Qurrotul Ayun1, I Gusti Ayu Putu Arya Wulandari2, Kadek Adi Wibawa3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email: qurrotulayuunn789@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apa saja jenis kesalahan yang dilakukan
di SMPN 4 Sukawati (2) untuk mengetahui apa saja penyebab siswa di SMPN 4 Sukawati melakukan
kesalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Hasil penelitian ini
adalah (1) kesalahan dalam tahap memahami masalah (25,53%.), kesalahan menyusun rencana
(24,18%), kesalahan transformasi (20,21%), kesalahan melaksanakan rencana (24,46%) dan kesalahan
memeriksa kembali hasil yang diperoleh (29,78%.). (2) Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa
adalah (a) siswa tidak memahami soal, (b) siswa kurang teliti, (c) siswa terlalu terburu-buru dalam
mengerjakan dan menyelesaikan soal, (d) siswa kurang latihan mengerjakan soal bentuk cerita dengan
variasi berbeda, (e) siswa kurang mampu menangkap informasi masalah yang terkandung dalam soal,
(f) siswa ragu menuliskan jawabannya, (g) tidak membuat kesimpulan dari jawaban yang diberikan,
dan (h) Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal tanpa mengecek kembali jawaban yang
didapatkan.
ABSTRACT
This study aimed (1) to find out what kinds of mistakes were made at SMPN 4 Sukawati and (2)
to find out what caused the students at SMPN 4 Sukawati to make mistakes. The method used in this
research is the descriptive method. The results of this study are (1) errors in understanding the problem
(25.53%.), errors in planning (24.18%), transformation errors (20.21%), errors in implementing plans
(24.46%), and errors re-examined the results obtained (29.78%.). (2) The causes of errors made by
students are (a) students do not understand the questions, (b) students are not thorough, (c) students
are too hasty in working on and solving problems, (d) students lack practice working on story form
questions with variations different, (e) students are less able to capture problem information contained
in the questions, (f) students are hesitant to write down the answers, (g) do not make conclusions from
the answers given, and (h) students are less thorough in solving questions without re-checking the
answers given. obtained.
Keywords: Error analysis, Polya procedure, algebra material
66
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
kepada setiap siswa sejak pendidikan dasar, Salah satu metode yang dapat
bahkan sejak pendidikan dini. menganalisis kesalahan yang dilakukan
Berdasarkan kurikulum 2013, pada siswa dalam menyelesaikan soal tipe
materi matematika khususnya di SMP HOTS yaitu dengan menggunakan
terdapat berbagai jenis soal yang berupa metode–metode analisis kesalahan polya.
pemecahan masalah dalam kehidupan Peneliti menggunakan prosedur Polya
sehari–hari dan juga konsep pemecahan dalam menganalisis kesalahan yang siswa
masalah yang mengukur kemampuan dalam menyelesaikan soal tipe HOTS,
menalar siwa. Maka dari itu, dalam karena prosedur Polya memiliki tahapan–
menyelesaikan soal - soal pemecahan tahapan yang sederhana dibandingkan
masalah ini diharapkan siswa dapat prosedur lain seperti prosedur Newman,
menguasai konsep matematika yang telah prosedur Watson, dan prosedur Kastolan.
diajarkan pada jenjang sebelumnya. Sama Berdasarkan hasil penelitian yang telah
halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ernawati dan
dilakukan oleh Utami & Wutsqa Sutiarso (2020:193) yang berjudul
(2017:174) menunjukkan bahwa “Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal
Kemampuan pemecahan masalah Matematika Kategori Higher Order
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Thinking Skills Menurut Tahapan Polya”
di Kabupaten Ciamis berada pada kriteria menunjukkan bahwa masih banyak siswa
rendah. Tidak sedikit siswa yang yang melakukan kesalahan dalam
menemukan kendala dan menganggap soal menyelesaikan soal tipe HOTS pada materi
cerita sebagai soal yang sulit dikerjakan, Keliling dan Luas Lingkaran. Sebanyak
sehingga siswa melakukan kesalahan 63,64% siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikannya. Menurut mengerti terhadap masalah, 71,52% siswa
Retnawati et al. (2018:216) perlunya mengalami kesulitan pemikiran suatu
membiasakan siswa dengan kegiatan rencana, 80% siswa mengalami kesulitan
pembelajaran dan pengukuran High Order pelaksanaan rencana, dan 84,85% siswa
Thinking Skills adalah penting untuk mengalami kesulitan peninjauan kembali.
mengembangkan ide atau solusi dari Sama halnya dengan hasil penelitian yang
permasalahan yang rumit. Berdasarkan telah dilakukan oleh Apriliyanto
hasil observasi awal di SMPN 4 Sukawati (2019:124) yang berjudul “Analisis
terdapat beberapa permasalahan tentang Kesalahan Siswa dalam Pemecahan
minimnya hasil belajar siswa yang terkait Masalah Turunan Fungsi Aljabar”
dengan soal–soal cerita matematika yang menunjukkan bahwa kesalahan-kesalahan
mengarah ke tipe soal HOTS, kali ini yang dilakukan siswa dalam pemecahan
dipengaruhi oleh pemahaman konsep siswa masalah pada materi Turunan Fungsi
yang masih kurang dan juga penjelasan meliputi 1) hasil penelitian ini adalah
guru yang masih kurang ketika kesalahan yang dilakukan siswa pada tahap
memberikan pembahasan latihan soal tipe memahami masalah 7,5%, kesalahan tahap
HOTS tersebut. Oleh karena itu perlu merencanakan penyelesaian 12,5%,
dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kesalahan tahap menyelesaikan masalah
penyebab kesalahan siswa dalam 55%, dan kesalahan tahap pengecekan
menyesaikan soal HOTS. kembali 100%. 2) Berdasarkan tipe
kesalahan diperoleh bahwa siswa
67
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
68
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
soal lainnya tidak valid yaitu nomor 1, 3, 4, rendah. Dalam penelitian ini, tahap
8, 10. triangulasi sumber yang dilakukan ialah
Pemilihan sampel penelitian dengan dengan membandingkan hasil pekerjaan
menggunakan metode Purposive sampling siswa dengan hasil wawancara.
yaitu dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu, dengan mengurutkan subjek HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian berdasarkan perolehan nilai Berdasarkan hasil tes dari ke-6 subjek
tertinggi hingga nilai terendah yang penelitian dalam mengerjakan soal tipe
selanjutnya dicari nilai rata-rata kelas dan HOTS pada pokok bahasan Aljabar
standar deviasi. Berdasarkan standar ditemukan beberapa kesalahan yang
deviasi tersebut maka didapat batasan yang dilakukan oleh siswa. Rincian kesalahan
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok yang dilakukan oleh siswa serta
tinggi, kelompok sedang, dan kelompok persentasenya dapat dilihat dalam Tabel 1.
2U
U
1D
S1 UL D L CL L
2C U = 31,57%
C
4L D = 10,52%
Tinggi
4U C = 15,78%
U
1D L = 42,10%
S2 UL U CL D UL
1C
L
4L
U U U 4U
U
D D D 3D
S3 CL C
C C C 5C U = 22,85%
L
L L L 5L D = 20%
Sedang
U U U U 4U C = 28,57%
D D D D 4D L = 28,57%
S4 CL
C C C C 5C
L L L L 5L
U U U U U 5U
D D D D D 5D
S5
C C C C C 5C U = 25%
L L L L L 5L D = 25%
Rendah
U U U U U 5U C = 25%
D D D D D 5D L = 25%
S6
C C C C C 5C
L L L L L 5L
24U U = 25,53%
19D D = 20,21%
Jumlah Keseluruhan
23C C = 24,46%
28L L = 29,78%
Keterangan:
U = Understanding the problem (Memahami masalah)
D = Devising plan (Menyusun rencana)
C = Carring out the plan (Melaksanakan rencana)
L = Looking back (Memeriksa kembali)
kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa kesalahan yang dilakukan siswa adalah
dalam mengerjakan soal tipe HOTS dengan melaksanakan rencana (C) dengan
pokok bahasan aljabar adalah memeriksa persentase kesalahan sebanyak 24,46%,
kembali hasil yang diperoleh (L) dengan dan yang terakhir jenis kesalahan yang
persentase kesalahan sebanyak 29,78%, dilakukan siswa adalah menyusun rencana
kemudian jenis kesalahan yang sering (D) dengan persentase kesalahan sebesar
dilakukan oleh siswa adalah memahami 20,21% . Adapun rincian dari penyebab
masalah (U) dengan persentase kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa yang
sebanyak 25,53%, kemudian jenis peneliti rangkum ke dalam Tabel 2.
70
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
adalah karena siswa belum paham dilakukan siswa adalah karena siswa tidak
menggunakan metode atau rumus (P6) percaya diri (P5) dengan persentase
dengan persentase kesalahan sebanyak kesalahan sebesar 5,71% .
11,42%, kemudian penyebab kesalahan Berdasarkan tabel rekapitulasi jenis
yang dilakukan siswa adalah karena siswa kesalahan dan tabel penyebab kesalahan
terlalu terburu-buru (P2) dengan persentase yang dilakukan oleh subjek penelitian
kesalahan sebanyak 8,57%, kemudian dalam mengerjakan soal tipe HOTS pada
penyebab kesalahan yang dilakukan siswa pokok bahasan Aljabar di kelas VII B SMP
adalah karena siswa kurang memanfaatkan Negeri 4 Sukawati, selanjutnya peneliti
waktu dengan baik (P4) dengan persentase melakukan tahap wawancara terhadap 6
kesalahan sebanyak 8,57% dan yang subjek penelitian dari kelompok tinggi,
terakhir penyebab kesalahan yang kelompok sedang, dan kelompok rendah.
8
Dari mana mendapatkan nilai 3?
P: “dik, disini kamu menulis 𝑥 + 25. Lalu dibawahnya kamu tulis 𝑥 + 25 = 3 × 2. Bisa
dijelaskan dari mana kamu mendapatkan angka 3?”
S1: “dari soalnya, kan disitu disampaikan hasil sama dengan kali bilangan itu.”
P: “baik, lalu kenapa kamu tidak menulis 3-nya itu setelah
71
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
?”
S1: “maaf bu saya lupa.”
P: “lalu dari mana adik bisa mendapatkan jawaban 6𝑥? Bukannya 3 × 2 itu 6?”
S1: “karna setiap kata bilangan saya ganti menjadi , dan disoalnya tertulis 3 kali bilangan
yang artinya itu adalah
3𝑥.”
P: “lalu kenapa pada perkalian itu kamu hanya menulis 3 × 2 saja? Bukannya seharusnya 3𝑥
× 2?”
S1: “oh iya bu saya buru-buru jadinya lupa, maaf bu.”
P: “selanjutnya saya ingin bertanya, dari mana kamu mendapatkan hasil 5𝑥?”
S1: “saya pindah ruaskan ini bu.”
P: “lalu kenapa kamu tidak menulis nya disini? Kenapa kamu hanya menulis nya diawal
kamu menuliskan rumus saja?”
S1: “maaf bu, karna saya buru-buru, saya jadinya lupa.”
P: “lain kali kamu harus lebih lengkap dan teliti jika menulis jawaban dik.”
S1: “baik bu, saya minta maaf.”
P: “baik, coba perhatikan jawabanmu, selain kesalahan yang tadi telah saya tanyakan
apakah kamu tau dimana letak kesalahannya lagi?”
S1: “saya merasa sudah benar untuk cara dan jawaban saya bu.”
P: “Iya memang sudah benar caranya, tapi kenapa penulisan jawaban akhir tidak dibuat?”
S1: “Maaf Bu saya lupa, saya tidak periksa ulang jawaban saya. Karena saya terlalu focus
untuk mengerjakan soal berikutnya.”
P: “Lain kali lebih teliti lagi ya dik.”
S1: “baik bu.”
72
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
Dari hasil pekerjaan subjek S2 terlihat menulis cara yang akan ia hitung, namun
bahwa subjek S2 mengalami kesalahan siswa tidak melanjutkan cara
dalam tahap memahami masalah, pengerjaannya beserta hasil akhir yang
melaksanakan rencana dan juga Memeriksa diperoleh. Hal ini didukung hasil
kembali hasil yang diperoleh. Dari hasil wawancara subjek S2 sebagai berikut:
pekerjaan S2 diperoleh bahwa siswa telah
Kesalahan konsep
74
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
P: “Kenapa tidak paham dik? Apa soal seperti ini tidak pernah diberikan oleh guru di
kelas?”
S3: “tidak pernah sepertinya bu.”
P: “apa menurut kamu soal tersebut sulit dik??”
S3: “Iya bu.”
P: “kenapa kamu bisa berfikir soal ini sulit dik?”
S3: “saya bingung menentukan cara menghitungnya bu.”
Tidak membuat
tidak membuat 1
hasil akhir
Berdasarkan hasil wawancara siswa tidak paham dengan apa yang ditanya
terungkap bahwa penyebab S3 tidak dalam soal tersebut.
membuat diketahui dan ditanya karena
75
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
P: “dik, boleh tolong jelaskan cara pengerjaannya adik, sehingga adik bisa mendapatkan
jawaban 2𝑎 + 𝑏 = 3𝑎?”
S4: “karena 2𝑎 + 1𝑏 itu saya kira nya . jadi, simple aja sih bu, jawabannya itu 3 .”
P: “baik, disinikan adik menulis 2. . boleh tolong dijelaskan dari mana adik bsa
mendapatkan 2. ?”
S4: “saya asal nulis aja bu.”
P: “apa adik paham dengan maksud soal no 1?”
S4: “tidak bu.”
P: “kenapa adik bisa mengatakan tidak paham? Apa adik belum pernah mendapatkan contoh
soal seperti ini selama di kelas?”
S4: “dapat bu, karena pandemi dan sekolahnya jadinya online, saya jadi lupa bu.”
P: “berarti dari guru matematika di sekolah sudah sempat memberikan contoh soal seperti
itu ya dik. Lalu apa adik tidak pernah mencoba mengerjakan soal soal seperti itu?”
S4: “jarang sih bu.”
76
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
Dari hasil pekerjaan subjek S6 terlihat diperoleh bahwa siswa hanya menuliskan
bahwa subjek S6 mengalami kesalahan apa yang diketahui dan jawabannya saja
dalam tahap memahami masalah, namun siswa tidak menuliskan rumus apa
menyusun rencana, melaksanakan rencana yang harus digunakan untuk menjawab soal
dan juga memeriksa kembali hasil yang tersebut. Hal ini didukung hasil wawancara
diperoleh. Dari hasil pekerjaan S6 subjek S6 sebagai berikut:
77
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 12, Nomor 1, Maret 2022 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694
P: “Jangan begitu dik, kalau di kelas perhatikan dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru.
Kan begini hasilnya kalau tidak paham dengan soalnya. Rugi kan?
S6: “Iya baik Bu”
79