Pemecahan Masalah Pada Materi Suhu Dan Kalor Di SMA N 2 Percut Sei Tuan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan dan kelayakan instrumen tes HOTS pada
materi suhu dan kalor. Subjek pada penelitian ini adalah siswa/i kelas XI-IPA SMA N 2 Percut Sei Tuan.
Penelitian ini menggunakan model ADDIE yakni, Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes fisika berbasis HOTS untuk mengukur keterampilan
pemecahan masalah pada materi suhu dan kalor ini melalui beberapa uji kelayakan seperti validitas isi oleh
validator soal memperoleh 100% soal dikatakan valid, validitas butir soal memiliki 80% soal dikatakan valid
dan 20% dikatakan tidak valid. Untuk reliable memiliki korelasi sangat tinggi. Tingkat kesukaran memiliki
30% mudah, 10%sukar, dan 60% sedang. Dan untuk daya beda 20% soal memiliki daya beda baik, 30%
cukup dan 50% daya beda jelek. Dari hasil pengembangan instrumen tes ini layak digunakan untuk
mengukur keterampilan pemecahan masalah pada siswa/i di sekolah.
Kata kunci : Instrumen Tes HOTS, Keterampilan Pemecahan Masalah, Suhu Dan Kalor.
ABSTRACT
This study aims to determine the development process and the feasibility of the HOTS test instrument on the
material of temperature and heat. The subjects in this study were students of class XI-IPA SMA N 2 Percut
Sei Tuan. This study uses the ADDIE model, namely, Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. The
results showed that the HOTS-based physics test instrument to measure problem-solving skills on the
temperature and heat material went through several feasibility tests such as content validity by the question
validator, obtaining 100% of the questions said to be valid, the validity of the items having 80% valid and
20% said invalid. To be reliable has a very high correlation. The difficulty level has 30% easy, 10% difficult,
and 60% moderate. And for the difference in power, 20% of the questions have good discrimination, 30% is
sufficient and 50% is bad. From the results of the development of this test instrument, it is appropriate to use
it to measure problem solving skills in students at school.
Keywords: HOTS Test Instruments, Problem Solving Skills, Temperature and Heat.
2
oleh guru. Selain di Indonesia Kemampuan masalah yang dihadapi, kedua dengan
bsiswa dalam berpikir tingkat tingginya rendah, menggunakan fisika maka akan dilakukan
sekolah masih kekurangan alat penilaian yang penjabaran masalah, ketiga perlunya membuat
dirancang khusus dalammelakukan pelatihan rencana solusi, keempat setelah dilakukan
kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi, perencaan solusi maka harus dilaksanakan, dan
sehingga perlu dibuat alat tes berbasis HOTS. yang terakhir yaitu jawaban yang didapatkan
Sekolah yang menggunakan kurikulum harus dievaluasi.
2013 revisi adalah SMAN 2 Percut Sei Tuan. Ini Dari latar belakang yang dijabarkan
terbukti. Setelah dilakukannya sebuah penulis maka penulis akan melakukan penelitian
wawancara pada 3 januari 2022 oleh 2 orang yang berjudul “Pengembangan Instrumen Tes
guru fisika di sekolah tersebut, Kriteria HOTS Higher Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis
belum sepenuhnya dimiliki oleh hasil belajar Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Materi
pada pelajaran fisika siswa meskipun proses Suhu dan Kalor Di SMAN 2 Percut Sei Tuan”.
pembelajaran K13 telah mewajibkan sekolah
untuk melakukan pembelajaran HOTS. Bukti METODE PENELITIAN
yang diberikan tidak cukup untuk Teknik pengumpulan data
memungkinkan siswa memecahkan masalah menggunakan tiga cara yakni wawancara, tes,
secara rinci. Jika diberikan pertanyaan yang dan angket. Penelitian ini menggunkan model
tingkat kognitifnya tinggi, siswa banyak yang pengembanan ADDIE, dengan lima tahap
tidak peduli.Siswa yang kurang aktif dan kurang yakni Analysis, Design, Develop, Implement,
disiplin dalam mengerjakan pekerjaan rumah Evaluate. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
dan mengumpulkan pekerjaan rumah menjadi N 2 Percut Sei Tuan dengan subjek penelitian
salah satu kendala yang dihadapi guru saat adalah siswa/i kelas XI-IPA SMA N 2 Percut
melakukan penilaian di kelas. Keterbatasan Sei Tuan. Berikut peenjelasan langkah-
waktu guru dalam mengajukan soal-soal HOTS langkah model ADDIE:
juga menjadi kendala karena berdasarkan Analysis (Analisis) adalah
wawancara yang telah dilakukan guru terlalu menganalisis hasil observasi dan wawancara
sibuk dan menganggap proses pembuatan soal serta kajian untuk menganalisis masalah atau
lama atau membutuhkan waktu penuh dan hambatan selain proses belajar mengajar
konsentrasi. Guru juga mengukur keterampilan sebagai tahap awal penelitian.
berpikir kritis siswa, tetapi tidak dapat melatih Design (Desain) tahapan ini
keterampilan pemecahan masalah siswa. Llau merupakan rancangan dari instrumen tes yang
berdasrkan tujuan yang ditetapkan oleh guru akan dikembangkan, pedoman penskoran,
siswa tidak mampu mencapainya seperti tidak angket validitas, dan angket respon siswa.
memahami maksud dari pertanyaan-pertanyaan Rancangan instrumen tes berbentuk kisi-kisi
dalam soal. Soal HOTS jarang digunakan oleh instrumen. Dengan 10 butir soal akan
guru dalam pembelajaran fisika. digunakan untuk pengukuran keterampulan
Di Indonesia sendiri belum banyak siswa dalam memecahka masalah tentang Suhu
yang penelitian untuk mengembangkan dan Kalor hal ini dirancang oleh peneliti
instrumen tes keterampilan dalam memecahkan sebagai instrumen HOTS. Instrumen tes yang
masalah.Tetapi sudah dilakukan seperti tentang dibuat oleh peneliti berbentuk soal essay
suara, getaran dan juga gelombang dengan dengan mengacu pada indikator pemecahan
indikator visualisasi dan pendekatan fisik serta masalah menurut Polya.
menggunakan konsep fisika dan juga tahapan Development (Pembuatan dan
matematika serta menyimpulkan secara pengujian) adalah dilakukan tahapan
logis.Pengembangan alat tes suhu dan kalor di pembuatan dan pengujian produk, adapun hasil
SMAN 2 Percut Sei Tuan belum dilakukan. yang diperoleh tahapan ini berupa perincian
Oleh karena itu perlu dikembangkan soal-soal intrumen tes yang dikembangkan sesuai
HOTS pada SMAN 2 Percut Sei Tuan agar dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
dapat menyesuaikan dengan perkembangan Implementation (Implementasi)
kajian K13 yang telah dilakukan oleh masing- adalah diimplementasikan dengan
masing sekolah. mengujicobakannya ke lapangan untuk
Perkembangan pada penerapan metode mengetahui kelayakan instrumen tes tersebut.
pembelajaran dapat diketahui dengan mengukur Evaluation (Evaluasi) adalah Tahap
keterampilan siswa dalam memecahkan evaluasi yang digunakan pada setiap akhir
masalah. Dalam menghadapi segaa tantangan masing-masing tahapan untuk melakakukan
pada abad 21, perlu juga pengukuran perbaikan atau revisi terhadap produk. Sehingga
keterampilan siswa dalam melakukan resolusi. dapat mengurangi terjadi kesalahan dalam
Adapun kerangka kerja untuk melakukan melakukan penelitian. Evaluasi tersebut berupa
keterampilan siswa dalam memecahkan masalah masukan seperti saran, revisi, dan komentar
yaitu, pertama harus memfokuskan diri pada dalam setiap tahapan
4