Skor Nilai:
Disusu Oleh :
Kelompok 10
Nama Kelompok :
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan Laporan Rekayasa Ide ini penulis tentu saja tidak
dapat meyelesaiakannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 13
Pendidikan IPS di sekolah dasar dapat dijadikan sebagai basis sosial sains yang
bisa di integrasikan dengan penanaman budi pekerti sehingga pembelajaran IPS
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlaq.
Tujuannya adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat dan warga negara yang baik yang mampu bersosialisasi sesuai dengan nilai-
nilai sosial. Maka dari itu pembelajaran IPS sangat perlu diajarkan dalam pendidikan
sekolah dasar agar peserta didik dapat menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari
dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan manusia bermasyarakat.
1
(Kriteria Ketuntasan Minimum). Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas
umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu - individu yang terlibat
langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak
tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu
kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi
keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya
keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan model atau metode mengajar yang
digunakan oleh guru.
1. Bagi Guru
Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan
proses belajar mengajar schingga antara guru sebagai pendidik dan pengajar bisa
melaksanankan tugasnya secara efektif dan efisien serta mampu memecahkan semua
permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat lebih berperan aktif mendukung segala usaha
sekolah atau guru agar tercipta situasi lingkungan pendidikan yang mampu
meningkatkan minat dan semangat belajar siswa yang tentunya juga bisa
meningkatkan prestasi belajar siswa serta penyamalan yang terdapat pada
pembelajaran IPS.
2
3. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan
memberikan atau menambah sarana prasarana dalam rangka memberikan semangat
dan minat dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa,
sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
3
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. Permasalahan Umum
Pembelajaran IPS di SD selama ini mata pelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran
yang kurang penting dan dianggap sebagai mata pelajaran nomor dua. Banyak pandangan
menganggap mata pelajaran IPS kurang menarik atau membosankan. Pembelajaran IPS dinilai
monoton karena hanya mengedepankan hafalan materi dan siswa tidak diberi kesempatan untuk
menjelajah dan mengetahui contoh konkrit dari pembelajaran IPS.
B. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kajian pustaka yang dikumpulkan melalui
bahan bacaan seperti artikel-artikel jurnal dan artikel berita online, dan lain sebagainya,
diperoleh informasi bahwa :
4
1. Dalam pembelajaran guru masih menerapkan pembelajaran konvensional seperti
metode ceramah. Guru menjelaskan materi pelajaran kemudian memberikan
penugasan soal yang ada dalam buku tema sehingga siswa pasif dalam
pembelajaran.
2. Dalam pengimplementasian semua berasal dari guru baik solusi, permasalahan,
analisis sehingga tidak memberi kesempatan peserta didik menunjukkan idenya
sendiri.
3. Minimnya penggunaan media pembelajaran yang dapat mendukung proses
pembelajaran, hal tersebut yang menyebabkan hasil belajar IPS siswa menjadi
rendah.
5
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
A. Solusi Permasalahan
Agar peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran, hendaknya guru menguasai
berbagai strategi, model, metode, maupun media terbaru yang relevan dengan kondisi di dalam
kelas. Dengan penerapan berbagai gagasan baru tersebut, diharapkan aktivitas belajar peserta
didik akan meningkat. Terutama dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Peserta didik akan memperoleh lebih banyak dari hasil proses pembelajaran apabila
belajar dilakukan dengan proses yang kreatif dan menyenangkan. Hal ini tidak terjadi apabila
pembelajaran masih menggunakan pandangan lama, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui
jadwal yang ketat dan penuh disiplin.
Dalam proses belajar aktif, peserta didik diharapkan mampu memilih strategi dan sumber
belajar yang tepat berdasarkan kesadarannya akan perkembangan belajarnya. Akan tetapi dalam
proses mengelola proses belajar itu, sebagai seorang yang belum berpengalaman, peserta didik
membutuhkan dukungan atau bantuan dari orang yang lebih dewasa atau lebih berpengalaman
agar proses belajar peserta didik lebih terarah. Segala upaya dan cara untuk membantu peserta
didik meningkatkan kemampuan perkembangan belajarnya inilah yang disebut sebagai
scaffolding.
6
2. Terlibat Secara Emosional
Perilaku guru dalam membangun interaksi dengan peserta didik juga menentukan
keaktifan peserta didik di kelas. Peserta didik adalah makhluk sosial, oleh karenanya secara
otomatis akan merespon interaksi berdasarkan implus emosional yang diberikan. Meskipun
strategi dan model pembelajaran yang sama, namun apabila dibawakan oleh guru yang berbeda,
maka akan membawa hasil yang berbeda pula.
Pendidik harus memberikan kepercayaannya kepada peserta didik agar mereka juga
memberikan kepercayaan kepada pendidik untuk membimbing proses belajar mengajar mereka.
Dalam prinsip Quantum Teaching hal ini disebut sebagai jembatan keledai atau mnemonic (De
Porter, 2002). “masukkan dunia peserta didik ke dunia anda dan antarkan dunia anda ke dunia
peserta didik”. Dengan memegang prinsip tersebut, berarti pendidik hendaknya membangun
komunikasi emosional yang erat dengan peserta didik.
3. Melibatkan Peserta Didik dalam Semua Proses dan Aktivitas Selama Pembelajaran
Dengan keterlibatan peserta didik secara penuh dalam semua proses pembelajaran, pada
gilirannya akan semakin meningkatkan perasaan harga diripeserta didik (Self-efficacy). Melalui
keyakinan seseorang yang kuat akan kemampuannya untuk mengerjakan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajar, memungkinkan untuk memberikan dorongan yang lebih kepada
seseorang dalam pencapaian hasil belajar lebih maksimal. Self-efficacy akan semakin
meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan seseorang dalam proses pembelajaran.
7
4. Melibatkan Semua Modalitas
Peserta didik pasti memiliki latar belakang psikologis, mental, religiusitas dan latar
belakang sosial yang berbeda-beda. Dalam proses belajar mengajar peserta didik memiliki
Modalitas Belajar masing-masing yang berbeda, yaitu modalitas Visual, Auditorial, dan
Kinestetik.
Modalitas visual adalah kecerendungan dimana peserta didik lebih mudah memahami
pengalaman baru melalui bentuk visual, gambar, video, lanskap, bagan, dan sebagainya.
Modalitas auditorial adalah kecerendungan dimana peserta didik lebih mudah memahami
pengalaman belajar melalui proses mendengarkan, baik ceramah, music maupun diskusi.
Sedangkan modalitas kinestetik yaitu kecerendungan dimana peserta didik lebih mudah belajar
melalui rangsangan gerak tubuh. Untuk merangsang minat, motivasi, dan keaktifan belajar
peserta didk, makaproses pembelajaran hendaknya melibatkan semua aspek modalitas.
Tujuan pendidikan adalah dapat mencetak generasi yang memiliki pengetahuan yang
bagus, mengembangkan sikap dan karakter peserta didik serta keterampilan sosial yang bagus,
untuk membentuk jati diri sebagai manusia Indonesia.
Berdasarkan beberapa hal harus menjadi perhatian guru dalam proses pembelajaran yang
telah dikemukakan di atas, dapat kita lihat bahwa salah duanya adalah perlunya perubahan
mendasar dalam implementasi pembelajaran IPS di kelas dan melibatkan peserta didik dalam
semua proses dan aktivitas pembelajaran. Maka dari itu, solusi yang dapat dilakukan oleh guru
dalam meningkatkan hasil belajar siswanya adalah dengan memanfaatkan atau menggunakan
berbagai model, media, ataupun
8
metode pembelajaran yang relevan sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi siswa di dalam
kelas.
Maka dari itu, dalam perencanaan Rekayasa Ide ini penulis merencenakan dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Selain
itu, dengan menerapakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini juga
diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas.
9
B. Pembahasan dari Solusi Permasalahan
10
akademik siswa, memperoleh pemahaman yang lebih baik melalui interaksi social, dan
kemampuan dalam pemecahan masalah. Penelitian Etherington (2011) menunjukkan bahwa
pembelajaran Problem Based Learning lebih unggul dari pembelajaran tradisional. Sedangkan
hasil penelitian Maulidiyah (2014) menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning
dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Melalui model Problem Based Learning siswa yang sebelumnya pasif dalam
pembelajaran, dapat meningkatkan aktivitasnya karena langkah-langkah dalam pembelajaran
Problem Based Learning diawali dengan pemberian masalah autentik yang menuntut siswa agar
melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi untuk menemukan jawaban atas
permasalahan yang diberikan guru. Problem Based Learning mendorong siswa untuk
berkolaborasi dalam penyelesaian tugas secara bersama. Pembelajaran berpusat pada siswa, guru
sebagai fasilitator. Hal tersebut juga berdampak pada hasil belajar. Hasil belajar dapat meningkat
karena melalui aktivitas Problem Based Learning siswa dapat menemukan jawaban sendiri dan
dapat meningkatkan pemahaman terhadap suatu konsep yang dituangkan dalam soal (evaluasi).
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan di atas mengenai solusi dan pembahasan yang ditemukan
permasalahannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Selain itu, dengan menerapakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) ini juga diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa di
dalam kelas.
Siswa akan memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh guru secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sesuai dengan tuntutan pembelajaran IPS dan
pembelajaran abad 21 yang menuntut tingginya aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui siswa untuk dapat berpikir secara sistematis, logis,
berpikir kritis, dan dapat memecahkan berbagai permasalahan, serta memiliki sikap ilmiah.
12
B. Saran
Berdasarkan hasil Rekayasa Ide yang diperoleh oleh penulis, maka saran yang dapat
diberikan adalah guru sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa dan selalu melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan agar siswa
dapat lebih bersemangat dan mempunyai akativitas belajar yang tinggi. Serta, guru sebaiknya
menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan materi
dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arumsari, Yunita dkk. (2017). Problematika dalam Pembelajaran IPS SD. Makalah:
Campus.com diakses pada tanggal 02 November 2021. CAMPUS.com: Problematika
dalam Pembelajaran IPS SD (yunitaarsha.blogspot.com)
Atan, Hanafi. Sulaiman, Fauziah, dan Idrus, Rozhan M. (2005). The Effectiveness of Problem-
Based Learning in the Web-Based Environment for the Delivery of an Undergraduate
Physics Course. International Education Journal, 6(3). 430 – 437.
Bilhuda, Titin dkk. (2017). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas V
Sekolah Dasar. jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian, 3(2). 439 – 450.
Maulidiyah, Helmina. (2014). Penerapan Problem Based Learning Berbasis Lesson Study
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VC SDN Ngaglik
01 Kota Batu (Tesis Magister Pendidikan tidak dipublikasikan). Universitas Negeri
Surabaya.
Purwanto, Anton, dkk. (2019). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Berorientasi Model
Problem Based Learning Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SD. Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian,5(1). 1 – 10.
Problematika dalam Pembelajaran IPS di SD. (2015). Prosiding Nasional Seminar dan
Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah, 129-136.
14
x
v