Anda di halaman 1dari 29

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Soal HOTS (Higher

Order Thinking Skill) Siswa SMP: ditinjau dari Kemampuan Awal

Asdar1,a), Alimuddin1,b), dan Sukmawati Ali 1,c)

1
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar, 90224

asdar.ahmad@unm.ac.id
a)
b)
alimuddin3112@gmail.com
c)
sukmawatiali200021@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini menyajikan profil kemampuan pemecahan masalah matematika level
HOTS (Higher Order Thinking Skill) ditinjau dari kemampuan awal Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi.
Partisipan dalam penelitian sebanyak 3 orang siswa kategori kemampuan awal tinggi, kemampuan
awal sedang, kemampuan awal rendah. Pengumpulan data dianalisis secara kualitatif dengan
menggunakan tes kemampuan awal matematika, tes HOTS matematika dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik siswa KAT di dalam menyelesaikan masalah di
awali dengan mengilustrasikan dalam bentuk gambar, kemudian mematematisasi dalam bentuk
simbol selanjutnya menyelesaikan secara prosedural. Untuk masalah yang berkaitan dengan
penggunaan hubungan antara keliling dan luas dalam menyelesaikan masalah konteks siswa KAS,
mampu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa
kembali. Sedangkan siswa KAT dan siswa KAD hanya mampu memahami masalah, dan
merencanakan penyelesaian tetapi tidak lengkap; kemudian dalam penggunaan konsep pythagoras
dan luas persegi panjang dalam menyelesaikan masalah konteks, siswa KAT dan siswa KAS
mampu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa
kembali. Sedangkan siswa KAD hanya mampu memahami masalah. Ada kecenderungan ada
kaitannya kemampuan awal dengan kemampuan pemecahan masalah soal HOTS.

Kata kunci: HOTS, Kemampuan Awal, Pemecahan Masalah Menurut Polya.

Abstract. This study presents profile of mathematical problem solving at HOTS level (Higher-
Level Thinking Skills) terms of initial abilities. This type of research is a qualitative descriptive
study. This research was conducted in class VIII of SMP Negeri 1 Wangi-Wangi. Participants in
study were 3 students category of high initial ability, medium initial ability, low initial ability.
Data collection was analyzed qualitatively by using a pre-test of mathematics, mathematics HOTS
test, and interview guidelines. The results showed characteristics of KAT students in solving
problems at the beginning by illustrating in the form of pictures, then mathematizing in the final
form of procedural completion. For problems related to using the relationship between
circumference and area in solving contextual problems, KAS students are able to understand
problems, plan solutions, solve problems and re-examine. Meanwhile, KAT students and KAD
students are only able to understand problems, and plan solutions but are not complete; then in
the use of pythagoras and rectangular areas in solving context problems, KAT and KAS students
are able to understand problems, plan solutions, solve problems and re-examine. Meanwhile,
KAD students are only able to understand the problem. It is possible to find initial capabilities
with troubleshooting about HOTS.

Key Words: HOTS, Initial Ability, Problem Solving according to Polya.


PENDAHULUAN
Matematika sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat universal bagi kehidupan manusia
dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Di Indonesia matematika
merupakan mata pelajaran wajib pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar
hingga ke perguruan tinggi. Peran pendidikan di sekolah yang terdapat dalam kurikulum
berfokus untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang meliputi kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Menghadapi tantangan era global khususnya pada
pembelajaran matematika sangatlah diperlukan suatu sumber daya pengetahuan dan
keterampilan yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi ata bisa disingkat HOTS sehingga
harus ditingkatkan dan dikembangkan (Magdalena, 2016). Oleh karena itu, salah satu
indikasi keberhasilan peningkatan SDM dalam bidang pendidikan adalah siswa memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang baik, karena tujuan utama pembelajaran pada
abad ke-21 adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan HOTS siswa (Arifin 2015).
HOTS dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu prioritas keterampilan yang
dikembangkan. Magdalena (2016), menyatakan bahwa matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan
pemecahan masalah dan kerja sama. Penggunaan komputer dan internet telah menjamur
bukan hanya di kantor tetapi juga di sekolah. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah
adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh
(Delyana, 2015). Dalam menyelesaikan masalah matematika kemampuan awal sangat
diperlukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa. Oleh karena itu,
siswa mesti memiliki kemampuan awal yang memadai sebagai bekal yang dipersiapkan
untuk menguasai ilmu selanjutnya. Menurut Caillies, dkk (2002) tidak sedikit siswa
dalam memahami pelajaran bergantung pada kemampuan awal yang menyediakan
ingatan untuk siswa dalam menemukan informasi yang mereka butuhkan dan kapan
mereka butuhkan. Kemampuan awal dianggap sebagai akumulasi kepandaian yang
dimiliki pada awal materi pembelajaran yang dapat digunakan dimana dan kapan secara
tepat. Higher Order Thinking (HOT) dalam pembelajaran yaitu: (1) mengerti informasi;
mengerti informasi disini diartikan sebagai proses yang tidak hanya mengetahui dan
mengerti suatu informasi tetapi juga meibatkan kemampuan untuk menganalisis suatu
informasi, menemukan pokok pikiran yang terkandung dalam informasi, membuat
hipotesis, menarik kesimpulan dan menghasilkan suatu solusi yang bermutu; (2) proses
berpikir yang berkualitas Kemampuan Higher Order Thinking (HOT) akan mengarahkan
peserta didik untuk menghasilkan produk yang berkualitas (Alimuddin, 2020). Sejalan
dengan itu, dalam pemecahan masalah siswa di dorong dan diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk berinisiatif dan berpikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah
dengan menerapkan pengetahuan yang didapat sebelumnya. Polya menggambarkan
kemampuan pemecahan masalah yang harus dibangun siswa meliputi kemampuan siswa
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai dengan
rencana, dan memerika kembali prosedur penyelesaian. Pemecahan masalah memegang
peran penting dan perlu ditingkatkan dalam pembelajaran. Akan tetapi fakta dilapangan
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah (Asdar &
Djadir, 2017).

2
Pemecahan masalah (Problem Solving) dan matematika merupakan dua komponen yang
tidak terpisahkan. Hal tersebut terjadi karena pemecahan masalah (Problem Solving)
merupakan aktivitas yang penting dalam pembelajran matematika (Muliawati, 2016).
Sejalan dengan National Council of Teaching Mathematics (2000) dan kurikulum 2013
yang menetapkan pemecahan masalah menjadi salah satu standar proses dan kompetensi
yang harus dimiliki siswa. Berdasarkan hal tersebut, berarti kemampuan memecahkan
masalah merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dikembangkan dan harus
dimiliki oleh siswa.
Salah satu langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah tahapan yang
disusun oleh Polya (1997), yaitu (1) memahami masalah; (2) membuat rencana
pemecahan masalah; (3) menyelesaikan rencana masalah; (4) memeriksa kembali hasil
yang diperoleh. Langkah-langkah dalam proses pemecahan masalah yang dikemukakan
Polya cukup sederhana, aktivitas-aktivitas pada setiap langkah cukup jelas dan langkah-
langkah tersebut telah lazim digunakan dalam memecahkan masalah matematika. Dengan
mengikuti keempat langkah tersebut, harapannya siswa akan terbantu dalam memetakan
proses berpikirnya, memandang masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya,
sehinggga ia akan mampu menyelesaikan masalah yang diberikan dengan baik (Safrida et
al, 2015).
Pencapaian kompetensi dalam kurikulum 2013 pada kegiatan belajar matematika materi
teorema Pythagoras sudah menerapkan soal-soal yang berbasis HOTS khususnya di
SMPN 1 Wangi-Wangi masih bermasalah, untuk penerapan dan analisis soalnya masih
banyak siswa yang belum menyelesaikan dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa belum mampu melakukan pemecahan masalah soal HOTS.
Berdasarkan uraian di atas maka, dalam penelitian ini diperoleh judul “Kemampuan
Pemecahan Masalah Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) Matematika Ditinjau dari
Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Tahun Ajaran
20202021”.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut KKBI, kemampuan/ke/ke·mam·pu·an/ berasal dari kata “mampu” yang berarti


kesanggupan; kecakapan; kekuatan: kita berusaha dengan diri sendiri; Uno (2009: 129)
mengatakan bahwa kemampuan merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan
yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya. Kemampuan (ability) berarti
kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Masalah dalam KKBI didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan atau
dipecahkan”. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika pertanyaan tersebut
menunjukkan adanya suatu tantagan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan
menggunakan cara atau prosedur rutin yang sudah dikenali oleh siswa.
Pemecahan masalah juga didefinisikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. (Branca, 1980),
mengungkapkan bahwa kemampuan pemecahan masalah atau (problem solving) dalam
pembelajaran matematika sangat penting dimiliki oleh setiap siswa bahkan jantungnya
matematika, istilah problem solving memiliki tiga makna utama, yaitu: a) problem
solving sebagai tujuan umum pengajaran matematika; b) problem solving adalah suatu
kegiatan yang aktif yang meliputi metode, strategi, prosedur dan heuristik untuk
menyelesaikan masalah sampai memperoleh jawabannya; c) problem solving merupakan
kemampuan dasar dalam belajar matematika. Hal tersebut didukung oleh (Yazgan, 2015)

3
bahwa pemecahan masalah memaikan peran penting, karena semua kegiatan kreatif
matematika menuntut tindakan pemecahan masalah. (Mourtos dkk. 2004), terdapat
beberapa enam aspek yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana ketermpilan
pemecahan masalah peserta didik, yaitu: 1) Menentukan masalah ialah mendefinisikan
masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang
harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi
lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari
masalah yang dihadapi; 2) Mengeksplorasi masalah ialah menentukan objek yang
berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi, dan
menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah; 3) Merencanakan solusi ialah peserta
didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang
terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan
masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi; 4) Melaksanakan rencana
ialah pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan; 5)
Memeriksa solusi ialah mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan
masalah; dan 6) Mengevaluasi ialah pada langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang
terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika
mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan pemecahan masalah matematika
adalah potensi atau keahlian siswa untuk memahami, menguasai, dan menyelesaikan soal
non rutin matematika yang diberikan dengan cara berfikir tingkat tinggi atau lebih
kompleks. Polya (1973), mengungkapkan empat langkah pemecahan masalah sebagai
berikut:
1.Memahami Masalah (Understanding the problem)
Sebagai tahap awal dari pemecahan masalah agar siswa dapat dengan mudah
mencari penyelesaian masalah yang ada dengan cara menentukan dan mencari apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakakan dari soal, dan mampu memahami
apakah keterangan yang diberikan cukup untuk mencari apa yang ditanyakan.
Indikator yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu apakah siswa mampu
menuliskan/menyebutkan informasi-informasi yang diberikan dari pertanyaan
yang diajukan.
2. Merencanakan Penyelesaian Masalah (Devising a plan)
Yaitu mampu menyusun model matematika, meliputi kemampuan merumuskan
masalah situasi sehari-hari dalam matematika, serta menentukan alternatif
pemecahan masalah. Indikator yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu apakah
siswa memiliki rencana pemecahan masalah dengan membuat model matematika
dan memilih suatu strategi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian (Carrying out the plan)
Yaitu mampu memilih dan mengembangkan strategi pemecahan masalah, mampu
memunculkan alternatif cara pemecahan masalah serta pengetahuan sebelumnya
yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pemecahan masalah. Indikator
yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu apakah siswa mampu menyelesaikan
masalah dengan strategi yang ia gunakan dengan hasil yang benar.
4. Memeriksa Kembali Proses dan Hasil (Looking back)
Yaitu mampu mengidentifikasi kesalahan perhitungan, penggunaan rumus, memeriksa
kecocokkan antara yang telah ditemukan dengan apa yang ditanyakan, dan dapat
membuat kesimpulan yang tepat. Pada tahap ini siswa harus dapat memeriksa kembali

4
hasil yang telah diperolehnya, dengan teliti apakah jawabannya sudah benar dan sesuai
dengan apa yang ditanyakan pada masalah atau belum. Indikator yang ingin diketahui
oleh peneliti yaitu apakah siswa mampu memeriksa kebenaran hasil atau jawaban (dalam
Widyastuti, 2015).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS merupakan kecakapan berpikir yang lebih
dari sekedar mengingat dan memahami saja, tetapi juga kemampuan untuk
menggabungkan apa yang sudah diingat dan dipahami untuk menganalisa, mengevaluasi
dan bahkan mencipta.
HOTS didefinisikan sebagai kemampuan yang melibatkan daya pikir kritis serta kreatif
untuk memecahkan suatu masalah. Seseorang dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi
harus mampu menganalisis, menghubungkan, mengurai serta memaknai permasalahan
untuk memperoleh solusi atau ide baru. HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah
kognitif yang dalam Taksonomi Bloom revisi. HOTS berada pada level menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS
dapat ditingkatkan dengan memperhatikan indikator-indikator; kemampuan logika,
analisis, evaluasi, dan kreasi.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa pada suatu segitiga siku-siku, luas persegi pada
sisi miring sama dengan jumlah luas persegi pada sisi-sisi lainnya. Teorema tersebut
membantu manusia dalam banyak bidang. Pada bidang arsitektur, teorema ini digunakan
untuk merencanakan konstruksi bangunan. Misalnya menghitung panjang rangka kuda-
kuda yang berbentuk segitiga siku-siku.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif. Dengan penelitian deskriptif


kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen utama sehingga dapat beriterkasi langsung
dengan responden untuk dapat mendeskripsikan kemampuan asal siswa dan menyajikan
fakta secara sistematis, lengkap, lebih mendalam sehingga tujuan penelitian ini tercapai.
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMP di Kab.Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen utama dan instrumen pendukung.
Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri atau “partivipan-observer” dan
instrumen pendukung berupa tes kemampuan awal matematika dan tes HOTS (Higher
Order Thinking Skill) Matematika dan pedoman wawancara.
Prosedur pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan;
mengindentifikasi masalah penelitian; menyiapkan instrumen penelitian dan tahapan
pelaksanaan; menyiapkan instrumen penelitian dan tahapan pelakasanaan yaitu
pemberian tes kemampuan awal materi teorema Pythagoras untuk mengetahui
pemahaman awal siswa; Pemeriksaan hasil tes kemampuan awal matematika siswa,
kemudian dari hasil tes tersebut dipilih 3 subjek yang mewakili setiap kategori
kemampuan awal matematika siswa (kemampuan awal matematika tinggi, kemampuan
awal matematika sedang, kemampuan awal matematika rendah).
Untuk menguji keabsahan data yang sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian maka
peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi teknik yang dimaksudkan adalah
membandingkan data hasil pekerjaan siswa secara tertulis dengan hasil wawancara.
Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) analisis
kemampuan awal matematika siswa yaitu pemberian tes kemampuan awal matematika

5
terdiri dari 5 soal esai, dan pemeriksaan hasil tes kemampuan awal matematika siswa
menggunakan kunci jawaban yang telah dibuat untuk menentukan setiap kategori
kemampuan awal matematika siswa tinggi, sedang, rendah.; 2) analisis hasil tes HOTS
(Higher Order Thinking Skills) matematika yaitu dengan mendeskripsikan hasil tes siswa
berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah soal HOTS matematika sesuai
kunci jawaban yang dibuat peneliti; 3) Wawancara. Miles & Huberman (2014)
menyebutkan bahwa teknik analisis data penelitian kualitatif meliputi Kondensasi Data
(Data condensation), Penyajian Data (data display), dan Penarikan kesimpulan
(conclusion/verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data Kemampuan Awal

Deskripsi data kemampuan awal. Yang diukur dalam penelitian ini mencakup materi
teorema pythagoras. Adapun hasil analisis data kemampuan awal, dicantumkan pada
tabel dibawah ini.

TABEL 1. Deskripsi Kemampuan Awal Matematika Siswa kelas VIII E

Kategori Interval Skor Frekuensi %


9
×100 %=28,125 %
Tinggi 80 ≤ x ≤ 100 9 32

12
×100 %=37,50 %
Sedang 60 ≤ x<80 12 32

11
×100 %=34,38 %
Rendah x <60 11 32

Kemudian, untuk menelusuri lebih dalam kemampuan pemecahan masalah yang muncul
peneliti melakukan wawancara dengan subjek.

Penetapan Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan data yang diperoleh dari
hasil tes kemampuan awal. Berdasarkan data hasil tes kemampuan awal siswa kelas VIII
E SMPN 1 Wangi-Wangi yang berjumlah 32 orang, dipilih 3 orang siswa sebagai subjek
penelitian yang terdiri atas 1 subjek kemampuan awal tinggi, 1 subjek kemampuan awal
sedang, dan 1 subjek kemampuan awal rendah untuk menyelesaikan tes HOTS (Higher
Order Thiniking Skills) matematika materi teorema pythagoras.
TABEL 2. Karakteristik Subjek
Siswa Siswa Siswa
No. Kemampuan Kemampuan Kemampuan
Awal Tinggi Awal Sedang Awal Rendah
1. Nilai Rapor Nilai Rapor Nilai Rapor

2. Nilai Ulangan Nilai Ulangan Nilai Ulangan

6
Harian Harian Harian

Hasil Wawancara Hasil Wawancara Hasil Wawancara


3. dengan Guru dengan Guru dengan Guru
Matematika Matematika Matematika

Adapun rincian masing-masing subjek yang terpilih, disajikan pada tabel berikut:
TABEL 3. Penetapan Subjek Penelitian
Insial Kemampuan
No. Skor Tes Kode Siswa
Siswa Awal
1. FA Tinggi 30 S1

2. YNA Sedang 25 S2

3. ENM Rendah 10 S3

Ketiga subjek yang telah terpilih kemudian diberikan tes HOTS (Higher Order Thinking
Skills) matematika materi teorema Pythagoras, dimana hasil pekerjaan tersebut akan di
dapati kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan.

Hasil Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah

Berikut ini adalah paparan dan analisis data wawancara subjek dalam menyelesaikan
masalah jarak tempuh.
Masalah-01. Aplikasi teorema pythagoras dalam menyelesaikan jarak tempuh.
Berdasarkan validasi data kemampuan pemecahan masalah soal HOTS matematika
ditinjau dari kemampuan awal disimpulkan data yang valid sebagai berikut:
Dalam memahami masalah siswa kemampuan awal tinggi (FA) dan siswa kemampuan
awal sedang (YNA) mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan benar,
dan menginterpretasikan dalam bentuk gambar. Mereka juga dapat menjelaskan dengan
detail bagaimana memahami soal yang diberikan melalui wawancara (S1-WHM13); (S2-
WHM12); dan (S2-WHM16) terlihat bahwa FA dan YNA mampu memahami soal nomor
1. Sedang siswa kemampuan awal rendah (ENM) mampu menuliskan informasi yang
diketahui dan 9ditanyakan dan menggunakan bahasanya sendiri maksud soal melalui
wawancara (S1-WHM12) tetapi tidak tepat dalam memahami masalah. Sedangkan pada
tahapan merencanakan penyelesaian masalah siswa FA mampu mematimatisasi dalam
bentuk simbol (S1-WHM113) dan siswa YNA menuliskan dengan tepat yang diketahui
dan ditanyakan dan mengilustrasikan dalam bentuk gambar (S2-WHM13) sedangkan
siswa ENM menginterpretasikan ide matematis menggunakan operasi aljabar (S3-
WHM16). Pada tahapan menyelesaikan masalah siswa FA menggunakan rumus dan
langkah-langkah penyelesaian yang tepat (S1-WHM1119), siswa YNA mampu
mengaitkan permasalahan dengan rumus pythagoras (S2-WHM116), sedangkan siswa
ENM tidak mampu menuliskan penyelesaian masalah. Pada tahapan memeriksa kembali
masalah siswa FA dan siswa YNA mampu menginterpretasikan jawaban akhir dan
melakukan pengecekkan kembali (S1-WHM1121); (S2-WHM116).
Transkrip 1
P1-WHM03: “Coba dijelaskan kembali menggunakan bahasa sendiri tanpa melihat
soalnya”.

7
S1-WHM13 : “Diketahui dari tempat dan waktu yang sama Eka dan Baim mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan tetap Eka ke arah timur dengan kecepatan tetap 40
km/jam dan Baim mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 30 km/jam ke arah
selatan. Ditanyakan jarak Eka dan Baim setelah 1 jam?”.

P1-WHM02: “Coba sebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan dari
soal tersebut?”

S1-WHM12 : “Eka mengendarai ke arah timur 40 km/jam, dan Baim


mengendarai ke arah selatan 30 km/jam”.

P1-WHM013: “Coba bagaimana anda mengetahui bahwa rumus yang anda gunakan
sudah tepat?”.

S1-WHM113 : “Dimisalkan terlebih dahulu c sebagai sisi miring atau jarak perjalanan
yang ditempuh Eka dan Baim setelah satu jam. Jadi, untuk mencari nilai c dimisalkan a
= 40 cm pangkat 2 dan b = 30 cm pangkat 2 hasilnya 2500, kemudian 2500 diakarkan
hasilnya = 50 km. Jadi, jarak Eka dan Baim setelah 1 jam adalah 50 km”.

P1-WHM19: “Bagaimana cara anda mengetahui bahwa menggunakan rumus


pythagoras untuk menjawab soal nomor 1?”.

S1-WHM1119: “Di soalnya dikatakan arah Eka ke Timur dengan kecepatan 40 km/jam,
sedangkan Baim ke selatan dengan kecepatan 30 km/jam saya buat gambar arah
keduanya untuk menentukan arah jarak yang dicari untuk waktu tempuh setelah 1 jam
berbentuk segitiga siku-siku maka saya menggunakan rumus pythagoras untuk mencari
panjang sisi miring, yang diketahui jumlah kuadrat dari sisi yang lainnya atau bisa
dituliskan “c 2=a2+ b2”.

P1-WHM121: “Bagaimana cara anda membuktikan bahwa jawaban yang dituliskan


sudah benar?”

S1-WHM1121: “Karena segitinya siku-siku dan kecepatannya tetap maka sisi-sisi yang
sudah diketahui nilainya langsung saya simpulkan diketahui tripel pythagoras yang ada
disoal 30,40, 50 di dapat 3, 4, 5 di dapat dari dimisalkan kecepatan tetap itu dikalikan
10”.

S2-WHM16 : “Gambar segitiga yang saya buat berdasarkan penjelasan dari soal
jadi gambar arah Eka ke timur dan Baim ke barat, menjadi bentuk segitiga siku-
siku”.

P1-WHM03:” Apa maksud arah mata angin yang anda buat?”.

S2-WHM13 : ”Biar jadi pemandu arah Eka dan Baim disoalnya dikatakan Eka ke arah
timur dan Baim ke arah Barat”.

P1-WHM016: “Apa kaitannya kedua permasalahan tersebut?”.

S2-WHM116 : “Kedua permasalahan tersebut sama-sama menggunakan rumus


pythagoras untuk menghitung jarak tempuh dan panjang tangga yang bersandar pada
tembok jadi sisi miringnya yang dicari”.

8
P1-WHM16: “Bagaimana cara anda membuktikan bahwa jawaban yang dituliskan
sudah benar?”.

S2-WHM116: “Arah mereka membentuk segitiga siku-siku kalau sudah di dapat jarak
Eka dan Baim setelah satu jam saya cocokkan hasilnya sama dengan jumlah dari
kuadrat sisi miringnya. 50 pangkat dua sama dengan 2500 sama hasilnya dengan 30
pangkat dua ditambah 40 pangkat P1-WHM06 : “Apa maksudnya anda membuat
gambar segitiga?”.

P1-WHM06: “Sebutkan langkah-langkah yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal


nomor 1?”.

S3-WHM16: “Itu, Kak langsung dijumlahkan kecepatan berkendaranya 30 km/jam +40


km/jam =70 km/jam, terus diperoleh hasilnya. Jadi, jarak antara Eka dan Baim adalah
70 km/jam”.

P1-WHM06: “Sebutkan langkah-langkah yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal


nomor 1?”.

S3-WHM16: “Itu, Kak langsung dijumlahkan kecepatan berkendaranya 30 km/jam +40


km/jam =70 km/jam, terus diperoleh hasilnya. Jadi, jarak antara Eka dan Baim adalah
70 km/jam”.

hasilnya sama dengan 2500 berarti 30, 40, 50 sudah benar, Kak”.

Pada transkrip 1, subjek FA dan YNA mampu memahami permasalahan dan


menyelesaikan soal dengan benar dan tepat. Sedangkan subjek ENM tidak menyelesaikan
permasalahan dan keliru dalam menjelaskan maksud soal sesuai dengan yang
dikerjakan di lembar jawaban.

Masalah-02. Aplikasi hubungan keliling dan luas dalam menyelesaikan masalah


konteks.

a. Paparan data subjek berkemampuan awal tinggi (FA)


1) Kategori Data: Memahami Masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 11. Jawaban FA pada soal nomor 2 indikator memahami masalah


TABEL 13. Validasi Data Memahami Masalah (FA)
Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan tepat P2-WHM01: “Apa saja yang diketahui dari soal
yang diketahui dan nomor 2?”.
ditanyakan dan
S1-WHM11 : “Tidak lengkap saya jawab nomor 2,
merepsentasikannya dengan

9
gambar. Kak. Hanya menuliskan yang diketahui keliling
kebun dan ditanyakan luas taman yang ditanami
bunga”.

P2-WHM02: “Jadi, apa yang diketahui dan


ditanyakan dari soal?”.

S1-WHM12 : “Yang diketahuinya keliling taman


berbentuk segitiga = 36 meter. Yang mana sisi kedua
lebih panjang 3 meter dari sisi kedua. Dan sisi
ketiga lebih panjang dari sisi kedua yaitu 3 meter.
Yang ditanyakan luas taman yang ditanami bunga”.

P2-WHM03 : “Coba sebutkan langkah-langkah


selanjutnya untuk mencari jawaban yang
ditanyakan”.

S1-WHM23 : “Saya tidak tau Kak, selesaikan


langkah berikutnya untuk soal nomor 2”.

P2-WHM04 : “Mengapa anda tidak menuliskan


dengan lengkap langkah-langkah tersebut?”.

S1-WHM24 : “Karena tidak tahu caranya, tidak


tahu rumus yang digunakan apa”.

Berdasarkan (tabel 13.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

FA mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan (gambar 2.11), dan


merepresentasikannya dengan gambar. FA juga mampu menjelaskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan dari permasalahan (S1-WHM12). Akan tetapi FA
mengalami kesulitan dalam memahami soal dan mengubah permasalahan ke
dalam bentuk matematika, FA tidak mampu menentukan rumus matematis untuk
menentukan jawaban. FA kesulitan untuk merencanakan prosedur matematika
untuk menyelesaikan permasalahan.
2) Kategori Data: Merencanakan pemecahan masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 12. Jawaban FA pada soal nomor 2 indikator merencanakan


penyelesaian
TABEL 14. Validasi Data Merencanakan Pemecahan Masalah (FA)
Data Tertulis Data Wawancara

Tidak mampu P2-WHM010: “Coba sebutkan alternatif jawaban lain?”.


merepresentasikan
gambar ke dalam

10
rumus matematika. S1-WHM110 : “Tidak tahu, Kak”.
P2-WHM011: “Coba jelaskan apa kesulitannya dik, pada soal
nomor 2?”.

S1-WHM111: ”Saya tidak mengetahui panjang sisi salah


satu luas segitiga sehingga saya sulit untuk mencari
panjang sisi lainnya”.
P2-WHM012: “Coba buatkan contoh soal cerita pythagoras
yang anda maksud?”.

S1-WHM212: “Panjang sisi 1 = 36 meter, panjang sisi 2 = 39


meter, panjang sisi 3 = 42 meter. Luas = 1/2
1 1 1
× a× t= ×36 ×39= ×1.404=702. Karena luas
2 2 2
yang di tanami bunga setengah dari luas segitiga maka luas
1
yang ditanami bunga ¿ ×702=351 .
2

Berdasarkan (tabel 14.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

FA kesulitan menentukan rencana penyelesaian terlihat pada (gambar 12.),


untuk merencanakan dan mengaitkan rumus pythagoras dalam permasalahan.
Pada indikator merencanakan penyelesaian, peneliti tidak dapat menentukan
bagian jawaban FA yanag merupakan rencana penyelesaian.
b. Paparan data subjek berkemampuan awal sedang (YNA)
1) Kategori Data : Memahami Masalah
a)Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 13. Jawaban YNA pada soal nomor 2 indikator memahami


masalah
penyelesaian
TABEL 15. Validasi Data Memahami Masalah (YNA)
Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan tepat yang P1-WHM01: “Coba sebutkan informasi apa


diketahui dan ditanyakan dan yang diketahui dan ditanyakan dari soal
Membuat pemisalan. tersebut?”.

S1-WHM11 : “Diketahui keliling tanaman

11
maksudnya taman kak, keliling taman
berbentuk segitiga sama dengan 36 meter. Sisi
kedua lebih panjang 3 meter dari sisi pertama.
Dan sisi ketiga lebih panjang 3 meter dari sisi
kedua. Ditanyakan setengah dari luas taman
akan ditanami amarilis. Berapa luas taman
yang akan ditanami amarilis?”.

P1-WHM02: “Coba dijelaskan kembali


menggunakan bahasa sendiri tanpa
melihat soalnya”.
S1-WHM12 : “Di soal Kak di tulis yang
diketahui keliling dari segitiganya sama
dengan 36 meter, jadi sisinya saya misalkan
“x” yaitu sisi 1 = x, sisi 2 = x+3. Sisi 3 =
x+3+3, di soal ditanyakan luas yang ditanami
bunga”.

Berdasarkan (tabel 15.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

YNA mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dan membuat pemisalan
dalam bentuk simbolis matematis (Gambar 13.), YNA menjelaskan dengan benar
proses yang digunakan untuk menuliskan rumus sesuai dengan maksud
permintaan soal (S1-WHM12).
2) Kategori Data : Merencanakan pemecahan masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)

GAMBAR 14. Jawaban YNA pada soal nomor 2 indikator merencanakan


penyelesaian
TABEL 16. Validasi Data Merencanakan Pemecahan Masalah (YNA)
Data Tertulis Data Wawancara

Membuat pemisalan dan P2-WHM03: “Cara apa yang anda gunakan untuk
mengilustrasikan dengan menyelesaikan soal tersebut?”.
gambar.
S2-WHM13:“Menggunakan pemisalan, Kak”.

P2-WHM04: “Apa variabel-variabelnya?”.


S2-WHM14: “ x , x+3, x+3+3 yang mana x adalah
panjang sisi pertama, x+3 adalah panjang sisi kedua,
x+3+3 adalah panjang sisi ketiga”.

P2-WHM05:“Coba jelaskan gambar segitiga yang anda

12
buat?”.

S2-WHM15 : “Karena tamannya berbentuk segitiga,


lalu disoal dikatakan diketahui keliling segitga
adalah 36 meter, jadi dicari panjang sisinya dengan
cara menjumlahkan sisi 1 +sisi 2+ sisi 3= 36 meter.
Di dapat nilai x atau sisi pertama sama dengan 9
meter, untuk sisi kedua x+3 sama dengan 9+3=12
meter, kemudian sisi ketiga x+3+3= 9+3+3 = 15
meter. Kak jadi, sisi miringnya sama dengan 15
meter”.

Berdasarkan (tabel 16.), validasi data merencanakan pemecahan masalah disimpulkan


bahwa data yang valid:

YNA mampu menuliskan pemisalan dan menentukan konsep, ide atau definisi
yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan permasalahan juga
menngilustrasikan dengan gambar. Selanjutnya, YNA menyelesaikan soal
dengan cara membuat pemisalan dan menjelaskan kembali soal tersebut
menggunakan bahasanya sendiri dengan jelas dan benar pada hasil
wawancara (S2-WHM15).
3) Kategori Data: Menyelesaikan prosedur penyelesaian
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)

GAMBAR 15. Jawaban YNA pada soal nomor 2 indikator menyelesaikan


masalah
TABEL 17. Validasi Data Menyelesaikan Masalah (YNA)
Data Tertulis Data Wawancara

Mampu P1-WHM16: “Jelaskan strategi yang anda gunakan dalam


mematematisasi dan menyusun model matematikanya?”.
membuat model
P1-WHM16: “ Di soal kan ditulis yang diketahui keliling
matematika.
dari segitiganya sama dengan 36 meter. Jadi sisinya saya
misalkan “x” lalu sisi 1 = x , sisi 2 = x+3, sisi 3 = x+3+3.
Di soal ditanyakan luas yang ditanami bunga?

Sebelum menjawab itu kita cari dulu nilai dari x ,


saya jumlahkan:

13
Sisi 1 = x, sisi 2 = x+3, sisi 3 = x +3+3, yang
diketahui tadi saya masing-masing sisinya berapa
setelah itu diuraikan untuk menjadi:

K = x+x+3+x+3+3= 36

K= x+x+x+3+3+3= 36

K= 3x +9 = 36

K=3x=36-9

K=3x=27

K=x=9

Setelah ditemukan x=9 saya isi sesuaikan dengan


yang diketahui tadi

Sisi 1 = 9, sisi 2 = 9+3=12, sisi 3 = 9+3+3 = 15.

Nah, setiap sisi sudah diketahui dan kemudian saya


cari luas taman yang ditanami bunga menggunakan
rumus luas segitiga:

1
Luas = ¿ ×a × t
2
1
Luas ¿ ×12 ×9
2
Luas ¿ 6 × 9

Luas = 54 cm 2 .

Jadi, luas taman yang ditanami bunga adalah setengah


dari luas segitiga 54 cm 2 :2=27 cm 2.

Berdasarkan (tabel 17.), validasi data menyelesaikan prosedur penyelesaian


disimpulkan bahwa data yang valid:

Dilihat dari hasil pekerjaan YNA (gambar 15.), mampu melakukan tahapan
memeriksa kembali pekerjaannya dengan cara mematematisasi dan membuat
model matematika kemudian menggunakan langkah-langkah penyelesaian
yang tepat untuk memeriksa kembali solusi dari permasalahan.
4) Kategori Data: Memeriksa kembali kebenaran hasil solusi
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 16. Jawaban YNA pada soal nomor 2 indikator memeriksa


kembali

14
TABEL 18. Validasi Data Memeriksa Kembali (YNA)
Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan P1-WHM17: “Apa kesimpulan yang anda peroleh berdasarkan


solusi dari jawaban anda?”.
permasalahan.
S1-WHM117: ““Kan diketahui sisi alasnya sama dengan 9 meter,
kemudian tingginya 12 meter, dari sisi yang sudah diketahui
panjangnya, tinggal di isi saja sesuai rumus luas segitiganya.
Baru saya dapat hasilnya. Jadi, luas taman yang berbentuk
segitiga sama dengan 27 meter 2“.

Berdasarkan (tabel 18.), validasi data menyelesaikan prosedur penyelesaian


disimpulkan bahwa data yang valid:

YNA mampu menuliskan solusi dari permasalahan hal tersebut ditunjukkan pada
lembar jawabannya (gambar 16.). Subjek mampu menentukan tahapan-tahapan
yang harus dilalui untuk memperoleh jawaban akhir. YNA memperoleh jawaban
yang benar dan mampu memeriksa kembali solusi yang diberikan.
c. Paparan data subjek berkemampuan awal rendah (ENM)
1) Kategori Data: Memahami masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)
GAMBAR 17. Jawaban ENM pada soal nomor 2 indikator memahami masalah

TABEL 19. Validasi Data Memahami Masalah (ENM)


Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan P2-WHM01: “Coba sebutkan informasi apa yang diketahui


tepat yang diketahui dan ditanyakan dari soal nomor 2?”.
dan ditanyakan.
S3-WHM11: “Diketahui keliling = 36, sisi 1 = 3 +3 =6,
sisi 2 = 6+3 = 9, dicari luas taman yang ditanami bunga”.

Berdasarkan (tabel 19.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

ENM mampu menuliskan informasi yang diketahui terlihat pada lembar


jawaban (gambar 17.), dan menjelaskan informasi yang ditanyakan (S3-
WHM11).
2) Kategori Data : Merencanakan pemecahan masalah
a) Data Tertulis : Merencanakan pemecahan masalah

15
GAMBAR 18. Jawaban ENM pada soal nomor 2 indikator menyelesaikan
masalah
TABEL 20. Validasi Data Merencanakan Pemecahan Masalah (ENM)
Data Tertulis Data Wawancara

Tidak mampu mengubah P3-WHM02: “Cara apa yang anda gunakan untuk
informasi yang diketahui menyelesaikan soal tersebut?”.
dan ditanyakan dari soal
S3-WHM12: “Dari yang diketahui di soal, langsung
ke dalam model
ditambah saja Kak”.
matematika.
P2-WHM03: “ Mengapa anda menggunakan
langkah-langkah tersebut”.

S3-WHM23: “Karena itu yang pikir, ditambah


lagi saya tidak tau rumusnya , Kak”.
P2-WHM04: “Apakah anda yakin jawabannya sudah
benar?”.

S3-WHM14 : “Tidak, tau Kak”.

Berdasarkan (tabel 20.), validasi data merencanakan pemecahan masalah disimpulkan


bahwa data yang valid:

ENM tidak mampu merepsentasi informasi yang ada di soal dan mengubahnya ke
dalam model matematika yang tepat. Terlihat pada (gambar 18.), subjek tidak
membuat rencana penyelesaian masalah tetapi langsung menyelesaikan
permasalahan dengan menjumlahkan informasi yang diketahui dalam soal sebagai
jawaban akhir.

Masalah-03. Aplikasi pythagoras dan luas persegi panjang dalam


menyelesaikan masalah konteks.

16
Gambar dibawah ini adalah denah sebuah kebun berbentuk persegi
panjang dengan panjang 24meter dan panjang diagonal 30meter. Di sekeliling
kebun akan dipagari besi dengan biaya pembuatan dan pemasangan sebesar Rp
150.000, -/ meter. Tentukan biaya keseluruhan pembuatan dan pemasangan
pagar disekeliling taman tersebut.

a. Paparan data subjek berkemampuan awal tinggi (FA)

1) Kategori Data: Memahami masalah


a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)
GAMBAR 19. Jawaban FA pada soal nomor 3 indikator memahami masalah

TABEL 21. Validasi Data Memahami Masalah (FA)

Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan tepat P1-WHM02: “Coba sebutkan informasi apa yang


yang diketahui dan diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?”
ditanyakan.
S1-WHM12: “Diketahui panjang kebun berbentuk
persegi panjang dengan panjang 24 meter dan
panjang diagonal 30 meter, disekeliling kebun akan
dipagari besi dengan biaya pembuatan dan
pemasangan sebesar Rp.150.000. Kemudian
ditanyakan biaya keseluruhan pembuatan dan
pemasangan pagar”.

Berdasarkan (tabel 21.) validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

Subjek mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat terlihat
pada (gambar 19.), dan menggunakan bahasa sendiri untuk menjelaskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada wawancara (S1-WHM12).
2) Kategori Data: Merencanakan Penyelesaian Masalah
a) Data Tertulis: (Hasil Pekerjaan)

17
a) b)
GAMBAR 20. Jawaban FA pada soal nomor 3 indikator merencanakan
penyelesaian masalah

TABEL 22. Validasi Data Merencanakan Penyelesaian Masalah (FA)

Data Tertulis Data Wawancara

Membuat model P3-WHM03: “Bagaimana langkah-langkah menyelesaikan


matematika dan soal nomor 3?”.
menuliskan rumus
S1-WHM133 : “Mencari panjang sisi yang belum diketahui
yang tepat.
menggunakan rumus pythagoras kemudian dicari kelilingnya
menggunakan keliling persegi panjang untuk menentukan biaya
keseluruhan”.

P3-WHM04: “Berikan alasan mengapa anda menggunakan


rumus pythagoras?”.

S1-WHM144 : “Diketahui di soalnya denah kebun berbentuk


persegi panjang memiliki diagonal 30 meter, perseginya dibagi
menjadi 2 jadi membentuk segitiga, kemudian saya
menggunakan rumus pythagoras untuk mendapatkan tingginya
atau a”.

Berdasarkan (tabel 22.), validasi data Merencanakan Pemecahan masalah disimpulkan


bahwa data yang valid:

Subjek mampu membuat model matematika dan menuliskan rumus yang tepat.
Terlihat dari (gambar 20.), bahwa FA mengaitkan rumus pythagoras dan keliling
persegi panjang kemudian menyesuaikan dengan yang ditanyakan pada soal
dijelaskan pada wawancara (S1-WHM133).
3) Kategori Data: Melaksanakan Rencana Penyelesaian
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)
GAMBAR 21. Jawaban FA pada soal nomor 3 indikator Melaksanakan
Penyelesaian Masalah

TABEL 23. Validasi Data Melaksanakan Penyelesaian Masalah (FA)

Data Tertulis Data Wawancara

Mengkoneksikan P3-WHM05: “Bagaimana cara anda mengetahui bahwa


rumus ke dalam model menggunakan rumus pythagoras dan keliling persegi panjang
matematika untuk untuk menjawab soal nomor 3?”.

18
menyelesaikan S1-WHM35: “Dari soalnya Kak, lebar kebun diketahui = 24
permasalahan. meter dan tingginya = 18 meter. Kemudian saya gunakan
rumus keliling persegi panjang. Keliling = 2 (p+l) atau
2(24+18) Jadi kelilingnya = 84 meter . Keliling persegi
panjang dikali dengan harga per meternya untuk membuat
pagar”.

P3-WHM06:” Berapa biaya pemasangan dan pembuatan


pagar dari kebun tersebut?”.

S1-WHM16: “ Hasil akhirnya 12.600.000”.

Berdasarkan (tabel 23.), validasi data Melaksanakan Penyelesaian Masalah disimpulkan


bahwa data yang valid:

Subjek mampu mengkoneksikan rumus ke dalam model matematika kemudian


menyelesaikan permasalahan dan menuliskan kesimpulan terlihat pada (gambar 21.),
bahwa FA menyelesaikan perhitungan dan operasi aljabar dengan benar
menggunakan rumus yang tepat (S1-WHM35).
4) Kategori Data: Memeriksa Kembali
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)
GAMBAR 22. Jawaban FA pada soal nomor 3 indikator Memeriksa Kembali

TABEL 24. Validasi Data Memeriksa Kembali (FA)

Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan jawaban akhir P3-WHM07: “Apakah anda memeriksa kembali


dan memeriksa kembali jawaban anda?”.
solusi.
S1-WHM37:“Iya, diperiksa dulu”.

P3WHM08:“Bagaimana cara anda memeriksa


kembali?”.

S1-WHM33 : “Di baca baik-baik dulu soal dan


jawabannya terus dikerja ulang lalu diperiksa semua
hasil perhitungannya sudah sesuai, baru dikumpul Kak”.

P3-WHM09: “Apakah anda yakin jawaban anda


sudah benar“.

S1-WHM39: “Yakin, Kak”.

Berdasarkan (tabel 24.), validasi data memeriksa kembali disimpulkan bahwa data yang
valid:

19
Subjek mampu menuliskan jawaban akhir dan memeriksa kembali solusi terlihat
pada (gambar 22.). FA menjelaskan bagaimana cara memeriksa kembali jawaban
yang dikerjakannya (S1-WHM33), sehingga yakin dengan jawaban yang
diperolehnya.

b. Paparan data subjek berkemampuan awal sedang (YNA)


1) Kategori Data : Memahami masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 23. Jawaban YNA pada soal nomor 3 indikator Memahami


Masalah
TABEL 25. Validasi Data Memahami Masalah (YNA)

Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan tepat P3-WHM02: “Coba sebutkan informasi apa yang


yang diketahui dan diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?”
ditanyakan.
S2-WHM12: “Diketahuinya panjang kebun = 28
meter, panjang diagonal = 30 meter, biaya
pemasangan pagar disekeliling taman = Rp
150.000/meter, lalu ditanyakan biaya keseluruhan
pembuatan dan pemasangan di sekeliling taman
tersebut”.

Berdasarkan (tabel 24.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

YNA mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan lengkap dan
benar (gambar 23.). Dari hasil wawancara YNA menjelaskan informasi yang
diketahui dan ditanyakan di soal (S2-WHM12), sehingga ia mampu memahami
masalah pada soal nomor 3.

2) Kategori Data : Merencanakan Pemecahan masalah


a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

20
a) b)

c)

GAMBAR 24. Jawaban YNA pada soal nomor 3 indikator Merencanakan Penyelesaian
Masalah
TABEL 26. Validasi Data Merencanakan Penyelesaian Masalah (YNA)

Data Tertulis Data Wawancara

Merepresentasikan P3-WHM03: “Coba jelaskan, gambar yang anda buat?”.


masalah ke dalam
model matematika dan S2-WHM13:
mengaitkan rumus P3-WHM04: “Coba berikan alasan mengapa anda
yang digunakan untuk menggunakan rumus tersebut?”.
menemukan solusi.
S2-WHM14 : “Ini perseginya memiliki diagonal jadi dibagi
dua bagian membentuk dua buah segitiga yang sama besar,
baru dicari b nya. Dengan rumus“c 2=a2+ b2, atau rumus
pythagoras dan keliling persegi panjang untuk menentukan
luas taman”.

P3-WHM05: “Bagaimana langkah-langkah


menyelesaikan soal nomor 3?”.

S2-WHM35: ““Pertama-tama pada gambar persegi


panjang pada nilai 30= 2.600.000 dan 24 = 1.940.000.
Disitu diterangkan harga pemasangan dari pagar
untuk sekeliling taman Rp. 150.000.000/meter, setiap
panjang dan lebar dari persegi panjang (Panjang=30)
dan (lebar=24) saya kalikan dengan biaya
Rp.150.000/meter.

150.000.000 dikalikan dengan 30 = 2.600.000

150.000.000 dikalikan dengan 24 = 1.940.000

(Disitu saya ada kesalahan dalam menjumlahkannya)


seharusnya saya mengerjakannya

150.000.000 dikalikan dengan 30 = 4.500.000

150.000.000 dikalikan dengan 24 = 3.600.000

21
P = 2 × p ×l

P = 2 ×4.500 .000+3.600 .000

P=9.000.000+ 3.600.000
P=12.600 .000 ”.
Berdasarkan (tabel 26.), validasi data Merencanakan Pemecahan Masalah disimpulkan
bahwa data yang valid:

YNA mampu merepresentasikan masalah ke dalam model matematika dan


mengaitkan rumus yang digunakan untuk menemukan solusi dapat dilihat pada
lembar jawabannya (gambar 24.).
3) Kategori Data: Melaksanakan Rencana Penyelesaian
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

a) b)

c)

GAMBAR 25. Jawaban YNA pada soal nomor 3 indikator Melaksanakan


Penyelesaian Masalah

TABEL 27. Validasi Data Melaksanakan Penyelesaian Masalah (YNA)

Data Tertulis Data Wawancara

Mengaitkan rumus yang P3-WHM06: “Dapatkah anda jelaskan nilai b yang


digunakan sesuai dengan anda tuliskan?”.
pemisalan yang dibuat.

22
S2-WHM36 : “Bisa, Kak. Dimisalkan b untuk sisi yang
belum diketahui nilai sisinya”.

P3-WHM07: “Bagaimana cara anda menghitung biaya


keseluruhan pembuatan dan pemasanagan pagar
disekeliling taman?”.

S2-WHM37 : Saya mencari meter dari setiap sisi dari


persegi panjang menggunakan rumus teorema
pythagoras. Kemudian, karena soalnya meminta
keseluruhan dari biaya jadi saya menggunakan rumus
keliling persegi panjang yaitu : K=2× p × l atau
K=2 ( p+l ) ”.
Berdasarkan (tabel 27.), validasi data Melaksanakan Penyelesaian Masalah
disimpulkan bahwa data yang valid:

YNA mampu mengaitkan rumus yang digunakan sesuai dengan pemisalan yang
di buat terlihat pada lembar pekerjaan (gambar 25.). YNA menjelaskan secara
lisan (S2-WHM37) langkah-langkah penyelesaian soalnya dengan tepat.
4) Kategori Data: Memeriksa Kembali
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

GAMBAR 26. Jawaban YNA pada soal nomor 3 indikator Memeriksa Kembali

TABEL 28. Validasi Data Memeriksa Kembali (YNA)

Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan solusi yang P3-WHM08: “Apakah anda sudah yakin dengan


tepat dari permasalahan. jawaban yang dituliskan?”.

S2-WHM38 : “Iya, Kak. Insyah Allah”.

P3-WHM09: “Jadi kesimpulannya?”.

S2-WHM39: “Jadi, biaya keseluruhan


pemasangan dan pembuatan pagar disekeliling
taman tersebut adalah 12.600.000”.

Berdasarkan (tabel 28.), validasi data memeriksa kembali disimpulkan bahwa data
yang valid:

YNA mampu menuliskan solusi yang tepat dari permasalahan dan menjelaskan
kembali solusi dari permasalahan sesuai (S2-WHM39).

c. Paparan Data subjek berkemampuan awal rendah (ENM)


1) Kategori Data: Memahami masalah
a) Data Tertulis (Hasil Pekerjaan)

23
GAMBAR 27. Jawaban YNA pada soal nomor 3 indikator Memahami
Masalah

TABEL 29. Validasi Data Memahami Masalah (ENM)

Data Tertulis Data Wawancara

Menuliskan dengan P3-WHM32: “Coba sebutkan informasi apa yang


tepat yang diketahui diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?”.
dan ditanyakan tetapi
S3-WHM32 : “Diketahui panjang dari diagonal
tidak mampu
30meter dan panjangnya 24 meter. Ditanyakan biaya
merepresentasikan keseluruhan pembuatan pagar disekeliling taman”.
informasi ke dalam
model matematika. P3-WHM03:

im setelah 1 jam?”.
P3-WHM033 : “Coba jelaskan langkah penyelesaian
yang dituliskan?”.

S3-WHM32: “Biaya keseluruhannya ditambah


sebanyak jumlah sisi yang ada”.

P3-WHM33 : ““Coba gunakan rumus untuk


menyelesaikan permasalahan tersebut?”.

S3-WHM33 : “Rumusnya saya tidak tahu, Kak”.

Berdasarkan (tabel 29.), validasi data memahami masalah disimpulkan bahwa data
yang valid:

ENM mampu menuliskan yang diketahui dan ditanyakan tetapi tidak mampu
merepresentasikan informasi ke dalam model matematika terlihat dari hasil
pekerjaan (gambar 27.), lalu menjelaskan langkah-langkah penyelesaian
masalah untuk menentukan solusi dari permasalahan (S3-WHM32).

KESIMPULAN

Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika HOTS disimpulkan sebagai


berikut: Masalah menggunakan konsep pythagoras dalam menyelesaikan masalah jarak
tempuh. Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Tinggi, mengawali
menyelesaikan masalah dengan mengilustrasikannya dalam bentuk gambar kemudian
mematimatisasi dalam bentuk simbol selanjutnya menyelesaikan secara prosedural.
Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Sedang, memiliki kemampuan membaca

24
masalah yang baik dalam menyelesaikan masalah. Subjek mengawali menyelesaikan
masalah dengan mengilustrasikannya dalam bentuk gambar dan mengkoneksi model
matematika kemudian merepsentasikan jawaban akhir dan melakukan pengecekkan
kembali. Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Rendah, tidak mampu
menyelesaikan masalah dan merepresentasikan dalam model matematika. Subjek
melakukan operasi aljabar di dalam mencari solusi permasalahan dari informasi yang
diketahui di soal. Masalah menggunakan hubungan antara keliling dan luas dalam
menyelesaikan masalah konteks. Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Tinggi,
mengawali memahami masalah langsung menjelaskan informasi yang dituliskannya
sebagai jawaban yang tidak lengkap untuk merencanakan penyelesaian, menyelesaikan
masalah, dan memeriksa kembali. Subjek kesulitan dalam menjelaskan strategi yang akan
ditempuhnya karena tidak memiliki pengetahuan tentang representasi terkait masalah
konteks. Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Sedang, mengawali
menyelesaikan masalah yaitu menggunakan kemampuan membaca masalah seperti
membuat pemisalan, merepresentasikan permasalahan ke dalam model matematika, dan
merepresentasi dalam bentuk gambar. Kemudian, menyelesaikan langkah-langkah
pemecahan masalah untuk mendapat solusi yang tepat. Subjek dengan Kemampuan Awal
Matematika Rendah, mengawali menyelesaikan masalah dengan memaparkan langsung
solusi dari permasalahan serta langkah-langkah penyelesaiannya. Masalah menggunakan
konsep pythagoras dan luas persegi panjang dalam menyelesaikan masalah konteks.
Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika Tinggi, mengawali menyelesaikan
masalah dengan mengkoneksi rumus-rumus matematis untuk menentukan solusi dari
permasalahan ke dalam model matamatika dan membuat solusi dari permasalahan
kemudian memeriksa kembali solusi. Subjek dengan Kemampuan Awal Matematika
Sedang, mengawali menyelesaikan masalah dengan merepresentasikan gambar dan
menyusun model matematika, lalu mengaitkan penyelesain dengan rumus pythagoras dan
luas persegi untuk menentukan solusi yang tepat dari permasalahan. Subjek dengan
Kemampuan Awal Matematika Rendah, mengawali menyelesaikan masalah dengan
menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan, namun tidak mampu
merepsentasikan informasi ke dalam model matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, (2017). Pelatihan Pengembangan Soal-Soal HOTS untuk Meningkatkan


Kompetensi Guru”. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.
1.No. 2.
Akbar, M. (2018). Analisis Kesalahan Pemecahan Masalah Matematika Level Higher
Orgder Thinking Skills Ditinjau dari Gaya Belajar pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 3 Makassar. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar.
Annuuru, T. A. dkk. (2017). Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar Melalui Model
Pembelajaran Treffinger. Jurnal Edutcehnologia, III, 136-144.
Apriyani, E. (2018). Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau
dari Kemampuan Awal Matematika Dan Perbedaan Gender Siswa Kelas VIII di
SMP Negeri 26 Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Program Sarjana
Universitas Negeri Makassar.

25
Ayuningtyas, N. (2013). Proses Penyelesaian Soal Higher Order Thinking Skills Materi
Aljabar Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa.
Jurnal Pendidikan Matematika, 1 (1), 48-58.
Arifin, Z, & Retnawati, H. (2015). Analisis Instrumen Pengukur Higher Order Thinking
Skills (HOTS) Matematika Siswa SMA. In Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY.
Arifin, Z, & Retnawati, H. (2017). Pengembangan Instrumen Pengukur Higher Order
Thinking Skills (HOTS) Matematika Kelas X Pythgagoras. Jurnal Pendidikan
Matematika, 12(1), 98-108. Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher
Order Thinking Skill in Your Classroom. Virginia: ASDC.
Azizah, R. (2019). Ekspolarasi Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika (Soal
Higher Order Thinking Skills) Ditinjau dari Gaya Belajar. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar: Program Sarjana Universitas Negeri Makassar.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia V (Online),
(https://kbbi.web.id/kemampuan diakses 11 Oktober 2020).
Bloom, B.S. (Ed.), Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, (2009). D.R.
1956. Taxonomy of educational objectives: The classification of educational
goals. Handbook 1: Cognitive domain. New York: David McKay.
Brookhart, S. M. (2010). How to assess higher-order thinking skills in your classroom.
Alexandria: ASCD.
Caillies, S & Denhiere, G. (2002). The Effect of Prior Knowledge on Understanding
From Text: Evidence from Primed Recognition. European Journal of Cognitive
Psychology. 14 (2), 267-286.
Delyana, H (2015). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas VII Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended. Lemma, Vol 2(1), 26-34
Djadir, and A. Asdar. (2017) “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau
dari Kemampuan Awal Matematika dan Perbedaan Gender”. Issues in
Mathematics Education (IMED) 1.1: 7-11
Gais & Afriansyah (2017). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal High
Order Thinking Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematis Siswa Pada Kelas X
di SMAN 1 Garut. (Online) Jurnal “Mosharafa” Vol. 6 No. 2. Garut: STKIP
Garut.
Julianto, M. N. (2020). Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Dalam
Menyelesaikan Soal Pecahan Di Tinjau Dari Gender Pada Siswa Kelas VIII MTs
Negeri 2 Bulukumba. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Program Sarjana
Universitas Negeri Makassar.

Kemdikbud (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada D., Keterampilan


Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kuhn. D. (2005). Education For Thinking. Cambridge: Harvard University Press.

26
Kukuh. (2011). Penyusunan Tes Hasil Belajar dan Butir Soal. Samarinda: Kementrian
Pendidikan Nasional Universitas Mulawarman Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Magdalena, W. (2016). Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mathematics Untuk
Mendukung Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 1(1), 451-
456.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Muliawati, N. E. (2016). Proses Berpikir Lateral Siswa Dalam Memecahkan Masalah,
2(1), 55-68.
NCTM. (2000). Principles and Standarts For School Mathematics.
N. J. Mourtos, N. DeJong Okamoto & J. Rhee. 2004. Defining, teaching, and assessing
problem solving skills. San Jose State University San Jose, California 95192-0087
Polya, G. (1973). How To Solve It (A New Aspect of Mathematical Method). New Jersey:
Priceton University Press.
Ramadhanti, T, F. (2019). Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Pokok Fungsi
Eksponen dan Fungsi Logaritma Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Samarinda Tahun
Ajaran 2019/2020. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: Program Sarjana
Universitas Negeri Mulawarman.
Ratnaningtyas, Y. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII dalam
menyelesaikan Soal Higher Order Thinking ditinjau dari kemampuan
matematika. MATHEDdunesa, (5)1.
Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. (2008). Perilaku Organisasi Organizational
Behavior.Jakarta: Salemba Empat.
Rukmana, I., & Paloloang, B. (2016). Hubungan Adversity Quotient Dengan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu.
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 3.
Safrida, L.N. Susanto, S., & Kurniati, D. (2015). Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Terbuka Berbasis Polya Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas
IX SMP Negeri 7 Jember. KadikmA, 6(1).
Satriani, S. (2020). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa Materi Eksponen dan Logaritma. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, (Online) vol. 8 No. 2 Juli 2020 Hal. 1932008(2)
(http://dx.doi.org/10.31941/delta.v8i2.1006).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian: Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tisngati, U. (2015). Proses berpikir reflektif mahasiswa dalam pemecahan masalah pada
Materi himpunan ditinjau dari gaya kognitif Berdasarkan langkah polya. Beta:
Jurnal Tadris Matematika, 8(2), 115-124.
Uno, H. B dan Masri K. (2009). Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Utami, R. W.& Wutsqa, D. U.(2017). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika dan Self-Efficacy SiswaSMP Negeri di Kabupaten Ciamis.Jurnal
Riset Pendidikan Matematika, (online), 4(2),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm, diakses 20 Oktober 2020).

27
Widyastuti, R. (2015). Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
berdasarkan Teori Polya ditinjau dari Adversity Quotient Tipe Climber. Jurnal
Pendidikan Matematika, (Online), 6(2),
(http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/view/48/42, diakses 22
Oktober 2020).
Yazgan, Y. (2015). Sixth graders and non-routine problems: Which strategies are decisive
for success. Educational Research and Reviews, 10(13).
Yohanes, R.S. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Tim Omlimpiade Matematika SMP Negeri 01 Madiun dengan
Menggunakan Model Pemecahan Masalah Polya. In Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY (pp. 143-150).

28
29

Anda mungkin juga menyukai