Anda di halaman 1dari 9

Vol 4 No 2 Desember 2023

Jurnal AlphaEuclidEdu
Received: 07/10/2023; Resived: 15/11/2023; Accepted: 19/12/2023

LITERASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN


DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK SATU VARIABEL
DIKAJI DARI SELF-ESTEEM

*1
Olivia Shinta, 2Edy Yusmin, 3Ahmad Yani T, 4Hamdani, 5Dona Fitriawan
Universitas Tanjungpura, Jl. Porf. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
oliviashinta@studen.untan.ac.id

Abstrak
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematis pada
materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel yang ditinjau dari self-
esteem tinggi, sedang, dan rendah pada siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 6 yang
berjumlah 33 siswa. Objek yang akan diteliti adalah literasi matematis pada materi
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel yang ditinjau dari self-esteem
siswa. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket, soal tes literasi
matematis dan wawancara. Siswa yang memiliki self-esteem rendah tidak dapat
memenuhi semua indikator literasi matematis. Siswa yang memiliki self-esteem sedang,
mampu memahami matematika berdasarkan konsep untuk menjabarkan masalah
matematika ke dalam berbagai konteks, cukup mampu bernalar secara logis untuk
menyelesaikan masalah matematika. Namun, masih ada yang belum mampu
mengkomunikasikannya dalam bentuk kata-kata atau tulisan untuk memprediksi dan
menarik kesimpulan serta belum mampu mengaplikasikan atau mempraktekkan
berdasarkan konsep yang telah dipahami sebagai dasar penyelesaian masalah matematika
selanjutnya. Siswa yang memiliki tingkat self-esteem yang tinggi mampu mencapai
semua indikator yang ada.
Kata Kunci: Literasi Matematika, Persamaan dan Pertidaksamaan, Harga Diri

Abstract
In this study aims to determine the ability of mathematical literacy in the matter of
equations and inequalities absolute value of one variable studied from high, medium and
low self-esteem in students. The method used in this research is descriptive. The subjects
in this study were students of class X IPA 6, totaling 33 students. The object to be studied
is mathematical literacy in the matter of equations and inequalities of the absolute value
of one variable studied from student self-esteem. The techniques used in data collection
were questionnaires, mathematical literacy test questions and interviews. Students with
low self-esteem cannot fulfill all indicators of mathematical literacy. Students who have
moderate self-esteem, are able to understand mathematics based on concepts to describe
mathematical problems into various contexts, are sufficiently capable of reasoning
logically to solve mathematical problems. However, there are still those who have not
been able to communicate it in the form of words or writing to predict and draw
conclusions and have not been able to apply or practice based on concepts that have been
understood as the basis for solving further mathematical problems. Students who have a
high level of self-esteem are able to achieve all existing indicators.
Keyword: Mathematical Literacy, Equations and Inequalities, Self-Esteem

1. PENDAHULUAN
Pentingnya peran Pendidikan guna mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. UU Nomor 20 Tahun 2003 tercantum pendidikan ialah upaya yang dirancang

239
Vol 4 No 2 Desember 2023
Jurnal AlphaEuclidEdu
Received: 07/10/2023; Resived: 15/11/2023; Accepted: 19/12/2023

untuk menciptakan suasana dan proses belajar siswa agar lebih aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian,
intelektual, akhlak mulia, serta keahlian yang diperlukan dirinya dan negara
(Depdiknas, 2003). Dalam usaha menggali potensi tersebut, yang dapat kita lakukan
salah satunya melalui pembelajaran matematika. Kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika tidak hanya menguasai kemampuan tentang perhitungan saja,
akan tetapi kemampuan berpikir yang logis, kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah. Kemampuan matematis demikian disebut dengan literasi matematis.
Literasi ialah keahlian membaca, berbicara, menulis dan penggunaan bahasa.
Literasi bisa dihubungkan dengan matematika. Menurut Ojose (2011), literasi
matematis adalah pengetahuan guna memahami dan mengaplikasikan landasan
matematika ke dalam konteks permasalahan sehari-hari. Untuk dapat menggapai tujuan
proses berfikir matematis siswa harus mampu memahami dasar konsep yang ada pada
matematika terlebih dahulu. Oleh karena itu, kemampuan penting dan perlu untuk
diperhatikan pada dunia Pendidikan ialah literasi matematis. Akan tetapi, literasi
matematis siswa Indonesia belum memuaskan dan termasuk ke dalam kategori rendah
dengan urutan 72 dari 78 negara yang telah dievaluasi, berdasarkan perolehan tes yang
dilakukan oleh PISA pada tahun 2018, (OECD, 2019b). Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya siswa tidak memahami konsep matematika sehingga terjadi
kesulitan pada saat membuat pemodelan matematika yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari (Hayati & Kamid, 2019). Hal ini memperlihatkan bahwa di Indonesia literasi
matematis siswa masih belum memuaskan serta pentingnya dalam pembelajaran
matematika terkait literasi di sekolah.
Penulis melakukan Studi pendahuluan kepada 3 siswa kelas X berdasarkan nilai
ulangan harian untuk mengerjakan soal tes literasi matematis memberikan hasil bahwa,
siswa masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan persoalan kontekstual yang
berhubungan dengan materi Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Satu Variabel.
Dan penulis wawancara kepada siswa, bahwa mereka bisa mengerjakan persoalan rutin
persamaan nilai mutlak satu variabel seperti mencari himpunan |𝑥 − 2| − 7 = 0. Akan
tetapi, mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan rutin terutama
Pertidaksamaan Nilai Mutlak Satu Variabel seperti mencari himpunan penyelesaian dari
|𝑥 − 2| − 7 ≤ 0, serta masih belum mampu untuk menyelesaikan soal matematika yang
berkaitan dengan permasalahan kontekstual. Berikut gambar jawaban siswa.

Gambar 1. Observasi soal Nilai Mutlak

240
Vol 4 No 2 Desember 2023
Jurnal AlphaEuclidEdu
Received: 07/10/2023; Resived: 15/11/2023; Accepted: 19/12/2023

Literasi matematis adalah kemampuan seseorang untuk memahami matematika


berdasarkan konsep, menyelesaikan masalah matematika dengan mengaplikasikan
konsep yang dipahami, bernalar secara logis untuk menyelesaikan masalah matematika
dan masalah satu di koneksikan dengan yang lain dan mengkomunikasikan hasil analisis
dalam bentuk kalimat tulisan untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan. (NCTM,
1989). Dengan demikian, pemahaman konsep matematika sangat diperlukan guna
menumbuhkan kemampuan literasi matematis agar bisa menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan matematika dalam konteks sehari-hari (R et al., 2021).
Menurut pengamatan peneliti pada saat PPL observasi terhadap guru yang
mengajar, bahwa siswa banyak mengalami tidak percaya diri. Ada akhirnya, saat guru
menyampaikan materi siswa mengalami penghambatan dalam menangkap materi. Pada
saat siswa memperhatikan materi yang guru sampaikan, ada siswa yang belum paham
dengan materi tetapi tidak punya kepercayaan diri untuk bertanya. Banyak siswa ketika
mengerjakan soal terjadi kesulitan, tetapi tidak berusaha untuk mengerjakan soal
tersebut. Padahal, jika siswa tersebut ada keinginan berusaha untuk mengerjakan soal
yang dianggapnya sulit akan terselesaikan. Tetapi, banyak siswa menyerah duluan dan
tidak yakin dengan kemampuan matematikanya sebelum mengerjakan soal tersebut
sehingga tidak bisa menjawab. Sikap percaya bahwa diri sendiri sanggup menyelesaikan
soal matematika dan yakin bahwa matematika bermanfaat dalam kehidupannya
merupakan kecakapan matematika yang perlu dikembangkan karena sikap positif siswa
terhadap matematika berhubungan dengan prestasi belajar (Fitriawan, 2020).
Adapun penelitian terdahulu mengenai self-esteem, menyatakan terdapat bahwa
hubungan antara self-esteem dengan prestasi belajar yakni apabila prestasi belajar yang
diperolehnya tinggi maka siswa tersebut memiliki harga diri tinggi (Yeshodhara dan
Vishalakshi, 2012). Lackner (2015) mengadakan penelitian hubungan harga diri dan
prestasi akademik, didapatkan self-esteem membantu dalam prestasi akademik siswa
sebesar 13%. Menurut Verdianingsih (2017) penelitian yang dilakukan tentang harga
diri dalam pembelajaran matematika. Dari penelitian tersebut, dalam proses belajar
matematika self-esteem dapat menaikkan prestasi hasil belajar. Menurut Coopersmith
(dalam Hendriana dkk, 2018) Self-esteem adalah penilaian seorang individu terhadap
kemampuan, kesuksesan, kemanfaatan bagi dirinya sendiri. Kepercayaan kita terhadap
orang lain, hubungan kita, pekerjaan kita, hampir setiap bagian dari kehidupan kita juga
diengaruhi dengan adanya Self-esteem.
Siswa dikatakan mempunyai harga diri yang rendah jika siswa tersebut
memandang dirinya tidak berdaya, tidak yakin dengan diri sendiri, merasa tidak
memunyai keahlian, pesimis dan tidak tertarik terhadap hidup. Ia melihat tantangan
bukan sebagai kesempatan, tetapi memandang sebagai penghambat, menyerah duluan
sebelum berusaha dan jika gagal, maka menyalahkan dirinya sendiri (secara negatif) dan
menyalahkan orang lain (Fadillah, 2012). Hal inilah yang menjadikan self-esteem atau

241
Vol 4 No 2 Desember 2023
Jurnal AlphaEuclidEdu
Received: 07/10/2023; Resived: 15/11/2023; Accepted: 19/12/2023

penilaian terhadap diri sendiri merupakan salah satu faktor yang menentukkan
keberhasilan siswa dalam menggapai prestasinya disekolah.
Beberapa penelitian seperti yang dilaksanakan oleh Yeshodhara dan Vishalakshi
(2012), Lackner (2015) dan Verdianingsih (2017) memiliki fokus yang berbeda-beda
mengenai self-esteem siswa. Akan tetapi, belum ada yang meneliti mengenai self-esteem
dengan kemampuan matematisnya terutama pada kemampuan literasi matematis.
Berdasarkan adanya permasalahan di atas, maka pentingnya untuk mengetahui
kemampuan literasi matematis siswa dikaji dari self-esteem. Oleh sebab itu, peneliti
tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Literasi Matematis Siswa Dalam
Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Satu Variabel Dikaji Dari Self-
Esteem”.

2. METODE PENELITIAN
Peneliti menerakan penelitian deskriptif. Siswa kelas X IPA 6 SMA Negeri 3
Pontianak sebanyak 33 orang merupakan subjek dalam penelitian ini. Sedangkan, objek
dalam penelitian ini adalah literasi matematis pada materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel. Metode pengumpulan data melalui tes,
angket dan wawancara. Pada penelitian ini terdapat 3 tahap prosedur yaitu: tahap awal
adalah Tahap persiapan seperti membuat desain penelitian, merancang instrument
penelitian seperti angket self-esteem, soal tes tertulis literasi matematis, alternatif
penyelesaian, indikator dari literasi matematis, pedoman wawancara, melaksanakan
validasi instrument, memperbaiki instrumen, dilakukannya uji coba soal tes dan angket,
data dari hasil uji coba dianalisis.
Tahap kedua ialah tahap pelaksanaan dengan bebrapa Langkah, seperti
memberikan angket self-esteem kepada siswa, melakukan analisis hasil angket self-
esteem, Mengelompokkan siswa menurut tingkatan self-esteem siswa yaitu tinggi,
sedang dan rendah, Memberikan soal tes literasi matematis kepada siswa, melakukan
analisis hasil tes literasi matematis, mewawancara kepada 6 siswa yang yaitu 2 siswa
dengan self-esteem tingkat tinggi, 2 siswa dengan self-esteem tingkat sedang dan 2
siswa dengan self-esteem tingkat rendah, menganalisis data wawancara, melakukan
deskripsi mengolah data dari hasil penelitian, mengambil kesimpulan. Langkah ketiga
yaitu langkah terakhir menyusun laporan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Hasil Angket Self-Esteem
Diberikan angket self-esteem kepada 33 siswa kelas X IPA 6 bertujuan
mengetahui tingkatan self-esteem siswa dengan pengelompokkan tinggi, sedang dan
rendah. Berikut dipaparkan grafik frekuensi skor hasil angket self-esteem yang

242
Vol 4 No 2 Desember 2023
Jurnal AlphaEuclidEdu
Received: 07/10/2023; Resived: 15/11/2023; Accepted: 19/12/2023

diperoleh siswa.

80%
70%
60%
Jumlah Siswa

50%
40%
30%
20%
10%
0%
Self-Esteem Tinggi Self-Esteem Sedang Self-Esteem Rendah
Kategori Tingkatan Self-Esteem

Gambar 2. Kategori Hasil Tes Angket Self-Esteem Siswa

Literasi Matematis
Untuk memperoleh data tentang literasi matematis siswa, dilakukannya tes oleh
peneliti kepada siswa. Soal tes literasi matematis diberikan kepada kelas X IPA 6 di
SMA Negeri 3 Pontianak dengan jumlah 33 siswa. Hasil dari jawaban siswa tes
dianalisis untuk mendeskripsikan literasi matematis berdasarkan indikator yang
digunakan. Berikut hasil tes literasi matematis yang disajikan dalam tabel:

Tabel 1. Hasil Perolehan Skor Literasi Matematis


N Skor Literasi Matematis Per Soal
Kode Siswa Jumlah
o 1 2 3 4
1 A01 8 8 16 8 40
2 A02 8 8 16 8 40
3 A03 4 8 8 8 28
4 A04 7 8 13 8 36
5 A05 1 6 4 1 11
6 A06 1 5 14 6 26
7 A07 8 8 2 8 26
8 A08 7 5 11 1 24
9 A09 4 8 14 1 27
10 A10 8 8 16 8 40
11 A11 3 5 11 2 21
12 A12 4 8 14 4 23
13 A13 3 8 15 4 25
14 A14 1 4 3 1 9
15 A15 6 8 12 1 27
16 A16 1 3 8 1 13

243
17 A17 6 8 11 1 26
18 A18 6 8 12 1 27
19 A19 5 8 9 1 23
20 A20 1 8 6 1 16
21 A21 4 7 11 1 23
22 A22 8 8 14 8 38
23 A23 3 6 8 6 23
24 A24 2 8 9 1 20
25 A25 2 8 12 1 22
26 A26 6 6 10 6 28
27 A27 5 8 6 1 20
28 A28 5 8 11 1 25
29 A29 4 8 8 6 26
30 A30 8 7 4 4 23
31 A31 5 8 9 6 28
32 A32 6 6 7 1 20
33 A33 3 8 8 2 21

Berdasarkan tabel 1 mengenai hasil literasi matematis siswa, dengan lima siswa
yang yang mendapatkan skor tinggi yang juga merupakan memiliki tingkat self-esteem
yang tinggi dengan skor 36, 38 dan 40. Kemudian, siswa dengan tingkat self-esteem
sedang terdapat 25 siswa yang mendapat skor bervariasi. Siswa dengan self-esteem
tingkat rendah ada empat siswa dan memperoleh skor 9, 13, 16 dan 18.
Pembahasan
Self-esteem adalah penilaian diri terhadap kemampuan diri kita sendiri atas
berbagai pengalaman yang dianggap sebuah keberhasilan atau sebagai sebuah
kegagalan. Menurut Yeshodhara dan Vishalakshi (2012), prestasi belajar dengan self-
esteem adannya relasi yang sejalur dengan self-esteem siswa itu tinggi, prestasi
belajarnya yang didapatkan juga tinggi. Menurut Lackner (2015) mengenai relasi harga
diri dan prestasi akademis didapatkan bahwa self-esteem berperan 13% akan prestasi
akademis siswa. Dan menurut Verdianingsih (2017) self-esteem dapat menunjang
prestasi belajar terutama terkait pembelajaran matematika. Penelitian ini, kita akan
menganalisis literasi matematis siswa yang dikaji dari self-esteem siswa tersebut.
Literasi matematis memerlukan pemikiran yang tinggi. Berdasarkan pendapat-pendapat
para ahli di atas mengenai literasi matematis yang berpengaruh dalam prestasi belajar
atau kesuksesan belajar, siswa dengan self-esteem tinggi, siswa tersebut mampu
menyelesaikan masalah matematika dengan menuntut kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Literasi matematis pada siswa dengan tingkat self-esteem rendah juga cenderung
rendah. Siswa dengan self-esteem yang rendah terdapat empat orang yaitu kode siswa
A20, A05, A16 dan A14. Hasil yang yang diperoleh siswa A14 adalah 9. Hasil yang
diperoleh siswa A05 adalah 11. Dari hasil skor tersebut siswa ini tergolong rendah.

244
Berdasarkan hasil penelitian disesuaikan dengan teori yang ada.
Literasi matematis siswa dengan self-esteem sedang ada bermacam-macam,
literasi matematis yang dimiliki A07 dan A03 berbeda-beda. Pada siswa A07 secara
keseluruhan memenuhi semua indikator literasi matematis dalam pengerjaan soal tes
nomor 1, 2 dan 4, dan memperoleh hasil maksimal. Namun, mengalami keliru dalam
menerapkan atau mempraktikan konsep yang sudah dimengerti sebagai landasan guna
memecahkan permasalahan matematika berikutnya. Pada siswa A03, secara keseluruhan
memenuhi semua indikator literasi matematis dalam pengerjaan soal tes nomor 1, 3(b)
dan 4, dan memperoleh hasil maksimal. Namun, mengalami keliru dalam menerapkan
atau mempraktikan konsep yang sudah dimengerti sebagai landasan guna memecahkan
masalah matematika selanjutnya juga belum mampu mengkomunikasikannya dalam
tulisan untuk memperkirakan dan mengambil kesimpulan. Literasi matematis pada
kelima siswa yang memiliki self-esteem tingkat tinggi sudah mampu mencapai seluruh
indikator literasi matematis, walaupun siswa A04 dan A22 terjadi keliru sedikit pada
salah satu indikator yang ada.
Berdasarkan penjelasan di atas siswa dengan Self-esteem tingkat rendah
berdasarkan konsep untuk menguraikan masalah matematika kedalam berbagai konteks
ia masih belum memahaminya, belum mampu menerapkan atau mempraktikan
berdasarkan konsep yang telah dipahami sebagai dasar untuk memecahkan masalah
matematika selanjutnya, belum mampu bernalar secara logis untuk memecahkan
masalah matematika, dan belum mampu mengkomunikasikannya berupa kata-kata atau
tulisan untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan. Siswa yang memiliki Self-
esteem tingkat sedang berdasarkan konsep ia mampu memahami matematika untuk
menguraikan masalah matematika dengan berbagai konteks, cukup mampu bernalar
secara logis untuk memecahkan masalah matematika. Namun, masih ada yang belum
mampu mengkomunikasikannya berupa kata-kata atau tulisan untuk memprediksi dan
mengambil kesimpulan dan belum mampu menerapkan atau mempraktikan berdasarkan
konsep yang telah dikuasai sebagai dasar untuk memecahkan masalah matematika
selanjutnya. Siswa yang memiliki Self-esteem tingkat tinggi mampu mencapai seluruh
indikator yang ada yaitu dapat memahami matematika berdasarkan konsep untuk
menguraikan masalah matematika dengan berbagai konteks, menerapkan atau
mempraktikan berdasarkan konsep yang telah dimengerti sebagai dasar untuk
memecahkan masalah matematika selanjutnya, mampu bernalar secara logis untuk
memecahkan masalah matematika, dan mengkomunikasikannya berupa kata-kata atau
tulisan untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan.
Sejalan dengan teori Koruk (Karadag, 2017), self-esteem merupakan sektor
terpenting dalam memajukan prestasi akademis. Hal ini didukung pernyataan Ghufron
dan Risnawita (2018: 44) self-esteem bisa berpengaruh atas pertumbuhan potensial
seseorang, sehingga dalam tingkatan pencapaian yang akan diperoleh seseorang tidak
lepas dari peran self-esteem. Oleh karena itu, Self-esteem perlu diperhatikan dan
dikembangkan karena memiliki peranan yang penting dalam perkembangan potensial
seseorang.

245
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Siswa dengan Self-esteem tingkat rendah belum mampu memahami konsep
matematika untuk menguraikan masalah matematika ke dalam berbagai konteks, belum
mampu menerapkan atau mempraktikan konsep yang sudah dipahami sebagai acuan
untuk memecahkan permasalahan matematika selanjutnya, belum mampu bernalar
secara logis guna memecahkan permasalahan matematika, dan belum mampu
mengkomunikasikannya berupa kata-kata atau tulisan untuk memprediksi dan
mengambil kesimpulan.
Siswa yang memiliki Self-esteem tingkat sedang berdasarkan konsep ia paham
untuk menguraikan permasalahan matematika ke dalam berbagai konteks, cukup
mampu bernalar secara logis untuk memecahkan masalah matematika. Namun, masih
ada yang belum mampu mengkomunikasikannya berupa kata-kata atau tulisan untuk
memprediksi dan mengambil kesimpulan dan belum mampu menerapkan atau untuk
memecahkan masalah matematika selanjutnya dengan mempraktikan konsep yang
sudah dipahami sebagai acuan.
Siswa yang memiliki Self-esteem tingkat tinggi mampu menguasai seluruh
indikator yang ada yaitu berdasarkan konsep ia memahami matematika untuk
menguraikan masalah matematika dalam berbagai konteks, untuk memecahkan masalah
matematika selanjutnya dengan menerapkan atau mempraktikan konsep yang dipahami
sebagai acuan, mampu bernalar secara logis untuk memecahkan masalah matematika,
dan mengkomunikasikannya berupa tulisan untuk memprediksi dan mengambil
kesimpulan.
Saran
Mengacu berdasarkan hasil penemuan dan kesimpulan yang di ambil dalam
penelitian terdappat beberapa saran yaitu: bagi guru, disarankan dapat membuat
kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan self-esteem yang dimiliki siswa
sehingga siswa dapat lebih bisa mengembangkan hal positif atau kelebihan yang
dimilikinya serta dapat membuat kelemahannya menjadi kelebihan untuknya bukan
menjadi beban. Diharapkan guru dapat meningkatkan literasi matematis siswa dengan
membiasakan memberikan latihan-latihan soal yang kontekstual.

5. REFERENSI
Fitriawan, D. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Aljabar Linear Elementer Berdasarkan
Kemampuan Koneksi Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 6(1),
93–104. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpms/article/view/21223/pdf
R, Z., Fitriawan, D., Yusmin, E., Nursangaji, A., & Mirza, A. (2021). Corrective
Feedback, Self-Esteem and Mathematics Learning Outcomes. Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol 12(No 1), 32–42.
Fadhillah, S. (2012). Meningkatkan Self-Esteem Siswa SMP dalam Matematika melalui
Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended. Jurnal Pendidikan MIPA. Vol 13
(2): 34-41. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPM/article/view/398.
Ghufron, M.N, Risnawita, R.S. (2018). Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: AR-
RUZZMEDIA.
Hendriana, Heris, dkk. (2018). Hard Skill dan Soft Skills Matematika Siswa. Bandung:
PT Refika Aditama.
Karadag, E. (2017). The Factors Effecting Students Achievements: Meta-Analysis of
Empirical Studies. Turki: Springer Internasional Publishing.

246
Lackner, P. (2015). A Meta-Analysis Investigating The Correlation Between Self-Esteem
and Academic Achievement In Americans: Mergin Social Psychology and a Jesuit
Education.
NCTM, Currriculum and evaluation standars for school mathematics, (Reston: CTM,
1989)
Ojose, B (2011). “Marhematics Literacy: Are We Able to Put The Mathematics We
Learn Intp Everyday Use?”. Journal of Mathematics Education. Volume 4. No.1
http://educationforatoz.com/images/8.Bobby_Ojose_--
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). (2019). PISA 2018
Assesment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem
Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing.
Verdianingsih, E. (2017). Self-Esteem Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan, Pembelajaran dan Teknologi. Vol. 3, No. 2.
Yeshodara, K & Vishalakhi. (2012). Relationship Between Self-esteem and Academic
Achievment of Secondary School Students. Indian Journal of Applied research.
Vol.1 (12).

247

Anda mungkin juga menyukai