Anda di halaman 1dari 130

Implementasi Kurikulum Merdeka

Kutai Timur, 25 Maret 2022


Overview Kurikulum Merdeka

Agenda
Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan dan analisis Capaian Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan


Pembelajaran

Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Perencanaan


dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1 Overview
Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan
untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama
masa pemulihan pembelajaran.

<2020 2020-2021 2021-2022 2022-2024 2024

Pra pandemi PANDEMI pandemi Pemulihan


Penentuan kebijakan
pembelajaran
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, kurikulum nasional
dan Kurikulum Kurikulum berdasarkan evaluasi
Darurat (Kur- Darurat, dan Kurikulum 2013, terhadap kurikulum pada
2013 yang Kurikulum Kurikulum Darurat, masa pemulihan
disederhanakan) Merdeka di SP dan Kurikulum Merdeka pembelajaran
. dan SMK PK sebagai opsi bagi .
semua satuan
pendidikan
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang
berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan
berdasarkan konten atau materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang
sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal)
dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan
pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum
secara lebih komprehensif
Rancangan dan Arah Perubahan Kurikulum:
Implementasi Kurikulum Saat Ini:

Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu
tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk
melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai Fokus pada materi yang esensial, Capaian
dengan tahap perkembangan peserta didik Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan
sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
pembelajaran kontekstual karakteristik peserta didik
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi
mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik
guru untuk dapat terus mengembangkan praktik
baik
mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

1. Lebih Sederhana
dan Mendalam

Fokus pada materi yang esensial dan


pengembangan kompetensi peserta didik pada
fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam,
bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

Peserta didik: Tidak ada program peminatan di


2. Lebih Merdeka SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap


capaian dan perkembangan peserta
didik.

Satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk


mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

3. Lebih Relevan
Pembelajaran melalui kegiatan projek dan Interaktif
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya
untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum
berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari
kompleksitas tersebut, maka:

Pemerintah tidak
1 mewajibkan satuan
pendidikan untuk
mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum
2 Merdeka dapat
disesuaikan dengan
kesiapan masing-masing
satuan pendidikan

Sumber: Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022


Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan
kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih

Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3


Kurikulum Darurat
Kurikulum 2013 yaitu Kurikulum 2013 Kurikulum
Secara penuh yang disederhanakan Merdeka
Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka,
implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling
sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Prototipe.

Pilihan 1: Mandiri Belajar Angket Kesiapan Implementasi


Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Kurikulum Prototipe dapat diakses
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang melalui:
sedang diterapkan.
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/

Pilihan 2: Mandiri berubah


Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD,
kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Mandiri Berbagi


Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan
sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD,
kelas 1, 4, 7 dan 10.
Dukungan untuk kesiapan implementasi

Dukungan apa yang diberikan


Pemerintah untuk satuan pendidikan
yang menerapkan Kurikulum
Merdeka?
Sebelum melanjutkan, dapatkah Ibu dan
Bapak memperkirakan dukungan apa, baik
berupa kebijakan ataupun teknis, yang
dibutuhkan satuan pendidikan dan pendidik
untuk menerapkan Kurikulum Merdeka?
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam
perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

Penyediaan ● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta
Perangkat ajar: modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru.
01 buku teks dan Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas
dukungan Pemda dan yayasan
bahan ajar
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri
pendukung

● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital.
Pelatihan dan ● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya, melalui
penyediaan sumber pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
02 belajar guru, ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat diakses
daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).
kepala sekolah, dan
● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum
pemda Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya

Jaminan jam
mengajar ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
03 dan tunjangan ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013
profesi akan tetap mendapatkan hak tersebut
guru
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks)
yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran

Buku teks mata pelajaran Pendidikan Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Fase D (SMP) Pancasila dengan tema Bhineka
kelas X Tunggal Ika untuk Fase A
Struktur kurikulum

PAUD SD SMP SMA


Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Kerangka Dasar TETAP
Ditetapkan oleh pemerintah Tujuan Pendidikan Nasional
Kurikulum pusat
ditetapkan oleh Profil Pelajar Pancasila
Pemerintah Pusat
dengan mengacu
Standar Kompetensi
pada Tujuan Lulusan
(untuk PAUD
Pendidikan Nasional STPPA)
dan SNP
Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Standar
lainnya

Struktur Kurikulum Capaian Pembelajaran Prinsip Pembelajaran


dan Asesmen

Contoh Perangkat Ajar: Buku Teks Pelajaran, Bahan Ajar, modul ajar mata
pelajaran dan projek profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum satuan
pendidikan

FLEKSIBEL/DINAMIS
Satuan pendidikan ● Visi & Misi satuan pendidikan ● Kurikulum operasional
mengembangkan kurikulum
● Konteks dan kebijakan lokal di satuan pendidikan
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur kurikulum, ● Perangkat ajar yang
sesuai karakteristik satuan dikembangkan secara
pendidikan mandiri
Struktur Kurikulum Merdeka:

Apa kekhasan dari


Kurikulum
Merdeka?
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB

Kegiatan bermain Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurus Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
sebagai proses belajar mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi an tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
yang utama holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang
Informatika menja di mata Di kelas 10 pelajar menyiap Struktur lebih sederhana dengan memiliki hambatan
Penguatan literasi dini • Untuk memahami
pelajaran wajib kan diri untuk menentukan dua kelompok mata pelajaran, intelektual
dan penanaman karakter lingkungan sekitar, mata
pilihan mata pelajaran di yaitu Umum dan Kejuruan.
melalui kegiatan pelajar an IPA dan IPS Panduan untuk guru
kelas 11. Mata pelajaran yang Persentase kelompok kejuruan Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis diga bungkan Informatika disiapkan untuk
dipela jari serupa dengan di meningkat dari 60% ke 70% tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak sebagai mata pelajaran membantu guru-guru
SMP intelektual, capaian
Ilmu Pengetahuan Alam pemula, sehingga guru mata
Fase Fondasi untuk Penerapan pembelajaran ber pembelajarannya sama
dan Sosial (IPAS) pelajaran tidak harus Di kelas 11 dan 12 pelajar
meningkatkan kesiapan basis projek dengan mengintegra dengan sekolah reguler
berlatar belakang pendidikan mengikuti mata pelajaran dari
bersekolah • Integrasi computational sikan mata pelajaran terkait. yang sederajat, dengan
informatika Kelompok Mapel Wajib, dan
thinking dalam mata menerapkan prinsip
Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari
pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis pro Praktek Kerja Lapangan (PKL) modifikasi kurikulum
projek untuk penguatan kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
Indonesia, Matematika, jek untuk penguatan profil Pe menjadi mata pelajaran wajib
profil Pelajar Pancasila dan Keterampilan Vokasi
dan IPAS lajar Pancasila dilakukan minimal 6 bulan (1 semester). Sama dengan pelajar di
dilakukan melalui kegiatan sesuai minat, bakat, dan
minimal 3 kali dalam satu sekolah reguler, pelajar di
perayaan hari besar dan • Bahasa Inggris sebagai aspirasi nya
tahun ajaran Pelajar dapat memilih mata pelajar SLB juga menerapkan
perayaan tradisi lokal mata pelajaran pilihan an di luar program keahliannya pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil projek untuk menguatkan
projek untuk penguatan Pelajar Pancasila dilakukan Alokasi waktu khusus projek Pelajar Pancasila dengan
profil Pelajar Pancasila minimal 3 kali dalam satu penguatan profil pelajar mengusung tema yang
dilakukan minimal 2 kali tahun ajaran, dan pelajar Pancasila dan Budaya Kerja sama dengan sekolah
dalam satu tahun ajaran menulis esai ilmiah untuk peningkatan soft skill regu ler, dengan
sebagai syarat kelulusan (karakter dari dunia kerja) kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan wakt u pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk projek dapat dilaksanakan dengan
setiap mata pelajaran mengacu pada menjumlah alokasi jam pelajaran projek
capaian dari semua mata pelajaran dan jumlah
pembelajaran. total waktu pelaksanaan masing-masing
2. Projek penguatan profil pelajar projek tidak harus sama.
Pancasila. Kegiatan khusus yang
Alokasi waktu untuk setiap projek
ditujukan untuk memperkuat upaya
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
pencapaian profil pelajar Pancasila
harus sama. Sat u projek dapat
yang mengacu pada Standar
dilakukan dengan durasi waktu yang
Kompetensi Lulusan.
lebih panjang daripada projek yang
lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah


daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara
fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar


Pancasila; dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum
SD
Struktur kurikulum SD/ MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase:
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
dan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara
c. Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat

a. pembelajaran intrakurikuler; dan dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek

b. projek penguatan profil pelajar Pancasila, penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran

dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak

beban belajar per-tahun. harus sama.


Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I * Diikut i oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER masing-masing.
(minggu) per tahun TAHUN

** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Seni Rupa, Seni Teater,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 dan/atau Seni Tari). Peserta
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 didik memilih 1 (satu) jenis
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288


*** Maksimal 2 JP per
Matematika 144 (4) 36 180 minggu atau 72 JP per
PJOK 108 (3) 36 144 tahun.
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik **** Total JP tidak termasuk
o Seni Rupa
o Seni Teater mata pelajaran Bahasa
o Seni Tari Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
tambahan yang
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 diselenggarakan oleh satuan
Total****: 828 (23) 252 1080 pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu


Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit per tahun * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) TAHUN
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 agama/kepercayaan masing-
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik memilih
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324 Seni Rupa, Seni Teater, atau
Matematika 180 (5) *** 36 216
Seni Tari).

PJOK 108 (3) 36 144


*** Maksimal 2 JP per
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144 minggu atau 72 JP per
o Seni Musik
o Seni Rupa tahun.
o Seni Teater
o Seni Tari
**** Total JP tidak termasuk
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Muatan Lokal, dan/atau mata
pelajaran tambahan yang
Total****: 900 (25) 252 1152
diselenggarakan oleh satuan
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu Alokasi per tahun Alokasi Projek per TOTAL JP PER
1 JP = 35 menit * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) tahun TAHUN sesuai dengan
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing- masing.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144


** Satuan pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Musik, Seni Rupa, Seni
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 (satu) jenis seni (Seni
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216 *** Maksimal 2 JP per
minggu atau 72 JP per
IPAS 180 (5) 36 216
tahun.
PJOK 108 (3) 36 144
**** Total JP tidak termasuk
Seni dan Budaya**: 108 (3) 36 144
o Seni Musik mata pelajaran Bahasa
o Seni Rupa Inggris, Muatan Lokal,
o Seni Teater dan/atau mata pelajaran
o Seni Tari tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72 pendidikan.
Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas VI

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak


Per Minggu
Alokasi per tahun
(minggu) Alokasi Projek per Total JP Per Tahun ****Jam pelajaran kelas
tahun
3 SD mengalami
peningkatan, mengikuti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 struktur kelas 4 karena
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 IPAS dimulai di kelas 3
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
***opsional. Satuan
Pendidikan dapat
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 mengintegrasikan
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128 muatan lokal dalam
Pendidikan Pancasila 6 128 (4) 32 160 mapel lain atau
Bahasa Indonesia 10 192 (6) 32 224 diajarkan melalui
Matematika 6 160 (5) 192
kegiatan projek.
32
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 160 (5) 32 192 Total JP tidak
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 96 (3) 32 128 termasuk mata
pelajaran Bahasa
Pilihan minimal 1: 4 32
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari 96 (3) 128 Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata
Bahasa Inggris*** 2 64 (2)*** 64*** pelajaran tambahan
Muatan Lokal*** 2 64 (2)*** 64*** yang
diselenggarakan oleh
Total*** 928(29) 224 1152 satuan pendidikan
CATATAN
1. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan
berdasarkan kesiapan satuan pendidikan.
2. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi
penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris,
misalnya terkait peningkatan kompetensi dan
penyediaan pendidik.
3. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata
pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke
dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler
dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan
mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.
2 Penyusunan
Kurikulum
Operasional Satuan
Pendidikan dan
analisis Capaian
Pembelajaran
M
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP
memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).
T

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki


kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk
menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan W
titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan
masing-masing.
Sumber gambar:
T
https://www.theaa.com/driving-school/driving-lessons/advice/show-me-tell-me

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada
waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan
Sumber: OECD (2018)

mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan F


kemampuan dan potensinya.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis M
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape
yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya
dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama T
bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan
siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran W
dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat,
konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The
Right Level). sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-
di-speedometer-mobil/

Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat T


memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk
mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
Sumber: OECD (2018)

F
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah
menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang
terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan
Asesmen.
Pengertian Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan
pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan
para peserta didik.
Sistematika Capaian Pembelajaran

• Rasional
• Tujuan
• Karakteristik
• CP
Komponen CP 1

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang perlu ● Deskripsi umum tentang apa yang
tersebut dicapai pelajar setelah dipelajari dalam mata pelajaran
● keterkaitan antara Mapel mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau 2
dengan salah satu (atau lebih) pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan Capaian setiap fase menurut elemen 3
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam dipetakan menurut perkembangan siswa
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
4
KI/KD Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Capaian Pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Indonesia di Kurikulum 2013
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan
Menyimak lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan
yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu
memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan,
Membaca & Memirsa narasi imajinatif, dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang
dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Capaian pembelajaran dalam bentuk Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu,
KI KD sangat banyak dan terpisah- menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan
pisah. Berbicara & baik dan santun dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan
Mempresentasikan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan
kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi
yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital.
Pelajar mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang
Menulis pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar,
menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan
sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

41
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C

Berpikir dan Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
Bekerja Artistik dengan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
di sekitar. Siswa mengetahui dan memahami Siswa mengetahui, memahami dan mulai konsisten
2
mengetahui, memahami dan konsisten mengutamakan
keutamaan faktor keselamatan dalam bekerja mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja faktor keselamatan dalam bekerja.

Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
visual dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
geometris. Siswa mengeksplorasi alat dan bahan walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. pemahaman warna, keseimbangan (balance 3 ) dan
dasar dalam berkarya. Siswa juga mengenali Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
prosedur dasar dalam berkarya dasar dalam berkarya. menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar dalam
berkarya

Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
berupa garis, bentuk dan warna berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna. 4 mulai
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C

Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan menceritakan Siswa mampu mengenali dan menceritakan Siswa mampu mengenali dan menceritakan
fokus dari karya yang diciptakan atau fokus dari karya yang diciptakan atau fokus dari karya yang diciptakan atau
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dilihatnya (dari teman sekelas karya seni 2
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni
dari orang lain) serta pengalaman dan dari orang lain atau era atau budaya dari orang lain atau era atau budaya
perasaannya mengenai karya tersebut. tertentu) serta pengalaman dan tertentu) serta pengalaman dan
perasaannya mengenai karya tersebut perasaannya mengenai karya tersebut

3
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya

4
Pengertian Kompetensi dalam
Capaian Pembelajaran
M

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman


siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus. T

Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu
menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki
W
sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


T
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Sumber: OECD (2018)

F
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis M

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
T
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang W
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik. T

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Sumber: OECD
(2018)
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses F
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP M

Matematika Fase B elemen Bilangan


Penjelasan Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000 dengan
T
Peserta didik menunjukkan pemahaman Explanation kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai tempat,
mengurutkan dan membandingkan bilangan 10.000
dan intuisi bilangan (number sense)
dengan bilangan lain
untuk bilangan cacah sampai dengan
10.000. Mereka dapat membaca, Interpretasi Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan gambar W
menulis, menentukan nilai tempat, Interpretation
membandingkan, mengurutkan,
Aplikasi Menggunakan pemahaman 10.000 untuk memecahkan
menggunakan nilai tempat, melakukan
Application masalah dalam dunia nyata (misalnya berbelanja di
komposisi dan dekomposisi bilangan. kantin dengan uang Rp.10.000,00 atau soal cerita/ T
Mereka juga dapat menyelesaikan simulasi jual-beli)
masalah berkaitan dengan uang
Sumber: OECD (2018) Perspektif Menemukan berbagai cara berbeda untuk mendapatkan
menggunakan ribuan sebagai satuan.
Perspective nilai 10.000
F
Kegiatan: 1

1. Pilihlah salah satu CP pada mapel tertentu.


2. Analisilah kompetensi dan konteknya.
3. Identifikasi pemahaman CP tersebut sesuai 6

aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)


Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan
kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam
mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional,
satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, termasuk siswa, komite sekolah, dan
masyarakat.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum


operasional sekolah yang dapat dimodifikasi,
dijadikan contoh, atau rujukan untuk satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum
operasionalnya.
Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan
pendidikan
1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu
menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial
budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik
atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan
komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi,
berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas
Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama
sesuai dengan kewenangannya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan
pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan
satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan
pembelajaran.

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan


pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul
ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan
yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan
pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika
penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara
Umum

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SNP
Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
TETAP Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat
. .

1 3
Menganalisis konteks Menentukan
KARAKTERISTIK PENGORGANISASIA
SATUAN
PENDIDIKAN
2 N PEMBELAJARAN 4
Merumuskan Menyusun
VISI RENCANA
FLEKSIBEL/DINAMIS MISI PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan TUJUAN
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai
karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan
DINAS
Analisis Karakteristik Satuan UPT
Pendidikan
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
MKKS
Berikut adalah pilihan cara
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
untuk mengumpulkan informasi
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh ● Kuesioner, dengan pertanyaan
seluruh warga satuan pendidikan.
disesuaikan dengan tujuan
dan sasaran yang dibutuhkan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar: ● Wawancara, untuk mendapatkan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
data secara langsung.
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi
● Diskusi kelompok terpumpun
satuan pendidikan
(FGD) dengan mengundang
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian,
perwakilan dari seluruh warga
analisis dan dokumentasi data satuan pendidikan dan tokoh
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
masyarakat.
mengembangkan strategi atau solusi ● Observasi
● Rapor pendidikan, terkait mutu
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan
dan hasil belajar, kompetensi dan
pendidikan:
kinerja guru dan tenaga
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
kependidikan, mutu dan
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
relevansi pembelajaran
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik
oleh warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)? Beberapa alat yang dapat
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik digunakan
mencapai profil Pelajar Pancasila? untuk menganalisis informasi:
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan? ● Analisis SWOT
● Root Cause
● Fish Bone
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan
Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
DINAS
Sumber daya alam, sosial, dan budaya ● Seperti apakah gambaran ideal tentang UPT
● Bagaimana mendokumentasikan masa depan dan ingin diwujudkan oleh MKK
semua informasi sistem, sumber daya satuan pendidikan?
dan fasilitas dan mitra yang ada? ● Bagaimana satuan pendidikan bisa S
● Apakah ada sumber daya dari mencapai gambaran ideal tersebut? Peserta didik
lingkungan sekitar yang dapat ● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah?
dimanfaatkan oleh satuan Review Visi Misi Bagaimana sekolah bisa mengklasifikasi peserta didik
pendidikan dalam proses belajar? ● Bagian mana yang perlu ditajamkan tersebut? Berdasarkan apakah klasifikasi tersebut?
dalam visi dan misi? ● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
Sumber pendanaan ● Apakah perlu membuat visi dan misi baru
● Bagaimana proses pendanaan satuan kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang
yang lebih sesuai dengan kondisi
pendidikan? memerlukan perhatian dan pendampingan yang lebih
lingkungan dan karakteristik peserta
● Bagaimana penggunaan dana ini? didik?? banyak?
● Apa saja prioritasnya?
Sistem dan kebijakan di daerah Guru dan tenaga kependidikan
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? ● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan untuk
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan pembelajaran yang optimal menuju visi-misi
terkait indikator? Review Tujuan
● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan sekolah
● Apa saja perubahan sistem yang ● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga
terjadi? pendidikan (atau program keahlian untuk
SMK) dalam mendukung kompetensi kependidikan yang ada di satuan pendidikan? Apa saja
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk kebutuhan setiap kelompok tersebut?
mendukung pencapaian indikator? peserta didik?
● Apa yang mendasari tujuan ini? ● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan yang
● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
Kemitraan
oleh peserta didik? ● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat
dilibatkan untuk mendukung program ● Mengapa kompetensi ini dianggap berbagai latar belakang dan kebutuhan?
satuan pendidikan? (organisasi, penting?
komunitas, tokoh, dll.) ● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai Sarana dan prasarana
peserta didik? ● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan
● Apa karakteristik individu yang ingin untuk pembelajaran yang optimal?
dibangun? ● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman dan
● [SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja
sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan
● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang
Kegiatan 2:

1. Lakukan analisis konteks


karakteristik satuan
Pendidikan.
2. Merumuskan visi dan misi
3. Merumuskan
mengorganisasian
pembelajaran
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan
Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
DINAS
Sumber daya alam, sosial, dan budaya ●………………. UPT
● …………….. MKK
S
Review Visi Misi Peserta didik
● ……………….. ●…………………….
Sumber pendanaan

Guru dan tenaga kependidikan


● ……………………
Sistem dan kebijakan di daerah
● ….. Sarana dan prasarana
● ………………………….

Strategi
Kemitraan Review Tujuan
● ………
…………………..
Tujuan Pembelajaran
dan Alur Tujuan
Pembelajaran

3
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk:
Untuk menyusun rencana pembelajaran, ● mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan
jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam untuk pelaksanaan pembelajaran; dan
tujuan pembelajaran dan alur tujuan ● menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran.
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan
untuk mengembangkan perangkat ajar.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
● Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa
komponen
● Kriteria alur tujuan Pembelajaran
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa komponen
sebagai berikut:
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
● Variasi yaitu pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik peserta
didik berkebutuhan khusus *)

Kriteria alur tujuan Pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antar fase dan jenjang
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
Menganalisis Capaian Merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Alur Memetakan bagian ATP per kelas
Pembelajaran Tujuan Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

Matematika Fase B:Kelas 3 dan 4 Fase B


Pada akhir fase B, peserta didik dapat menggeneralisasi pemahaman Kelas 3 Kelas 4
dan melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 3.1. Menyajikan bilangan dan 4.1. Memperumum pemahaman
1.000.000 (atau maksimum enam angka), serta memahami hubungan menggeneralisasi pemahaman dan mengenai urutan dan nilai tempat sampai
membandingkan urutan dan nilai tempat
antara operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan 999.999
sampai 999.999
pembagian) termasuk menggunakan sifat-sifat operasi dalam 3.2. Memperkirakan dan membulatkan 4.2. Mengidentifikasi kelipatan, faktor,
bilangan ke nilai tempat terdekat sampai pola perkalian dan pembagian dengan
menentukan hasil perhitungan, menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan
999.999 tabel kelipatan
FPB dari bilangan cacah, memahami pecahan dan menentukan
3.3. Mengukur panjang dengan satuan 4.3. Menentukan hubungan antar satuan
posisinya pada garis bilangan, serta membandingkan dua pecahan. baku (mm, cm, dan m) serta mengukur baku panjang (mm, cm, dan m)
Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan sederhana, memahami keliling bidang datar dengan 4.4. Menyelesaikan permasalahan
menambahkan semua rusuknya.
hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, menemukan pola berkaitan dengan keliling berbagai
3.4. Mengukur luas dengan menghitung
jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 bangun datar (segitiga, segiempat, segi
gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan operasi hitung
yang menutup bidang datar banyak)
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Peserta didik 4.5. Menyelesaikan permasalahan
3.5. Menemukan hubungan antara
dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, operasi penjumlahan dan pengurangan. berkaitan dengan luas dan keliling
menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan 3.6. Menyelesaikan kalimat bilangan berbagai bentuk bangun datar
dengan satu variabel berupa simbol
masalah berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat gambar yang belum diketahui nilainya
dst ...
mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun melibatkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan
ruang (prisma dan balok). Peserta didik juga dapat menyajikan dan
3.7. Mengobservasi, menentukan dan
menganalisis data sederhana menggunakan turus dalam bentuk bentuk menggambar sisi sejajar dan sisi
bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, diagram batang, dan diagram berpotongan pada sebuah bidang datar.
garis, serta menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara dst ….
beberapa kejadian.

60
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:


● memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah
disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau
● menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik

61
Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta
didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.
62
Kegiatan 3:
1. Ambil satu contoh pengembangan ATP pada
link @pembelajaranparadigmabaru | Linktree
2. Analisis kecukupan kompetensi dan
kontennya.
Modul Ajar Kurikulum
Merdeka,

4
Perencanaan dan
Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Komponen Modul Ajar

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik peserta didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik ● Daftar pustaka
digunakan dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di
satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks
78
lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 3 Matematika 12 JP

Profil Pelajar Pancasila: Aktivitas 1 (Kinerja)


● Bernalar kritis Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
● Mandiri ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

Aktivitas 2 (Tes)
Tujuan pembelajaran
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
● Mengukur panjang dengan satuan
(mm, cm, dan m)
baku (mm, cm, dan m) serta Asesmen Sumatif
mengukur keliling bidang datar Menggambar denah rumah dengan
Aktivitas 3 (Kinerja)
dengan menambahkan semua menyertakan ukuran panjang dengan
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
rusuknya. satuan baku dan luas (dengan
dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
menghitung jumlah bujur sangkar kertas isometrik.
berukuran 1 cm2 yang menutup Aktivitas 4 (Kinerja)
bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
Asesmen Diagnostik: isometrik.
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda,
● Konversi satuan (meter ke centimeter, Contoh penerapan penyesuaian sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
cm ke milimeter) pembelajaran dan pengembangan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang
PPP membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam
Untuk mengidentifikasi kemampuan berhitung diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
dan pemahaman hubungan antar satuan
panjang.
79
ASESMEN

Bagaimana
ya?
TUjuan Asesmen Diagnostik

Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis
kognitif. Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat bawah rata-rata
siswa
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan


untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa

Tips
Aktivitas siswa selama belajar di rumah
• Ketrampilan bertanya dan
Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
membuat pertanyaan penting
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa pada asesmen ini!
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama


belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Bercerita Menulis Menggambar


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan
jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Saat siswa Saat siswa Saat siswa


menjawab pertanyaan balik bertanya menjawab pertanyaan

• Berikan penguatan • Langsung menjawab • Mencoba mengarahkan


• Berikan pertanyaan pertanyaan siswa kembali pertanyaan
lanjutan untuk menggali • Membantu siswa untuk • Memparafrasekan
lebih dalam dapat menjawab pertanyaan agar lebih
• Mengembalikan fokus jika pertanyaannya sendiri mudah dipahami
jawaban mulai • Menunggu beberapa
menyimpang saat
•Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Tindak Lanjut
1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak
berdiskusi empat mata

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa


serta orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal


pembelajaran
Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan


dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal Penting
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan !Guru melakukan
membahas topik, dan waktu lain.
asesmen diagnosis
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun kognitif untuk
Asesmen Sumatif. menyesuaikan tingkat
pembelajaran dengan
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif
kemampuan siswa, bukan
adalah:
untuk mengejar target
1. Persiapan kurikulum.

2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan

1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen


2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang
sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang
belajar di rumah
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut

1. Lakukan pengolahan hasil asesmen


• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak Penting
paham” !Guru
Hitung rata-rata kelas
• menyesuaikan
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok: aktivitas dan materi
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP belajar di kelas
sesuai fasenya dengan peningkatan
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan rata-rata semua
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi murid di kelas
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
5
PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Pengembangan Karakter
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel

Kurikulum 2013 sudah


menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


6
IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA
(IKM)
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Penerapan kurikulum merdeka dilakukan melalui tahapan berdasarkan kesiapan dan penetapan
target oleh satuan pendidikan.
Pilihan kesatu Pilihan kedua Pilihan ketiga
Mandiri Belajar Mandiri Berubah Mandiri Berbagi

Pilihan yang memberikan


kebebasan kepada satuan Pilihan yang memberikan Pilihan yang memberikan
Pendidikan saat menerapkan keleluasaan kepada satuan keleluasaan kepada satuan
kurikulum Merdeka beberapa Pendidikan saat menerapkan Pendidikan dalam menerapkan
bagian dan prinsip Kurikulum kurikulum merdeka dengan kurikulum merdeka dengan
Merdeka, tanpa mengganti menggunakan perangkat ajar mengembangkan sendiri
kurikulum satuan pendidikan yang yang sudah disediakan pada berbagai perangkat ajar pada
sedang diterapkan pada satuan satuan pendidikan PAUD, kelas 1, satuan pendidikan PAUD, kelas 1,
pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 4, 7 dan 10. 4, 7 dan 10.
dan 10.

https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/video-tutorial-pendaf
taran-implementasi-kurikulum-merdeka/
kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
TATA CARA PENDAFTARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

1 Kunjungi Laman:
kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id 2 Pilih menu DAFTAR pada laman ini

Pastikan anda mempelajari semua


informasi pada laman ini untuk
memperkaya pemahaman anda Ada di pojok an
m
sebelum menentukan pilihan. kanan atas la

Banner di tengah
laman

atau menu di
akhir laman

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi
TATA CARA PENDAFTARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

3 4
Lalu lakukan log in menggunakan: Ikuti 2 langkah selanjutnya untuk menyelesaikan
Akun SIMPKB untuk Kepala Satuan Pendidikan* pendaftaran, mulai dengan klik DAFTAR
Akun SIMPATIKA untuk Kepala Madrasah
Isi Kuesioner

Menonton
Video

Kemudian, centang kotak


pada menu pop up
informasi pendaftaran lalu
klik Ikuti Pembelajaran
untuk melanjutkan
*Satuan Pendidikan adalah PAUD/TK, SD, SMP,
SMA, SMK, SLB, dan SKB/PKBM

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi
TATA CARA PENDAFTARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

5
Langkah 1: Menonton video penjelasan menarik
terkait dengan kurikulum merdeka 6 Langkah 2: Klik Isi Kuesioner, lalu ikuti tahapan
pengisiannya

Klik Mulai

Klik "Mark Complete" untuk


melanjutkan

Untuk sekolah swasta, lakukan


unduh template surat Izin Yayasan,
Klik Kembali ke SIM GURU
BELAJAR untuk lanjut ke lengkapi isian dan tanda tangan surat
Langkah 2 izin tersebut, lalu unggah kembali
dalam format pdf

Tonton 2 video tersebut


hingga muncul tanda centang
biru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi
TATA CARA PENDAFTARAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Selamat! Anda akan mendapatkan
Rekomendasi Umum dan Khusus

Pelajari dan terapkan


rekomendasi umum dan
khusus ini untuk melangkah
ke tahap Implementasi
Kurikulum Merdeka

Rekomendasi ini dapat


diunduh dalam format PDF
melalui menu "UNDUH
HASIL"

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi
MATERI LENGKAP KURIKULUM
MERDEKA DAPAT DIAKSES
MELALUI:

https://linktr.ee/pembelajaranparadigmabaru

https://guru.kemdikbud.go.id/

Mari instal Platform Merdeka Mengajar pada gawai


Android melalui tautan bit.ly/platformmerdekamengajar
MATUR NUWUN
SEHAT …SUKSES SELALU

Anda mungkin juga menyukai