Anda di halaman 1dari 8

LOKAKARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PTK

(Lembar Kerja Resume Materi)

A. Nama Mahasiswa : DIDIN SYAMSUDIN, S.Pd.


B. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
C. Kegiatan Belajar : KURIKULUM MERDEKA / PROTOTIPE (KB 11)
D. Refleksi :

PETA KONSEP

Rasionalitas Kurikulum
Merdeka

RASIONALITAS DAN
Konsep Dasar
KONSEP DASAR
Kurikulum Merdeka
KURIKULUM MERDEKA

Manfaat dalam
kurikulum Merdeka

Prinsip Dasar Kurikulum


merdeka
Menganalisis Prinsi-
Prinsip Utama dalam
KURIKULUM MERDEKA
penerapan Kurikulum
Merdeka
Karakteristik Kurikulum
Merdeka

Profil Pelajar Pancasila

Kriteria Sekolah dalam


Mengembangkan
penerapan Kurikulum
Modul Ajar
Merdeka

Struktur Kurikulum
Merdeka
No BUTIR REFLEKSI RESPON/ JAWABAN
1 Peta Konsep 1. Rasionalitas Dan Konsep Dasar, Manfaat Kurikulum
(Beberapa istilah Merdeka Sebagai Paradigma Baru Dalam Peningkatan
atau definisi di Mutu Pembelajaran
modul bidang a. Rasionalitas Kurikulum Merdeka
perangkat Kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ itu seringkali dipakai
pembelajaran- PTK) secara bersama-sama meskipun penggunaan seperti itu
seringkali kurang tepat. Ki Hajar Dewantara memberikan
batasan yang berbeda antara ‘Pendidikan’ dengan
‘Pengajaran’ (Febriyanti, N., 2021). ‘Pengajaran’ (onderwijs)
itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan, bahwa
pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara
memberi ilmu atau sesuatu yang berfaedah
buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Adapun
pendidikan (opvoeding) diartikan sebagai ‘tuntunan dalam
hidup tumbuhnya anak-anak’.
Pendidikan yang memerdekakan mengandung makna
sebagai usaha, proses cara, perbuatan, pengajaran di
sekolah yang dilakukan guru yang menuntun siswa agar
mereka dapat maju dan berkembang sesuai dengan kodrat
masing-masing anak. Guru mencari tahu kodrat dan
karakteristik peserta didik dan menggunakannya untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. Kodrat tiap siswa mencakup potensi minat dan
bakat, karakteristik, kebutuhan belajar, tahap
perkembangan, capaian pembelajaran. Dengan demikian
pendidikan yang memerdekakan menjadikan peserta didik
sebagai sentral dalam merancang, melaksanakan dan
menilai pembelajaran. Ada dua alasan mengapa Kurikulum
Merdeka dijadikan pilihan dalam dalam rangka pemulihan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses dan hasil
pembelajaran pada satuan pendidikan (sekolah/madrasah),
yaitu: pertama, menegaskan bahwa sekolah/madrasah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab mengembangkan
kurikulum sesuai kebutuhan dan konteksnya. Kedua, agar
proses perubahan kurikulum nasional terjadi secara lancar
dan bertahap. Terkait dengan kurikulum, sebenarnya tugas
pemerintah adalah menetapkan kerangkanya bukan
menetapkan kurikulum yang sudah operasional dan siap
digunakan begitu saja oleh sekolah/madrasah.
b. Konsep Dasar Kurikulum Merdeka
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19 ditegaskan
mengenai makna kurikulum sebagai seperangkat rencana
serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran.
Kurikulum juga dijadikan sebagai pedoman dasar dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran baik melalui
kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler dan ekstra kurikuler
sebagai satu kesatuan program pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Memasuki
situasi pandemic Covid 19 yang berdampak pada
pembelajaran dilakukan langkah perubahan dan inovasi
kurikulum dari kurikulum normal sebagaimana yang
dinamakan Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Darurat
(Sanjaya, J. B., & Rastini, R., 2020) dan Kurikulum Prototipe
sebagai suatu langkah dalam rangka pemulihan
pembelajaran akibat Covid 19 sekaligus sebagai wahana
untuk perubahan dan inovasi kurikulum. Kurikulum
Prototipe diujicobakan penerapannya di sekolah yang
menjadi sasaran dan target Program Sekolah Penggerak
dengan didukung oleh Guru Penggerak. Dengan demikian
situasi pandemic Covid 19 ada tiga jenis kurikulum yang
berlaku di satuan pendidikan yaitu Kurikulum 13,
Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan (BSKAP) membuat suatu langkah kebijakan
perubahan dan inovasi kurikulum dengan merancang
kurikulum baru dengan maksud kurikulum tersebut dapat
mengatasi permasalahan pembelajaran dan dapat
meningkatkan mutu lulusan pendidikan di era baru yaitu
era revolusi industri 4.0. era masyarakat 5.0 dan era
pandemi Covid 19. Kondisi tersebut yang melatarbelakangi
perlunya kurikulum baru yang dapat memberikan jawaban
dan solusi terhadap permasalahan pembelajaran. Kurikulum
baru ini sebelumnya telah diujicobakan di sekolah
penggerak. Kurikulum baru tersebut bernama Kurikulum
Prototipe yang selanjutnya berubah nama menjadi
Kurikulum Merdeka di tahun 2022.
Kurikulum Merdeka ini sejak 2022 -2024 sifatnya pilihan
atau tidak wajib dalam penerapannya di sekolah/madrasah.
Artinya bagi sekolah/madrasah biasa yang bukan sekolah
penggerak bila ingin dan siap menerapkan Kurikulum
Merdeka dibolehkan menjalankannya tanpa paksaan. Bila
belum siap, maka sekolah/madrasah dapat menerapkan
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Pemerintah akan
mendukung apapun keputusan sekolah/madrasah dalam
menerapkan kurikulum sebagai pijakan dalam
pembelajaran.
1) Pengertian Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka sebagai sebuah nama kurikulum
sekolah disampaikan oleh Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi saat
menyampaikan kebijakan pendidikan Episode ke 15
Kebijakan dan Program Merdeka Belajar. Kurikulum
Merdeka sebelumnya bernama kurikulum prototipe
yang merupakan satu model kurikulum yang
digunakan dalam program sekolah penggerak Untuk
memahami kurikulum prototipe terlebih dahulu akan
dijelaskan pengertian kata prototipe yang berasal
kata prototype sebagai kata pinjaman dan serapan
dari kata bahasa Inggris, yaitu prototype. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online),
prototipe mengandung arti sebagai suatu model
pertama yang dijadikan contoh. Secara sederhana
prototipe bermakna contoh yang posisikan sebagai
model pertama atau suatu kasus uji dari kegiatan
inovasi. Dalam design thinking (desain berpikir)
sebagai kerangka dan paradigma
berpikir sistemik, prototipe merupakan salah satu
tahapan kerja inovasi dan pemecahan masalah.
Design thinking adalah proses memecahkan masalah
secara kreatif.
2) Mengapa Perlu Ada Kurikulum Merdeka
Kepala BSKAP, Anindito Aditomo mengatakan bahwa
kita mengalami krisis belajar (learning crisis) cukup
lama. Studi-studi nasional maupun internasional
menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak
mampu memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Kurikulum
merdeka merupakan langkah inovasi yang
merupakan hasil evaluasi terhadap kurikulum 2013
yang masih digunakan di satuan pendidikan.
Kurikulum merdeka sebagai hasil inovasi
dimaksudkan menjadi model kurikulum yang baik
dan berorientasi masa depan serta visioner.
Kurikulum jenis ini memberikan ruang pada guru
dalam membangun iklim dan kultur pembelajaran
yang dapat menghantarkan siswa menjadi mandiri,
pembelajar sepanjang hayat, belajar sejalan dengan
minat, bakat, dan potensi peserta didik, mendapatkan
pembelajaran yang inspiratif, menantang,
menyenangkan, bermakna, fungsional dan produktif.
c. Manfaat dan Hal-hal Baru dalam Kurikulum Merdeka
Sebagai pedoman pembelajaran, ada beberapa manfaat yang
didapat dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka sebagai
berikut:
1) Guru tidak mengejar tujuan pembelajaran yang padat
(tidak mengejar target kurikulum),
2) Guru menitikberatkan pada kebutuhan dan materi
esensial yang dibutuhkan untuk memperkuat perilaku,
karakter dan pengetahuan siswa, dan penerapan metode
pembelajaran lebih baik dan efektif.
3) Guru diberi kesempatan untuk menggali potensi
siswa secara ,maksimal melalui berbagai kesempatan
belajar dan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan
menyenangkan bagi guru dan siswa.
4) Guru diberi kesempatan untuk merancang dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik,
kemampuan siswa, dan memberikan ruang tambahan untuk
pengembangan perilaku dan keterampilan dasar.
5) Guru mendapatkan efisiensi dalam pelaksanaan
pembelajaran karena tidak merasa terbebani.
2. Menganalisis Prinsip-Prinsip Utama Yang Dijadikan
Dasar Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka, Karakteristik
Dalam Pembelajaran, Kriteria Sekolah/Madrasah Yang Boleh
Menerapkan Kurikulum Merdeka, Dan Struktur Serta Dimensi
Kurikulum Merdeka
a. Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka
Paling tidak ada 3 (tiga) prinsip dasar dalam Kurikulum
Merdeka yaitu:
1) Kurikulum Merdeka Bukan Berbasis Konten, Tetapi
Berbasis Kompetensi.
2) Kurikulum Merdeka Berorientasi pada Pencapaian
Kompetensi secara Holistik.
3) Kurikulum Merdeka Memberi Ruang bagi
Kontekstualisasi Belajar (contextual teaching
learning) di Satuan Pendidikan.
b. Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka juga menjadi model bagi satuan
pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran
selama masa pandemic Covid 19 dengan karakteristik
utamanya:
1) pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft
skills dan karakter,
2) fokus pada materi esensial untuk mendalami kompetensi
dasar seperti literasi dan numerasi,
3) fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right
level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks global,
nasional dan muatan lokal.
3. Mengembangkan Modul Ajar Sebagai Pedoman
Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Melalui Analisis Dimensi Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
a. Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga) fitur utama. Pertama,
perkembangan perilaku dalam pembelajaran di mana dalam
kerangka Kurikulum Merdeka, ada proporsi aktivitas
pembelajaran yaitu 20-30% jam sekolah/madrasah yang
digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kedua,
memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman
(learning by experience), dan mengintegrasikan keterampilan
yang diperlukan untuk dipelajari oleh siswa dari berbagai disiplin
ilmu. Ketiga, struktur pembelajaran yang fleksibel dimana capaian
pembelajaran ditetapkan berdasarkan fase-fase pencapaian
pembelajaran.
Dalam dokumen Kurikulum Merdeka sebagai contoh, ada 7 (tujuh)
tema utama dalam proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang
mana para guru dapat mengembangkan ketujuh topik tersebut
dan dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang lebih spesifik
ke dalam modul ajar sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Ketujuh topik tersebut yaitu:
● Membangun jiwa dan raga;
● Rekayasa dan teknologi untuk membangun NKRI;
● Bhineka Tunggal Ika;
● Gaya hidup yang berkelanjutan;
● Seni lingkungan;
● Kewirausahaan; dan
● Suara Demokrasi
b. Kriteria Sekolah/Madrasah yang Boleh Menerapkan
Kurikulum Merdeka
Agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka berjalan baik dan sesuai
dengan maksud dan tujuan, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka sebagai
berikut :
● Warga sekolah/madrasah menunjukkan minat tinggi dan
kesiapan menerapkan kurikulum merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran.
● Kepala sekolah/madrasah yang ingin menerapkan
Kurikulum Merdeka akan diminta terlebih dahulu untuk
mempelajari materi yang dikembangkan dari pusat. Setelah
mempelajari materi tersebut sekolah/madrasah memutuskan
untuk melaksanakan dengan cara mereka akan diminta untuk
mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat.
● Adanya proses pendaftaran dan pendataan pada
sekolah/madrasah bukan sebagai arena seleksi satuan
penyelenggara pembelajaran yang akan menerapkan Kurikulum
Merdeka.
● Kesiapan dan kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru
dalam penerapan Kurikulum Merdeka untuk memahami dan
mengadaptasi kurikulum tersebut di konteks masing-masing.
● Perlunya ada pemetaan potensi diri sekolah/madrasah
dalam menyiapkan skema tingkat penerapan Kurikulum Merdeka
berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah/madrasah ketika
satuan pendidikan tersebut mendaftarkan diri sebagai pelaksana
Kurikulum Merdeka.
● Sekolah/madrasah yang sudah terbiasa mengadaptasi
materi dan kerangka Kurikulum Merdeka akan disarankan untuk
mengadopsi Kurikulum Merdeka secara penuh.
● Sekolah/madrasah yang belum terbiasa akan disarankan
mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka secara parsial.
● Tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk
menerapkan Kurikulum Merdeka.
● Untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, sekolah/madrasah
menyusun kurikulum operasional menjadi tugas dan kewenangan
sekolah/madrasah secara mandiri.
c. Struktur Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas
capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar.
Pemerintah mengatur muatan pembelajaran wajib beserta beban
belajarnya. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan
karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah. Pembelajaran
dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama,
yaitu: pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan
intrakurikuler; dan pembelajaran berbasis proyek yang
diorientasikan untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.
d. Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka
Pada Kurikulum Merdeka perangkat ajar yang digunakan
tidak lagi menggunakan istilah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) melainkan menggunakan Modul Ajar.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka pada hakikatnya
memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas
peserta didik, dan asesmen untuk mengecek apakah
tujuan pembelajaran dicapai peserta didik. Dalam
penyusun modul ajar, terdapat beberapa istilah baru yang
tidak ada sebelumnya di kurikulum 2013, diantaranya
seperti: Capaian pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila;
pemahaman bermakna; pertanyaan pemantik; bahan
bacaan guru dan peserta didik; serta glosarium.
Daftar materi 1. Implementasi Kurikulum Merdeka
bidang studi yang 2. Menyusun Modul Ajar
2
sulit dipahami
pada modul
Daftar materi
yang sering
mengalami
3 1. RPP dengan Modul Ajar
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai