Populasi Dan Sampel 3 siswa dari 36 siswa kelas 8 semester genap tahun 2021/2022 di SMP
Negeri 28 Tangerang.
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, dapat
disimpulkan Kemampuan pemecahan masalah matematis bermuatan
HOTS pada siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu memenuhi
dengan baik semua indikator pemecahan masalah pada soal C4, C5 dan
C6
Saran Penelitian selanjutnya disarankan subjek penelitian yang diambil lebih
banyak dengan karakteristik sekolah yang berbeda-beda
REVIEW JURNAL
Judul ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
BERMUATAN HIGHER-ORDER THINKING SKILL DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR SISWA
Nama Jurnal Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Volume Dan Halaman Volume 10, No. 3
Tahun 2021
Penulis Rifda Zahra Amalia1 , Windia Hadi2
Reviewer Aena Yazul Izaati
Permasalahan perlu adanya penelitian selanjutnya untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dengan gaya belajar yang berbeda-
beda pada soal dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Tujuan Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
matematis bermuatan higher-order thinking skills ditinjau dari gaya
belajar.
Kajian Literatur Pemahaman konsep matematis juga merupakan salah satu tujuan dari
setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan
pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan Hudoyo (2003:15) yang menyatakan: “Tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta
didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa
kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan
dipahami sepenuhnya oleh siswa.
Sumber Data Siswa diberikan angket terlebih dahulu untuk nantinya diperoleh 3 siswa
secara acak melakukan tes tertulis dan wawancara
Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode Kualitatif deskriptif artinya
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
Objek Penelitian siswa kelas 8 semester genap tahun 2021/2022 di SMP Negeri28
Tangerang.
Hasil Penelitian Dan Penelitian ini menganalisis tentang kemampuan pemecahan masalah
Pembahasan matematis siswa dalam soal bermuatan HOTS berdasarkan gaya belajar
visual, auditorial, dan kinestetik. Data penelitian ini didapatkan dari
pengisian angket gaya belajar, tes uraian kemampuan pemecahan masalah
matematis bermuatan HOTS dan wawancara dengan siswa yang memiliki
gaya belajar visual, auditorial maupun kinestetik. Selanjutnya di bawah
ini akan dipaparkan hasil wawancara siswa dalam menyelesaikan tes
uraian kemampuan pemecahan masalah matematis bermuatan HOTS.
Populasi Dan Sampel 3 siswa dari 36 siswa kelas 8 semester genap tahun 2021/2022 di SMP
Negeri 28 Tangerang.
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, dapat
disimpulkan Kemampuan pemecahan masalah matematis bermuatan
HOTS pada siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu memenuhi
dengan baik semua indikator pemecahan masalah pada soal C4, C5 dan
C6
Saran Penelitian selanjutnya disarankan subjek penelitian yang diambil lebih
banyak dengan karakteristik sekolah yang berbeda-beda
REVIEW JURNAL
Judul PENGEMBANGAN LKPD BERORIENTASI HOTS UNTUK
MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH NON-
RUTIN SISWA
Nama Jurnal Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Volume Dan Halaman Volume 11, No. 4
Tahun 2022
Penulis Sudrajat1* , Ali Mahmudi2 , Arifah Indah Setyorini3
Reviewer Aena Yazul Izaati
Permasalahan Masalah-masalah non-rutin dapat menggalih dan mengembangkan aspek-
aspek penting dalam HOTS, namun belum ada metode penyelesaiannya..
Tujuan Penelitian mengembangakan LKPD berorientasi HOTS untuk memfasilitasi
kemampuan pemecahan masalah non-rutin siswa yang valid, praktis dan
efektif.
Kajian Literatur HOTS merupakan proses berpikir kritis dan kreatif yang terjadi secara
kompleks dalam diri peserta didik untuk menginterprestasikan,
menganalisis, mensitesis, mengembangkan, menarik kesimpulan, menilai
dan menalar baik secara induktif maupun deduktif yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah (Chuseri et al., 2021)..
Sumber Data HOTS merupakan proses berpikir kritis dan kreatif yang terjadi secara
kompleks dalam diri peserta didik untuk menginterprestasikan,
menganalisis, mensitesis, mengembangkan, menarik kesimpulan,
menilai dan menalar baik secara induktif maupun deduktif yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Chuseri et al., 2021).
Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah research and development (R&D)
yang bertujuan mengembangkan LKPD berorientasi HOTS untuk
memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah non-rutin siswa yang
berkualifikasi layak ditinjau dari kriteria kevalidan, kepraktisan dan
keefektifan
Objek Penelitian siswa SMP Negeri 7 Yogyakarta.
Hasil Penelitian Dan Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKPD
Pembahasan berorientasi HOTS untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah
nonrutin siswa pada pokok bahasan unsurunsur lingkaran, keliling
lingkaran dan praktis, jika memenuhi kriteria minimal baik dari hasil
validasi ahli materi, ahli media dan angket respon siswa.
REVIEW JURNAL
Judul PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
BERBANTUAN APLIKASI GAGUNG DURAN TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP 1 Mejobo kelas VIII
dimana pemilihan sample menggunakan metode cluster sampling
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan (1) Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas
eksperimen dibandingkan kelas kontrol; (2) Rata-rata kemampuan
pemecahan masalah siswa sebelum perlakuan lebih rendah
dibandingkan sesudah diterapkan perlakuan.
Saran Saran yang untuk penelitian yang sudah terlaksana dan penelitian
selanjutnya nanti adalah dalam pelaksanaan pembelajaran lebih
terkonsep untuk menjadikan siswanya bisa lebih tertarik lagi untuk
mencoba baik dari segi konsep dan isi dari apa yang akan disampaikan
atau materi..
REVIEW JURNAL
Judul ANALISIS KELAYAKAN ALAT PERAGA PAPAN PECAHAN
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS
Populasi Dan Sampel sampelnya yaitu SMP IT AlMarkazul Islami dan SMP IT Zurriyatul
Qur’an Al-Ma’arif
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil pengujian kelayakan, dapat disimpulkan bahwa alat
peraga papan pecahan yang dikembangkan telah memenuhi kriteria
layak. Kriteria layak ini meliputi layak dari segi materi, media,
keterpakaian, dan efektivitasnya dalam membantu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Adapun masing-
masing hasil yaitu, untuk kelayakan materi sebesar 86,% dengan
kategori sangat baik, kelayakan media sebesar 78,24% dengan kategori
baik, dan dari aspek keterpakaian sebesar 83,5% dengan kategori sangat
baik. Selanjutnya, untuk uji efektivitas diperoleh hasil n-gain untuk
SMP IT Al-Markazul Islami dan SMP IT Zurriyatul Qur’an Al-Ma’arif
masingamsing sebesar 0,79 dan 0,71 yang keduanya masuk dalam
kategori tinggi.
Saran Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah alat peraga yang telah
dihasilkan dapat dipadukan dengan model pembelajaran tertentu yang
juga berpengaruh positif terhadap proses peningkatan kemampuan
pemecahan masalah. Selain itu, dapat pula dikembangkan alat peraga
untuk materi matematika lainnya.
REVIEW JURNAL
Judul BAGAIMANA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF
SISWA
Populasi Dan Sampel Kelas XI dengan jumlah siswa 27 yang terdiri atas 19 laki-laki dan 8
perempuan
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dengan kategori field independent selalu membuat
keputusan dengan dasar yang lebih kuat. Informasi-informasi yang
dibutuhkan selalu diseleksi dengan mengulang kembali bacaan yang ia
lakukan. Ia juga memilih tahapan penyelesaian dengan mencocokkan
beberapa konsep matematika. Ia juga tidak terburu-buru dalam
menentukan hasil yang diperoleh. Siswa dengan kategori ini
memecahkan masalah dengan lebih tertib dan rapih. Kemampuan ini
ditunjang oleh pemahaman konsep matematika yang baik dan analisis
informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah
Saran Penelitian yang akan datang masih sangat diperlukan karena penelitian
ini masih terbatas pada satu sekolah.
REVIEW JURNAL
Judul KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER
Populasi Dan Sampel kelas XI TLM A SMK Maarif NU 2 Ajibarang Kab Banyumas yang
berjumlah 25 siswa (21 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki)
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil dan diskusi, dengan mengacu pada indikator
pemecahan masalah dapat disimpulkan bahwa pada tingkat memahami
masalah, siswa laki-laki lebih baik dari pada perempuan sehingga siswa
lakilaki mampu mencapai tingkat memahami masalah dengan baik
sehingga mampu menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal dengan jelas. Pada tingkat melaksanakan rencana, Siswa
perempuan dan laki-laki sudah dapat dikatakan mampu mencapai
dengan baik karena terbukti pada jawaban siswa yang menunjukkan
bahwa siswa mengaplikasikan apa yang telah guru ajarkan. Pada tingkat
merencanakan penyelesaian, siswa laki-laki dan perempuan belum
mampu menyimpul-kan sesuatu yang ada menurut hasil yang telah
diketahui maka belum mampu mencapai tingkat merencanakan
penyelesaian. Pada tingkat memeriksa proses dan hasil, siswa
perempuan lebih mampu mencapai tingkat memeriksa proses dan hasil
terbukti dengan ketelitian yang ada pada jawaban siswa. Siswa laki-laki
kurang teliti saat menghitung bilangan pada matriks pengurangan.
Saran Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas lagi
untuk mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
REVIEW JURNAL
Judul MEMAHAMI BAGAIMANA SISWA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATERI SISTEM
PERSAMAAN LINEAR
Populasi Dan Sampel siswa kelas IX-1 dan IX-2 SMP tahun ajaran 2020/2021. Jumlah siswa
sebanyak 60, kemudian dikelompokkan berdasarkan gender yaitu 22
siswa lakilaki dan 38 siswa perempuan
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Data penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan melakukan tiga tahap pemecahan masalah yang
sama yaitu memodelkan masalah, mengeliminasi, dan mensubtitusi.
Dalam memodelkan masalah matematika, siswa perempuan lebih detail
pada masalah matematika, sedangkan siswa laki-laki cenderung fokus
pada kata kunci. Pemahaman masalah yang berbeda ini dapat
diinterpretasi bahwa siswa perempuan lebih fokus pada hal yang sangat
detail tetapi juga tidak mengecilkan informasi secara keseluruhan.
Berbeda dengan siswa laki-laki yang membutuhkan waktu untuk
mencari kata-kata kunci sebelum akhirnya dapat memodelkan masalah.
Perbedaan yang dapat didapat dari penelitian ini juga, kecenderungan
siswa perempuan untuk lebih teliti dibandingkan dengan siswa laki-laki
pada saat memerikan kembali jawaban yang sudah diperoleh
Saran Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas lagi
untuk mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
REVIEW JURNAL
Judul BAGAIMANA SISWA MEMECAHKAN MASALAH
ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN TINGKAT
KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA
Populasi Dan Sampel siswa kelas 7-2 SMP PGRI Kalimulya, Depok tahun ajaran 2020/2021.
Jumlah siswa sebanyak 32 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan
matematis tinggi memenuhi dengan baik keempat langkah penyelesaian
Polya dalam pemecahan masalah dalam materi aritmetika sosial. Siswa
berkemampuan matematis sedang mampu memahami soal dan
pelaksanaan penyelesaian, namun kurang dalam menuliskan rencana
penyelesaian serta kurang menyeluruh dalam tahap memeriksa kembali.
Siswa berkemampuan matematis rendah masih belum memahami soal
sepenuhnya, kurang dalam merencanakan penyelesaian, dan masih
ditemukan kesalahan hasil dalam tahap memeriksa kembali.
Saran Penelitian yang akan datang perlu membahas lebih rinci bagaimana
proses berpikir siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang
dan rendah dalam proses memecahkan suatu masalah matematika.
REVIEW JURNAL
Judul LEARNING OBSTACLE DALAM PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI
DATAR
Populasi Dan Sampel Siswa kelas VIII (12 orang) di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung,
Jawab Barat
Kelebihan Dan
Kekurangan
simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah
pada materi bangun ruang sisi datar diperoleh bahwa kemampuan
pemecahan masalah masih rendah. Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, gagal merencanakan model penyelesaian yang
tepat, kesulitan menyelesaikan masalah dari model solusi yang telah
dibuat dan masih jarang melakukan pengecekan kembali pada soal yang
menyebabkan siswa salah dalam mengambil kesimpulan. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat learning obstacle siswa pada penyelesaian soal
pemecahan masalah pada bangun ruang sisi datar yaitu ontogenic
obstacle, didactical obstacle dan epistemological obstacle
Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian, direkomendasi Perlunya mengkaji
lagi mengenai penyajian, desain pembelajaran, serta urutan materi untuk
memperoleh alur belajar yang optimal bagi siswa ketika mempelajari
materi bangun ruang sisi datar.