Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Matematika Kelas Tinggi
OLEH
NIM 1193311069
H -EKSTENSI 2019
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kasihNya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas individu Critical Journal
Report (CJR) sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya
ucapkan kepada Bapak Drs. Daitin Tarigan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Matematika SD Kelas Tinggi yang telah membimbing kami. Dalam laporan ini saya
membahas dan menjelaskan mengenai Critical Journal Report (CJR) dengan judul jurnal
Model Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan Realistik Pada Pembelajaran Matematika SD
dan jurnal Proses Berpikir Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Memecahkan Masalah
Matematika dan kemudian membandingkan kedua jurnal tersebut.
Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam hasil laporan ini masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Karena sesungguhnya
kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang maha Esa. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Pendidikan Matematika SD
Kelas Rendah.
Penulis
ii
IDENTITAS JURNAL
1. Jurnal Utama
Judul Model Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan Realistik Pada
Pembelajaran Matematika SD
Jurnal Jurnal Pendidikan Dasar
Download http://file.upi.eduhttp://file.upi.edu
Volume dan halaman Volume 05 No. 7 , halaman 1-5
ISSN 2356-2684
Tahun 2007
Penulis Komariah
Reviewer Christine Dahliana Br Tarigan
Tanggal 22 April 2022
2. Jurnal Pembanding
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran untuk pemecahan masalah tujuannya adalah untuk membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual.
Disisi lain, pemecahan masalah merupakan suatu kemampuan yang harus dicapai dan
peningkatan berpikir merupakan prioritas tujuan pembelajaran matematika.
Materi matematika yang diberikan pada siswa Sekolah Dasar (SD) pada dasarnya bersifat
elementer dan memuat konsep dasar untuk memahami konsep yang lebih tinggi, oleh karena itu
diperlukan penguasaan yang memadai terhadap konsep matematika di tingkat SD agar tidak
menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar matematika berikutnya. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa kesulitan siswa SD pada umumnya dalam belajar matematika adalah dalam
memahami soal pengukuran, soal-soal pecahan, soal-soal geometri dan menyelesaikan soal
cerita. Hudoyo (dalam Soekisno 2002 :3) menyatakan bahwa soal-soal yang berkaitan dengan
bilangan tidaklah begitu menyulitkan siswa, namun soal-soal yang menggunakan kalimat sangat
menyulitkan bagi siswa yang memiliki kemampuan kurang. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
siswa bukan disebabkan tidak mampu melakukan perhitungan saja melainkan siswa tidak
memahami permasalahan.
1. Tujuan
Adapun tujuan dari critical jurnal ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah konsep dasar matematika.
2. Untuk menambah pengetahuan bagaimana proses berpikir peserta didik memecahkan
suatu masalah dalam matematika.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari critical jurnal ini adalah:
1. Terpenuhinya salah satu tugas mata kuliah konsep dasar matematika.
2. Mendapat pengetahuan bagaimana proses berpikir peserta didik memecahkan suatu
masalah dalam matematika.
iv
BAB II
ISI
v
penyelesaian matematika.
Kesimpulan Model pembelajaran pemecahan masalah yaitu pembelajaran
yang berbasiskan masalah, pada proses pembelajarannya siswa
dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan sendiri.
vi
mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
karena kemampuan matematika berkaitan dengan potensi
seseorang yang meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan berbagai aktivitas, salah satunya yaitu memecahkan
masalah
BAB III
vii
PEMBAHASAN
Abstract
Pada jurnal utama menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Abstrak juga menuliskan kata kunci sehingga mempermudah pembaca mengetahui isi jurnal
tersebut. Sedangkan pada jurnal pembanding menggunakan bahasa Inggris yang membuat
pembaca sulit mengerti apa abstrak jurnal tersebut.
Pendahuluan
Pada jurnal utama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah
matematika. Namun menggunakan kalimat yang berulang-ulang. Sedangkan pada jurnal
pembanding pendahuluannya padat dan jelas. Selanjutnya pendapat dalam pendahuluan tersebut
didukung oleh para ahli yg membuat kita yakin pada jurnal tersebut.
Metode Penelitian
Pada jurnal utama metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dirancang empat siklus. Dan di dalam keempat siklus
tersebut dijelaskan tujuan masing-masing siklus.
Pada jurnal pembanding metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus.
Dimana peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana proses berpikir peserta didik Sekolah
Dasar kelas V dalam memecahkan masalah matematika.
Langkah Penelitian
Pada jurnal utama yaitu pada pembelajaran siklus I model pemecahan masalah melalui
pendekatan realistik pelaksanaannya kurang lancar, kurang kondusif. Hal ini dikarenakan guru
tidak terbiasa pembelajaran berbasis masalah sehingga kurang memotivasi siswa, begitupun
siswa belum terbiasa menghadapi permasalahan berupa soal cerita sehingga kegiatan siswa kaku
dan tidak lancar tetapi pada tindakan 2 ada perubahan, guru sudah dapat menciptakan model
pemecahan masalah walaupun masih kaku dan kegiatan diskusi kelompok siswa bisa berjalan
walaupun suasananya ribut. Pembelajaran siklus II, III, dan IV guru sudah dapat menyajikan
pembelajaran model pemecahan masalah melalui pendekatan realistik dengan lancar.
Sedangkan pada jurnal pembanding pada langkah membaca dan memikirkan, siswa tidak
langsung mengidentifikasi semua fakta-fakta secara tertulis. Setelah mengidentifikasi fakta-fakta,
viii
siswa mengidentifikasi pertanyaan dari soal yang diberikan. Selanjutnya, siswa tidak
menggambarkan masalah yang dihadapi tetapi langsung mengolah informasi yang dibutuhkan
untuk menjawab soal.
Kemudian pada langkah mengeksplorasi dan merencanakan, siswa mengorganisasi
informasi yang ada pada soal. Siswa menganggap cukup informasi pada soal karena terdapat
hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan. Di sisi lain, siswa tidak membuat tabel,
diagram, chart, tabel atau gambar dari soal yang diberikan tetapi langsung memilih strategi
untuk menjawab soal.
Pada langkah memilih suatu strategi, siswa menggunakan strategi membuat daftar semua
kemungkinan jawaban. Siswa menuliskan kemungkinan-kemungkinan jawaban pada lembar
jawab. Tetapi, terdapat juga siswa yang menggunakan strategi menebak dan menguji, yaitu
menebak berapa nilai variabel dan menguji apakah nilai variabel tersebut sudah benar.
BAB IV
PENUTUP
ix
Kesimpulan
Model pembelajaran pemecahan masalah yaitu pembelajaran yang berbasiskan masalah,
pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan sendiri.
Kemampuan matematika yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah karena kemampuan matematika berkaitan dengan potensi seseorang
yang meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan berbagai aktivitas, salah satunya
yaitu memecahkan masalah.
Saran
1. Agar pelaksanaan pembelajaran pemecahan matematika melalui pendekatan realistik
dapat berhasil dengan baik, sebaiknya guru harus benar-benar mengerti pembelajaran
berbasis masalah.
2. Untuk guru dan para peneliti diharapkan penelitian studi kasus digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengembangkan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan proses
berpikir siswa, khususnya pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah Krulik
dan Rudnick.