(Lembar Kerja Resume Modul Lokakarya KB 4 Sub CP 1,2)
A. Judul Modul : IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
DALAM PEMBELAJARAN B. Kegiatan Belajar : KB 4 CP 1,2 (KB 1/2/3/4) C. Oleh : Sanotona Gulo (Rombel 25) D. Refleksi
No Komponen Respon/Resume/Jawaban/Analisa
1 Identifikasi Masalah Memahami Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam
Pembelajaran 2 Analisis akar masalah (keterkaitan Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam dengan masalah kekinian) Pembelajaran 1. Menganalisis Rasionalitas dan konsep dasar, manfaat kurikulum merdeka sebagai paradigma baru dalam peningkatan mutu pembelajaran 2. Menganalisis prinsip-prinsip utama yang dijadikan dasar dalam penerapan kurikulum merdeka, karakteristik dalam pembelajaran, kriteria sekolah/madrasah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka, dan struktur serta dimensi Kurikulum Merdeka Keterkaitan dengan Masalah kekinian: 1. Sering bergantinya kurikulum dalam kegiatan pembelajaran akan membingungkan para guru dan juga siswa 2. Masih belum tercapainya program pelaksanaan kurikulum 2013, sekarang berganti lagi ke Kurikulum Merdeka 3. Masih terdapat guru yang belum bisa mengikuti perkembangan penerapan kurikulum meredeka dalam pembelajaran 4. Konsistensi kurikulum yang digunakan di sekolah belum ada (berganti Menteri, berganti pula kurikulum) 5. Masih banyak guru-guru di daerah pelosok belum memahami Kurikulum Merdeka dan bagaimana penerapan, pengembangan, konsep dasar, prinsip, struktur dan dimensinya 6. Sebagian guru belum menunjukkan pelaksanaan tugas berdasarkan norma keprofesian 7. Sebagian guru belum kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran karena regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah 3 Solusi 1. Menjelaskan analisis Rasionalitas dan konsep dasar, manfaat kurikulum merdeka sebagai paradigma baru dalam peningkatan mutu pembelajaran 2. Menjelaskan prinsip-prinsip utama yang dijadikan dasar dalam penerapan kurikulum merdeka, karakteristik dalam pembelajaran, kriteria sekolah/madrasah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka, dan struktur serta dimensi Kurikulum Merdek 3. Memprogramkan pelaksanaan pelatihan kurikulum merdeka dalam skala local dan nasional (tidak melalui zoom) 4. Mengkaderkan guru-guru yang bisa memaparkan kurikulum merdeka di masing-masing sekolah 5. Konsitensi kurikulum sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan di Indonesia 6. Setiap guru wajib mengikuti sosialisasi dan pengembangan kurikulum merdeka 4 Aksi Impelementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran
1. Menganalisis Rasionalitas dan konsep dasar,
manfaat kurikulum merdeka sebagai paradigma baru dalam peningkatan mutu pembelajaran Analisis Rasionalitas Kurikulum Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan karena kurikulum menjadi jembatan dan peta jalan yang jelas dan terukur proses Pendidikan. Ki Hajar Dewantara memberikan batasan yang berbeda antara ‘Pendidikan’ dengan ‘Pengajaran’ (Febriyanti, N., 2021). ‘Pengajaran’ (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan, bahwa pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau sesuatu yang berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Adapun pendidikan (opvoeding) diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan yang memerdekakan mengandung makna sebagai usaha, proses cara, perbuatan, pengajaran di sekolah yang dilakukan guru yang menuntun siswa agar mereka dapat maju dan berkembang sesuai dengan kodrat masing-masing anak. Guru mencari tahu kodrat dan karakteristik peserta didik dan menggunakannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Kodrat tiap siswa mencakup potensi minat dan bakat, karakteristik, kebutuhan belajar, tahap perkembangan, capaian pembelajaran. Ada dua alasan mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan pilihan dalam dalam rangka pemulihan pembelajaran dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran pada satuan pendidikan (sekolah/madrasah), yaitu: a) Menegaskan bahwa sekolah/madrasah memiliki kewenangan dan tanggung jawab mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteksnya. b) Agar proses perubahan kurikulum nasional terjadi secara lancar dan bertahap Beberapa tahapan perubahan dalam inovasi kurikulum sampai pada lahirnya kurikulum merdeka sebagai berikut: 1) pada tahun 20192020 dilakukan evaluasi Kurikulum 2013; 2) pada tahun 2020-2021 dilakukan penyusunan kurikulum merdeka; 3) pada tahun 2021-2022 dilakukan uji coba terbatas dan perbaikan kurikulum prototipe melalui Program Sekolah Penggerak (SP) dan Program SMK PK; 4) pada 2022-2024 ditetapkan menjadi kurikulum merdeka sebagai perbaikan lebih lanjut melalui penerapan di sekolah penggerak, SMK PK, dan sekolah/madrasah lain yang berminat dalam menerapkan kurikulum merdeka. Dengan demikian, perubahan kurikulum nasional baru akan terjadi pada 2024 setelah dilakukan uji coba dan penilaian terhadap kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka tersebut telah melewati perbaikan selama 3 tahun di berbagai jenjang dan beragam satuan pendidikan (sekolah/madrasah). Konsep Dasar Kurikulum Merdeka Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19 ditegaskan mengenai makna kurikulum sebagai seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran. Kurikulum juga dijadikan sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran baik melalui kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstra kurikuler sebagai satu kesatuan program pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan dan inovasi kurikulum memiliki maksud dan tujuan utama yaitu peningkatan kualitas lulusan program pendidikan yang unggul, berdaya saing tinggi, menunjukkan kapasitas dan ketangguhan diri dalam memasuki perkembangan kehidupan yang dinamis dan perubahan yang disruptif di masa depan. Adanya pandemi Covid 19 yang datang secara tiba-tiba dan membuat perubahan secara disruptif dalam berbagai sektor kehidupan manusia termasuk perubahan disruptif dalam sektor pendidikan. Adanya perubahan disruptif yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 yang diperparah oleh hadirnya bencana kemanusia dan kesehatan yaitu datengnya pandemi Covid 19 yang membuat pola dan kegiatan pembelajaran berubah secara drastis dan mengalami ketertinggalan belajar (learning loss). Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) membuat suatu langkah kebijakan perubahan dan inovasi kurikulum dengan merancang kurikulum baru dengan maksud kurikulum tersebut dapat mengatasi permasalahan pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu lulusan pendidikan di era baru yaitu era revolusi industri 4.0. era masyarakat 5.0 dan era pandemi Covid 19. Pengertian Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik . Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum merdeka merupakan langkah inovasi yang merupakan hasil evaluasi terhadap kurikulum 2013 yang masih digunakan di satuan pendidikan. Kurikulum merdeka sebagai hasil inovasi dimaksudkan menjadi model kurikulum yang baik dan berorientasi masa depan serta visioner. Kurikulum jenis ini memberikan ruang pada guru dalam membangun iklim dan kultur pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa menjadi mandiri, pembelajar sepanjang hayat, belajar sejalan dengan minat, bakat, dan potensi peserta didik, mendapatkan pembelajaran yang inspiratif, menantang, menyenangkan, bermakna, fungsional dan produktif Manfaat Kurikulum Merdeka 1) Guru tidak mengejar tujuan pembelajaran yang padat (tidak mengejar target kurikulum) 2) Guru menitikberatkan pada kebutuhan dan materi esensial yang dibutuhkan untuk memperkuat perilaku, karakter dan pengetahuan siswa, dan penerapan metode pembelajaran lebih baik dan efektif 3) Guru diberi kesempatan untuk menggali potensi siswa secara ,maksimal melalui berbagai kesempatan belajar dan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan bagi guru dan siswa 4) Guru diberi kesempatan untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik, kemampuan siswa, dan memberikan ruang tambahan untuk pengembangan perilaku dan keterampilan dasar 5) Guru mendapatkan efisiensi dalam pelaksanaan pembelajaran karena tidak merasa terbebani Beberapa hal baru yang harus dipahami para pihak dalam Kurikulum Merdeka yang dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran di sekolah/madrasah mulai tahun ajaran 2022, yaitu: ✓ Kerangka Kurikulum dan Profil Pelajar Pancasila (PPP) merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, standar proses dan standar evaluasi ✓ hal yang penting dalam Kurikulum 2013 adanya kata KI dan KD sebagai kerangka kualifikasi yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran ✓ pelaksanaan proses pembelajaran tematik yang selama ini hanya dilakukan di tingkat SD/MI, dibiarkan berlangsung di tingkat lain dalam kurikulum baru ✓ dari segi jumlah jam, kurikulum pawai baru tidak merinci jumlah jam per minggu seperti yang diterapkan dalam Kurikulum 2013, tetapi jumlah jam per tahun diatur dalam Kurikulum Merdeka ✓ Sekola/Madrasah diberi kebebasan untuk menerapkan model pembelajaran kolaboratif antar topik dan membawanya dalam lintas topik, dengan menerapkan penilaian berbasis proyek atau penilaian portofolio ✓ untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pada Kurikulum 13 tidak ada, akan kembali ada dengan nama baru yaitu informatika yang akan dimulai pada tingkat SMP/MTs ✓ mata pelajaran IPA dan IPS digabung menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS) 2. Menganalisis prinsip-prinsip utama yang dijadikan dasar dalam penerapan kurikulum merdeka, karakteristik dalam pembelajaran, kriteria sekolah/madrasah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka, dan struktur serta dimensi Kurikulum Merdeka
Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud-Ristek, Anindito Aditomo bahwa kurikulum prototipe yang kemudian berubah nama menjadi Kurikulum Merdeka adalah bentuk langkah keseriusan pemerintah dalam mewujudkan beberapa prinsip mendasar yang menjadi benang merah desain kurikulum nasional sejak dua puluh tahun silam. Paling tidak ada 3 (tiga) prinsip dasar dalam Kurikulum Merdeka yaitu: 1) Kurikulum Merdeka Bukan Berbasis Konten, Tetapi Berbasis Kompetensi. Artinya, Kurikulum Merdeka didesain dan dikembangkan berdasarkan penguatan kompetensi yang ingin ditumbuh kembangkan dan dicapai siswa 2) Kurikulum Merdeka Berorientasi pada Pencapaian Kompetensi secara Holistik. Artinya pendidikan merupakan upaya memberi tuntunan atas perkembangan potensi akal, rasa, dan raga (kekuatan kodrati anak) secara optimal dan padu agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi- tingginya 3) Kurikulum Merdeka Memberi Ruang bagi Kontekstualisasi Belajar (contextual teaching learning) di Satuan Pendidikan. Artinya adanya penyesuaian kurikulum dengan visi-misi sekolah/madrasah dan juga kebutuhan belajar para siswanya Karakteristik Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka memiliki sejumlah karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran dan respon masa depan, yaitu: ✓ berfokus pada pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis, kreativitas) akan menerima komponen khusus pembelajaran berbasis proyek; ✓ berfokus pada materi esensial yang diperlukan agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar seperti membaca, menulis dan literasi dasar abad 21; ✓ adanya fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa (mengajar pada tingkat yang tepat) dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan Kurikulum Merdeka juga menjadi model bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama masa pandemic Covid 19 dengan karakteristik utamanya: 1) pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter, 2) fokus pada materi esensial untuk mendalami kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, 3) fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks global, nasional dan muatan local. Dalam implementasinya bagi satuan pendidikan (sekolah/madrasah) yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan memperhatikan tahapan dan langkah kerja operasional sebagai berikut: ✓ Langkah 1 kompleksitas sederhana, yaitu penerapan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan dilakukan dengan mengikuti contoh yang diberikan sebagai role model ✓ Langkah 2 kompleksitas dasar, yaitu penerapan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan dilakukan dengan menyesuaikan contoh yang diberikan ✓ Tahap 3 kompleksitas sedang, yaitu penerapan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan dilakukan dengan keterlibatan sekolah/madrasah dan anggota masyarakat tergantung pada situasi sekolah ✓ Tahap 4 sangat kompleks, yaitu penerapan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan warga sekolah/madrasah tergantung situasi sekolah/madrasah. Kriteria sekolah/madrasah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka Agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka berjalan baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan, beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka sebagai berikut: • Warga sekolah/madrasah menunjukkan minat tinggi dan kesiapan menerapkan kurikulum merdeka untuk memperbaiki pembelajaran • Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta terlebih dahulu untuk mempelajari materi yang dikembangkan dari pusat • Adanya proses pendaftaran dan pendataan pada sekolah/madrasah bukan sebagai arena seleksi satuan penyelenggara pembelajaran yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka • Kesiapan dan kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka untuk memahami dan mengadaptasi kurikulum tersebut di konteks masing-masing • Perlunya ada pemetaan potensi diri sekolah/madrasah dalam menyiapkan skema tingkat penerapan Kurikulum Merdeka berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah/madrasah ketika satuan pendidikan tersebut mendaftarkan diri sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka • Sekolah/madrasah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka Kurikulum Merdeka akan disarankan untuk mengadopsi Kurikulum Merdeka secara penuh • Sekolah/madrasah yang belum terbiasa akan disarankan mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka secara parsial • Tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka • Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, sekolah/madrasah menyusun kurikulum operasional menjadi tugas dan kewenangan sekolah/madrasah secara mandiri Dimensi Kurikulum Merdeka Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga) fitur utama: a) perkembangan perilaku dalam pembelajaran di mana dalam kerangka Kurikulum Merdeka, ada proporsi aktivitas pembelajaran yaitu 20-30% jam sekolah/madrasah yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila. b) memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (learning by experience), dan mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan untuk dipelajari oleh siswa dari berbagai disiplin ilmu. c) struktur pembelajaran yang fleksibel dimana capaian pembelajaran ditetapkan berdasarkan fase-fase pencapaian pembelajaran. 5 Refleksi dan tindak lanjut Kurikulum merdeka merupakan konsep yang brilian, memang zaman sudah berubah dan tantangan semakin nyata di depan mata. Moderasi kehidupan umat manusia telah sampai di era industri 4.0 dan masyarakat 5.0. kita akan sampai pada masa tenaga manusia akan tergantikan oleh mesin sepenuhnya. Namun ternyata ada temuan dilapangan yang berwujud tantangan nyata dalam implementasi kurikulum merdeka. Tantangan itu harus segera dicarikan solusi untuk meningkatkan target merdeka belajar. Diantarnya adalah adanya kesenjangang sekolah yang berada di daerah terpencil, ada ketidaksiapan guru dan murid. Pemerintah memberikan kesempatan untuk sekolah menerapkan implementasi kurikulum merdeka dengan suka rela. Artinya sekolah diberikan kewenangan untuk memilih kurikulum yang digunakan. Guru dipedalaman banyak didominasi oleh guru yang sudah sepuh, dan memiliki kendala gagap pada teknologi. Tentu ini persoalan konkrit yang harus dicararikan jalan keluar guna pemerataan kesejahteraan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Persoalan bukan hanya ada di daerah terpencil tapi daerah yang mudah diaksespun memiliki kendala pula. Konsep baru dalam kurikulum merdeka memberikan efek kejut bagi sebagian guru. Guru yang memiliki gagasan konservatif tentu akan berat menerima konsep baru dalam kurikulum merdeka. Melalui reformasi dalam dunia pendidikan tentu kita berharap Indonesia memiliki SDM yang unggul yang akan menggengam kejayaan dimasa kini dan nanti.