Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6455
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, Indonesia e-ISSN 2502-4507
E-mail: jelianaintan@gmail.com
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
perbaikan secara khusus pada kesulitan yang Pada soal 4 diberikan variasi dimana
dialami oleh siswa Bhaskar (2014). pada soal diketahui terlebih dahulu keliling dan
Sitiatava (2012: 116) menyatakan tes dihubungkan antara keliling persegi. Soal ini
diagnostik, tes ini dilaksanakan untuk tidak dapat dikerjakan dengan benar oleh
menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang seluruh siswa, terdapat 36% siswa tidak
dihadapi berupa perbuatan atau gerakan- menjawab, 32% menulis diketahui dan
gerakan tertentu. Tes diagnostik dapat ditanyakan dan memodelkan secara matematika
digunakan sebagai langkah awal untuk dengan benar apa yang diketahui, 32%
mengetahui kesalahan dan kesulitan belajar menjawab namun salah pada penggunaan
siswa. Sion & Jingan (2008: 4) menyatakan rumus dan perhitungan.
bahwa tes diagnostik sebagai tes yang Studi pendahuluan membagi siswa
memberikan kepada guru informasi tentang menjadi beberapa kelompok berdasarkan
kemampuan awal dan miskonsepsi siswanya tingkatan prestasi siswa pada hasil ulangan
sebelum memulai aktivitas belajar. umum. Siswa dengan kategori baik mampu
Siswa akan diberikan kesempatan untuk menjawab soal yang diberikan dengan
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas menggunakan representasi matematis, siswa
tersebut. Hal ini akan berkaitan dengan hasil sudah mampu mengklasifikasikan objek
belajar siswa. Hasil belajar merupakan berbagai menurut sifat tertentu, menyajikan konsep ke
kemampuan yang dimiliki siswa setelah bentuk representasi matematis, menggunakan
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, prosedur atau operasi tertentu, dan dalam
2009: 22). Hasil belajar dalam penelitian ini mengaplikasikan konsep atau algoritma
dilihat dari tiga aspek afektif yakni kreativitas, pemecahan masalah, yang masih menjadi
kognitif kemampuan representasi matematis, masalah adalah siswa belum mampu
dan psikomotorik keterampilan rerpresentasi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matematis. kehidupan sehari-hari dan penggunaan
Temuan pada studi pendahuluan yang representasi simbol. Siswa pada kategori cukup
dilakukan pada materi persegi dan persegi siswa hanya mampu pada dua langkah
panjang di kelas VIII SMP, siswa masih mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu
kesulitan dalam memahami dan dan menyajikan konsep ke bentuk representasi
merepresentasikan soal. Hal ini dikarenakan matematis. Pada penggunaan prosedur dan
siswa belum mengerti langkah yang harus operasi tertentu serta pemecahan masalah siswa
dilakukan dalam penyelesaian masalah. masih kesulitan, misalnya dalam penggunaan
Studi pendahuluan yang dilakukan rumus, perhitungan, dan kesulitan dalam soal
dengan memberikan tes kepada 25 siswa SMP. yang bervariasi.
Materi yang diberikan pada tes ini berkaitan Siswa dengan kategori rendah mengalami
dengan keliling dan luas persegi dan persegi kesulitan pada tahap awal dimana belum
panjang. Hasil studi pendahuluan menunjukkan mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat
bahwa: 5 siswa (20%) memiliki kemampuan tertentu. Pada tahap awal mengidentifikasi apa
representasi matematis yang baik, 8 siswa (32%) yang diketahui dan ditanyakan soal siswa sudah
memiliki kemampuan representasi matematsi tidak mampu mengidentifikasi dengan tepat.
yang cukup, dan 12 siswa (48%) memiliki Perlu adanya pembelajaran dalam mengatasi
kemampuan representasi matematis yang permasalahan yang dialami siswa. Perlu adanya
kurang. Salah satu jawaban siswa yang pembelajaran yang memperhatikan penggunaan
mengalami kesulitan pada penggunaan representasi matematis yang dilakukan dengan
representasi simbol dapat dilihat pada Gambar pendampingan secara individu maupun
1. kelompok kepada siswa.
METODE
235
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
True Experimental Design dengan bentuk Pretest- homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.
Posttest Control Group Design. Penelitian Analisis data penelitian meliputi uji normalitas,
kuantitatif untuk mengetahui efektifitas uji homogenitas, uji ketuntasan, uji beda rata-
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnsotik, rata,uji pengaruh dan uji peningkatan pada
sedangkan penelitian kualitatif untuk siswa pilihan. Analisis data kualitatif mengikuti
mengetahui deskripsi kemampuan representasi konsep yang diberikan (Sugiyono 2009: 370)
matematis yang ditinjau dari kreativitas siswa. yaitu reduksi data, penyajian data, dan
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 penarikan simpulan.
Pekalongan pada kelas VII tahun pelajaran
2016/2017, materi yang diambil yaitu bangun HASIL DAN PEMBAHASAN
datar (persegi dan persegipanjang). Subjek
penelitian pada penelitian kuantitatif kelas Hasil penelitian diuraikan ke dalam 2
eksperimen (VII-B) dan kelas kontrol (VII-C). tahap penelitian yaitu tahap penelitian
Pada penelitian kualitatif, subjek penelitian yang kuantitatif dan tahap penelitian kualitatif. Pada
digunakan hanya kelas yang memperoleh tahap penelitian kuantitatif menguji efektifitas
intervensi pembelajaran CPS dengan asesmen pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
diagnostik yaitu kelas eksperimen (VII-B). terhadap kemampuan representasi matematis
Pemilihan subjek penelitian berdasarkan (KRM) siswa melalui uji ketuntasan, uji beda
hasil angket kreativitas yang diberikan kepada rata-rata KRM, uji pengaruh dan uji
siswa pada awal pembelajaran sebagai sumber peningkatan pada siswa pilihan.
data lebih mendalam pada wawancara dan Berdasarkan hasil analisis data awal (uji
pengamatan. Subjek penelitian dipilih dari kelas prasyarat) diperoleh bahwa kedua kelas sampel
eksperimen (VII-B) yang dikelompokkan berasal dari populasi berdistribusi normal,
kedalam subjek kelompok tinggi, sedang, dan mempunyai varians yang sama atau homogen,
rendah, dimana masing-masing kelompok dan tidak ada perbedan rata-rata kemampuan
dipilih dua siswa untuk dianalisis kemampuan representasi matematis antara kedua sampel.
representasi matematisnya. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari
Sumber data pada penelitian ini diperoleh keadaan atau kondisi yang sama.
dari hasil tes kemampuan representasi Berdasarkan hasil pengujian ketuntasan
matematis siswa yaitu pretes dan postes, lembar belajar, siswa dengan pembelajaran CPS dengan
hasil wawancara, dan hasil pengamatan. asesmen diagnostik telah mencapai ketuntasan.
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
penelitian tes dan nontes. Instrumen penelitian minimal (KKM = 70) individual sebanyak
tes yaitu tes kemampuan representasi matematis. 87,30%, sedangkan berdasarkan uji ketuntasan
Instrumen penelitian nontes meliputi lembar menunjukkan bahwa kelompok siswa dengan
pedoman wawancara, lembar pengamatan dan pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
angket. mencapai ketuntasan klasikal.
Setiap instrumen dilakukan analisis Hasil uji beda rata-rata kemampuan
kelayakan, dimana instrumen tes kemampuan representasi matematis siswa menunjukkan
representasi matematis matematis dilakukan dengan = 5% dan dk= 36 diperoleh nilai
validitas konstruk, validitas isi dan uji coba. = 1,68 < 5,64 = sehingga H0 ditolak
Instrumen pedoman wawancara, lembar artinya rata-rata KRM kelompok siswa dengan
observasi dan angket dilakukan validasi pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
konstruk dan validasi isi. lebih besar dari rata-rata KRM kelompok siswa
Analisis data pada penelitian kuantitatif dengan pembelajaran ekspositori. Sedangkan
terdapat dua analisis yaitu analisis uji prasyarat hasil uji selisih beda rata-rata KRM siswa
dan analisis data penelitian. Analisis uji diperoleh diperoleh nilai = 1,68 < 1,955 =
prasyarat meliputi uji normalitas, uji
236
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
sehingga H0 ditolak artinya selisih rata- rata melakukan penalaran dengan menggunakan hal-
KRM dengan pembelajaran CPS dengan hal abstrak. Ini berarti siswa mampu
asesmen diagnostik sesudah pembelajaran lebih merepresentasikan hal-hal abstrak yang dapat
besar dari rata-rata KRM kelompok siswa digunakan dalam pemecahan masalah.
dengan pembelajaran ekspositori. Pengelompokkan siswa berdasarkan
Uji pengaruh kreativitas dan keterampilan angket kreativitas dilakukan sebelum
representasi matematis siswa menunjukkan pelaksanaan proses pembelajaran. Kreativitas
adanya pengaruh terhadap kemampuan dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu
representasi matematis sebesar 76%. Uji kreativitas tinggi, sedang, danrendah.
peningkatan meunjukkan adanya peningkatan Berdasarkan hasil analisis pada angket
yang signifikan pada siswa pilihan dengan rata- kreativitas diperoleh data pengelompokkan
rata peningkatan pada kreativitas dan seperti Tabel 1 berikut.
keterampilan representasi tergolong pada tingkat
sedang. Tabel 1. Hasil Pengelompokkan Kreativitas
Siswa
KRM siswa dengan pembelajaran CPS
Banyak siswa Kategori
dengan asesmen diagnostik lebih dari KRM
siswa dengan pembelajaran ekspositori. Skor 7 Tinggi
rata-rata KRM siswa dengan pembelajaran CPS 20 Sedang
dengan asesmen diagnostik sebesar 79,38, 10 Rendah
sedangkan skor KRM siswa dengan
pembelajaran ekspositori sebesar 77,25 dari skor Pemilihan subjek penelitian masing-
maksimum ideal 100. Siswa dengan masing kategori dipilih dua siswa untuk
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik dianalisis representasi matematisnya secara
diberikan ruang untuk mengeksplore diri melalui mendalam selama proses pembelajaran. Sebelum
pembelajaran kelompok yang memberikan dilakukan pembelajaran, pada kelas
pembiasaan pada kreativitas dan dan eksperimen maupun kelas kontrol terlebih
penggunaan representasi matematis siswa pada dahulu dilihat bagaimana kemampuan
pemecahan masalah matematika. Hal ini representasi matematis awal siswa. Asesmen
menunjukkan bahwa siswa pada kelas diagnostik dilakukan pada siswa untuk
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik mengatahui kesulitan-kesulitan yang dialami
mencapai ketuntasan belajar baik individual siswa sehingga dapat direncanakan perbaikan
maupun klasikal. dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran CPS Berdasarkan kategori kreativitas yaitu
dengan asesmen diagnostik memiliki dampak tinggi, sedang dan rendah, siswa pada kategori
terhadap kemampuan representasi matematis rendah mengalami ketidakmampuan dalam
siswa menjadikan siswa mampu meningkatkan menerjemahkan soal jadi siswa pada kategori ini
pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara tidak mampu mengidentifikasi dengan benar.
individual dan klasikal. Pembelajaran CPS Siswa pada kategori sedang dan tinggi kesulitan
dengan asesmen diagnostik dapat digunakan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
pula untuk melatih representasi matematis simbol dan permasalahan yang terkait dengan
siswa. kehidupan sehari-hari.
Hal ini dikarenakan pembelajaran CPS Pada tahap awal tes diagnostik ketika
memberikan kesempatan pada siswa secara diminta untuk menuliskan apa yang diketahui
kreatif menggunakan representasi matematis dan ditanya siswa merasa keberatan hal ini
dalam penyelesaian masalah matematika yang dikarenakan siswa belum terbiasa untuk
diberikan. Berdasarkan tahapan belajar Piaget menuliskan mengenai apa yang diketahui dan
bahwa siswa masuk pada tahap operasi formal, apa yang ditanyakan oleh soal secara benar.
dimana anak pada tahap ini sudah mampu Siswa dipilih berdasarkan tingkatan
kreativitas sebagai subjek penelitian yang akan
237
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
90
80
70
60 PERT 1
kreativitas
PERT 2
Skor
50
40 PERT 3
30 PERT 4
20 PERT 5
10
0
DN08 MA26 KY17 EL11 MK19 MAS22
238
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
dialami oleh siswa akan menjadi tindak lanjut Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan
bagi guru dalam melakukan perbaikan secara Representasi Matematis Terhadap Kemam-
khusus pada kesulitan yang dialami oleh siswa puan Representasi Matematis
Bhaskar (2014). Kesulitan ketidakpahaman
dalam menyelesaikan soal biasanya ditunjukkan Hasil uji pengaruh mengenai kreativitas
melalui kesalahan pemahaman siswa. dan keterampilan representasi matematis
Berdasarkan pemaparan ketidakmampuan terhadap kemampuan representasi matematis
memahami soal TKRM dapat disimpulkan menunjukkan bahwa kreativitas dan
bahwa kesulitan memahami merupakan salah keterampilan representasi matematis siswa
satu kesulitan yang dominan dialami oleh siswa setelah diuji masing-masing dan bersama
baik siswa pada kategori kreativitas tinggi, berpengaruh positif terhadap kemampuan
sedang dan rendah. Kemampuan siswa dalam representasi matematis siswa. Pengaruh positif
membuat strategi dan mengidentifikasi masalah ini dikarenakan pembelajaran CPS dengan
hanya dimiliki siswa pada kategori kreativitas asesmen diagnostik membiasakan siswa dalam
tinggi yakni merencanakan pemecahan masalah penggunaan representasi matematis dan
dan membuat cara atau langkah-langkah yang menekankan pada proses kreativitas siswa
harus digunakan dalam menyelesaikan soal. Hal dalam setiap pertemuan yang dilakukan di kelas.
ini berkaitan dengan pengetahuan prasyarat, Keterampilan representasi matematis
konsep dan prinsip. Pengetahuan prasyarat yang siswa diperlukan untuk menggunakan
dimaksud adalah pengetahuan dasar pada representasi visual (gambar), ekpresi matematik,
materi bangun datar pada tingkat SD. Asyrofi dan kata-kata dalam menyelesaikan masalah.
(2016) adanya beberapa faktor pula yang Hal ini sejalan dengan Utami (2015) CPS
mempengaruhi kemampuan representasi mampu meningkatkan kemampuan dan
matematis siswa yakni tingkat kecerdasan leterampilan pemecahan masalah siswa. Hal ini
bahasa, logis matematik dan kecerdasan visual menunjukkan bahwa proses membiasakan siswa
spasial. dalam penggunaan representasi matematis akan
Berdasarkan asesmen diagnostik yang memunculkan keterampilan representasi
diberikan pada awal pertemuan menunjukkan matematis siswa. Hal ini memberikan proses
bahwa siswa masih kesulitan dalam dan pembiasaan dalam penggunaan dan
merepresentasikan permasalahan-permasalahan pemilihan rerpresentasi pada penyelesaian
matematika. Peneliti merancang pembelajaran masalah matematika yang diberikan oleh guru.
yang dilakukan pada kelas eksperimen sebuah Hasil analisis yang dilakukan
pembiasaan penggunaan representasi matematis menunjukkan siswa pada pembelajaran CPS
dalam penyelesaian masalah. Pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik mengalami
dengan asesmen diagnostik yang dilakukan pada peningkatan kreativitas setiap pertemuan dan
kelas eksperimen memberikan dampak positif berpengaruh terhadap kemampuan representasi
bagi siswa, siswa menjadi lebih aktif, kreatif matematis siswa. Siswa dengan kategori
dalam membangun pengetahuannya kreativitas tinggi cenderung memiliki
menggunakan representasi matematis melalui kemampuan dalam merepresentasikan
permasalahan-permasalahan yang diberikan permasalahan yang diberikan oleh guru hal ini
guru. Hal ini sejalan dengan Zhe (2012) bahwa menyebabkan pula siswa mampu menyelesaikan
perlu adanya mengelaborasi nilai representasi permasalahan yang diberikan guru dengan baik.
matematika dan konsep lainnya, dan mencoba Hal ini sejalan dengan Dwi Hidayati,
untuk membangun sebuah model mengajar Mardiyana dan Dewi Retno Sari (2015) siswa
representasi matematika. dengan kreativitas tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika lebih baik daripada siswa
dengan kreativitas sedang dan rendah, siswa
dengan kreativitas sedang mempunyai prestasi
239
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
240
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research
Diakses 1 Oktober 2016. http://eprints.- Sudjana, N., 2009. Penilaian Hasil Proses
uny.ac.id/7036/. Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Mann, E.L., 2016. Creativity The Essence Of Rosdakarya.
Mathrematics. Journal for the education of Sugiyono, 2009. Metode Penelitin Kuantitatif,
the gifted. http://www.prufrock.com. 30, (2), Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
236-260. Suherman, H. E., Turmudi,. Suryadi, S.,
National Council of Teacher of Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S.,
Mathematics.2000. Principles and Nurjanah & Rohayati, A., 2003. Strategi
Standards for school mathematics. Reston Pembelajaran Matematika Kontemporer.
: NCTM. UPI:Bandung.
Pepkin, L. Kasen. 2000. Creative Problem Treffinger, D.J. & Isaksen, S.G. 2013. Teaching
Solving In Math. Tersedia di and Applying Creative Problem Solving:
http://www,mathematic.transdigit.com/inde Implications for At-Risk Students.
x.php/category/mathematic-info/(diakses 30 International Journal for Talent Development
september 2016) and Creativity, 1, (1), 87-97.
Salkind, 2007. Mathematical Representations. Utami, R., Pencapaian Kemampuan dan
George Mason University EDCI 857 Keterampilan Pemecahan Masalah
Preparation and Professional Develop- Matematika Siswa Kelas VIII pada
ment of Mathematics Teachers.tersedia di Pembelajaran Model CPS dan Tapps.
https://pdfs.semanticscholar.org/e56c/d242f9 2015. Unnes Journal Of
bf23eaeb30a7a6b22f7faa14b235c6.-pdf. MathematicEducation.http://journal.unnes
(diakses 30 September 2016) .ac.id/sju/index.php/ujme. 4, (3), 240-247.
Sion, H. H. & Janidi J., 2008. Diagnostic Wang, Y. 2009. On Cognitive Foundations of
assessment in three (3) core subjects for Creativity and The Cognitive Process of
primary and secondary education Creation. International Journal of Cognitive
(mathematics, english language and Informatics and Natural Intelligence, 3, (4),
science): Hands-on workshop for 1-18.
government primary and secondary I and Zhe, L., 2012. Survey of Primary Students’
II (year 7 & year 8) teachers Negara Mathematical Representation Status and
Brunei Darussalam. A Concept Paper. Study on the Teaching Model
Department of Human Resource Development Mathematical Representation. Journal of
Department of Planning, Development and mathematic education, 5, (1), 345-350.
Research Ministry of Education.
Sitiatava, R. Desain Evaluasi Belajar Berbasis
Kinerja. Jogjakarta:DIVA Press.
241