Anda di halaman 1dari 12

TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


A.Teori belajar matematika

◦ a.pengertian teori pembelajaran


◦ Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu
kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Selain itu pengertian Teori
Belajar dapat pula diartikan sebagai teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa.
◦ b.teori-teori belajar matematika
◦ 1.Teori Belajar Bruner
◦ Brunner mengemukakan teori konektivitas, yang menyatakan bahwa kegiatan belajar suatu konsep,
struktur, dan keterampilan dapat dihubungkan dengan konsep dan struktur lain. Belajar matematika
adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam materi yang dipelajari
serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur (Herman Hudoyo, 1998:58).
◦ 2.Teori Belajar Z. P. Dienes
◦ Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai
studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan
mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Seperti halnya dengan Bruner, Dienes
mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang
konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda atau objek-objek
dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran
matematika.
◦ Dienes, permainan matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan tersebut
menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan menajamkan pengertian matematika
pada anak didik. Dapat dikatakan bahwa objek-objek kongkret dalam bentuk permainan mempunyai
peranan sangat penting dalam pembelajaran matematika jika dimanipulasi dengan baik. Dienes membagi
tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu :
◦ 3.Teori Belajar Piaget
◦ Manusia tumbuh beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian, emosional, kognitif,
berpikir dan bahasa. Pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar tergantung
pada seberapa jauh anak berinteraksi dengan lingkungan (Sofianto A N, 2003:6).
◦ 4.Teori Belajar W Brownell
◦ Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika merupakan belajar bermakna dan pengertian hal ini
sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan bahwa latihan hafal atau drill sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran yang diterapkan setelah tertanamnya pengertian (Ruseffendi, 1993: 117).
◦ 5.Teori Belajar Gestalt
◦ Gestalt menyatakan bahwa penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal atau drill
yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topic-topik di tata secara urut seperti perkalian
bilangan cacah kurang dari sepuluh ( Rosseffendi,19993:115-116).
◦ 6.Teori Belajar Konstruktivisme
◦ Dalam teori belajar konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya
dengan pembelajaran matematika
◦ 7.Teori Belajar Skiner
◦ Ia berpendapat bahwa dalam eksperimen Pavlov seharusnya setelah anjing diberi stimulus berupa bunyi
bel, anjing tersebut seharusnya bisa mengambil makanan sendiri. Dalam matematika; untuk merangsang
siswa mau belajar maka diberi “reward & funishment” dalam kegiatan tanya-jawab (stimulus-respon),
kemudian diberi penguatan/reinforcement berupa penjelasan teoritis materi pelajaran yang ditanyakan
tersebut (tanya-jawab) pada siswa.
◦ 8.Teori Belajar Ausubel
◦ Belajar dikatakan bermakna (meaningfull) bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun
sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya sehingga dapat mengaitkan informasi barunya dengan
struktur kognitif yang dimilikinya.
◦ 9.Teori Belajar Gagne
◦ Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. objek tak
langsung antara lain kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, ketekunan, ketelitian,
disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika. Sedangkan objek tak langsung berupa fakta,
keterampilan, konsep, dan prinsip.
B.Pendekatan pembelajaran matematika

◦ a.Pengertian Pendekatan Pembelajaran


◦ Pendekatan adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan
ini masih bersifat umum, strategi dan metode yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu.
◦ b.Jenis–jenis Pendekatan Pembelajaran Matematika
◦ Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
◦ 1.pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
merupakan pendekatan pembelajaran kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam pemendikbud No 81A
tentang Implementasi Kurikulum 2013.
◦ 2.pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Kegiatan guru yang
utama dalam pembelajaran ini yaitu guru menerangkan semua materi pembelajaran dan siswa
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru.
C. Macam – macam Pendekatan Pembelajaran Matematika

◦ a) Pendekatan Kontruktivisme
◦ 1.Pengertian pendekatan Kontruktivisme menurut Ahli sebagai berikut :
◦ a.Menurut (suwarna,2005) Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu
bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
◦ b.Menurut Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio
(1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar
berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran
terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran
terbaru.Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
◦ 2.Tujuan Pendekatan Pembelajaran konstruktivisme
◦ Tujuan konstruktivisme adalah membuat siswa mengembangkan pengetahuan siswa. Teori belajar ini
membuat siswa aktif dalam mengetahui bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, tidak hanya
bergantung pada jawaban guru. Konstruktivisme menginginkan siswa mampu berpendapat atau
memberikan umpan balik pada jawaban guru karena siswa sudah bisa menyelesaikan masalah dan
memberikan jawaban mereka sesuai dengan pendapat mereka sendiri.Dalam konstruktivisme, guru
adalah moderator bukan fasilitator.Dalam proses pembelajaran, guru mendapat peran besar dalam
membuat situasi yang baik yang dapat membangun keingintahuan siswa tentang pelajaran karena
keingintahuan siswa tersebut akan membuat mereka berpikir.
◦ 3.Ciri-Ciri Pendekatan Pembelajaran konstruktivisme
◦ Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori konstuktivisme, yaitu:
◦ 1.Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.
◦ 2.Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.
◦ 3.Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
◦ 4.Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan pada hasil.
◦ 5.Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.
◦ 6.Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.
◦ 7.Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
◦ 8.Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.
◦ 9.Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif.
◦ 10.Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti: prediksi,
inferensi, kreasi, dan analisis.
◦ b.Pendekatan Saintific
◦ 1.Pengertian Pendekatan Saintific
◦ Pendekatan saintific adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan, dan lainnya melalui tahapan mengamati ,
menanya, menalar, mencoba, dan menbentuk jejaring untuk semua mapel.
◦ a.Prinsip-Prinsip
◦ 1.pembelajaran berpusat pada siswa
◦ 2.pembelajaran membentuk students’ self concept
◦ 3.pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari, mnganalisis, menyimpulkan
konsep, pengetahuan, dan prinsip.
◦ 4.pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa
◦ 5.pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru
◦ 6.memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
◦ b.Kelebihan dan Kekurangan Saintific
◦ Kelebihan Saintific
◦ Menilai data lebih objektif, karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan periset atau orang lain ( harus value free )
◦ Dari segi kemudahan mendapatkan data ,data sekunder yang tersedia dapat digunakan
◦ Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasalahan yang lebih luas menggunakan waktu yang lebih panjang dan jumlah observasi yang
lebih banyak sebagai objek penelitian karena tersedia di data sekunder.
◦ Kekurangan

◦ Setting tidak natural ( artificial ) , dapat menurunkan validitas penelitian


◦ Penelitian kurang terfokus tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam
◦ Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori
◦ c.Pendekatan Kontekstual
◦ Pengertian Pendekatan Kontekstual
◦ Pendekatan konstektual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata
kedalam kelas dan mendorong siswa membuat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.Hasil pembekajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan,
berfikir kritis danmelaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya.
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka
dan bagaimana mencapainya.
◦ d.Pendekatan Deduktif
◦ Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru
memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains dijumpai upaya
mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori
dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan
dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai