Judul : Analisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari gaya belajar siswa
pada materi aritmatika sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari matematika banyak diperlukan dan digunakan.
Matematika banyak digunakan, baik sebagai alat bantu dalam penerapan- pejarannya
penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pembangunan dalam matematika itu
sendiri. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara
bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan (Suharso dan Retnoningsih, 2005). Pembelajran matematika di
sekolah umumnya masih menggunakan metode ceramah sehimgga kemampuan
berpikir kritis siswa sangan sulit dikembangkan (Fatmawati, Mardiyana, dan
Triyanto, 2014). Pembelajaran matematika disekolah kebanyakan siswa hanya
memperhatikan saja dan guru yang berperan aktif, dalam pembelajarannya peserta
didik jarang i latih dengan soalsoal yang tiak rutin sehingga siswa tidak terbiasa
( Yunita, Rosyana, Hendriana, 2018). Menurut TIMSS 2015 peserta didik masih
lemah alam kecakapan kognitif tingkat tinggi sepert menalar menganalisa, dan
mengevaluasi sehingga kemampuan berpikir kritis peserta diik masih tergolong
rendah.
Berpikir kritis dalam pembelajaran matematika sangat penting karena siswa
juga dapat mempelajari unsur-unsur yang tidak terdefinisi kemudian ke unsur-unsur
yang terdefinisi. berpikir kritis merupakan suatu proses yang bertujuan agar kita
dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal, sehingga apa yang kita
anggap terbaik tentang suatu kebenran dapat kita lakukan dengan benar ( king dan
goodson dalam muliana , 2016). berpikir kritis itu adalah suatu pikiran reflektif yang
difokuskan untuk memutuskan apa yang diyakini untuk dilakukan ( wiyana pertiwi,
2018).
Berpikir kritis itu penting karena bisa membantu siswa menyelesaikan
permasalahan yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Peter (2018) menyatakan
bahwa siswa itu penting karena siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis
2
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang diebutkan sebelumnya, dapat diindentifikasi
permasalahan dalam peneltian ini adalah:
1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa di SMK N 5 Singkawang terindikasi
masih rendah
2. Penelitian juga menunjukkan bahwa berpkir kritis ditinjau dari gaya belajar siswa
terhadap materi aritmatika sosial masih rendah
3. Gaya belajar siswa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
pada materi aritmatika sosial
C. Pembatas Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka penelitian
ini difokuskan pada kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan ruang
lingkup materi aritmatika sosial , kemampuan berpikir kritis matematis siswa
ditinjau berdasarkan gaya belajar siswa, serta bentuk kesalahan kemampuan berpikir
kritis matematis
4
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis kemampuan berpikir kritis ditinjau dari gaya belajar dalam
menyelesaikan materi arirmatika sosial di SMK N 5 Singkawang ?
2. Bagaimanakah Kemampuan berpikir kritis matematis yang ditinjau dari gaya
belajar pada materi aritmatika sosial di SMK N 5 Singkawang?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesalahan kemampuan berpikir kritis dalam
menyelesaikan soal pada materi aritmatika sosial di SMK N 5 Singkawang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi sub-sub tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis ditinjau dari gaya belajar
menyelesaikan materi arirmatika sosial di SMK N 5 Singkawang.
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis yang ditinjau dari gaya belajar
pada materi aritmatika sosial di SMK N 5 Singkawang
3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan kemampuan
berpikir kritis dalam menyelesaikan materi arirmatika sosial di MTs.N Singkawang.
F. Manfaat Peneliti
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi para pembaca, antara lain sebagai berikut :
1. Secara Umum
Memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan yakni mendeskripsikan
kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari gaya belajar siswa dengan
beberapa uraian kalimat.
2. Secara Khusus
a. Bagi Siswa
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis yang ditinjau dari
gaya siswa sehingga mereka dapat memperbaiki.
b. Bagi Guru
Memberikan pengetahuan baru mengenai penggunaan kemampuan berpikir
kritis ditinjau dari gaya belajar matematis model,metode, dan pendekatan yang
dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran materi aritmatika sosial.
c. Bagi Sekolah
5
Dapat dijadikan masukan dan pertimbangan sebagai salah satu bahan pengajaran
dalam menggunakan metode,pendekatan, dan model pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan
pengetahuan yang diperoleh.
G. Variabel penelitian
Sugiyono (2017) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara itu, variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas atau variabel
independen dan variabel terikat atau variabel dependen.
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya terikat ( Sugiyono, 2017) . Varaibel bebas dalam
penelitian ini yaitu gaya belajar siswa.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas ( Sugiyono , 2017). Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu kemampuan penalaran matematis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini akan dipaparkan kajian teoritis terkait masalah penelitian yang diteliti.
Untuk melengkapi pengetahuan mengenai penelitian ini, peneliti juga memaparkan mengenai
sejumlah hasil penelitian terdahulu terkait masalah yang penulis teliti.
A. Landasan Teori
Bagian ini menguraikan tentang kajian teoritis yang menunjang masalah penelitian.
Adapun landasan Teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir dalam tingkat
tinggi dalam memecahkan masalah secara sistematis dan baik secara kritis dan
berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik. Kemampuan berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis harus diasah sejak dini agar siswa terbiasa dengan
Menurut Paul (dalam Liberna, 2012: 197) berpikir kritis adalah proses disiplin
seseorang yang berpikir kritis akan selalu aktif dalam memahami dan
kemampuan berpikir kritis itu merupakan kemampuan yang berpikir dengan baik,
mencari, mampu membuat keputusan yang tepat dan terbaik dalam memecahkan
masalah matematika.
kritis matematis siswa dalam menyelesaikan soal dapat diukur melalui beberapa
kritis yaitu:
Menurut R.H Ennis yang dikutip Rifa Rakhmasari (2010: 29-32) terdiri atas dua
1. Merumuskan masalah;
8
2. Menganalisi argumen;
8. Mengevaluasi;
berpikir kritis walaupun kalimat yang digunakan berbeda. contoh yang memiliki
kesamaan arti yaitu Interpretasi yaitu kemampuan untuk memahami, menjelaskan dan
memberi makna data atau informasi dengan Menilai kredibilitas sumber informasi,
a. Merumuskan masalah
permasalahan sudah dipahami. Selain mengetahui apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan, subjek juga mengetahui data atau informasi yang ada pada
masalah.
b. Regulasi diri
c. Evaluasi
yang diperoleh.
2. Gaya belajar
a. Pengertian Gaya belajar
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai
bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang
untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru
melalui persepsi yang beda. Gaya belajar bersifat individual bagi setiap orang.
Menurut DePorter dan Hernacki (2000)gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi
informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan
informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri-otak kanan, aspek lain adalah
ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan
konkret). Dijelaskan pila, terdapat tiga macam gaya belajar, yaitu:
(a) gaya belajar visual,
10
gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima informasi melalui
gerakan atau sentuhan.
Bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik, kondisi fisik merupakan salah satu
faktor yang berperan penting karena mereka akan langsung melakukan tindakan
secara fisik dalam kegiatan pembelajaran mereka.Jika ia belajar dengan kondisi
yang sehat proses dan hasil belajarnya akan lancar dan maksimal . Berbeda halnya
dengan seseo hrang yang belajar dengan kondisi fisik yang kurang sehat proses dan
hasil belajarnya akan terganggu .
Adapun ciri ciri gaya belajar kinestetik adalah :
1. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak
2. Berbicara dengan perlahan
3. Menanggapi perhatian fisik
4. Suka menggunakan berbagai peralatan dan media
5. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
6. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
7. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
8. Belajar melalui praktek
9. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
10. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
11. Banyak menggunakan isyarat tubuh
12. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
13. Menggunakan kata-kata yang menandung akso
14. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita
15. Kemungkinan tulisannya jelek
16. Ingin melakukan segala sesuatu
17. Menyukai permainan dan olah raga.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa
dengan gaya belajar visual akan mudah dalam proses pembelajaran saat guru
menjelaskan pelajaran matematika dengan menampilkan gambar berupa table.
Grafik, diagram dan lain sebagainya. Lalu, siswa dengan gaya belajar auditori
seperti yang disebutkan di atas untuk memahami soal yang diberikan dalam
proses pembelajaran akan mengeraskan suaranya saat membaca soal yang
diberikan berupa tulisan dan akan mengubah soal dalam bentuk gambar ke
bentuk tulisan agar lebih mudah membaca dan memahami soal matematika
13
Penyelesaian:
U =HJ-HB
= 4.200.000 – 4.000.000
= 200.000
U
Pu = x 100 %
HB
200.000
Pu = x 100%
4.000 .000
Pu = 5%
Jadi persentase keuntungan yang di peroleh Pak Dedi adalah 5%
2 Persentase Kerugian
Persentase Kerugai digunakan untuk mengetahui persentase kerugian dari
suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.
Misal:
PR = Persentase Kerugian
HB = Harga Beli
HJ = Harga Jual
HB−HJ
Rumus Persentase Kerugian PR = x 100 %
HB
Contoh:
Pak Rudi membeli sepetak tanah dengan harga Rp 40.000.000, karena
terkendala masalah keluarga, Pak Rudi terpaksa menjual tanah dengan harga
38.000.000. Tentukan Persentase Kerugian yang di tanggung oleh Pak rudi
Penyelesaian:
R = 40.000.000-38.000.000
R = 2.000.000
R
PR = x 100 %
HB
2.000 .000
PR = x100%
40.000 .000
PR = 5%
Jadi Persentase Kerugian Pak Rudi adalah 5%
Contoh:
Pak Rudi renca membangaun usaha produksi sepatu. Untuk memenuhi kebutuhan
modalnya, Pak Rudi berencana meminjam uang di bank sebesar Rp 200.000.000
dengan jangka waktu peminjaman 1 tahun dengan bunga sebesar 20% pertahun.
Berapa bunga yang harus di bayarkan oleh Pak Rudi selama 1 tahun.
Penyelesaian:
Bunga di Bank = 20% x 200.000.000
=40.000.000
Jadi bunga yang harus di banyar Pak Rudi selama 1 tahun sebesar Rp 40.000.0000
D. Diskon(Potongan)
Saat pergi ketoko, mini market, atau tempat-tempat jualankadang kita
menjumpai diskon 10%,20%. Secara Umum, diskon merupakan potongan harga yang
diberikan oleh penjual terhadap suatubarang.
Misal:
Suatu barang bertuliskan harga Rp 200.000 dengan diskon 15%. Ini berarti barang
tersebut mendapatkan potongan sebesar 15% x 200.000 = 30.000, sehingga harga
barang setelah di potong adalah 200.000 – 30.000 = 170.000
E. Pajak
Pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh
masyarakat kepada pemerintah
F. Bruto,Neto dan Tara
Bruto adalah berat dari suatu benda bersama bungkusnya.
Misalnya: diketahui pada bungkus snack tertuliskan bruto 350 gram.Ini berarti berat
isinya dan bungkusnya adalah 350 gram
Neto adalah berat dari suatu benda tanpa pembungkus benda tersebut.
Misal dalam bungkus suatu snack tertulis 300 gram, ini bermakna bahwa berat
snack tanpa plastik pembungkusnya adalah 300 garam.
Tara adalah selisih antara bruto dengan neto.
Misal diketahui pada bungkus snack tertuliskan bruto 350 gram, sedangkan
netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa taranya adalah bruto – neto = 350 –
300 = 50 gram
16
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan
dijadikan acuan penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, merevisi,
memodifikasi, dan sebagainya.Penelitian yang relevan dengan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Menurut penelitian Tina Sri Sumartini dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah” pada tahun
2015 menunjukan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. siswa pada kelas eksperimen
memperoleh rataan lebih besar dari kelas kontrol. besarnya kenaikan rataan pada
keas eksperimen dari pretes dan postest sebesar 22,2% dari skor idel, sedangkan
kenaikan rataan kelas kntrol dari pretest ke postess sebesar 15,8 % dari skor
ideal.secara sepintas, gambaran tersebut menunjukan bahwa kemampuan
penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
2. Menurut penelitian A.M.S. Afif, dkk dengan judul “Analisis Kemampuan
Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Dalam Problem Based Learning
(PBL)” pada tahun 2016 menunjukan bahwa gaya belajar hanya pada tipe gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Presentase keberadaan gaya belajar
visual, auditorial da kinestetk berturut-turut adalah 20,6%, 64,7% dan 5,9 % ini
berarti keberadaan tipe gaya belajar auditorial paling banyak dibandingkan tipe
gaya belajar lain, kemudian disusul pada posisi kedua yaitu tipe gaya belajar
visual kemudia kinestetik.
3. Menurut Muhammad ridwan dengan judul “Profil Kemampuan Matematis Siswa
Ditinjau Dari Gaya Belajar” pada tahun 2017 menunjukan bahwa profil
kemampuan penalaran matemats siswa visual dan kinestetik memiliki
kemampuan manipulasi, menarik kesimpulan, memberikan alasan atau bukti
adalah cukup. Kemampuan penalaran matematis siswa visual dalam memberikan
argumennya kurang. Sedangkan, kemampuan penalaran matematis siswa dalam
kinestetik dalam menarik kesimpulannya kurang, serta kemampuan memberikan
kesahihan jawaban atau argumen, ia memberikan jawaban dengan unik dan jelas.
17
Dari ketiga hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kemampuan penalaran yang
ditinjau dari gaya belajar siswa .Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah dari segi materi yang akan diteliti, karakter siswa dan Sekolah.Berdasarkan
analisis judul yang pernah digunakan beberapa peneliti di atas maka peneliti juga melakukan
penelitian ini untuk mengungkapkan lebih dalam tentang kemampuan penalaran matematis
yang ditinjau dari gaya belajar siswa pada materi Aritmatematika kelas VII MTs.N
Singkawang.
C. rangka Pikir
kritiss matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh
kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari gaya belajar masih masuk kategori
rendah. Pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis yang dimiliki oleh setiap siawa ini
serta masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis dalam menyelesaikan soal
mendorong peneliti untuk melakukan analisis tentang kemampuan berpikir kritis matematis
siswa ditinjau dari gaya belajar pada materi aritmatika sosial kelas VII MTs.N Singkawang
Penelitian dilakukan dengan memberikan angket gaya belajar kepada siswa yang
berisi beberapa pernyataan postif dan negative. Pernyataan tersebut merupakan cirri – cirri
dari masing – masing jenis gaya belajar yaitu audio,visual dan kinestetik. Siswa dengan gaya
belajar berbeda kemudian akan diberikan tes kemampuan penalaran matematis yang
mengandung 3 indikator yaitu Merumuskan masalah, Regulasi diri, dan Evaluasi. Soal yang
diberikan berbentuk esay kemudian menganalisis tes tersebut dengan cara menghitung
Langkah terakhir yaitu melakukan wawancara kepada 6 siswa dilihat dari gaya belajar
kemampuan berpikir kritis itu merupakan kemampuan yang berpikir dengan baik,
mencari, mampu membuat keputusan yang tepat dan terbaik dalam memecahkan
masalah matematika.
Analisis Wawancara
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai jenis penelitian , tempat dan waktu penelitian ,
subjek dan objek penelitian. Sumber data , prosedur penelitian , teknik dan instrumen
pengumpulan data , serta keabsahan data . Selain itu untuk menjawab setiap rumusan masalah
yang ada akan dipaparkan terkait teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian.
A. Jenis Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada MTs.N Singkawang yang beralamat di Jalan
Ratu Sepudak Kelurahan Naram Kec Singkawang utara kota Singkawang
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023, semester ganjil
21
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah narasumber atau informasi (Prastowo, 2016: 195), yaitu
penelitian.Subjek yang digunakan peneliti kali ini adalah satu kelas di MTs.N
yang menyatakan bahwa kelas VII merupakan rata rata rendah ditinjau dari gaya
belajar dalam mata pembelajaran matematika . Adapun sebanyak 32 siswa kelas VII.
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut ( Arikunto,
2009:20). Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, yang menyatakan
bahwa kemampuan penalaran matematis siswa masih tergolong rendah . Objek
dalam penelitian ini adalah kemampuan matematis berpikir Kritis siswa yang
ditinjau dari gaya belajar siswa pada materi aritmatika sosial.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dan untuk memperjelas dalam penafsiran judul penelitian,
peneliti merasa perlu menjelaskan istilah yang dapat mewakili judul secara keseluruhan.
1. Kemampuan berpikir kritis Matematis
Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan untuk berpikir atau
pemahaman mengenai permasalahan – permasalahan matematis secara logis untuk
memperoleh penyelesaian , memilah apa yang penting secara logis untuk memperoleh
penyelesaian memilah apa yang penting dan tidak penting dalam menyelesaikan atau
memberikan alasan atau penyelesaian dari suatu permasalahan.
Adapun indikator kemampuan penalaran matematis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ;
1. Mengajukan dugaan
22
berikut.
a. Teknik Pengukuran
23
Teknik pengukuran adalah suatu alat berupa tes yang digunakan untuk mengukur ada
uraian kemampuan penalaran matematis yang diberikan kepada siswa agar peneliti
mendapatkan data yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana
Komunikasi tidak langsung yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
angket, yang dilakukan dengan cara member perangkat pertanyaan atau pernyataan yang
telah tertulis kepada siswa untuk dijawab. Menurut Sugiyono (2014) “koesioner” (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuan penyebaran
(interview). Komunikasi langsung adalah proses untuk mendapatkan data dengan secara
langsung bertatap muka dengan siswa. Menurut Siregar (2012:18) wawancara adalah
proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab,
sambil tatap muka antara pewawancara dengan responden. Tujuan wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk melihat kesesuaian jawaban siswa ketika menyelesaikan
Menurut Sugiyono (2017: 102) instrument adalah alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen pengumpulan data
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa tes.
Menurut Arikunto (2013: 193) Tes adalah seretan pertanyaan atau latihan serta lain
atau bakat yang dimiliki oleh individual atau kelompok. Berkaitan dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan, maka instrument pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes uraian. Menurut Hamzah
(2014:42) tes essay atau tes uraian adalah tes yang dikerjakan siswa menuntutnya
soal itu.
Jenis tes yang digunakan yaitu tes dengan soal berbentuk uraian atau essay.
Alasan yang digunakan tes uraian atau tes essay adalah agar lebih mudah untuk
1. Validitas Instrumen
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau keshahihan
sesuatu instrument . Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan ,Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas yang
25
tinggi. Sebaliknya , instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Pada penelitian ini uji validitas yang digunakan berupa lembar validasi soal . Untuk
mengetahui apakah instrument yang telah dibuat oleh peneliti benar – benar valid
maka instrument harus divalidasi oleh validator. Dalam penelitian ini ,validitas diuji
1. Validitas isi
Menurut (Lestari, 2017) menyatakan bahwa valliditas isi suatu instrument tes
berkenaan dengan kesesuaian butir soal dengan indikator kemampuan yang diukur,
kesesuaian dengan standard kompetensi dan kompetensi dasar materi yang diteliti,
dan materi yang diteskan representatif dalam mewakili keseluruhan materi yang
diteliti. Adapun hal-hal yang harus di validitas isi dalam penelitian ini yang
berkaitan dengan instrument penelitian yang digunakan adalah soal posttest
kemampuan penalaran matematis siswa, kisi-kisi soal, kunci jawaban dan pedoman
penskoran.Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas isi adalah sebagai
berikut.
x=
∑x
n
Keterangan:
x = mean atau rata-rata
∑ x = jumlah skor
n = jumlah siswa
Adapun kriteria validitas isi untuk penilaian secara umum dapat ditunjukkan pada tabel
2.sebagai berikut.
Pada kriteria dalam kategori sangat tidak valid sampai kurang valid maka jangan
digunakan alat ukur ini untuk penelitian (Ihsan, 2016). Alat ukur yang baik dalam
penelitian apabila dalam kategori cukup valid, valid dan sangat valid.
2. Validitas Konstruk
r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total tiap siswa uji coba
N = Jumlah siswa uji coba
Pada kriteria 00,20 < rxy ≤ 0,40 soal bisa diperbaiki atau diganti
(Jakni,2016:165). Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang
validitasnya memenuhi kriteria sedang, tinggi dan sangat tinggi, (0,40 < rxy ≤ 1,00)
3. Reabilitas instrument
r 11 =( )(
n
n−1
1−
∑ Si 2
St 2 )
Keterangan :
r11 = Koefisien realibilitas
n = Banyaknya butir soal
Si2 = Jumlah varians skor setiap butir soal
2
St = Varians skor total
(Sukasono, 2006)
Soal dikatakan baik jika kriteria realibitas tinggi dan sangat tinggi, karena
kriteria suatu instrument penelitian dikatakan realible bila koefesien realibitas (r11)
> 60 (Siregar, 2015).
4. Tingkat Kesukaran
Menurut (Yusuf, 2015) menyatakan kebaikan suatu tes juga akan ditentukan
oleh tingkat kesukaran masing-masing item. Item yang terlalu mudah atau item
yang terlalu sukar merupakan hal yang tidak baik.Untuk menghitung tingkat
kesukaran soal dapat menggunakan rumus(Lestari, 2017) sebagai berikut.
x
IK =
SMI
Dengan :
IK = Indeks kesukaran
x = Rata-rata skor jawaban pada suatu soal
SMI =Skor minimum ideal
Klasifikasi interpretasi untuk tingkat kesukaran yang disajikan pada
Tabel 5 sebagai berikut.
5. Daya Pembeda
Menurut (Sukasono, 2006) daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan
seberapa jauh kemampuan sesuat butir soal tersebut untuk membedakan anatara
siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai
atau berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi (D). Seluruh peserta didik yang ikut tes
dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan
kelompok bawah (tidak pandai). Rumus yang digunakan untuk menghitung
daya pembeda setiap butir soal adalah sebagai berikut.
x A −x B
DP=
SMI
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
xA = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
xB = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
SMI = Skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh
siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna)
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memenuhi Kriteria daya
b. Angket
Angket adalah cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu
masalah, dan merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan
maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna ( Notoatmojo, 2010:147-148).Untuk mengetahui gaya belajar
30
siswa digunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang menyajikan
pertanyaan dan pilihan jawaban sehingga responden hanya dapat
memberikantanggapanterbataspadapilihanyangdiberikan.
Adapun skala sikap yang digunakan oleh peneliti adalah skala likert,dimana setiap
Item dilengkapi dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai(SS) , Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS)Skor diberikan bergantung pada
bentuk pernyataan itemnya.
AlternatifJawaban SkorItem
SangatSesuai(SS) 4
Sesuai(S) 3
TidakSesuai(TS) 2
SangatTidakSesuai(STS) 1
c. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
terstuktur atau terbuka . Maksud dari wawancara tidak terstuktur atau terbuka disini
adalah bahwa pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap narasumber .Wawancara
31
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana penelitian tidak menggunakan
pedoman wawancara tersusun secara matematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara tersusun secara matematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
d. keabsahan data
1. pengujian
Menurut Sugiyono (2015: 366) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
(obyektivitas). Namun, uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji credibility
data.Dikatakan kredibel apabila data yang dilaporkan penulis sesuai dengan keadaan
pada objek penelitian. Uji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara triangulasi,
2. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu (Sugiyono, 2015: 372). Menurut Sutopo (2006) validitas data dalam
penelitian kualitatif, Triangulasi teknik ada empat yaitu: (1) triangulasi data/sumber
yaitu menggali kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan sumber data seperti
hasil wawancara, hasil observasi, dll, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis
penggunaan lebih dari dua metode dalam mempelajari yang sama dalam penelitian, dan
(4) triangulasi teoritis yaitu penggunaan sejumlah teori dalam menafsir seperangkat data
hasil penelitian, akan tetapi jarang sekali tercapai, karena mempunyai asumsi-asumsi
yang berbeda.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah triangulasi teknik data/sumber yaitu
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber seperti kepala sekolah,
32
guru mata pelajaran, dan siswa yang bersangkutan, yaitu data diperoleh melalui tes soal
untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis, tes Motivasi Belajar untuk
meyakinkan kebenaran hasil tes soal dan tes motivasi belajar serta dokumentasi agar
Data yang diperoleh dari berbagai cara akan dianalisis, dideskripsikan, dikategorikan
3. Meningkatkan Ketekunan
penulis dapat menelaah kekurangan data yang telah terkumpul maupun mengecek
kembali ada yang salah atau tidak, sehingga data yang diperoleh benar-benar valid
tes kemampuan berpikir kritis, hasil angket motivasi belajar, hasil wawancara serta
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh kesesuaian dari hasil data
telah diperoleh.Seperti data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara atau laporan wawancara. Dalam laporan penelitian ini, data-data yang
menjadi lebih akurat dan mendukung kredibilitas data yang ditemukan penulis.
dengan penelitian seperti melakukan uji coba soal, pelaksanaan tes kemampuan
33
penalaran matematis, tes gaya belajar siswa serta pelaksanaan wawancara dengan
subjek penelitian.
adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan
proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu
diuji reliabilitasnya, jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka
penelitian tersebut tidak reliabel (Sugiyono, 2015: 377). Uji dependability dalam
penelitian ini yaitu mengecek data yang diperoleh dari hasil uji coba soal kesekolah
menguraikan dan atau menelusuri akar persoalan suatu masalah (Muliawan, 2014:
193). Teknik analisis secara umum dibedakan menjadi analisis induktif dan
penguraian data dan informasi bersifat menyimpulkan, artinya memilih, memilah dan
mengumpulkan data serta informasi yang berbeda-beda kedalam satu pengertian yang
bersifat umum.Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles and
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh Aktivitas dalam analisis data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci dengan melakukan analisis data melalui reduksi
data.Menurut Sugiyono (2015: 338) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan. Tahap reduksi data
b. Memberikan tes soal kemampuan berpikir kritis indikator untuk mengetahui hasil
c. Hasil pekerjaan siswa yang menjadi subjek penelitian merupakan data mentah
wawancara tersebut disederhanakan dan diolah sehingga menjadi data yang akurat.
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2015: 341).
langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap penyajian data dalam penelitian ini
sebagai berikut.
a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dijadikan sebagai bahan untuk wawancara.
35
3. Conclusion Drawing/verification
baru yang belum pernah ada.Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih belum jelas kebenarannya sehingga setelah diteliti
menjadi sebuah penemuan yang akurat, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori.Penarikan kesimpulan merupakan salah satu cara untuk menjawab
rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu dengan membandingkan hasil pekerjaan
kemampuan Berpikir Kritis matematis ditinjau dari gaya belajar siswa pada materi
sebagai berikut.
No Skor
Alternatif Jawaban Pertanyaan Pertanyaan
Positif Negatif
1 SS (Sangat Setuju)
2 S (Setuju)
3 KS (Kurang Setuju)
4 R (Ragu-Ragu)
5 STS (Sangat Tidak
Setuju)
36
c. Penskoran
siswa siperiksa dan dilanjutkan dengan pesnkoran .Skor diberikan untuk setiap
Skor Mentah(SM )
Nilai = X 100
Skor Maksimum Ideal (SMI )
Skor mentah merupakan skor yang dicapai atau diperoleh siswa, tahap selanjutnya
37
Setelah dilakukan penskoran dan di skor diubah ke dalam bentuk nilai, maka
dilihat jumlah siswa dari pada setiap criteria tersebut. Hasil dari pengelompokan
jumlah siswa pada tiap criteria tingkat kemampuan penalaran matematis akan
Tabel 11
Contoh Tabel Tingkat kemampuan siswa
Pada indikator ke 1, 2, 3
Jumlah