BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang
dan terorganisasi, ilmu deduktif tentang keluasan atau pengukuran dan letak
dan hubungannya diatur menurut aturan yang logis, tentang struktur logika
Mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma
atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema, dan terbagi ke dalam tiga bidang
yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Oleh karena itu, matematika dipelajari pada
2
setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan tingkat dasar, menengah maupun
terdapat lima kemampuan dasar, yaitu (1) kemampuan pemecahan masalah, (2)
dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada dunia
nyata. Sejalan dengan pendapat Gordah (Huda, 2018) bahwa kemampuan koneksi
pelajari dengan materi prasyarat yang sudah mereka kuasai. Konsep-konsep yang
telah dipelajari tidak bertahan lama dalam ingatan siswa, akibatnya kemampuan
koneksi mereka belum optimal. Menurut Ni'mah (2017: 31) Tinggi rendahnya
3
diharapkan tidak hanya sebatas membuat catatan, tetapi siswa mampu menangkap
Kenedi, dkk (2018) pada siswa kelas IV sekolah dasar kecamatan Koto Singkarak
dalam mateatika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain, 3) indikator
skor (67,71), (57,14) dan (48,66) sehingga masuk dalam kategori kurang.
koneksi matematis pada siswa SMK kelas XI jurusan Multimedia dalam pokok
bahasan hubungan antar garis, dapat disimpulkan terjadi koneksi matematis yang
bervariatif, pada siswa kelompok atas terdapat lima sampai enam indikator yang
memenuhi, dan pada siswa kelompok bawah terdapat dua sampai tiga indikator
yang memenuhi. Selanjutnya Putra dan Fajri (2020) melakukan penelitian analisis
berada pada kategori tinggi, 20 orang berada pada kategori rendah (67%), dan 7
orang berada pada kategori sangat rendah (23%). Hal ini menunjukkan bahwa
4
Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi,yang mana masih banyak
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru mata pelajaran
matematis siswa masih rendah salah satuya pada materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier Satu Variabel . Kesulitan yang dialami siswa seperti siswa
Variabel dengan materi yang lain dengan benar, dan belum memahami
Koneksi Matematis Siswa SMP N 1 Tebing Tinggi Kelas VII pada Materi
1. Siswa masih sulit menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan materi
Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas dan menyimpang
variabel.
satu variabel dapat dilihat dari penyelesaian soal tes berdasarkan pencapaian
Semester ganjil Tahun ajaran 2021/2022 pada materi materi persamaan dan
Tinggi Kelas VII pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel ?”
Siswa SMP N 1 Tebing Tinggi Kelas VII pada Materi Persamaan dan
a. Manfaat secara teoritis pada penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan
satu variabel.
siswa.
pembelajaran matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI
yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi
dunia nyata.
pokok bahasan yang berbeda pada matematika, dan siswa mampu menggunakan
matematis yaitu:
9
yang ekuivalen.
matematika.
adalah :
1. Kalimat Pernyataan
e. -8 ≤ 3
3 6 9
f. + =
4 7 11
genap.
Manakah diantara kalimat diantara di atas yang benar ? mana yang salah ?
Kalimat yang sudah bisa ditentukan benar atau salahnya dinamakan kalimat
pernyataan.
2. Kalimat Terbuka
Jika suatu bilangan diganti dengan x, maka kalimat itu dapat ditulis dalam simbol
matematika 9 – x = 5.
Masalah 1 :
b. Jika sherly membutuhkan 8 pensil, dan sisanya dibagikan rata kepada keempat
a. Jika banyak pensil yang diminta oleh adik Sherly dimisalkan x buah, maka
diperoleh kalimat : 20 – x = 17
persamaan. Jika pangkat tertinggi dari variabel suatu persamaan adalah satu
Persamaan linear yang hanya memuat satu variabel disebut persamaan linear
1) Jika nilai diganti dengan 5, maka kalimat itu menjadi : 8 + 4(5) = 20, dan
bernilai salah
2) Jika n diganti dengan 3, maka kalimat itu menjadi : 8 + 4(3) = 20, dan
bernilai benar
himpunan penyelesaian.
Contoh soal :
1. 3x + 5 = 2x + 3
Penyelesaian :
3x = 2x – 2
x = -2
2. 2 (5x + 4) = 5 (3x – 4) + 3
Penyelesaian :
10x + 8 = 15x – 17
14
10x – 15 x= - 17 – 8
- 5x = - 25
−5 x −25
= (Tiap ruas dibagi -5)
5 −5
x =5
Arti dari kalimat “ 13 tahun ke atas “ adalah yang boleh menonton film
tersebut orang yang sudah berusia lebih dari 13 tahun dan disimbolkan ≥ 13.
Persamaan Pertidaksamaan
x=3 x≤3
5n – 6 = 14 5n – 6 > 14
12 = 7 – 3y 12 ≤ 7 – 3y
x x
−6=1 −6>1
4 4
15
kita gunakan aturan pertidaksamaan yang setara yaitu kedua ruas ditambah,
Contoh :
1, 2, 3, 4, 5, 6}
a. 8n – 1 < 4n + 7
b. 3x + 4 > 5x – 6
c. 3 (3y + 1 ) ≥ 4y + 13
Jawab :
a. 8n – 1 < 4n + 7
8n – 1 + 1 < 4n + 7 + 1
8n < 4n + 8
8n – 4n < 4n – 4n + 8
4n <8
4n 8
4 <
4 4
n <2
b. 3x + 4 > 5x – 6
3x + 4 – 4 > 5x – 6 – 4
3x > 5x – 10
16
3x – 5x > 5x – 5x – 10
−2 x −10
- <
−2 −2
x <5
c. 3 (3y + 1 ) ≥ 4y + 13
9y + 3 ≥ 4y + 13
9y + 3 – 3 ≥ 4y + 13 – 3
9y ≥ 4y + 10
9y – 4y ≥ 4y – 4y + 10
5y ≥ 10
5 y 10
- ≥
5 5
y≥2
mengenai teori yang bersangkutan dengan judul yang digunakan sebagai landasan
teori ilmiah.
koneksi matematis siswa SMP pada materi SPLDV masih rendah terutama
ada pada materi, penelitian ini menggunakan materi sistem persamaan linear
dua variabel sedangkan pada penelitian ini yang akan dibahas itu materi yang
tinggi dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar dan dapat
mengkoneksikan gagasan pada soal, konsep bangun ruang sisi datar, sekaligus
kejadian yang ada pada kehidupan sehari-hari dalam model matematika. Siswa
namun tidak dapat mengkoneksikan antar konsep bangun ruang sisi datar
mengkoneksikan antar konsep bangun datar , gagasan yang ada pada soal, serta
satu variabel.
Dari Self Efficacy Siswa” menyatakan bahwa siswa yang mempunyai self
efficacy tinggi maka kemampuan koneksi matematis juga tinggi, meskipun ada
18
beberapa siswa yang memiliki self efficacy rendah, hanya satu indikator
kemampuan koneksi matematis saja yang tidak terpenuhi, berbeda dengan yang
materi segitiga dan segiempat sedangkan materi yang digunakan oleh peneliti
“Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP N 1 Kelas VII pada Materi
Menarik kesimpulan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian adalah suatu objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Maka yang menjadi variabel atau
koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, koneksi
matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami atau
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau
sasaran penelitian (Arikunto, 2013:188). Subjek pada penelitian ini adalah siswa
kelas VII di SMP N 1 Tebing tinggi tahun ajaran 2020/2021. Adapun kelas yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 1 Tebing
data atau informasi dengan kegunaan dan tujuan tertentu (Lestari dan
Yudhanegara, 2015). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif.
mengetahui nilai dari variabel mandiri baik satu variabel atau lebih dengan tidak
Metode penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk para peneliti untuk meneliti
kuantitatif atau statistik dengan mempunyai tujuan untuk bisa menguji hipotesis
Tinggi.
penelitian (Yusuf, 2014). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
3.5.1 Tes
Tes yang dilakukan yaitu tes tertulis, dalam penelitian ini menggunakan
tes essay yang menghendakai siswa memberikan jawaban dalam bentuk uraian
matematis siswa. Dalam penelitian ini, peneliti membuat 4 soal essay materi
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan dibagikan kepada 30 siswa
kelas VII SMP N 1 Tebing Tinggi. Kemudian data hasil tes yang dikumpulkan
matematis yang telah dirumuskan, karena data yang didapat akan dijadikan
terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal, dengan menggunakan pedoman
Skor Kriteria
0 Tidak ada jawaban
1 Jawaban hampir tidak mirip/sesuai dengan pertanyaan,
persoalan atau dengan masalah
2 Jawaban ada beberapa yang mirip/sesuai dengan pertanyaan,
persoalan atau dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas
3 Jawaban ada beberapa yang mirip/sesuai dengan pertanyaan,
persoalan atau dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi
tidak lengkap
4 Jawaban mirip/sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau
dengan masalah tetapi kurang lengkap
5 Jawaban mirip/sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau
dengan masalah secara lengkap
Sumber : modifikasi dari Sumarmo (Isnaeni dkk, 2016)
Selanjutnya skor akhir dari tes diperoleh dengan cara sebagai berikut :
berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Arikunto, 2006). Sebuah tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut mengukur
tentang apa yang ingin di ukur oleh peneliti. Untuk menghitung validitas soal,
maka rumus yang digunakan adalah Pearson Product Moment dengan rumus:
24
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r XY =
√{ N ∑ x −¿¿ ¿
2
Keterangan :
Nilai Keterangan
0,90¿ r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi
¿ r ≤
0,70 xy 0,90 Tinggi
¿ r ≤
0,40 xy 0,70 Sedang
¿ r ≤
0,20 xy 0,40 Rendah
r xy <¿ 0,20 Sangat Rendah
Sumber : (Lestari & Yudhanegara, 2015 : 193)
diperoleh koefisien korelasi yakni r xy >r tabel dengan taraf signifikan α = 0,05
2 0,650 Valid
0,444
3 0,594 Valid
4 0,848 Valid
pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Kesumawati & Aridanu,
ri=
( K−1
K
) .(1− ∑SiSi )
Keterangan:
ri : Nilai Reliabilitas
K : Jumlah Item
St : Varians Total
26
Nilai Keterangan
0,90¿ r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70¿ r xy ≤ 0,90 Tinggi
0,40¿ r xy ≤ 0,70 Sedang
0,20¿ r xy ≤ 0,40 Rendah
r xy <¿ 0,20 Sangat Rendah
Sumber : (Lestari & Yudhanegara, 2015 : 193)
instrument dinyatakan tidak reliable dan apabila r hitung >r tabel maka instrument
merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara peserta didik
27
menurut Lestari dan Yudhanegara berpendapat bahwa daya pembeda dari satu
butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut membedakan
antara siswa yang menjawab soal dengan tepat dan siswa tidak dapat menjawab
soal tersebut dengan tepat (siswa yang menjawab kurang tepat/tidak tepat). Rumus
X A −X B
DP=
SMI
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
SMI = Skor Maksimum Ideal, adalah skor maksimum yang diperoleh siswa dalam
Adapun hasil uji daya pembeda instrumen soal disajikan dalam tabel berikut :
soal Pembeda
1 0,26 Cukup
2 0,2 Buruk
3 0,12 Buruk
4 0,36 Cukup
Dari tabel 3.7 di atas dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1,2,3 dan 4 layak
untuk digunakan sebagai soal tes untuk mengukur kemampuan koneksi matematis
suatu butir soal (Lestari dan Yudhanegara, 2015:223). Indeks kesukaran sangat
erat kaitannya dengan daya pembeda karena jika soal terlalu sulit atau terlalu
mudah, maka daya pembeda soal tersebut menjadi buruk karena baik siswa
kelompok atas maupun peserta didik kelompok bawah akan dapat menjawab soal
tersebut dengan tepat atau tidak dapat menjawab soal tersebut dengan tepat.
kemampuannya. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
X
IK = (Lestari & Yudhanegara,2015)
SMI
Keterangan:
Ik = Indeks kesukaran
29
Dari hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen soal diperoleh data pada
tabel berikut:
tingkat kesukaran yang berbeda-beda, tiga soal tergolong sedang dan satu soal
tergolong sukar. Secara keseluruhan dari hasil perhitungan, diperoleh hasil uji
validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang dapat dilihat
Dari tabel 3.10 di atas, diperoleh kesimpulan bahwa dari keempat soal
empat soal sudah memenuhi kriteria uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
tingkat kesukaran.
materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Data Hasil dari tes
Adapun langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil belajar
siswa, yaitu menentukan rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan
1. Mean
individu atau nilai data kemudian akan dibagi dengan jumlah individu yang ada
atau banyaknya data (Sugiyono, 2017: 49). Rata-rata hitung dapat dihitung
a. Metode biasa
¿
∑ fX
∑f
¿ S+
∑ fh
∑f
Keterangan :
f = Frekuensi kelas
c. Metode Coding
¿ S+ p ×
∑ fc
∑f
Keterangan :
p = Panjang kelas
c = 0 , ±1 , ± 2… .
h
= , dengan h=x−S
p
f = Frekuensi kelas
Median adalah nilai tengah dari data yang ada setelah data diurutkan.
1
Me=T + n−¿¿
2
33
Keterangan :
n = Jumlah frekuensi
3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data. Modus dari suatu
tertinggi atau nilai yang paling banyak terjadi didalam suatu kelompok nilai.
Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan dalam tabel frekuensi, maka
h1
Mo=T + .p
h 1 + h2
Keterangan :
4. Standar Deviasi
s= √∑ f ¿ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
n = Jumlah sampel
BAB IV
dosen ahli dalam bidang matematika dan guru matematika SMP N 1 Tebing
Tinggi. Dipilihnya validator ini bertujuan untuk mengetahui apakah setiap butir
digunakan sebagai soal untuk penelitian. Adapun validator tersebut yaitu bapak
Ali Syahbana, S.Si.,M.Pd dan ibu Marhamah, M.Pd sebagai dosen ahli dalam
kemampuan koneksi matematis dilakukan uji coba pada 20 siswa kelas VII B
tingkat kesukaran. Setelah uji coba kemudian peneliti meminta izin pelaksanaan
36
penelitian kepada kepala sekolah SMP N 1 Tebing Tinggi yaitu bapak Setyo
Haryono,S.Pd.
Tebing Tinggi yang berjumlah 30 siswa pada tanggal 5 juli 2021. Peneliti
siswa, soal yang diberikan berupa soal essay dengan materi yang sudah dipelajari
sekolah dan mata pelajaran matematika selama 45 menit. Pemberian soal kepada
siswa dilakukan secara langsung di sekolah tersebut dengan tatap muka dan tetap
instrumen tes berupa soal uraian yang berjumlah 4 butir soal. Validasi mulai dari
kisi-kisi soal, aspek penilaian materi yang terdiri dari kesesuaian teknik penilaian
tes hasil belajar yang akan digunakan untuk uji coba terlebih dahulu kemudian
digunakan untuk pengambilan data penelitian. Data validasi ahli instrumen tes
No Sebelum validasi
Komentar Validator Setelah Validasi
Soal
37
jika x adalah variabel jawaban,2 Skor penilaian 0- 15−2 x >10, jika x adalah
himpunan bilangan asli ! 5) variabel himpunan
bilangan asli !
Marhamah, M.Pd :
( acc)
Suharmoko, S.Pd :
( Soal sudah baik, acc)
Berdasarkan tabel 4.1 data hasil validasi intrumen soal diperoleh kesimpulan
penilaian dan saran dari ahli atau validator, instrumen soal uraian dinyatakan
layak untuk uji coba penelitian dan kemudian dugunakan untuk pengambilan data
Data dalam penelitian ini adalah nilai tes yang digunakan oleh peneliti
uraian soal materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang
dilakukan pada kelas VII A di SMP N 1 Tebing Tinggi. Dari data hasil tes uraian
yang dilakukan pada siswa, peneliti melihat hasil tes akhir yang dilakukan pada
siswa dalam mengerjakan soal soal materi persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel. Dimana tes yang diberikan dalam bentuk uraian mengacu pada
39
kemampuan koneksi matematis siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Statistik Nilai
Mean 58,83
Median 60
Modus 70
Nilai Maksimum 72
Nilai Minimum 95
Varians 399,45
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa hasil dari statistik deskriptif
dalam mengerjakan soal tes materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel didapat nilai maksimum 95 dan nilai minimu 20 serta didapatkan rata-rata
40
sebesar 58,83, nilai tengah 60 dan nilai yang sering muncul 70 dengan varians
matematis yaitu tinggi, sedang dan rendah. Data tersebut disajikan dalam tabel
sebagai berikut :
Tinggi 5
Sedang 7
Rendah 18
Jumlah 30
koneksi matematis dengan kategori sedang dan sebanyak 18 siswa (60%) dengan
kategori rendah.
analisis pada hasil jawaban siswa pada tes kememapuan koneksi matematis siswa
pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel diperoleh data
sebagai berikut :
Data yang diperoleh adalah data dari hasil tes kemampuan koneksi
matematis yang diberikan kepada 30 siswa kelas VII A SMP N 1 Tebing Tinggi.
kelas VII A SMP N 1 Tebing Tinggi termasuk dalam kategori rendah dengan rata-
menggunakan hubungan antar topik matematika pada soal, dalam penelitian ini
64,66 % termasuk dalam kategori sedang dengan skor maksimal pada indikator 1
adalah 5.
Soal Nomor 1:
diketahui kelilingnya tidak lebih dari 36 cm. Tentukan luas persegi panjang
tersebut !
antar topik matematika. Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa siswa DP dapat
diketahui dari permasalahan soal sampai mendapatkan hasil yang tepat sehingga
siswa tersebut diberi skor 5. Indikator hubungan antar topik matematika disini
adalah menggunakan hasil dari keliling persegi panjang yang dihubungkan untuk
mencari luas persegi panjang. Siswa DP terlebih dahulu mencari keliling persegi
panjang dengan rumus yang benar, selanjutnya siswa mencari nilai variabel a
yang dibutuhkan untuk mencari nilai panjang dan lebar, lalu setelah didapat hasil
panjang dan lebarnya siswa mencari luas dengan rumus yang tepat sehingga
b) Sedangkan untuk siswa yang mejawab salah atau kurang tepat dapat dilihat
Berdasarkan dari data yang diperoleh pada gambar 4.2 siswa AS belum
dengan rumus yang benar namun tidak mencari nilai panjang dan lebar terlebih
dengan tidak lengkap, AS hanya menjabarkan jawaban apa yang diketahui dari
permasalahan soal dan tidak lengkap sehingga tidak dapat ditemukan kebenaran
hasil jawabannya.
matematis siswa dalam menggunakan matematika pada mata pelajaran lain, pada
tes ini indikator 2 digunakan pada soal nomor 2 dengan persentase sebesar
Soal nomor 2 :
30 menit. Berapakah jarak paling jauh antara kota A dan kota B ? (ingat kembali
a) Berikut jawaban benar siswa dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut :
matematika pada mata pelajaran lain untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
pada soal. Berlandaskan gambar 4.3 terlihat bahwa dalam menyelesaikan soal
dengan maksud soal sehingga dapat mengetahui apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut. Hal ini terbukti dengan
siswa mengerjakan soal dengan runtut jelas dan sistematis sehingga memperoleh
skor 5.
matematika dalam pelajaran lain yaitu rumus kecepatan, jarak dan waktu untuk
mencari jarak anatara kota A ke kota B, sehingga apa yang ditanyakan pada soal
pelajaran lain.
b) Sedangkan siswa yang menjawab salah dapat dilihat pada gambar 4.4
sebagai berikut :
dengan baik sehingga siswa tersebut tidak dapat memahami hubungan antara soal
yang diberikan dengan konsep mata pelajaran lain. Dari jawaban diatas, terlihat
permasalahan soal, siswa tersebut hanya menuliskan apa yang diketahui dari soal,
permasalahan soal dengan benar dan terdapat beberapa siswa yang menjawab
kurang tepat atau kurang lengkap. Indikator 3 digunakan pada soal nomor 3 serta
47
skor maksimal 5.
Soal nomor 3 :
Suatu kolam renang berbentuk persegi panjang memiliki lebar 7 meter kurangnya
dari panjangnya dan keliling 86 meter. Tentukan ukuran panjang dan lebar kolam
tersebut !
a) Berikut jawaban benar siswa pada indikator 3 dalam soal nomor 3 sebagai
berikut :
ada pada soal. Berdasarkan gambar 4.5 siswa IRP dapat memahami pertanyaan
48
soal dengan baik, siswa tersebut dapat menuliskan langkah-langkah serta jawaban
dengan benar menggunakan rumus yang sesuai. Pada soal 3 IRP dapat mencari
permisalan panjang dan lebar menjadi variabel x sehingga dapat mencari keliling
persegi panjang kolam dengan tepat. Setelah mendapatkan hasil keliling persegi
panjang, siswa mencari nilai panjang dan lebar dengan mengganti persamaan x
menjadi nilai panjang dan lebar kolam dengan tepat, sehingga mendapatkan hasil
b) Sedangkan untuk siswa yang menjawab kurang tepat dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut :
Berdasarkan data yang diperoleh pada soal nomer 3 indikator 3 ada beberapa
siswa yang menjawab benar dan ada beberapa siswa yang menjawab kurang tepat.
Dari hasil jawab DTP pada gambar 4.6, siswa tersebut kurang memahami
permasalahan soal, sehingga ukuran panjang dan lebar kolam tidak ditemukan
hasil.
yang sama. Pada tes dalam penelitian ini, indikator 4 digunakan pada soal nomor
Soal nomor 4:
a) Berikut hasil jawaban siswa yang benar pada indikator 4 soal nomor 4
sebagai berikut:
50
Berlandaskan jawaban siswa ITP pada Gambar 4.7 diatas merupakan salah
satu siswa yang menjawab dengan benar, siswa tersebut dapat memahami
b) Sedangkan untuk siswa yang menjawab kurang tepat atau kurang lengkap
Hasil jawaban siswa AF pada gambar 4.8 diatas merupakan jawaban yang
15−2 x >10 dengan tidak lengkap. Nilai x yang didapat kurang tepat, seharusnya
51
nilai x kurang dari bukan lebih dari sehingga himpunan penyelesaiannya tidak
ditemukan hasil.
4.3 Pembahasan
Penelitian dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi persamaan dan
siswa tes berupa soal uraian sebanyak 4 butir soal materi persamaan dan
matematis.
Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti menganalisis
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Dari hasil tes kempuan
ini didapat nilai persentase sebesar 64,66% termasuk kategori sedang. Pada
siswa yang jawabannya sesuai dengan persoalan dan masalah secara lengkap dan
dan koneksinya jelas tetapi tidak lengkap. Hal ini relevan dengan penelitian
Maryanasari dan Zhanty (2018) bahwa siswa yang berkemampuan sedang sudah
mampu untuk menuliskan apa yang diketahui dari soal tetapi tidak bisa
sehingga hal tersebut menyulitkan siswa pada saat menjawab soal tersebut. Hal ini
selaras dengan hasil penelitian Adni, Nurfauziah, dan Rohaeti (2018) bahwa siswa
masih belum mengerti konsep dari soal, siswa lebih cenderung mengerjakan
lain diperoleh nilai persentase sebesar 57,33% termasuk dalam kategori rendah.
pertanyaan dan masalah secara lengkap, sebagian lagi menjawab dengan kurang
lengkap dan ada juga jawaban siswa yang hampir tidak sesuai dengan persoalan
atau masalah pada soal dengan koneksi yang jelas tetapi tidak lengkap. Hal ini
relevan dengan penelitian Nuryatin dan Zanthy (2018) menyatakan bahwa siswa
konseptual. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati,
Septian, dan Inayah (2020) bahwa kebanyakan siswa tidak dapat menggunakan
matematika yang dikaitkan dengan mata pelajaran lain seperti fisika, kimia dan
bidang lainnya.
masih banyak siswa yang memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan atau
masalah dengan koneksi yang jelas tetapi tidak lengkap, sebagian siswa sudah
dan ada juga yang tidak memberikan jawaban sama sekali. Hal ini relevan dengan
penelitian Nugraha (2018) menyatakan bahwa siswa hanya dapat menerapkan ide-
ide matematis yaitu mendeskripsikan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
permasalahan soal, siswa terkadang kurang teliti dan kurang paham dengan apa
yang dikerjakannya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nuryatin dan Zanthy (2018) bahwa siswa masih melakukan kesalahan konseptual
persentase sebesar 60,66% termasuk dalam kategori sedang. Pada indikator ini,
sudah banyak siswa yang dapat memahami representasi ekuivalen konsep yang
54
sama dengan memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan atau masalah
secara lengkap dan siswa juga masih memberikan jawaban yang kurang lengkap
dan tidak benar. Hal ini relevan dengan penelitian Isnaeni, Ansori, Akbar, dan
Bernard (2019) yang dilihat dari hasil jawaban bahwa siswa masih keliru dalam
materi. Selaras dengan penelitian Nuryatin dan Zanthy (2018) bahwa siswa
BAB V
5.1 Kesimpulan
matematis siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
termasuk dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata persentase sebesar 58,83%.
55
5.2 Saran
Berdasarkan dari data yang telah dicapai pada penelitian ini, peneliti
memberikan latihan soal pada siswa untuk lebih melatih kemampuan koneksi
2. Bagi siswa, agar lebih teliti dalam menyelesaikan permasalahan pada soal
pembelajaran matematika.
yang lain.
56