PROPOSAL
Kata Pengantar
rahmat, karunia dan hidayah-Nya juga semangat serta kerja keras penulis proposal
penelitian ini dapat diselesaikan. Penulisan proposal penelitian ini guna memberikan
mengalami beberapa kesulitan dan hambatan. Namun kesulitan dan hambatan dapat
diatasi berkat bantuan beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis sampaikan rasa terima
1. Drs. Djoko Pramono selaku kepala sekolah SMA Assalaam Sukoharjo Jawa Tengah
2. Nur Cholidah, S.Pd. selaku waka kurikulum SMA Assalaam Sukoharjo Jawa
3. Istri saya yang telah mendampingi saya dan selalu mendoakan saya selama proses
ini.
4. Orang tua penulis yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dukungan dan
Peneliti berharap semoga segala amal kebaikan dibalas oleh Allah. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kebaikan
Wahyudi Prabowo
4
DAFTAR ISI
3. Keaktifan .................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
Marzuki (RIP) dan Hj. Siti Aminah Abdullah. PPMI Assalaam didirikan pada
m, wakaf dari keluarga H. Abdullah Marzuki (RIP) dan Hj. Siti Aminah Abdullah,
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu guru mata
pelajaran PAI pada tanggal 11 Juli 2023 yaitu Ustadz Zaimun Nasikin,S.Pd, beliau
pembelajaran masih berada pada guru mata pelajaran, dalam hal ini mata pelajaran
PAI (akidah). Selain itu, peserta didik cenderung melakukan hal-hal lain selama
proses pembelajaran berlangsung. Sehingga peserta didik tidak fokus pada materi
1
Sejarah Singkat Berdirinya PPMI Assalaam Sukoharjo diakses dari
https://assalaam.or.id/history-establistment/ tanggal 19 Agustus 2021 jam 11.05 WIB
7
yang diberikan oleh guru. Hal-hal lain yang biasanya dilakukan oleh peserta didik
sebangku ataupun menggambar hal-hal yang kurang pas dilakukan pada saat proses
pembelajaran. Peserta didik cenderung lebih aktif dengan hal-hal yang lebih
didik tidak dilibatkan didalamnya akan membuat peserta didik merasa bosan dalam
yang diajarkan oleh guru dan pada akhir evaluasi pembelajaran siswa memperoleh
nilai kurang memuaskan. Hasil belajar dari peserta didik semakin menurun dari
waktu ke waktu.
menurunnya hasil belajar dari peserta didik dan kurangnya perhatian peserta didik
dengan pembelajaran sehingga membuat peserta didik asyik sendiri dengan kegiatan
yang lain akan coba diatasi dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
model Problem Based Learning dan dengan menggunakan media video. Oleh
karena itu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Pemanfaatan media
meningkatkan hasil dan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran PAI (Akidah)
B. Identifikasi Masalah
2. Peserta didik tidak memperhatikan dan sibuk dengan kegiatan lain selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Hasil belajar peserta didik tidak mengalami kenaikan, dan cenderung semakin
menurun.
C. Analisis Masalah
membatasi masalah yang akan dibahas dengan tujuan agar penelitian dapat terfokus
(PBL) dengan menggunakan media video terhadap peningkatan hasil belajar dan
2. Fokus penelitian dibatasi pada peserta didik kelas XI SMA Assalaam Sukoharjo.
9
D. Rumusan Masalah
Iman Kepada Hari Akhir melalui pemanfaatan media video dengan model
Assalaam Sukoharjo?
Iman Kepada Hari Akhir melalui pemanfaatan media video dengan model
Assalaam Sukoharjo?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan keaktifan belajar peserta didik
dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Guru
Sebagai motivasi untuk terus meningkatkan hasil belajar dan keaktifan dalam
proses pembelajaran.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Proses Pembelajaran
positif, dan permanen dengan lingkungannya agar mencapai arah dan tujuan
tertentu. Menurut J. Bruner dalam Slameto (2010) ada 4 hal yang perlu
b. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan dan juga perlu disajikan
c. Menganalisis sequence.
keaktifan belajar peserta didik, interaksi guru dan peserta didik, parsitipasi
dilakukan dengan cara yang tepat sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar
dan memperoleh hasil yang maksimal baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Guru memiliki beban yang tidak ringan, guru memiliki banyak
12
peran yang harus dijalankan dalam pembelajaran. Salah satu peran utama guru
modern di negara maju tentang mengajar menunjukkan hal yang berbeda, bahwa
didik dalam proses belajar, definisi ini mengindikasikan bahwa yang aktif adalah
membimbing (Slameto, 2010: 29-30). Kini dalam mengajar guru tidak lagi
menjadi satu-satunya pihak yang aktif, peserta didik juga harus aktif
pada guru ini sedikit mengurangi beban guru. Guru bisa lebih fokus dalam
peserta didik dan kegiatan belajarnya, kondisi guru dan kegiatan mengajarnya,
alat dan sumber belajar yang digunakan, serta teknik dan cara pelaksanaan
para peserta didik dalam kegiatan belajar, interaksi guru- peserta didik,
kemampuan guru mengajar, dan kualitas hasil belajar yang dicapai peserta didik
(Sudjana, 2009: 57-62). Kriteria tersebut akan membantu penilai untuk melihat
bagian mana yang telah dicapai dan bagian mana yang belum dicapai untuk
2. Hasil Belajar
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
dihadapi siswa (Syah, 2002: 68). Sedangkan menurut Drs. M. Dalyono, belajar
sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental serta
dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, maupun aspek kejiwaan
seperti intelegensi, bakat, motivasi, minta, dan sebagainya (Dalyono, 1996: 49).
14
kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti tes hasil belajar yang sesuai
merupakan kecakapan hidup yang diperoleh siswa pada saat itu (Sudjana, 2009:
22).
3. Keaktifan
berbuat. Jadi belajar memerlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, proses belajar
tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan
yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka
adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Belajar aktif adalah suatu sistem
dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara
a. Kegiatan-kegiatan visual
b. Kegiatan-kegiatan lisan
wawancara, diskusi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
d. Kegiatan-kegiatan menulis
e. Kegiatan-kegiatan menggambar
f. Kegiatan-kegiatan metrik
g. Kegiatan-kegiatan mental
16
keputusan.
Keaktifan belajar peserta didik merupakan unsur dasar yang penting bagi
mengikuti proses pembelajaran, dapat dilihat dalam beberapa hal sebagai berikut
(Sudjana,2009):
c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami
masalah.
4. Pembelajaran Kooperatif
dimaksud adalah kerjasama antar peserta didik dan antar komponen di sekolah,
termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik dan lembaga terkait
adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk
diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini
akan memberi siswa bentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Guru
dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif
wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat
diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik
yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat (Trianto, 2009: 58).
terdiri dari lima sampai tujuh anak. Ada beberapa faktor yang perlu
18
point for the acquisition and integration of new knowledge”. Suatu metode
peserta didik. Pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk aktif melakukan
19
belajar.
hendaknya memenuhi karakteristik berikut: (i) terkait dengan dunia nyata; (ii)
berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, (iv) memilih cara untuk
didik merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
bisa bekerja sama dengan pihak lain, menghadapkan peserta didik pada situasi
pemecahan masalah.
8. Media Pembelajaran
mendorong proses pembelajaran (R. Ibrahim dan Nana Syaodih, 1993:78 dalam
media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio dan media audio
visual. Tetapi kemampuan guru ditekankan pada objek nyata yang ada
disekitarnya.
Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam
kekal diakhirat. Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa akan datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini. Alam akhirat
beriman kepada hari akhir sudah diberitakan oleh alQur’an dan Hadist. Namun
bisa dipertegas oleh akal pikiran (dalil aqli). Secara akal kita bisa berpikir, bahwa
segala sesuatu yang ada di alam mengalami perubahan. Dan setiap yang
mempunyai tanda-tanda yang diberitakan oleh Al-Qur’an dan Hadist adalah bisa
Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan memberikan hikmah atau efek
yang sangat besar dalam kehidupan manusia paling tidak manusia akan merasa
takut terhadap azab yang akan diberikan Allah setelah terjadinya hari akhir, hal
ini akan membuat manusia selalu berhati- hati dalam bertindak dan akan selalu
rangkaian peristiwa yang harus dijalani setelah hari kiamat akan menimbulkan
kedisiplinan dan kewaspadaan sebab seluruh amal tidak ada yang luput dari
pengawasan Allah”4.
kepada hari akhir akan menimbulkan kedisiplinan dan berusaha menjadi lebih
2
Susiba dan Yasnel, Akidah Akhlak, (Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra, 2014), hlm.71.
3
Susiba dan Yasnel, Op-cit, hlm. 89.
4
Nurhayati Rusdi, Aqidah Akhlak, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2017), hlm. 142.
24
baik karena tidak ada amal yang luput dari pengawasan Allah. Dalam hal ini
B. Penelitian Terdahulu
terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan terhadap penelitian yang akan
diteliti, diantaranya:
siswa yang aktif dan sangat aktif semakin meningkat. Pada siklus I. siswa
dengan kategori aktif dan sangat aktif sebanyak 51%, siklus II sebanyak 57%
sedangkan siklus III sebanyak 63%. Persentase jumlah siswa kategori aktif
dan sangat aktif yang meningkat selama penelitian ini disebabkan karena
2. Penelitian Arum Ema Juwanti, dkk (2020), dalam jurnalnya yang berjudul
peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini dapat dilihat dari persentasi
oleh peneliti yaitu siklus I adalah 73,91% (kategori sedang) dan siklus II
adalah 86,95% (kategori baik). (2) Aktivitas peserta didik dalam proses
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persentasi hasil observasi teman sejawat
oleh peneliti yaitu siklus I adalah 63,33% (kategori sedang) dan siklus II
adalah 86,66% (kategori baik). (3) Hasil tes peserta didik pada siklus I dengan
rata-rata nilai 76,00 dan siklus II dengan rata-rata nilai 88,00, menunjukkan
evaluasi dari siklus I dan II dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 sehingga
meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI
dan BP.
meningkatkan hasil belajar PAItentang hormat dan taat kepada orang tua dan
guru siswa Kelas IX SMPN 2 Katingan Hilir Kabupaten Katingan.. Hal ini
dapat dilihat pada Siklus I, dari 27 siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa
(67,44%) dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (32,56 %). Sedangkan
pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (95,02%) dan yang belum
tuntas sebanyak 2 siswa (4,98%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar
27
C. Hipotesis Tindakan
terkumpul (Arikunto dan Arikunto, 1993: 105). Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis tindakan yang dapat disusun adalah hasil belajar dan keaktifan peserta
didik dalam kelompok belajar siswa saat proses pembelajaran PAI (Akidah) di kelas
BAB III
METODE PENELITIAN
Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil dan keaktifan peserta
didik pada mata pelajaran PAI (Akidah) kelas XI SMA Assalaam Sukoharjo dengan
materi “Iman Kepada Hari Akhir” ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
atau Classroom Action Research (CAR) untuk meningkatkan proses dan praktik
pembelajaran serta memecahkan masalah dan hambatan yang ada di kelas selama
34).
dengan menggunakan desain PTK Model Kemmis & McTaggart. Model yang
dikemukakan Kemmis & McTaggart ini merupakan satu perangkat yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dimana pada satu siklus dianggap
sebagai putaran kegiatan yang terdiri atas keempat komponen tersebut. Berikut
Kartasura, Kab Sukoharjo Jawa Tengah, Waktu penelitian dilaksanakan pada Juli –
Agustus 2023. Sedangkan observasi pra-tindakan dilaksanakan pada akhir bulan Juli
Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMA Assalaam Sukoharjo Kelas XI A
putra dengan jumlah 26 siswa dan objek dari penelitian ini adalah pembelajaran
PAI (Akidah).
30
model siklus Kemmis dan Mc Taggart merupakan hasil pengembangan dari model
siklus Kurt Lewin. Pada Model siklus Kurt Lewin meliputi Perencanaan, Tindakan,
Pengamatan, dan Refleksi. Pada model siklus Kemmis dan Mc Taggart diawali
komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga antara tindakan (acting) dan
pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil dari tindakan dan pengamatan
dijadikan dasar untuk mencermati apa yang sudah terjadi (reflecting) (Arikunto dan
Suharsimi, 2006: 92). Sehingga pada model Kemmis dan Mc Taggart antara setiap
langkah dalam siklus tersebut saling terkait (Sukardi, 2009: 214). Berawal dari
1. Perencanaan
mata pelajaran PAI (Akidah) kelas XI A materi Iman Kepada Hari Akhir.
c. Membuat lembar observasi dan angket aspek afektif yang menilai keaktifan
peserta didik.
31
2. Pelaksanaan
pembelajaran materi pokok Iman Kepada Hari Akhir secara individu dalam
masing individu pada tiap kelompok. Bagi peserta didik yang sudah
32
dan tiap kelompok 2 orang mewakili untuk bermain dalam babak. Dengan
cara ini peserta didik diharapkan akan bersemangat mengerjakan soal yang
diberikan.
7) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang
telah dilaksanakan.
3. Pengamatan
didik yang terdiri dari pengamatan aspek afektif yaitu keaktifan peserta didik
terhadap pembelajaran dan pemberian tugas dari guru. Hal ini dilakukan untuk
4. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan dan penelitian selama proses
kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan
85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2009: 99).
Hasil yang diperoleh dari siklus 1 dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus
berikutnya.
34
1. Lembar Observasi
pada saat proses pembelajaran fikih dengan menggunakan strategi kooperatif tipe
2. Pedoman Wawancara
jelas pada saat observasi dilakukan. Metode wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan beberapa keterangan dari guru mata pelajaran PAI (Akidah) dan
wawancara secara tidak terstruktur kepada peserta didik kelas XI SMA Assalaam
peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran PAI (Akidah)
video.
3. Lembar Angket
mengambil data keaktifan belajar pada mapel PAI (Akidah) bagi peserta didik.
4. Dokumentasi
5. Catatan Lapangan
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci mengenai kegiatan guru, peserta
6. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Di dalam penelitian ini memiliki
kecenderungan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi pokok
maka pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Tes yang digunakan tes
prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
Tes prestasi yang digunakan adalah tes buatan guru. Tes buatan guru yang dibuat
berupa isian singkat dan essay. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam belajar PAI (Akidah), khususnya pada materi pokok Iman
Kepada Hari Akhir. Tes ini dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih cermat,
lengkap dn sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Arikunto dan dan Arikunto,
1993: 136). Agar data yang diperoleh lebih lengkap, maka peneliti menggunakan
1. Instrumen Pembelajaran
37
kelas. RPP ini dibuat oleh peneliti bersama guru mata pelajaran PAI (Akidah)
b. Handout
c. Video Pembelajaran
dan menarik.
2. Instrumen Penelitian
38
adanya. Instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Peneliti
222).
b. Lembar observasi
aktualisasi yang dilakukan oleh pelaksana tindakan dan peserta didik selama
c. Lembar Angket
Selain itu, juga untuk membandingkan hasil dari data-data lainnya sehingga
d. Pedoman Wawancara
39
diketahui atau kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, juga untuk
dilaksanakan.
e. Dokumentasi
mengenai aktivitas belajar peserta didik pada saat proses pembelajaran dan
f. Validitas Instrumen
Instrumen yang baik harus valid dan harus benar-benar mencakup hal-
hal yang diukur. Teknik validitas isi (content validity) dalam penelitian ini
untuk mengukur ketepatan suatu tes diukur dari soal/tes tersebut. Dalam suatu
tes menjadi valid jika materi tes yang diberikan dapat mewakili secara
menyeluruh dari materi pelajaran yang diberikan. Untuk menguji validitas isi
dalam penguasaan materi dan pembuatan soal-soal tes. Selain itu, peneliti
pembimbing.
g. Catatan Lapangan
40
berlangsung agar diperoleh data yang lengkap dan terpercaya dalam hasil
penelitian.
melalui kalimat secara jelas dan terperinci. Teknik analisis data dalam penelitian ini
untuk menguji hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PAI
(Akidah) kelas XI SMA Assalaam Sukoharjo. Untuk menguji hasil belajar peserta
didik dengan cara memberikan pre test dan post test. Analisa data kuantitatif yang
digunakan untuk membandingkan hasil belajar PAI (Akidah) sebelum dan sesudah
Learning. Data disajikan dalam bentuk tabel yang mudah dipahami secara
keseluruhan. Untuk menghitung data-data yang berupa angka hasil dari pre test dan
post test peneliti akan menggunakan rumus statistika ukuran rata-rata kelas. Rata-
rata kelas (mean) dapat dihitung dengan rumus (Arikunto dan Suharsimi, 2010:
264):
41
Σ𝑋
𝑋̅ = 𝑁
Keterangan:
̅
X = Nilai rata-rata kelas
Selanjutnya, analisis hasil belajar siswa setelah penerapan model Problem Based
𝑅
𝑆= 𝑥 100%
𝑁
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu aktif atau
mencapai minimum 70 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah peserta didik yang ada
di kelas tersebut
42
dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
PAI (Akidah) di kelas XI SMA Assalaam Sukoharjo. Penelitian ini akan berhenti
apabila berdasarkan analisis lembar observasi dan hasil belajar siswa, presentase
rata-rata indikator hasil belajar dan keaktifan peserta didik meningkat 75 % atau
lebih. Selain itu, apabila hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa indikator-
DAFTAR PUSTAKA
Slavin, E.Robert. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. London:
Allymand Bacon. Diterjemahkan dari Coopertive Learning: Theori,
Reearch And Practice penerjemah Nurulita Nasron. 2008. Bandung: Nusa
Media.
44
Tan, O.S. 2003. Problem Based Learning Innovation. Gale Cengage Learning,
Singapore: Sing Lee Press.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Bandung: PT Raja Graf indo Persada.
Juwanti, Arum Ema. & Salsabila, Unik Hanifah. & Putri, Cikal Jiwai. & Dewi
Nuranya, Alma Livia. & Cholifah, Fitri Nur (2020). Project Based
Learning untuk PAI Selama Pembelajaran Daring.
https://lonsuit.unismuhluwuk.ac.id/ilmi/issue/view/64.
45
Mukmin, Abd (2021). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning Menggunakan Audio
Visual Pada Materi Tata Cara Pengurusan Jenazah Madrasah Aliyah
Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Sungai Terap Kec. Retah Kab. Indragiri
Hilir.http://ejournalittihad.alittihadiyahsumut.or.id/index.php/ittihad/issue
/view/10.