METODE PENELITIAN
suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
reliabel dan obyektif (Sugiyono, 2017). Metode penelitian yang digunakan dalam
pembuktian) adalah metode penelitian dengan pengumpulan data dan analisis data
kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan data kualitatif
pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif pada penelitian
48
49
dengan tes kemampuan berpikir kritis. Sedangkan data kualitatif diperoleh dengan
karena dalam penelitian ini peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol semua
diberi perlakuan pertama dan kelompok kedua diberi perlakuan kedua Pada desain
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII Mts.
Nurusshibyan Singkawang yang terdiri dari 4 kelas yaitu VIII A, VIII B, VIII C
dan VIII D.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
penulis dalam penelitian ini adalah kelas di kelas VIII C sebagai subjek penelitian
sampel yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah Non probality sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama
(Sugiyono, 2017).
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini perlu dijelaskan dan dibatasi agar
tidak terjadi kesalahpahaman dan pengertian antara penulis dan pembaca, maka
Ended
yang diselaraskan dengan cara kerja otak siswa yang didesain secara ilmiah untuk
belajar, tetapi lebih mengutamakan pada kesenangan dan kecintaan siswa akan
belajar sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap materi yang sedang
dengan cara yang berbeda. bahwa soal open ended dapat diartikan sebagai soal
yang memiliki strategi atau jawaban lebih dari satu penyelesaian. Adapun aspek
penyelesaian.
2) Terbuka hasil akhirnya, yaitu soal itu memiliki banyak jawab yang benar.
adalah suatu model pembelajaran yang diselaraskan dengan cara kerja otak siswa
yang didesain secara ilmiah untuk belajar, tetapi lebih mengutamakan pada
kesenangan dan kecintaan siswa akan belajar sehingga siswa dapat dengan mudah
dengan pendekatan open ended yaitu (1) tahap persiapan, tahap ini terdapat
pendekatan open ended yaitu pada tahap pertama menghadapkan siswa pada
pada sebuah solusi. Tahap ini, guru menciptakan suasana didalam kelas dengan
siswa pada masalah dimana siswa digali agar sistem otaknya dapat berkembang
dalam menyelesaikan soal terbuka sebuah solusi. (2) Inisiasi dan Akuisisi, tahap
ini terdapat pendekatan open ended yaitu pada tahap kedua yaitu membimbing
Pada tahap ini guru berinteraksi kepada siswa untuk menciptakan koneksi agar
permasalahannya sendiri. (3) Elaborasi, tahap ini ini terdapat pendekatan open
ended yaitu pada tahap ketiga yaitu membiarkan siswa memecahkan masalah
Keyakinan, tahap ini ini terdapat pendekatan open ended yaitu pada tahap
open ended adalah (1) pra-paparan, (2) persiapan, (3) inisiasi dan akuisisi, (4)
elaborasi, (5) inkubasi dan memasukkan memori, (6) verifikasi dan pengecekan
mengamati, (2) menanya, (3) menalar, (4) mencoba, dan (5) mengkomunikasikan.
54
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan, (2) Menentukan cara yang dapat dipakai
4. Motivasi Belajar
pembelajaran dengan baik, dimana hal ini ditunjukkan dengan respon yang siswa
berikan pada lembar angket. Indikator motivasi belajar pada penelitian ini adalah
(1) adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, (2) adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, (3) ketekunan dalam mengerjakan matematika, (4) dapat
matematika.
Materi pola bilangan dalam penelitian ini adalah materi pola bilangan yang
dipelajari di kelas VIII tinggkat SMP/ sederajat. Materi pola bilangan yang akan
dibahas dalam penelitian ini terbatas pada indikator yaitu pola bilangan bulat,
genap, ganjil, segitiga, persegi, persegi panjang, segitiga pascal dan menentukan
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
a. Teknik Pengkuran
untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma
tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan (Nawawi, 2015). Peneliti
berupa data kuantitatif yaitu berbentuk skor. Teknik pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa soal pretes dan posttest kemampuan berpikir
kritis matematis dengan materi pola bilangan. Adapun tes yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk soal uraian yang terdiri dari 3 butir soal.
model pembelajaran brain based learning dengan pendekatan open ended pada
alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan itu
(Nawawi, 2015). Teknik komunikasi tidak langsung dalam penelitian ini adalah
angket motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran brain based
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017). Instrumen yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar tes kemampuan
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.
Pengumpulan data melalui teknik tes dilakukan dengan memberikan instrumen tes
yang terdiri dari seperangkat pertanyaan atau soal untuk memperoleh kemampuan
siswa terutama pada aspek kognitif (Lestari, 2017). Jenis yang akan digunakan
untuk tes tertulis adalah tes dengan soal berbentuk uraian yang terdiri dari 3 soal.
Alasannya digunakannya tes uraian karena dapat mengukur aspek kognitif yang
berikut.
1) Validitas
57
mengukur apa yang hendak diukur. Maksud dari validitas sebuah tes adalah untuk
mengetahui kesesuaian antara materi tes dengan kisi-kisi yang dibuat. Dalam
penelitian ini jenis validitas yang digunakan untuk mengukur kevalidan tes adalah
a) Validitas Isi
tes berkenaan dengan kesesuaian butir soal dengan indikator kemampuan yang
diukur, kesesuaian dengan standard kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
diteliti, dan materi yang diteskan representatif dalam mewakili keseluruhan materi
yang diteliti. Validitas isi ini digunakan untuk menvaliditasi kesesuaian soal
pretest dan postest dengan kisi-kisi. Oleh karena itu alat tes dalam penelitian ini
sebelum dilakukan uji coba, terlebih dahulu diberikan kepada tiga orang penilai
atau validator untuk memberikan validasi yaitu dua orang dosen prodi pendidikan
matematika STKIP Singkawang dan satu orang guru bidang studi matematika
x=
∑x
n
Keterangan:
x = mean atau rata-rata
∑ x = jumlah skor
n = jumlah siswa
Adapun kriteria validitas isi untuk penilaian secara umum dapat ditunjukkan
Nilai Kriteria
1,0 ≤ x< ¿1,8 Tidak Baik
1,8 ≤ x< ¿ 2,6 Kurang baik
2,6 ≤ x< ¿ 3,4 Cukup
3,4 ≤ x< ¿ 4,2 Baik
4,2 ≤ x< ¿ 5,0 Sangat Baik
Pada kriteria dalam kategori sangat tidak valid sampai kurang valid maka
jangan digunakan alat ukur ini untuk penelitian (Ihsan, 2016). Alat ukur yang
baik dalam penelitian apabila dalam kategori cukup valid, valid dan sangat valid.
Perhitungan validitas RPP, validasi soal pretest dan posttest, dan validasi
angket motivasi siswa dilakukan dengan menghitung rata rata keseluruhan dan
Validator Rata-
NO Instrumen Keterangan
I II III rata
1. RPP 4 3,6 4,6 4,1 Baik
Soal Pretest Kemampuan
2. Berpikir Kritis Matematis 4,7 4 4,6 4,4 Sangat Baik
Siswa
Soal Posttest Kemampuan
3. Berpikir Kritis Matematis 4,8 4,4 4,3 4,5 Sangat Baik
Siswa
Angket Motivasi Belajar
4. 4,4 4,4 4,2 4,3 Sangat Baik
Siswa
bahwa untuk rata-rata perhitungan RPP, soal pretest dan posttest, angket motivasi
siswa berada pada kriteria baik dan sangat baik sehingga dapat digunakan untuk
penelitian. Adapun saran dari validator adalah memperbaiki RPP dan kalimat
dalam tes kemampuan berpikir kritis untuk mempermudah siswa memahai soal
yang diberikan. Adapun untuk penilaian validasi oleh validator dapat dilihat pada
Lampiran B-1.
b) Validitas Konstruk
suatu konsep atau merupakan bagian dari suatu instrument yang disusun (Yusuf,
2015). Validitas konstruk ini dilakukan dengan skor tes total siswa yang dijadikan
r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total tiap siswa uji coba
N = Jumlah siswa uji coba
Pada kriteria 00,20 < rxy ≤ 0,40 soal bisa diperbaiki atau diganti
(Jakni,2016). Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang
validitasnya memenuhi kriteria sedang, tinggi dan sangat tinggi, (0,40 < r xy ≤
1,00).
Nilai Validitas
Butir Soal Interpretasi
Konstruk
1a 0,67 Tinggi
1b 0,54 Sedang
1c 0,65 Sedang
2a 0,61 Tinggi
2b 0,53 Sedang
2c 0,40 Sedang
3a 0,50 Sedang
3b 0,59 Sedang
3c 0,79 Tinggi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal tes pada penelitian ini
memiliki validasi dengan kriteria sedang untuk soal nomor 1b, 1c, 2b, 2c, 3a, dan
3b, dan validasi dengan kriteria tinggi untuk soal nomor 1a, 2a, dan 3c, maka
rata-rata dari hasil validitas konstruk uji coba soal adalah 0,58 dengan kriteria
tersebut apabila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang
berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda, maka akan memberikan
Untuk menguji tingkat realibilitas, maka tes diuji cobakan terlebih dahulu.
Uji coba dilakukan di Mts. Al-Fatah kemudian mengukur realibilitas soal tes
( )( ∑ Si
)
2
n
r 11= 1−
n−1 St
2
62
Keterangan :
r11 = Koefisien realibilitas
n = Banyaknya butir soal
2
Si = Jumlah varians skor setiap butir soal
2
St = Varians skor total
(Sukasono, 2006)
berikut.
Nilai Kriteria
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Soal dikatakan baik jika kriteria realibitas tinggi dan sangat tinggi, karena
kriteria suatu instrument penelitian dikatakan realible bila koefesien realibitas (r11)
diperoleh nilai tingkat reliabilitas yang disajikan dalam Tabel 9 berikut ini.
Tingkat
Butir Reliabilit
1a 1b 1c 2a 2b 2c 3a 3b 3c Reliabil
Soal as
itas
Juml 63 65 52 66 68 60 78 74 51
ah
1, 1, 2, 1, 1,6 1,5 1, 0,8 1,8 0,71 Tinggi
𝟐
𝒔𝒊 55 17 06 59 2 7 50 6 5
dengan reliabilitas tinggi. Hal ini berarti soal yang diuji cobakan reliable atau
63
dapat dipercaya, sehingga kedua soal tersebut layak untuk digunakan. Adapun
3) Tingkat Kesukaran
Menurut (Yusuf, 2015) menyatakan kebaikan suatu tes juga akan ditentukan
oleh tingkat kesukaran masing-masing item. Item yang terlalu mudah atau item
yang terlalu sukar merupakan hal yang tidak baik.Untuk menghitung tingkat
x
IK =
SMI
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
x = Rata-rata skor jawaban pada suatu soal
SMI =Skor minimum ideal
10 sebagai berikut.
Menurut (Lestari, 2017) indeks kesukaran butir soal dikatakan baik apabila
dalam soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Maka dalam
penelitian ini, indeks kesukaran dari butir soal yang akan digunakan berada pada
Berdasarkan pada hasil uji coba soal yang telah dilakukan dapat diketahui
hasil dari tingkat kesukaran soal yang disajikan dalam tabel 11 berikut ini.
Berdasarkan Tabel 11 tampak bahwa nilai tingkat kesukaran tes dari 9 soal
untuk kategori mudah berjumlah 4 butir soal yaitu 1b, 2b, 3a dan 3b sedangkan
dengan kriteria sedang berjumlah 5 butir soal yaitu 1a, 1c, 2a, 2c, dan 3c dengan
hasil tingkat kesukaran uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran B-8.
4) Daya Pembeda
Menurut (Sukasono, 2006) daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan
seberapa jauh kemampuan sesuat butir soal tersebut untuk membedakan anatara
siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai
disebut indeks diskriminasi (D). Seluruh peserta didik yang ikut tes dikelompokan
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah (tidak
pandai). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir
x A −x B
DP=
SMI
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
xA = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
xB = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
SMI = Skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh siswa
jika menjawab butir soal tersebut dengan tepat (sempurna)
sebagai berikut.
Nilai Kriteria
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
(Sukasono, 2006)
Pada kriteria 0,00 < DP ≤ 0,20 soal bisa diperbaiki atau diganti (Yanto,
2014). Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memenuhi
Berdasarkan uji coba soal yang dilakukan, maka diperoleh hasil perhitungan
untuk daya pembeda soal yang dijabarkan dalam Tabel 13 sebagai berikut.
3c 0,39 Cukup
Berdasarkan Tabel 13 tampak terlihat bahwa nilai daya pembeda tes dari 9
soal semua berada pada kategori cukup. Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa
secara keseluruhan nilai tingkat kesukaran tes berada pada kategori cukup, yang
artinya tes layak digunakan untuk penelitian. Adapun rekapitulasi hasil daya
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar angket diberikan ke siswa pada akhir
pertemuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Lembar angket ini terdiri
dari dua kelompok item, yaitu item yang mendukung pertanyaan atau favorable
dan item yang tidak mendukung pertanyaan atau unfavorable. Angket dalam
penelitian ini disusun dengan pernyataan bersifat tertutup dengan skala 1-5 (skala
c. Pedoman Wawancara
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyiono,2015)
Setelah data penelitian terkumpul dari hasil pengumpulan data melalui tes,
based learning (BBL) dengan pendekatam open ended dengan kelas kontrol
Nurusshibiyan Singkawang, data yang dianalisis adalah data nilai pretest dan
1) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan skor alternatif jawaban dan
2) Menghitung rata-rata pre-test dan post-test baik pada kelas eksperimen dan
kontrol.
3) Menghitung N-Gain
68
Sp1−Sp2
N−Gain=
SM −Sp2
Keterangan:
Sp1 = Skor Post-test
Sp2 = Skor Pre-test
SM = Skor maksimal (100)
Interpretasi gain score menurut Hake (Cellycia, 2016) akan disajikan dalam
tabel 15 berikut.
5) Untuk menentukan uji statistik yang digunakan terlebih dahulu ditentukan uji
langkah-langkah berikut.
a) Uji Normalitas
b) Menentukan hipotesis
c) Selanjutnya akan dihitung dengan rumus statistik uji Liliefors, yaitu sebagai
berikut.
69
Keterangan:
F ( Zi ) = Fungsi distribusi komulatifnormal standar
Xi−x
Zi =
Sd
x = Rata-rata
Sd = Simpangan baku
Untuk menghitung rata-rata hasil gain score pre-test dan post test dengan
rumus:
n
∑ xi
x= i=1
n
Keterangan :
x = rata-rata
Xi = skor siswa
n = jumlah seluruh data
SD=
√ ∑ fi( xi−x)2
(n−1)
Keterangan:
SD = Simpangan Baku
x = nilai rata-rata
xi = titik tengah
fi = frekuensi
n = jumlah sampel
berikut.
2 2
Jika x hitung <x tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, artinya sampel berasal
Jika x 2hitung ≥ x 2tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima, artinya sampel berasal
2
√ 2 2
√
Si = n ∑ X −¿ ¿ ¿ ¿ ¿ dan Si = n ∑ Y −¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2
varians terbesar
F=
varians terkecil
7) Jika data berdistribusi normal dan varians homogen, maka dapat melanjutkan
a) Menentukan Hipotesis
X 1− X 2
t hitung =
√ √
2 2
( n1−1 ) S1 + ( n2−1 ) S 2 1 1
. ( + )
n1+ n2−2 n1 n2
Keterangan :
n1 = Jumlah data kelas eksperimen
n2 = Jumlah data kelas kontrol
2
S1 = varians kelas eksperimen
2
S2 = varians kelas kontrol
X 1 = Rata-rata N-Gain kelompok eksperimen
X 2 = Rata-rata N-Gain kelompok kontrol
kriteria pengujian:
jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak sebaliknya jika t hitung>t tabel
8) Jika salah satu data tidak berdistribusi normal maka langkah selanjutnya
berikut.
a) Menetukan Hipotesis
Keterangan:
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
berikut.
n2 (n 1+1)
U 1=n1 n 2+ − ∑ R1
2
n2 ( n2+1)
U 2=n1 n 2+ − ∑ R2
2
Keterangan:
U 1 = Jumlah peringkat untuk kelas eksperimen
U 2 = Jumlah peringkat untuk kelas kontrol
n1 = Jumlah sampel untuk kelas eksperimen
n2 = Jumlah sampel untuk kelas kontrol
R1 = Jumlah rangking pada sampel untuk kelas eksperimen
R2 = Jumlah rangking pada sampel untuk kelas kontrol
u−E(u)
Z hit =
σu
Dengan E ( u )=
n1 n 2
2 √
n n ( n + n +1)
dan standar deviasi SD= 1 2 1 2
12
73
b) uji statistik parametrik, yaitu melalui uji-t independent sample dengan taraf
5% dengan rumus.
x−φ0
t=
s
√n
Keterangan :
x = rata-rata
φ 0 = KKM
S = Simpangan Baku
n = Banyak Sample
c) Kriteria pengujian
74
Ho ditolak jika t hitung ≥ t tabel dengan dk= (n-1) dan taraf signifikan 5%.
proporsi. Sebelum digunakan uji hipotesis dengan uji proporsi, Hipotesis untuk
penguian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu melalui uji proporsi dengan
x
−φ0
n
z=
√ φ 0 (1−φ0)
n
Keterangan :
x = banyak peserta didik yang tuntas secara individual
φ 0 = nilai yang dihipotesiskan
n = Banyak Sample
Kriteria : Ho ditolak jika z hitung ≥ t tabel dengan taraf signifikan 5% atau z ≥
z 0,5−a
Menurut Sugiyono (2015) teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah setelah pengumpulan data kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang ada pada
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
Terdapat tiga aktivitas dalam analisis data yang dikemukan oleh Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2017) yaitu data reduction (reduksi data), data display
a. Reduksi Data
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola,
serta membuang yang tidak perlu. Tahap reduksi dalam penelitian ini meliputi: (1)
mengoreksi hasil tes jawaban siswa, (2) mengoreksi hasil jawaban angket
motivasi belajar siswa untuk mendapatkan siswa yang akan jadi subjek penelitian,
(3) hasil pekerjaan siswa dari subjek penelitian merupakan data mentah untuk
hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi,
b. Penyajian Data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
76
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks dan bersifat naratif. Penyajian data dalam tahap ini berupa, (1) menyajikan
hasil angket siswa yang telah diberi, (2) menyajikan hasil pekerjaan siswa dari tes
c. Penarikan Kesimpulan
merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
siswa yaitu kelompok atas, tengah dan bawah. Setelah itu, dapat dilihat tingkat
d. Keabsahan Data
istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan data meliputi uji
(obyektivitas). Namun, uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
kreabilitas data. Kreabilitas data artinya kepercayaan terhadap data. Suatu temuan
77
atau data dapat dikatakan kredibeljika tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada byek yang diteliti. Uji
1) Triangulasi
cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2017). Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tringulasi sumber. Tringulasi sumber ini dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber seperti kepala
sekolah, guru mata pelajaran, dan siswa yang bersangkutan.data dari sumber-
kesimpulan.
2) Meningkatkan Ketekunan
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
dengan foto-foto dan laporan wawancara, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya
kemampuan berpikir kritis matematis pada materi pola bilangan ditinjau dari
motivasi belajar siswa ( tinggi, sedang dan rendah) ketika diterapkan model
pendekatam open ended pada kelas VIII sekolah Mts. Nurusshibyan Singkawang,
a. Penskoran
siswa diperiksa dan dilanjutkan dengan penskoran. Skor yang diberikan untuk
menghitung nilai jawaban benar dari masing-masing indikator pada soal yang
diberikan kepada siswa. Pada tiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis
mengelompokan siswa kedalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah
interval kelas (Slamet, 1993). Jumlah tes ada 3 soal. Pada soal, nilai terendah
adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 100, maka kemungkinan nilai tertinggi yang
diperoleh adalah 0 dan kemungkinan nilai terendah yang diperoleh adalah 100.
100−0 100
Berdasarkan rumus diatas didapat interval ( ¿= =33,3 .
3 3
sebagai berikut.
80
sebagai berikut.
dan dilanjutkan dengan penskoran. Skor diberikan untuk setiap jawaban angket
No Skor
Alternatif Jawaban Pertanyaan Pertanyaan
Positif Negatif
1 SS (Sangat Setuju) 5 1
2 S (Setuju) 4 2
3 KS (Kurang Setuju) 3 3
4 R (Ragu-Ragu) 2 4
5 STS (Sangat Tidak 1 5
Setuju)
nilai jawaban siswa pada angket yang diberikan. Pada tiap indikator motivasi
Dengan P adalah skor jawaban siswa per indikator motivasi belajar siswa.
dapat dilihat dari kategori interprestasi motivasi belajar pada tabel 19 sebagai
berikut.
Keterangan:
x = Rata-rata
SD = Simpangan baku atau standar deviasi
berikut.
SD=
√ ∑ fi( xi−x)2
(n−1)
Keterangan:
SD = simpangan baku
x = nilai rata-rata
xi = titik tengah
fi = frekuensi
n = jumlah sampel (Siregar, 2015)
82
yang dikelompokan berdasarkan variasi jawaban siswa pada tiap butir angket
yang kemudian dimasukan kedalam Tabel 20. Dari Tabel 20 tersebut dapat
Jumlah
Skor Per Indikator
No Kode Siswa Skor Kategori
1 2 3 4 5
1.
Total
secara per indikator digunakan rumus interval kelas dengan 4 kategori yaitu
sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik. Banyaknya pernyataan berjumlah 25.
Skor terendah tiap pernyataan adalah 1 x 20=20 dan kemungkinan skor tertinggi
80
Berdasarkan rumus diatas didapat interval ( 100−20 )= =20. Berdasarkan
4
Setelah data diolah peneliti membuat Tabel 22. Selain dibuat dalam bentuk
tabel, peneliti juga akan menanpilkan data dalam bentuk grafik untuk melihat skor
siswa (motivasi belajar tinggi, sedang, rendah) pada setiap indikator kemampuan
Jumlah Skor
No Kode Siswa
Angket Kategori Tes Kategori
1.
Total
Selanjutnya dengan tabel tersebut serta sesuai dengan jawaban dari hasil tes
siswa dan hasil wawancara siswa, akan dipresdiksikan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kritis pada