Anda di halaman 1dari 16

Mata pelajaran Informatika merupakan mata pelajaran wajib di SMP dengan

Kurikulum Merdeka.
SMP atau siswa dapat memilih minimal 1 dari 5 mata pelajaran Seni dan Prakarya:
Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya.
Capaian Belajar di SD dengan Kurikulum Merdeka terdiri atas 1 fase (bukan per
Kompetensi Dasar/KD), yaitu fase D yang umumnya setara kelas VII, VIII, dan IX
SMP.

Baca artikel detikedu, "Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka SD,
SMP, SMA & SMK" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-sd-smp-sma--smk.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Kompetensi yang dituju pada Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar (KD),
dinyatakan dalam poin-poin yang diurutkan untuk mencapai Kompetensi Inti (KI)
per tahun.
Kompetensi Inti pada Kurikulum 2014 terdiri dari Sikap Spiritual, Sikap Sosial,
Pengetahuan, dan Keterampilan. KD pada KI 1 dan 2 hanya terdapat pada mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Kurikulum Merdeka menyasar Capaian Pembelajaran, disusun per fase, dinyatakan
dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
Jam Pelajaran (JP) Kurikulum 2013 diatur per minggu dengan alokasi waktu rutin
mingguan tiap semester sehingga siswa akan dapat nilai hasil belajar tiap mata
pelajaran di akhir tiap semester. Sementara itu, Jam Pelajaran Kurikulum Merdeka
diatur per tahun sehingga alokasi waktu untuk mencapai JP bisa fleksibel.
Sekolah dengan Kurikulum 2013 diarahkan menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis tematik integratif. Sementara itu, sekolah
dengan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
Ada dua kegiatan utama di struktur Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran
reguler dan protek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk semua
pembelajaran. Sementara itu, Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran
terdiferensiasi sesuai tahap capaian siswa.
Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya terfokus pada intrakurikuler (tatap
muka), sementara pembelajaran Kurikulum Merdeka menggunakan paduan
pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui
proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kokurikuler di Kurikulum 2013 mendapat alokasi beban belajar maksimum 50%
di luar jam tatap muka, tetapi tidak diwajibkan dalam kegiatan khusus terencana
sehingga umumnya diserahkan pada kreativitas guru pengampu.
Penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian formatif dan sumatif oleh
pendidik untuk memantau kemajuan belajar, hasil belajar, dan deteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
Penilaian pada Kurikulum Merdeka berfokus pada penguatan asesmen formatif dan
penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian
siswa.
Penilaian pada Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada
setiap mata pelajaran, sementara Kurikulum Merdeka terutama pada proyek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Penilaian pada Kurikulum 2013 dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sementara Kurikulum Merdeka tidak melakukan pemisahan ini.
Kurikulum 2013 disertai perangkat pedoman implementasi kurikulum, Panduan
Penilaian, dan Panduan Pembelajaran setiap jenjang.
Kurikulum Merdeka disertai perangkat Panduan Pembelajaran dan Asesmen,
panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah, panduan pengembangan
projek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan pendidikan
inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran Individual, dan modul
layanan bimbingan konseling.
Pemerintah menyediakan perangkat ajar buku teks dan buku nonteks di Kurikulum
2013
Di Kurikulum Merdeka, pemerintah juga menyediakan perangkat ajar berupa
contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan
profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional sekolah.
Nah, itu dia perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka jenjang SD,
SMP, SMA, dan SMK. Buku-buku Kurikulum Merdeka bisa diakses di
https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-kurikulum-merdeka.

Baca artikel detikedu, "Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka SD,
SMP, SMA & SMK" selengkapnya https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
6230883/perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-sd-smp-sma--smk.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Dalam rangka pemulihan pembelajaran, kini sekolah diberi kebebasan untuk


menentukan kurikulum yang akan dipilih.

Meski telah ada Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan di tahun ajaran 2022/2023,
sekolah masih dapat memilih opsi kurikulum lain yang dianggap lebih cocok.

Pilihan pertama Kurikulum 2013 secara penuh, kedua Kurikulum Darurat yaitu
Kurikulum 2013 yang disederhanakan semasa pandemi, dan ketiga Kurikulum
Merdeka.

Sekolah yang memakai Kurikulum Merdeka secara mandiri bisa memilih tiga opsi lagi,
diantaranya Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.

Plt Kepala BBPMP Provinsi Jawa Timur, Dr. Rizqi secara berulang menjelaskan
perbedaan ketiga opsi tersebut dalam acara "Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri di Provinsi Jawa Timur
Gelombang 2 Tahun 2022" beberapa waktu lalu, Rabu (6/7/2022) yang sebelumnya
digelar juga gelombang 1 pada Selasa (5/7/2022)

ekolah yang memilih Mandiri Belajar masih menggunakan Kurikulum 2013 tapi sudah
mulai menerapkan prinsip-prinsip yang ada di Kurikulum Merdeka, terutama dalam
rangka peningkatan kompetensi literasi, numerasi, penguatan pendidikan karakter dan
lainnya yang ada di Kurikulum Merdeka," jelasnya.

"Mandiri Berubah artinya sudah memanfaatkan sepenuhnya platform Merdeka


Mengajar yang disiapkan oleh Kemendikbudristek. Memilih CP, TP, ATP, perangkat
ajar, asesmen, dan lain sebagainya di platform ini, yang juga sudah memuat segala
kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka."

"Bagi yang sudah sangat siap, yang selama ini melaksanakan banyak praktik baik terkait
pengembangan perangkat ajar dan lain sebagainya, ditinjau dari sarana dan prasarana,
kesiapan SDM, dan jika sudah bisa berkarya atau berinovasi, tidak sekedar yang ada di
platform Merdeka Mengajar tetapi juga bisa berbagi pada sekolah-sekolah lain dalam
bentuk karya-karya yang inovatif dan tetap mengikuti prinsip-prinsip Kurikulum
Merdeka, maka diberi kesempatan untuk memilih opsi Mandiri Berbagi."

Sekolah yang memilih Mandiri Berbagi bisa membagikan karya-karya mereka tak
hanya untuk sekolah di Jawa Timur, melainkan bisa dibagikan untuk guru ataupun
kepala sekolah yang ada di Indonesia.

Karya-karya yang bisa dibagikan sebelumnya telah melewati proses kurasi dari tim
Kemendikbudristek sehingga secara kaidah sudah memenuhi persyaratan.

Sekolah juga bisa mengganti opsi di Kurikulum Merdeka, misalnya yang awalnya
Mandiri Belajar bisa diubah menjadi Mandiri Berubah ataupun Mandiri Berbagi.

"Ketika yang Mandiri Belajar merasa yakin dan cocok untuk menjadi Mandiri Berbagi,
boleh diubah statusnya. Ketika Mandiri Berbagi di tengah jalan mengalami hambatan
yang cukup signifikan, boleh berubah ke Mandiri Belajar, semuanya fleksibel,"
terangnya.

Implementasi Kurikulum Merdeka akan efektif jika setiap sekolah sudah melaksanakan
dan membentuk komunitas, hal ini akan memperkaya inovasinya, kreatifitasnya,
maupun karya-karya yang dihasilkan.

Masing-masing komunitas nantinya akan membawa keunggulan masing-masing yang


akan berbagi bersama sehingga bisa saling memberi manfaat.

1. Modul ajar bukan sekedar berisi kumpulan materi dan soal

Pada umumnya para pendidik mengenal modul ajar sebagai buku pedoman siswa
dalam belajar, yang berisi tentang keseluruhan rangkuman materi yang harus
dikuasai oleh peserta didik dan latihan soal yang harus dikerjakan peserta didik.

Jika kita lihat pengertian modul secara umum yaitu satu kesatuan bahan
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri dengan
komponen dan petunjuk yang jelas yang dikemas secara sistematis dan menarik
sehingga peserta didik dapat mengikuti secara runtut tanpa campur tangan pengajar

2. Modul ajar sangat praktis dan efisien

Pendidik tidak perlu lagi membuat RPP dan Silabus secara terpisah. Tetapi, cukup
membuat modul ajar, karena komponen RPP dan Silabus sudah terintegrasi
langsung kedalam modul ajar ini. Bukan hanya itu, pendidik dapat memodifikasi
atau membuat modul ajar sendiri sesuai kebutuhan siswa atau pendidik juga bisa
mengikuti modul ajar oleh satuan Pendidikan setempat. Sebagaimana kita tau,
komponen RPP satu lembar sesuai dengan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019
tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Di dalam Surat Edaran tersebut, disampaikan bahwa dari 13 (tiga belas) komponen
RPP yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
yang menjadi komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah
(kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment), sedangkan
komponen lainnya bersifat sebagai pelengkap. 3 komponen penting dalam RPP,
inilah yang harus ada dalam komponen penyusun modul ajar di Kurikulum 2022.
Sehingga, itulah mengapa modul ajar ini bisa dibilang cukup praktis dan efisien.

3. Isi komponen-komponen dan istilah baru

Dalam komponen penyusun modul ajar, terdapat beberapa istilah baru yang tidak
ada sebelumnya di kurikulum 2013, diantaranya seperti

1. Capaian pembelajaran
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Pemahaman bermakna
4. Pertanyaan pemantik
5. Bahan bacaan guru dan peserta didik
6. Glosarium
Untuk Mempelajari lebih detail tentang Publikasi Ilmiah Diktat, Silakan Bapak
dan Ibu Guru dapat Ikuti Pelatihan Membuat Publikasi Ilmiah Diktat Untuk
Kenaikan Pangkat (bersertifikat 32 JP). Klik LINK INI untuk mendaftar jadi
peserta.
Dapatkan POTONGAN HARGA Rp 25.000,- khusus pe

Setelah sekian lama menerapkan Kurikulum 2013 dalam sebuah pembelajaran


tentu seorang guru sudah sangat familiar dengan istilah-istilah tertentu. Namun
beberapa istilah dalam Kurikulum 2013 akan berganti sebutan pada Kurikulum
Merdeka. Hal ini wajib dipahami oleh guru.
Kurikulum Merdeka sendiri sudah mulai dikenalkan tahun lalu oleh Kemendikbud.
Dan di tahun ajaran baru ini, Kurikulum Merdeka tersebut sudah mulai diterapkan.
Memang tidak wajib diterapkan di seluruh satuan pendidikan. Namun untuk
beberapa waktu ke depan, kurikulum tersebut sudah harus diimplementasikan pada
seluruh satuan pendidikan di nusantara.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki konsep dan paradigma baru
dalam dunia pendidikan nasional. Diharapkan dengan kurikulum baru ini dapat
mengoptimalkan kualitas pendidikan di Indonesia.

RPP. Istilah tersebut tentu sangat familiar ketika menerapkan pembelajaran


berbasis Kurikulum 2013. Konsep RPP dalam Kurikulum Merdeka dihapus.
Sehingga akan meringankan beban guru sebagai pendidik. Sebagai gantinya, RPP
bisa menggunakan Modul Ajar.

Kemudian istilah lain yang perlu diingat dalam Kurikulum Merdeka adalah Tujuan
Pembelajaran (TP). Istilah ini akan menggantikan istilah KD (Kompetensi Dasar)
dalam Kurikulum 2013.

Istilah KKM juga akan lenyap dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Istilah
tersebut akan diganti dengan KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).

enilian Harian dalam Kurikulum 2013 diganti dengan istilah Sumasif. PTS diganti
dengan STS (Sumatif Tengah Semester), dan istilah PAS diganti dengan SAS
(Sumatif Akhir Semester).
Selain istilah-istilah di atas di dalam Kurikulum Merdeka sebenarnya masih
terdapat sejumlah istilah baru yang muncul. Misalnya, AKM, literasi, numerasi,
dan lain sebagainya.

Mungkin para guru yang baru menerapkan Kurikulum Merdeka masih kurang
nyaman dengan istilah-istilah baru tersebut. Namun bersama dengan berjalannya
waktu pasti akan terbiasa dengan sendirinya.

Nah, itulah sejumlah perubahan istilah dalam penerapan Kurikulum Merdeka,


berpindah dari Kurikulum 2013.
Setidaknya, istilah itulah yang saat ini populer dalam Kurikulum Merdeka. Dalam
praktiknya di lapangan, para guru nantinya bisa jadi akan membuat istilah-istilah
sendiri yang mungkin lebih mudah dipahami. (*)

1. Promes (program semester) diganti menjadi prosem (program semester)


2. Silabus diganti mejadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berubah menjadi modul ajar
4. Kompetensi inti (KI) berubah menjadi capaian pembelajaran (CP)
5. Kompetensi Dasar (KD) berubah menjadi tujuan pembelajaran (TP)
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berubah menjadi Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran (KKTP)
7. Indikator pencapaian kompetensi berubah menjadi indikator ketercapaian tujuan pembelajaran
(IKTP)
8. Penilaian harian (PH) berubah menjadi sumatif
9. Penilaian tengah semester (PTS) berubah menjadi sumatif tengah semester (STS)
10. Penilaian akhir semester (PAS) berubah menjadi sumatif akhir semester (SAS)
11. Indikator soal berubah menjadi indikator asesmen
12. Penilaian teman sejawat berubah menjadi formatif

Apa Itu Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka?


kurikulum merdeka •9 Jun 2022

Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh siswa, guru, maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan kompetensi
minimum yang harus dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Capaian
pembelajaran ini disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan atau SKL serta
Standar Isi seperti Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) dalam Kurikulum 2013.

Capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan pembaruan dari


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dirancang untuk menguatkan fokus
pembelajaran terhadap pengembangan kompetensi. Dalam K13 dan kurikulum nasional
yang terdahulu lainnya ditujukan untuk kompetensi sehingga kurikulum ini pun
meneruskan upaya tersebut.

Capaian pembelajaran setiap peserta didik tentu berbeda sesuai dengan jenjang atau
tingkatannya, mulai dari PAUD, Pendidikan Dasar, menengah pertama, dan menengah
atas.

Kerangka Kurikulum Merdeka

Sebelum mengetahui capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, alangkah


baiknya jika Anda mengetahui apa saja kerangka Kurikulum Merdeka yang akan
diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.

Kurikulum ini pertama akan diterapkan di sekolah penggerak. Beberapa pedoman yang
sudah disiapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut.

 Profil Pelajar Pancasila. Ini merupakan pencapaian kompetensi dan karakter yang ada
pada enam dimensi dengan tujuan untuk menuntun arah yang memandu kebijakan serta
pembaruan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmen.

 Struktur kurikulum. Ini merupakan jabaran mata pelajaran serta alokasi jam
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah.

 Capaian pembelajaran atau CP. Kompetensi atau karakter siswa yang harus dimiliki atau
dicapai setelah menyelesaikan pembelajaran berdasarkan kurun waktu tertentu.

 Prinsip pembelajaran serta asesmen. Pedoman ini berisi pedoman nilai yang mendasari
desain pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.

Selain ada kerangka Kurikulum Merdeka, ada pula komponen yang membentuk
kurikulum ini yang harus dipahami agar kegiatan pembelajaran berjalan optimal.

1. Capaian Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada capaian yang harus dicapai oleh siswa. Capaian
dalam kurikulum sebelumnya dinamakan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD). Namun, dalam Kurikulum Merdeka dinamakan capaian pembelajaran. Capaian
pembelajaran berisikan kompetensi serta lingkup materi yang disusun secara
komprehensif berbentuk narasi.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa. Tujuan pembelajaran ini bisa dilaksanakan di satu atau lebih kegiatan.

3. Alur Tujuan Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka terdapat alur tujuan pembelajaran, yaitu rangkaian tujuan
pembelajaran yang disusun sistematis serta logis dan didesain sesuai dengan urutan
pembelajaran sejak awal sampai akhir fase.

Mengenal Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum


Merdeka

Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan belajar yang


dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum Merdeka sendiri
merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim untuk
mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student centered learning atau
berpusat pada siswa.

Kurikulum Merdeka mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih
fleksibel dan berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi
siswa.

Isi dari capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan kompetensi
dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi. Pemetaan capaian
pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa dalam fase usia.

Strategi untuk mencapai capaian pembelajaran yaitu dengan mengurangi cakupan


materi dan mengubah tata cara penyusunan yang lebih fleksibel sehingga siswa tidak
merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran tersebut.
Pengurangan Konten

Salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial
seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih
mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Ini juga berhubungan dengan capaian pembelajaran siswa. Konsekuensi pembelajaran


Kurikulum Merdeka berorientasi pada kompetensi sehingga perlu adanya pengurangan
materi pelajaran atau pokok bahasa.

Dengan adanya pengurangan konten, maka guru tidak mengajar dengan terburu-buru
untuk mencapai target yang begitu banyak serta dapat menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika Guru menyampaikan pembelajaran secara
terburu-buru, siswa tidak punya waktu yang cukup untuk memahami konsep dengan
mendalam. Padahal, hal tersebut penting untuk menguatkan fondasi kompetensi siswa.

Dengan kata lain, materi pembelajaran yang begitu padat mampu membuat siswa
kehilangan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pengetahuannya dan
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.

Pembelajaran Konstruktivisme

Untuk bisa mencapai capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, kegiatan


pembelajaran dilakukan secara konstruktivisme. Teori pembelajaran konstruktivisme
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika serta
konseptual pembelajar. Melalui teori belajar ini, anak bisa membuat atau mencipta suatu
karya dan membangun suatu hal yang sudah dipelajari.

Kurikulum Merdeka juga menginginkan anak-anak Indonesia untuk tetap aktif,


meningkatkan kecerdasan, kreatif, dan mampu membuat suatu karya.

Teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa tujuan seperti untuk membantu siswa
memahami materi pembelajaran lebih mendalam, mengasah kemampuan siswa dalam
bertanya dan mencari solusi, siswa dapat memahami konsep secara komprehensif serta
menjadi pemikir aktif.
Dalam teori belajar konstruktivisme, pengetahuan bukan kumpulan atau seperangkat
fakta, konsep, kaidah untuk diingat. Konstruktivisme merupakan proses dalam
memahami atau mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman nyata.

Dalam Kurikulum Merdeka, pemahaman siswa tidak bersifat statis melainkan dinamis
atau berevolusi secara konstan selama siswa tersebut dapat mengkonstruksikan
pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya. Untuk memiliki
pemahaman ini, sekolah dan guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang
berpusat pada siswa dan bukan hanya memberikan siswa informasi yang kurang
bermakna atau sekadar dihafalkan saja.

Melalui pembelajaran konstruktivisme, capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka


yang mengutamakan kompetensi bisa dicapai tanpa mengikat konteks serta konten
pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan sekolah dan para pendidik bisa
mengembangkan pembelajaran konstruktivisme yang terpusat pada siswa, sesuai
dengan konteks sekolah, perkembangan, minat dan bakat siswa.

Supaya lebih siap menghadapi Kurikulum Merdeka dan siswa bisa mencapai capaian
pembelajaran, pendidik harus bisa beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar.
Salah satu bentuk belajar yang dapat dilakukan adalah mengikuti pelatihan guru.
Pelatihan guru didesain untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru.

Kejarcita merupakan lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan yang
memberikan jasa dan layanan berupa support system dan pelatihan yang didesain sesuai
kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari kejar cita ini bertujuan untuk membantu guru
dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran di kelas.

Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai Kurikulum Merdeka dan capaian
pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Ikuti terus blog.kejarcita.id untuk
mendapatkan informasi seputar pendidikan menarik lainnya.

Apa yang Dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat


dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi
esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.
Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tidak hanya di
sekolah penggerak, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lainnya.
Menurut data Kemdikbud Ristek, sampai saat ini, telah ada sebanyak 143.265
sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum Merdeka. Jumlah ini akan terus
meningkat seiring mulai diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran
2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.

Kapan Kurikulum Merdeka Diterapkan?

Menurut Kemdikbud Ristek, rencananya, Kurikulum Merdeka ini akan dijalankan


sebagai opsi tambahan terlebih dahulu selama tahun 2022-2024 dalam
rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Nah, nantinya mulai tahun
2024, diharapkan Kurikulum Merdeka sudah bisa fully implemented secara
nasional.  Di tahun 2024 juga, Kemdikbud Ristek akan mengkaji ulang mengenai
implementasi Kurikulum Merdeka ini berdasarkan evaluasi selama masa
pemulihan pembelajaran.

Jadi, untuk saat ini, sekolah bisa mulai mengimplementasikan kurikulum baru ini
secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah. Jika ada
sekolah yang memang masih belum siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,
maka sekolah tersebut masih boleh menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Darurat sampai sekolahnya siap. Kewenangan untuk memilih kurikulum
diserahkan oleh Kemdikbud Ristek kepada kepala sekolah dan guru pada masing-
masing sekolah.

Oh iya, bagi yang belum tahu, Kurikulum Darurat adalah Kurikulum 2013 yang


disederhanakan untuk diimplementasikan selama masa pandemi. Kurikulum
Darurat diluncurkan untuk memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan
dalam mengelola pembelajaran selama masa pandemi, yang mengakibatkan
kegiatan sekolah menjadi terhambat karena harus diadakan secara daring.

Bagaimana Konsep Kurikulum Merdeka?


Oke, setelah membaca pembahasan tadi, pasti sekarang kamu jadi bertanya-
tanya: “Seperti apa sih, Kurikulum Merdeka ini? Apa bedanya dengan
Kurikulum 2013?”

Kurikulum Merdeka membagi jenjang kelas dari kelas 1 sampai kelas 12


menjadi 6 fase, yaitu Fase A hingga Fase F. Pembagian fase ini bisa kamu lihat
pada gambar berikut.

Nah, menurut Nadiem, inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu
konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-
masing. Jika sebelumnya di Kurikulum 2013 peserta didik harus mempelajari
semua mata pelajaran (di tingkat TK hingga SMP) dan akan dijuruskan menjadi
IPA/IPS di tingkat SMA, lain halnya dengan Kurikulum Merdeka. Di Kurikulum
Merdeka, peserta didik tidak akan lagi menjalani hal seperti itu.

Di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi ‘dipaksa’ untuk mempelajari
mata pelajaran yang bukan menjadi minat utamanya. Peserta didik bisa dengan
‘merdeka’ memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat masing-masing. Ini dia
yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar.

elain itu, kurikulum ini juga mengutamakan strategi pembelajaran berbasis


proyek. Artinya, peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah
dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep bisa
lebih terlaksana. Nama proyek ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Proyek ini sifatnya lintas mapel. Melalui proyek ini, siswa diminta untuk
melakukan observasi masalah dari konteks lokal dan memberikan solusi nyata
terhadap masalah tersebut.

Dengan adanya proyek ini, fokus belajar peserta didik tidak lagi hanya semata-
mata untuk mempersiapkan diri menghadapi soal-soal ujian. Dengan fokus seperti
ini, kegiatan belajar-mengajar tentu akan terasa jauh lebih seru dan
menyenangkan guys, daripada hanya fokus mengerjakan latihan soal saja.
Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan
pembelajaran bisa kamu lihat pada infografik berikut ini. Check it out!

Perubahan Kurikulum Sebelumnya pada Kurikulum Merdeka

“Terus, terus, beneran nih, di Kurikulum Merdeka nantinya udah nggak ada lagi
penjurusan IPA/IPS untuk anak SMA, kak?”

Jawabannya: betul!

Kemdikbud Ristek menyatakan beberapa perubahan kurikulum dari Kurikulum


2013 ke Kurikulum Merdeka, di antaranya yaitu:

 
1. Perubahan Kurikulum di Jenjang SD

 Mapel IPA dan IPS digabungkan.


 Mata pelajaran Seni sebagai mapel keterampilan.

 
2. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMP

 Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib.


 Mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata
pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).

Okee, sampai sini paham ya bagaimana skema Kurikulum Merdeka nanti saat di
SMA? Jadi, untuk kamu yang masih bingung mau kuliah jurusan apa, bisa tetap
ambil kelompok mata pelajaran IPA maupun IPS tuh, nanti tinggal kamu pilih aja
mata pelajaran mana yang lebih kamu sukai.

Eits, tapi usahakan kamu sudah punya bayangan beberapa pilihan jurusan kuliah
yang sekiranya sesuai dengan minatmu, ya! Jangan blank total karena nantinya,
mata pelajaran yang kamu pilih di kelas 11 dan 12 itu harus berhubungan dengan
jurusan kuliah yang mau kamu pilih.
Konsep dan Komponen Modul Ajar
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/perangkat-
ajar/konsep-komponen-modul-ajar/

Konsep Modul Ajar


 Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian
Pembelajaran (CP).
 Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar
tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang
lebih lengkap dibanding RPP.
 Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut
dapat dipadankan dengan RPP.
 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk modul ajar atau RPP,
dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan murid.
Tujuan Pengembangan Modul Ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang dapat memandu
guru melaksanakan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk:

 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan
dengan karakteristik murid, atau
 Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:

1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas
disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid
secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk
tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid.
Komponen Modul Ajar

 Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran (yang


mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta informasi dan
referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
 Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhannya.
 Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam
modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar murid.

Komponen inti modul ajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran


Anda mungkin juga menyukai