Anda di halaman 1dari 107

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN


MANUSIA UPT SDN 110 GRESIK

SKRIPSI

SITI MARDIANTI
NPM. 1904310047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS W.R. SUPRATMAN SURABAYA
TAHUN 2023
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA UPT SDN 110 GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Pendididkan Program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS W.R. SUPRATMAN SURABAYA
i
TAHUN 2023

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA UPT SDN 110 GRESIK

Oleh :
SITI MARDIANTI
NPM. 1904310047

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, Januari 2023

Mengetahui,

Pembimbing, Ketua Program Studi

(Fitria Hidayati, S.Pd., M.Pd.) (Fitria Hidayati, S.Pd., M.Pd.)


NIDN : 0719058602 NIDN : 0719058602

ii
SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA

Oleh :
SITI MARDIANTI
NPM 1904310047

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


Pada tanggal : Januari 2023
Dan telah direvisi dengan baik

Dewan Penguji

1. Ketua Dewan Penguji


( Dr. Endah Harumi, M.Pd., M. Si. )
NIDN : 0710115903

2. Anggota Dewan Penguji 1


( Dr. Soffia Pudji Estiasih, MM. )
NIDN : 024025901

3. Anggota Dewan Penguji 2


( Endah Rahmawati, S.Si., M.Pd.)
NIDN : 0716108202

Surabaya, 8 Januari 2023


DEKAN FKIP
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia” ini dengan sebaik-

baiknya.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar

sarjana pendidikan program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas W.R Supratman Surabaya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari

semua pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat

1. Bapak Dr.Bahrul Amieq. SH.MH. selaku Rektor Universitas W.R.

Supratman Surabaya yang telah menyediakan berbagai macam fasilitas

dan pelayanan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Kurniasari, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan Universitas

W.R Supratman Surabaya yang memfasilitasi mahasiswa untuk

menempuh pendidikan keguruan.

3. Ibu Fitria Hidayati, S.Pd., M.Pd. selaku kaprodi PGSD Universitas W.R

Supratman Surabaya atas kebijakan pada tingkat prodi penulis dapat


menempuh perkuliahan dengan lancar dan sukses dan selaku

pembimbing
4. Kedua orang tua saya bapak Abdul Hadi dan ibu Sundari dan keluarga

lainnya yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta doa

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

5. Terimakasih Orang Baik yang selalu memberikan dukungan dan

semangat serta doa kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

skripsi.

6. Suwarno, S.Pd. SD selaku kepala UPT SD NEGERI 110 GRESIK yang

telah memberikan ijin penelitian.

7. Segenap guru UPT SDN 110 GRESIK Kecamatan Benjeng Kabupaten

Gresik yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini yang

tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam membuat skripsi

ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca

khususnya yang berkecimpung dalam pendidikan SD.

Surabaya, Agustus 2023

Penulis

iii
iii
ABSTRAK
Mardianti, Siti. 2023. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas V Di UPT
SD Negeri 110 Gresik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Universitas W.R. Supratman. Fitria Hidayati, S.Pd.,
M.Pd.

Kata-kata kunci : Problem Based Learning (PBL) dan Hasil Belajar IPA
Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan
mengakibatkan hasil belajar siswa yang masih rendah pada mata pelajaran Ilmu
Pengeahuan Alam (IPA) kelas V UPT SD Negeri 110. Model pembelajaran yang
digunakan masih didominasi oleh ceramah dan penugasan secara individual.
Sehingga peserta didik kurang terlibat dan kurang tertarik selama proses
pembelajaran. Untuk membuat proses pembelajaran IPA menjadi lebih
menyenangkan, siswa aktif dan tercapainya tujuan pembelajaran, maka di lakukan
penelitian untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning(PBL).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada materi Sistem Pencernaan Manusia.Penelitian ini dilakukan dengan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V UPT SD
Negeri 110 Gresik Tahun Pelajaran dengan jumlah sebanyak 10 siswa. Penelitian
ini menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran IPA yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan terdapat kendala yang dihadapi
selama penelitian. Dalam penyusunan RPP atau yang di sebut Modul Ajar di
kurikulum merdeka, memerlukan waktu untuk mempertimbangkan kedalaman
materi yang akan diajarkan dan model pembelajaran yang cocok kepada peserta
didik. Peneliti belum memahami sepenuhnya esensi dari komponen penyusun
Modul ajar. Kemudahan mendapatkan file Modul Ajar dari guru satu ke guru lain
yang sebenarnya tidak bisa diterapkan di kelas karena modalitas, karakteristik dan
potensi peserta didik berbeda sehingga membuat peneliti merasa bingung. Dalam
pembuatan simulasi, durasi waktu yang diberikan sangat singkat sehingga masih
banyak yang belum tersampaikan, tempat pembuatan simulasi dilaksanakan
dirumah sehingga kekurangan alat peraga media pembelajaran, memerlukan
waktu untuk mempersiapkan keperluan pembuatan simulasi.Dengan penelitian
yang dilakukan diharapkan adanya peningkatan hasil belajar IPA dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi
Sistem Pencernaan Manusia .

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I..........................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................2
B. Pembatasan Masalah.................................................................................................6
C. Rumusan Masalah......................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian.....................................................................................................7
F. Kerangka Pemikiran....................................................................................................8
BAB II........................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................9
1. Model, Pembelajaran dan Model Pembelajaran....................................................9
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)...............................................17
A. Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)..............................17
B. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)......................18
C. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)................................20
D. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).............................20
E. Sintaks atau Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)...................22
F. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)........................23
G. Hasil Belajar.........................................................................................................24
BAB III..................................................................................................................34
v
METODE PENELITIAN.......................................................................................................34
A.Subjek dan Tempat Penelitian..................................................................................34
1. Subjek Penelitian..................................................................................................34
2. Tempat Penelitian................................................................................................34
B. Prosedur Penelitian..................................................................................................34
C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................39
D. Teknik Analisis Data..............................................................................................40
E. Indikator Keberhasilan Tindakan..........................................................................41
BAB IV.............................................................................................................43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................43
A. Proses Pelaksanaan Pembelajaran...........................................................................43
1. Pra Siklus..............................................................................................................43
2. Siklus I..................................................................................................................46
3. Siklus II..................................................................................................................51
BAB V...............................................................................................................................58
PENUTUP..........................................................................................................................58
A. Simpulan................................................................................................................58
B. Saran.....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................61

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL…………………… 20

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Belajar…………………………. 39

Tabel 4.1 Data Peserta didik Kelas V UPT SD Negeri 110 Gresik.. 40

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mulut…………………………………………….. 25

Gambar 2.2 Gigi………………………………………………. 25

Gambar 2.3 Lidah……………………………………………… 26

Gambar 2.4 Kerongkongan……………………………………. 27

Gambar 2.5 Lambung…………………………………………. 27

Gambar 2.6 Usus Halus………………………………………... 28

Gambar 2.7 Usus Besar………………………………………… 29

Gambar 2.8 Anus………………………………………………. 30

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri,

kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar

peserta didik belajar. Untuk itu, perlu adanya suatu pemahaman bagaimana peserta

didik memperoleh pengetahuan dari proses kegiatan belajarnya. Jika guru dapat

memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan

strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan mengelola

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap

materi pelajaran.

Dalam proses pembelajaran tidaklah luput dari adanya strategi dalam

pembelajaran yang akan diterapkan guna untuk meningkatkan prestasi setiap

peserta didik. Strategi tersebut dapat dirancang sebagaimana mestinya dan dapat

dikondisikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.


Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkannya suatu model pembelajaran.

Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar

mengajar yaitu model yang digunakan guru dalam menyampaikan sebuah materi.

Ketika model yang digunakan tidak melibatkan peserta didik secara aktif, tujuan

pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal. Maka dari itu guru

harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan peserta didik secara positif dan edukatif sehingga peserta didik

mampu memahami dan berperan aktif dalam belajar.

Begitu pula pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dalam

mempelajari sebuah sistem atau proses dari sebuah pokok bahasan. Penggunaan

model pembelajaran yang berpusat pada guru menjadikan peserta didik kurang

aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Karena tidak hanya guru

sebagai sumber informasi dan menyajikan materi ataupun peserta didik yang

hanya menerima materi pelajaran dan menghafalnya tanpa mengkrontruksi

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Namun demikian, masih banyak kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tersebut, karena

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan justru berbeda dengan

kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran sebelum penelitian di
kelas V UPT SD Negeri 110 Gresik pada materi Sistem Pencernaan Manusia,

diantaranya hasil tes pembelajaran materi Sistem Pencernaan Manusia.

Dari hasil tes yang diperoleh peserta didik kelas V UPT SD Negeri 110

Gresik belum maksimal, dimana nilai rata-ratanya hanya mencapai 70 pada

rentang 0,00 – 100, dengan persentase ketuntasan 58 %, yaitu dari 17 peserta

didik kelas V UPT SD Negeri 110 Gresik baru 10 peserta didik yang sudah tuntas

pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Dalam pembelajaran itu terdapat 42

% peserta didik masih kesulitan dalam memahami tentang Sistem Pencernaan

Manusia. Terutama dalam memahami mekanisme jalannya makanan yang terjadi

pada organ-organ pencernaan manusia.

Hal ini disebabkan penerapan model pembelajaran yang digunakan masih

berpusat pada guru. Akibatnya, peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran dan kurang memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Selain itu, dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik yang

dicapai.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seharusnya berdasar pada

pemahaman konsep mulai pengamatan maupun percobaan. Namun, dalam

pembelajaran IPA yang berlangsung mereka cenderung menghafal materi saja.

Dengan menghafal materi, maka peserta didik tidak akan mampu membangun

pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu seharusnya guru harus mampu

membuat inovasi dalam pembelajaran IPA. Inovasi pembelajaran tersebut dapat

dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran, Salah satu model yang cocok
untuk Pembelajaran Kurikulum Merdeka saat ini adalah model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran Berbasis Masalah.

Pembelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka menuntut peserta didik

untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung

merupakan pembelajaran student centered atau pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik. Guru juga memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik.oleh karena

itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat sesuai dengan pembelajaran

tematik sehingga mempermudah peserta didik dalam belajar.

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi peserta

didik dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk

didalamnya belajar bagaimana belajar (Ibrahim dan Nur, 2010:241). Model

pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses

pemecahan masalah. Fokus pembelajaran berdasarkan model Problem Based

Learning (PBL) adalah proses pemecahan masalah tersebut dilakukan melalui

diskusi atau kerja kelompok. Melalui proses pemecahan masalah tersebut akan

membantu untuk berpikir kritis.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu

program pembelajaran yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas

pemberian soal tes agar peserta didik mampu mencapai peningkatan hasil belajar

yang maksimal.
Soal tes yang dimaksud adalah lembar penugasan yang berisi soal-soal

tentang mekanisme pencernaan makanan pada manusia, yang diberikan guru

kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengerjakan soal – soal tersebut

dengan tujuan untuk membantu peserta didik lebih mudah dalam memahami

materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan

penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

MANUSIA”.

B. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Kurangnya pemahaman peserta didik dalam memahami mekanisme

jalannya makanan pada organ – organ pencernaan manusia.

b. Kurang tepatnya penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran pada materi Sistem Pencernaan

Manusia.

c. Rendahnya nilai hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu

rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran pada materi sistem

pencernaan manusia peserta didik kelas V di UPT SD Negeri 110

Gresik pada Siklus 1 dan Siklus 2 ?


2. Apa kendala-kendala yang ditemui selama simulasi pelaksanaan

pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia peserta didik

kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik pada Siklus 1 dan Siklus 2?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran pada materi

sistem pencernaan manusia peserta didik kelas V di UPT SD Negeri

110 Gresik pada Siklus 1 dan Siklus 2 ?

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang ditemui selama simulasi

pelaksanaan pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia

peserta didik kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik pada Siklus 1 dan

Siklus 2?

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk peserta didik

Memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta didik sehingga

hasil belajar meningkat.

2. Untuk guru

a. Sebagai acuan dalam memperbaiki pembelajaran kepada peserta

didik Sekolah Dasar.

b. Memperbaiki dan berinovasi dalam pembelajaran untuk

meningkatkan mutu tenaga pendidik.

3. Untuk sekolah
Sebagai referensi dalam pemikiran peserta didik, guru dan

masyarakat terutama dalam hal sistem pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan peserta didik sehingga tercapai pelayanan pendidikan yang

optimal dan memuaskan bagi peserta didik, guru dan masyarakat secara

umum.

F. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini ialah :

1. Variabel Kriteria yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA

peserta didik kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik pada materi Sistem

Pencernaan Manusia dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL).

2. Area yang dijadikan studi kasus penelitian ini ialah di UPT SD Negeri

110 Gresik kecamatan Benjeng kabupaten Gresik Tahun Pelajaran 2022

- 2023.

3. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari hasil tes yang

diberikan kepada peserta didik.

Dari analisis masalah di atas, Diduga dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sistem Pencernaan Manusia di

Peserta Didik Kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori dan Pustaka

1. Model, Pembelajaran dan Model Pembelajaran


A. Definisi Model
Model merupakan suatu konsepsi untuk mengejar suatu materi

dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi,

pendekatan, metode maupun teknik, contohnya model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, atau model

pembelajaran langsung. (Lefudin )

Model adalah suatu rencana, pola atau pengaturan kegiatan

guru dan peserta didik yang menunjukkan adanya interaksi antara

unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran, yakni guru, peserta

didik, dan media termasuk bahan ajar atau materi subjeknya.

(Poedjiadi).

Jadi dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu hubungan

yang terjalin antar elemen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangaun

model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat

menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati,

bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan

dapat dihasilkan. (Lefudin).


B. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran adalah sebuah proses dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan

dia ikut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.(Sagala,

2011:61).

Adapun tujuan dari pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara

aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Tujuan

pembelajaran memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena

perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur

keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. Suatu tujuan

pembelajaran juga harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1) Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak menimbulkan

penafsiran yang bermacam-macam).

2) Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur

untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi. (Sagala, 2011:62).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus

dikuasai oleh peserta didik sebagai akibat dari hasil pembelajaran


yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan

diukur. Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan dengan

kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian peserta

didik. Selain itu tujuan pembelajaran yang dirumuskan juga harus

spesifik dan operasional agar dapat digunakan sebagai tolak ukur

keberhasilan dari proses pembelajaran.

Adapun komponen-komponen yang berkaitan dengan proses

pembelajaran, yaitu:

1) Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa

Yunani, curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti

“tempat berpacu”, jadi kurikulum adalah suatu jarak yang harus

ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara

terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah

pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau

diselesaikan peserta didik guna mencapai suatu tingkatan atau

ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata

pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar peserta

didik saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap

pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan tujuan

pendidikan yang diharapkan. Kurikulum sebagai rancangan

pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam


seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan

kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa

dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat

2) Guru

Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga

berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat”, jadi guru yaitu

seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru

umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik. Di dalam masyarakat, dari yang

paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang

peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-

pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak

hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan),

tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola

kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar

peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Peserta didik

Peserta didik atau siswa atau murid biasanya digunakan untuk

seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah

atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seseorang


atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan

sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang

tokoh bijaksana. Meskipun demikian, peserta didik jangan selalu

dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia

memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan

yang berbeda. Bagi peserta didik, sebagai dampak pengiring

(nurturant effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan

di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu

perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

4) Metode

metode ialah sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai

hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda,

metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk

membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.

Adapun macam-macam metode tersebut antara lain: (Sudrajat ,

2008: 7).

a) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan

menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara

pasif.

b) Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru

menggunakan atau memberi pertanyaan kepada peserta didik

dan peserta didik menjawab, atau sebaliknya peserta didik

bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan peserta didik

itu.

c) Metode Diskusi

Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat

“penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk

membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu

topik bahasan yang bersifat problematis.

d) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan

suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok

bahasan atau materi yang sedang disajikan.

e) Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode atau cara dimana guru

dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau

percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu

aksi.

f) Materi
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu

keterlibatan peserta didik. Adapun karakteristik dari materi yang

bagus (Hutchinson dan Waters, 1987: 78) adalah:

(1) Adanya teks yang menarik.

(2) Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta

meliputi kemampuan berpikir peserta didik.

(3) Memberi kesempatan peserta didik untuk menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka miliki.

(4) Materi yang dikuasai baik oleh peserta didik maupun guru.

Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain

sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan

dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain,

terutama komponen anak didik yang merupakan sentral.

Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan

kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-

hari.

(5) Alat Pembelajaran (Media)

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media

pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau


perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat

belajar atau alat bantu belajar.

(6) Evaluasi

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu

“evaluation”. Menurut (Hadi, 2011:13) mendefinisikan

evaluasi sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai

suatu objek, melalui suatu objek, dan membandingkannya

dengan kriteria, standar dan indikator.

C. Definisi Model Pembelajaran


Adapun Pengertian Model Pembelajaran secara umum adalah

suatu cara atau teknik penyajian sistematis yang digunakan oleh guru

dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar

tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran.

Model Pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman pembelajaran di kelas. Artinya model

pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan guru untuk

melakukan pengajaran di kelas. (Ngalimun, 2012:27)

Model pembelajaran adalah salah satu pendekatan yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar peserta didik yang

berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural

yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola

kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. (Trianto, 2011:29)


Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap,

ataupun keterampilan demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


A. Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem-Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis

masalah

(PBM) adalah metode pembelajaran yang bercirikan adanya

permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar

berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan

memperoleh pengetahuan.(Husamah, 2014:90)

Belajar berdasarkan masalah atau Problem Based Learning

(PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk

belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial

dari materi pelajaran. (Huda, 2014:271)

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah

model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran peserta didik

pada masalah autentik sehingga peserta didik dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih

tinggi dan inquiry, membuat peserta didik mandiri dan meningkatkan


kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah

kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari peserta didik

untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep

penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk

membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.

(Husamah, 2014:91)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu proses belajar dengan mengeluarkan kemampuan

peserta didik melalui proses kerja kelompok, sehingga peserta didik

dapat mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikir

nya yang berorientasi pada masalah dunia nyata yang akan melatih

keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


(a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

(b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di

dunia nyata yang tidak terstuktur.

(c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple

perspective).
(d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh peserta

didik, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan

identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

(e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

(f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya

dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yag esensial

dalam PBM.

(g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

(h) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari

solusi dari sebuah permasalahan.

Berdasarkan hal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran berbasis masalah menitikberatkan kepada peserta didik

sebagai sumber belajar untuk dapat mengembangkan pengetahuannya

sendiri dengan menggunakan teknik penyajian masalah. Dalam

pembelajaran berbasis masalah peserta didik diwajibkan untuk mencari

jawabannya sendiri dengan melihat masalah-masalah yang ada di

sekitar mereka, dalam pembelajaran berbasis masalah pendidik hanya

berperan sebagai fasilitator yang memantau perkembangan aktivitas

yang dilakukan oleh peserta didik agar mencapai target yang telah

dikehendaki.
C. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tujuan utama Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) adalah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan

sendiri. Model Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan

untuk mengembangka kemandirian belajar dan keterampilan social

peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan social itu dapat

terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi

informasi, strategi dan sumber belajar yang relevan untuk

menyelesaikan masalah.(Hosnan, 2014:299).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan cocok jika

diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk

aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan berpikir

kritis. Selain itu, model Problem Based Learning (PBL) mendukung

peserta didik untuk dapat salin bekerja sama memecahkan masalah

dalam diskusi kelompok.

D. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Adapun manfaat model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) antara lain :

1) Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi

ajar, dengan konteks praktik dan tidak sekedar menghapal saja maka
sebuah pengetahuan akan lebih mudah diingat, karena dalam

pembelajarannya peserta didik melakukan penyelidikan secara

langsung sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih mudah

dipahami.

2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, dalam

pelaksanaan pembelajaran PBL disajikan masalah yang relevan

dengan dunia nyata peserta didik, sehingga apa yang dipelajari di

kelas tidak akan jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dalam

kehidupan dunia nyata.

3) Mendorong untuk berpikir, dalam hal ini nalar peserta didik dilatih

dengan diarahkan untuk mencoba menemukan landasan atas

argumennya dan fakta-fakta yang mendukung alasan, sehingga

peserta didik tidak sekedar tahu tetapi juga dipikirkan.

4) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial,

karena dikerjakan dalam kelompok-kelompok kecil, maka PBL

dapat mendorong terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim dan

kecakapan sosial. Peserta didik diharapkan memahami perannya

dalam kelompok dan menerima pandangan orang lain.

5) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills), dengan

struktur masalah yang relevan dengan kehidupan nyata maka peserta

didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan pengetahuannya,

sehingga peserta didik perlu belajar terus-menerus.


6) Memotivasi peserta didik, dengan PBL kita dapat meningkatkan

motivasi dan minat peserta didik dalam belajar karena masalah yang

diciptakan merupakan masalah yang sering mereka temukan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik akan merasa

bersemangat untuk menyelesaikannya.

E. Sintaks atau Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL)


Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdiri atas

lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan

peserta didik dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian

dan analisis hasil kerja. (Hosnan, 2014:301)

Tabel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL

Tahap Uraian Tahapan Aktivitas Guru dan Peserta Didik


Guru menjelaskan tujuan
Mengorientasi pembelajaran dan sarana atau
1 peserta didik logistik yang dibutuhkan. Guru
terhadap masalah memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau
ditentukan.
Guru membantu peserta didik
2 Mengorganisasi mendefinisikan dan mengorganisasi
peserta didik untuk tugas belajar yang berhubungan
belajar dengan masalah yang sudah
diorientasikan pada tahap
sebelumnya.
Guru mendorong peserta didik
3 Membimbing untuk mengumpulkan informasi
penyelidikan yang sesuai dan melaksanakan
individual maupun eksperimen untuk mendapatkan
kelompok kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk
4 Mengembangkan berbagi tugas dan merencanakan
dan menyajikan atau menyiapkan karya yang sesuai
hasil karya sebagai hasil dari pemecahan
masalah dalam bentuk laporan,
video atau model.
Menganalisis dan Guru membantu peserta didik untuk
5 mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi
proses pemecahan tehadap proses pemecahan masalah
masalah yang dilakukan.

Tahap-tahapan Problem Based Learning (PBL) yang

dilaksanakan cara sistematis berpotensi dapat mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus

dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar

tertentu.

F. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)


1) Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) mempunyai kelebihan

dibandingkan dengan model pembelaaran lain pada proses

penerapannya. Adapun kelebihan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) (Abidin,

2014:162) yaitu :

a) Problem Based Learning (PBL), berhubungan dengan situasi

nyata sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

b) Mendorong peserta didik untuk belajar aktif


c) Mendorong lahitnya berbagi pendekatan belajar secara

interdisipliner.

d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih

apa yang dipelajari dan bagaiman mempelajarinya.

e) Mendorong terciptanya pembelajaran-pembelajaran kolaboratif.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelaaran berbasis masalah harus dimulai degan kesadaran

adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru

membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenangan

yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial.

2) Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

(Abidin, 2014:162), yaitu:

a) Untuk peserta didik yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak

dapat dicapai.

b) Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

c) Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.

d) Kurangnya waktu pembelajaran.

Setiap model pembelajaran mempunyai kelemahan termasuk

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini mempunyai

kelemahan yang cukup menguras waktu dalam proses pembelajaran,

yang menuntut peserta didik mencari permasalahan dan mencari

solusinya dari permasalahan yang telah diberikan.


G. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar

Hasil Belajar merupakan sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata

yaitu “hasil” dan “belajar” yang memiliki arti yang berbeda. Hasil adalah

prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama

orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi

dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya

dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa

optimisme diirilah yang mampu untuk mencapainya.(Djamarah, 2000:45)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2003:729 ) menyebutkan

“ Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan

tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tesebut akan diikuti

oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang

bersangkutan”. Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses

belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan

dapat diukur”. (Arikunto, 1990:133)

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.

(Sudjana, 2005) Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya

adalah hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada

hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses

belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian


luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dan

pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil

belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan

bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Walaupun demikian, tes dapat digunakan untuk mengukur atau menilai

hasil belajar di bidang afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar

mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri

sebagai berikut :

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada

diri peserta didik.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan

lama ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.

4) Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan dirinya terutama adalah menilai hasil yang dicapainya

maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

b. Indikator Pembelajaran IPA


Indikator dalam pembelajaran IPA dalam penelitian ini mengenai

Sistem Pencernaan Manusia. Adapun indikator dalam pembelajaran ini

adalah :

1). Menyebutkan organ pencernaan manusia secara berurutan

2). Menjelaskan fungsi organ pencernaan makanan pada manusia

3). Menjelaskan mekanisme proses pencernaan pada manusia

Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-

penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria

penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan

sebuah tes.

4. Sistem Pencernaan pada Manusia

Pada Sistem pencernaan manusia terdapat alat – alat pencernaan

manusia yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus

besar, dan anus.

1) Mulut

Makanan

masuk ke dalam

tubuh melalui

mulut. Di dalam

rongga mulut

terdapat gigi,
Gambar 2.1 Mulut
lidah, dan air ludah ( air liur ). Ketiga komponen itu berperan untuk

mencerna makanan di dalam mulut. Gigi dan lidah mencerna

makanan secara mekanis. Air ludah mencerna makanan secara

kimiawi. Pencernaan secara mekanis merupakan pencernaan

makanan dengan cara dikunyah oleh gigi dan dibantu oleh lidah.

Sementara itu, pencernaan kimiawi merupakan pencernaan

makanan yang dilakukan oleh enzim.

a) Gigi

Gambar 2.2 Gigi

Gigi berfungsi menghancurkan makanan yang masuk ke

dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi

dibedakan menjadi tiga. Ketiga gigi tersebut yaitu gigi seri, gigi

taring, dan gigi geraham. Gigi seri untuk memotong makanan,

gigi taring untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham untuk

mengunyah makanan. Gigi geraham dibedakan menjadi dua,

gigi geraham depan dan gigi geraham belakang.

b) Lidah
Gambar 2.3 Lidah

Lidah mempunyai beberapa fungsi seperti berikut :

(1) Mengatur letak makanan saat dikunyah.

(2) Membantu menelan makanan.

(3) Mengecap rasa makanan

c) Air Liur

Saat makanan dikunyah di mulut, makanan dibasahi oleh

air liur. Makanan menjadi licin dan mudah ditelan. Selain itu,

air liur mengandung enzim ptialin atau amilase. Enzim ini

berfungsi untuk mencerna zat tepung ( amilum ) secara

kimiawi menjadi zat gula. Itulah sebabnya, saat mengunyah

nasi dalam waktu lama kita akan merasakan manis. Pencernaan

seperti ini merupakan contoh Pencernaan Kimiawi.

2) Kerongkongan
Gambar 2.4 Kerongkongan

Kerongkongan merupakan penghubung antara rongga

mulut dan lambung. Kerongkongan berupa saluran yang

panjangnya kira-kira 20 cm. kerongkongan terdiri atas otot yang

lentur. Makanan yang berada di dalam kerongkongan akan

didorong oleh dinding kerongkongan menuju lambung. Gerakan

seperti ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik dilakukan

oleh otot dinding kerongkongan.

3) Lambung

Lambung

adalah alat

pencernaan berotot

yang berbentuk

seperti kantong.

Bagian dalam
Gambar 2.5 Lambung
dinding lambung

berlipat-lipat. Bagian ini berguna untuk mengaduk makanan yang

berasal dari kerongkongan. Dinding lambung juga menghasilkan

asam klorida. Asam klorida atau asam lambung berguna untuk

membunuh kuman – kuman yang masuk bersama makanan.


Selain itu, di dalam lambung terdapat enzim pepsin, dan

renin. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi

kasein. Enzim pepsin berguna untuk mengubah protein menjadi

asam amino. Di dalam lambung ini terjadi pencernaan secara

mekanik dan kimiawi.

4) Usus Halus

Gambar 2.6 Usus Halus

Setelah dicerna di lambung, makanan masuk ke usus halus.

Usus halus ini sebenarnya sangat panjang. Tetapi melipat-lipat di

perut kita. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu; Usus dua belas

jari, usus kosong dan usus penyerap.

Di dalam usus dua belas jari, makanan dicerna secara kimiawi.

Pencernaan itu dilakukan oleh getah empedu dan getah pankreas.

Getah empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk


mencerna lemak. Beberapa enzim yang dihasilkan getah pankreas

sebagai berikut :

a) Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula.

b) Enzim tripsin, befungsi mengubah protein menjadi asam

amino.

c) Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak.

Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di usus

kosong. Selanjutnya makanan akan diurai proteinnya oleh enzim

erepsin. Sementara itu, karbohidrat yang terkandung dalam

makanan tersebut akan diurai oleh enzim maltase, sukrose, dan

laktase. Setelah hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerap.

Bagian dalam dinding usus penyerap berupa jonjot-jonjot. Di

dalam jonjot-jonjot itu terdapat ujung pembuluh darah. Melalui

pembuluh darah inilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Sari-

sari makanan masuk dalam aliran darah dan diedarkan ke seluruh

tubuh.

5) Usus Besar

Usus

besar

merupakan

kelanjutan

dari usus

Gambar 2.7 Usus Besar


halus. Usus besar terdiri atas; Usus besar naik, usus besar

melintang, dan usus besar turun. Di dalam usus besar terjadi

penyerapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya, sisa

makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam usus besar.

Hasil pembusukan berupa bahan padat, cair dan gas.

6) Anus

Gambar 2.8 Anus

Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar

yang disebut anus. Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan

melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai

tinja dan gas. Gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang

berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang

tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.

B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Problem Based

Learning (PBL) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi

Sistem Pencernaan Manusia peserta didik kelas V di UPT SD Negeri 110

Gresik Kecamatan Benjeng.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.Subjek dan Tempat Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas V di UPT SD

Negeri 110 Gresik, kecamatan Benjeng, kabupaten Gresik, Tahun

Pelajaran 2022 – 2023. Peserta didik di kelas V yang akan menjadi subjek

penelitian ini berjumlah 17 peserta didik, terdiri dari 10 perempuan dan 7

laki – laki. Penelitian ini dilakukan pada Tahun Pelajaran 2022 – 2023.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V UPT SD Negeri 110 Gresik

kecamatan Benjeng kabupaten Gresik.

B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan

seorang peneliti. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memiliki empat
tahap yang dirumuskan oleh Lewin ( Kemmis dan Mc.Taggart, 1992) yaitu;

Planning, acting, observing, reflecting.

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilakukan selama 2 siklus :

1. Siklus I

Dalam pelaksanaan tiap siklus terdapat empat tahapan yaitu:

a. Perencanaan (planning)

Langkah perencanaan diawali dengan menyiapkan

keperluan dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti; Pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau yang sekarang di

sebut dengan Modul Ajar, membuat lembar evaluasi hasil belajar

peserta didik, membuat lembar observasi pembelajaran dan

menyiapkan media pembelajaran seperti gambar organ-organ

pencernaan manusia.

b. Tindakan (acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dengan menerapkan model

Problem Based Learning (PBL). Guru yang akan melaksanakan

pembelajaran adalah peneliti. Selama pembelajaran berlangsung, guru

akan mengajar berdasarkan Modul Ajar yang telah disusun terhadap

kegiatan pembelajaran IPA yang berlangsung menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). Adapun langkah kegiatannya ialah :

a) Peserta didik membaca teks bacaan tentang organ-organ pencernaan

pada manusia.
b) Guru memperlihatkan sebuah gambar permasalahan mengenai

organ pencernaan manusia.

c) Peserta didik mengamati gambar tentang permasalahan organ-organ

pencernaan pada manusia tersebut.

d) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4/5 orang

e) Guru membagikan lembar diskusi kelompok pada setiap kelompok.

f) Secara berkelompok, peserta didik mengidentifikasi permasalahan

yang di dapat tentang macam-macam organ pencernaan manusia.

g) Secara berkelompok, maupun individu peserta didik

mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber

h) Secara berkelompok, peserta didik menyusun laporan dari

informasi yang telah diperoleh.

i) Secara berkelompok, peserta didik mempresentasikan hasil

laporannya di depan kelas.

j) Guru bersama peserta didik meluruskan dan menyempurnakan hasil

diskusi setiap kelompok.

k) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil

kerjanya paling baik.

l) Guru memberikan tes evaluasi.

c. Pengamatan (observing)

Setiap tindakan pembelajaran dilakukan observasi, dalam

penelitian ini observasi dibantu oleh wali kelas V sebagai observer

untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian


ini. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

pembelajaran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan Modul Ajar yang telah dibuat.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

melakukan perbaikan yang ditemukan dalam kegiatan observasi

untuk mendapatkan solusi sehingga pembelajaran lebih efektif dan

sesuai dengan harapan seperti; Melakukan pemeriksaan terhadap

hasil evaluasi belajar peserta didik dan mengganti soal-soal yang

dianggap sulit oleh peserta didik, mengganti model pembelajaran

agar pembelajaran berjalan lebih baik serta tidak monoton sehingga

peserta didik mampu memahami materi secara cepat dan mudah,

meningkatkan kreatifitas peserta didik serta hasil belajar peserta

didik.

2. Siklus II

Dalam pelaksanaan tiap siklus terdapat empat tahapan yaitu:

a. Perencanaan (planning)

Langkah perencanaan diawali dengan menyiapkan

keperluan dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti; Pembuatan

Modul Ajar, membuat lembar evaluasi hasil belajar peserta didik

dengan indikator 10 soal pilihan ganda dan 5 uraian, membuat


lembar observasi pembelajaran dan menyiapkan media

pembelajaran seperti gambar organ pencernaan manusia.

b. Tindakan (acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dengan menerapkan model

Problem Based Learning (PBL). Guru yang akan melaksanakan

pembelajaran adalah peneliti. Selama pembelajaran berlangsung, guru

akan mengajar berdasarkan Modul Ajar yang telah disusun terhadap

kegiatan pembelajaran IPA yang berlangsung menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). Adapun langkah kegiatannya ialah :

a) Peserta didik membaca teks bacaan tentang mekanisme jalannya

pencernaan pada manusia.

b) Guru memperlihatkan sebuah gambar permasalahan mengenai

mekanisme jalannya pencernaan manusia.

c) Peserta didik mengamati gambar tentang permasalahan mekanisme

jalannya pencernaan pada manusia tersebut.

d) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4/5 orang

e) Guru membagikan lembar diskusi kelompok pada setiap kelompok.

f) Secara berkelompok, peserta didik mengidentifikasi permasalahan

yang di dapat tentang mekanisme jalannya pencernaan manusia.

g) Secara berkelompok, maupun individu peserta didik

mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber


h) Secara berkelompok, peserta didik menyusun laporan dari

informasi yang telah diperoleh.

i) Secara berkelompok, peserta didik mempresentasikan hasil

laporannya di depan kelas.

j) Guru bersama peserta didik meluruskan dan menyempurnakan hasil

diskusi setiap kelompok.

k) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasil

kerjanya paling baik.

l) Guru memberikan tes evaluasi.

c. Pengamatan (observing)

Setiap tindakan pembelajaran dilakukan observasi, dalam

penelitian ini observasi dibantu oleh wali kelas V sebagai observer

untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian

ini. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

pembelajaran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan RPP atau Modul Ajar yang telah dibuat.

d. Refleksi (reflecting)

Melakukan pemeriksaan terhadap hasil evaluasi belajar

akhir peserta didik untuk dilihat hasil akhir dari pra siklus, siklus I

dan siklus II. Apakah mengalami peningkatan keberhasilan

pembelajaran atau belum, serta menyimpulkan hasil penelitian

tersebut untuk menjawab rumusan masalah.


C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain:

a) Metode Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan.

Instrumen pengamatan berupa daftar pengamatan yang berisi item-

item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik

observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

pembelajaran.

b) Metode Tes

Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar IPA, setelah dilaksanakan tindakan.

Instrumen tes disusun dan diujicobakan pada peserta didik di luar

objek penelitian, dan dianalisis untuk mengetahui validitas, derajat

kesukaran, daya beda, dan reliabilitas, sehingga instrumen soal yang

digunakan untuk evaluasi di akhir siklus adalah hanya butir soal yang

baik.

c) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara untuk mengumpulkan data

dengan data-data yang sudah ada. Dokumentasi adalah teknik


pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek

penelitian, namun melalui dokumen.(Riyanto, 2001:83)

Dokumentasi pada penelitian ini, dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam proses

pembelajaran melalui foto, dokumen yang berupa karya peseta didik,

dan hasil pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan langkah dalam penelitian ini untuk

mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan

peneliti yang telah ditetapkan (Asmani, 2011:116).

Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (angka-angka sebagai

ukuran prestasi), dan data kualitatif (angka sebagai perbandingan). Analisis

data dilakukan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan

tindakan perbaikan pembelajaran

Teknik Analisis Data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat efektivitas suatu model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan analisis data yaitu dengan cara

menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik yang berupa latihan soal

untuk didapatkan nilai rata-rata kelas yaitu dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

∑X
M= N
Keterangan :
M = Nilai rata-rata kelas
∑X = Jumlah nilai keseluruhan
N = Jumlah peserta didik (Anas Sudijono, 2010:81)

E. Indikator Keberhasilan Tindakan


Adapun indikator keberhasilan tindakan, yaitu secara perorangan dan

secara kolektif. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti

menganggap bahwa penerapan pembelajaran materi Sistem Pencernaan

Manusia mata pelajaran IPA dengan pertanyaan terstruktur bisa dikatakan

berhasil dalam meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik jika peserta

didik mampu mengerjakan soal dalam kegiatan evaluasi belajar dan dapat

memenuhi KKM 75 yaitu minimal 75 % dari jumlah keseluruhan peserta

didik.

Keterangan :

n
E= x 100 % E = Prosentase pencapaian nilai
N

n = Jumlah peserta didik tuntas

N = Jumlah peserta didik keseluruhan

(Suharsimi Arikunto, 2006:90)

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dimana hasil

analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan

perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga


dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan

pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam

penentuan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat.

Berikut ini adalah tabel tingkat kriteria keberhasilan belajar peserta didik

dalam % sesuai dengan tabel 3.1

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Belajar

Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan

>80% sangat tinggi

60-79% tinggi

40-59% sedang

20-39% rendah

<20% sangat rendah


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pra Siklus
Kegiatan belajar mengajar pada pra siklus dilaksanakan di kelas V

UPT SD Negeri 110 Gresik dengan jumlah 17 peserta didik, terdiri dari 10

perempuan dan 7 laki-laki pada Tahun Pelajaran 2022-2023. Pada tahap

pra siklus ini peneliti bertindak sebagai guru. Dengan adanya tahap pra

siklus tersebut diharapkan dapat memberikan pandangan peneliti dalam

mengambil langkah yang akan ditempuh pada tahap siklus I.

Adapun daftar nama peserta didik kelas V UPT SD Negeri 110

Gresik yang dijadikan subjek pada penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Peserta Didik Kelas V UPT SD Negeri 110 Gresik

NO NO.INDUK NAMA PESERTA DIDIK L/P KET

1 633 AGIL DWI BAGUS L

2 634 ALVIAN ARSAKHA PUTRA L

3 635 BIMA APRILIO L

4 636 DEWI AURELIA SHAFIRA P

5 637 FAIZAH FEBRIANA P

6 638 FERDIANSYAH PRATAMA L

7 639 HAFFAFA EILIYAH UTAMI P

8 640 JESIKA AMBARWATI P


9 641 JULLYA RAHMADANI P

10 642 MARSHA AULIYAH PUTRI P

11 643 MELVINDA TIARA PUTRI P

12 644 MUHAMMAD ANDIKA SAPUTRA L

13 645 NURI VAQUITA ELSALSA P


RAFANDRA TITO AQLAN
14 646 L
LAZUARDI

15 647 RENDA MELANI PUTRI P

16 648 TANTRI HARDIYANTI PUSPITA P


MUHAMMAD MAHER ZAIN
17 651 L
ARRAZZAQU

Hasil dari tahap pra siklus tersebut akan menjadi acuan sehingga

dapat dijadikan perbandingan untuk upaya peningkatan hasil belajar IPA

pada materi Sistem Pencernaan Manusia di Tahap Siklus I

.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Pra Siklus

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
T TT

V
1 AGIL DWI BAGUS 67

2 ALVIAN ARSAKHA PUTRA 55 v

3 BIMA APRILIO 78 v

4 DEWI AURELIA SHAFIRA 79 v

5 FAIZAH FEBRIANA 76 v

6 FERDIANSYAH PRATAMA 76 v

7 HAFFAFA EILIYAH UTAMI 84 v

8 JESIKA AMBARWATI 70 v

9 JULLYA RAHMADANI 60 v

10 MARSHA AULIYAH PUTRI 78 v

11 MELVINDA TIARA PUTRI 80 v

MUHAMMAD ANDIKA
12 70 v
SAPUTRA

13 NURI VAQUITA ELSALSA 89 v

RAFANDRA TITO AQLAN


14 75 v
LAZUARDI
15 RENDA MELANI PUTRI 76 v

TANTRI HARDIYANTI
16 70 v
PUSPITA

MUHAMMAD MAHER ZAIN


17 55 v
ARRAZZAQU

Jumlah Nilai 1238 10 7

Jumlah Nilai/Maksimal 1700 17 17

% Nilai Ketercapaian/Ketuntasan 72,8 58% 42%

2. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan di kelas V UPT SD

Negeri 110 Gresik dengan jumlah 17 peserta didik, terdiri dari 10

perempuan dan 7 laki-laki pada Tahun Pelajaran 2022-2023. Pada tahap

ini, peneliti menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini

difokuskan pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Sebelum melakukan penelitian pada tahap ini, maka diperlukan

perencanaan terlebih dahulu tentang langkah-langkah apa yang akan

dilakukan pada tahap siklus I ini. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu;

Membuat Modul Ajar, menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Setelah itu, peneliti melakukan tindakan yang

dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti hingga kegiatan akhir.


Adapun tindakan yang dilakukan sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 10 menit. Peneliti

memberikan salam dan menyapa peserta didik, memeriksa kehadiran

peserta didik, berdo’a, bernyanyi lagu wajib, mengkondisikan peserta

didik agar peserta didik siap menerima pelajaran, memberikan

apersepsi untuk memusatkan perhatian peserta didik pada materi

pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan dipelajari,

mengajak peserta didik bersama-sama menyanyikan lagu tentang “

Sistem Pencernaan Manusia,” kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, yaitu : Peserta didik mampu

menyebutkan organ-organ pencernaan manusia secara berurutan

beserta fungsinya, serta memotivasi peserta didik betapa pentingnya

untuk mempelajari materi tersebut.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dilakukan kurang lebih 45 menit. Peneliti

mengajak peserta didik untuk membaca teks bacaan tentang organ-

organ pencernaan manusia dan fungsinya. Setelah selesai membaca

teks bacaan, peneliti memberikan suatu gambar permasalahan tentang

organ-organ pencernaan manusia yang harus di amati oleh peserta

didik.
Selanjutnya peneliti membentuk beberapa kelompok. Satu

kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Peserta didik bekerja sama

dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang terkait. Peserta

didik dapat berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing.

Peserta didik dibimbing oleh peneliti untuk menyelesaikannya dengan

cara mencari tahu dari berbagai sumber. Peserta didik juga

dipersilahkan untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam

mengerjakan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang telah

disiapkan oleh peneliti dan dikerjakan secara berkelompok. Setelah

Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) selesai, Setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang lain

menyimak dan memberi tanggapan. Setelah semua kelompok sudah

mempresentasikan hasil diskusi mereka, peneliti meluruskan dan

menyempurnakan hasil diskusi yang telah dipresentasikan.

Selanjutnya peneliti menentukan kelompok mana yang terbaik.

Kemudian Peneliti memberikan tes evaluasi untuk peserta didik yang

harus dikerjakan secara individu dan selanjutnya dikoreksi bersama-

sama. Setelah itu peneliti mengumumkan hasil tes evaluasi kepada

peserta didik.

c. Kegiatan Penutup

Akhir dari kegiatan ini dilaksanakan kurang lebih 15 menit.

Peneliti mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan dari


kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti juga

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk kegiatan tanya

jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Peneliti

memberikan umpan balik kepada peserta didik. Peneliti melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu,

menutup kegiatan pembelajaran tersebut dengan doa dan salam.

Hasil penelitian pada siklus I ini, peserta didik diharapkan

bersemangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diharapkan

peserta didik dapat tertarik dan antusias belajar dalam melakukan

presentasi tentang organ-organ pencernaan manusia dan fungsinya.

Sehingga peserta didik lebih mudah paham dan mengerti tentang materi

organ-organ pencernaan manusia dan fungsinya.

Perbandingan nilai yang didapat dari tahap pra siklus dengan tahap

siklus I ini diharapkan terjadi peningkatan. Pada tahap siklus I diharapkan

peserta didik yang mempunyai nilai yang tuntas bertambah dari jumlah

peserta didik sebelumnya. Ketuntasan didasarkan dari nilai yang telah

mencapai KKM yang telah dtentukan sebelumnya yaitu 75.

Berdasarkan pembelajaran pada siklus I, guru menerapkan model

pembelajaran baru Problem Based Learning (PBL) dalam proses

pembelajarannya. Dari pembelajaran siklus I ini, akan ada perbaikan dalam


pelaksanaan Tahap Siklus II selanjutnya untuk lebih meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I

Keterangan

No Nama Siswa Nilai T TT

V
1 AGIL DWI BAGUS 70

2 ALVIAN ARSAKHA PUTRA 70 V

3 BIMA APRILIO 85 V

4 DEWI AURELIA SHAFIRA 85 V

5 FAIZAH FEBRIANA 75 V

6 FERDIANSYAH PRATAMA 80 V

7 HAFFAFA EILIYAH UTAMI 90 V

8 JESIKA AMBARWATI 80 V

9 JULLYA RAHMADANI 75 V

10 MARSHA AULIYAH PUTRI 80 V

11 MELVINDA TIARA PUTRI 90 V

MUHAMMAD ANDIKA
12 70 V
SAPUTRA

13 NURI VAQUITA ELSALSA 90 V


RAFANDRA TITO AQLAN
14 75 V
LAZUARDI

15 RENDA MELANI PUTRI 80 V

TANTRI HARDIYANTI
16 75 V
PUSPITA

MUHAMMAD MAHER ZAIN


17 45 V
ARRAZZAQU

Jumlah Nilai 1235 13 4

Jumlah Nilai/Maksimal 1700 17 17

% Nilai Ketercapaian/Ketuntasan 72,64% 76 % %

3. Siklus II
Penelitian pada siklus II dilaksanakan di kelas V UPT SD Negeri

110 Gresik dengan jumlah 10 peserta didik. Pada tahap ini, peneliti

bertindak sebagai guru. Peneliti menyajikan materi dengan menggunakan

Problem Based Learning (PBL) “Sistem Pencernaan Manusia”.

Sebelumnya peneliti telah menyiapkan materi dan alat yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti; Menyiapkan Modul Ajar,

lembar observasi guru dan peserta didik, maupun media pembelajaran

PBL Sistem Pencernaan Manusia yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.
Adapun tindakan yang dilakukan peneliti pada tahap siklus II adalah

sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 10 menit. Peneliti

memberikan salam dan menyapa peserta didik, memeriksa kehadiran

peserta didik, berdo’a, bernyanyi lagu wajib, mengkondisikan peserta

didik agar peserta didik siap menerima pelajaran, memberikan

apersepsi untuk memusatkan perhatian peserta didik pada materi

pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan dipelajari,

mengajak peserta didik bersama-sama menyanyikan lagu tentang “

Sistem Pencernaan Manusia,” kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, yaitu : Peserta didik mampu

menjelaskan mekanisme jalannya pencernaan pada manusia, serta

memotivasi peserta didik betapa pentingnya untuk mempelajari materi

tersebut.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dilakukan kurang lebih 45 menit. Peneliti

mengajak peserta didik untuk membaca teks bacaan tentang

mekanisme jalannya pencernaan pada manusia. Setelah selesai

membaca teks bacaan, peneliti memberikan suatu gambar

permasalahan tentang organ-organ pencernaan manusia yang harus di

amati oleh peserta didik.


Selanjutnya peneliti membentuk beberapa kelompok. Satu

kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Peserta didik bekerja sama

dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang terkait. Peserta

didik dapat berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing.

Peserta didik dibimbing oleh peneliti untuk menyelesaikannya dengan

cara mencari tahu dari berbagai sumber. Peserta didik juga

dipersilahkan untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam

mengerjakan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang telah

disiapkan oleh peneliti dan dikerjakan secara berkelompok. Setelah

Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) selesai, Setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kelompok yang lain

menyimak dan memberi tanggapan. Setelah semua kelompok sudah

mempresentasikan hasil diskusi mereka, peneliti meluruskan dan

menyempurnakan hasil diskusi yang telah dipresentasikan.

Selanjutnya peneliti menentukan kelompok mana yang terbaik.

Kemudian Peneliti memberikan tes evaluasi untuk peserta didik yang

harus dikerjakan secara individu dan selanjutnya dikoreksi bersama-

sama. Setelah itu peneliti mengumumkan hasil tes evaluasi kepada

peserta didik.

c. Kegiatan Penutup

Akhir dari kegiatan ini dilaksanakan kurang lebih 15 menit.

Peneliti mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan dari


kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti juga

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk kegiatan tanya

jawab tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Peneliti

memberikan umpan balik kepada peserta didik. Peneliti melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu,

menutup kegiatan pembelajaran tersebut dengan doa dan salam.

Pada kegiatan pembelajaran siklus II ini, dengan metode Problem

Based Learning (PBL) diharapkan menjadikan peserta didik tertarik dan

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, peserta didik mampu

mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan (umpan balik).

Seperti pada tindakan kelas pra siklus dan siklus I, peneliti juga

memberikan tes individu kepada kpeserta didik untuk mengukur

pemahaman peserta didik dalam materi Sistem Pencernaan Manusia dan

mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.

Hasil dari siklus II ini diharapkan dapat lebih meningkat jika

dibandingkan dengan hasil dari siklus I. Peningkatan nilai peserta didik

dapat dilihat dari prosentase ketuntasan belajar.

Seperti halnya yang ditetapkan dalam metode penelitian pada

pencapaian ketuntasan belajar, jika prosentase ketuntasan belajar peserta

didik mencapai >75% dari keseluruhan jumlah peserta didik. Maka,

ketuntasan belajar dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan prestasi


hasil belajar peserta didik. Namun, jika prosentase ketuntasan belajar

kurang dari 75% dari keseluruhan jumlah peserta didik, maka tidak dapat

dikatakan berhasil meskipun telah banyak dari peserta didik mendapat

nilai diatas Kriteria Ketuntasan Maksmimum(KKM) 75.

Dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL)

diharapkan sangat membantu pada kegiatan belajar peserta didik dalam

memahami materi yang dipelajari. Membuat peserta didik tidak bosan dan

jenuh. Selain itu, peserta didik dapat menuangkan segala pendapatnya dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Dan menjadikan hal itu, lebih

membantu peserta didik dalam daya ingatnya.

Pada tahap siklus II ini diharapkan dapat berhasil dalam

meningkatkan prestasi hasil belajar peseta didik .

Tabel 4.4 Siklus II

No Keterangan

Nama Siswa Nilai


T TT

1 AGIL DWI BAGUS 75 V

2 ALVIAN ARSAKHA
75 V
PUTRA

3 BIMA APRILIO 80 V
4 DEWI AURELIA
85 V
SHAFIRA

5 FAIZAH FEBRIANA 85 V

6 FERDIANSYAH
80 V
PRATAMA

7 HAFFAFA EILIYAH
90 V
UTAMI

8 JESIKA AMBARWATI 80 V

9 JULLYA RAHMADANI 75 V

10 MARSHA AULIYAH
80 V
PUTRI

11 MELVINDA TIARA
90 V
PUTRI

12 MUHAMMAD ANDIKA
80 V
SAPUTRA

13 NURI VAQUITA
90 V
ELSALSA

14 RAFANDRA TITO
80 V
AQLAN LAZUARDI

15 RENDA MELANI PUTRI 80 V


16 TANTRI HARDIYANTI
80 V
PUSPITA

17 MUHAMMAD MAHER
50 V
ZAIN ARRAZZAQU

Jumlah Nilai 1385 16 1

Jumlah Nilai/Maksimal 1700 17 17

% Nilai Ketercapaian/Ketuntasan 81,4% 94 % 6%

A. Pembahasan Penyusunan Modul Ajar dan Simulasi

1. Kendala Penyusunan Modul Ajar Siklus 1 dan Siklus 2

Dalam menyusun Modul Ajar, terdapat kendala-kendala yang

dihadapi oleh peneliti. Adapun kendala-kendala nya sebagai berikut :

a. Memerlukan waktu untuk mempertimbangkan kedalaman materi yang

diajarkan.

b. Memerlukan waktu untuk mempertimbangkan metode pembelajaran apa

yang cocok diterapkan kepada peserta didik.

c. Peneliti belum sepenuhnya memahami esensi dari masing-masing

komponen penyusun Modul Ajar.

d. Kemudahan mendapatkan file Modul Ajar dari guru satu ke guru lain

yang sebenarnya tidak bisa diterapkan di kelas karena modalitas,


karakteristik, potensi siswa, berbeda. Sehingga membuat peneliti merasa

bingung.

2. Kendala Pembuatan Siklus 1 dan Siklus 2

Dalam membuat simulasi, terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh

peneliti. Adapun kendala-kendala nya sebagai berikut :

1) Oleh karena durasi waktu yang diberikan sangat singkat sehingga masih

banyak yang belum tersampaikan dalam simulasi.

2) Tempat pembuatan simulasi dilaksanakan dirumah sehingga kekurangan

alat peraga media pembelajaran seperti tidak adanya papan tulis.

3) Memerlukan waktu untuk mempersiapkan terlebih dahulu apa saja yang

diperlukan untuk pembuatan simulasi agar simulasi berjalan dengan baik

dan lancar. Seperti : handphone (alat perekam), tripod (media untuk

meletakkan alat perekam), lembar kerja peserta didik dan gambar-gambar.


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Proses pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 peserta didik

kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik diawali Pra Siklus, Siklus 1

(kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup) dan Siklus 2 (kegiatan

awal, kegiatan inti, kegiatan penutup).

2. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan Siklus 1 dan Siklus 2 pada

peserta didik Kelas V di UPT SD Negeri 110 Gresik adalah :

a. Kendala Penyusunan Modul Ajar Siklus 1 dan Siklus 2

1) Memerlukan waktu untuk mempertimbangkan kedalaman materi

yang diajarkan.

2) Memerlukan waktu untuk mempertimbangkan metode pembelajaran

apa yang cocok diterapkan kepada peserta didik.

3) Peneliti belum sepenuhnya memahami esensi dari masing-masing

komponen penyusun Modul Ajar.

4) Kemudahan mendapatkan file Modul Ajar dari guru satu ke guru lain

yang sebenarnya tidak bisa diterapkan di kelas karena modalitas,

karakteristik, potensi peserta didik, berbeda. Sehingga membuat

peneliti merasa bingung.

b. Kendala Pembuatan Simulasi Siklus 1 dan Siklus 2

1) Oleh karena durasi waktu yang diberikan sangat singkat sehingga

masih banyak yang belum tersampaikan dalam simulasi

60
2) Tempat pembuatan simulasi dilaksanakan dirumah sehingga

kekurangan alat peraga media pembelajaran seperti tidak adanya

papan tulis.

3) Memerlukan waktu untuk mempersiapkan terlebih dahulu apa saja

yang diperlukan untuk pembuatan simulasi agar simulasi berjalan

dengan baik dan lancar. Seperti : handphone (alat perekam), tripod

(media untuk meletakkan alat perekam), lembar kerja peserta didik

dan gambar-gambar.

B. Saran
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana berfikir

dan dasar bertindak dalam penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai

dasar penelitian selanjutnya.

Selain itu, hal-hal yang hendaknya dilakukan oleh guru maupun

sekolah untuk meningkatan hasil belajar pada peserta didik, adalah sebagai

berikut;

1. Bagi Guru

Guru hendaknya mampu menguasai metode atau strategi

pembelajaran yang akan dilakukan. Menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai model maupun media pembelajaran yang baru.

Mengembangkan terobosan baru tentang media yang akan digunakan

dalam mengajar. Dan tentunya dapat pula menyesuaikan media

pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan. Menerapkan

61
model-model pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik

tertarik dan aktif dalam menerima pelajaran yang disampikan.

Menjadikan peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran, sehingga hasil belajar pun meningkat.

2. Bagi Peserta Didik

Peserta didik berusaha meningkatkan keaktifan belajar,

mempergunakan waktu belajar sebaik mungkin. Mengatur waktu

belajar mereka dengan baik. Di samping itu, peserta didik hendaknya

meningkatkan kesadaran untuk selalu berpartisipasi aktif dalam setiap

kegiatan belajar mengajar, sehingga penguasaan materi dapat maksimal

dan hasil belajar lebih meningkat.

3. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah sebagai instansi penyelenggara pendidikan,

hendaknya mengadakan pelatihan atau pembinaan pada guru mengenai

metode dan strategi pembelajaran. Pihak sekolah hendaknya selalu

mendorong para guru yang berusaha menggunakan strategi

pembelajaran yang bersifat inovatif dan kreatif dengan memfasilitasi

sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dengan adanya pembinaan

tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi untuk mendorong lebih

baik lagi dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta

didik.

62
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.


Asmani. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan :
Jakarta: Diva Press.
Djamarah. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha
Nasional
Hartati. 2016.Perbandingan Metode Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Dengan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala
Barat Kabupaten Jenepont. Skripsi. Makasar:UIN
Hasnan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Hedi, Sasrawan. 2012. Sistem Pencernaan pada Manusia Kelas V SD.materi.25,


(http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/10/sistem-pencernaan-pada-
manusia-materi_25.html, diakses 22 Juli 2020)

Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (blended learning). Jakarta : Prestasi


Pustakara.

Kemmis, S. dan Mc Taggart, R. 1992. The Action Research Planner. Australia:


Deakin University Press.

Lefudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model


Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan
Metode Pembelajaran. Yogyakarta: DeePublish.

Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja


Pressindo.

63
Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: IKAPI
Sagala, Syaiful. 2011, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat. Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan
Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Suryaningsih, Wardana. 2014. Tahapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning.(https://www.kompasiana.com/suryaningsihwardana/54f683a
3a33311e6048b4f14/model-pembelajaran-problem-based-learning-
dalam-kurikulum-2013, di akses 7 Agustus 2020)

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan


Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta
: Bumi Aksara.

64
MODUL AJAR

IPAS
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

A. INFORMASI UMUM MODUL


Nama Penyusun : Vita Fatimah, S.Pd
Instansi/Sekolah : UPT SDN 110 GRESIK
Jenjang / Kelas : SD / V
Alokasi Waktu : 24 X 35 Menit (5 x Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
B. KOMPONEN INTI
Capaian Pembelajaran Fase C
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur
yang saling terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan
tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan
bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks
kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu
keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah
dipelajari.
Fase B Berdasarkan Elemen
Pemahaman IPAS Peserta didik melakukan simulasi dengan
(sains dan sosial) menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana
tentang sistem organ tubuh manusia (sistem
pernafasan/pencernaan/peredaran darah) yang
dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan organ
tubuhnya dengan benar.
Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling
ketergantungan antar komponen biotik abiotik dapat
memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkun
gan sekitarnya.
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep
gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik
mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan
adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta
mengusulkan upayaupaya individu maupun kolektif
yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan
energi dan serta penemuan sumber energi alternatif
yang dapat digunakan menggunakan sumber daya
yang ada di sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem
tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi
dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan
bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan
bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan
manusia, mengidentifikasi pola hidup yang
menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan
serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial
kemasyarakatan, ekonomi.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta
konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi
geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal
keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan
konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan
perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan
imperialisme, merefleksikan perjuangan para
pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan
kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan
dalam tindakan nyata sehari-hari.
Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai
macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi
kreatif di lingkungan sekitar. Dengan penuh
kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan
atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan
pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal
yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari
kearifan lokal tersebut.

Keterampilan proses 1. Mengamati Pada akhir fase C, peserta didik mengamati


fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan panca indra, mencatat hasil
pengamatannya, serta mencari persamaan dan
perbedaannya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan panduan,
peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat
prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Secara
mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan
langkah-langkah operasional untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan
bahan yang sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta
menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan
pada data secara digital atau non digital.
Membandingkan data dengan prediksi dan
menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun
penjelasan ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan
melalui perbandingan dengan teori yang ada.
Merefleksikan proses investigasi, termasuk
merefleksikan validitas suatu tes.
6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan
argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum
sesuai format yang ditentukan.
Tujuan 1. Mengidentifikasi bagaimana bernapas dapat membantu
Pembelajaran manusia melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Mencari tahu peran makanan dan organ pencernaan
untuk membantu manusia tetap hidup.
3. Mempelajari bagaimana tubuh manusia bertumbuh.
Profil Pancasila  Beriman Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak
Mulia
 Berkebhinekaan Global
 Mandiri
 Bernalar
 Kritis
 Kreatif
Kata kunci  sirkulasi
 kanker paru-paru
 ventilasi
 respirasi
 virus
 sistem saraf pusat
 makanan seimbang
 organ pencernaan
 enzim
 sel
 pubertas
 sperma
 nutrisi
 kemaluan
 jakun
 haid/menstruasi
 vagina
 payudara
 osteoporosis
Keterampilan yang 1. Membaca dan melakukan aktivitas sesuai instruksi.
Dilatih 2. Melakukan observasi.
3. Mengidentifikasi hasil observasi.
4. Melakukan perhitungan sederhana.
5. Menuangkan pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan.
6. Menalar informasi yang didapatkan.
7. Berkomunikasi (menceritakan kembali pengalaman,
mendengar cerita teman sebaya).
8. Melakukan refleksi mandiri.

Target Peserta Didik :


Peserta didik Reguler

Jumlah Siswa :
30 Peserta didik (dimodifikasi dalam pembagian jumlah anggota kelompok
ketika jumlah siswa sedikti atau lebih banyak)

Assesmen :
Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
- Asesmen individu
- Asesmen kelompok

Jenis Assesmen :
 Presentasi
 Produk
 Tertulis
 Unjuk Kerja
 Tertulis

Model Pembelajaran
 Tatap muka

Ketersediaan Materi :
 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:
YA/TIDAK
 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit
memahami konsep:
YA/TIDAK

Kegiatan Pembelajaran Utama / Pengaturan peserta didik :


 Individu
 Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Metode dan Model Pembelajaran :


inquiry, Diskusi, Presentasi

Sarana dan Prsasarana


1. alat tulis;
2. Lampiran 5.1 untuk setiap peserta didik;
3. Lampiran 5.2 untuk setiap kelompok;
4. botol plastik bening (sekitar 1,5 liter);
5. selang plastik kecil diameter kurang dari 1 cm;
6. balon besar (sekitar 9 - 10 inci);
7. balon kecil (sekitar 5 inci);
8. karet gelang;
9. plastisin secukupnya;
10. gunting;
11. jerigen ukuran 5 liter;
12. air;
13. selang air;
14. spidol besar;
15. baskom plastik;
16. bejana ukur.
Materi Pembelajaran
Bab 5 - Bagaimana Kita Hidup dan Bertumbuh
Topik A: Bagaimana Bernapas Membantuku Melakukan Aktivitas Sehari-hari?
Topik B: Mengapa Kita Perlu Makan dan Minum?
Topik C: Bagaimana Aku Tumbuh Besar?
Sumber Belajar :
1. Sumber Utama
 Buku Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial kelas V SD

2. Sumber Alternatif
Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat di
lingkungan sekitar dan disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.

Persiapan Pembelajaran :
a. Memastikan semua sarana prasarana, alat, dan bahan tersedia
b. Memastikan kondisi kelas kondusif
c. Mempersiapkan bahan tayang
d. Mempersiapkan lembar kerja siswa

Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran :


Pengenalan Topik Bab 5 Bagaimana Kita Hidup dan Bertumbuh
Pertanyaan Esensial:
1. Bagaimana dan apa saja yang memengaruhi proses hidup dan bertumbuh pada
manusia?
2. Mengapa manusia bernapas dan harus menjaga kesehatan organ
pernapasannya?
3. Mengapa manusia makan dan harus menjaga kesehatan organ pencernaannya?
4. Bagaimana cara bijak menghadapi pubertas?

Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada
saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat
belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka
tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Mulailah kelas dengan mengajak peserta didik melakukan refleksi tentang hal-hal
yang mereka rasakan berbeda ketika dulu berusia 5 tahun dengan saat ini. Guru
bisa menggunakan beberapa pertanyaan pemantik berikut.
a. Waktu kalian masih kecil, siapa yang sering kesulitan mengambil mainan/
benda yang letaknya tinggi di atas meja? Bagaimana dengan sekarang,
apakah kalian masih sering kesulitan mengambil benda di atas meja?
b. Waktu kalian masih kecil, siapa yang sering kesulitan membawa benda
berat? Bagaimana dengan sekarang, apakah kalian masih sering mengalami
kesulitan membawa benda yang berat?
2. Ajak peserta didik untuk mendiskusikan lebih lanjut apa yang membuat mereka
pada akhirnya bisa tumbuh besar hingga seperti saat ini?
3. Berikan arahan kepada peserta didik bahwa pada bab ini mereka akan
mempelajari bagaimana mereka bisa mempertahankan hidup, melakukan
aktivitas, dan terus bertumbuh.

Kegiatan Penutup
 Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan bimbingan guru.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan
pemahaman terhadap materi
 Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Topik A: Bagaimana Bernapas Membantuku Melakukan Aktivitas Sehari-


hari?
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memprediksi akibat jika manusia tidak bernapas.
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan mekanisme pernapasan pada
manusia.
3. Peserta didik dapat merefleksikan pentingnya menjaga kesehatan organ
pernapasan.

Pertanyaan Esensial:
1. Apa yang terjadi jika kita tidak bisa bernapas?
2. Bagaimana organ pernapasan membantu kita bernapas?
3. Bagaimana cara merawat kesehatan organ pernapasan kita?

Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada
saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat
belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka
tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti

1. Mulailah dengan melakukan kegiatan literasi dengan gambar dan narasi pembuka
Topik A.
2. Minta peserta didik menceritakan pengalamannya mencium bau/wangi sesuatu
yang berkesan. Kaitkan pengalaman tersebut dengan salah satu organ
pernapasan, yaitu hidung.
3. Ajak peserta melakukan tantangan adu ketahanan menahan napas. Peserta didik
berusaha menahan napas sebisanya. Namun, berikan pemahaman bahwa
peserta didik tidak boleh memaksakan dirinya.
4. Murid dapat melakukan tantangan dengan berdiri dan duduk jika sudah tidak
sanggup. Guru dapat menghitung waktu mundur agar peserta didik tidak
melampaui batasnya.
5. Ajak peserta didik melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan,
bagaimana jika kita tidak bernapas. Gali juga pemahaman mengenai bagaimana
tubuh mereka bernapas beserta organ-organnya.
6. Sampaikan pada peserta didik bahwa mereka akan mempelajari cara tubuhnya
bernapas dengan membuat sebuah alat peraga.
7. Bagikan lembar kerja 5.1 kepada peserta didik dan arahkan untuk mengikuti
langkah-langkah percobaan yang ada di Buku Siswa.
8. Lakukan eksplorasi kemampuan peserta didik tentang model paru-paru yang
dibuat dengan memberikan pertanyaan berikut.
a. Mana yang menggambarkan batang tenggorokan, rongga dada, diafragma,
dan paru-paru?
b. Apa yang terjadi pada kedua balon kecil setelah kalian embuskan napas
melalui sedotan?
9. Ajak peserta didik melakukan eksperimen menggunakan paru-paru buatan
mereka.
10. Arahkan peserta didik untuk mengamati hasil eksperimen yang dilakukan sesuai
di Buku Siswa dan menuliskannya di lembar kerja.
a. Apa yang terjadi pada saat balon bagian bawah botol ditarik ke bawah?
b. Apa yang terjadi pada saat balon bagian bawah botol dilepaskan?
11. Lakukan penguatan konsep mengenai organ-organ pernapasan dan mekanisme
pernapasan. Elaborasikan konsep ini dengan alat peraga yang dibuat. Gunakan
teks pada Belajar Lebih Lanjut sebagai alat bantu.
12. Ajak peserta didik membuat kesimpulan dari hasil percobaannya.

1. Bagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri atas 3 - 4 orang anak kombinasi
laki-laki dan perempuan.
2. Sampaikan bahwa peserta didik akan membuktikan aktivitas dan jenis kelamin
berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan serta mengukur kapasitas vital
paruparu masing-masing individu.
3. Bagikan lembar kerja 5.2 kepada masing-masing kelompok dan pandu peserta
didik untuk melakukan langkah-langkah kerja sesuai di Buku Siswa.
4. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait percobaan.
a. Saat udara diembuskan melalui selang, udara yang keluar akan memaksa
air keluar dari jeriken. Jumlah air yang keluar dari jeriken ini sama dengan
udara yang ada dalam paru-paru mereka.
c. Air dalam jeriken perlu dikosongkan dan diisi kembali dengan air hingga
tanda spidol yang dibuat.
d. Volume air yang diisi tersebut merupakan hasil pengamatan yang mereka
tulis pada lembar kerja.
5. Arahkan peserta didik untuk melakukan variasi agar dapat memperoleh data
sehingga bisa melihat faktor yang memengaruhi kapasitas paru-paru, seperti:
a. Pengaruh jenis kelamin terhadap kapasitas paru-paru.
b. Pengaruh aktivitas yang dilakukan (misalnya berlari sebelum melakukan
percobaan, push-up, dan sebagainya.)
6. Pandu peserta didik untuk melakukan pengolahan data setelahnya dan
mengambil kesimpulan mengenai faktor yang memengaruhi kapasitas paruparu.
7. Berikut beberapa fakta yang dapat disampaikan kepada peserta didik ketika
melakukan elaborasi pemahaman tentang volume tidal paru-paru.
a. Anak kelas 5 yang rata-rata berusia 10 tahun mempunyai paru-paru yang
dapat menampung maksimal 10,8 gelas (2,7 liter) udara.
e. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan seseorang maka frekuensi
pernapasannya semakin tinggi (semakin sering bernapas).
f. Jenis kelamin laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan perempuan.
8. Sampaikan bahwa kapasitas paru-paru dapat ditingkatkan dengan cara menjaga
kesehatan sistem pernapasan. Elaborasikan hal ini dengan penyakit gangguan
pernapasan dan cara menjaga/mencegah penyakit pernapasan. Gunakan teks
pada Belajar Lebih Lanjut sebagai alat bantu.

1. Bagaimana proses bernapas pada manusia?


2. Mengapa manusia untuk hidup dan bertumbuh perlu bernapas?
3. Apakah hubungan antara frekuensi pernapasan dengan aktivitas
seseorang?
4. Apakah kalian sudah menjaga kesehatan organ pernapasan dengan baik?
5. Apakah lingkungan sekitar dapat memengaruhi kesehatan organ
pernapasan kalian? Mengapa?
Kegiatan Penutup
 Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan bimbingan guru.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan
pemahaman terhadap materi
 Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Topik B: Mengapa Kita Perlu Makan dan Minum?


Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan proses pencernaan pada manusia.
2. Peserta didik dapat menerapkan pola makan dengan menu seimbang dalam
kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan Esensial
1. Bagaimana makanan dan minuman membantu kita tetap hidup dan beraktivitas?
2. Bagaimana sistem pencernaan bekerja mengolah makanan dan minuman yang kita
konsumsi?
3. Seperti apa pola makan dan jenis makanan/minuman yang sehat?
Perlengkapan
1. gunting;
2. balon berbentuk panjang dan tipis;
3. sendok teh;
4. sepotong roti tawar;
5. minyak goreng;
6. aneka barang bekas untuk membuat model;
7. karton atau kardus bekas (1 lembar untuk 1 kelas)
8. alat mewarnai;
9. gunting;
10. lem.
Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada
saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat
belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka
tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti

1. Mulailah dengan melakukan kegiatan literasi dengan gambar dan narasi pembuka
Topik B.
2. Minta peserta didik menceritakan pengalamannya yang serupa dengan karakter
dalam gambar.
3. Diskusikan pemahaman peserta didik mengenai analogi mesin dan bahan bakar
yang disampaikan pada narasi pembuka Topik B.
4. Gali pemahaman awal peserta didik mengenai sistem pencernaan dan makanan
yang diperlukan oleh tubuh.
5. Berikan pengarahan mengenai percobaan yang akan mereka lakukan sesuai
panduan yang ada di Buku Siswa.
6. Fasilitasi peserta didik saat melakukan percobaan.
7. Tunjuk beberapa peserta didik untuk mempresentasikan hasil pengamatannya.
8. Pandu kegiatan diskusi mengenai hasil percobaan dan elaborasikan dengan kerja
tubuh mereka.
Tekanan yang diberikan membuat roti bergerak dari ujung balon ke ujung balon
yang lain. Gerakan ini merupakan gerakan yang menggambarkan kontraksi otot
dinding saluran pencernaan yang menekan makanan melalui sistem pencernaan.
Gerakan ini disebut gerak peristaltik.
9. Di akhir kegiatan ini, guru dapat melakukan pembahasan konsep mengenai
sistem pencernaan sampai ke lambung. Kaitkan kembali percobaan tersebut saat
membahas tentang proses menelan. Gunakan teks pada Belajar Lebih Lanjut
sebagai alat bantu.

1. Buka kegiatan dengan mengulas kembali tahapan pencernaan beserta organ


yang sudah dibahas sebelumnya.
2. Lanjutkan diskusi perjalanan makanan sampai anus. Gunakan teks pada Belajar
Lebih Lanjut sebagai alat bantu.
3. Bagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri atas 4 - 5 orang anak.
4. Berikan pengarahan kegiatan dan fasilitasi kelompok saat membuat model.
Pastikan antarkelompok membuat model dengan ukuran yang selaras satu sama
lain dan sesuai dengan ukuran karton/kardus yang disiapkan.
5. Bimbing setiap kelompok untuk menyatukan modelnya sehingga menjadi alat
peraga yang utuh. Pajang alat peraga tersebut di kelas.
6. Minta setiap kelompok untuk menyampaikan pemahamannya mengenai sistem
pencernaan menggunakan alat peraga tersebut.
7. Guru dapat melakukan kegiatan penguatan konsep dan pembahasan mengenai
pola makan seimbang. Gunakan teks pada Belajar Lebih Lanjut sebagai alat
bantu.

1. Mengapa manusia membutuhkan makanan dan minuman yang mengandung


nutrisi seimbang?
2. Seberapa baik asupan nutrisi yang kalian dapatkan setiap hari?
3. Mana di antara makanan ini yang menurut kalian lebih sehat? Mengapa menurut
kalian demikian?

4. Seberapa sering kalian mengalami gangguan pencernaan?


Kegiatan Penutup
 Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan bimbingan guru.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan
pemahaman terhadap materi
 Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Topik C: Bagaimana Aku Tumbuh Besar?


Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan prosesnya bertumbuh.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi apakah dirinya sudah memasuki masa
pubertas atau belum.
3. Peserta didik memiliki kesiapan untuk menghadapi masa pubertas.
Pertanyaan Esensial
1. Apa yang menyebabkan aku tumbuh besar dan tinggi?
2. Apa itu pubertas dan bagaimana cara aku mengenalinya?
3. Apa yang perlu disiapkan untuk menghadapi pubertas?

Perlengkapan
1. Lembar kerja 5.2 untuk setiap peserta didik;
2. Selotip kertas/selotip besar berwarna;
3. gunting
4. alat tulis.

Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada
saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat
belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka
tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti

1. Mulailah kegiatan dengan mengarahkan peserta didik membaca narasi pengantar


Topik C.
2. Ajak peserta didik menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan narasi.
3. Ajak peserta didik untuk merefleksikan hal-hal yang masih dialami ketika masa
kecilnya dengan mendiskusikan apa yang tidak bisa mereka lakukan dulu, namun
sudah dapat dilakukan saat ini.
4. Ceritakan kepada peserta didik bahwa tubuh manusia senantiasa bertumbuh dan
berkembang. Akan selalu ada perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Gunakan teks pertumbuhan mengenai siklus hidup manusia pada Belajar Lebih
Lanjut sebagai alat bantu.
5. Berikan pengantar kepada peserta didik bahwa mereka akan mengalami masa
peralihan dari kondisi anak-anak menuju remaja
6. Pada kegiatan ini guru akan memandu peserta didik melakukan aktivitas untuk
membantu mereka mengenali dirinya.
7. Ajak peserta didik untuk ke area yang sudah guru siapkan sebelumnya.
8. Ikutilah panduan aktivitas Garis Pengakuan berikut.
a. Arahkan peserta didik membentuk 1 barisan dengan cara berdiri di atas selotip
yang sudah ditempelkan.
b. Guru akan membacakan beberapa pernyataan dan tugas peserta didik
menanggapi dengan cara:
• Berpindah 1 langkah ke kanan garis apabila mereka menyetujui
pernyataan yang disebutkan guru.
• Berpindah 1 langkah ke kiri garis apabila mereka menyetujui pernyataan
yang disebutkan guru.
c. Setiap peserta didik diharuskan merespon pernyataan dengan berpindah ke
kanan atau ke kiri.
d. Berikut daftar pernyataan yang dapat dibacakan.
• Aku orang yang percaya diri.
• Aku orang yang pemalu
• Rasanya aku ingin segera pulang.
• Aku lebih suka berada di rumah daripada di sekolah.
• Aku memiliki teman dekat di kelas ini.
• Aku sering bercerita banyak hal dengan orang tuaku.
• Aku senang berkumpul dengan banyak teman.
e. Guru dapat menambahkan beberapa pernyataan tambahan yang sifatnya
menggambarkan perbedaan. Pastikan pertanyaan tidak sensitif dan tidak
menjurus ke segelintir peserta didik agar mereka merasa nyaman. Guru juga
dapat memodifikasi pernyataan agar lebih relevan dengan kondisi peserta
didik.
f. Setiap peserta didik selesai memberikan tanggapannya, coba tanyakan
kepada 1 - 2 peserta didik secara acak mengapa ia setuju/tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
9. Ajak peserta didik menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

1. Berikan pengarahan kepada peserta didik bahwa mereka akan melakukan


Aktivitas observasi dan refleksi diri secara mandiri di rumah masing-masing.
2. Bagikan lembar kerja 5.3 kepada setiap peserta didik dan arahkan peserta didik
untuk melakukan aktivitas di rumah sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada
Buku Siswa.
3. Berikan penekanan kepada peserta didik bahwa aktivitas ini merupakan aktivitas
pribadi dan menjadi rahasia mereka. Namun, mereka disarankan untuk terbuka
dan bercerita kepada orang tuanya.
4. Untuk menjaga privasi peserta didik, ingatkan mereka untuk menyimpan lembar
tersebut dengan baik, atau bahkan diperbolehkan memusnahkan lembar tersebut
setelah selesai melakukan aktivitas tersebut. Guru tidak akan memberikan
penilaian apapun terhadap hasil akhir observasi peserta didik.
5. Sampaikan kepada peserta didik bahwa mereka dapat bertanya kepada gurunya
secara tertutup dengan mengikuti kegiatan tantangan pada topik ini.
6. Setelahnya, ketika di sekolah lakukan pembahasan mengenai masa pubertas dan
ciri-cirinya. Gunakan teks dalam Belajar Lebih Lanjut sebagai alat bantu.

1. Apakah setiap manusia memiliki siklus pertumbuhan yang sama?


2. Apakah yang menyebabkan setiap manusia mengalami masa bertumbuh?
3. Bagaimana pendapat kalian tentang masa pubertas? Apa kekhawatiran
kalian?
4. Bagaimana seharusnya sikap kita yang bijak saat kita mengalami masa
pubertas?
Kegiatan Penutup
 Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan bimbingan guru.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan
pemahaman terhadap materi
 Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Proyek Pembelajaran
Kegiatan Pembuka
 Guru mempersiapkan peserta didik secara fisik maupun psikis untuk dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada
saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat
belajar peserta didik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
 Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka
tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
 Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Untuk memandu proyek belajar secara umum, lihat Panduan Proyek Belajar
pada Panduan Umum Buku Guru. Sebelum memulai, arahkan peserta didik
untuk menyiapkan buku yang akan menjadi jurnal proyek mereka.

Tahap 1: Membuat menu makan dan jadwal olahraga


1. Guru memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa pada proyek kali ini,
mereka akan mengamati pengaruh pola makan dan olahraga terhadap kesehatan
tubuh mereka.
2. Arahkan peserta didik untuk membuat tabel jadwal olahraga dalam jurnal dan
melengkapinya. Berikut rekomendasi bentuk tabel.

Tahap 2: Melakukan pengukuran


1. Pada tahap ini, peserta didik akan melakukan pengukuran terhadap dua hal,
yaitu jumlah asupan nutrisi dan berat badan.
2. Sebelum memulai, arahkan peserta didik untuk membuat tabel pengukuran pada
jurnalnya seperti contoh berikut.

3. Selama minimal 5 hari berturut-turut, instruksikan peserta didik untuk mencatat


jumlah makanan yang dikonsumsi pada tabel.
4. Jika di rumah peserta didik tidak terdapat alat pengukuran (timbangan), peserta
didik dapat melakukan pengukuran saat di sekolah.
5. Selain mencatat jumlah makanan/minuman yang dikonsumsi, arahkan peserta
didik untuk mengukur berat badan secara berkala dalam waktu minimal 5 hari
berturut-turut.
6. Peserta didik dapat menimbang dengan fasilitas timbangan yang ada di sekolah
atau di rumah masing-masing. Prinsipnya penimbangan selama 5 hari tersebut
dilakukan pada waktu yang sama.

Tahap 3: Pengolahan data dan membuat media presentasi


1. Pandu peserta didik untuk mengolah data-data berikut.
a. kurva jumlah makanan tinggi karbohidrat yang dikonsumsi dalam sepekan;
b. kurva jumlah makanan tinggi protein yang dikonsumsi dalam sepekan;
c. kurva jumlah makanan tinggi serat yang dikonsumsi dalam sepekan; dan
d. kurva berat badan.
2. Arahkan peserta didik untuk mencari hubungan antara makanan yang dikonsumsi,
olahraga, dan berat badan berdasarkan data-data yang diperoleh.
3. Pandu peserta didik dalam menyajikan hasil pengolahan data, kesimpulan, dan hal-
hal yang dipelajari selama mengerjakan proyek. Guru dapat menentukan sendiri
komponen yang perlu disajikan dalam media.
4. Arahkan peserta didik untuk menyajikan hasil pengerjaan proyeknya dalam
sebuah media (bentuk media dibebaskan sesuai kondisi masing-masing).

Tahap 4: Presentasi Proyek Mandiri


1. Presentasi proyek dapat dilakukan menggunakan skema pameran sebagai berikut.
a. Bagi peserta didik menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok A dan kelompok
B.
b. Kelompok A dan kelompok B akan melakukan presentasi secara bergantian.
c. Kelompok A untuk melakukan presentasi terlebih dahulu dan menyimpan
media presentasinya di atas meja.
d. Kelompok B akan berkeliling ruangan dan mendengarkan penjelasan
kelompok A.
e. Kelompok A akan memaparkan hasil proyeknya kepada setiap pengunjung
yang datang.
f. Kelompok B melakukan langkah c dan mendapat giliran presentasi.
2. Guru dapat memodifikasi kegiatan presentasi sesuai variasi pada PanduanUmum
Buku Guru.
3. Gunakan rubrik pada Bab 3 sebagai referensi rubrik penilaian presentasi jika
dibutuhkan.

Tahap 5: Refleksi Kegiatan Proyek


Di akhir kegiatan, bimbing peserta didik melakukan refleksi belajar sesuai
Panduan Umum Buku Guru. Guru juga bisa menambahkan atau
menyesuaikan pertanyaan refleksi sesuai dengan kebutuhan peserta didik
masing-masing.
Kegiatan Penutup
 Peserta didik membuat resume secara kreatif dengan bimbingan guru.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan
pemahaman terhadap materi
 Guru memberikan tugas membaca materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada
peserta didik lain untuk memimpin doa bersama setelah selesai pembelajaran

Pelaksanaan Asesmen
Sikap
 Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dan menuliskannya
pada jurnal, baik sikap positif dan negatif.
 Melakukan penilaian antarteman.
 Mengamati refleksi peserta didik.

Pengetahuan
 Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis

Keterampilan
 Presentasi
 Proyek
 Portofolio

Pengayaan dan Remedial


Pengayaan: Remedial
 Pengayaan diberikan untuk  Remedial dapat diberikan
menambah wawasan peserta kepada peserta didik yang
didik mengenai materi capaian kompetensi dasarnya
pembelajaran yang dapat (KD) belum tuntas.
diberikan kepada peserta didik  Guru memberi semangat kepada
yang telah tuntas mencapai peserta didik yang belum tuntas.
kompetensi dasar (KD).  Guru akan memberikan tugas
 Pengayaan dapat ditagihkan bagi peserta didik yang belum
atau tidak ditagihkan, sesuai tuntas dalam bentuk
kesepakatan dengan peserta pembelajaran ulang, bimbingan
didik. perorangan, belajar kelompok,
 Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan tutor sebaya bagi
penilaian, peserta didik yang peserta didik yang belum
sudah mencapai ketuntasan mencapai ketuntasan belajar
belajar diberi kegiatan sesuai hasil analisis penilaian.
pembelajaran pengayaan untuk
perluasan atau pendalaman
materi

Kriteria Penilaian :
 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.
 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian :
Rubrik Penilaian Media
Kriteria Penilaian Sangat Baik Baik Cukup
Perbaikan
1. Media Memenuhi 4 Memenuhi 3 Hanya Hanya
a. Memuat kriteria atau lebih. kriteria memenuhi 2 memenuhi ≤
komponen yang kriteria. 1 kriteria.
lengkap,minimal:
• pengolahan data;
• kesimpulan;
• hal yang dipelajari.
b. Informasi tersaji
dengan rapi.
2. Informasi Memenuhi 3 Memenuhi 2 Hanya Tidak
a. Sesuai dengan kriteria kriteria memenuhi 1 memenuhi
fakta yang terjadi. kriteria. salah satu
b. Mencerminkan kriteria.
proyek yang
dilakukan.
c. sesuai dengan
dasar teori yang
ada.
3. Gambar Memenuhi 3 Memenuhi 2 Hanya Tidak
a. Memiliki relevansi kriteria kriteria memenuhi 1 memenuhi
dengan substansi kriteria. salah satu
informasi yang kriteria.
disajikan.
b. Disajikan dengan
jelas dan dapat
diamati oleh
audiens.
c. Menggunakan
ragam variasi
gambar untuk
mendukung
substansi informasi
yang disajikan.

Refleksi Guru:

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang sudah berjalan baik di dalam
kelas? Apa yang saya sukai dari kegiatan
pembelajaran kali ini? Apa yang tidak saya
sukai?
2 Pelajaran apa yang saya dapatkan selama
pembelajaran?
3 Apa yang ingin saya ubah untuk
meningkatkan/memperbaiki
pelaksanaan/hasil pembelajaran?
4 Dengan pengetahuan yang saya dapat/miliki
sekarang, apa yang akan saya lakukan jika
harus mengajar kegiatan yang sama di
kemudian hari?
5 Kapan atau pada bagian mana saya merasa
kreatif ketika mengajar? Mengapa?
6 Pada langkah ke berapa peserta didik paling
belajar banyak?
7 Pada momen apa peserta didik menemui
kesulitan saat mengerjakan tugas akhir
mereka?
8 Bagaimana mereka mengatasi masalah
tersebut dan apa peran saya pada saat itu?

Refleksi Peserta Didik:


Agar proses belajar selanjutnya lebih baik lagi, mari lakukan refleksi diri
dengan menjawab pertanyaan berikut.
1. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas? Apa yang saya sukai dari kegiatan
pembelajaran kali ini? Apa yang tidak saya sukai?
2. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?
3. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan/hasil
pembelajaran?
4. Dengan pengetahuan yang saya dapat/miliki sekarang, apa yang akan saya
lakukan jika harus mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?
5. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?
6. Pada langkah keberapa peserta didik paling belajar banyak?
7. Pada momen apa peserta didik menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir
mereka?
8. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat
itu?
(Guru dapat menambahkan pertanyaan refleksi sesuai kebutuhan).

C. LAMPIRAN
Lembar Kerja :
Lampiran 5.1 : Lembar Kerja

Bagaimana Paru-Paru Bekerja?


Lakukan demonstrasi proses pernapasan dengan cara menarik dan
melepaskan balon karet pada bagian bawah alat peraga. Setelah itu,
diskusikan bersama kelompok kalian dan jawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
• Perhatikan diagram alat peraga berikut.
• Berilah tanda panah pada bagian alat peraga yang mewakili tenggorokan,
bronkus, paru-paru, rongga dada, dan diafragma
• Coba tiup sedotan, kemudian perhatikan apa yang terjadi.
1. Apa yang terjadi pada kedua balon kecil setelah kalian mengembuskan napas
melalui sedotan?

2. Tarik balon yang berada pada bagian bawah alat peraga, kemudian tuliskan apa
yang kalian amati pada kolom berikut ini.

3. Lepaskan tarikan balon yang berada pada bagian bawah alat peraga, kemudian
tuliskan apa yang kalian amati pada kolom berikut ini.

4. Berdasarkan alat peraga yang kalian ciptakan, ceritakan bagaimana proses


bernapas terjadi.

Lampiran 5.2: Lembar Kerja

Seberapa Kuat Paru-paru Milikku?


Lakukan demonstrasi pengukuran kapasitas paru-paru sesuai petunjuk yang
terdapat pada Buku Siswa. Selanjutnya, catat hasil pengukuran kalian pada
lembar kerja berikut dan jawablah pertanyaan di bawahnya.

1. Apakah ada perbedaan kapasitas paru-paru sebelum dan setelah melakukan


aktivitas olahraga?
Utarakan pendapat kalian mengapa hal itu bisa terjadi pada kolom berikut.

2. Apakah kapasitas paru-paru laki-laki dan perempuan berbeda?

3. Jika kapasitas paru-paru laki-laki dan perempuan berbeda, menurut kalian


mengapa hal itu bisa terjadi?

Lampiran 5.3: Lembar Kerja


Simpan informasi pada lembar kerja ini untuk dirimu sendiri. Tapi, kalian boleh
membaginya kepada orang tua di rumah.
Apa yang Terjadi pada Diriku?
Bahan Bacaan Peserta Didik :
- Guru dan peserta didik dapat mencari berbagai informasi tentang Bagaimana Kita
Hidup dan Bertumbuh dari berbagai media atau website resmi di bawah naungan
Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi
- Buku Panduan Guru dan siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan sosial kelas V SD:
Kemendikbudristek 2021

Glosarium
sawah: tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi
awan: kumpulan butiran uap air yang berada di lapisan atmosfer tertentu
hujan: titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan
kondensasi: perubahan uap air menjadi benda cair
arus konveksi: arus yang timbul akibat perbedaan temperatur
Daftar Pustaka:
Angell, Shelomi. 2019. Segala Hal tentang Tanah Airku. Jakarta: Erlangga for
Kids.
Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Hasna, Amira Naura. 2018. Sistem Ekologi. Yogyakarta: Istana Media.
Hemitt, Sally dkk. 2006. Menjelajahi dan Mempelajari Aku dan Tubuhku.
Klaten: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.
Heyworth, R.M. 2010. Science Alive! 3. Indonesia: Pearson Education South
Asia.
Hwa, Kwa Siew, et.al. 2010. My Pals Are Here! Science Student’s Book. Level
4. Malaysia: Marshall Cavendish Education.
Irtanto, Koes dan Putranto Jokohadikusumo. 2010. Sains Kesehatan
Masyarakat. Bandung: PT. Sarana Ilmu Pustaka.
Judith S. Rycus, Ph.D., dan Ronald C. Hughes, Ph.D. 1998. The Field Guide to
Child Welfare Volume III: Child Development and Child Welfare. New York:
Child Welfare League of America Press.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku
Siswa Kelas 5 SD Tema Ekosistem. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku
Siswa Kelas 5 SD Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kirnantoro dan Maryana. 2012. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Activity book Stage 4. Singapore:
Marshall Cavendish Education.
Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Pupil’s Book. Stage 4. Singapore:
Marshall Cavendish Education.
Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Science Pupil’s Book. Singapore:
Marshall Cavendish Education.
Lodish H, Berk A, Zipursky SL, et al. 2005. Molecular Cell Biology. 4th edition.
New York: W. H. Freeman.
Loxley, et.al. 2010. Teaching Primary Science. London: Pearson Education
Limited.
Loxley, Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching
Primary Science. Pearson Education Limited.
Loxley, Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching
Primary Science. Pearson Education Limited.
Luan, K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions Primary
5&6 Activity Book. Singapore: Marshall Cavendish Education.
Luan, K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions Primary
5&6. Singapore: Marshall Cavendish Education.
Maelo. 2018. Fakta-Fakta Flora di Indonesia. Sleman: Kyta.
Marshall Cavendish Education. 2010. My Pals are Here! Science 4B Teacher’s
Guide. Singapore: Marshall Cavendish Education.
Morrison, Karen. 2008. International Science Workbook 1. London: Hodder
Education.
Neal, Ted. 2019. Elementary Earth and Space Science Methods. Iowa city:
IOWA pressbook.
Parker, Steve. 2004. 100 Pengetahuan tentang Tubuh Manusia. Klaten: Pakar
Raya Pakarnya Pustaka.
Pearson Education Indonesia. 2004. New Longman Science 4. Hongkong:
Longman Hong Kong Education.
Prieharti, Yekti Mumpuni. 2016. 45 Jenis Penyakit Mata, Berbagai Jenis
Penyakit & Kelainan pada Mata. Yogyakarta: Rapha Publishing
Rushayati, Siti. 2007. Mengenal Keanekaragaman Hayati. Jakarta: PT
Grasindo.
Salim, Zamroni, Ernawati Munadi. 2016. Info Komoditi Timah. Jakarta: Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia.
Spurgeon, Richard. 2004. Sains & Percobaan Ekologi. Bandung: Pakar Raya.
Sulaeman, M. Munandar. 1992. Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar.
Bandung: Eresco.
Tarbuck, Edward J; Lutgens, Frederick K. 1988. Earth science Columbus.
Ohio: Merrill & A Bell & Howell Information.
The Korean Society of Elementary Science Education, Shing Dong Hoon.
2019. Seri Edukasi Britannica: Lingkungan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 6A for Elementary School Year VI
Semester 1. Jakarta: Erlangga.
Tim BKG. 2017. Buku IPS Terpadu kelas 5 SD Kurikulum 2013. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Vlekke, Bernard H. M. 2013. Nusantara; Sejarah Indonesia. Jakarta:
Kepustakaan
Populer Gramedia.
Walker, Richard. 2001. Ensiklopedia Mini Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga
for Kids.
Wiese, Jim. 2005. Sains Dari Kepala Sampai Kaki. Klaten: Pakar Raya
Pakarnya Pustaka.
Wijaya, Thomas. 2019. Bentuk Usaha dalam Kegiatan Ekonomi. Sleman:
Deepublish.
Woodward, John, Jen Green. 2010. Ekologi. Bandung: Pakar Raya.
Benjeng, Agustus 2023
Wali kelas 5 Peneliti

VITA FATIMAH,S.Pd SITI MARDIANTI


NIP:19910815 201903 1 007

Mengetahui,
Kepala UPT SD Negeri 110 Gresik

SUWARNO, S.Pd. SD
NIP: 19690717 199308 2 003
PRA SIKLUS

Untuk Tes di PRA Siklus dalam penyampaian materi guru memperkenalkan materi
tersebut, dari pencernaan, macam macamnya dan sebagainya.
SIKLUS 1

Untuk Tes diSiklus I ada 7 anak yang masi belum memenuhi kriteria dan ada 10 anak
yang sudah memenuhi kriteria. Dalam penyampaian materi guru memperkenalkan materi
tersebut dengan menjelaskan materi tanpa menggunakan bantuan alat media apapun itu.
SIKLUS 2

Untuk Siklus 2, hmpir semua siswa sudah bisa memahami dan bisa mengerjakan
asesmen yang di berikan, kecuali ada salah satu anak yang bernama M. Maher
Zain Arrazaqu. Peserta didik ini sangatlah special dan perlu perhatian khusus.
Dalam pembelajaran biasanya, anak ini mesti di beri Pelajaran yang berbeda
dengan murid yang lain, jadi dalam pembelajaran menerapkan pembelajaran
berdiferensasi.

Anda mungkin juga menyukai