Anda di halaman 1dari 10

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

Villia Anggraini1, Hafizah Delyana2*, Iga Kumala Sari3


1,2*,3
Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang, Indonesia
*Corresponding author.
E-mail: Villiaanggraini04@gmail.com 1)
hafizahdelyana@gmail.com 2*)
igakumala11@gmail.com 3)

Received 16 March 2022; Received in revised form 11 June 2022; Accepted 28 June 2022

Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting
untuk dikuasai siswa. Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis salah
satunya adalah minat belajar siswa. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pemecahan
masalah ditinjau dari minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian dipilih secara purposive sampling.
Subjek penelitian yang dipilih adalah kelas XI AKL-2 SMK Negeri 1 Enam Lingkung tahun pelajaran
2021/2022. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu soal tes kemampuan pemecahan
masalah, angket minat belajar, dan pedoman wawancara. Soal tes pemecahan masalah dianalisis
berdasarkan pengkategorian kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah. Angket minat
belajar dianalisis berdasarkan kriteria pengelompokkan minat belajar tinggi, sedang, dan rendah. Dari
hasil penelitian, diperoleh siswa dengan minat belajar tinggi memiliki kemampuan pemecahan tinggi
sebanyak 10,53%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi
sebanyak 21,05%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah sedang
sebanyak 42,10%. Siswa dengan minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah
sebanyak 15,79%. Siswa dengan minat belajar rendah memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah
sebanyak 10,53%.

Kata kunci: Analisis, minat belajar; pemecahan masalah.

Abstract
Math problem-solving skills are one of the competencies that are very important for students to master.
Factors that affect mathematical problem-solving ability one of them is the student's learning interest.
This research was conducted to analyze problem-solving skills reviewed from students' learning interests
in math learning. This research uses descriptive methods with quantitative approaches. The study
subjects were selected by purposive sampling. The selected research subjects were class XI AKL-2 SMK
Negeri 1 Enam Lingkung school year 2021/2022. The instruments used to collect data are problem-
solving skills tests, learning interest questionnaires, and interview guidelines. Problem solving tests are
analyzed based on categorizing high, medium, and low problem-solving capabilities. Learning interest
questionnaires are analyzed based on the criteria of grouping high, medium, and low learning interests.
From the results of the study, students with a high interest in learning have high solving ability as much
as 10.53%. Students with a moderate interest in learning have a high problem-solving ability of 21.05%.
Students with a moderate interest in learning have a moderate problem-solving ability of 42.10%.
Students with a moderate interest in learning have a low problem-solving ability of 15.79%. Students with
low interest in learning have a low problem-solving ability of 10.53%.

Keywords: Analysis, learning interests; problem solving.

This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License

| 1231
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

PENDAHULUAN Dewan Nasional Guru Matematika


Matematika sangat erat kaitannya (NCTM) adalah lima kriteria yang harus
dengan proses pemecahan masalah dimiliki siswa dalam keterampilan
(A’yuni & Pujiastuti, 2020; Amalia et matematika untuk mencapai tujuan
al., 2018). Matematika merupakan pembelajaran matematika mereka:
bidang yang akurat dan membutuhkan keterampilan memecahkan masalah
pemikiran yang logis dan kreatif untuk (problem-solving), keterampilan
memahami sesuatu (Akbar et al., 2017). komunikasi (komunikasi), dan
Kemampuan siswa dalam memecahkan keterampilan koneksi. koneksi). Dan
masalah matematika merupakan kemampuan mengungkapkan dengan
prasyarat untuk menghadapi era keterampilan menalar (reasoning)
globalisasi masa depan(Ambiyar et al., (Effendi, 2012).
2020). Sulit mengharapkan siswa yang Keterampilan pemecahan masalah
kurang tertarik atau kurang adalah keterampilan dasar yang harus
memperhatikan subjek penelitiannya dimiliki siswa untuk belajar
menjadi rajin dan mencapai hasil belajar matematika. Keterampilan pemecahan
yang baik (Delyana, 2015). masalah tentu memegang peranan
Minat belajar merupakan salah penting dalam proses pembelajaran.
satu faktor yang mempengaruhi Pemecahan masalah juga bisa disebut
kemampuan pemecahan masalah sebagai metode pembelajaran yang
matematika (A’yuni & Pujiastuti, 2020; dapat melatih dan meningkatkan
Ambiyar et al., 2020; Hoogland et al., kemampuan pemecahan masalah dalam
2018). Konsisten dengan ini (Ansori & kegiatan pembelajaran dan masalah
Herdiman, 2019; Noviantii et al., 2020; matematika. Andayani et al. (2019)
Prisha Bahri et al., 2018), siswa dengan sangat penting untuk pembelajaran
minat belajar yang tinggi berusaha keras matematika karena keterampilan
untuk upaya yang langgeng, serius, dan pemecahan masalah merupakan salah
mudah mengecewakan. bahwa itu dapat satu keterampilan matematika yang
menyebabkan masalah yang ada dalam perlu dimiliki siswa dan dapat
situasi apa pun. Siswa merasa bahwa menginspirasi mereka untuk menjawab
mereka mencoba untuk memecahkan pertanyaan yang diajukan.
masalah atau menemukan yang baru Mengidentifikasi konsep dan mencari
untuk memecahkan masalah tertentu. generalisasi. Kembangkan rencana
Sebaliknya minat belajar matematika penyelesaian dan atur keterampilan
yang rendah dapat mempengaruhi yang telah Anda peroleh sejauh ini.
kurangnya semangat belajar Minat belajar matematika
matematika, sehingga hasil belajar merupakan salah satu faktor kunci yang
matematika kurang memuaskan. mempengaruhi perolehan konsep
Pembelajaran matematika matematika saat menyelesaikan masalah
merupakan pembelajaran yang matematika (Asmar, 2018; Hermaini,
membutuhkan tingkat minat belajar 2020). Jika Anda tidak tertarik pada
yang cukup tinggi. Bernard et al. (2019) siswa Anda, sulit untuk menumbuhkan
dan (Delyana, 2015) menyatakan bahwa keinginan mereka untuk belajar
siswa kurang tertarik untuk belajar matematika. Karena minat ini
matematika karena matematika masih mendorong siswa untuk terus mencari
dianggap sebagai salah satu mata strategi dan mengerahkan seluruh
pelajaran yang paling sulit bagi siswa. kemampuannya untuk mengembangkan

1232|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

ide-ide kreatif dalam mencari solusi Kabupaten Padang Pariaman. Subjek


masalah matematika Akbar et al., 2017; penelitian dipilih secara purposive
Badrulaini, 2018; Hoogland et al., sampling. Kelas subjek yang dipilih
2018). Dengan cara ini, siswa dengan adalah kelas XI AKL-2 berdasarkan
minat yang kuat pada matematika akan pertimbangan dan saran dari guru mata
dapat belajar berulang kali tanpa pelajaran.
dipaksa untuk meningkatkan hasil Penelitian dilakukan dengan
belajarnya. membagikan soal tes kemampuan
Keterampilan pemecahan masalah pemecahan masalah dan angket minat
matematika merupakan keterampilan belajar. Hasil penelitian akan dianalisis
yang harus dimiliki siswa karena secara kuantitatif. Data kuantitatif
pemecahan masalah dapat membawa diperoleh untuk mengetahui tingkat
manfaat yang besar bagi siswa karena kemampuan pemecahan masalah dan
mereka memahami relevansi tingkatan minat belajar siswa terhadap
matematika dengan mata pelajaran lain matematika.
dan dalam kehidupan nyata. Menurut Soal tes kemampuan pemecahan
Branca (Yanti et al., 2017), masalah matematis berbentuk essay
keterampilan pemecahan masalah sebanyak 3 butir soal. Setelah hasil tes
merupakan keterampilan dasar untuk diperoleh, dilakukan analisis data
pembelajaran matematika, sehingga kuantitatif, lalu siswa dikelompokkan
keterampilan tersebut perlu diajarkan, berdasarkan kategori tingkat
dilatih, dan dibiasakan kepada siswa kemampuan pemecahan masalah.
sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan Angket minat belajar juga diberikan
pendapat (Dylan Trotsek, 2017) bahwa kepada siswa. Angket minat belajar
pemecahan masalah dalam berisi 30 butir pernyataan. Angket
pembelajaran matematika harus tersebut juga dianalisis berdasarkan
dikembangkan dalam proses kuantitatif. Setelah dianalisis, siswa
pembelajaran. Siswa harus terbiasa dikelompokkan berdasarkan kategori
memecahkan masalah matematika dan tingkatan minat belajar siswa.
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Selanjutnya, setelah hasil tes dan angket
keterampilan pemecahan masalah ditentukan kategorinya dipilih beberapa
merupakan keterampilan yang harus orang sebagai subjek untuk tahapan
dimiliki setiap siswa. wawancara. Wawancara dilakukan
Berdasarkan permasalahan untuk mengklarifikasi data hasil tes
tersebut, maka penulis melakukan dengan hasil angket minat belajar.
penelitian tentang analisis kemampuan Instumen yang digunakan dalam
pemecahan masalah matematis ditinjau penelitian ini adalah angket minat
dari minat belajar siswa kelas XI AKL- belajar, soal tes kemampuan pemecahan
2 SMK Negeri 1 Enam Lingkung. masalah, dan pedoman wawancara. Soal
tes yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN sudah divalidasi oleh 3 orang validator
Penelitian ini menggunakan yaitu 2 orang dosen Pendidikan
metode penelitian deskriptif dengan Matematika Universitas PGRI Sumatera
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini Barat dan guru Bidang Studi
dilaksanakan pada semester ganjil Matematika SMK Negeri 1 Enam
Tahun Ajaran 2021/2022 di kelas XI Lingkung dengan hasil Sangat Valid
AKL-2 SMK Negeri 1 Enam Lingkung, dan rata-rata kevalidan 3,61. Data

| 1233
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

kuantitatif berupa skor hasil tes soal dan


angket minat belajar. Angket minat a. Reduksi Data
belajar dibagikan kepada seluruh siswa Mereduksi data berarti
di kelas XI AKL-2 setelah pembelajaran merangkum, memilih hal-hal pokok,
dilakukan oleh guru mata pelajaran mengklasifikasi, memfokuskan pada
matematika di kelas tersebut. hal-hal yang dianggap penting, dicari
Hasil tes soal kemampuan tema dan polanya serta membuang data
pemecahan masalah siswa dianalisis dan yang tidak perlu. Dengan demikian
dihitung skornya berdasarkan rubrik dapat mempermudah untuk melakukan
penilaian yang telah dibuat. Skor yang pengumpulan data karena telah
diperoleh siswa dirubah ke dalam skala memberikan gambaran yang lebih jelas.
angka (0-100) yaitu sebagai berikut :
b. Penyajian Data
(1)Nilai Siswa =
Penyajian dari data hasil
Setelah diperoleh, nilai siswa wawancara yang sudah ditranskrip
tersebut akan dikelompokkan diberikan kode-kode berdasarkan
berdasarkan kategori kemampuan kemampuan akademik yang disajikan
pemecahan masalah sesuai dengan dalam bentuk tabel agar pembaca dapat
Tabel 1. memahami hasil wawancara dengan
mudah. Selanjutnya data tersebut
Tabel 1. Kategori kemampuan diidentifikasi, ditafsirkan, dan dimaknai
pemecahan masalah dengan menggambarkan deskripsi
Nilai Kategori singkat dari hasil wawancara yang telah
Tinggi diolah dalam tahap reduksi data.
Sedang
Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber:(Fatmawati & Murtafiah, 2018) Hasil angket minat belajar dan tes
kemampuan pemecahan masalah siswa
Angket minat belajar juga akan yang sudah dikategorikan berdasarkan
dihitung skornya berdasarkan bobot masing-masing tingkatan disajikan
pernyataan yang telah diberikan. secara berturut turut pada Tabel 3 dan
Selanjutnya hasil angket Tabel 4.
dikelompokkan berdasarkan tingkatan
minat belajar sesuai Tabel 2. Tabel 3. Hasil angket minat belajar
No Kategori Minat Jumlah Siswa
Tabel 2. Pengelompokan minat belajar 1 Tinggi 3
Kriteria Minat Belajar Kategori 2 Sedang 14
̅ Tinggi 3 Rendah 2
̅ ̅ Sedang Jumlah 19
̅ Rendah
Sumber : (Hermaini, 2020) Dari hasil angket minat belajar
Selanjutnya, tahap terakhir diperoleh bahwa siswa kelas XI AKL-2
dilakukan wawancara kepada siswa dari mempunyai minat belajar yang dominan
hasil tes dan angket yang telah pada kategori sedang yaitu sebanyak 14
diperoleh tersebut. Hasil wawancara orang.
dianalisis dengan tahapan :

1234|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

Tabel 4. Kategori hasil tes kemampuan sedangkan siswa dengan minat belajar
pemecahan masalah rendah memiliki kemampuan
No Kategori Kemampuan Jumlah pemecahan masalah rendah.
Pemecahan Masalah Siswa Hasil jawaban siswa dalam
1 Tinggi 6 menjawab soal tes kemampuan
2 Sedang 8 pemecahan masalah matematis
3 Rendah 5 berdasarkan masing-masing tingkatan
Jumlah 19 minat belajar Gambar 1 sampai Gambar
Gambar 3.
Berdasarkan hasil tes soal
kemampuan pemecahan masalah dapat
disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa dominan
pada kategori sedang yaitu sebanyak 8
orang.
Berdasarkan hasil angket minat
belajar dan tes soal kemampuan
pemecahan masalah diatas maka
diperoleh kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa ditinjau dari
minat belajar matematika siswa dapat Gambar 1. Lembar jawaban siswa minat
dilihat dalam Tabel 5. belajar tinggi kemampuan pemecahan
masalah tinggi
Tabel 5. Kemampuan pemecahan
masalah ditinjau dari minat belajar
siswa Gambar 1 adalah lembar jawaban
Kategori siswa berinisial DN yang memiliki
Kategori
No Minat
Kemampuan Jumlah minat belajar tinggi kemampuan
Pemecahan Siswa pemecahan masalah tinggi. DN dalam
Belajar
Masalah tes kemampuan pemecahan masalahnya
1 Tinggi Tinggi 3
2 Tinggi Sedang 0
sudah mampu memahami masalah
3 Tinggi Rendah 0 dengan baik serta sudah menuliskan
4 Sedang Tinggi 3 diketahui dan apa yang ditanya pada
5 Sedang Sedang 8 soal. Pada indikator menyusun rencana
6 Sedang Rendah 3 penyelesaian, DN sudah membuat
7 Rendah Tinggi 0 urutan langkah penyelesaian yang
8 Rendah Sedang 0
mengarah pada jawaban yang benar.
9 Rendah Rendah 2
Jumlah 19 Dalam hal ini DN terlebih dahulu
menggunakan rumus keliling untuk
Dari Tabel 5 dapat disimpulkan memisalkan persamaan sehingga
terdapat 5 macam kategori kemampuan diperoleh persamaan untuk panjangnya.
pemecahan masalah siswa jika ditinjau Selanjutnya, pada indicator
dari minat belajar yaitu siswa dengan melaksanakan rencana dapat dilihat
minat belajar tinggi memiliki bahwa DN sudah menggunakan
kemampuan pemecahan masalah tinggi, prosedur penyelesaian dengan benar dan
siswa dengan minat belajar sedang sudah menerapkan penyelesaian
memiliki kemampuan pemecahan persamaan kuadrat dengan cara
masalah tinggi, sedang, dan rendah, pemfaktoran sehingga memperoleh nilai

| 1235
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

panjang dan lebar yang ditanya pada indikator menyelesaikan rencana dapat
soal dengan benar. Terakhir, DN belum dilihat bahwa WY mengalami masalah
mampu melaksanakan tahapan dalam melaksanakan rencana. WY
memeriksa kembali DN hanya membuat mengalami kesulitan untuk
kesimpulan dari penyelesaian yang menyelesaikan persamaan karena
sudah dikerjakan tanpa memeriksa bentuknya yang pecahan dan
apakah jawaban nya sudah benar atau penyebutnya dalam nilai dan ,
belum. sehingga bingung dalam proses
Saat wawancara DN mengatakan pengerjaan nya. Dapat dilihat juga pada
dalam tahapan memeriksa kembali DN gambar WY salah melakukan perkalian
hanya membuat kesimpulan tanpa sehingga tidak menemukan jawaban
memeriksa jawabannya terlebih dahulu. yang benar. Terakhir, pada indikator
memeriksa kembali belum maksimal
yaitu dapat dilihat bahwa WY tidak ada
melakukan tahapan meninjau kembali.
Saat wawancara WY mengatakan
dalam tahapan melaksanakan rencana
WY tidak mengerti cara
penyelesaiannya karena rumit sehingga
tidak memperoleh jawaban dari soal
tersebut.

Gambar 2. Lembar jawaban siswa minat


belajar sedang kemampuan pemecahan Gambar 3. Lembar jawaban siswa minat
masalah sedang belajar rendah kemampuan pemecahan
masalah rendah
Gambar 2 adalah lembar jawaban
siswa berinisial WY minat belajar Gambar 3 adalah lembar jawaban
sedang kemampuan pemecahan masalah siswa berinisial KM yang memiliki
sedang. WY dalam tes kemampuan minat belajar rendah kemampuan
pemecahan masalahnya mampu pemecahan masalah rendah. KM dalam
memahami masalah dengan baik, hal ini tes kemampuan pemecahan masalahnya
dapat dilihat bahwa WY dapat mulai mencoba memahami masalah
memahami masalah dengan baik serta dimana dapat dilihat bahwa KM sudah
sudah menuliskan diketahui dan apa menuliskan apa yang diketahui dan
yang ditanya pada soal. Pada indikator ditanya pada soal. tetapi dalam indikator
menyusun rencana dapat dilihat bahwa menyusun rencana dapat dilihat bahwa
WY hanya memisalkan banyak anggota KM belum melakukan tahapan
dengan tetapi belum ada terlihat penyusunan rencana penyelesaian tetapi
langkah apa yang akan dilakukan untuk langsung melakukan tahap
menyelesaikannya. Selanjutnya pada melaksanakan rencana. Selanjutnya,

1236|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

pada indikator melaksanakan rencana, tertarik untuk mengoptimalkan upaya


dilihat bahwa KM sudah menuliskan belajar mereka, yang membuatnya
urutan penyelesaian yaitu dengan sangat sulit untuk memecahkan masalah
menggunakan rumus volume dan matematika dan mempengaruhi
memasukkan angka-angka yang kemampuan mereka yang rendah untuk
diketahui dari soal tetapi tidak bisa memecahkan masalah matematika.
menyelesaikan jawaban karena bingung Hal ini sesuai dengan pendapat
nilai panjangnya masih dalam bentuk (Ambiyar et al., 2020) dan
persamaan . Terakhir, pada menunjukkan bahwa terdapat hubungan
indikator memeriksa kembali KM juga positif yang signifikan antara minat
belum terlaksana dengan baik. Saat belajar dengan keterampilan pemecahan
wawancara KM mengatakan bahwa masalah matematis siswa. Minat siswa
dalam tahap melaksanakan rencana KM dalam belajar matematika berbeda-beda,
tidak paham cara penyelesaian nya yaitu dan hal ini dipicu oleh faktor internal
pada memfaktorkan fungsi yang sudah dan eksternal masing-masing siswa,
didapat sehingga KM tidak seperti perhatian siswa, aspirasi, bakat,
menyelesaikan jawabannya. motivasi, lingkungan, dan proses belajar
Berdasarkan analisis lembar untuk pelajaran (Bernard & Mariam,
jawaban siswa di atas, dapat diketahui 2018; Febriana et al., 2020; Sumartini &
bahwa siswa dengan tingkat minat Matematis, 2016) .
belajar tinggi memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang lebih baik KESIMPULAN
daripada siswa dengan minat belajar Berdasarkan hasil penelitian
sedang dan rendah. Hasil ini sesuai diperoleh bahwa peserta didik dengan
dengan pendapat bahwa siswa yang minat belajar tinggi dengan kemampuan
berminat tidak dapat sepenuhnya pemecahan masalah tinggi sebanyak 2
menerapkan semua indikator orang. Selanjutnya, peserta didik
pemecahan masalah, tetapi dapat dengan minat belajar sedang dengan
melakukannya(Ersoy, 2016; Khotimah kemampuan pemecahan masalah tinggi
& Masduki, 2016; Sunendar, 2017). sebanyak 3 orang, dan dengan
Hal ini sesuai dengan penelitian kemampuan pemecahan masalah sedang
sebelumnya yang menjelaskan bahwa sebanyak 8 orang serta dengan
minat belajar berpengaruh signifikan kemampuan pemecahan masalah rendah
terhadap kemampuan pemecahan sebanyak 3 orang. Terakhir, peserta
masalah matematika siswa(Malini et al., didik dengan minat belajar rendah
2019). Dengan kata lain, salah satunya dengan kemampuan pemecahan
adalah meningkatkan minat belajar masalah rendah sebanyak 2 orang.
siswa guna mengoptimalkan Dari sini dapat disimpulkan
kemampuan pemecahan masalah bahwa semakin tinggi minat siswa
matematikanya. Menurut penelitian belajar matematika, maka semakin baik
lain, siswa yang pada dasarnya tidak pula kemampuan pemecahan masalah-
tertarik untuk belajar merasa tidak nya. Oleh karena itu, guru harus
mungkin menyelesaikan masalah mampu menciptakan lingkungan belajar
matematika (Dylan Trotsek, 2017; yang membangkitkan minat belajar dan
Mulhamah & Putrawangsa, 2016; mendorong siswa untuk lebih
Wurdinger & Qureshi, 2015). Hal ini menikmati mata pelajaran matematika
karena siswa tidak termotivasi dan selama pembelajaran matematika.

| 1237
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

DAFTAR PUSTAKA eteran.v3i1.646


A’yuni, R. F., & Pujiastuti, H. (2020). Asmar, E. (2018). Pengaruh
Analisis Kemampuan Pemecahan Kemandirian Belajar Dan Minat
Masalah Matematis Siswa Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan Minat Belajar. Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal
10(2). Pendidikan MIPA, 1(1), 33–45.
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., & Badrulaini. (2018). Hubungan
Sugandi, A. I. (2017). Analisis kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan Pemecahan Masalah dan kemandirian belajar terhadap
Dan Disposisi Matematik Siswa hasil belajar matematika peserta
Kelas Xi Sma Putra Juang Dalam didik. Jurnal Pendidikan
Materi Peluang. Jurnal Cendekia : Tambusai, 2(4), 847–855.
Jurnal Pendidikan Matematika, https://jptam.org/index.php/jptam/
2(1), 144–153. article/download/32/28
https://doi.org/10.31004/cendekia. Bernard, M., & Mariam, S. (2018).
v2i1.62 Analisis Kemampuan Pemecahan
Amalia, A., Syafitri, L. F., Sari, V. T. Masalah Matematis Siswa SMP
A., & Rohaeti, E. E. (2018). Kelas IX Pada Materi Bangun
Hubungan Antara Kemampuan Datar. 2(2), 77–83.
Pemecahan Masalah Matematik Bernard, M., Sumarna, A., Rolina, R.,
dengan Self Efficacy dan & Akbar, P. (2019). Development
Kemandirian Belajar Siswa SMP. of High School Student Work
1(5), 887–894. Sheets Using VBA for Microsoft
Ambiyar, A., Aziz, I., & Delyana, H. Word Trigonometry aMterials.
(2020). Hubungan Kemandirian Journal of Physics: Conference
Belajar dengan Kemampuan Series, 1315(1).
Pemecahan Masalah Matematis. https://doi.org/10.1088/1742-
Jurnal Cendekia : Jurnal 6596/1315/1/012031
Pendidikan Matematika, 4(2), Delyana, H. (2015). PENINGKATAN
1171–1183. KEMAMPUAN PEMECAHAN
https://doi.org/10.36709/jpm.v11i MASALAH MATEMATIKA
1.9638 SISWA KELAS VII MELALUI
Andayani, F., Anggeraeni, W., Solihin, PENERAPAN. Lemma, II(1), 26–
P., Lathifah, A. N., Putri, A., & 34.
Hidayat, W. (2019). Analisis Dylan Trotsek. (2017). Pengaruh
Kemampuan Pemecahan Masalah Guided Discovery Learning
Matematis Siswa SMK Pada Terhadap Pemecahan Masalah
Materi Trigonometri. 01(03), Matematis dan Self-Efficacy
236–242. Siswa. Journal of Chemical
Ansori, Y., & Herdiman, I. (2019). Information and Modeling,
Pengaruh Kemandirian Belajar 110(9), 1689–1699.
terhadap Kemampuan Pemecahan Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran
Masalah Matematis Siswa SMP. Matematika dengan Metode
Journal of Medives : Journal of Penemuan Terbimbing Untuk
Mathematics Education IKIP Meningkatkan Kemampuan
Veteran Semarang, 3(1), 11. Representasi dan Pemecahan
https://doi.org/10.31331/medivesv Masalah Matematis Siswa SMP.

1238|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

Jurnal Penelitian Pendidikan, (Journal of Research and


13(2), 1–10. Advances in Mathematics
Ersoy, E. (2016). Problem Solving and Education), 1(1), 1–13.
Its Teaching in Mathematics. The https://doi.org/10.23917/jramathe
Online Journal of New Horizons du.v1i1.1791
in Education, 6(2), 79–87. Malini, H., Sofiyan, & Putra, A. (2019).
Fatmawati, F., & Murtafiah, M. (2018). Analisis Faktor Yang
Deskripsi Kemampuan Mempengaruhi Kurangnya Minat
Pemecahan Masalah Peserta Didik Belajar Matematika Siswa Kelas
Kelas XI Sma Negeri 1 Majene. V SD Negeri 10 Langsa Tahun
Saintifik, 4(1), 63–73. Pelajaran 2018 / 2019. 2(2), 10–
https://doi.org/10.31605/saintifik. 22.
v4i1.145 Mulhamah, & Putrawangsa, S. (2016).
Febriana, R., Yusri, R., & Delyana, H. Penerapan Pembelajaran
(2020). Modul Geometri Ruang Kontekstual dalam Meningkatkan
Berbasis Problem Based Learning Kemampuan Pemecahan Masalah
Terhadap Kreativitas Pemecahan Matematika Mulhamah dan
Masalah. AKSIOMA: Jurnal Susilahudin Putrawangsa
Program Studi Pendidikan Pendidikan Matematika FITK
Matematika, 9(1), 93. Institut Agama Islam Negeri
https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i Mataram. Pendidikan
1.2591 Matematika, 10(1).
Hermaini, J. (2020). Analisis Noviantii, E., Yuanita, P., & Maimunah,
Kemampuan Pemecahan Masalah M. (2020). Pembelajaran Berbasis
Matematis Peserta Didik Ditinjau Masalah dalam Meningkatkan
dari Minat Belajar. Universitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Matematika. Journal of Education
Riau. and Learning Mathematics
Hoogland, K., de Koning, J., Bakker, Research (JELMaR), 1(1), 65–73.
A., Pepin, B. E. U., & https://doi.org/10.37303/jelmar.v1
Gravemeijer, K. (2018). Changing i1.12
representation in contextual Prisha Bahri, S., Zaenuri, &
mathematical problems from Sukestiyarno, Y. (2018). Problem
descriptive to depictive: The Solving Ability on Independent
effect on students’ performance. Learning and Problem Based
Studies in Educational Learning with Based Modules
Evaluation, 58(November 2017), Ethnomatematics Nuance. Unnes
122–131. Journal of Mathematics
https://doi.org/10.1016/j.stueduc.2 Education Research, 7(2), 218–
018.06.004 224.
Khotimah, R. P., & Masduki, M. http://journal.unnes.ac.id/sju/inde
(2016). Improving Teaching x.php/ujmer
Quality and Problem Solving Sumartini, T. S., & Matematis, K. P.
Ability Through Contextual (2016). Peningkatan Kemampuan
Teaching and Learning in Pemecahan Masalah Matematis
Differential Equations: A Lesson Siswa melalui Pembelajaran
Study Approach. JRAMathEdu Berbasis Masalah. Jurnal

| 1239
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 2, 2022, 1231-1240 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i2.5034

“Mosharafa,” 5(2), 148–158.


Sunendar, A. (2017). Pembelajaran
Matematika dengan Pemecahan
Masalah. Jurnal THEOREMS,
2(1), 86–93.
Wurdinger, S., & Qureshi, M. (2015).
Enhancing College Students’ Life
Skills through Project Based
Learning. Innovative Higher
Education, 40(3), 279–286.
https://doi.org/10.1007/s10755-
014-9314-3
Yanti, D., Fauziyah, A., & Friansah, D.
(2017). Pengaruh Model
Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Kemampuan Koneksi
Matematika Siswa Kelas X Sma
Negeri 4 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2015/2016 . Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(2),
139–150.

1240|

Anda mungkin juga menyukai