Anda di halaman 1dari 8

MENGANALISIS PERUBAHAN KURIKULUM DARI KURIKULUM 2013

KE KURIKULUM MERDEKA DI INDONESIA

Dharmariska 2005111601

Dharmariska1601@gmail.com

Dosen pengampu : Mirza Hardian S.Pd, M.Pd

LATAR BELAKANG

Kuriulum merupakan suatu rencana pendidikan yang meliputi tujuan, konten


materi, metode pengajaran, dan penilaian pembelajaran yang dirancang untuk
memperluas potensi siswa secara menyeluruh sesuai dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan masyarakat. (Kemendikbud, 2013). Kurikulum adalah sebuah rencana
pendidikan yang merangkum berbagai aspek yang diperlukan untuk mengembangkan
potensi siswa secara holistik. Rencana tersebut mencakup tujuan, isi, metode, dan
penilaian pembelajaran yang dirancang dengan mempertimbangkan perkembangan
zaman dan kebutuhan masyarakat. Tujuan kurikulum menjadi panduan utama dalam
pendidikan, mengarahkan pendidik untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam
pengembangan siswa. Isi kurikulum mencakup materi pelajaran yang relevan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, sementara metode pengajaran
dipilih dengan mempertimbangkan gaya belajar siswa dan memanfaatkan teknologi
pendidikan yang relevan. Penilaian dan evaluasi kurikulum digunakan untuk
mengukur pencapaian siswa dan memastikan efektivitas dan relevansi kurikulum
tersebut. Dalam perkembangannya, kurikulum terus berubah dan berkembang seiring
dengan perubahan sosial, teknologi, dan kebutuhan masyarakat, dan pemerintah serta
para pendidik memainkan peran penting dalam merancang, mengembangkan, dan
mengimplementasikan kurikulum yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan
zaman.
Pembaharuan kurikulum Indonesia telah melewati proses yang banyak, yang
mana dapat memberikan dampak pada pendidikan di indonesia, perbaikan kurikulum
ini sendiri dilaksanakan agar terciptanya suatu pengeluaran atau hasil yang sangat
efektif. Sebagaimana yang di sampaikan oleh Pratama dalam jurnalnya yang berjudul
perubahan kurikulum dalam menyongsong perkembangan zaman bahwa perubahan
kurikulum merupakan cerminan dari dinamika sosial, ekonomi, teknologi yang
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Bahkan beliau juga mengatakan bahwa
kurikulum yang up to date membantu siswa meperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang relevan dengan dunia nyata (Pratama A, 2018). Juga yang di
sampaikan santoso bahwa Kurikulum yang selalu diperbarui dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman memungkinkan pendidikan memberikan landasan yang kuat
bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan (Santoso I, 2019).
Adanya perubahan kurikulum pada masa belanda, jepang, dan dari kurikulum tahun
1964, sampai dengan pelaksanaan kurikulum sekarang yaitu kurikulum merdeka
yang mana pastinya dengan adanya perubahan kurikulum dari tahun ke tahun yang
dilalui oleh bangsa Indonesia ini sendiri sangatlah dapat menjadi pembelajaran dan
evaluasi demi terciptanya perbaikan kurikulum yang optimal dan sesuai dengan
peruahan dan perkembangan teknologi yang ada di era sekarang.

Kurikulum 2013 adalah suatu pendekatan dalam pengembangan kurikulum


yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada
tahun 2013. Tujuan dari kurikulum ini adalah untuk melakukan pembaruan pada
sistem pendidikan dengan fokus pada pengembangan kompetensi siswa secara
menyeluruh sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan kreatif, serta
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran (Kemendibud,
2013)
Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum yang sudah dicetuskan oleh
kemendikbudristek RI Pak Nadiem Makarim pada 2019 yang lalu. Kurikulum ini
merupakan bentuk penyempurnaan dari kurikulum 2013. Kurikulum merdeka belajr
memiliki suatu konsep yang menuntut para peserta didik untuk memiliki
kemandirian. Kemandirian yang dimaksudkan adalah peserta didik mendapatkan
kebebesan dalam mengakses ilmu yang diperoleh baik dari formal muapun
nonformal. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Putri Sayeti & Al-Hamidiyah
bahwa para peserta didik memiliki keahlian masing-masing pada bidangnya(Sayekti
& Al-Hamidiyah, 2022). Pada kurikulum ini peserta didik dapat mengemangkan
potensi yang ada pada dirinya.

PEMBAHASAN

Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan


kurikulum yang menekankan pada pemberdayaan siswa untuk menjadi pribadi yang
mandiri, kreatif, dan berdaya saing. Ini bertujuan untuk membebaskan siswa dari
pembelajaran yang terlalu terpaku pada aturan dan kurikulum yang kaku, dan
memberikan ruang yang lebih besar bagi eksplorasi, inovasi, dan pengembangan
potensi unik setiap individu. Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk mengambil
peran aktif dalam pembelajaran, mengejar minat dan bakat mereka sendiri, serta
mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata.

perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka berdasarkan informasi


yang dikutip dari laman Sistem Informasi Kurikulum Nasional, Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran Kemdikbud antara lain sebgaai berikut :

1. Kompetensi:
 Kurikulum 2013 menargetkan Kompetensi Dasar (KD), yang dijelaskan
dalam poin-poin yang diurutkan untuk mencapai Kompetensi Inti (KI) per
tahun.
 Kurikulum Merdeka bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran yang disusun
per fase, diungkapkan dalam paragraf yang mengintegrasikan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan untuk mencapai, memperkuat, dan meningkatkan
kompetensi.
2. Kompetensi Inti:
 Kurikulum 2013 memiliki Kompetensi Inti yang terdiri dari Sikap Spiritual,
Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. KD pada KI 1 dan 2 hanya
terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, serta
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
 Informasi yang diberikan tidak secara khusus menyebutkan Kompetensi Inti
dalam Kurikulum Merdeka.
3. Jam Pelajaran (JP):
 Kurikulum 2013 mengatur Jam Pelajaran per minggu dengan alokasi waktu
rutin mingguan tiap semester sehingga siswa dapat memperoleh penilaian
hasil belajar setiap mata pelajaran pada akhir setiap semester.
 Kurikulum Merdeka mengatur Jam Pelajaran per tahun untuk memberikan
fleksibilitas dalam mencapai JP.
4. Pendekatan Pengorganisasian Pembelajaran:
 Sekolah dengan Kurikulum 2013 diarahkan menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis tematik integratif.
 Sekolah dengan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran, tema, atau
terintegrasi.
5. Kegiatan Utama:
 Kurikulum Merdeka memiliki dua kegiatan utama, yaitu pembelajaran reguler
dan penguatan profil pelajar Pancasila.
 Informasi yang diberikan tidak menjelaskan kegiatan utama dalam struktur
Kurikulum 2013.
6. Pendekatan Pembelajaran:
 Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk
semua pembelajaran.
 Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran yang diferensiasi sesuai
tahap capaian siswa.
7. Pembelajaran:
 Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya terfokus pada pembelajaran
intrakurikuler (tatap muka).
 Pembelajaran Kurikulum Merdeka menggabungkan pembelajaran
intrakurikuler (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila.
8. Kokurikuler:
 Kurikulum 2013 mengalokasikan maksimum 50% beban belajar kokurikuler
di luar jam tatap muka, tetapi tidak mewajibkan kegiatan khusus yang
terencana, sehingga biasanya diserahkan kepada kreativitas guru pengampu.
 Informasi yang diberikan tidak secara khusus menyebutkan alokasi beban
belajar kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka.
9. Penilaian:
 Kurikulum 2013 menggunakan penilaian formatif dan sumatif oleh pendidik
untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan deteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
 Penilaian pada Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan asesmen
formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai
tahap capaian siswa.
10. Fokus Penilaian:
 Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata
pelajaran, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih menitikberatkan pada proyek
penguatan profil pelajar Pancasila.
 Penilaian pada Kurikulum 2013 dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sedangkan Kurikulum Merdeka tidak melakukan
pemisahan ini.
11. Panduan:
 Kurikulum 2013 disertai dengan perangkat pedoman implementasi kurikulum,
Panduan Penilaian, dan Panduan Pembelajaran untuk setiap jenjang.
 Kurikulum Merdeka disertai dengan perangkat Panduan Pembelajaran dan
Asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan
pengembangan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan
pelaksanaan pendidikan inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran
Individual, dan modul layanan bimbingan konseling.
12. Perangkat Pembelajaran:
 Pemerintah menyediakan buku teks dan buku nonteks dalam Kurikulum 2013.
 Dalam Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat
pembelajaran berupa contoh-modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh
proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional
sekolah.
13. Kurikulum 2013 dilengkapi dengan perangkat panduan implementasi kurikulum,
panduan penilaian, dan panduan pembelajaran untuk setiap jenjang.
14. Kurikulum Merdeka dilengkapi dengan perangkat panduan pembelajaran dan
asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan
pengembangan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran Individual, serta
modul layanan bimbingan konseling.
15. Pemerintah menyediakan perangkat ajar berupa buku teks dan buku nonteks
dalam Kurikulum 2013.
16. Dalam Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat ajar berupa
contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh proyek penguatan
profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional sekolah.

KESIMPULAN

Berdasarkan perbandingan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka,


terdapat beberapa perbedaan signifikan dalam hal pendekatan, kompetensi, jam
pelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menitikberatkan pada
Kompetensi Dasar (KD) yang diorganisasikan dalam poin-poin yang diurutkan untuk
mencapai Kompetensi Inti (KI) setiap tahunnya. Pendekatan pengorganisasian
pembelajaran yang digunakan adalah berbasis tematik integratif. Selain itu, penilaian
dalam Kurikulum 2013 menggunakan formatif dan sumatif untuk memantau
kemajuan belajar siswa.

Sementara itu, Kurikulum Merdeka bertujuan mencapai Capaian


Pembelajaran yang diungkapkan dalam paragraf yang mengintegrasikan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan untuk memperkuat kompetensi. Dalam Kurikulum Merdeka,
terdapat fleksibilitas dalam alokasi waktu Jam Pelajaran (JP) per tahun. Sekolah dapat
menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran,
tema, atau terintegrasi. Penilaian dalam Kurikulum Merdeka fokus pada penguatan
asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran
sesuai tahap capaian siswa.

Secara keseluruhan, perbandingan ini menunjukkan bahwa Kurikulum 2013


lebih terstruktur dengan KD dan KI yang diatur secara tahunan. Pendekatan
pembelajaran saintifik digunakan untuk semua mata pelajaran. Di sisi lain,
Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas dalam alokasi waktu JP dan
pendekatan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian siswa.
Terdapat juga penekanan pada penggunaan asesmen formatif dan proyek penguatan
profil pelajar Pancasila. Perbandingan ini memberikan gambaran tentang perbedaan
pendekatan dan fokus kedua kurikulum tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
REFERENSI

Kemendibudristek (2013). Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.)

Perubahan Kurikulum dalam Menyongsong Perkembangan Zaman. Jurnal Pendidikan


Abad 21, Vol. 2, No. 1, hlm. 45-56.)

Perubahan Kurikulum dalam Menyongsong Perkembangan Zaman. Jurnal Pendidikan


Abad 21, Vol. 2, No. 1, hlm. 45-56.)

Rahmadhani, P., Widya, D., & Setiawati, M. (2022). Dampak Transisi Kurikulum
2013 Ke Kurikulum Merdeka Belajar Terhadap Minat Belajar Siswa .
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 41-49.

Santoso, I. (2019). "Relevansi Kurikulum dengan Perkembangan Zaman." Jurnal


Pendidikan, Vol. 20, No. 3, hlm

Anda mungkin juga menyukai