Kurikulum Merdeka.
SMP atau siswa dapat memilih minimal 1 dari 5 mata pelajaran Seni dan Prakarya:
Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya.
Capaian Belajar di SD dengan Kurikulum Merdeka terdiri atas 1 fase (bukan per
Kompetensi Dasar/KD), yaitu fase D yang umumnya setara kelas VII, VIII, dan IX
SMP.
Baca artikel detikedu, "Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka SD,
SMP, SMA & SMK" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-sd-smp-sma--smk.
Baca artikel detikedu, "Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka SD,
SMP, SMA & SMK" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-sd-smp-sma--smk.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Meski telah ada Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan di tahun ajaran 2022/2023,
sekolah masih dapat memilih opsi kurikulum lain yang dianggap lebih cocok.
Pilihan pertama Kurikulum 2013 secara penuh, kedua Kurikulum Darurat yaitu
Kurikulum 2013 yang disederhanakan semasa pandemi, dan ketiga Kurikulum
Merdeka.
Sekolah yang memakai Kurikulum Merdeka secara mandiri bisa memilih tiga opsi lagi,
diantaranya Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.
Plt Kepala BBPMP Provinsi Jawa Timur, Dr. Rizqi secara berulang menjelaskan
perbedaan ketiga opsi tersebut dalam acara "Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri di Provinsi Jawa Timur
Gelombang 2 Tahun 2022" beberapa waktu lalu, Rabu (6/7/2022) yang sebelumnya
digelar juga gelombang 1 pada Selasa (5/7/2022)
ekolah yang memilih Mandiri Belajar masih menggunakan Kurikulum 2013 tapi sudah
mulai menerapkan prinsip-prinsip yang ada di Kurikulum Merdeka, terutama dalam
rangka peningkatan kompetensi literasi, numerasi, penguatan pendidikan karakter dan
lainnya yang ada di Kurikulum Merdeka," jelasnya.
"Bagi yang sudah sangat siap, yang selama ini melaksanakan banyak praktik baik terkait
pengembangan perangkat ajar dan lain sebagainya, ditinjau dari sarana dan prasarana,
kesiapan SDM, dan jika sudah bisa berkarya atau berinovasi, tidak sekedar yang ada di
platform Merdeka Mengajar tetapi juga bisa berbagi pada sekolah-sekolah lain dalam
bentuk karya-karya yang inovatif dan tetap mengikuti prinsip-prinsip Kurikulum
Merdeka, maka diberi kesempatan untuk memilih opsi Mandiri Berbagi."
Sekolah yang memilih Mandiri Berbagi bisa membagikan karya-karya mereka tak
hanya untuk sekolah di Jawa Timur, melainkan bisa dibagikan untuk guru ataupun
kepala sekolah yang ada di Indonesia.
Karya-karya yang bisa dibagikan sebelumnya telah melewati proses kurasi dari tim
Kemendikbudristek sehingga secara kaidah sudah memenuhi persyaratan.
Sekolah juga bisa mengganti opsi di Kurikulum Merdeka, misalnya yang awalnya
Mandiri Belajar bisa diubah menjadi Mandiri Berubah ataupun Mandiri Berbagi.
"Ketika yang Mandiri Belajar merasa yakin dan cocok untuk menjadi Mandiri Berbagi,
boleh diubah statusnya. Ketika Mandiri Berbagi di tengah jalan mengalami hambatan
yang cukup signifikan, boleh berubah ke Mandiri Belajar, semuanya fleksibel,"
terangnya.
Implementasi Kurikulum Merdeka akan efektif jika setiap sekolah sudah melaksanakan
dan membentuk komunitas, hal ini akan memperkaya inovasinya, kreatifitasnya,
maupun karya-karya yang dihasilkan.
Pada umumnya para pendidik mengenal modul ajar sebagai buku pedoman siswa
dalam belajar, yang berisi tentang keseluruhan rangkuman materi yang harus
dikuasai oleh peserta didik dan latihan soal yang harus dikerjakan peserta didik.
Jika kita lihat pengertian modul secara umum yaitu satu kesatuan bahan
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri dengan
komponen dan petunjuk yang jelas yang dikemas secara sistematis dan menarik
sehingga peserta didik dapat mengikuti secara runtut tanpa campur tangan pengajar
Pendidik tidak perlu lagi membuat RPP dan Silabus secara terpisah. Tetapi, cukup
membuat modul ajar, karena komponen RPP dan Silabus sudah terintegrasi
langsung kedalam modul ajar ini. Bukan hanya itu, pendidik dapat memodifikasi
atau membuat modul ajar sendiri sesuai kebutuhan siswa atau pendidik juga bisa
mengikuti modul ajar oleh satuan Pendidikan setempat. Sebagaimana kita tau,
komponen RPP satu lembar sesuai dengan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019
tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Di dalam Surat Edaran tersebut, disampaikan bahwa dari 13 (tiga belas) komponen
RPP yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
yang menjadi komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah
(kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment), sedangkan
komponen lainnya bersifat sebagai pelengkap. 3 komponen penting dalam RPP,
inilah yang harus ada dalam komponen penyusun modul ajar di Kurikulum 2022.
Sehingga, itulah mengapa modul ajar ini bisa dibilang cukup praktis dan efisien.
Dalam komponen penyusun modul ajar, terdapat beberapa istilah baru yang tidak
ada sebelumnya di kurikulum 2013, diantaranya seperti
1. Capaian pembelajaran
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Pemahaman bermakna
4. Pertanyaan pemantik
5. Bahan bacaan guru dan peserta didik
6. Glosarium
Untuk Mempelajari lebih detail tentang Publikasi Ilmiah Diktat, Silakan Bapak
dan Ibu Guru dapat Ikuti Pelatihan Membuat Publikasi Ilmiah Diktat Untuk
Kenaikan Pangkat (bersertifikat 32 JP). Klik LINK INI untuk mendaftar jadi
peserta.
Dapatkan POTONGAN HARGA Rp 25.000,- khusus pe
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki konsep dan paradigma baru
dalam dunia pendidikan nasional. Diharapkan dengan kurikulum baru ini dapat
mengoptimalkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kemudian istilah lain yang perlu diingat dalam Kurikulum Merdeka adalah Tujuan
Pembelajaran (TP). Istilah ini akan menggantikan istilah KD (Kompetensi Dasar)
dalam Kurikulum 2013.
Istilah KKM juga akan lenyap dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Istilah
tersebut akan diganti dengan KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).
enilian Harian dalam Kurikulum 2013 diganti dengan istilah Sumasif. PTS diganti
dengan STS (Sumatif Tengah Semester), dan istilah PAS diganti dengan SAS
(Sumatif Akhir Semester).
Selain istilah-istilah di atas di dalam Kurikulum Merdeka sebenarnya masih
terdapat sejumlah istilah baru yang muncul. Misalnya, AKM, literasi, numerasi,
dan lain sebagainya.
Mungkin para guru yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka masih kurang
nyaman dengan istilah-istilah baru tersebut. Namun bersama dengan berjalannya
waktu pasti akan terbiasa dengan sendirinya.
Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh siswa, guru, maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan kompetensi
minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Capaian
pembelajaran ini disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan atau SKL serta
Standar Isi seperti Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013.
Capaian pembelajaran setiap peserta didik tentu berbeda sesuai dengan jenjang atau
tingkatannya, mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, menengah pertama, dan menengah
atas.
Kurikulum ini pertama akan diterapkan di sekolah penggerak. Beberapa pedoman yang
sudah disiapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut.
Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan pencapaian kompetensi dan karakter yang ada
pada enam dimensi dengan tujuan untuk menuntun arah yang memandu kebijakan serta
pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.
Struktur kurikulum. Ini merupakan jabaran mata pelajaran serta alokasi jam
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah.
Capaian pembelajaran atau CP. Kompetensi atau karakter siswa yang harus dimiliki atau
dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran berdasarkan kurun waktu tertentu.
Prinsip pembelajaran serta asesmen. Pedoman ini berisi pedoman nilai yang mendasari
desain pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
Selain ada kerangka Kurikulum Merdeka, ada pula komponen yang membentuk
kurikulum ini yang harus dipahami agar kegiatan pembelajaran berjalan optimal.
1. Capaian Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada capaian yang harus dicapai oleh siswa. Capaian
dalam kurikulum sebelumnya dinamakan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD). Namun, dalam Kurikulum Merdeka dinamakan capaian pembelajaran. Capaian
pembelajaran berisikan kompetensi serta lingkup materi yang disusun secara
komprehensif berbentuk narasi.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa. Tujuan pembelajaran ini bisa dilaksanakan di satu atau lebih kegiatan.
Dalam Kurikulum Merdeka terdapat alur tujuan pembelajaran, yaitu rangkaian tujuan
pembelajaran yang disusun sistematis serta logis dan didesain sesuai dengan urutan
pembelajaran sejak awal sampai akhir fase.
Kurikulum Merdeka mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih
fleksibel dan berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi
siswa.
Isi dari capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan kompetensi
dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi. Pemetaan capaian
pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa dalam fase usia.
Salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial
seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih
mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.
Dengan adanya pengurangan konten, maka guru tidak mengajar dengan terburu-buru
untuk mencapai target yang begitu banyak serta dapat menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika Guru menyampaikan pembelajaran secara
terburu-buru, siswa tidak punya waktu yang cukup untuk memahami konsep dengan
mendalam. Padahal, hal tersebut penting untuk menguatkan fondasi kompetensi siswa.
Dengan kata lain, materi pembelajaran yang begitu padat mampu membuat siswa
kehilangan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pengetahuannya dan
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.
Pembelajaran Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa tujuan seperti untuk membantu siswa
memahami materi pembelajaran lebih mendalam, mengasah kemampuan siswa dalam
bertanya dan mencari solusi, siswa dapat memahami konsep secara komprehensif serta
menjadi pemikir aktif.
Dalam teori belajar konstruktivisme, pengetahuan bukan kumpulan atau seperangkat
fakta, konsep, kaidah untuk diingat. Konstruktivisme merupakan proses dalam
memahami atau mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.
Dalam Kurikulum Merdeka, pemahaman siswa tidak bersifat statis melainkan dinamis
atau berevolusi secara konstan selama siswa tersebut dapat mengkonstruksikan
pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya. Untuk memiliki
pemahaman ini, sekolah dan guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang
berpusat pada siswa dan bukan hanya memberikan siswa informasi yang kurang
bermakna atau sekadar dihafalkan saja.
Supaya lebih siap menghadapi Kurikulum Merdeka dan siswa bisa mencapai capaian
pembelajaran, pendidik harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar.
Salah satu bentuk belajar yang dapat dilakukan adalah mengikuti pelatihan guru.
Pelatihan guru didesain untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru.
Kejarcita merupakan lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan yang
memberikan jasa dan layanan berupa support system dan pelatihan yang didesain sesuai
kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari kejar cita ini bertujuan untuk membantu guru
dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran di kelas.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai Kurikulum Merdeka dan capaian
pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Ikuti terus blog.kejarcita.id untuk
mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya.
Jadi, untuk saat ini, sekolah bisa mulai mengimplementasikan kurikulum baru ini
secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah. Jika ada
sekolah yang memang masih belum siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,
maka sekolah tersebut masih boleh menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Darurat sampai sekolahnya siap. Kewenangan untuk memilih kurikulum
diserahkan oleh Kemdikbud Ristek kepada kepala sekolah dan guru pada masing-
masing sekolah.
Nah, menurut Nadiem, inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu
konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-
masing. Jika sebelumnya di Kurikulum 2013 peserta didik harus mempelajari
semua mata pelajaran (di tingkat TK hingga SMP) dan akan dijuruskan menjadi
IPA/IPS di tingkat SMA, lain halnya dengan Kurikulum Merdeka. Di Kurikulum
Merdeka, peserta didik tidak akan lagi menjalani hal seperti itu.
Di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi ‘dipaksa’ untuk mempelajari
mata pelajaran yang bukan menjadi minat utamanya. Peserta didik bisa dengan
‘merdeka’ memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat masing-masing. Ini dia
yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar.
Dengan adanya proyek ini, fokus belajar peserta didik tidak lagi hanya semata-
mata untuk mempersiapkan diri menghadapi soal-soal ujian. Dengan fokus seperti
ini, kegiatan belajar-mengajar tentu akan terasa jauh lebih seru dan
menyenangkan guys, daripada hanya fokus mengerjakan latihan soal saja.
Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan
pembelajaran bisa kamu lihat pada infografik berikut ini. Check it out!
“Terus, terus, beneran nih, di Kurikulum Merdeka nantinya udah nggak ada lagi
penjurusan IPA/IPS untuk anak SMA, kak?”
Jawabannya: betul!
1. Perubahan Kurikulum di Jenjang SD
2. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMP
Okee, sampai sini paham ya bagaimana skema Kurikulum Merdeka nanti saat di
SMA? Jadi, untuk kamu yang masih bingung mau kuliah jurusan apa, bisa tetap
ambil kelompok mata pelajaran IPA maupun IPS tuh, nanti tinggal kamu pilih aja
mata pelajaran mana yang lebih kamu sukai.
Eits, tapi usahakan kamu sudah punya bayangan beberapa pilihan jurusan kuliah
yang sekiranya sesuai dengan minatmu, ya! Jangan blank total karena nantinya,
mata pelajaran yang kamu pilih di kelas 11 dan 12 itu harus berhubungan dengan
jurusan kuliah yang mau kamu pilih.
Konsep dan Komponen Modul Ajar
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/perangkat-
ajar/konsep-komponen-modul-ajar/
Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan
dengan karakteristik murid, atau
Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid
1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas
disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid
secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk
tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid.
Komponen Modul Ajar
1. Tujuan pembelajaran