DI
S
U
S
U
N
OLEH :
AROZATULO MENDROFA, S.Pd.K
TAHUN 2022
ABSTRAK
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena
pemeliharaan dan pertolonganNya, sehingga penulis telah melaksanakan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih
meningkatkan kemajuan proses pembelajaran si kelas XII TPHP SMK Negeri 2
Hiliserangkai, .tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha – usaha
yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah
penelitian ini guna mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Dosen Marlen Tineke Alakaman sebagai Wali Mahasiswa di Rombel 27, sekaligus
sebagai yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat selesai dengan baik.
Teman-teman di rombel 27, yang saling berbagi memberikan sumbangan pikiran kepada
penulis.dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.
C. Pembatasan Masalah.
Dari sekian banyak permasalahan yang ada, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini,
peneliti hanya memfokuskan pada salah satu permasalahan saja yaitu Metode Presentasi
D. Rumusan Masalah.
Idealnya para siswa yang sudah berada pada tingkat kelas XII dapat lebih aktif dan
agresif dalam pembelajaran dikarenakan tingkat kedewasaan mereka sudah lebih tinggi jika
dibanding dengan keadaan waktu berada di tingkat Sekolah Menengah, akan tetapi pada
kenyataannnya para siswa pasif dan tidak aktif.
F. Manfaat Penelitian.
1. Untuk Guru :
Agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan – wawasan yang dapat
mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu aktifnya siswa dalam proses
pembelajaran. Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan
dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
2. Untuk Siswa :
a) Diharapkan keikutsertaan dan peran aktif pada pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen.
b) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau kurang dikenalinya
materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam kelas
memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan menggunakan metode
–metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Presentasi Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Di Kelas XII TPHP Smk Negeri 2 Hiliserangkai”.
A. KAJIAN TEORI.
1. Hakikat Pendidikan Agama Kristen.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan
Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang
dinyatakan dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen
merupakan salah satu bentuk usaha yang harus dilakukan secara terus menerus agar dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Menurut Tata Gereja, mengungkapkan bahwa “Pendidikan Agama Kristen adalah
usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus,
dinyatakan dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya”.
(Exodus, 2005 : 3)
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Kristen
merupakan usaha dalam menumbuhkembangkan kemampuan siswa lewat tuntunan Roh
Kudus agar dapat memahami Kasih Allah dalam Roh Kudus.
Hakikat ini pada pusat dari Pendidikan Agama Kristen SMK ialah Yesus Kristus.
Sumber dan pokok kegiatan Pendidikan Agama Kristen SMK dimanapun dan dalam
kesempatan apapun adalah Yesus Kristus.Pendidikan Agama Kristen dilakukan dalam rangka
pembinaan agar anak bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dalam imannya, dewasa
dalam gereja dan dewasa dalam bermasyarakat.
Dewasa dalam iman dapat berarti : orang selalu memiliki hubungan erat dengan
Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dan percaya, bahwa iman berasal dari
Allah. Dewasa dalam bergereja berarti : sebagai umat yang percaya harus memiliki
keteguhan akan Yesus Kristus, dasar dan pegangan hidup mereka adalah Kristus, hidup
dalam semangat persaudaraan dan saling mencintai. Dewasa dalam bermasyarakat berarti :
sadar mewujudkan imannya dalam bermasyarakat, ikut serta mengembangkan masyarakat
menjadi terang dan garam dunia, berani memberikan kesaksian iman dimana saja serta
menjalankan karya kasih bagi sesame manusia.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen secara umum bertujuan untuk
memperkenalkan Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya – karyaNya serta
menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggungjawab di tengah masyarakat. Dan secara khusus bertujuan menanamkan nilai –
nilai kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu menjadikan nilai
kristiani sebagai acuan.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka kompetensi dalam Pendidikan Agama Kristen di
tingkat SMK hanya terbatas pada aspek nlai – nilai iman kristiani.
Melalui penyajian kurikulum maka Pendidikan Agama Kristen diharapkan siswa
mampu mengalami suatu proses transformasi nilai – nilai kehidupan berdasarkan iman
kristiani yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bukan saja diberikan oleh gereja di dalam
lingkungannya sendiri, tetapi juga di luar lingkungannya itu, yaitu di dalam lingkungan
sekolah.Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah merupakan kesatuan yang utuh
dengan pendidikan yang dierima baik di rumah maupun di keluarga, gereja dan masyarakat.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen berpusat pada siswa artinya bahwa perkembangan,
keberadaan, pergumulan, kebutuhan, kondisi kongkrit siswa yang seringkali berbeda – beda
haruslah menjadi pertimbangan utama guru dalam merancang pembelajaran sehingga
Pendidikan Agama Kristen benar – benar menyentuh eksistensi guru, dan siswa mengalami
perubahan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor, serta nilai – nilai dalam dirinya.
1. Kejadian 12 : 1 – 3.
“Berfirmanlah Tuhan kepada Abram : pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah Bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu. Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat, Aku akan memberkati orang – orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang – orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”.
2. Yesaya 49 : 6.
“Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku –
suku Yakub dan untuk mengembalikan orang – orang Israel yang masih terpelihara.Tetapi
Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa – bangsa supaya keselamatan yang
daripada-Ku sampai ke ujung bumi”.
3. Amsal 22 : 6.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia
tidak akan menyimpang daripada jalan itu”.
4. Matius 28 : 19 – 20.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman”.
5. II Timotius 3 : 16.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.
3. Metode Presentasi
a. Pengertian Metode Presentasi
Metode Presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan, perasaan di depan
umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau tidak. Bagi
kebanyakan orang metode presentasi menuntut adanya pembuatan ringkasan dari sekian
masalah yang akan diharapkannya.
Tujuannya adalah melatih siswa mengembangkan keaktifan dan kemampuan berpikir
serta cara berpikir kritis dan analisis.
b. Hal – hal yang harus diperhatikan guru adalah :
1) Menyapkan daftar atau mendiskusikan topik terlebih dahulu dengan siswa.
2) Menyediakan bahan – bahan atau materi yang cukup untuk proses penulisan makalah
serta menerangkan atau memberi contoh cara presentasi yang baik.
3) Membagi dan menerangkan tugas setiap anggota kelompok dalam proses pembuatan
makalah dan proses selanjutnya.
4) Menyiapkan sarana untuk presentasi.
c. Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah :
1) Membentuk kelompok per kelas terdiri dari 4 – 5 siswa.
2) Mendiskusikan topik yang akan dipresentasikan, bisa juga berdasarkan penelitian
yang dlakukan siswa, misalnya pelaporan hasil angket atau pustaka.
3) Menulis naskah lengkap.
4) Mempresetasikan dihadapan orang lain.
5) Tanya jawab / diskusi.
6) Pemberian evaluasi, diberikan setelah sekian / seluruh kelompok maju dengan soal
bersumber dari proses presentasi dan diskusi.
4. Temuan.
1) Manfaat.
Manfaat yang akan diraih adalah adanya suasana kelas yang hidup, secara
psikologis siswa merasa bangga bisa mengungkapkan ide, perasaan dan pikirannya dan
tampil paling tidak di depan teman – teman sekelas dan gurunya. Rasa bangga itu akan
lebih jelas jika menggunakan alat shooting atau kamera, dan di akhir program sambil
membagikan hasil evaluasi.
2) Kendala.
Siswa umumnya tidak tertarik mendiskusikan topik yang bersifat teks book.Lain
halnya yang berkaitan dengan dunia mereka, dunia remaja, bahaya seks bebas, pernikahan
dini, atau narkoba.Oleh karena itu guru harus pandai – pandai menyesuaikan dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sepanjang sama – sama mengembangkan
kemampuan, bila ada kelompok yang mengajukan topik yang dianggap kurang berkaitan
dengan GBPP, kita bebaskan saja mereka membahasnya.
B. HIPOTESIS PENELITIAN
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau kurang
dikenalinya materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam kelas
memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan menggunakan metode
–metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh siswa
itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CERAMAH DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI
KELAS XII TPHP SMK NEGERI 2 HILISERANGKAI”.
C. ALASAN MEMILIH TINDAKAN.
Belajar dari suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga
diperoleh pemahaman baru, sehingga kualitas perubahan sangat dipengaruhi oleh pendekatan
guru dimana dalam prosesnya perlu diberikan motivasi agar kualitas perubahan itu menjadi
baik.
Dengan menggunakan Metode Presentasi akan lebih mendorong siswa untuk lebih
aktif , giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar sekaligus akan membuat
siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam menerima pelajaran. Dalam kegiatan belajar tidak
hanya dituntut hasilnya secara kuantitatif tetapi juga kualitas perubahan sikap, perilaku dalam
Proses Belajar Mengajar.
BAB III
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
G. Pengumpulan Data.
1. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa.
2. Sasaran.
Sasaran penelitian ini adalah guru dengan menggunakan metode presentasi dalam
Proses Belajar Mengajar.
3. Jenis Data.
Berdasarkan apa yang diteliti, maka jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang didapat dari cara observasi pelaksanaan tindakan.
4. Cara mengumpulkan Data.
Data tentang Proses Belajar Mengajar pada saat dilaksanakan siklus pertama,
kedua dan ketiga, diambil dengan menggunakan lembar observasi.
5. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data.
Adapun tehnik pengumpulan data dilakukan secara langsung dalam kelas yakni
mengisi lembaran observasi berdasarkan pengamatan.