Anda di halaman 1dari 24

KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN PKN

SEKOLAH DASAR

Deskripsi Singkat Tentang Isi BAB 9

Gambar 1.1 Ilustrasi Kurikulum Merdeka PKn SD

Pada BAB 9 ini membahas tentang pengertian


kurikulum merdeka, tujuan kurikulum merdeka,
karakteristik kurikulum merdeka, komponen
kurikulum merdeka, pembelajaran PKn SD dalam
kurikulum merdeka, dan implementasi kurikulum
merdeka dalam PKn SD.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Kompetensi dasar yang harus dicapai setelah
mempelajari materi kuliah ini adalah menambah pengetahuan dan
sumbangan pemikiran tentang Kurikulum Merdeka dalam
Pembelajaran PKn SD . Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut,
telah dirumuskan indikator sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kurikulum merdeka;
2. Mengetahui tujuan kurikulum merdeka;
3. Mengetahui karakteristik kurikulum merdeka;
4. Mengetahui komponen dari kurikulum merdeka;
5. Mengetahui pembelajaran PKn SD dalam kurikulum merdeka;
dan
6. Mengetahui implementasi kurikulum merdeka dalam PKn SD.
Pengertian
Kurikulum
Merdeka
Tujuan
Kurikulum
Kurikulum Merdeka
Medeka Karakteristik
Kurikulum
Pembelajaran Merdeka
Kurikulum
PKn SD dalam
Merdeka dalam Komponen
Pembelajaran Kurikulum
Merdeka Kurikulum
PKn SD Merdeka
Implementasi
Kurikulum
Merdeka dalam
PKn SD

Gambar 1.2 Peta Konsep Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran PKn SD

A. Kurikulum Merdeka

1. Pengertian Kurikulum Merdeka


Kurikulum merdeka merupakan rencana pembelajaran
internal multifaset, yang isinya lebih optimal untuk memberi
siswa cukup waktu untuk memperdalam konsep dan
memperkuat keterampilan mereka. Di dalam proses
pembelajaran kurikulum merdeka, guru mempunyai hak untuk
memilih perangkat media pembelajaran dalam menyesuaikan
pembelajaran dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.
Kurikulum ini berisi proyek-proyek penguatan kinerja profil
mahasiswa Pancasila. Kemudian dikembangkan berdasarkan
topik tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek ini tidak
menargetkan tujuan pembelajaran khusus dan karenanya tidak
terkait dengan konten teknis.
Kebebasan untuk belajar adalah inti dari kurikulum
mandiri ini. Hal ini bersifat konseptual untuk memungkinkan
siswa mengeksplorasi minat dan kemampuannya sendiri. Anak-
anak tidak dapat dipaksa untuk mempelajari sesuatu yang tidak
mereka sukai, memberikan otonomi dan kemandirian kepada
siswa dan sekolah. Pelaksanaan kurikulum merdeka terbuka
untuk semua satuan pendidikan di mulai dari PAUD, SD, SMP,
SMK, SLB, dan pendidikan sederajat. Selain itu, satuan
pendidikan menentukan pilihan berdasarkan survei kesiapan
terkait penerapan kurikulum mandiri, yang mengukur kemauan
guru, fakultas, dan satuan pendidikan dalam pengembangan
kurikulum. Pilihan yang paling tepat adalah terkait dengan
keinginan satuan pendidikan, bahwa semakin efektif penerapan
kurikulum mandiri maka semakin sesuai dengan kebutuhan.

2. Tujuan Kurikulum Merdeka


Salah satu tujuan dari kurikulum mandiri adalah untuk
mencapai pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Kurikulum
ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia bisa
seperti negara maju dimana siswa memiliki kebebasan untuk
memilih apa yang ingin mereka pelajari. Berikut adalah tujuan
pembelajaran merdeka belajar:
a. Mengembangkan potensi peserta didik
Tujuan dari kurikulum merdeka adalah
mengembangkan potensi siswa. Kurikulum ini
sederhana dan fleksibel untuk pembelajaran yang lebih
dalam. Selain itu, kurikulum mandiri dalam
tahapannya juga menitikberatkan pada materi esensial
dan pengembangan keterampilan siswa. Dengan
adanya kurikulum mandiri diharapkan
mampumengembangkan keterampilan siswa. Ini
merupakan keuntungan yang jelas ketika kurikulum ini
lebih menekankan pada kebebasan siswa. Kurikulum
ini juga memudahkan guru untuk merekrut siswa.
b. Pembelajaran yang lebih menyenangkan
Kurikulum Merdeka Belajar memiliki tujuan
untuk menciptakan pendidikan yang lebih
menyenangkan bagi peserta didik dan guru. Selama ini,
pendidikan di Indonesia lebih menekankan kepada
aspek pengetahuan. Nah, Kurikulum Merdeka Belajar
ingin menekankan pendidikan Indonesia pada
pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
c. Merespon kebutuhan sistem Pendidikan
Pada masa ini revolusi industri pendidikan
adalah 4.0, maka dengan adanya hal ini Kemendikbud
meresmikan yang namanya kurikulum merdeka belajar
yang pada prinsip dasarnya untuk menjawab semua
tantang yang ada pada masa sebelumnya. Sebelum
terjadinya penerapan kurikulum merdeka ini,
pemerintah sendiri sudah meyiapkan macam-macam
sarana ataupun fasilitas yang mampu menunjang
kebutuhan pendidikan tersebut, terkhusus pada bidang
teknologi yang harus digunakan dalam pengaplikasian
kurikulum ini.

3. Karakteristik Kurikulum Merdeka


Sebelum mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam
pembelajaran, sekolah harus mengenal kurikulum merdeka lebih
jauh, mulai dari apa saja perubahan di dalamnya, apa yang harus
dipersiapkan, hingga bagaimana cara mengimplementasikannya.
Kurikulum merdeka dirasa menjadi pilihan yang tepat
untuk mengembalikan semangat belajar siswa serta untuk
mengembangkan kompetensi siswa dengan baik sesuai dengan
bakat dan minatnya masing-masing. Pasalnya, selama
pembelajaran pandemi Covid-19, tak sedikit siswa Indonesia
yang mengalami learning loss atau ketertinggalan pembelajaran.
Harapannya, kurikulum merdeka ini bisa mengatasi krisis
pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
kurikulum merdeka merupakan pemulihan pembelajaran karena
kurikulum ini merujuk pada pandemi yang memiliki banyak
kendala serta hambatan dalam proses pembelajaran di dalam
satuan pendidikan.
Salah satu karakteristik dari kurikulum merdeka, yaitu
fokus terhadap materi esensial (literasi dan numerasi). Dengan
begitu, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan literasi dan
numerasi yang lebih baik. Agar semakin optimal dalam
menerapkan kurikulum merdeka maka harus mengetahui
karakteristik kurikulum merdeka diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Fokus Terhadap Materi yang Esensial
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya,
kurikulum merdeka ini lebih fokus terhadap materi
esensial. Oleh karena itu, beban belajar di setiap mata
pelajaran menjadi lebih sedikit. Hal ini menunjukkan
kurikulum merdeka lebih mengutamakan kualitas
dibandingkan kuantitas.
Tujuan kurikulum merdeka fokus terhadap
materi esensial agar guru memiliki waktu yang lebih
banyak untuk menerapkan metode pembelajaran yang
lebih interaktif serta kolaboratif. Beberapa contoh
metode itu adalah pembelajaran dengan diskusi dan
argumentasi, pembelajaran project based learning.
Jika materi yang diajarkan esensial, guru jadi
memiliki waktu lebih banyak untuk memperhatikan
proses pembelajaran siswa lebih optimal, misalnya
dalam menerapkan asesmen formatif. Dengan
demikian, guru bisa mengetahui kemampuan awal
siswa dan mampu memahami kebutuhan belajar siswa.
Akhirnya, guru dapat mengajar dan memberi tugas
dengan tepat sesuai kemampuan dan karakteristik
siswa.
Hasil dari pengajaran materi esensial juga
dirasakan oleh sekolah. Sekolah jadi memiliki banyak
ruang untuk menggunakan materi konseptual sesuai
dengan isi dan misi sekolah serta lingkungan di
sekitarnya. Sekolah bukan lagi menekankan
pencapaian siswa yang begitu banyak, tetapi fokus
terhadap softskill. Dengan demikian, siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna
dan menyenangkan. Sekolah dapat meningkatkan
kemampuan literasi dan numerasi siswa lebih baik
untuk membantu menyiapkan masa depan mereka.
b. Lebih Fleksibel
Kurikulum merdeka dinilai lebih fleksibel
dibandingkan kurikulum sebelumnya. Artinya, guru,
siswa dan sekolah lebih "merdeka" dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Sebagai contoh, siswa tidak lagi belajar di kelas
dengan membaca buku atau sekadar menghafal, tetapi
siswa bisa belajar di mana saja untuk membuat suatu
karya atau proyek.
Selain itu, dalam kurikulum merdeka,
kompetensi atau capaian pembelajaran tidak lagi
ditetapkan untuk setiap tahun melainkan setiap fase.
Salah satu contoh fase adalah SD menetapkan capaian
fase A di akhir kelas 2, fase B di akhir kelas 4, serta
fase C di akhir kelas 6. Hal ini membantu guru untuk
lebih leluasa merancang alur pembelajaran serta
kecepatan belajar yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan siswa.
Dalam kurikulum merdeka, jam pelajaran juga
berubah dari pukul 13.00-14.00. Jam pembelajaran ini
tidak ditargetkan per minggu, tetapi untuk per tahun.
Dengan begitu, sekolah bisa merancang kurikulum
operasionalnya lebih fleksibel.
Siswa tingkat SMA sederajat dan paket C kelas
11 dan 12 dibebaskan memilih mata pelajaran yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan kata lain,
kurikulum merdeka tidak lagi menyekat siswa SMA
berdasarkan jurusan, tetapi lebih fleksibel. Siswa
dibebaskan memilih mata pelajaran yang ingin
difokuskannya.
c. Tersedia Perangkat Ajar yang Cukup Banyak
Dalam kurikulum merdeka, guru juga
dibebaskan untuk menggunakan perangkat ajar yang
cukup banyak, mulai dari buku teks, asesmen literasi
dan numerasi, modul ajar, dan lain-lain. Selain itu,
Kemdikbud mengeluarkan aplikasi android dan
website, yaitu platform merdeka mengajar yang bisa
digunakan guru sesuai keperluan. Ada pula modul
pelatihan yang dapat diikuti guru dan kepala sekolah.
Ketiga karakteristik tersebut membantu sekolah
dan guru merancang pembelajaran yang lebih optimal
menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Kurikulum
merdeka menginginkan pembelajaran yang dapat
menumbuhkembangkan siswa secara holistik menjadi
Pelajar Pancasila dan siap menghadapi masa depan
lebih baik.
Menjalankan kurikulum merdeka butuh
persiapan yang matang. Salah satu bentuk
persiapannya adalah dengan meningkatkan kompetensi
pendidik melalui pelatihan. Untuk mengikuti pelatihan,
kini guru dapat menggunakan internet sebagai
sarananya. Salah satu sarana pelatihan guru yang ada
di internet contohnya adalah Kejarcita.id. Kejarcita.id
merupakan lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan untuk memberikan layanan pelatihan dan
pendampingan ke sekolah. Dengan demikian, sekolah
dapat bersiap-siap untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kejarcita.id juga menjadi platform yang
menjawab kebutuhan guru mulai dari merencanakan,
melaksanakan dan evaluasi pembelajaran.

4. Komponen Kurikulum Merdeka


Merdeka belajar bertujuan memberikan hak pendidikan
yang berkualitas kepada siswa. Dalam mewujudkan hal tersebut
maka diperlukan komponen merdeka belajar yang tepat.
Contextual learning merupakan salah satu cara yang bisa
dilakukan untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Contextual learning sendiri merupakan komponen pada
kurikulum ini yang mendorong siswa untuk membuat hubungan
antara pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan nyata.
Konsep ini sangat cocok dalam implementasi kurikulum
merdeka. Dalam prosesnya, tentu terdapat komponen merdeka
belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian
tujuan tersebut.
Dalam hal ini komponen contextual learning sangat
berperan. Berikut 6 komponen tersebut antara lain:
a. Konstruktivisme
Komponen ini berkaitan dengan bagaimana siswa
mengaktifkan sebuah pengetahuan yang ada. Dengan
demikian nantinya bisa menyusun suatu konsep. Kemudian
dengan konsep tersebut maka siswa bisa saling sharing dan
mempraktikkan di lapangan untuk mendapatkan
pengalaman.
b. Inquiry (Menemukan)
Komponen merdeka belajar yang satu ini berarti siswa
mengalami proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman. Inquiry membantu siswa untuk bisa berpikir
lebih kritis dalam kegiatan belajar. Apabila terdapat tema
tertentu yang diangkat, maka siswa bisa memperdalam dan
menemukan konsepnya secara kritis. Ini akan memberikan
pengalaman yang berharga bagi setiap siswa tentunya.
c. Bertanya
Siswa juga akan diajarkan atau dibiasakan untuk
bertanya mengenai hal-hal yang tidak dipahami dengan
baik. kegiatan ini dilakukan untuk mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
d. Learning Community
Learning community ialah orang yang terikat dalam
kegiatan belajar. Siswa nantinya akan bekerjasama dengan
orang lain. Jika dibandingkan dengan belajar sendiri, tentu
akan lebih baik karena siswa bisa bertukar pengalaman dan
berbagi ide.
e. Refleksi
Siswa nantinya akan merefleksikan atau merenungkan
apa yang sudah dipelajari. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara pernyataan langsung, catatan mengikuti kegiatan,
kesan atau saran, dan masih banyak lagi.
f. Authentic Assessment
Dalam komponen merdeka belajar yang satu ini,
pengetahuan dan keterampilan siswa akan diukur dan
dinilai. Penilaian yang sebenarnya atau authentic
assessment akan berbeda-beda pada setiap jenjang
pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat
capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa,
guru, maupun sekolah. Capaian pembelajraan siwa
merupakan kompetensi minimum yang harus dilewati oleh
siswa dalam setiap mata pelajaran. Capaian pembelajaran
ini disesen mengacu pada standar kompetensi kelulusan
atau SKL serta standar isi seperti Kompetensi inti dan
Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum Merdeka.
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka
merupakan pembaruan dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang di rancang untuk menguatkan fokus
pembelajaran terhadap pengembangan kompetensi.
Capaian pembelajaran setiap peserta didik tentu berbeda
sesuai dengan jenjang atau tingkatanya, mulai dari PAUD,
pendidikan dasar, menengah pertama, menengah atas.
Isi dari capaian pembelajaran dalam kurikulum
merdeka, yaitu kumpulan kompetensi dan lingkup materi
yang disusun berbentuk narasi. Pemetaan capaian
pembelajaran kurikulum merdeka sesuai perkembangan
siswa dalam fase usia. Strategi untuk mencapai capaian
pembelajaran yaitu dengan mengurangi cakupan matri dan
mengubah tata cara penyusunan yang lebih fleksibel
sehingga siswa tidak merasa tertekan untuk mencapai
pembelajaran tersebut.

B. Pembelajaran PKn SD dalam Kurikulum Merdeka


Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan SD dalam
kurikulum merdeka adalah sebuah konsep yang mengacu pada
penerapan sistem pembelajaran yang berbasis literasi,
kreativitas, dan kemandirian siswa. Kurikulum merdeka ini
diterapkan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan peraturan
pemerintah No. 13 Tahun 2015, perihal perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 terkait Standar
Nasional Pendidikan di Indonesia.
Dalam kurikulum merdeka, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan atau pendidikan pancasila bertujuan untuk
membentuk karakter siswa yang memiliki nilai-nilai pancasila,
wawasan kebangsaan, dan keterampilan sosial. Pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan di SD menggunakan berbagai
strategi, seperti diskusi, simulasi, role play, proyek, dan lain-
lain, yang melibatkan partisipasi aktif siswa, orang tua, guru, dan
masyarakat.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
tingkat Sekolah Dasar (SD) dalam Kurikulum Merdeka memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda dengan pendekatan
tradisional. Berikut adalah beberapa poin penting dalam
pembelajaran PKn SD dalam Kurikulum Merdeka: 1.
a. Berpusat pada siswa Kurikulum
Merdeka menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa, di mana siswa aktif terlibat dalam
proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator
dan pendamping dalam memfasilitasi pembelajaran
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
b. Kontekstual
Pembelajaran PKn dalam Kurikulum Merdeka
berusaha untuk mengaitkan materi pembelajaran
dengan konteks kehidupan siswa. Materi pembelajaran
disesuaikan dengan realitas sosial, budaya, dan
lingkungan siswa, sehingga siswa dapat mengaitkan
pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri.
c. Kolaboratif
Pembelajaran PKn dalam Kurikulum Merdeka
mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dalam kelompok atau tim. Siswa diajak untuk
berdiskusi, berbagi ide, dan bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
d. Pembelajaran berbasis proyek
Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Siswa
diberikan tugas atau proyek yang melibatkan
penelitian, pengumpulan data, analisis, dan presentasi
hasil. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan
kemampuan komunikasi siswa.
e. Pengembangan karakter
Pembelajaran PKn dalam Kurikulum Merdeka
juga menekankan pada pengembangan karakter siswa.
Siswa diajarkan nilai-nilai kebangsaan, seperti cinta
tanah air, toleransi, gotong royong, dan kejujuran.
Pembelajaran PKn juga berperan dalam membentuk
sikap positif siswa terhadap lingkungan, keberagaman,
dan demokrasi.
Penting untuk dicatat bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka dapat bervariasi antara sekolah satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, lebih baik untuk mengacu pada
panduan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) terkait dengan Kurikulum Merdeka di
tingkat SD.

C. Implementasi Kurikulum Merdeka dalam PKn SD

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan


Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) merujuk pada
penerapan dan pelaksanaan kurikulum tersebut dalam pembelajaran
PKn di tingkat SD. Implementasi ini melibatkan berbagai langkah dan
strategi untuk memastikan bahwa tujuan dan prinsip Kurikulum
Merdeka tercermin dalam pembelajaran PKn di kelas. Pada dasarnya,
implementasi Kurikulum Merdeka dalam PKn SD melibatkan:

a. Perencanaan Pembelajaran
Guru PKn di SD merencanakan pembelajaran
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Kurikulum
Merdeka, seperti pembelajaran berpusat pada siswa,
kontekstual, dan kolaboratif. Mereka merancang kegiatan
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa dan
mempromosikan pengembangan karakter serta literasi
kewarganegaraan.
b. Pemilihan Materi Pembelajaran
Guru memilih materi pembelajaran PKn yang sesuai
dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Materi tersebut
mencakup nilai-nilai kebangsaan, pemahaman tentang hak
dan kewajiban warga negara, keberagaman budaya, dan
partisipasi dalam kehidupan demokratis.
c. Pendekatan
Pembelajaran Guru menggunakan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka,
seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
kolaboratif, dan pembelajaran kontekstual. Mereka
mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi, berpikir kritis,
dan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman hidup
mereka.
d. Penggunaan Sumber Belajar
Guru menggunakan berbagai sumber belajar yang
relevan, termasuk buku teks, materi audiovisual, sumber
daya online, dan sumber-sumber lokal. Mereka memastikan
bahwa sumber belajar tersebut mendukung tujuan
Kurikulum Merdeka dan memperkaya pembelajaran siswa.
e. Evaluasi Pembelajaran
Guru melakukan evaluasi formatif untuk memantau
perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang
konstruktif. Evaluasi ini didasarkan pada kriteria yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran PKn dalam Kurikulum
Merdeka.
f. Keterlibatan Siswa
Implementasi Kurikulum Merdeka melibatkan
keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
dalam diskusi, kerja kelompok, proyek, dan kegiatan lain
yang mendorong keterlibatan dan pemahaman yang lebih
baik.. Kolaborasi dan Dukungan Implementasi Kurikulum
Merdeka memerlukan kolaborasi dan dukungan antara guru,
siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya. Semua pihak
terlibat berperan dalam mendukung dan melaksanakan
kurikulum ini secara efektif.

Implementasi Kurikulum Merdeka dalam PKn SD bertujuan


untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan, kontekstual, dan
berpusat pada siswa. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan
karakter siswa, memperkuat literasi kewarganegaraan, dan
mempersiapkan mereka menjadi warga negara yang aktif, bertanggung
jawab, dan berkontribusi dalam masyarakat.
Contoh Kasus

Pak Andi adalah guru Pendidikan Pancasila (PP) di SD Negeri 1


Marusu. Ia ingin menerapkan kurikulum merdeka dalam
pembelajaran PP di kelas 5, yang termasuk dalam fase C. Ia ingin
membuat pembelajaran PP yang menarik, bermakna, dan relevan
bagi peserta didiknya.

Kolom Komentar :
Aktivitas Mahasiswa

Pilih dan kerjakan tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada


dosen untuk dinilai!
1. Membuat poster atau video yang menjelaskan pengertian,
tujuan, karakteristik, dan komponen kurikulum merdeka.
2. Melakukan observasi atau wawancara dengan guru atau
siswa di sekolah dasar yang menerapkan kurikulum
merdeka. Anda dapat menanyakan tentang pengalaman,
tantangan, dan manfaat dari kurikulum merdeka, khususnya
dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila.
Rangkuman

Kurikulum merdeka merupakan rencana pembelajaran


internal multifaset, yang isinya lebih optimal untuk memberi
siswa cukup waktu untuk memperdalam konsep dan memperkuat
keterampilan mereka. Di dalam proses pembelajaran kurikulum
merdeka, guru mempunyai hak untuk memilih perangkat media
pembelajaran dalam menyesuaikan pembelajaran dengan
kebutuhan belajar dan minat siswa.
Salah satu tujuan dari kurikulum mandiri adalah untuk
mencapai pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Kurikulum ini
dibuat dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia bisa seperti
negara maju dimana siswa memiliki kebebasan untuk memilih
apa yang ingin mereka pelajari.
Dalam kurikulum merdeka, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan atau pendidikan pancasila bertujuan untuk
membentuk karakter siswa yang memiliki nilai-nilai pancasila,
wawasan kebangsaan, dan keterampilan social.
Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan
Tes Formatif

Soal Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat

Kunci Jawaban

1= 6=
2= 7=
3= 8=
4= 9=
5= 10 =

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan yang


terdapat pada bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Gunakanlah rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi bab V.

Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = x 100 %
Jumlah soal

Bila anda mencapai tingkat pengusaan 80 % atau lebih, Anda


dapat melanjutkan dengan unit selanjutnya. Selamat untuk Anda!. Akan
tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda
harus mempelajari kembali materi bab V terutama bagian yang belum
Anda kuasai. Hasil pekerjaan mahasiswa di jumlahkan untuk
memperoleh nilai A, B, C, D, dan E.

Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif


>90-100 A+
>80-89 A
>75-80 B+
>69-75 B
>60-69 C+
>55-60 C
>50-55 D+
>44-50 D
0-44 E
Hasil Self Asessment :

Anda mungkin juga menyukai