Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis Keterampilan

Pemecahan Masalah Pada Materi Suhu Dan Kalor Di SMA N 2 Percut Sei Tuan

Aulia Rahmi, Abubakar


Pendidikan Fisika, Fakultan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
auliarahmi200009@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan dan kelayakan instrumen tes HOTS pada
materi suhu dan kalor. Subjek pada penelitian ini adalah siswa/i kelas XI-IPA SMA N 2 Percut Sei Tuan.
Penelitian ini menggunakan model ADDIE yakni, Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa instrumen tes fisika berbasis HOTS untuk mengukur keterampilan
pemecahan masalah pada materi suhu dan kalor ini melalui beberapa uji kelayakan seperti validitas isi oleh
validator soal memperoleh 100% soal dikatakan valid, validitas butir soal memiliki 80% soal dikatakan valid
dan 20% dikatakan tidak valid. Untuk reliable memiliki korelasi sangat tinggi. Tingkat kesukaran memiliki
30% mudah, 10%sukar, dan 60% sedang. Dan untuk daya beda 20% soal memiliki daya beda baik, 30%
cukup dan 50% daya beda jelek. Dari hasil pengembangan instrumen tes ini layak digunakan untuk
mengukur keterampilan pemecahan masalah pada siswa/i di sekolah.
Kata kunci : Instrumen Tes HOTS, Keterampilan Pemecahan Masalah, Suhu Dan Kalor.

ABSTRACT
This study aims to determine the development process and the feasibility of the HOTS test instrument on the
material of temperature and heat. The subjects in this study were students of class XI-IPA SMA N 2 Percut
Sei Tuan. This study uses the ADDIE model, namely, Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate. The
results showed that the HOTS-based physics test instrument to measure problem-solving skills on the
temperature and heat material went through several feasibility tests such as content validity by the question
validator, obtaining 100% of the questions said to be valid, the validity of the items having 80% valid and
20% said invalid. To be reliable has a very high correlation. The difficulty level has 30% easy, 10% difficult,
and 60% moderate. And for the difference in power, 20% of the questions have good discrimination, 30% is
sufficient and 50% is bad. From the results of the development of this test instrument, it is appropriate to use
it to measure problem solving skills in students at school.
Keywords: HOTS Test Instruments, Problem Solving Skills, Temperature and Heat.
2

PENDAHULUAN yang mengiring pembelajaran IPA agar


Selama perkembangan zaman mencapai tujuannya.
mengikuti dengan apa yang dibutuhkan oleh Salah satu mata pelajaran yang ada
manusia, kurikulum selalu berubah. disekolah yaitu fisika. Agar kemapuan siswa
Pengembangan kurikulum 2013 sekarang telah dalam berpikir kritis, keterampilan ilmiahnya
dilakukan perbaikan dan akan dilaksanakan dan pengetahuan konseptualnya meningkat
diseluruh sekolah yang ada di Indonesia untuk maka perlu belajar fisika. Seperti yang dikatakan
meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Rohmah (2017), bahwa kehidupan sehari-hari
Indonesia. Berdasarkan perkembangan IPTEK terhubung dengan pembelajaran fisika, dan
pada abad 21, kurikulum 2013 direvisi. Dengan siswa perlu menemukan keterikatan itu. Selain
berkembangnya zaman maka kurikulum perlu itu setiap murid perlu memiliki keterampilan
mengikuti perkembangan tersebut, hal ini dilihat berpikir kritis, dan pemikiran ilmiah yang
dari sudut pandang Nugroho (2018). kreatif, dan mandiri serta kritis dalam
Fundamental dan juga penentu di pembelajaran mengajarkan fisika disekolah perlu
abad 21 salah satunya adalah kurikulum. dikedepankan hal ini disampaikan oleh Bunt &
Pada sistem pendidikan yang ada di Gouws (2020).
Indonesia, kurikulum 2013 ini mendatangkan Berdasarkan penilaian dapat mengukur
pola baru. Seperti yang dikatakan oleh Purwanto kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
dan Winarti (2016) bahwa Pendidikan akan Seperti yang dikatakan oleh Hanifah (2019)
menyeimbangkan diri dalam menguasai dimana penilaian merupakan salah satu cara
pengetahuan dengan prilaku dan keterampilan dalam mengukur kemampuan berpikir tingkat
para pelajar bukan hanya memperluas tinggi pada siswa. Tes merupakan cara dari
pengetahuan saja. Seperti yang disebutkan oleh penilaian ini dalam mengasah kemampuan siswa
Kemendikbud pada tahun 2017 dimana untuk berpikir dan juga mempengaruhi
kurikulum 2013 ini dibuat untuk penentuan kemampuan berpikir siswa.
menyempurnakan kurikulum yang ada. Dalam Memecahkan masalah bagian dari
hal ini adapun perbaikannya yaitu pada standar HOTS merupakan salah satu hal yang harus
isi dimana akan mengurangi materi yang tidak dimiliki dalam berpikir tingkat tinggi. Karena
sesuai dan juga peserta didik harus mendapatkan siswa hidup di zaman yang kompleks maka
materi yang relevan lebih luas lagi serta dengan keterampilan ini sangat penting. Dalam
standar internasional peserta didik harus mampu pengembangan keterampilan siswa, pembelajran
berpikir kritis. Untuk membangun siswa yang fisika diperlukan bukan hanya pengembangan
bsia berpikir secara luas dan juga mendalam pengetahuan siswa dan sikap siswa. Pemecahan
mengenai sebuah materi, berpikir tingkat tinggi masalah harus mampu dilakukan siswa dengan
dapat dilakukan dan juga dengan penilaian hasil cara membangun dan mandapatkan
dalam belajar akan membantu para siswa dalam pengetahuannya sendiri dalam pembelajaran
peningkatan berpikir tingkat tinggi. Maka dari fisika. Agar tidak terjadi kesalahan untuk
itu, untuk membekali para siswa dengan mengerti saat belajar fisika, maka keterampilan
kemampuan tingkat tinggi perlunya revisi dari pemecahan masalah ini sangat diperlukan siswa
kurikulum 2013. untuk mengkonretkan pikiran dan
Dengan menguasai banyak kombinasi pengetahuannya. Di abad 21, pemecahan
dalam pengetahuan, keterampilan dan masalah ini sangat diperlukan untuk siswa, maka
kemampuan serta kemampuan yang meurpakan dari itu perlu tahu bagaimana keterampilan
perubahan arah pada sistem pendidikan di abad tersebut pada sisiwa. Untuk menemukan solusi,
21. Dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari, keterampilan pemecahan masalah ini merupakan
berpikir, bertindak, hal ini merupakan metode yang berisi tahapan ataupun proses
kemampuan yang diperaktikkan ke siswa pada dengan menggunakan matematikan yang
pendidikan abad 21(Yanuarta et al., 2016). dikoneksikan dengan pengetahuan yang dimiliki
Jika seseorang sedang menempuh siswa.
masalah yang sulit, pertanyaan yang memacu Hanifah (2019) yang menyatakan
diri, ataupun kebingungan, maka HOTS akan bahwa banyak penelitian menunjukkan bahwa
berkembang. Seperti yang dijabarkan oleh Sani siswa di Indonesia mempunyai keterampilan
pada 2019, bahwa Agar mendapatkan jawaban HOTS yang tergolong rendah jika dilihat dengan
atas situasi yang membuat bingung seseorang, negara lain, salah satu faktor yang menyebabkan
maka berpikir tingkat tinggi akan terjadi dimana hal ini adalah siswa tidak dididik untuk
informasi yang tersimpan pada orang tersebut mempunyai keterampilan tingkat tinggi,
akan menghasilkan informasi baru dan sehingga siswa lebih memahami materi yang
dikembangkan untuk mencari solusi tersebut. dipelajari dengan baik. Maka dari itu, ada
Pada pelajaran fisika, berpikir tingkat tinggi ini sebuah tes yang merupakan teknik penilaian
sangat penting.Sesuai pernyataan Pratama dan untuk melatih kemampuan siswa dalam berpikir
Istoyono (2015) yaitu HOTS merupakan efek tingkat tinggi dan hal ini perlu dioptimalkan lagi
3

oleh guru. Selain di Indonesia Kemampuan masalah yang dihadapi, kedua dengan
bsiswa dalam berpikir tingkat tingginya rendah, menggunakan fisika maka akan dilakukan
sekolah masih kekurangan alat penilaian yang penjabaran masalah, ketiga perlunya membuat
dirancang khusus dalammelakukan pelatihan rencana solusi, keempat setelah dilakukan
kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi, perencaan solusi maka harus dilaksanakan, dan
sehingga perlu dibuat alat tes berbasis HOTS. yang terakhir yaitu jawaban yang didapatkan
Sekolah yang menggunakan kurikulum harus dievaluasi.
2013 revisi adalah SMAN 2 Percut Sei Tuan. Ini Dari latar belakang yang dijabarkan
terbukti. Setelah dilakukannya sebuah penulis maka penulis akan melakukan penelitian
wawancara pada 3 januari 2022 oleh 2 orang yang berjudul “Pengembangan Instrumen Tes
guru fisika di sekolah tersebut, Kriteria HOTS Higher Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis
belum sepenuhnya dimiliki oleh hasil belajar Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Materi
pada pelajaran fisika siswa meskipun proses Suhu dan Kalor Di SMAN 2 Percut Sei Tuan”.
pembelajaran K13 telah mewajibkan sekolah
untuk melakukan pembelajaran HOTS. Bukti METODE PENELITIAN
yang diberikan tidak cukup untuk Teknik pengumpulan data
memungkinkan siswa memecahkan masalah menggunakan tiga cara yakni wawancara, tes,
secara rinci. Jika diberikan pertanyaan yang dan angket. Penelitian ini menggunkan model
tingkat kognitifnya tinggi, siswa banyak yang pengembanan ADDIE, dengan lima tahap
tidak peduli.Siswa yang kurang aktif dan kurang yakni Analysis, Design, Develop, Implement,
disiplin dalam mengerjakan pekerjaan rumah Evaluate. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
dan mengumpulkan pekerjaan rumah menjadi N 2 Percut Sei Tuan dengan subjek penelitian
salah satu kendala yang dihadapi guru saat adalah siswa/i kelas XI-IPA SMA N 2 Percut
melakukan penilaian di kelas. Keterbatasan Sei Tuan. Berikut peenjelasan langkah-
waktu guru dalam mengajukan soal-soal HOTS langkah model ADDIE:
juga menjadi kendala karena berdasarkan Analysis (Analisis) adalah
wawancara yang telah dilakukan guru terlalu menganalisis hasil observasi dan wawancara
sibuk dan menganggap proses pembuatan soal serta kajian untuk menganalisis masalah atau
lama atau membutuhkan waktu penuh dan hambatan selain proses belajar mengajar
konsentrasi. Guru juga mengukur keterampilan sebagai tahap awal penelitian.
berpikir kritis siswa, tetapi tidak dapat melatih Design (Desain) tahapan ini
keterampilan pemecahan masalah siswa. Llau merupakan rancangan dari instrumen tes yang
berdasrkan tujuan yang ditetapkan oleh guru akan dikembangkan, pedoman penskoran,
siswa tidak mampu mencapainya seperti tidak angket validitas, dan angket respon siswa.
memahami maksud dari pertanyaan-pertanyaan Rancangan instrumen tes berbentuk kisi-kisi
dalam soal. Soal HOTS jarang digunakan oleh instrumen. Dengan 10 butir soal akan
guru dalam pembelajaran fisika. digunakan untuk pengukuran keterampulan
Di Indonesia sendiri belum banyak siswa dalam memecahka masalah tentang Suhu
yang penelitian untuk mengembangkan dan Kalor hal ini dirancang oleh peneliti
instrumen tes keterampilan dalam memecahkan sebagai instrumen HOTS. Instrumen tes yang
masalah.Tetapi sudah dilakukan seperti tentang dibuat oleh peneliti berbentuk soal essay
suara, getaran dan juga gelombang dengan dengan mengacu pada indikator pemecahan
indikator visualisasi dan pendekatan fisik serta masalah menurut Polya.
menggunakan konsep fisika dan juga tahapan Development (Pembuatan dan
matematika serta menyimpulkan secara pengujian) adalah dilakukan tahapan
logis.Pengembangan alat tes suhu dan kalor di pembuatan dan pengujian produk, adapun hasil
SMAN 2 Percut Sei Tuan belum dilakukan. yang diperoleh tahapan ini berupa perincian
Oleh karena itu perlu dikembangkan soal-soal intrumen tes yang dikembangkan sesuai
HOTS pada SMAN 2 Percut Sei Tuan agar dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
dapat menyesuaikan dengan perkembangan Implementation (Implementasi)
kajian K13 yang telah dilakukan oleh masing- adalah diimplementasikan dengan
masing sekolah. mengujicobakannya ke lapangan untuk
Perkembangan pada penerapan metode mengetahui kelayakan instrumen tes tersebut.
pembelajaran dapat diketahui dengan mengukur Evaluation (Evaluasi) adalah Tahap
keterampilan siswa dalam memecahkan evaluasi yang digunakan pada setiap akhir
masalah. Dalam menghadapi segaa tantangan masing-masing tahapan untuk melakakukan
pada abad 21, perlu juga pengukuran perbaikan atau revisi terhadap produk. Sehingga
keterampilan siswa dalam melakukan resolusi. dapat mengurangi terjadi kesalahan dalam
Adapun kerangka kerja untuk melakukan melakukan penelitian. Evaluasi tersebut berupa
keterampilan siswa dalam memecahkan masalah masukan seperti saran, revisi, dan komentar
yaitu, pertama harus memfokuskan diri pada dalam setiap tahapan
4

Ariska, N. K. L., Sariyasa, S., & Putrayasa, I.


HASIL DAN PEMBAHASAN B. (2020). PENGEMBANGAN
Hasil Penelitian INSTRUMEN KEMAMPUAN
Hasil dari penelitian ini berupa PEMECAHAN MASALAH
instrumen tes HOTS keterampilan pemecahan MATEMATIKA DAN SELF-
masala dengan 10 essay. Instrumen yang dibuat EFFICACY SISWA KELAS V SD.
untuk mengetahui proses pengembangan dan Jurnal Penelitian dan Evaluasi
kelayakan instrumen. Pendidikan Indonesia, 10(1), 11-20.
Bunt, B., & Gouws, G. (2020). Using an
artificial life simulation to enhance
reflective critical thinking among
KESIMPULAN DAN SARAN student teachers. In Smart
Berdasarkan hasil analisis yang telah LearningEnvironments(Vol. 7,
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Dengan Issue 1). Springer.
Model ADDIE maka alat tes berbasis HOTS https://doi.org/10.1186/s40561020-
dikembangkan dalam pengukuran keterampilan 00119-6
pemecahan masalah tentang suhu dan kalor. Crowl, dkk. (1997). Assesment Higher
Dimana model ini terdiri dari lima fase yaitu Order Thinking Skill. Education
analisis, desain, pengembangan, implementasi Quartely
dan evaluasi. Alat tes fisika berbasis HOTS Hanifah, N. (2019). Pengembangan
untuk mengukur kemampuan pemecahan instrument penilaian Higher Order
masalah suhu dan kalor melalui berbagai uji Thinking Skills (HOTS) di sekolah
kelayakan seperti validitas isi, validitas objek, dasar. Conference Series Journal,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. I(1), 1-8.
Dengan validitas isi dikatakan valid untuk Kemendikbud. (2017). Modul Penyusunan
mendapatkan 100% soal, dikatakan valid Soal Hi1gher Order Thinking Skill
validitas artikel yang memuat 80% soal dan (HOTS. Jakarta: Direktorat
dikatakan tidak valid 20%. Menjadi dapat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan
dipercaya memiliki korelasi yang sangat tinggi. Dasar dan Menengah.
Tingkat kesulitannya ada 30% mudah, 10% sulit Kurniawan, B. R., & Taqwa, M. R. A. (2018).
dan 60% sedang. Dan untuk perbedaan daya, Pengembangan instrumen tes
20% soal memiliki daya pembeda baik, 30% kemampuan pemecahan masalah fisika
cukup, dan 50% daya beda negatif pada materi listrik dinamis. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Diharapkan Cobalah menggunakan subjek Pengembangan, 3(11), 1451-1457.
dimana materi yang berkaitan baru dipelajari Kusuma, Merta Dhewa., Dkk. (2017). The
siswa sehingga pada saat melakukan tes, siswa Development of Higher Order
tidak kesulitan, hal ini dilakukan untuk calon Thinking Skills (HOTS) Intrument
peneliti yang berkeinginan meneliti hal yang Assesment in Physics Study. IOSR
sejenis, (2) instrumen tes berbasis HOTS untuk Journal of Research & Method in
mengukur kemampuan pemecahan masalah Education. Vol (7). Issue(1). P-
telah diuji kelayakannya dengan satu pertanyaan ISSN: 2320-737X.
dan empat indikator pemecahan masalah Lestari, P. E., Purwanto, A., & Sakti, I. (2019).
sehingga peneliti selanjutnya harus mengajukan Pengembangan instrumen tes
pertanyaan yang lebih baik. keterampilan pemecahan masalah pada
konsep usaha dan energi di
DAFTAR PUSTAKA sma. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3
Amnirullah, L. 2015. Analisis kesulitan Desember), 161-168.
penguasaan konsep mahasiswa pada Najihan, A. R., Serevina, V., & Delina, M.
topic rotasi benda tegar dan (2018). The Development of High
momentum sudut. Jurnal Fisika Order Thinking Skills
Indonesia. 19(55): 34-37. (HOTS) Assessment Instrument for
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Temperature and Heat Learning.
Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Jurnal Penelitian dan
Bumi Aksara. Pengembangan Pendidikan
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Fisika, 4(1), 19- 26.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Nasoetion, N., & Suryanto, A. (2004). Tes,
Aksara Pengukuran, dan Penilaian.Jakarta:
Arikunto, Suharsimi. (2013), Prosedur Universitas Terbuka.
penelitian Suatu Pendekatan Ningsih, S. M., Bambang, S., & Sopyan, A.
Praktik. Jakarta: Cipta. (2012). Implementasi Model
5

Pembelajaran Proces Oriented HOTS (Higher Order Thinking


Guided Inquiry Learning (POGIL) Skills). Tangerang: Tira Smart.
untuk Meningkatkan Kemampuan Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi
Berpikir Kritis Siswa. Unnes Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Physics Education Journal, Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses
1(2), 44-52. Belajar Mengajar. Bandung:
Nugroho, R. A. (2018). HOTS Kemampuan Rosdakarya.
Berpikir Tingkat Sugiyono. (2017). Metode Penelitian &
Tinggi:Konsep,Pembelajaran, Pengembangan Research and
Penilaian, dan Soal-soal. Jakarta: Development. Bandung: Alfabeta.
Gramedia Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Malik, A., Rosidin, U., & Ertikanto, C. (2018). Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Pengembangan instrumen asesmen Bandung: Alfabeta.
HOTS fisika SMA menggunakan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
model Inkuiri Terbimbing. Jurnal Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Lentera Pendidikan Pusat Penelitian Alfabeta
LPPM UM Metro, 3(1), 11-25. Sukmadinata, N. S. (2011). Metode
Pratama, N. S., & Istiyono, E. (2015). Studi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Remaja Rosda karya.
Berbasis Higher Order Thinking Taqwa, M. R. A., Purwaningsih, E., & Sulur, S.
(HOTS) Pada Kelas X di SMA (2020). Pengembangan instrumen tes
Negeri Kota Yogyakarta. Prosiding kemampuan pemecahan masalah
Seminar Nasional Fisika dan mahasiswa pada topik usaha dan
Pendidikan Fisika (SNFPF), 6(1), energi. Jurnal Penelitian
104-112. Pembelajaran Fisika, 11(2), 149-156.
Purwanto, J., & Winarti. (2016). Profil Tegeh, I Made., dkk. (2014). Model
Pembelajaran Fisika dan Penelitian Dan Pengembangan.
Kemampuan Berpikir Kritis siswa Singaraja: Yogyakarta Graha Ilmu
Madrasah Aliyah Ve-DIY. Jurnal Thoifah, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan,
Penelitian Pembelajaran Fisika, 7, K. (2014). Model Penelitian
8-18. Pengembangan. Yogyakarta: Graha
Purwanto, M. N. (2009). Prinsip-Prinsip Ilmu.
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Thoifah, I. (2016). Statistika Pendidikan dan
Bandung: Remaja Rosdakarya. Metode Penelitian Kuantitatif.
Polya, G. (1945). How To Solve It. New Malang: Madani.
Jerney. Princeton: University Press Yanuarta, L., Gofur, A., & Indriwati, E.
Rohmah, F. A. (2017). Keterampilan (2016). Pemberdayaan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMP pada Berpikir Kritis Siswa melalui
MAteri Getaran dan Gelombang. E- Implementasi Model Pembelajaran
Jurnal Pensa, 5(3), 222–225. Think Talk Write dipadu Problem
Rosidin, U., Suyatna, A., & Abdurrahman, A. Based Learning Empowerment Of
(2019). Cek Similarity: A Combined Students Critical Thinking
HOTS-BasedAssessment/STEM Skills Through Implementation Of
Learning Model to Improve Secondary Think Talk Write Combined
Students’ Thinking Skills: A Problem Based Learning. Proceeding Biology
Development and Evaluation Study. Education Conference, 13(1), 268–
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis 271.

Dosen Pembimbing Skripsi Dosen Publikasi

Drs. Abubakar, M.Pd


NIP.196309141990031011 NIP.
6

Anda mungkin juga menyukai