Unnes Journal of Mathematics Education Research: Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas Viii Berdasarkan Gaya Kognitif
Unnes Journal of Mathematics Education Research: Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas Viii Berdasarkan Gaya Kognitif
Abstract
___________________________________________________________________
Mathematics literacy is an indiviudal’s ability to understand and apply basic mathematical capabilities in daily life. Learning
process should pay attention to the difference of students’ cognitive style as a part of individual characteristics that make
difference to students’ mathematics literacy ability. PMRI learning activites may help students in developing their mathematics
literacy ability. Matching Familiar Figure Test are tested to 36 students which results four categories: 2 reflective students, 11
impulsive students, 2 fast accurate students, and 21 slow innaccurate students. Students’ different cognitive styles affect their
different mathematics ability, fast accurate students gained best score at representation and devising strategies for solving
problems. It is also supported by their highest improvement of mathematics literacy ability. Teachers may apply PMRI
learning for every students whose different cognitive style to improve their mathematics literacy ability.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6455
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: herlinnurdianasari.4101408164@gmail.com
76
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
77
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menemukan empat tipe gaya kognitif tersebut
pada siswa SMP.
Pada penelitian ini, kemampuan literasi Subjek yang bergaya kognitif reflektif
matematika dideskripsikan berdasarkan aspek- adalah S02 dan S32. Kesamaan kedua subjek
aspek kemampuan literasi matematika pada tersebut tampak pada lamanya waktu
subjek penelitian yang terdiri atas 9 orang siswa pengerjaan soal dan hasil tes yang diperoleh.
dari tipe gaya kognitif yang berbeda. Hasil tes Berdasarkan perhitungan indeks gain subjek S02
gaya kognitif menunjukkan dari 36 siswa kelas memperoleh nilai indeks gain yang lebih tinggi
VIII, sebanyak 21 orang siswa memiliki gaya dibandingkan subjek S32. Pencapaian ini
kognitif slow innaccurate, 11 orang siswa memiliki didukung oleh hasil wawancara terhadap kedua
gaya kognitif impulsif, 2 orang siswa bergaya subjek yang menunjukkan bahwa subjek S02
kognitif reflektif, dan 2 orang siswa bergaya dapat lebih mengembangkan kemampuan
kognitif fast accurate. Munculnya empat tipe gaya literasi matematikanya melalui pembelajaran
kognitif yang berbeda ini sejalan dengan PMRI dibandingkan dengan subjek S32. Tabel 1
penelitian Rozencwajg dan Corroyer (2005) berikut ini menunjukkan perbandingan
yang mengklasifikasikan tipe gaya kognitif pencapaian kemampuan literasi matematika dari
reflektif dan impulsif menjadi empat kelompok kedua subjek pada setiap aspek.
serta penelitian Ningsih (2012) yang
78
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
Kemampuan subjek bergaya kognitif PMRI lebih menarik minat mereka dalam
impulsif terlihat menonjol pada aspek belajar, kegiatan pembelajaran lebih
representation dan using mathematics tools, menyenangkan dan materi pembelajaran lebih
sedangkan aspek yang paling lemah adalah mudah dipahami. Tabel 3 menunjukkan
aspek reasoning and argument. Penemuan ini perbandingan pencapaian setiap aspek
memperkuat hasil penelitian Rozencwajg dan kemampuan literasi matematika dari kedua
Corroyer (2005) yang menyebutkan bahwa subjek bergaya kognitif fast accurate.
karakteristik tipe gaya kognitif impulsif adalah Kemampuan subjek bergaya kognitif fast
dapat memproses informasi secara holistik tetapi accurate menonjol pada aspek representation,
kurang dewasa secara kognitif. Hasil tersebut devising strategies for solving problems, dan
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh using mathematics tools, sedangkan aspek yang
Rahmatina, dkk. (2014) yang menyebutkan paling lemah adalah aspek reasoning and
salah satu ciri tipe gaya kognitif impulsif adalah argument. Hasil tersebut mendukung penelitian
tidak berpikir secara mendalam serta penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2012) yang
yang dilakukan oleh Warli (2010) yang menyatakan bahwa subjek bergaya kognitif fast
menyebutkan bahwa siswa impulsif cenderung accurate memiliki kecenderungan yang sama
kurang cermat pada tahap pengerjaan soal dan dengan subjek bergaya kognitif reflektif yaitu
kurang mencoba-coba sehingga jawaban yang memperoleh persentase jawaban benar yang
dihasilkan cenderung banyak tetapi salah. lebih banyak dengan proses pengerjaan yang
Subjek yang bergaya kognitif fast accurate lebih cepat. Hal yang sama diungkapkan pula
adalah S12 dan S34. Berdasarkan perhitungan oleh Rozencwajg dan Corroyer (2005) bahwa
indeks gain subjek S12 memperoleh nilai indeks karakteristik tipe gaya kognitif fast accurate
gain yang lebih tinggi dibandingkan subjek S34. adalah dapat memproses informasi secara
Hasil wawancara terhadap kedua subjek analitik maupun holistik serta dapat
menunjukkan bahwa baik subjek S12 maupun memperlihatkan kedewasaan kognisi.
subjek S34 berpendapat kegiatan pembelajaran
79
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
Subjek yang bergaya kognitif slow Kemampuan subjek bergaya kognitif slow
innaccurate adalah S28, S01, dan S14. innaccurate tampak menonjol pada aspek
Berdasarkan perhitungan indeks gain subjek S14 representation dan using mathematics tools,
memperoleh nilai indeks gain yang lebih tinggi sedangkan aspek yang paling lemah adalah
yaitu gain sedang, sedangkan subjek S01 dan aspek reasoning and argument. Hal ini
subjek S28 termasuk kriteria gain rendah. memperkuat hasil penelitian Rozencwajg dan
Pencapaian ini didukung oleh hasil wawancara Corroyer (2005) yang menyebutkan bahwa
terhadap ketiga subjek yang menunjukkan karakteristik tipe gaya kognitif slow innaccurate
bahwa subjek S14 dapat lebih mengembangkan adalah dapat memperlihatkan kontrol
kemampuan literasi matematikanya melalui metakognitif yang baik tetapi kesulitan
pembelajaran PMRI dibandingkan dengan memproses secara analitik maupun holistik.
subjek S01 dan subjek S28. Tabel 4 Perbedaan pencapaian kemampuan literasi
menunjukkan perbandingan pencapaian aspek- matematika subjek bergaya kognitif slow
aspek kemampuan literasi matematika dari innaccurate sejalan dengan pendapat Slavin
ketiga subjek bergaya slow innaccurate. (Ramlah, 2014) yang menyatakan bahwa selain
gaya kognitif, terdapat faktor-faktor lain yang
80
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
81
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
mathematics tools. Siswa slow innaccurate memiliki Nasution, 2013. Berbagai Pendekatan dalam Proses
kemampuan yang tergolong sangat baik pada Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
aspek using mathematics tools. Ningsih, P.R. 2012. “Profil Berpikir Kritis Siswa SMP
Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Peningkatan kemampuan literasi
Berdasarkan Gaya Kognitif”. Gamatika.
matematika dapat diidentifikasi pada siswa kelas
Vol.2. No.2. Hal 120-127.
VIII, dengan indeks peningkatan terbesar Ojose, B. 2011. “Mathematics Literacy: Are We Able
dicapai tipe gaya kognitif fast accurate, disusul To Put The Mathematics We Learn Into
tipe gaya kognitif reflektif dan impulsif, serta Everyday Use?” Journal of Mathematics
terakhir tipe gaya kognitif slow innaccurate. Education. Vol. 4 No.1. Hal. 89-100.
Pembelajaran PMRI dengan pengelompokan Rahman, A. 2008. “Analisis Hasil Belajar
siswa berdasarkan tipe gaya kognitif Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Kognitif Secara Psikologis dan Konseptual
turut aktif berkontribusi dalam kelompok Tempo Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3
maupun antar kelompok, sehingga dapat Makasar”. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan.
Vol.14. No.72. Hal 452-473.
dijadikan alternatif model pembelajaran bagi
Rahmatina, S., Sumarmo, U., dan Johar, R. 2014.
para guru dalam mengembangkan kemampuan
“Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam
literasi matematika siswa. Di samping itu, guru Menyelesaikan Masalah Matematika
hendaknya memperhatikan siswa dengan tipe Berdasarkan Gaya Kognitif Reflektif dan
gaya impulsif dan slow innaccurate pada saat Impulsif”. Jurnal Didaktik Matematika. Vol.1
pembelajaran. Misalnya menempatkan siswa No.1. Hal 62-70.
tersebut pada barisan depan, memberikan Ramlah, B.J. 2014. “Relationship between Students’
scaffolding, memberikan bimbingan secara Cognitive Style (FD and FI Cognitive Styles)
individual, dan sebagainya. Dengan demikian, with Their Mathematics Achievement in
Primary School”. International Journal of
pencapaian kemampuan literasi matematika
Humanities Social Sciences and Education
siswa impulsif dan slow innaccurate dapat
(IJHSSE). Vol.1. No.1. Hal 88-93.
dioptimalkan. Rozencwajg, P. dan Corroyer, D. 2005. “Cognitive
Processes in the Reflective–Impulsive
Cognitive Style”. The Journal of Genetic
DAFTAR PUSTAKA
Psychology. Vol 166 No.4. Hal. 451–463.
Saefudin, A.A. 2012. “Pengembangan Kemampuan
Anh, L.T. 2006. “Applying Realistic Mathematics
Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran
Education in Vietnam: Teaching Middle
Matematika dengan Pendekatan Pendidikan
School Geometry”. Disertasi. Postdam:
Matematika Realistik Indonesia (PMRI)”. Al
Postdam University.
Bidayah. Vol.4. No.1. Hal 37-48.
Daraini, R. 2012. “Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Sembiring, R. K., Hadi, S., dan Dolk, M. 2008.
Multimedia dan Gaya Kognitif terhadap
“Reforming Mathematics Learning in
Kemampuan Pemecahan Masalah
Indonesian Classrooms through RME”. ZDM
Matematika Siswa SMP Negeri Lubuk
Mathematics Education. Vol. 40. Hal 927-939.
Pakam”. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.5
Warli. 2010. “Scaffolding sebagai Strategi
No.2. Hal 236-243.
Pembelajaran Matematika Bagi Anak Bergaya
De Lange, J. 2006. “Mathematical Literacy for Living
Kognitif Reflektif atau Impulsif”. Makalah.
from OECD-PISA Perspective”. Tsukuba
Prosiding Seminar Nasional MIPA dan
Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.
Pembelajaran di Universitas Negeri Malang.
25.
Malang, 13 Oktober 2012.
Fauzan, A. 2002. “Applying Realistic Mathematics
Yasa, I. M. A., Sadra, I. W., dan Suweken, G. 2013.
Education (RME) in Teaching Geometry in
“Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik
Indonesian Primary Schools”. Disertasi.
dan Gaya Kognitif terhadap Prestasi Belajar
Enschede: University of Twente.
Matematika Siswa”. e-Journal Program
Marpaung, Y. 2007. “Matematisasi Horizontal dan
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Matematisasi Vertikal”. Jurnal Pendidikan
Program Studi Matematika. Vol. 2. Hal 1-11.
Matematika. Vol.1. No.1.
82
Herlin Nurdianasari et al. / Unnes Journal of Mathematics Education Research 4 (2) (2015)
83