Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education

Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2020


e-ISSN : 2614-6088
p-ISSN : 2620-732X
DOI: https://doi.org/10.31539/judika.v3i2.1594

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI


SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBANTUAN LKPD BERBASIS HOTS

Lucy Asri Purwasi1, Nur Fitiyana2


STKIP PGRI Lubuklinggau1,2
asripurwasi@gmail.com1

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa melalui pembelajaran matematika berbatuan LKPD berbasis
HOTS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitafif dengan desain penelitian
one group pretest -posttest design. Instrumen penelitian ini adalah soal essay yang
berjumlah 3 soal yang terdiri dari indikator berpikir tingkat tingi, yaitu
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pemilihan sampel dilakukan secara
cluster random sampling dengan sampel terpilih adalah kelas VIII-2 yang
berjumlah 22 siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t sepihak.
Berdasarkan hasil analisis data pada taraf signifikan α = 0,05 didapatkan ρ value
0,033 dengan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Kota Lubuklinggau adalah sebesar 74,09 dengan kategori baik.
Simpulan, terdapat peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara
signifikan setelah dilakukan pembelajaran matematika berbantuan LKPD berbasis
HOTS.

Kata kunci: Berpikir Tingkat Tinggi, LKPD Berbasis HOTS, Matematika

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the improvement of students' high level
of thinking ability through hots-based LKPD rocky mathematics learning. This
research is a kuantitafif research with research design one group pretest -posttest
design. This research instrument is a question of essays totaling 3 questions
consisting of indicators of tingi level thinking, namely analyzing, evaluating and
creating. The sample selection was done in cluster random sampling with the
selected sample is class VIII-2 which consists of 22 students. The data obtained
were analyzed using unilateral t-tests. Based on the results of data analysis at a
significant level of α = 0.05 obtained ρ value 0.033 with an average high level of
thinking ability of students in grade VIII SMP Negeri 5 Lubuklinggau city is 74.09
with a good category. In conclusion, there is a significant increase in students'
high-level thinking ability after doing LKPD-assisted mathematics lessons based
on HOTS.

Keywords: High Level Thinking, HOTS Based LKPD, Mathematics

65
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

PENDAHULUAN dibutuhkan media pendukung


Pesatnya perkembangan pembelajaran.
pengetahuan dan teknologi telah Untuk menfasilitasi siswa
menghasilkan tantangan dan dalam melatih kemampuan berpikir
permasalahan di abad 21 menjadi tingkat tinggi dan menciptakan proses
lebih kompleks (Driana & Ernawati, pembelajaran aktif perlu diperhatikan
2019; Nurmala & Mucti, 2019, pendekatan pembelajaran dan media
Redhana, 2019). Kurikulum 2013 pembelajaran yang digunakan. Hal ini
disusun untuk meningkatkan sejalan dengan pendapat Pasandaran
keterampilan abad 21, menuntut para dan Kartika (2019) yang
guru untuk menciptakan mengemukakan bahwa guru harus
pembelajaran yang melibatkan mempertimbangkan penggunaan
kemampuan berpikir matematis siswa pendekatan pembelajaran yang
yang bernuansa higher order thinking bersifat akomodatif, sesuai dengan
skills (Yuliandini, Hamdu, & Respati, latar belakang keadaan peserta didik,
2019; Purwasi, 2020). level berpikir peserta didik, dan
Ariayana, et al (2018) berpotensi membangun lingkungan
mengemukakan bahwa keterampilan belajar yang kondusif.
berpikir tingkat tinggi (High Order Selanjutnya, Tafonao (2018)
Thinking Skills/ HOTS) perlu mengungkapkan melalui pemanfaatan
diterapkan menyusul masih media siswa akan lebih termotivasi
rendahnya peringkat Programme for untuk belajar, mendorong siswa
International Student Assessment menulis, berbicara dan berimajinasi
(PISA) dan Trends in International semakin terangsang dan dapat
Mathematics and Science Study membuat proses belajar mengajar
(TIMSS) dibandingkan dengan lebih efektif dan efesien serta terjalin
negara lain, sehingga standar soal hubungan baik antara guru dengan
ujian nasional dicoba ditingkatkan peserta didik.
untuk mengejar ketertinggalan. Disisi Maka diperlukan media
lain, siswa tentu akan merasakan pembelajaran dalam proses belajar
kesulitan pada saat menghadapi soal mengajar. Salah satu media
HOTS (Intan, Kuntarto & pembelajaran tersebut yaitu lembar
Alirmansyah, 2020). kerja peserta didik (LKPD). LKPD
Berdasarkan hasil observasi dan adalah media pembelajaran tertulis
wawancara yang dilakukan kepada yang berupa lembaran kertas berisi
guru matematika dan siswa diperoleh good Question yang dapat menuntun
kesimpulan bahwa para siswa masih peserta didik menemukan konsep
kesulitan menyelesaikan soal-soal matematika (Asmawati dan
HOTS, tidak terbiasanya siswa Wuryanto, 2014). LKPD yang
menyelesaikan soal-soal penalaran digunakan merupakan hasil produk
dan proses pembelajaran yang akhir pengembangan LKPD berbasis
memang belum berorientasi pada HOTS pada materi lingkaran. Untuk
HOTS. Retnoasih (2018) dapat mengembangkan HOTS dalam
mengungkapkan bahwa Pembelajaran pembelajaran terutama pada materi
HOTS diperlukan perencanaan terkait keliling dan luas lingkaran di kelas
karakteristik materi, peserta didik dan tidak mungkin dicapai hanya dengan

66
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

hafalan saja, latihan soal yang bersifat dengan dikemukakan oleh Beladina,
rutin, serta pembelajaran biasa, tetapi Suyitno & Kusni (2013) dengan
dengan latihan soal yang bersifat memperhatikan ciri-ciri antara lain:
tidak rutin (Ernawati & Sutiarso, (1) buku sumber yang digunakan
2020) sama; (2) siswa mendapatkan materi
Berdasarkan uraian diatas maka berdasarkan kurikulum yang sama;
peneliti tertarik meneliti penggunaan (3) siswa yang menjadi subjek
pembelajaran berbantuan LKPD yang penelitian duduk pada tingkat yang
memiliki basis HOTS, adapun tujuan sama; (4) pembagian kelas tidak
penelitian ini adalah mengetahui berdasarkan peringkat atau ranking.
peningkatan kemampuan berpikir Sehingga sampel kelas terpilih adalah
tingkat tinggi siswa melalui kelas VIII-2 dengan jumlah siswa
pembelajaran matematika berbatuan sebanyak 22 siswa.
LKPD berbasis HOTS. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian
METODE PENELITIAN adalah teknis tes essay. Tes yang
Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
merupakan penelitian kuantitafif. tentang kemampuan berpikir tingkat
Desain penelitian yang digunakan tinggi siswa yang berjumlah 3 soal
adalah desain one group pretest - essay yang masing-masig soal
posttest design dengan pola sebagai memuat indikator HOTS, yaitu:
berikut. menganalisis (C3), mengevaluasi
(C4) dan mencipta (C6). Tes dalam
O1 X O2 penelitian ini dilakukan sebanyak dua
kali yaitu tes awal dan tes akhir. Tes
Gambar 1.
Desain Penelitian awal dilakukan untuk mengetahui
Keterangan: bagaimana kemampuan berpikir
O1 = Tes Awal kemampuan tingkat tinggi siswa sebelum
berpikir tingkat tinggi menerapkan pembelajaran berbantuan
X = Pembelajaran matematika LKPD berbasis HOTS. Sedangkan tes
berbantuan LKPD berbasis akhir dilakukan untuk melihat
HOTS peningkatan kemampuan berpikir
O2 = Tes Akhir kemampuan tingkat tinggi siswa sesudah
berpikir tingkat tinggi menerapkan pembelajaran berbantuan
LKPD berbasis HOTS.
Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil pengumpulan
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP data, maka kegiatan selanjutnya
Negeri 5 Kota Lubuklinggau. adalah melakukan analisis data.
Pengambilan sampel dalam penelitian Analisis data dilakukan secara
ini ditentukan dengan teknik cluster kuantitatif, baik dengan deskriptif
random sampling. Seluruh kelas maupun inferensial. Analisis
memiliki kesempatan yang sama deskriptif digunakan untuk
untuk menjadi sampel dalam mendeskripsikan kemampuan berpikir
penelitian yang dilihat dari sumber tingkat tinggi siswa dari perubahan
belajar, kurikulum dan tidak ada kelas hasil tes awal dan tes akhir. Hasil
yang diunggulkan. Hal ini sejalan

67
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

analisis ini disajikan dengan tabel dan Adapun teknik peskoran tes
grafik. kemampuan berpikir tingkat tinggi
Data isian tes siswa dianalisis siswa pada materi lingkaran yang
dengan cara menghitung nilai hasil digunakan dimodifikasi dari Putri
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi (2019), yaitu:
dengan menggunakan rumus berikut:

Tabel 1.
Teknik Penksoran Tes Essay Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

No Level Aspek Indikator Skor


Kognitif
1 Analisis Menspesifikasi Siswa mengetahui hal-hal yang diketahui dan
aspek-aspek/elemen ditanyakan pada permasalahan dengan tepat. 1
Siswa mampu menggunakan hal-hal yang
diketahui untuk menyelesaikan
permasalahan.
Mengorganisasikan Siswa mampu menggunakan konsep unsur,
keliling dan luas lingkaran untuk
menyelesaikan permasalahan dengan tepat. 1
Siswa mampu menunjukkan cara
memperoleh unsur, keliling dan luas
lingkaran untuk menyelesaikan permasalahan
dengan tepat.
Mengintegrasikan Siswa mampu memaknai konsep unsur, 1
keliling dan luas lingkaran untuk
menyelesaikan permasalahan dengan tepat
Mensahihkan Siswa mampu mengambar/mensketsa 1
lingkaran dari setiap permasalahan dengan
tepat.
2 Evaluasi Mengevaluasi Siswa mampu memberikan alasan/penjelasan 1
yang tepat terhadap hasil jawabannya
Memilih/mendukung Siswa mampu memilih dan menjelaskan 1
pembuktian terhadap hasil jawabnnya
3 Mencipta Menggeneralisasi Siswa mampu menjelaskan kriteria yang 1
harus dipenuhi dalam menyelesaikan
permasalahan
Merancang Mahasiswa mampu mengambar dan 1
menentukan ukuran lingkaran dari
permasalahan dengan tepat

Selanjutnya nilai rata-rata Nilai Kriteria


kemampuan berpikir tinggi tersebut ̅ Sangat Baik
diinterprestasikan menurut tabel 2 ini. 70-79 Baik
60-69 Cukup
Tabel 2. ̅ Kurang
Kategori HOTS (Modifikasi Mardapi, 2012)

68
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

Selanjutnya, Analisis inferensial maksimal sebesar 50 dan nilai


digunakan untuk melihat peningkatan minimum sebesar 17. Kemudian
secara signifikan rata-rata nilai tes untuk masing-masing aspek indikator
akhir kemampuan berpikir tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi
tinggi siswa. Analisis statistik yang siswa dapat dilihat pada tabel 4
dilakukan dengan menggunakan uji-t berikut:
sepihak dengan bantuan SPSS 24.
Tabel 3.
Rekapitulasi Hasil Kemampuan Awal
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kemampuan Awal Rata-rata 30,76
Hasil tes awal untuk Varian 86,70
rekapitulasi kemampuan tingkat Standar Deviasi 9,31
tinggi siswa dapat dilihat pada tabel 3 Nilai Maksimum 50
dibawah ini, Berdasarkan tabel 3 Nilai Minimum 16,67
Jumlah Siswa 22
terlihat bahwa rata-rata nilai
kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa 31 yang termasuk masih dalam
kategori kurang. Dengan nilai
Tabel 4.
Rekapitulasi Hasil Skor Kemampuan Awal Perindikator

No Indikator No Butir Soal Nilai Kategori


1 2 3
1 Menganalisis (C4) 54,55 28,79 18,94 31,53 Kurang
2 Mengevaluasi (C5) 52,27 30,3 13,64 31,82 Kurang
3 Mencipta (C6) 50 27,27 11,36 29,22 Kurang

Adapun grafik rekapitulasi nilai siswa dapat dilihat pada gambar 2


kemampuan berpikir tingkat tinggi berikut ini:

60

40 Soal 1
Soal 2
20
Soal 3
0
C4 C5 C6

Gambar 2.
Grafik Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal

Berdasarkan tabel dan grafik di 31,82 dengan kategori kurang dan


atas, untuk rata-rata nilai indikator indikator mencipta (C6) sebesar 29,22
mengenganalisis (C4) sebesar 31,53 dengan kategori kurang. Sehinngga
dengan kategori kurang, untuk dapat disimpulkan bahwa
indikator mengevaluasi (C5) sebesar kemampuan berpikir tingkat tinggi

69
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

siswa pada hasil tes awal materi tinggi siswa 74,09 yang termasuk
lingkaran secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Dengan nilai
pada kategori kurang sebanyak 22 maksimal sebesar 86,67 dan nilai
orang siswa tanpa ada satu pun siswa minimum sebesar 56,67.
yang berada dalam kategori cukup,
baik ataupun sangat baik. Selanjutnya
Tabel 5.
akan diberikan pembelajaran Rekapitulasi Hasil Kemampuan Akhir
matematika berbantuan LKPD
berbasis HOTS. Pembelajaran ini Rata-rata 74,09
khusus pada materi lingkaran. Setelah Varian 75,13
diberikan pembelajaran maka akan Standar Deviasi 8,67
dilakukan tes akhir. Nilai Maksimum 86,67
Nilai Minimum 56,67
Deskripsi Kemampuan Akhir Jumlah Siswa 22
Hasil tes akhir untuk
rekapitulasi kemampuan tingkat Kemudian untuk masing-
tinggi siswa dapat dilihat pada tabel 5 masing aspek indikator kemampuan
berikut ini. Berdasarkan tabel 5 berpikir tingkat tinggi siswa dapat
terlihat bahwa peningkatan rata-rata dilihat pada tabel 6 berikut:
nilai kemampuan berpikir tingkat
Tabel 6.
Rekapitulasi Hasil Skor Kemampuan Akhir Perindikator

No Indikator No Butir Soal Rata- Kategori


1 2 3 rata
Nilai
1 Menganalisis (C4) 96,59 72,73 63,64 75,28 Baik
2 Mengevaluasi (C5) 97,73 62,12 79,55 77,27 Baik
3 Mencipta (C6) 95,45 56,06 59,09 68,18 Cukup

Adapun grafik rekapitulasi nilai siswa dapat dilihat pada gambar 2


kemampuan berpikir tingkat tinggi berikut ini:

100
Soal 1
50 Soal 2
Soal 3
0
C4 C5 C6

Gambar 2.
Grafik Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir

Berdasarkan tabel dan grafik di mengenganalisis (C4) sebesar 72,28


atas, untuk rata-rata nilai indikator dengan kategori baik, untuk indikator

70
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

mengevaluasi (C5) sebesar 77,27 Tes Akhir ,177 22 ,071


dengan kategori baik dan indikator Berdasarkan tabel Kolmogorov-
mencipta (C6) sebesar 68,18 dengan Smirnova nilai Sig ( ) ≥ 0,05
kategori cukup. Sehinngga dapat maka Ho diterima, artinya sampel
disimpulkan bahwa kemampuan berasal dari populasi yang
berpikir tingkat tinggi siswa pada tes berdistribusi normal. Selanjutnya
akhir materi lingkaran secara dilakukan uji-t sepihak.
keseluruhan berada pada kategori Bentuk hipotesis untuk uji-t
baik. adalah sebagai berikut:
H0 : Rata-rata kemampuan berpikir
Uji-t Tes Akhir tingkat tinggi siswa setelah
Sebelum dilakukan uji-t maka menggunakan LKPD Berbasis
perlu dilakukan terlebih dahulu uji HOTS sama dengan 69
prasyarat. ( ).
Ha : Rata-rata kemampuan berpikir
Uji Normalitas tingkat tinggi siswa setelah
Bentuk hipotesis untuk uji menggunakan LKPD Berbasis
normalitas adalah sebagai berikut: HOTS lebih dari 69 ( ).
H0: sampel berasal dari populasi yang Kriteria pengujian hipotesis:
berdistribusi normal a) Tetapkan taraf signifikansi uji,
Ha: sampel tidak berasal dari populasi α = 0,05
yang berdistribusi normal b) Bandingkan p dengan taraf
signifikansi yang diperoleh
Hasil analisis statistik mengenai c) Jika Sig < α, maka Ho ditolak.
uji normalitas data dengan taraf d) Jika Sig ≥ α, maka Ho
signifikan α = 0,05 berbantuan SPSS diterima. (Gunawan, 2013)
24 dapat dilihat pada tabel 7 beriku Hasil analisis statistik tes akhir
Tabel 7
kemampuan berpikir tingkat tinggi
Hasil Uji Normalitas siswa dapat dilihat pada tabel 8
berikut.
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.

Tabel 8.
hasil analisis uji-t sepihak

Test Value = 70
95% Confidence Interval of the
Sig. (2- Mean Difference
t df tailed) Difference Lower Upper
Tes Akhir 2,280 21 ,033 4,13636 ,3635 7,9092

Berdasarkan nilai Sig < α,


(0,033) < (0.05) maka Ho ditolak, PEMBAHASAN
artinya Rata-rata HOTS siswa SMP Berdasarkan hasil tes awal
Negeri 5 Kota Lubuklinggau setelah kemampuan berpikir tingkat tinggi
menggunakan LKPD Berbasis HOTS siswa diperoleh rata-rata sebesar
secara signifikan lebih dari 69 30,76 dalam kategori masih kurang.
( ). Hal ini dapat dilihat saat pelaksanaan

71
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

tes awal hampir keseluruhan siswa LKPD. Namun, dengan bimbingan


mengalami kesulitan dan kesalahan dan memberikan kebebasan kepada
dalam menjawab soal yang diberikan, siswa untuk bertanya langsung pada
bahkan sebagian siswa tidak pembelajaran daring tersebut.
mengetahui maksud dari soal Sehingga permasalahan tersebut dapat
tersebut. Hal ini disebabkan tidak teratasi.
terbiasa siswa mendapatkan soal-soal Pada pertemuan selanjutnya
penalaran dan tidak rutin. siswa mulai terbiasa mengerjakan
Sejalan dengan Saraswati & LKPD berbasis HOTS, dengan tetap
Agustika (2020) mengungkapkan Tak memberikan pendapingan dan
dapat dipungkiri hasil tersebut bimbingan kepada siswa. Berdasarkan
akibat dari, tidak terbiasanya siswa hasil tes akhir kemampuan berpikir
dalam mengerjakan soal tipe HOTS. tingkat tinggi siswa diperoleh rata-
Siswa cenderung terbiasa dengan rata keseluruhan sebesar 74,09 dalam
pembelajaran dan pemberian soal kategori baik. Selanjutnya hasil
betipe LOTS. Mengingat soal ulangan statistik uji-t dengan nilai Sig < α,
harian, ataupun soal penilaian maka (0,033) < (0.05) maka Ho
kenaikan kelas masih pada ranah C1 ditolak, artinya Rata-rata HOTS siswa
sampai C3 saja (LOTS), kalaupun SMP Negeri 5 Kota Lubuklinggau
terdapat C4 namun tidak banyak. setelah menggunakan LKPD Berbasis
Implementasi pembelajaran HOTS secara signifikan lebih dari 69
bernuasa HOTS masih jarang ( ). Artinya, terdapat
dilakukan dan terbatasnya sumber peningkatan yang signifikan
belajar yang memfasilitasi siswa kemampuan berpikir tingkat tinggi
untuk melatih kemampuan berpikir siswa. Implementasi pembelajaran
tingkat tingginya. Hal di atas berbantuan LKPD berbasis HOTS
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat memfasilitasi dan
dapat dipisahkan. Selain itu juga meningkatkan kemampuan berpikir
menurut Sofyan dan Fihtanti (2019) tingkat tinggi siswa.
ada beberapa faktor penghambatnya Berdasarkan hasil penelitian
implementasi pembelajaran HOTS Nurmala & Mucti (2019)
ialah : a) Pelatihan dan pendampingan pembelajaran dengan menggunakan
tentang HOTS masih minim diperoleh bahan ajar berbasis HOTS efektif
dan b) Kurangnya pemahaman dalam meningkatkan hasil belajar.
kerakteristik dalam berpikir kritis. Dengan menggunakan LKM berbasis
Selanjutnya siswa diberikan HOTS ini memungkinkan peserta
perlakuan menggunakan LKPD didik dapat termotivasi dalam
berbasis HOTS. Proses pembelajaran menyelesaikan permasalahan
dilaksanakan dengan daring karena matematika dengan media cetak yang
mengingat pandemi Covid-19 meliputi perpaduan antara teks dan
sehingga proses pembelajaran di gambar sehingga menambah daya
sekolah dilaksanakan secara online. tarik, serta dapat memudahkan
Pada saat pertemuan pertama siswa pemahaman informasi yang disajikan
masih banyak mengalami kesulitan dalam LKM.
dalam mengerjakan LKPD, sehingga
memerlukan waktu yang relatif lama SIMPULAN
bagi siswa untuk menyesuaikan diri Berdasarkan hasil penelitian
dan mengerjakan masalah yang di dan pembahasan dapat disimpulkan

72
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

bahwa terdapat peningkatan yang (Jurnal Pendidikan Dasar


signifikan kemampuan berpikir Indonesia), 5(1), 6–10.
tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP Mardapi, D. (2012). Pengukuran
Negeri 5 Kota Lubuklinggau dengan Penilaian & Evaluasi
rata-rata nilai akhir sebesar 74,09 Pendidikan. Yogyakarta : Nuha
dengan kategori baik Medika.
Nurmala, & Mucti, A. (2019).
DAFTAR PUSTAKA Efektivitas Penggunaan LKM
Asmawati, R., & Wuryanto. (2014). Berbasis HOTS (Higher Order
Keefektifan Model Thinking Skills) yerhadap Hasil
Pembelajaran LC 5E dan TSTS Belajar Mahasiswa Pendidikan
Berbantuan LKPD terhadap Matematika. In Journal of
Hasil Belajar. Kreano: Jurnal Honai Math, (2)2, 117–128.
Matematika Kreatif-Inovatif, Pasandaran, R. F., & Kartika, D. M.
5(1), 26–32. R. (2019). Higher Order
Beladina, N., Suyitno, A., & Kusni. Thinking Skill (HOTS) :
(2013). Keefektifan Model Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Core Berbantuan Kontemporer. Pedagogy :
LKPD terhadap Kreativitas Jurnal Pendidikan Matematika,
Matematis Siswa. Unnes 4(1), 53–62.
Journal of Mathematics Purwasi, L., A. (2020). The
Education., 2(3), 34–39. Development of Higher Order
Driana, E., & Ernawati (2019). Thinking Skills on Junior High
Teachers’ Understanding and School Students Through
Practices in Assessing Higher Guided Inquiry-Based Leraning
Order Thinking Skills at Approach. Jurnal Pendidikan
Primary Schools. Acitya: Matematika dan IPA, 11(2),
Journal of Teaching & 311-322.
Education, 8(5), 620–628. Putri, V., N., A. (2019). Analisis
Ernawati, & Sutiarso, S. (2020). Higher Order Thinking Skills
Analisis Kesulitan (HOTS) Calon Guru pada
Menyelesaikan Soal Permasalahan Turunan dan
Matematika Kategori Higher Penerapannya. Skripsi, Prodi
Order Thinking SkillS. Jurnal Pendidikan Matematika
Penelitian Pembelajaran Universitas Sanata Dharma.
Matematika, 13(2), 178–195. Redhana, I. W. (2019).
Gunawan, A.,M. 2013. Statistik untuk Mengembangkan Keterampilan
Penelitian Pendidikan. Abad Ke-21 dalam
Yogyakarta: Pazama Pembelajaran Kimia. Jurnal
Publishing. Inovasi Pendidikan Kimia,
Intan, F. M., Kuntarto, E., & 13(1), 2239-2253.
Alirmansyah. (2020). Retnoasih, N. (2018). Implementasi
Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran HOTS (Higher
Mengerjakan Soal HOTS Order Thinking Skill) IPA
(Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Alat Sederhana.
pada Pembelajaran Matematika Jurnal Penelitian Pendidikan
di Kelas V Sekolah Dasar. JPDI Matematika dan Sains
(JPPMS), 2(2),48-53

73
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(2); 65-74

Saraswati, P. M. S., & Agustika, G.


N. S. (2020). Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Menyelesaikan Soal HOTS
Mata Pelajaran Matematika.
Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar,
4(2), 257–268.
Sofyan, F. A., & Fihtanti, A. I.
(2019). Implementasi HOTS
Pada Pembelajaran Matematika
Sd/Mi Kelas 6. Jurnal Guru
Kita, 4(1), 18–26.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media
Pembelajaran dalam
Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 2(2), 103-114.
Yuliandini, N., Hamdu, G., &
Respati, R. (2019).
Pengembangan Soal Tes
Berbasis Higher Order Thinking
Skill (HOTS) Taksonomi
Bloom Revisi di
Sekolah Dasar. Pedadidaktika:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekola Dasar, 6(1), 37–46.

74

Anda mungkin juga menyukai