan asesmen kinerja yang diantaranya dua
Peningkatan yang lebih baik pada siswa dari kelompok atas, dua siswa dari
U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)
kelompok menengah, dan dua siswa dari yang efektif dalam meningkatakan kemampuan
kelompok bawah dan kelas dengan literasi matematika. Asesmen kinerja juga
menggunakan pembelajaran MURDER berperan dalam meningkatkan kemampuan
berpendekatan PMRI yang diantaranya dua literasi matematika siswa, menurut Ott
siswa dari kelompok atas, dua siswa dari sebagaimana dikutip oleh Masrukan (2014)
kelompok menengah, dan dua siswa dari asesmen kinerja dapat menambah pemahaman
kelompok bawah. Berdasarkan hasil wawancara siswa tentang apa yang diketahui dan dilakukan
diperoleh bahwa siswa belum pernah serta dapat menuntun pembalajaran
mendapatkan informasi mengenai PISA karena matematika. Dengan adanya asesmen kinerja
dalam pembelajaran siswa tidak mendapatkan siswa akan menjadi lebih memahami materi
persoalan yang berorientasi pada PISA dan yang diajarkan dan akan terlatih dalam
siswa kurang mendapatkan persoalan yang menyelesaiakan soal-soal literasi matematika
dikaitkan dengan kehidupan yang dihadapi serupa PISA. Berdasarkan uraian diatas, dapat
siswa. Sehingga ketika siswa dihadapkan pada dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
persoalan PISA, siswa mengalami kesulitan MURDER berpendekatan PMRI dengan
dalam menyelesaikannya. Selain itu asesmen kinerja lebih efektif dalam
penggunaaan model pembelajaran yang tidak meningkatkan kemampuan literasi matematika
tepat kurang dapat meningkatan kemampuan siswa.
literasi matematika siswa.
Melalui pembelajaran MURDER
SIMPULAN
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
Berdasarkan hasil penelitian keefektifan
dapat membantu siswa dalam memenuhi aspek-
pembelajaran MURDER berpendekatan PMRI
aspek dalam komponen proses. Pembelajaran
dengan asesmen kinerja pada pencapaian
MURDER terdiri dari bebrapa tahap
kemampuan literasi matematika siswa SMP
diantaranya mood, understand, recall, detect,
serupa PISA, diperoleh simpulan sebagai
elaborate, dan review. Pada tahap detect siswa
berikut: (1) pembelajaran MURDER
akan mencermati serta menganalisis
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
penyampaian materi dan hasil penyelesaian dari
efektif pada pencapaian kemampuan literasi
setiap masalah yang disajikan untuk
matematika siswa, dengan dasar sebagai
mendapatkan kesimpulan akhir. Hal ini sesuai
berikut: (a) kemampuan literasi matematika
dengan pernyataan Wildani (2011) bahwa
siswa yang mendapat pembelajaran MURDER
penalaran matematis siswa dengan
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
pembelajaran MURDER lebih baik dari
pada materi bangun ruang sisi datar dapat
pembelajaran secara konvensional. Sehingga
mencapai ketuntasan belajar kalsikal dengan
pembelajaran MURDER dapat meningkatkan
jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari
penalaran dan argumentasi (reasoning and
sama dengan 73 sebanyak lebih dari 75% dari
argument) pada komonen proses. Menurut
jumlah siswa pada kelas tersebut, (b)
Wardhani (2011) dalam pembelajaran guru
kemampuan literasi matematika siswa yang
perlu memberikan latihan untuk siswa dalam
mendapat pembelajaran MURDER
melakukan penalaran dan pemecahan masalah
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
sehingga kemampuan literasi dapat meningkat.
lebih baik daripada kemampuan literasi
Pembelajaran MURDER melatih kemampuan
matematika siswa yang mendapat pembelajaran
pemecahan masalah matematis siswa menjadi
MURDER berpendekatan PMRI, lebih baik
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
daripada kemampuan literasi matematika siswa
biasa (Saija, 2010). Melalui pendekatan PMRI,
yang mendapat pembelajaran ekspositori, (c)
dalam proses pembelajaran siswa akan
penerapan pembelajaran MURDER
dihadapkan dengan hal-hal rill yang berkaitan
berpendekatan PMRI dengan asesmen kinerja
dengan kehidupan sehari-hari dan menjadikan
mengalami peningkatan antara sebelum dan
belajar lebih bermakna sesuai dengan teori
sesudah pembelajaran; (2) kualitas
belajar Ausubel. Adanya contoh yang sering
pembelajararan melalui pembelajaran
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa
MURDER berpendekatan PMRI dengan
akan menjadi lebih menghayati (Suherman,
asesmen kinerja mncapai kategori baik; (3)
2003). Menurut Wijaya sebagaimana dikutip
kemampuan literasi matematika siswa pada
oleh Wardono (2015) yang menyatakan bahwa
kelompok atas dapat memenuhi 6 aspek pada
pembelajaran PMRI merupakan pembelajaran
komponen literasi matematika, siswa pada
7
U. Hasanah et al / UNNES Journal of Mathematics Education 4 (3) (2015)
DAFTAR PUSTAKA
Agbulu, O.N. & E.E. Idu. 2008. The Impact Of
Participatory And Expository
Approaches On Learning Of
Agricultural Science In Senior
SecondarySchools In Benue State.
Journal of Social Science, 16(3): 245 - 249.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar SMP/MTs.
Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan. Johar, Rahmah. 2012.
Domain Soal PISA untuk Literasi
Matematika. Jurnal Peluang 1(1):30-41.
Masrukan. 2014. Asesmen Otentik Pembelajaran
Matematika. Semarang: CV Swadaya
Manunggal.
OECD. 2010. PISA 2012 Mathematics Framework.
Paris: OECD Publications.
3UDWLGLQD , Supriyono +HQGLNDZDWL 3
.HHIHNWLIDQ 0RGHO
Pembelajaran Mind Mapping dengan
Pendekatan PMRI terhadap Hasil
Belajar. Unnes Journal of Mathematics
Education1(1):41.
Sadijah, C. 2009. Asesmen Kinerja dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Inovatif 4(2): 92-95.
Saija, Louise M. 2010. Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan Model Kooperatif
MURDER untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMA. Tesis. Jurusan
Matematika FMIPA. Bandung: UPI.
Stacey, K. 2011. The PISA View of
Mathehatical Literacy in Indonesia.
IndoMS. J.M.E 2(2):95-126.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung:
FMIPA UPI.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta.
Wardhani, Sri., & Rumiati. 2011. Instrumen
Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS.
Yogyakarta:PPPPTK Matematika.
Wardono, et al. 2015. The Realistic Scientific
Humanist Learning With Character
Education To Improve Mathematics
Literacy Based On PISA. International
Journal of Education and Research Vol. 3
No. 1 January 2015.
Wildani, et al.. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran MURDER untuk
Mengingkatkan Kemampuan Penalaran
8