Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PTK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN


METODE PRESENTASI PADA MATA PELAJARAN AGAMA KRISTEN
DI KELAS XII TPHP SMK NEGERI 2 HILISERANGKAI

DI

S
U
S
U
N

OLEH :
AROZATULO MENDROFA, S.Pd.K

PROGRAM PPG IAKN AMBON

TAHUN 2022
ABSTRAK

Arozatulo Mendrofan S.Pd.K: Meningkatkan hasil belajar siswa dengan


menggunakan metode presentasi pada mata pelajaran PAK siswa kelas XII TPHP SMK
Negeri 2 Hiliserangkai.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap terjadi proses pembelajaran di kelas ada
kecenderungan bahwa siswa sangat tidak aktif atau pasif dalam menanggapi proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik karena kurang menariknya cara
guru menjelaskan, jenuhnya siswa karena terlalu panjang guru menerangkan, atau disebabkan
kurang dimengertinya permasalahan yang dijelaskan.
Melihat kenyataan ini perlu diadakan penelitian agar dapat dilihat penyebab utama
mengapa terjadi hal seperti itu dan dapat diberikan solusi yang terbaik demi tercapainya hasil
pembelajaran yang baik dan menarik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di
XII TPHP SMK Negeri 2 Hiliserangkai.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana karakter siswa pada
umumnya dan bagaimana caranya memperbaiki sehingga didapatkan siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata dengan menggunakan metode
presentasi dalam pembelajaran dapat membangkitkan keaktifan siswa, terbukti dengan
presentasi setiap siklus meningkat.
Aplikasi penelitian ini diharapkan dapat diterapkan baik oleh diri sendiri maupun oleh
teman sejawat apabila mempunyai permasalahan yang sama yaitu kurang aktifnya siswa
dalam mengikuti pembelajaran yang kita berikan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena
pemeliharaan dan pertolonganNya, sehingga penulis telah melaksanakan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas dan sudah menyelesaikannya. Hal ini dilakukan dalam rangka lebih
meningkatkan kemajuan proses pembelajaran si kelas XII TPHP SMK Negeri 2
Hiliserangkai, .tanpa diketahui apa yang harus dilakukan maka tak akan ada usaha – usaha
yang dilakukan dan tak akan ada keberhasilan yang dicapai. Oleh karena itu dilaksanakanlah
penelitian ini guna mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan.
Dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Dosen Marlen Tineke Alakaman sebagai Wali Mahasiswa di Rombel 27, sekaligus
sebagai yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat selesai dengan baik.
Teman-teman di rombel 27, yang saling berbagi memberikan sumbangan pikiran kepada
penulis.dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.

Gunungsitoli, 2 September 2022


Penulis,

Arozatulo Mendrofa, S.Pd.K


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
2. Identifikasi Masalah......................................................................... 2
3. Pembatasan Masalah.................................................................... 2
4. Rumusan Masalah................................................................................ 2
5. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
6. Manfaat Penelitian......................................................................................3
B. HIPOTESIS PENELITIAN............................................................................4
C. ALASAN MEMILIH.......................................................................................4
BAB II...................................................................................................................5
A. Kajian Teori........................................................................................ 5
1. Hakekat Pendidikan Agama Kristen.........................................................5
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.................................................6
3. Metode Presentasi..................................................................... 7
4. Temuan.............................................................................................. 8
B. Hipotesis Penelitian ................................................................. 9
C. Alasan Memilih Tindakan................................................................ 9
BAB III................................................................................................................10
A. Pemberian Latar dan Karakter Sasaran Penelitian........................... 10
B. Partisipan dan Perannya............................................................. 10
C. Bentuk Penelitian dan Cara Pemecahan Masalah........................................10
D. Administrasi Sarana dan Material Penunjang................................... 11
E. Rancangan Proses dan Prosesdural Penelitian Setiap Siklus........................11
F. Langkah Tindakan Pemecahan Masalah dan Indikator Keberhasilan 12
G. Pengumpulan Data........................................................................................12
H. Cara Mengolah dan Menganalisa Data........................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar
merupakan hal yang sering ditemukan dan dialami dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah
tersebut merupakan hal yang akan menghambat tercapainya suatu keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dengan kefakuman siswa dan pasifnya siswa dalam Proses Belajar Mengajar
dapat mengakibatkan beberapa hal yang kemungkinan dapat merugikan berbagai pihak. Bagi
siswa sendiri, selain kurang terlatihnya pengetahuan dalam mengemukakan pendapat juga
dapat mengakibatkan kejenuhan ketika dalam kegiatan belajar mengajar, atau bahkan
mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan yang dapat ditransfer oleh siswa sendiri.. Di lain
pihak guru juga akan merasakan hal yang kurang baik, selain merasakan keragu-raguan
apakah materi yang diberikannya sudah cukup diterima atau sebaliknya tidak dapat
dimengerti oleh para siswa, juga hal lain, bagi guru yang suka membutuhkan dorongan –
dorongan, motivasi waktu menyampaikan materi akan terhambat, sebab dorongan dari siswa
sendiri tidak ada, misalnya penjelasan guru akan lebih bagus dan menarik jika dibangkitkan
dengan berbagai masalah dari siswa yaitu berupa pertanyaan – pertanyaan atau pendapat –
pendapat.
Jika keadaan seperti ini dibiarkan tanpa ada respon, kemungkinan saja nilai
pendidikan di sekolah akan rendah dan menjadi sempit. Oleh karena itu penanganan masalah
ini sangat mendesak agar nilai pendidikan dapat meningkat.
Disadari secara cermat bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak,
maka perlu mengadakan suatu penelitian dimana letak penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan metode
pembelajaran atau mengadakan suatu perubahan metode pembelajaran, misalnya dengan
mencoba menggunakan metode presentasi. Dengan menggunakan metode presentasi ini
sangat dirasakan akan lebih memicu dan memberikan rangsang terhadap siswa untuk aktif
karena akan adanya keterpaksaan yang muncul secara otomatis yaitu karena merasa malu
oleh siswa lain jika siswa tidak mampu untuk mempresentasikan materi tersebut, atau siswa
tersebut akan dipaksa untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh siswa lain.
B. Identifikasi Masalah.
Dari hasil pengamatan di sekolah / di kelas, ternyata begitu banyak permasalahan
yang di temui, seperti :
1. Guru mengajar tanpa menyiapkan administrasi pembelajaran.
2. Penggunaan metode pada Kegiatan Belajar Mengajar tidak tepat.
3. Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam menerima pelajaran.
4. Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar banyak siswa yang hanya bermain.
5. Guru pada saat mengajar hanya duduk dan diam ditempatnya saja.
6. Hasil belajar siswa belum mencapai seperti apa yang diharapkan.
7. Penampilan guru yang tidak menarik.
8. Guru tidak menguasai kelas.
9. Pembelajaran yang tidak menyenangkan.
10. Sarana dan prasarana tidak menunjang.
11. Tidak terjalin hubunganinteraksi antara guru dan siswa.
12. Guru hanya memberi tugas mencatat.
13. Tidak menggunakan alat peraga pada saat mengajar.

C. Pembatasan Masalah.
Dari sekian banyak permasalahan yang ada, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini,
peneliti hanya memfokuskan pada salah satu permasalahan saja yaitu Metode Presentasi

D. Rumusan Masalah.
Idealnya para siswa yang sudah berada pada tingkat kelas XII dapat lebih aktif dan
agresif dalam pembelajaran dikarenakan tingkat kedewasaan mereka sudah lebih tinggi jika
dibanding dengan keadaan waktu berada di tingkat Sekolah Menengah, akan tetapi pada
kenyataannnya para siswa pasif dan tidak aktif.

Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


1. Apa yang dialami siswa waktu diadakan pembelajaran ?
2. Apakah siswa lebih aktif jika menghadapi pembelajaran yang sudah dikuasainya ?
3. Apakah siswa lebih aktif jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Metode
Presentasi ?
4. Apa ada perbedaan antara prestasi siswa yang menggunakan Metode Presentasi dengan
siswa menggunakan metode tradisional ?
E. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan metode
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan lain unutuk mendapatkan cara – cara lain yang dapat menunjang
keberhasilan jika dipadukan dengan metode pembelajaran yang disajikan.

F. Manfaat Penelitian.
1. Untuk Guru :
Agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan – wawasan yang dapat
mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu aktifnya siswa dalam proses
pembelajaran. Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan
dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.

2. Untuk Siswa :
a) Diharapkan keikutsertaan dan peran aktif pada pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen.
b) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Untuk Pendidikan Agama Kristen :


Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kriten dapat mengubah sikap dan perilaku
anak.

G. HIPOTESIS PENELITIAN
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau kurang dikenalinya
materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam kelas
memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan menggunakan metode
–metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Presentasi Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Di Kelas XII TPHP Smk Negeri 2 Hiliserangkai”.

H. ALASAN MEMILIH TINDAKAN.


Belajar dari suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga
diperoleh pemahaman baru, sehingga kualitas perubahan sangat dipengaruhi oleh pendekatan
guru dimana dalam prosesnya perlu diberikan motivasi agar kualitas perubahan itu menjadi
baik.
Dengan menggunakan metode presentasi akan lebih mendorong siswa untuk lebih
aktif , giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar sekaligus akan membuat
siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam menerima pelajaran. Dalam kegiatan belajar tidak
hanya dituntut hasilnya secara kuantitatif tetapi juga kualitas perubahan sikap, perilaku dalam
Proses Belajar Mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI, HIPOTESIS PENELITIAN, ALASAN MEMILIH TINDAKAN

A. KAJIAN TEORI.
1. Hakikat Pendidikan Agama Kristen.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan
Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang
dinyatakan dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen
merupakan salah satu bentuk usaha yang harus dilakukan secara terus menerus agar dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Menurut Tata Gereja, mengungkapkan bahwa “Pendidikan Agama Kristen adalah
usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus,
dinyatakan dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya”.
(Exodus, 2005 : 3)
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Kristen
merupakan usaha dalam menumbuhkembangkan kemampuan siswa lewat tuntunan Roh
Kudus agar dapat memahami Kasih Allah dalam Roh Kudus.
Hakikat ini pada pusat dari Pendidikan Agama Kristen SMK ialah Yesus Kristus.
Sumber dan pokok kegiatan Pendidikan Agama Kristen SMK dimanapun dan dalam
kesempatan apapun adalah Yesus Kristus.Pendidikan Agama Kristen dilakukan dalam rangka
pembinaan agar anak bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dalam imannya, dewasa
dalam gereja dan dewasa dalam bermasyarakat.
Dewasa dalam iman dapat berarti : orang selalu memiliki hubungan erat dengan
Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dan percaya, bahwa iman berasal dari
Allah. Dewasa dalam bergereja berarti : sebagai umat yang percaya harus memiliki
keteguhan akan Yesus Kristus, dasar dan pegangan hidup mereka adalah Kristus, hidup
dalam semangat persaudaraan dan saling mencintai. Dewasa dalam bermasyarakat berarti :
sadar mewujudkan imannya dalam bermasyarakat, ikut serta mengembangkan masyarakat
menjadi terang dan garam dunia, berani memberikan kesaksian iman dimana saja serta
menjalankan karya kasih bagi sesame manusia.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen secara umum bertujuan untuk
memperkenalkan Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya – karyaNya serta
menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggungjawab di tengah masyarakat. Dan secara khusus bertujuan menanamkan nilai –
nilai kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu menjadikan nilai
kristiani sebagai acuan.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka kompetensi dalam Pendidikan Agama Kristen di
tingkat SMK hanya terbatas pada aspek nlai – nilai iman kristiani.
Melalui penyajian kurikulum maka Pendidikan Agama Kristen diharapkan siswa
mampu mengalami suatu proses transformasi nilai – nilai kehidupan berdasarkan iman
kristiani yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bukan saja diberikan oleh gereja di dalam
lingkungannya sendiri, tetapi juga di luar lingkungannya itu, yaitu di dalam lingkungan
sekolah.Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah merupakan kesatuan yang utuh
dengan pendidikan yang dierima baik di rumah maupun di keluarga, gereja dan masyarakat.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen berpusat pada siswa artinya bahwa perkembangan,
keberadaan, pergumulan, kebutuhan, kondisi kongkrit siswa yang seringkali berbeda – beda
haruslah menjadi pertimbangan utama guru dalam merancang pembelajaran sehingga
Pendidikan Agama Kristen benar – benar menyentuh eksistensi guru, dan siswa mengalami
perubahan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor, serta nilai – nilai dalam dirinya.
1. Kejadian 12 : 1 – 3.
“Berfirmanlah Tuhan kepada Abram : pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah Bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu. Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat, Aku akan memberkati orang – orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang – orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”.
2. Yesaya 49 : 6.
“Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku –
suku Yakub dan untuk mengembalikan orang – orang Israel yang masih terpelihara.Tetapi
Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa – bangsa supaya keselamatan yang
daripada-Ku sampai ke ujung bumi”.
3. Amsal 22 : 6.
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia
tidak akan menyimpang daripada jalan itu”.
4. Matius 28 : 19 – 20.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman”.
5. II Timotius 3 : 16.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.

3. Metode Presentasi
a. Pengertian Metode Presentasi
Metode Presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan, perasaan di depan
umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau tidak. Bagi
kebanyakan orang metode presentasi menuntut adanya pembuatan ringkasan dari sekian
masalah yang akan diharapkannya.
Tujuannya adalah melatih siswa mengembangkan keaktifan dan kemampuan berpikir
serta cara berpikir kritis dan analisis.
b. Hal – hal yang harus diperhatikan guru adalah :
1) Menyapkan daftar atau mendiskusikan topik terlebih dahulu dengan siswa.
2) Menyediakan bahan – bahan atau materi yang cukup untuk proses penulisan makalah
serta menerangkan atau memberi contoh cara presentasi yang baik.
3) Membagi dan menerangkan tugas setiap anggota kelompok dalam proses pembuatan
makalah dan proses selanjutnya.
4) Menyiapkan sarana untuk presentasi.
c. Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah :
1) Membentuk kelompok per kelas terdiri dari 4 – 5 siswa.
2) Mendiskusikan topik yang akan dipresentasikan, bisa juga berdasarkan penelitian
yang dlakukan siswa, misalnya pelaporan hasil angket atau pustaka.
3) Menulis naskah lengkap.
4) Mempresetasikan dihadapan orang lain.
5) Tanya jawab / diskusi.
6) Pemberian evaluasi, diberikan setelah sekian / seluruh kelompok maju dengan soal
bersumber dari proses presentasi dan diskusi.
4. Temuan.
1) Manfaat.
Manfaat yang akan diraih adalah adanya suasana kelas yang hidup, secara
psikologis siswa merasa bangga bisa mengungkapkan ide, perasaan dan pikirannya dan
tampil paling tidak di depan teman – teman sekelas dan gurunya. Rasa bangga itu akan
lebih jelas jika menggunakan alat shooting atau kamera, dan di akhir program sambil
membagikan hasil evaluasi.
2) Kendala.
Siswa umumnya tidak tertarik mendiskusikan topik yang bersifat teks book.Lain
halnya yang berkaitan dengan dunia mereka, dunia remaja, bahaya seks bebas, pernikahan
dini, atau narkoba.Oleh karena itu guru harus pandai – pandai menyesuaikan dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sepanjang sama – sama mengembangkan
kemampuan, bila ada kelompok yang mengajukan topik yang dianggap kurang berkaitan
dengan GBPP, kita bebaskan saja mereka membahasnya.

B. HIPOTESIS PENELITIAN
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias
menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau kurang
dikenalinya materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam kelas
memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan menggunakan metode
–metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh siswa
itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CERAMAH DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI
KELAS XII TPHP SMK NEGERI 2 HILISERANGKAI”.
C. ALASAN MEMILIH TINDAKAN.
Belajar dari suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga
diperoleh pemahaman baru, sehingga kualitas perubahan sangat dipengaruhi oleh pendekatan
guru dimana dalam prosesnya perlu diberikan motivasi agar kualitas perubahan itu menjadi
baik.
Dengan menggunakan Metode Presentasi akan lebih mendorong siswa untuk lebih
aktif , giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar sekaligus akan membuat
siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam menerima pelajaran. Dalam kegiatan belajar tidak
hanya dituntut hasilnya secara kuantitatif tetapi juga kualitas perubahan sikap, perilaku dalam
Proses Belajar Mengajar.
BAB III
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pemberian Latar dan Karakter Sasaran Penelitian.


Sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk memperoleh
gambaran tentang apakah metode presentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa lewat
Proses Belajar Mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen, maka yang menjadi
sasaran penelitian adalah siswa Kelas XII TPHP SMK Negeri 2 Hiliserangkai dengan jumlah
siswa 15 orang.
Penelitian ini dijalankan di dalam kelas dengan posisi tempat duduk yang diubah
sehingga mendapat kesan yang lain seperti biasanya.
Alat atau bahan yang digunakan dalam presentasi ini adalah selembaran yang berisi
materi hasil diskusi masing – masing kelompok yang sudah disebarkan kepada seluruh
peserta presentasi.

B. Partisipan dan Perannya.


Penelitian ini dilaksanakan secara individu yakni oleh peneliti sendiri dan dibantu
oleh yang lain sebagai pengamat.

C. Bentuk Penelitian dan Cara Pemecahan Masalah.


Seperti yang disebutkan di atas bahwa, penelitian ini dilaksanakan sendiri.Jadi bentuk
penelitian ini adalah penelitian sendiri. Adapun langkah –langkah tindakan secara garis besar
yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah sebagi berikut :
1) Mengatur pembagian kelompok.
2) Menyiapkan materi yang diberikan.
3) Menyiapkan administrasi / perangkat – perangkat pembelajaran yang diperlukan.
4) Memberikan informasi pada siswa bahwa aka nada kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas pada hari yang ditentukan.
5) Melaporkan kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas untuk pelaksanaan kegiatan ini.
D. Administrasi, Sarana dan Material Penunjang.
Administrasi adalah perangkat pembelajaran yang disiapkan sesuai kebutuhan
(terlampir), dengan sarana yang sudah ada dan tersedia seperti meja, kursi, papan tulis, buku
– buku dan lain – lain, serta materi inti.
E. Rancangan Proses dan Prosedural Penelitian Setiap Siklus.
Pelaksanaan penelitian meliputi dua siklus.Tiap siklus terdapat tahapan perencanaan,
tindakan observasi dan refleksi.
1. Perencanaan.
a) Perencanaan tindakan siklus I meliputi :
 Penyiapan RPP / Silabus.
 Skenario pembelajaran.
 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar.
b) Perencanaan tindakan siklus II meliputi :
 Penyiapan RPP / Silabus.
 Skenario pembelajaran.
 Mengatur kelompok.
 Lembar observasi Kegiatan Belajar
Mengajar. 2.Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak tiga (3) kali putaran / siklus.Kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahap atau siklus pertama adalah menjelaskan materi pelajaran tidak
berpedoman pada perangkat pembelajaran.Tahap atau siklus kedua yaitu menjelaskan materi
pelajaran dengan berpedoman pada perangkat pembelajaran sambil mempresentasikan.
3. Observasi.
Tahapan kegiatan ini dilakukan adalah mengobservasi seluruh kegiatan selama
kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi menggunakan lembar
pengamatan yang telah disiapkan.
4. Refleksi.
Kegiatan refleksi dilaksanakan sebagai upaya untuk memahami dan memaknai suatu
proses dan hasil pembelajaran yang meliputi kegiatan mengingat dan merenungkan tindakan
yang telah dilakukan. Hasil yang di dapat tentang apa yang harus diperbaiki dari kegiatan
tindakan siklus pertama dan kedua.
F. Langkah – Langkah Tindakan Pemecahan Masalah dan Indikator Keberhasilan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan cara menjelaskan materi pelajaran
dengan langkah – langkah sebagai ,berikut :
 Menyiapkan dan mengarahkan perhatian siswa pada Kegiatan Belajar Mengajar.
 Mengadakan kegiatan Tanya jawab.
 Membentuk pembagian kelompok.
 Menugaskan siswa untuk membahas materi yang sudah dibagikan.
 Mempresentasikan materi yang sudah dibahas lewat kelompok.
Dari langkah – langkah tersebut diatas kemudian dibuat instrument yang berupa
lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar dalam rangka mengamati keberhasilan dalam
kegiatan belajar mengajar

G. Pengumpulan Data.
1. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa.
2. Sasaran.
Sasaran penelitian ini adalah guru dengan menggunakan metode presentasi dalam
Proses Belajar Mengajar.
3. Jenis Data.
Berdasarkan apa yang diteliti, maka jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang didapat dari cara observasi pelaksanaan tindakan.
4. Cara mengumpulkan Data.
Data tentang Proses Belajar Mengajar pada saat dilaksanakan siklus pertama,
kedua dan ketiga, diambil dengan menggunakan lembar observasi.
5. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data.
Adapun tehnik pengumpulan data dilakukan secara langsung dalam kelas yakni
mengisi lembaran observasi berdasarkan pengamatan.

H. Cara Mengolah dan Menganalisa Data.


Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan tehnik
presentasi, yaitu jumlah kegiatan yang dilakukan oleh guru atas siswa dalam waktu
pengamatan dibandingkan dengan seluruh kegiatan dengan rumus sebaga berikut :
PERSENTASE = SKOR KEGIATAN = 100%
SKOR TOTAL KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai