Anda di halaman 1dari 9

UJMER 6 (2) (2017) 233 - 241

Unnes Journal of Mathematics Education Research


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer

Analisis Representasi Matematis Ditinjau dari Kreativitas dalam


Pembelajaran Cps dengan Asesmen Diagnostik

Jeliana Intan Permata  , YL. Sukestiyarno, Nathan Hindarto

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kemampuan representasi matematis (KRM) merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran
Diterima 20 Agustus matematika. Siswa mengalami kesulitan dalam merepresentasikan permasalahan matematika. Kesulitan-kesulitan
2017 tersebut perlu diketahui agar guru mampu merencanakan pembelajaran. Pembelajaran CPS dengan
asesmen diagnostik, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan representasi
Disetujui 16 Oktober
matematis siswa. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) menguji keefektifan pembelajaran CPS dengan asesmen
2017
diagnostik terhadap kemampuan representasi matematis siswa, 2) menganalisis representasi matematis ditinjau
Dipublikasikan 28 dari kreativitas siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mixed method dengan concurent embedded
Desember 2017 design. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran CPS
________________ dengan asesmen diagnostik efektif melalui uji ketuntasan diperoleh , uji beda rata-rata diperoleh dengan uji SPSS
nilai sig dengan uji pengaruh diperoleh nilai sig dengan = 5% dan terjadi peningkatan kreativitas dan
Keywords:
keterampilan representasi matematis pada siswa pilihan. Siswa kategori kreativitas tinggi lebih unggul pada
Representasion mathematics
indikatorrepresentasi bahasa dan simbol dari pada kategori kreativitas sedang dan lebih unggul dari pada kategori
and creativity kreativitas rendah. Pada kategori kreativitas sedang lebih unggul pada representasi gambar dibandingkan kedua
___________________ kategori lainnya. Siswa pada kategori sedang dan rendah mengalami kesulitan dalam penggunaan representasi
simbol. Siswa pada kategori rendah mengalami kesulitan dalam menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan
kata-kata.
Abstract
Mathematically representation skills (KRM) is an important aspect in mathematics learning. Students difficulty
in mathematicaly representation problems. These difficulties need to be known teacher is able to plan the lesson.
CPS learning with diagnostic assesment approach and make student improve the mathematically representation
skills. The research aim to (1) test the effectiveness of CPS learning with diagnostic assesment on mathematically
representation skills, (2) analyzing mathematically representation skills from the students creativity. This
reasearch used mixed method with concurent embedded design. Subject of research are student of 8th grade.
Result of research show CPS learning with diagnostic assesment is effective through the test of completeness to get
, the average difference test with SPSS test to get sig , testregression get sig with = 5% and an increase in
creativity and mathematically representation skills in the selected students. student s with high creativity category
are good on= indicators of language representation and symbols more than creativity on category moderate and
low. Students on category moderate have good skills mathematically representation on picture. Difficulty on use
symbol representation on students moderate and low creativity. Students in the low category have difficulty
writing down the settlement steps with words.
© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6455
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, Indonesia e-ISSN 2502-4507
E-mail: jelianaintan@gmail.com
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

PENDAHULUAN penting yang mempengaruhi keterampilan


multipel representasi siswa (Athanasios, 2004;
Matematika merupakan sumber dari Hwang, dkk., 2007). Kreativitas siswa pada
segala disiplin ilmu dan kunci ilmu dasarnya tidak muncul dengan sendirinya
pengetahuan. Matematika memiliki arti selain melainkan dilatih dan diberikan pembiasaan.
tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri Mann (2016) Kreativitas yang dimiliki siswa
sebagai suatu ilmu, matematika juga merupakan dasar dalam matematika.
dibutuhkan ilmu pengetahuan dalam Soal matematika menuntut siswa untuk
pengembangan dan operasionalnya. Matematika menuliskan informasi apa yang mereka ketahui
sebagai ratu ilmu merupakan ilmu dasar yang dan apa yang diminta oleh soal untuk
berkaitan dan menjadi pembangun dari ilmu- dikerjakan. Proses ini membutuhkan
ilmu lain, baik aspek terapannya maupun aspek kemampuan representasi matematis yakni
penalarannya mempunyai peranan penting representasi bahasa, gambar dan simbol
dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan aritmetika yang cukup. Kenyataannya
teknologi (Suherman dkk, 2003: 25). representasi yang digunakan oleh siswa belum
Matematika sejauh ini masih dipandang beragam. Siswa cenderung kurang kreatif dalam
sebagai momok yang menakutkan bagi siswa. penggunaan representasi untuk pemecahan
Hal ini dikarenakan matematika mempunyai masalah matematika.
objek; yaitu fakta, konsep, dan prinsip yang Guru harus mampu menerjemahkan ide-
abstrak sehingga sulit dimengerti. Kartini (2009: ide matematika yang rumit menjadi representasi
367) menyatakan model matematika pada agar siswa dapat memahami. Hal ini memiliki
dasarnya juga suatu representasi ideal terhadap nilai pendidikan 1)untuk membantu siswa
sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk simbol mengkonsolidasikan pengetahuan dan mening-
dan ekspresi matematika. katkan keterampilan, 2)untuk membantu guru
Beberapa survei yang dilakukan oleh dan siswa memperkaya konsep mereka tentang
Programme for International Student matematika dan mengajar matematika, 3)untuk
Assessment (PISA) Indonesia menduduki membantu siswa mengatasi hambatan
peringkat 64 dari 65 negara pada tahun 2012 psikologis, 4)untuk membantu guru menilai
(OECD, 2013) dan Trends in International hasil belajar siswa, 5)untuk membantu guru
Mathematics and Science Study (TIMSS) meningkatkan literasi siswa (Salkind, 2007; Zhe
Indonesia menduduki peringkat 38 dari 42 2012).
negara pada tahun 2011. Perlu adanya pembelajaran yang akan
Siswa menggunakan representasi sebagai dilakukan dengan menekankan pada
alat untuk mendukung pemahaman matematika kemampuan representasi dan kreativitas yang
mereka. Merepresentasikan permasalahan dimiliki siswa, yakni model pembelajaran
matematika memiliki arti matematika disajikan Creative Problem Solving (CPS) yang akan
kedalam bahasa yang mudah dimengerti. Siswa dipadukan dengan penilaian diagnostik. Sejalan
perlu mengamati dan menemukan pola atau dengan penelitian Suryani (2013) bahwa
aturan spesifik di dalam masalah tersebut. pembelajaran CPS mampu meningkatkan hasil
Sejalan dengan hasil penelitian Hwang, dkk, belajar dan kreativitas siswa. Hal ini sejalan pula
(2007) keterampilan multipel representasi siswa dengan (Treffinger & Isaksen, 2013) bahwa
adalah kunci sukses pemecahan masalah penting dalam menerapkan CPS mampu
matematika. Disimpulkan pula bahwa memberikan dampak pada kreativittas siswa.
kemampuan elaborasi dalam kreativitas Proses pembelajaran yang dilakukan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi dengan memulai pengajaran dan keterampilan
keterampilan multipel representasi siswa. apa yang harus ditekankan sesuai hasil diagnosis
Kreativitas adalah kemampuan intelektual untuk pada siswa. Sejalan dengan hasil penelitian
memuat ciptaan (kreasi), penemuan (invension) Irsyad (2017) pembelajaran Creative Problem
dan menemukan (discoveries) yang membawa Solving efektif untuk mengatasi kesalahan siswa
hubungan dan entitas atau menyelesaikan yang sebagai subjek penelitian dalam menyelesaikan
tidak diduga menjadi suatu kenyataan (Wang, soal pemecahan masalah. Jadi, setelah
2009). pembelajaran dilaksanakan akan didiagnosis
Keterampilan multipel representasi kesulitan apa yang dialami oleh siswa dengan
merupakan kunci sukses pemecahan masalah cara memberikan tugas terstruktur yang
matematika. Kemampuan representasi dipelajari di luar kelas yang dilakukan baik
matematis siswa memiliki hubungan positif secara individu maupun kelompok. Kesalahan-
dengan kreativitas, kreativitas merupakan faktor kesalahan yang dialami oleh siswa akan menjadi
tindak lanjut bagi guru dalam melakukan
234
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

perbaikan secara khusus pada kesulitan yang Pada soal 4 diberikan variasi dimana
dialami oleh siswa Bhaskar (2014). pada soal diketahui terlebih dahulu keliling dan
Sitiatava (2012: 116) menyatakan tes dihubungkan antara keliling persegi. Soal ini
diagnostik, tes ini dilaksanakan untuk tidak dapat dikerjakan dengan benar oleh
menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang seluruh siswa, terdapat 36% siswa tidak
dihadapi berupa perbuatan atau gerakan- menjawab, 32% menulis diketahui dan
gerakan tertentu. Tes diagnostik dapat ditanyakan dan memodelkan secara matematika
digunakan sebagai langkah awal untuk dengan benar apa yang diketahui, 32%
mengetahui kesalahan dan kesulitan belajar menjawab namun salah pada penggunaan
siswa. Sion & Jingan (2008: 4) menyatakan rumus dan perhitungan.
bahwa tes diagnostik sebagai tes yang Studi pendahuluan membagi siswa
memberikan kepada guru informasi tentang menjadi beberapa kelompok berdasarkan
kemampuan awal dan miskonsepsi siswanya tingkatan prestasi siswa pada hasil ulangan
sebelum memulai aktivitas belajar. umum. Siswa dengan kategori baik mampu
Siswa akan diberikan kesempatan untuk menjawab soal yang diberikan dengan
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas menggunakan representasi matematis, siswa
tersebut. Hal ini akan berkaitan dengan hasil sudah mampu mengklasifikasikan objek
belajar siswa. Hasil belajar merupakan berbagai menurut sifat tertentu, menyajikan konsep ke
kemampuan yang dimiliki siswa setelah bentuk representasi matematis, menggunakan
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, prosedur atau operasi tertentu, dan dalam
2009: 22). Hasil belajar dalam penelitian ini mengaplikasikan konsep atau algoritma
dilihat dari tiga aspek afektif yakni kreativitas, pemecahan masalah, yang masih menjadi
kognitif kemampuan representasi matematis, masalah adalah siswa belum mampu
dan psikomotorik keterampilan rerpresentasi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
matematis. kehidupan sehari-hari dan penggunaan
Temuan pada studi pendahuluan yang representasi simbol. Siswa pada kategori cukup
dilakukan pada materi persegi dan persegi siswa hanya mampu pada dua langkah
panjang di kelas VIII SMP, siswa masih mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu
kesulitan dalam memahami dan dan menyajikan konsep ke bentuk representasi
merepresentasikan soal. Hal ini dikarenakan matematis. Pada penggunaan prosedur dan
siswa belum mengerti langkah yang harus operasi tertentu serta pemecahan masalah siswa
dilakukan dalam penyelesaian masalah. masih kesulitan, misalnya dalam penggunaan
Studi pendahuluan yang dilakukan rumus, perhitungan, dan kesulitan dalam soal
dengan memberikan tes kepada 25 siswa SMP. yang bervariasi.
Materi yang diberikan pada tes ini berkaitan Siswa dengan kategori rendah mengalami
dengan keliling dan luas persegi dan persegi kesulitan pada tahap awal dimana belum
panjang. Hasil studi pendahuluan menunjukkan mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat
bahwa: 5 siswa (20%) memiliki kemampuan tertentu. Pada tahap awal mengidentifikasi apa
representasi matematis yang baik, 8 siswa (32%) yang diketahui dan ditanyakan soal siswa sudah
memiliki kemampuan representasi matematsi tidak mampu mengidentifikasi dengan tepat.
yang cukup, dan 12 siswa (48%) memiliki Perlu adanya pembelajaran dalam mengatasi
kemampuan representasi matematis yang permasalahan yang dialami siswa. Perlu adanya
kurang. Salah satu jawaban siswa yang pembelajaran yang memperhatikan penggunaan
mengalami kesulitan pada penggunaan representasi matematis yang dilakukan dengan
representasi simbol dapat dilihat pada Gambar pendampingan secara individu maupun
1. kelompok kepada siswa.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis


penelitian mixed method dengan concurrent
embedded design. Jenis penelitian kuantitatif yang
\ digunakan adalah penelitian eksperimen dengan

Gambar 1. Representasi Simbol yang


digunakan siswa

235
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

True Experimental Design dengan bentuk Pretest- homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.
Posttest Control Group Design. Penelitian Analisis data penelitian meliputi uji normalitas,
kuantitatif untuk mengetahui efektifitas uji homogenitas, uji ketuntasan, uji beda rata-
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnsotik, rata,uji pengaruh dan uji peningkatan pada
sedangkan penelitian kualitatif untuk siswa pilihan. Analisis data kualitatif mengikuti
mengetahui deskripsi kemampuan representasi konsep yang diberikan (Sugiyono 2009: 370)
matematis yang ditinjau dari kreativitas siswa. yaitu reduksi data, penyajian data, dan
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 penarikan simpulan.
Pekalongan pada kelas VII tahun pelajaran
2016/2017, materi yang diambil yaitu bangun HASIL DAN PEMBAHASAN
datar (persegi dan persegipanjang). Subjek
penelitian pada penelitian kuantitatif kelas Hasil penelitian diuraikan ke dalam 2
eksperimen (VII-B) dan kelas kontrol (VII-C). tahap penelitian yaitu tahap penelitian
Pada penelitian kualitatif, subjek penelitian yang kuantitatif dan tahap penelitian kualitatif. Pada
digunakan hanya kelas yang memperoleh tahap penelitian kuantitatif menguji efektifitas
intervensi pembelajaran CPS dengan asesmen pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
diagnostik yaitu kelas eksperimen (VII-B). terhadap kemampuan representasi matematis
Pemilihan subjek penelitian berdasarkan (KRM) siswa melalui uji ketuntasan, uji beda
hasil angket kreativitas yang diberikan kepada rata-rata KRM, uji pengaruh dan uji
siswa pada awal pembelajaran sebagai sumber peningkatan pada siswa pilihan.
data lebih mendalam pada wawancara dan Berdasarkan hasil analisis data awal (uji
pengamatan. Subjek penelitian dipilih dari kelas prasyarat) diperoleh bahwa kedua kelas sampel
eksperimen (VII-B) yang dikelompokkan berasal dari populasi berdistribusi normal,
kedalam subjek kelompok tinggi, sedang, dan mempunyai varians yang sama atau homogen,
rendah, dimana masing-masing kelompok dan tidak ada perbedan rata-rata kemampuan
dipilih dua siswa untuk dianalisis kemampuan representasi matematis antara kedua sampel.
representasi matematisnya. Hal ini berarti bahwa sampel berasal dari
Sumber data pada penelitian ini diperoleh keadaan atau kondisi yang sama.
dari hasil tes kemampuan representasi Berdasarkan hasil pengujian ketuntasan
matematis siswa yaitu pretes dan postes, lembar belajar, siswa dengan pembelajaran CPS dengan
hasil wawancara, dan hasil pengamatan. asesmen diagnostik telah mencapai ketuntasan.
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
penelitian tes dan nontes. Instrumen penelitian minimal (KKM = 70) individual sebanyak
tes yaitu tes kemampuan representasi matematis. 87,30%, sedangkan berdasarkan uji ketuntasan
Instrumen penelitian nontes meliputi lembar menunjukkan bahwa kelompok siswa dengan
pedoman wawancara, lembar pengamatan dan pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
angket. mencapai ketuntasan klasikal.
Setiap instrumen dilakukan analisis Hasil uji beda rata-rata kemampuan
kelayakan, dimana instrumen tes kemampuan representasi matematis siswa menunjukkan
representasi matematis matematis dilakukan dengan = 5% dan dk= 36 diperoleh nilai
validitas konstruk, validitas isi dan uji coba. = 1,68 < 5,64 = sehingga H0 ditolak
Instrumen pedoman wawancara, lembar artinya rata-rata KRM kelompok siswa dengan
observasi dan angket dilakukan validasi pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik
konstruk dan validasi isi. lebih besar dari rata-rata KRM kelompok siswa
Analisis data pada penelitian kuantitatif dengan pembelajaran ekspositori. Sedangkan
terdapat dua analisis yaitu analisis uji prasyarat hasil uji selisih beda rata-rata KRM siswa
dan analisis data penelitian. Analisis uji diperoleh diperoleh nilai = 1,68 < 1,955 =
prasyarat meliputi uji normalitas, uji

236
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

sehingga H0 ditolak artinya selisih rata- rata melakukan penalaran dengan menggunakan hal-
KRM dengan pembelajaran CPS dengan hal abstrak. Ini berarti siswa mampu
asesmen diagnostik sesudah pembelajaran lebih merepresentasikan hal-hal abstrak yang dapat
besar dari rata-rata KRM kelompok siswa digunakan dalam pemecahan masalah.
dengan pembelajaran ekspositori. Pengelompokkan siswa berdasarkan
Uji pengaruh kreativitas dan keterampilan angket kreativitas dilakukan sebelum
representasi matematis siswa menunjukkan pelaksanaan proses pembelajaran. Kreativitas
adanya pengaruh terhadap kemampuan dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu
representasi matematis sebesar 76%. Uji kreativitas tinggi, sedang, danrendah.
peningkatan meunjukkan adanya peningkatan Berdasarkan hasil analisis pada angket
yang signifikan pada siswa pilihan dengan rata- kreativitas diperoleh data pengelompokkan
rata peningkatan pada kreativitas dan seperti Tabel 1 berikut.
keterampilan representasi tergolong pada tingkat
sedang. Tabel 1. Hasil Pengelompokkan Kreativitas
Siswa
KRM siswa dengan pembelajaran CPS
Banyak siswa Kategori
dengan asesmen diagnostik lebih dari KRM
siswa dengan pembelajaran ekspositori. Skor 7 Tinggi
rata-rata KRM siswa dengan pembelajaran CPS 20 Sedang
dengan asesmen diagnostik sebesar 79,38, 10 Rendah
sedangkan skor KRM siswa dengan
pembelajaran ekspositori sebesar 77,25 dari skor Pemilihan subjek penelitian masing-
maksimum ideal 100. Siswa dengan masing kategori dipilih dua siswa untuk
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik dianalisis representasi matematisnya secara
diberikan ruang untuk mengeksplore diri melalui mendalam selama proses pembelajaran. Sebelum
pembelajaran kelompok yang memberikan dilakukan pembelajaran, pada kelas
pembiasaan pada kreativitas dan dan eksperimen maupun kelas kontrol terlebih
penggunaan representasi matematis siswa pada dahulu dilihat bagaimana kemampuan
pemecahan masalah matematika. Hal ini representasi matematis awal siswa. Asesmen
menunjukkan bahwa siswa pada kelas diagnostik dilakukan pada siswa untuk
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik mengatahui kesulitan-kesulitan yang dialami
mencapai ketuntasan belajar baik individual siswa sehingga dapat direncanakan perbaikan
maupun klasikal. dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran CPS Berdasarkan kategori kreativitas yaitu
dengan asesmen diagnostik memiliki dampak tinggi, sedang dan rendah, siswa pada kategori
terhadap kemampuan representasi matematis rendah mengalami ketidakmampuan dalam
siswa menjadikan siswa mampu meningkatkan menerjemahkan soal jadi siswa pada kategori ini
pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara tidak mampu mengidentifikasi dengan benar.
individual dan klasikal. Pembelajaran CPS Siswa pada kategori sedang dan tinggi kesulitan
dengan asesmen diagnostik dapat digunakan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
pula untuk melatih representasi matematis simbol dan permasalahan yang terkait dengan
siswa. kehidupan sehari-hari.
Hal ini dikarenakan pembelajaran CPS Pada tahap awal tes diagnostik ketika
memberikan kesempatan pada siswa secara diminta untuk menuliskan apa yang diketahui
kreatif menggunakan representasi matematis dan ditanya siswa merasa keberatan hal ini
dalam penyelesaian masalah matematika yang dikarenakan siswa belum terbiasa untuk
diberikan. Berdasarkan tahapan belajar Piaget menuliskan mengenai apa yang diketahui dan
bahwa siswa masuk pada tahap operasi formal, apa yang ditanyakan oleh soal secara benar.
dimana anak pada tahap ini sudah mampu Siswa dipilih berdasarkan tingkatan
kreativitas sebagai subjek penelitian yang akan

237
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

dilakukan pengamatan dan wawancara terkait


KRM. Berikut disajikan diagram pada Gambar
4.1 hasil pengamatan setiap pertemuan skor
kreativitas pada 6 siswa pilihan.

90
80
70
60 PERT 1
kreativitas

PERT 2
Skor

50
40 PERT 3
30 PERT 4
20 PERT 5
10
0
DN08 MA26 KY17 EL11 MK19 MAS22

Gambar 2. Grafik Kreativitas Pada Proses Pembelajaran

Pendeskripsian kemampuan representasi terbiasa memahami dan menggunakan


matematis ditinjau dari angket siswa pada representasi bahasa dalam pemecahan masalah.
pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik, Berdasarkan hasil pada masalah pertama
diperoleh hasil rata-rata siswa kategori dan kedua, disimpulkan bahwa pembelajaran
kreativitas tinggi lebih unggul pada indikator CPS dengan asesmen diagnostik efektif. Hal ini
representasi bahasa dan simbol dari pada menunjukkan bahwa perlu adanya
kategori kreativitas sedang dan lebih unggul dari mengelaborasi nilai representasi matematika dan
pada kategori kreativitas rendah. Pada kategori konsep lainnya, dan mencoba untuk
kreativitas sedang lebih unggul pada representasi membangun sebuah model mengajar
gambar dibandingkan kedua kategori lainnya. representasi matematika Zhe (2012). Dimana
Siswa pada kategori sedang dan rendah model pembelajaran CPS adalah suatu model
mengalami kesulitan dalam penggunaan pembelajaran yang melakukan pemusatan pada
representasi simbol. Siswa pada kategori rendah pengajaran dan keterampilan pemecahan
mengalami kesulitan dalam menuliskan masalah, yang diikuti dengan penguatan
langkah-langkah penyelesaian dengan kata-kata keterampilan (Pepkin, 2000: 13). Kunci dalam
lebih baik dibandingkan kedua kategori lainnya. proses pembelajaran adalah adanya penilaian,
Pada representasi bahasa siswa baik pada dimana dapat terlihat hasil dari proses
kelompok tinggi, sedang dan rendah sudah baik pembelajaran tersebut. Penilaian diagnostik
dan mampu dalam membuat persamaan atau yang dilakukan dalam proses pembalajaran
model matematis dari suatu tugas yang bertujuan melihat kesalahan-kesalahn yang
diberikan. Representasi bahasa telah menjadi dialami siswa sebagai modal dalam
dasar pemecahan masalah matematika siswa memperbaikinya.
pada pembiasaan yang dilakukan siswa pada Penilaian diagnostik mampu memberikan
tingkat kreativitas rendah pun mampu analisa tentang kesalahan-kesalahan konseptual
menggunakan representasi bahasa siswa sudah dan prosedural siswa kelas VII khususnya pada
materi geometri. Kesalahan-kesalahan yang

238
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

dialami oleh siswa akan menjadi tindak lanjut Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan
bagi guru dalam melakukan perbaikan secara Representasi Matematis Terhadap Kemam-
khusus pada kesulitan yang dialami oleh siswa puan Representasi Matematis
Bhaskar (2014). Kesulitan ketidakpahaman
dalam menyelesaikan soal biasanya ditunjukkan Hasil uji pengaruh mengenai kreativitas
melalui kesalahan pemahaman siswa. dan keterampilan representasi matematis
Berdasarkan pemaparan ketidakmampuan terhadap kemampuan representasi matematis
memahami soal TKRM dapat disimpulkan menunjukkan bahwa kreativitas dan
bahwa kesulitan memahami merupakan salah keterampilan representasi matematis siswa
satu kesulitan yang dominan dialami oleh siswa setelah diuji masing-masing dan bersama
baik siswa pada kategori kreativitas tinggi, berpengaruh positif terhadap kemampuan
sedang dan rendah. Kemampuan siswa dalam representasi matematis siswa. Pengaruh positif
membuat strategi dan mengidentifikasi masalah ini dikarenakan pembelajaran CPS dengan
hanya dimiliki siswa pada kategori kreativitas asesmen diagnostik membiasakan siswa dalam
tinggi yakni merencanakan pemecahan masalah penggunaan representasi matematis dan
dan membuat cara atau langkah-langkah yang menekankan pada proses kreativitas siswa
harus digunakan dalam menyelesaikan soal. Hal dalam setiap pertemuan yang dilakukan di kelas.
ini berkaitan dengan pengetahuan prasyarat, Keterampilan representasi matematis
konsep dan prinsip. Pengetahuan prasyarat yang siswa diperlukan untuk menggunakan
dimaksud adalah pengetahuan dasar pada representasi visual (gambar), ekpresi matematik,
materi bangun datar pada tingkat SD. Asyrofi dan kata-kata dalam menyelesaikan masalah.
(2016) adanya beberapa faktor pula yang Hal ini sejalan dengan Utami (2015) CPS
mempengaruhi kemampuan representasi mampu meningkatkan kemampuan dan
matematis siswa yakni tingkat kecerdasan leterampilan pemecahan masalah siswa. Hal ini
bahasa, logis matematik dan kecerdasan visual menunjukkan bahwa proses membiasakan siswa
spasial. dalam penggunaan representasi matematis akan
Berdasarkan asesmen diagnostik yang memunculkan keterampilan representasi
diberikan pada awal pertemuan menunjukkan matematis siswa. Hal ini memberikan proses
bahwa siswa masih kesulitan dalam dan pembiasaan dalam penggunaan dan
merepresentasikan permasalahan-permasalahan pemilihan rerpresentasi pada penyelesaian
matematika. Peneliti merancang pembelajaran masalah matematika yang diberikan oleh guru.
yang dilakukan pada kelas eksperimen sebuah Hasil analisis yang dilakukan
pembiasaan penggunaan representasi matematis menunjukkan siswa pada pembelajaran CPS
dalam penyelesaian masalah. Pembelajaran CPS dengan asesmen diagnostik mengalami
dengan asesmen diagnostik yang dilakukan pada peningkatan kreativitas setiap pertemuan dan
kelas eksperimen memberikan dampak positif berpengaruh terhadap kemampuan representasi
bagi siswa, siswa menjadi lebih aktif, kreatif matematis siswa. Siswa dengan kategori
dalam membangun pengetahuannya kreativitas tinggi cenderung memiliki
menggunakan representasi matematis melalui kemampuan dalam merepresentasikan
permasalahan-permasalahan yang diberikan permasalahan yang diberikan oleh guru hal ini
guru. Hal ini sejalan dengan Zhe (2012) bahwa menyebabkan pula siswa mampu menyelesaikan
perlu adanya mengelaborasi nilai representasi permasalahan yang diberikan guru dengan baik.
matematika dan konsep lainnya, dan mencoba Hal ini sejalan dengan Dwi Hidayati,
untuk membangun sebuah model mengajar Mardiyana dan Dewi Retno Sari (2015) siswa
representasi matematika. dengan kreativitas tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika lebih baik daripada siswa
dengan kreativitas sedang dan rendah, siswa
dengan kreativitas sedang mempunyai prestasi

239
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

belajar matematika lebih baik daripada siswa DAFTAR PUSTAKA


dengan kreativitas rendah.
Asyrofi, M. 2016. Kemampuan Representasi
SIMPULAN Matematis ditinjau dari Multiple
Intellegence Pada Pembelajaran Hybrid
Berdasarkan kesimpulan pada bab Learning Berbasis Konstruktivisme.
sebelumnya diperoleh simpulan Pembelajaran Unnes Journal Of Mathematic
CPS dengan asesmen diagnostik efektif terhadap Education.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
representasi matematis dan kreativitas siswa hp/ujme 5, (1), 89-99.
yang ditunjukkan dengan beberapa kriteria Athanasios, G., Christou, C., Elia, I., 2004. The
berikut: kemampuan representasi matematis Nature Of Multiple Representationsi in
siswa pada pembelajaran CPS dengan asesmen Developing Mathematical Relationships.
diagnostik mencapai ketuntasan artinya rata-rata “Quaderni di Ricerca in Didattica”, 2004.
kemampuan representasi matematis siswa lebih G.R.I.M. (Department of Mathematics,
dari atau sama dengan batas minimal yaitu 70 University of Palermo, Italy), 14, 150-159.
dan proporsi siswa yang mencapai batas Bhaskar, P., 2014. A Diagnostic Study of
minimal lebih dari 70%; kemampuan Common Errors Committed by VII Class
representasi matematis siswa pada pembelajaran Students in Geometry. Research Scholar,
CPS dengan asesmen diagnostik lebih dari Research Center: S.T.P.M. Govt. I.A.S.E.;
kemampuan representasi matematis siswa pada Nellore, Department of Education, S.V.
pembelajaran konvensional; terdapat pengaruh University, Tirupati. (3), hal 142-145.
positif kreativitas dan keterampilan representasi Hidayati, D., Mardiyana, Sari, D.R., 2015.
matematis terhadap kemampuan representasi Eksperimentasi Model Model
matematis siswa; adanya peningkatan keativitas Pembelajaran Problem With Learning
dan keterampilan representasi matematis pada (PBL), Group Investigation (GI) dan
siswa pilihan; siswa kategori kreativitas tinggi Think Pair Share (TPS) Pada Materi
lebih unggul pada indikator representasi bahasa Bangun datarDitinjau dari Kreativitas
dan simbol dari pada kategori kreativitas sedang Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal
dan lebih unggul dari pada kategori kreativitas Elektronik Pembelajaran Matematika. ISSN:
rendah. Pada kategori kreativitas sedang lebih 2339-1685. 3, (8), 916-925. http://-
unggul pada representasi gambar dibandingkan jurnal.fkip.uns.ac.id
kedua kategori lainnya. Siswa pada kategori Hwang, W. Y., Chen, N.S., Dung, J.J. & Yang,
sedang dan rendah mengalami kesulitan dalam Y.L., 2007. Multiple Representation
penggunaan representasi simbol. Siswa pada Skills and Creativity Effects on
kategori rendah mengalami kesulitan dalam Mathematical Problem Solving using a
menuliskan langkah-langkah penyelesaian Multimedia Whiteboard System.
dengan kata-kata lebih baik dibandingkan kedua Educational Technology & Society, 10 (2),
kategori lainnya. 191-212.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan Irsyad, Y.M. Pembelajaran Creative Problem
kepada guru untuk memberikan bimbingan dan Solving untuk Mengatasi Kesalahan
penguatan sehingga siswa dapat terus berusaha Siswa Kelas VIII Pada Soal Pemecahan
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami Masalah. 2017. Unnes Journal Of
dalam proses pembelajaran. Siswa yang belum MathematicEducation.http://journal.unnes
terampil dalam menggunakan representasi .ac.id/sju/index.php/ujme. 6,(1), 88-96.
matematis, hendaknya sering menggunakan Kartini, 2009. Peranan Representasi dalam
representasi matematis dalam berbagai Pembelajaran Matematika. Jurusan
pemecahan masalah matematika. Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

240
Permata, Sukestiyarno & Hindarto/ Unnes Journal of Mathematics Education Research

6 (2) (2017) 233 - 241

Diakses 1 Oktober 2016. http://eprints.- Sudjana, N., 2009. Penilaian Hasil Proses
uny.ac.id/7036/. Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Mann, E.L., 2016. Creativity The Essence Of Rosdakarya.
Mathrematics. Journal for the education of Sugiyono, 2009. Metode Penelitin Kuantitatif,
the gifted. http://www.prufrock.com. 30, (2), Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
236-260. Suherman, H. E., Turmudi,. Suryadi, S.,
National Council of Teacher of Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S.,
Mathematics.2000. Principles and Nurjanah & Rohayati, A., 2003. Strategi
Standards for school mathematics. Reston Pembelajaran Matematika Kontemporer.
: NCTM. UPI:Bandung.
Pepkin, L. Kasen. 2000. Creative Problem Treffinger, D.J. & Isaksen, S.G. 2013. Teaching
Solving In Math. Tersedia di and Applying Creative Problem Solving:
http://www,mathematic.transdigit.com/inde Implications for At-Risk Students.
x.php/category/mathematic-info/(diakses 30 International Journal for Talent Development
september 2016) and Creativity, 1, (1), 87-97.
Salkind, 2007. Mathematical Representations. Utami, R., Pencapaian Kemampuan dan
George Mason University EDCI 857 Keterampilan Pemecahan Masalah
Preparation and Professional Develop- Matematika Siswa Kelas VIII pada
ment of Mathematics Teachers.tersedia di Pembelajaran Model CPS dan Tapps.
https://pdfs.semanticscholar.org/e56c/d242f9 2015. Unnes Journal Of
bf23eaeb30a7a6b22f7faa14b235c6.-pdf. MathematicEducation.http://journal.unnes
(diakses 30 September 2016) .ac.id/sju/index.php/ujme. 4, (3), 240-247.
Sion, H. H. & Janidi J., 2008. Diagnostic Wang, Y. 2009. On Cognitive Foundations of
assessment in three (3) core subjects for Creativity and The Cognitive Process of
primary and secondary education Creation. International Journal of Cognitive
(mathematics, english language and Informatics and Natural Intelligence, 3, (4),
science): Hands-on workshop for 1-18.
government primary and secondary I and Zhe, L., 2012. Survey of Primary Students’
II (year 7 & year 8) teachers Negara Mathematical Representation Status and
Brunei Darussalam. A Concept Paper. Study on the Teaching Model
Department of Human Resource Development Mathematical Representation. Journal of
Department of Planning, Development and mathematic education, 5, (1), 345-350.
Research Ministry of Education.
Sitiatava, R. Desain Evaluasi Belajar Berbasis
Kinerja. Jogjakarta:DIVA Press.

241

Anda mungkin juga menyukai