Geo Image
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage
Abstract
This study aims to identify the distribution of vulnerable areas of landslide and assess the
society adaptation towards landslides in Banyumanik Distric, Semarang. The population in
this study whole units of the terrain and the people in the Banyumanik Distric. Sampling in
this study use sampling area on 19 terrain units and 80 respondents who are determined using
Dixon B. Leach. This study uses a scoring method for mapping vulnerable areas of landslide
and descriptive percentage to determine the level of society’s adaptation to landslides. The re-
sults of the study explains that level of vulnerability index in Banyumanik District. The high
level of landslide is 842,13 Hectares (27,23 %), intermediatte level is 308,66 hectares (9,98%),
the low level is 1,058 hectares (34,21%), and the most low level is 883,80 Hectares (28,58%).
The society conduct landslides adaptation according to their knowledge and experience. The
classifier of society adaptation to landslides including three aspects: physical, economic, and
social aspects.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email: geografiunnes@gmail.com
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017
2
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017)
3
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017
Berdasarkan hasil wawancara kepada gunan yang bersifat fisik sehingga dapat memini-
masyarakat di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan malisir dampak akibat longsor lahan. Pada hasil
Pudakpayung, Kelurahan Gedawang, dan Kelu- temuan di lapangan masyarakat yang bermukim
rahan Tinjomoyo, dengan jumlah 80 KK yang di daerah rawan longsor lahan rendah hingga
dipilih secara acak sesuai dengan jumlah kejadi- tinggi sudah melakukan adaptasi fisik, meliputi
an longsor lahan dari kerawanan rendah hingga penanaman beberapa jenis tanaman pohon yang
tinggi, telah melakukan berbagai tindakan yang cocok di daerah rawan longsor seperti sukun,
dapat mengurangi risiko bencana tanah longsor. nangka (Artocarpus integra), dan lamtoro (Leu-
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh daerah yang caena leucocephala). Bentuk adaptasi fisik lain
mereka tinggali rawan tanah longsor sehingga yaitu pembuatan bronjong atau dinding penahan
masyarakat telah melakukan penyesuaian den- sebagai penguat lereng, terassering, bronjong ka-
gan tempat tinggalnya untuk melangsungkan hi- wat, saluran drainase, dan hampir 100% telah
dupnya atau yang dinamakan adaptasi terhadap melakukan bentuk tindakan adaptasi fisik.
bencana. Adaptasi masyarakat terhadap bencana
Adaptasi masyarakat terhadap bencana ta- longsor lahan aspek ekonomi yaitu memanfaat-
nah longsor di Kecamatan Banyumanik beragam kan sumberdaya ekonomi yang dimiliki tiap in-
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman me- dividu atau kelompok agar masyarakat dapat
reka. Bentuk adaptasi di daerah penelitian ham- mencukupi kebutuhannya saat terjadi bencana,
pir sama yang meliputi tiga aspek yaitu aspek fi- hal tersebut juga diterangkan oleh Benson dan
sik, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Clay (2004) dalam Setiawan (2014) menyatakan
Ketinggian dan topografi di suatu tempat bahwa, kunci keberhasilan untuk meminimalisir
dapat memicu terjadiya suatu bencana, wilayah dampak bencana adalah kecepatan dalam me-
perbukitan dengan topografi yang terjal seper- respon dampak bencana yang sangat tergantung
ti Kecamatan Banyumanik berpotensi terjadi pada kondisi ketahanan ekonomi.
bencana longsor lahan jika terganggu stabilitas Bentuk adaptasi ekonomi tersebut meli-
lereng dan hidrologisnya. Hal tersebut sesuai puti partisipasi masyarakat mengikuti kelom-
dengan salah satu penetapan kawasan rawan pok arisan, bank desa/koperasi, namun pada
bencana longsor lahan oleh PerMen PU Nomor kenyataannya bentuk adaptasi ekonomi kurang
22/PRT/M/2007 yaitu kawasan rawan longsor diminati oleh warga di daerah rawan longsor
lahan memiliki kondisi kemiringan lereng dari rendah hingga sedang, sedangkan bentuk ekono-
15% hingga 70%. mi lainnya seperti memiliki alat peringatan dini
Semakin tinggi tingkat kerawanan medan (kethongan, speaker masjid, handphone), kebu-
terhadap longsoran, maka semakin besar potensi tuhan dasar keluarga yang dipersiapkan sebelum
medan untuk terjadi longsoran. Berdasarkan ha- terjadi bencana, mengungsi ke tempat yang lebih
sil pemetaan yang telah dilakukan menggunakan aman, dan melakukan rekonstruksi rumah agar
metode skoring atau pengharkatan terhadap ka- aman untuk hunian di daerah rawan longsor su-
rakteristik fisik pada masing-masing satuan me- dah 100% dilakukan oleh masyarakat di seluruh
dan, bahwa Kecamatan Banyumanik memiliki tingkat kerawanan.
tingkat kerawanan longsor lahan yang beragam, Adaptasi masyarakat terhadap bencana
mulai dari kerawanan sangat rendah hingga tinggi. longsor lahan aspek sosial yaitu serangkaian ke-
Pesatnya pertumbuhan penduduk kota giatan yang difouskan pada kegiatan sosial untuk
menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan mengantisipasi terjadinya bencana longsor lahan.
untuk hunian hingga tanpa memperhatikan ling- Bentuk adaptasi aspek sosial di daerah rawan ta-
kungan sekitar yang rawan terhadap bencana, hal nah longsor rendah hingga tinggi salah satunya
ini sesuai dengan data Banyumanik dalam angka yaitu gotong-royong, kegiatan tersebut masih
2015, bahwa dari tahun 2010 dengan luas peng- dijumpai di masyarakat kota, gotong-royong di-
gunaan tanah untuk permukiman/pekarangan maknai sebagai proses pencapaian tujuan bersa-
sebesar 927,63 Ha menjadi 1.935,56 Ha pada ma untuk mengurangi risiko bencana longsor la-
tahun 2014. Masyarakat yang memilih untuk han. Adapun tujuan gotong-royong tersebut ialah
tinggal di daerah rawan longsor lahan harus bera- mengajak masyarakat besama-sama mampu me-
daptasi dengan lingkungan sekitarnya agar dapat nyelamatkan korban lain ketika terjadi longsor
belangsung hidupnya. Berdasarkan hasil peneliti- lahan. Gotong-royong meliputi membersihkan
an masyarakat sudah melakukan adaptasi, meli- material longsor lahan, menutup retakan pada
puti adaptasi fisik, ekonomi, dan sosial. tanah agar air hujan tidak masuk kedalam tanah
Adaptasi fisik terhadap longsor lahan yai- sehingga kandungan air didalam tanah tidak je-
tu penyesuaian yang difokuskan pada pemban- nuh, membantu korban bencana.
4
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah secara fisik meliputi pembangunan yang bersifat
(BPBD) maupun pihak yang terkait untuk terus fisik untuk mengurangi risiko terjadinya bencana
memberikan tindakan baik dalam bentuk sosia- longsor lahan. Adaptasi ekonomi yaitu pengera-
lisai maupun pelatihan mitigasi longsor lahan. han sumber daya ekonomi individu maupun ke-
Norma yang berlaku di daerah penelitian salah lompok agar ketika terjadi bencana masyarakat
satunya yaitu dilarang menebang pohon di sekitar masih bisa mencukupi kebutuhannya. Adaptasi
lereng. Makna dari norma tersebut berkaitan den- sosial yaitu penyesuaian yang difokuskan pada
gan adaptasi bencana longsor lahan adalah untuk kegiatan sosial masyarakat.
menjaga kestabilan lereng yang terjal, temuan di
Perumahan PA 4 Kelurahan Pudakpayung jika SARAN
pohon tumbang maka akan dilakuakan penana- Penulis berharap hasil penelitian yang di-
man kembali dengan sumber dana dari gotong- lakukan akan bermanfaat bagi siapa saja yang
royong warga, jenis pohon yang ditanam meli- membutuhkan informasi mengenai persebaran
puti nangka (Artocarpus heterophyllus), sukun daerah rawan longsor lahan. Untuk itu penulis
(Artocarpus communis), dan rambutan (Naphe- memberi saran kepada 1). Para pengembang atau
lium Lappaceum L). developer dalam melakukan suatu pembangu-
Penduduk yang mendiami di daerah rawan nan harus memperhatikan daerah rawan longsor
longsor lahan khususnya di daerah rawan longsor lahan. 2). Bagi pemerintah harusnya rutin men-
lahan tinggi harus lebih memiliki kapasitas agar gadakan sosialisasi atau penyuluhan mengenai
dapat beradaptasi dengan lingkungannya, men- mitigasi bencana yang baik. 3). Bagi masyarakat
gikuti arahan mitigasi bencana yang diselengga- harus meningkatkan antisipasi untuk menguran-
rakan oleh instansi pemerintah maupun relawan, gi kerugian materi maupun korban jiwa.
antisipasi bencana tidak hanya dilakukan oleh
penduduk yang tinggal di daerah rawan longsor UCAPAN TERIMAKASIH
lahan tinggi, namun pada penduduk yang men- Orang tuaku terimakasih Bapak Lasitam
diami daerah rawan longsor lahan rendah dan se- dan Ibu Turniasih, Adikku Yuniarti Poswantina.
dang. Mengurangi aktivitas yang dapat memicu Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, Ke-
terjadinya longsor lahan, bagi pengembang atau tua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Uni-
developer harus lebih memperhatikan peta kera- versitas Negeri Semarang.
wanan longsor lahan yang akan dibangun sebuah Drs. Heri Tjahjono, M.Si sebagai Pem-
perumahan. bimbing Skripsi I dan Drs. Sriyono, M.Si sebagai
Pembimbing Skripsi II.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- DAFTAR PUSTAKA
bahasan pada bab sebelumnya, maka mengacu BPBD Kota Semarang. Data Kejadian Tanah Longsor
pada tujuan peneliti diperoleh kesimpulan 1). tahun 2013-2016.
Terdapat 30 satuan medan di Kecamatan Ba- Paimin, Sukresno, dan Irfan Budi Pramono 2009.
Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor.
nyumanik. 2). Terdapat empat kelas kerawanan
Balikpapan. Tropenbos International Indone-
longsor lahan yaitu tingkat kerawanan tinggi sia Programme.
memiliki luas 842,13 Ha atau 27,23 %, tingkat RTRW Kota Semarang 2011-2031.
kerawanan sedang 308,66 Ha atau 9,98%, ting- Setiawan, Heru. 2014. Analisis Tingkat Kapasitas
kat kerawanan rendah 1.058,00 Ha atau 34,21%, Dan Strategi Coping Masyarakat Lokal Dalam
dan tingkat kerawanan sangat rendah 883,80 Ha Menghadapi Bencana Longsor-Study Kasus Di
atau 28,58%. 3). Adaptasi masyarakat terhadap Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
bencana longsor lahan di Kecamatan Banyuma- Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehuta-
nik terdapat tiga bentuk yaitu adaptasi fisik, nan Vol. 11 No. 1 Maret 2014, Hal 70-81
adaptasi ekonomi, dan adaptasi sosial. Adaptasi
5
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017
lampiran
6
Otty Damayanti Utami / Geo Image 6 (1) (2017)