Nama anggota 2 : Ahmad Fahrudin/2398011248 Anggota Kelompok Nama anggota 3 : Barikly Mazidah/2398010775 Nama anggota 4 : Noor Wahid Septiawan/ 2398011364
Kesimpulan mengenai Integrasi CT memungkinkan siswa untuk mengembangkan
integrasi CT ke dalam kemampuan analitis dalam menganalisis informasi, mencerna mata pelajaran: konsep-konsep yang kompleks, dan menarik kesimpulan yang logis. Siswa akan dilatih untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan kritis. Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan bukti, dan mencari solusi yang paling masuk akal. CT juga merangsang kreativitas. Siswa tidak hanya memahami informasi yang ada, tetapi juga belajar untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi inovatif. Melalui integrasi CT, siswa belajar untuk mempertanyakan asumsi, mengevaluasi argumen, mengenali bias, dan membuat keputusan yang terinformasi. CT membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga belajar bagaimana cara mencari dan menilai informasi itu sendiri. Integrasi CT dapat terjadi di semua mata pelajaran. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis relevan dalam semua bidang studi dan dapat diterapkan secara universal. Keterampilan berpikir kritis menjadi kunci sukses di dunia nyata. Integrasi CT mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan kompleks dan beradaptasi dengan perubahan yang terus-menerus.
Strategi untuk 1. Pertanyaan yang Mendorong Berpikir Kritis : Mendorong
mengintegrasikan CT siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ke dalam mata menantang dan mendalam tentang materi yang dipelajari. Ini pelajaran: dapat membuka diskusi, mendorong pemikiran analitis, dan memicu eksplorasi lebih lanjut. 2. Pembelajaran Berbasis Masalah: Memperkenalkan siswa pada situasi atau masalah yang kompleks yang memerlukan pemikiran kritis untuk diselesaikan. Ini memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dan mengembangkan keterampilan analitis. 3. Diskusi dan Debat: Mendorong diskusi kelas yang mendalam tentang topik-topik yang diperdebatkan atau kontroversial. Ini membantu siswa mempertahankan argumen mereka, mengembangkan keberanian berpikir, dan memahami sudut pandang yang berbeda. 4. Analisis Teks dan Sumber: Mengajarkan siswa untuk menganalisis teks, sumber, atau data secara kritis. Mereka dapat mempelajari bagaimana mengidentifikasi informasi penting, mengenali bias, dan mengevaluasi keandalan sumber informasi. 5. Proyek Kolaboratif: Memberikan proyek-proyek yang mengharuskan siswa bekerja sama, memecahkan masalah, dan merencanakan strategi secara kritis. Hal ini membantu mereka belajar bagaimana berkolaborasi secara efektif dan berpikir out-of-the-box. 6. Penilaian Berbasis Pemikiran Kritis: Membuat tugas atau ujian yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menerapkan pemikiran kritis mereka, seperti menganalisis, mengevaluasi, atau membuat kesimpulan berdasarkan bukti. 7. Latihan Metakognitif: Mengajarkan siswa tentang metakognisi—bagaimana mengawasi, mengatur, dan menilai proses berpikir mereka sendiri. Mendorong mereka untuk mempertimbangkan bagaimana mereka belajar dan menyelesaikan masalah. 8. Pendekatan Multidisipliner: Menyampaikan hubungan antara mata pelajaran yang berbeda untuk mengembangkan pemikiran lintas disiplin. Ini membantu siswa melihat bagaimana pemikiran kritis dapat diterapkan secara universal. 9. Modelkan Pemikiran Kritis: Guru dapat memberikan contoh konkret tentang bagaimana mereka menggunakan pemikiran kritis dalam memecahkan masalah atau menghadapi situasi yang kompleks.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita